DOKUMEN AMDAL DOKUMEN AMDAL
PEMBANGUNAN HOTEL THE WOLTER PEMBANGUNAN HOTEL THE WOLTER
Disusun oleh : Disusun oleh : Gabriella Geraldita Gabriella Geraldita B120141002 B120141002
PROGRAM STUDI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISTEN SURAKARTA
UNIVERSITAS KRISTEN SURAKARTA
2017
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pariwisata merupakan industri yang penting dari segi nasional maupun global dan merupakan salah satu sumber dana pembangunan ekonomi baik tingkat nasional maupun daerah karena menghasilkan pajak dan devisa, dengan ekonomi yang makin stabil dan mulai menunjukkan pertumbuhan, serta meningkatnya pendidikan masyarakat, makin banyak pula penduduk indonesia yang sadar akan pentingnya pariwisata sehingga
membutuhkan pelayanan dari berbagai sektor yang memadai.
Kota Surakarta merupakan satu tujuan wisata di Jawa Tengah. Hal ini mengingat provinsi Jawa Tengah mempunyai banyak aset budaya dan ekologi yang khas sehingga mempunyai keuntungan, dengan demikian pemerintah provinsi Jawa Tengah maupun kota secara sungguh-sungguh menggarap dan mengembangkan pariwisata di daerah Surakarta dengan berbagai upaya peningkatan baik sarana dan prasarana serta infrastruktur. Pengembangan dalam bidang pariwisata perlu dukungan ataupun kerjasama dengan pihak swasta atau pengusaha yang bergerak di bidang jasa, seperti dengan membangun hotel-hotel.
Mengingat hal tersebut, serta banyaknya permintaan masyarakat khususnya para wisatawan, di mana mereka sudah pasti memerlukan tempat tinggal dan hal tersebut juga merupakan sumber pertumbuhan dan perkembangan perekonomian masyarakat terutama di daerah Surakarta.
Rencana pembangunan hotel dengan konsep pengelolaan hotel direncanakan akan dibangun di lokasi dekat dengan dengan stasiun Solo Balapan dengan luas tanah 15.000 m2, luas bangunan 7.000 m2. Adapun rencana dan konsep hotel yang akan dibangun adalah kawasan hotel yang memadai dan representatif dengan jumlah kamar sekitar 100 kamar. Mengingat lokasi hotel yang dekat dengan tempat pemukiman penduduk, maka rencana kegiatan tersebut wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Hal ini berkaitan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang lingkungan Bab 3 pasal 13 dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pasal 22 dan pasal 23, serta Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang jenis rencana usaha atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL).
B. Tujuan
Tujuan rencana pembangunan hotel THE WOLTER diuraikan sebagai berikut:
a. Menyediakan tempat hunian bagi para wisatawan atau pelaku perjalanan yang berkepentingan dengan Kota Surakarta.
b. Meningkatkan pelayanan pariwisata di wilayah Kota Surakarta
c. Memberi peluang kerja bagi masyarakat di Kota Surakarta dan sekitarnya.
C. Peraturan Perundang-undangan
Perundangan yang terkait dengan penyusunan dokumen AMDAL rencana pembangunan hotel THE WOLTER adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007, tentang penataan ruang (terkait dengan lokasai rencana kegiatan dengan tata ruang sebagai persyaratan dalam penyusunan dokumen AMDAL di Surakarta).
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009, tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (terkait dengan kegiatan pemrakarsa untuk menjaga kelestarian lingkungan dan melaksanakan upaya pengelolaan).
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, tentang kesehatan (terkait dengan pengelolaan bagi tenaga kerja dan masyarakat di sekitar lokasi kegiatan).
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1997, tentang pendaftaran tanah (terkait dengan kepemilikan lahan oleh pemrakarsa dan pengurusan ijin kegiatan pembangunan (IMB).
5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999, tentang pengendalian pencemaran udara (terkait dengan pengaturan dan pengendalian pencemaran udara yang mungkin ditimbulkan oleh rencana kegiatan).
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2000, tentang pengelolaan bahan beracun dan berbahaya (terkait dengan pengelolaan limbah B3 pada tahap
operasi hotel kasongan).
7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2000, tentang izin lingkungan (sebagai pedoman dalam penyusunan AMDAL).
8. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2006, tentang pedoman penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (sebagai pedoman untuk acuan dalam penyusunan AMDAL).
D. Kegiatan Menimbulkan Dampak
Dampak besar dan penting pada pembangunan hotel THE WOLTER adalah sebagai berikut
1. Pra konstruksi
a. Perencanaan dan sosialisasi, tentang anggapan masyarakat mengenai pembangunan Hotel THE WOLTER.
b. Lahan, tentang anggapan masyarakat mengenai relokasi ganti rugi rumah penduduk.
2. Konstruksi
Mobilitas tenaga kerja, peralatan dan material, tentang tenaga kerja dan penurunan kualitas hidup lingkungan sekitar, berupa pencemaran udara maupun air.
3. Operasi
BAB II
RENCANA KEGIATAN
A. Premrakarsa Kegiatan 1. Identitas pemrakarsa
Pemrakarsa kegiatan studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) pembangunan Hotel THE WOLTER berlokasi di Monginsidi adalah sebagai berikut
Nama : Ir. Pramudha Prasta Kurniawan Jabatan : Direktur PT. Pramtas
Alamat : Jl. Jendral Soedirman 71 Solo 2. Penyusun ANDAL
Nama : Gabriella Geraldita, M.T Alamat : Jl. Juanda 215 Solo
Telp./Fax. : 0271-667987
e-mail : gabriellagrldt@gmail.com 3. Tim pelaksana studi AMDAL
Tim pelaksana studi AMDAL pembangunan pembangunan Hotel THE WOLTER berlokasi di Monginsidi Surakarta adalah sebagai berikut
Ketua tim : Mustika Nugraheni Siwi
Sekretaris : Merlintry Baci Yulinda Tlonaen Bendahara : Yohana Karlina Candra
Kepala sub bagian pengelolaan lingkungan : David Trio Christmas
B. Uraian Rencana Kegiatan
1. Lokasi dan batas-batas lahan rencana kegiatan
Lokasi rencana kegiatan pembangunan Hotel THE WOLTER berlokasi di Monginsidi berjarak +6 kilo meter dari pusat kota Surakarta dan +2 kilo meter dari stasiun Solo Balapan
2. Batas Lahan
Rencana kegiatan pembangunan Hotel THE WOLTER , yaitu terletak di kecamatan Banjarsari yang berdekatan dengan Stasiun Solo Balapan. Letak geografis yang berdekatan dengan perumahan.
3. Tata letak rencana kegiatan
Kegiatan pembangunan Hotel THE WOLTER yang berlokasi di Monginsidi Surakarta tidak melanggar ketentuan dalam rencana tata ruang wilayah kota Surakarta. Hal ini sesuai dengan perda kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2012 tentang penataan ruang. Rencana usaha dan kegiatan di paparkan sebagai berikut
Bangunan hotel THE WOLTER direncanakan menempati lahan seluas 15.000 m2 dengan ketentuan koefisien dasar bangunan sebesar 50 % dari luas total. Lokasi rencana kegiatan berbatasan dengan.
Sebelah utara : Jalan Wolter Monginsidi Sebelah Barat : Jalan D.I. Panjaitan Sebelah selatan : Pemukimam penduduk. Sebelah timur : Pemukiman penduduk. 4. Tahap pelaksanaan rencana kegiatan
1. Tahap Pra-Konstruksi
Pada tahap pra-konstruksi akan dilakukan kegiatan sosialisasi, yang bertujuan untuk memberikan/menjelaskan kepada masyarakat yang berada di sekitar lokasi. Sosialisasi yang akan dilaksanakan ini merupakan sosialisasi proyek atau sosialisasi rencana kegiatan pembangunan, serta konsultasi publik yang dilaksanakan sebagai implementasi peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai keterlibatan masyarakat dan keterbukaan informasi dalam proses AMDAL. Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan oleh pemrakarsa kepada masyarakat sekitar yang merupakan masyarakat terkena dampak. Selain itu media informasi yang dimuat di harian lokal, pembuatan papan pengumuman tentang pelaksanaan kegiatan pembangunan yang di pasang di lokasi proyek. Beragam informasi yang diberikan dalam kegiatan sosialisasi meliputi informasi tentang batas-batas kepemilikan lahan, bentuk dan jenis bangunan, jumlah kaveling yang dijual, persyaratan pemilikan, jadwal rencana pelaksanaan pembangunan serta informasi lain yang sifatnya terbuka.
2. Tahap Konstruksi
1. Kegiatan pembangunan hotel THE WOLTER memerlukan tenaga kerja konstruksi dengan berbagai keahlian. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan sesuai dengan jenis keahlian diperkirakan sebanyak 200 orang pekerja. 2. Aktivitas basecamp
Basecamp/barak kerja digunakan untuk mobilitas kegiatan pelaksanaan proyek dan sebagai tempat tinggal sementara pekerja yang berasal dari luar daerah. Barak kerja selain berupa bangunan, juga ada kemungkinan pekerja dari luar daerah yang menginap di basecamp. Barak kerja untuk keperluan konstruksi pembangunan hotel THE WOLTER berada pada lokasi tapak proyek. Barak kerja juga dilengkapi dengan bengkel kerja untuk perbaikan peralatan yang rusak dan sebagai tempat penyimpanan peralatan maupun material konstruksi.
3. Mobilisasi peralatan berat dan material
Kegiatan pembangunan hotel meliputi kegiatan pekerjaan pembersihan lahan, penggalian dan penimbunan, pembangunan konstruksi fondasi serta gedung, memerlukan alat-alat berat.
3. Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan konstruksi mencakup pekerjaan galian dan timbunan tanah, pengerasan pekarangan, pengangkutan bahan-bahan material dan alat-alat proyek.
1. Penyiapan tanah dasar ( pembersihan dan pengupasan tanah ) 2. Galian dan timbunan tanah
3. Lapisan perkesaran halaman/perkarangan/lokasi parkir serta jalan lingkungan
4. Pembuatan pengolahan air
5. Pengangkutan bahan-bahan material dan peralatan proyek 6. Bangunan bawah (galian pondasi dan tiang pancang) 7. Bangunan atas (konstruksi fisik)
4. Tahap operasi
1. Pengoperasian hotel
a. Kegiatan lalu lintas pengunjung dan penghuni hotel, khususnya pengguna kendaraan sepeda motor dan mobil.
b. Aktivitas penghuni hotel contoh : laundry hotel , restoran hotel c. Pengelolaan sampah domestik
d. Pemanfaatan sumberdaya listrik cadangan (genset)
Pemanfaatan hotel serta aktivitasnya memerlukan tambahan energi listrik di luar energi listrik yang dipasok dari PLN dengan kapasitas daya sebesar 300 KVA. Candangan listrik sebagai cadangan apabila pasokan dari PLN tidak mencukupi pada penggunaan puncak maupun terhentinya pasokan listrik, maka diandaikan dengan mengoperasikan genset kapasitas daya sebesar 4.600 KVA.
e. Pemanfaatan sumber daya air tanah
Pengoperasian hotel, hidran kebakaran, perawatan lahan, memerlukan sumber air baku yang diambil dari PDAM serta cadangan air baku yang diambilkan dari sumur .
f. Kegiatan pemeliharaan hotel
Kegiatan pemeliharaan bangunan hotel pada tahap operasi meliputi berbagai jenis aktivitas, yaitu kegiatan perawatan taman, jalan di dalam kawasan, sarana sanitasi lingkungan khususnya IPAL, fasilitas pemadam kebakaran, serta perawatan bangunan.
BAB III
RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
Penjelasan mengenai rona lingkungan hidup di wilayah studi rencana usaha atau kegiatan pembangunan usaha hotel yang diungkapkan secara mendalam mengenai komponen-komponen lingkungan yang berpotensi terkena dampak penting usaha atau kegiatan.
Dipaparkan kondisi kualitatif dan kuantitatif dari berbagai sumber daya alam yang ada di wilayah studi rencana usaha atau kegiatan pembangunan usaha hotel. Penyajian berupa peta atau tabel dengan skala yang memadai dan bila perlu dilengkapi gambar grafik atau foto.
A. Komponen fisik-kimia
1. Komponen iklim yang perlu diketahui antara lain seperti tipe iklim, suhu maksimum/minimum, kelembaban curah hujan , keadaan angin (arah dan kecepatan)
2. Kualitas udara dan kebisingan yaitu mencakup parameter kualitas udara ambient, debu dan kebisingan yang ditimbulkan. Polusi udara yang dimaksudkan tersebut berasal dari semen, alat bangunan, mesin-mesin bangunan, dan transportasi pengangkutan alat dan material bangunan.
3. Fisiologi yang meliputi kondisi lahan awal, bentuk lahan, sifat lahan, dan komponen-komponen yang ada di lahan.
4. Data periodik bencana (siklus tahunan, dsb) seperti angin ribut, banjir tahunan, banjir bandang
5. Sumber kebisingan dan getaran , tingkat kebisingan dan periode kejadiannya B. Fisiografi
1. Topografi bentuk lahan, ketinggian struktur geologi dan jenis tanah
2. Keunikan, keistimewaan dan kerawanan bentuk lahan dan batuan secara geologis
C. Hidrologi
1. Karakteristik fisik sungai dan pola aliran drainase 2. Rata-rata debit dekade bulanan, tahunan
3. Kondisi fisik daerah resapan air permukaan dan air tanah
5. Kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi air yang mengacu pada baku mutu dan parameter kualitas air yang terkait dengan limbah yang akan keluar.
D. Sosial Ekonomi Budaya
1. Kepadatan dan sebaran penduduk 2. Angkatan kerja produktif
3. Kesempatan kerja dan berusaha 4. Tingkat pendapatan penduduk
5. Adat istiadat dan pola kebiasaan yang berlaku
6. Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha atau kegiatan
7. Insidensi atau prevalensi penyakit yang terkait dengan rencana usaha atau kegiatan
8. Sanitasi lingkungan
BAB IV
RUANG LINGKUP STUDI
A. Studi
Proses penyelesaian analisis mengenai dampak lingkungan pada studi ini mengacu pada peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun 2006 tentang pedoman penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, diwali dari proses pelingkupan, penyusunan metode studi, penentuan besaran dan sifat penting dampak, evaluasi dampak penting dan rekomendasi saran tindak lanjut untuk mengambil keputusan, perencanaan dan pengelolaan lingkungan hidup berupa alternatif rencana kegiatan, rencana pengelolaan lingkungan hidup berupa alternatif rencana kegiataan, rencana pengelolaan lingkungan hidup (RKL) dan rencana pemantauan lingkungan hidup
(RPL).
Metode pengumpulan dan analisis komponen lingkungan yang diperkirakan terkena dampak dari aktivitas pada tahap pra-konstruksi, konstruksi dan operasi pembangunan hotel didasarkan pada hasil pelingkupan terhadap dampak penting
hipotetik, batas wilayah studi dan batas waktu kajian.
1. Metoda Pengumpulan dan Analisis Data
a. Jenis data yang dikumpulkan baik data primer maupun sekunder harus bersifat sahih dan dapat dipercaya yang diperoleh melalui metoda atau alat
yang bersifat sahih
b. Pengumpulan data untuk demografi, sosial ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat, sejauh mungkin menggunakan kombinasi tiga metoda ( triangulasi, studi pustaka, survey data sekunder, pengamatan/pemeriksaan) agar diperoleh data yang tingkat kepercayaannya tinggi.
2. Metode prakiraan besaran dampak
Sesuai dengan metode prakiraan dampak besar dan penting yang dipakai, maka untuk dasar mengetahui besarnya dampak penting hipotesis, digunakan metode formal dan non formal prakiraan dampak kegiatan terhadap kualitas lingkungan untuk komponen-komponen yang di dalamnya terdapat nilai numerik (angka) seperti fisik-kimia, menggunakan rumus empiris/matematis dan berpedoman pada baku mutu lingkungan. Metode untuk memperkirakan
besarnya dampak untuk berbagai komponen lingkungan dapat diuraikan sebagai berikut, Komponen fisik-kimia berupa kualitas udara:
Prakiraan besaran dampak penurunan kualitas udara dibedakan menjadi dua sumber dampak, yaitu bangkitan lalu lintas angkutan material dan pekerjaan tanah yang melibatkan peralatan berat, partikel debu akibat pekerjaan tanah, kualitas udara dapat mengalami perubahan pada kegiatan konstruksi terutama akibat emisi gas buang dari peralatan berat seperti truck, ezcavator, backhoe dan lain-lain, serta debu dan material konstruksi. Timbulan polutan akibat emisi gas buang dan alat-alat berat dihitung berdasarkan rumus berikut:
C = Qs/uz Keterangan
C : konsentrasi ambien (ug/m3)
Q : laju emisi persatuan luas (ug/det/m3) S : panjang daerah tinjauan (m)
U : kecepatan angin
Z : tinggi pencampuran (m)
Laju emisi per satuan luas (Q) yang dihitung berdasarkan jumlah alat-alat berat yang digunakan serta konsumsi bahan bakar adalah sebagai berikut
TSP = 0,3330 µg/det/m3 NOx = 1,512 µg/det/m3
BAB V
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
Klasifikasi dampak penting adalah bertujuan untuk mempertajam arah kajian ANDAL, sehingga pemilihan strategi kajian dan metodologi bisa lebih tajam. Klasisifikasi dampak penting hipotetik diklasifikasikan berdasarkan tema-tema dan disusun berdasarkan skala prioritas dampak yang harus dikaji dan dikelola yang diuraikan sebagai berikut:
B. Pihak Terkena Dampak
Pihak yang terkena dampak adalah - Masyarakat sekitar
- Pengguna lalu lintas di kawasan Jalan Monginsidi dan Jalan D.I. Panjaitan - Penduduk di kawasan tersebut
C. Prakiraan Dampak Penting 1. Tahap Pra-Konstruksi
a. Keresahan sosial issue negatif / spekulasi tanah b. Ketidakpuasan penduduk atas besarnya ganti rugi
c. Hilangnya mata pencaharian penduduk d. Kecemburuan sosial
2. Tahap Konstruksi
1. Keresahan dan kecemburuan sosial serta konflik dengan adat istiadat kebiasaan setempat , meningkatnya tingkat migrasi penduduk
2. Meningkatnya pencemaran udara (debu) dan kebisingan, timbulnya genangan air dan pencemaran air
3. Timbulnya kerusakan pada pra-sarana umum , meningkatnya pencemaran udara (debu) dan kebisingan
3. Tahap Pelaksanaan
1. Penyiapan tanah dasar ( pembersihan dan pengupasan tanah ) a. Hilangnya vegetasi dan penutup lahan semula
b. Rusak / terganggunya fasilitas umum (jaringan telepon, PLN, dsb) c. Meningkatnya debu dan kebisingan
d. Kemacetan di sekitar daerah proyek 2. Galian dan timbunan tanah
a. Terganggunya aliran air permukaan , pencemaran kualitas air permukaan dan terganggunya / terpotongnya aliran air tanah
b. Kemacetan di sekitar daerah proyek
3. Lapisan perkerasan halaman/perkarangan/lokasi parkir serta jalan lingkungan a. Meningkatnya pencemaran udara (debu) dan kebisingan
b. Berkurangnya wilayah resapan air 4. Pembuatan pengolahan air
a. Perubahan fungsi lahan sebagai penampungan limbah cair b. Pencemaran air
c. Timbulnya bau kurang sedap
5. Pengangkutan bahan-bahan material dan peralatan proyek a. Meningkatnya debu dan kebisingan
b. Timbulnya kerusakan pada pra-sarana umum c. Timbulnya kemacetan lalu lintas
6. Bangunan bawah (galian pondasi dan tiang pancang)
a. Timbulnya kebisingan dan getaran karena pemasangan tiang pancang b. Berkurangnya debit air sumur penduduk akibat pembuatan sumur dalam 7. Bangunan atas (konstruksi fisik)
a. Meningkatnya pencemaran udara (debu) dan kebisingan b. Keamanan pekerja dan masyarakat sekitar
4. Tahap Operasi
Pada tahap operasional hotel, beberapa kegiatan dan dampak negatif yang ditimbulkan antara lain :
1. Kegiatan lalu-lalang kendaraan di lokasi parkir dapat menyebabkan kemacetan lalu lintas
2. Kegiatan / tingkah laku wisatawan dapat mempengaruhi sosial budaya masyarakat sekitar
3. Pengeluaran limbah cair dan padat hotel berdampak pada pencemaran air tanah, dan bau
4. Pengadaan air bersih yang diperlukan hotel berdampak pada terjadinya longsor di bawah tanah dan kurangnya air sumur dalam milik penduduk
5. Kegiatan laundry hotel berdampak pada pencemaran air karena zat kimia, mematikan binatang di sungai
6. Operasi dari mesin diesel berdampak pada kebisingan , pencemaran udara , limbah gas dan oli
BAB VI
EVALUASI DAMPAK PENTING
Evaluasi dampak penting dimaksudkan sebagai upaya untuk mengevaluasi arah dan kecenderungan semua perubahan kualitas lingkungan yang akan terjadi dalam ruang dari waktu tertentu secara holistik dan kautatif sebagai akibat aktivitas dari rencana kegiatan. Hasil perkiraan dampak penting yang akan terjadi terhadap komponen/sub komponen dari parameter lingkungan sebagai akibat kegiatan proyek ini akan dievaluasi dengan berpedoman pada peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2006
tentang pedoman penyusunan AMDAL. Evaluasi dampak penting akibat pembangunan hotel merupakan telaahan secara total (holistik) terhadap beragam dampak penting lingkungan. Beragam dampak penting tersebut ditelaah sebagai suatu kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi, dengan didasarkan pada prakiraan dampak yang dapat timbul dalam lingkup ruang dan waktu yang telah ditetapkan.