IMAJINASI
SOSIOLOGIS
C. WRIGHT MILLS
Imajinasi Sosiologis merupakan
kemampuan epistemis yang
memungkinkan orang memahami
khasanah kesejarahan yang luas dan
ekspresi eksternal berbagai kehidupan
individu.
Imajinasi Sosiologis memungkinkan orang
memahami pengalaman individual dalam
kaitannya dengan struktur dan relasi
PENGERTIAN
Imajinasi sosiologis dapat dipahami
sebagai kemampuan untuk
mentransformasikan perkara atau
soal-soal yang semula ‘polos’
…
Untuk menghindari aspek
penyederhanaan dalam definisi yang
kurang menjelaskan; dan juga berharap
mereka yang mempelajari ilmu ini tidak
sekedar menghafalkannya, ilmu
LANGKAH 1: DESKRIPSI
Siswa harus mendeskripsikan objek dengan
sederhana
Misal: Bonekmania merupakan suporter sepakbola
Bertanya kepada siswa untuk mempelajari objek
tersebut secara lebih dekat/detail, dan menjawab
pertanyaan berikut:
Objek apa yang dipilih untuk dipelajari?
Bagaimana kamu mendeskripsikannya dengan
detail/rinci?
LANGKAH 2: ANALISIS
LOKAL
Setiap siswa mengidentifikasi objek yang berhubungan
dengan konteks realitas kehidupan sosialnya.
Pada akhir langkah ini memunculkan beberapa
pertanyaan, antara lain:
Bagaimana objek (Bonekmania) tersebut terbentuk? Dalam konteks apa ia dapat bertahan/eksis?
Mengapa kelompok tersebut muncul dan bagaimana caranya?
Apakah kelompok tersebut mempengaruhi kehidupan sosial Anda? Jika ya, bagaimana pengaruh kelompok tersebut dalam kehidupan
Anda?
TANGGAPAN:
“Suporter sepakbola yang sering membuat gaduh”.
“Anggotanya sangat loyal dan solid”.
“Saya tidak dapat bergabung karena saya berasal
dari Bandung”.
Jika dalam proses pembelajaran di kelas komentar-komentar tersebut muncul, jelas bahwa siswa mulai menggunakan
imajinasi sosiologi yang dimilikinya.
Siswa juga mendengar tanggapan dari teman sekelas mereka dan dapat memahami bahwa tidak semua orang memiliki pengalaman yang sama.
LANGKAH 3: ANALISIS
GLOBAL
Didasarkan pada perkembangan kemampuan
berpikir kritis dengan meminta siswa untuk
mempertimbangkan perspektif individu dari
budaya lain
Pada langkah ini, siswa diarahkan untuk
mengajukan pertanyaan seperti:
Apakah objek yang dipilih tadi (Bonekmania) eksis di
negara lain?
Jika iya, dalam bentuk apa saja?
Apakah diubah dalam bentuk/cara lain ketika digunakan di
tempat lain?
Siswa diajak untuk menyadari bahwa banyak orang di
TANGGAPAN:
“Ketika bertemu dengan Bonekmania di kereta api mereka bernyanyi dengan membawa gendang dan aqua botol,
namun tidak mengganggu”.
“Anggota Bonekmania semua berasal dari Jawa Timur yang terkenal memiliki darah panas”.
Memperkuat pentingnya biografi pribadi
masing-masing individu dan
memungkinkan siswa untuk
LANGKAH 4: ANALISIS
HISTORIS
Menganalisis aspek historis dari objek yang
dibahas.
Siswa dapat dibimbing pada pertanyaan:
Mengapa objek tersebut terus berkembang? Apakah objek tersebut mengalami perubahan?
Aspek apa saja dalam kehidupan sosial yang berubah karena
keberadaan objek tersebut?
Apakah dalam beberapa tahun ke depan objek tersebut dapat terus
eksis? Jika ya, mengapa?
Menuntut siswa untuk berpikir lebih serius dan kritis
TANGGAPAN:
“Bonekmania merupakan kelompok supporter sepakbola yang sudah berdiri sejak tahun 1927 ternyata juga mampu berbicara politis seperti banyak diliput media massa”.
“Jika dulu banyak anggota bonekmania yang hanya mabuk dan tawuran, sekarang sudah banyak anggota bonekmania yang membuat berbagai macam merchandise bonekmania berupa kaos, topi, sticker, dan lain sebagainya untuk dijual”.
Tanggapan/respon yang diberikan menunjukkan bahwa siswa mulai menyadari makna dari objek yang dibahas tidaklah
statis, melainkan selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
Para siswa menemukan bias pribadi mereka tentang objek yang dibahas dalam konteks sosial-historis sehingga