• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbub Nomor 19 Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbub Nomor 19 Tahun 2014"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI BIMA

PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 19 TAHUN 2014

TENTANG

PENGGUNAAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkat mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan agar tertib administrasi,akuntabel,efektif dan efisien pengelolaan,pembiayaan dan pemanfaatan dana Program Jaminan Kesehatan Nasional di Kabupaten Bima.

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah.

Mengingat : 1. Undang–Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah - Daerah Tingkat II Dalam Wilayah Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur;

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

(2)

4. Perbendaharaan Negara ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,Tambahan Lembaran Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Nergara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) ;

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3348);

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistim Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang

10. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5256); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 58 Tahun 2005 Nomor 140,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

13. Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 255);

(3)

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tantang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1392);

MENETAPKAN : PERATURAN BUPATI BIMA TENTANG PENGGUNAAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITASI KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan bupati ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Bima.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

3. Bupati adalah Bupati Bima.

4. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/ pengguna barang.

5. Dinas adalah Dinak Kesehatan Kabupaten Bima.

6. Rumah Sakit Umum Daerah yang selanjutnya disingkat RSUD adalah Rumah Sakit Umum Daerah Bima.

7. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Puskesmas adalah Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan.

8. Jaringan Puskesmas adalah meliputi Puskesmas Pembantu (Pustu), Pos Persalinan Desa (Polindes), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes).

9. Jaminan Kesehatan Nasional yang selanjutnya disingkat JKN adalah Program Pelayanan Kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.

10. Badan Pelaksana Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya disingkat BPJS kesehatan adalah badan hukum yang membentuk untuk menyelanggarakan Program Jaminan Kesehatan.

(4)

kesehatan yang diselenggarakan pada Jaringan Puskesmas.

12. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang selanjutnya disingkat (FKTP) adalah Fasilitas Kesehatan yang melakukan pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat non spesialistik untuk keperluan observasi, diagnosis, perawatan, pengobatan, pengobatan dan/ atau pelayanan kesehatan lainnya.

13. Dana Kapitasi adalah besaran pembayaran per-bulan yang dibayar dimuka kepada FKTP berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa mempertimbangkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang dibayarkan oleh Badan Pelaksana Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) cabang Bima ke Rekening masing-masing Bendahara JKN Puskesmas.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2

1. Maksud ditetapkannya peraturan ini adalah menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan bagi setiap masyarakat/ peserta Jaminan Kesehatan Nasional. 2. Tujuan dari peraturan ini adalah sebagai pedoman

dalam pemanfaatan dan atau penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Kabupaten Bima.

BAB III

PEMANFAATAN DANA KAPITASI JKN Pasal 3

1. Dana Kapitasi yang oleh FKTP dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dimanfaatkan seluruhnya untuk :

a. Pembayaran jasa pelayanan kesehatan; dan

b. Dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan. 2. Alokasi untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a untuk, tiap FKTP ditetapkan sekurang-kurangnya 60% (enam puluh persen) dari penerimaan Dana Kapitasi.

(5)

puluh persen) dari penerimaan Dana Kapitas.

4. Besaran alokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan setiap tahun dengan Keputusan Kepala Daerah atas usulan Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten Bima dengan

mempertimbangkan:

a. Kebutuhan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai;

b. Kegiatan operasional pelayanan kesehatan dalam rangka mencapai target kinerja di bidang upaya kesehatan perorangan; dan

c. Besar tunjangan yang telah diterima dari Pemerintah Daerah.

5. Alokasi Dana Kapitasi seperti tersebut pada ayat (2) dan ayat (3) tertuang dalam Dokumen Penggunaan Anggaran pada Program Jaminan Kesehatan Nasional Dinas Kesehatan Kabupaten Bima Tahun Anggaran 2014.

BAB IV

JASA PELAYANAN KESEHATAN Pasal 4

Alokasi Dana Kapitasi untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (2) dimanfaatkan untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan bagi tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan yang melakukan pelayanan pada FKTP.

1. Pemabagian jasa pelayanan kesehatan kepada tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan dengan mempertimbangkan variabel:

a. jenis ketenagaan dan / atau jabatan; dan b. kehadiran.

2. Variabel jenis ketenagaan dan/ atau jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, dinilai sebagai berikut;

a. tenaga medis, diberi nilai 150;

b. tenaga apoteker atau tenaga profesi keperawatan (Ners), diberi nilai 100;

c. tenaga kesehatan setara S1/ D4, diberi nilai 60; d. tenaga non kesehatan minimal setara D3, tenaga

kesehatan setara D3, atau tenaga kesehatan dibawah D3 dengan masa kerja lebih dari 10 tahun, diberi nilai 40;

(6)

f. Tenaga non kesehatan di bawah D3, diberi nilai 15 3. Tenaga sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang

merangkap tugas administratif sebagai Kepala FKTP, Kepala Tata Usaha, atau Bendahara Dana Kapitasi JKN diberi tambahan nilai 30.

4. Variabel kehadiran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dinilai sebagai berikut:

a. hadir setiap hari kerja, diberi nilai poin per hari; dan b. terlambat hadir atau pulang sebelum waktunya yang

diakumulasi sampai dengan 7 (tujuh) jam, dikurangi 1 poin.

5. Ketidakhadiran akibat sakit dan/ atau penugasan ke luar oleh Kepala FKTP dikecualikan dalam penilaian kehadiran sebagaimana dimaksud pada ayat (5).

6. Jumlah jasa pelayanan yang diterima oleh masing-masing tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut:

jumlah nilai yang diperoleh oleh seseorang

--- x jumlah dana jasa pelayanan jumlah nilai seluruh tenaga

Keterangan :

jumlah nilai diperoleh dari nilai variabel jenis ketenagaan dan/ atau jabatan ditambah nilai variabel kehadiran

BAB IV

BIAYA OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN Pasal 5

1. Alokasi Dana Kapitasi untuk dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) dimanfaatkan untuk: a. obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai;

dan

b. kegiatan operasional pelayanan kesehatan lainnya. 2. Pengadaan obat, alat kesehatan, dan bahan medis

(7)

3. Dukungan kegiatan operasional pelayanan kesehatan lainnya sebagaimana dimakasud pada ayat (1) huruf b, meliputi:

a. upaya kesehatan perorangan berupa kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif lainnya; b. operasional untuk puskesmas keliling;

c. bahan cetak atau alat tulis kantor; dan/atau d. administrasi keuangan dan sistem informasi.

4. Penggunaan Dana Kapitasi untuk dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

5. Bendahara dana kapitasi JKN pada puskesmas mencatat dan menyampaikan realisasi pendapatan dan belanja setiap bulannya, keapa Kepala FKTP.

6. Kepala FKTP menyampaikan laporan realisasi pendapatan dan belanja kepada Kepala Dinas Kabupaten Bima dengan melampirkan surat pernyataan tanggung jawab.

BAB V

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 6

Pembinaan dan pengawasan pelakasanaan Peraturan Bupati ini dilakukan oleh Kepala SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Bima dan Kepala FKTP secara berjenjang dan secara fungsional oleh Aparatur Pengawasan Instansi Pemerintah Kabupaten sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VI

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 4

(1). Dengan Ditetapkannya Peraturan Bupati ini, maka ketentuan Pasal 3 ayat (1) angka 1 dan angka 8, Peraturan Bupati Bima Nomor 01.A Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Bima Nomor 19 Tahun 2013 Tentang Penyesuaian Tarif Pelayanan Kesehatan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Pos Kesehatan Desa, Dan Puskesmas Keliling dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.

(8)

jumlah biaya klaim yang dibayarkan oleh BPJS Kesehatan program Jaminan Kesehatan Nasional.

BAB V

KETENTUAN PENUTUP Pasal 7

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bima.

Ditetapkan : di Bima pada tanggal : 1 Juli 2014

BUPATI BIMA,

ttd

H.SYAFRUDIN H.M.NUR

Diundangkan di : Bima pada tanggal : 1 Juli 2014 SEKRETARIS DAERAH,

ttd

Drs. H. M. TAUFIK HAK Pembina Utama Muda(IV/c)

Nip. 1963 1231 198702 1 049

Referensi

Dokumen terkait

(2) Menteri Keuangan menetapkan alokasi dana pengeluaran Bendahara Umum Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan Keputusan Presiden sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13

(2) Menteri Keuangan menetapkan alokasi dana pengeluaran Bendahara Umum Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan Keputusan Presiden sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13

(1) KabupatenjKota penerima Dana Bagi HasiI Cukai Hasil Tembakau membuat laporan alokasi penggunaan dana atas pelaksanaaan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam

Alokasi untuk pembayaran dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan ditetapkan sebesar selisih dari besar Dana Kapitasi dikurangi dengan besar alokasi untuk

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2014 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan

Dari masalah tersebut dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan dana kapitasi dalam alokasi pembayaran dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan di Klinik

Dalam hal sisa Dana Kapitasi sebagaimana dimaksud berasal dari dana jasa pelayanan kesehatan maka pemanfaatannya hanya dapat digunakan. untuk

Dalam hal sisa Dana Kapitasi sebagaimana dimaksud berasal dari dana jasa pelayanan kesehatan maka pemanfaatannya hanya dapat digunakan. untuk