• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Sequencing Dan Scheduling

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Sequencing Dan Scheduling"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

SEQUENCING DAN SCHEDULING SEQUENCING DAN SCHEDULING Zulfajri Program Studi Teknik Industri Zulfajri Program Studi Teknik Industri

Universitas Muhammadiyah Riau Universitas Muhammadiyah Riau

Abstrak Abstrak

Saat ini industri banyak menemui permasalahan yang sangat kompleks. Untuk menyelesaiakan Saat ini industri banyak menemui permasalahan yang sangat kompleks. Untuk menyelesaiakan permasalahan tersebut, maka pendekatan sistem diperlukan. Melihat hal tersebut, maka tulisan ini akan permasalahan tersebut, maka pendekatan sistem diperlukan. Melihat hal tersebut, maka tulisan ini akan mencoba menggambarkan cara penyelesaian minimasi waktu produksi melalui

mencoba menggambarkan cara penyelesaian minimasi waktu produksi melalui sequencing dansequencing dan scheduling scheduling.. DEFINISI DEFINISI SEQUENCING SEQUENCING 

 Atau disebut dengan Teknik UrutanAtau disebut dengan Teknik Urutan 

 Permasalahan pengurutan adalah menentukan order atau urutan operasi, Permasalahan pengurutan adalah menentukan order atau urutan operasi, proses atauproses atau

pembuatan suatu kumpulan produk melalui satu

pembuatan suatu kumpulan produk melalui satu atau beberapa fasilitas (mesin/orang)atau beberapa fasilitas (mesin/orang) secara optimum

secara optimum

 Untuk kasus produksi yag melalui beberapa fasilitas Untuk kasus produksi yag melalui beberapa fasilitas (mesin/orang), maka permasalah(mesin/orang), maka permasalahanan

pengurutan ini dibatasi jika produk dibuat melalui

pengurutan ini dibatasi jika produk dibuat melalui tahapan yang sama serta bersifattahapan yang sama serta bersifat b

batchatch SCHEDULING SCHEDULING

 Makespan (penjadwalanMakespan (penjadwalan) satu p) satu prosesor selalu konstan rosesor selalu konstan besarnyabesarnya 

 WWalaupun penjadwalan satu prosesor tidak akan alaupun penjadwalan satu prosesor tidak akan berpengaruberpengaruh terhadap besarnyah terhadap besarnya

makespan, tetapi pengurutan pekerjaan akan sangat

makespan, tetapi pengurutan pekerjaan akan sangat berpengaruberpengaruh pada waktu h pada waktu alir rata-alir rata-rata (

rata (mmean flow ti ean flow ti mmee), kelambatan rata-rata (), kelambatan rata-rata (mmean latenessean lateness) atau ukuran kelambatan) atau ukuran kelambatan rata-rata (

rata-rata (mmean tardiness))ean tardiness

ATURA

ATURAN-N-ATURAATURAN PENJN PENJAADWDWALAALAN JOB SHOP SN JOB SHOP SATUATU PPRROSESOOSESORR

1

1.. Aturan SPT (Aturan SPT (WWaktu Pemrosesan Terkecil)aktu Pemrosesan Terkecil)

2.

2. Aturan Bobot SPT (Aturan Bobot SPT (SShortest Processing Ti hortest Processing Ti mmee)) 3.

3. AturanAturan E E arliest Due Datearliest Due Date(EDD)(EDD) 4.

4. Aturan Algoritma HodgsonAturan Algoritma Hodgson 5.

(2)

ATURAN SHORT PROCESSING TIME (SPT)

 Pada saat menjadwalkan suatu kumpulan pekerjaan di sebuah prosesormaka dengan

aturan SPT pekerjaan diurutkan mulai dari waktu pemrosesan ( processing ti me) terkecil sampai dengan waktu pemrosesan yang terbesar

 Aturan SPT ini berguna untuk meminimasi waktu alir rata-rata (mean flow ti me) dan

meinimasi kelambatan rata-rata (mean lateness) pada sebuah prosesor tunggal yang harus mengerjakan sekumpulan pekerjaan

FUNGSI ATURAN SPT AKAN MEMINIMASI

 Kelambatan rata-rata (mean lateness) sehingga mengakibatkan minimasi waktu

menunggu rata-rata (mean waiting ti me)

 Rata-rata jumlah pekerjaan yang menunggu dalam antrian (mean task waiting in the

queue)

 Persediaan barang setmegah jadi (in- process inventory )

.

 Suatu hal yang harus diperhatikan adalah urutan

 Jika pekerjaan cenderung muncul terus-menerus, aturan SPT akan cenderung

menghindari pekerjaan dengan waktu pemrosesan yang lama/panjang

 Aturan ini akan lebih mementingkan pekerjaan-pekerjaan dengan waktu yang lebih

singkat, walaupun pekerjan tersebut muncul belakangan

 Karenanya, aturan SPT akan menyebabkan waktu alir rata-rata (mean flow ti me) yang

lebih panjang untuk pekerjaan dengan waktu pemrosesan yang panjang

 Pekerjaan yang telah menunggu lama, harus dijadwalkan segera se belum muncul lagi

pekerjaan dengan wkatu yang lebih pendek

 Atau menganggap sekumpulan pekerjaan sebagai satu kelompok dan menjalankan

pekerjaan-pekerjaan tersebut sebelum pekerjaan-pekerjaan baru muncul yang akan dikelompokkan ke dalam kelompok berikutnya

ATURAN BOBOT SPT

 Suatu variasi dari aturan SPT adalah aturan penjadwalan dengan menggunakan bobot  Aturan ini digunakan jika tingkat kepentingan dan prioritas tiap pekerjaan bervariasi

(3)

 Semakin besar bobotnya, maka semakin besar pula prioritasnya

 Dengan membagi waktu pemrosesan ( processing ti me) dengan bobotnya, terdapat

kecenderungan pergeseran pekerjaan yang lebih penting akan dijadwalkan terlebih dahulu

ATURAN EARLIEST DUE DATE

 Aturan ini megurutkan pekerjaan berdasarkan batas waktu (due date) tercepat  Pekerjaan dengan saat jatuh tempo paling awal harus dijadwalkan terlebih dahulu

daripada pekerjaan dengan saat jatuh tempo belakangan

TUJUAN ATURAN EDD

 Meminimasi kelambatan maksimum (maxi mum latness)

 Meminimasi ukuran kelambatan maksimum (maxi mum tardiness) suatu pekerjaan

KEKURANG ATURAN EDD

 Aturan ini akan menyebabkan jumlah pekerjaan yang terlambat akan menjadi besar,

serta akan menambah ukuran kelambatan rata-rata (mean tardiness) ATURAN ALGORITMA HODGSON

 Misalkan penalti atas pekerjaan-pekerjaan yang terlambat sama untuk seluruh

pekerjaan, dan tidak tergantung pada seberapa lama tingkat keterlambatannya

 Aturan EDD akan memberikan hasil yang terbaik, jika dan hanya jika terdapat hanya satu

atau nol pekerjaan yang terlambat

 Jika terdapat lebih dari satu pekerjaan terlambat, algoritma heuristik yang

dikembangkan oleh Hodgson akan memberikan hasil yang lebih baik

 Algoritma Hodgson adalah sebagai berikut :

STUDI KASUS STEP1

(4)

 Susun seluruh pekerjaan dengan menggunakan aturan EDD

 Jika hanya nol atau satu pekerjaan yang terlambat (memiliki ukuran kelambatan yang

positif), maka stop

 Selain itu lanjut step 2

STEP 2

 Mulailah dari awal urutan yang dihasilkan aturan EDD dan lihatlah jadwal tersebut

sampai akhir

 Tandai pekerjaan pertama yang terlambat

 Jika tidak ada pekerjaan berikutnya yang terlambat, lanjut ke s tep 4.  Lainnya ke step 3

STEP 3

 Misalnya pekerjaan yang terlambat tersebut berada di posisi ke-I dalam urutan

penjadwalan yang dihasilkan

 Periksa pekerjaan-pekerjaan lainnya yang tidak terlambat dan berada di posisi sebelum

posisi ke-I

 Tandai pekerjaan dengan wkatu pemrosesan terbesar

 Pindahkan pekerjaan itu, dan ulangi lagi perhitungan waktu penyelesaian seluruh

pekerjaan setelah pemindahan

 Kembali ke step 2

STEP 4

 Letakkan semua pekerjaan yang dipindahkan tadi dalam urutannya semula di akhir

penjadwalan

ATURAN ALGORITMAWILKERSON IRWIN

 Tujuan yang paling sukar untuk dipenuhi adalah minimasi kelam batan rata-rata  Hal ini terjadi jika penalti atas kelambatan suatu pekerjaan sama besarnya dan

(5)

 Tidak ada metode yang mudah untuk menyelesaikan masalah i ni

Dalam situasi khusus, terdapat aturan sebagai berikut :

1. JIka terdapat hanya1atau nol pekerjaan yang terlambat, maka aturan EDD akan

meminmasi ukuran kelambatan rata-rata (mean tardiness)

2. Jika seluruh pekerjaan memiliki batas waktu (due date) yang sama, atau jika aturan SPT

menghasilkan seluruh pekerjaan terlambat, maka aturan SPT akan meminimasi ukuran kelambatan rata-rata (mean tardiness)

3. Aturan minimasi kelonggaran (slack ti me) juga memiliki kecenderungan untuk

meminimasi ukuran kelambatan rata-rata, tetapi tidak dapat diterapkan untuk seluruh kasus

4. Oleh sebab itu, AlgoritmaWilkerson Irwin mengemukakan satu algoritma heuristik yang

dapat meminimasi ukuran kelambatan rata-rata 5. Algoritmanya adalah sebagai berikut :

STEP1

 Susun urutan pekerjaan berdasarkan aturan EDD  Bandingkan 2 pekerjaan pertama di daftar berikut  Sebut 2 pekerjaan ini sebagai a da b

 Jika max(ta,tb)emax(da, db), tempatkan pekerjaan a ke kolomEdan pekerjaan b ke

kolom F

 JIka kondisi tersebut tidak terpenuhi, maka tempatkan pekerjaan dengan waktu

pemrosesan terpendek ke kolom Edan lainnya ke kolom F

 Pekerjaan ketiga dalam urutan EDD itu ditempatkan dalam kolom K

STEP 2

 Bandingkan FdanKuntuk melihat apakah Fakan dapat dijadwalkan bersama dengan E  Jika t F et K, atau jika FE+ max(t F,tK)emax(d F,dK) pindahkan pekerjaan di kolom F ke

kolom E, dan pekerjaanK ke kolom F.

(6)

 Jika tidak ada lagi pekerjaan di dalam daftar EDD, tembahkan pekerjaan di kolom Edan

 Fke dalam jadwal dan stop

 Jika tidak, ulangi step 2

 Jika kedua kondisi yang disebutkan di atas tidak terpenuhi, maka kerjakan step 3

STEP 3

 Kembalikan pekerjaan di kolom Fke dalam daftar EDD dan pindahkan pekerjaan di

kolom Kke dalam kolom F

 Bandingkan Edan Funtuk melihat apakah Fakan dijadwalkan bersama denganE  Jika tE et F atau jika

 F E= tE+ max(tE,t F)emax(dE,d F) pindahkan pekrjaan di kolom Fke kolomEdan

pilih pekerjaan berikutnya dalam daftar EDD sebagai FdanKyang baru

 Ulangi Step 2

 Jika kedua kondisi di atas tidak dipenuhi, maka kerjakan Step 4

STEP 4

 Pindahkan pekerjaan di kolom a kembali ke daftar EDD dan tempatkan pekerjaan

terakhir yang masuk ke dalam jadwal sebagai a yang baru

 Kembali ke step 3

 Jika tidak ada pekerjaan yang telah dijadwalkan, letakkan b ke dalam jadwal dan 2

pekerjaan pertama dalam daftar EDD menjadi b dan g

 Kembali ke step 2

KESIMPULAN

1. Minimasi waktu alir rata-rata (mean flow time) ialah dengan menggunakan aturan SPT

2. Minimasi waktu alir rata-rata terbobot (weighted mean flow time) iadalh dengan menggunakan AturanWSPT

3. Minimasi kelambatan rata-rata (mean lateness) iadalah dengan menggunakan aturan SPT

(7)

4. . Minimasi ukuran kelambatan maksimum (maxi mumtardiness) ialah dengan menggunakan aturan EDD

5. 4. Minimasi jumlah pekerjaan yang terlambat ialah dengan menggunakan algoritma Hodgson

6. 5. Minimasi ukuran kelambatan rata-rata (mean tardiness) dapat menggunakan aturan Shortest Slack Ti meataupun Algoritma Wilkerson Irwin

Referensi

Dokumen terkait

 Terdapat suatu hubungan penting antara energi bebas dan kesetimbangan kimiawi, dimana sebagian besar reaksi kimia bersi'at re-ersible dan akan berjalan terus sampai

 Berdasarkan kebijakan umum APBD yang telah disepakati, pemerintah daerah dan DPRD membahas Berdasarkan kebijakan umum APBD yang telah disepakati, pemerintah daerah dan DPRD membahas

Ayub Prasetiyo, S.Sn., M.Sn.. Agus

Rizkiawan, Sigit 2013.Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Matematika dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share pada Siswa

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan tiga siklus, aktivitas siswa pada saat menerapkan model Project Based Learning dilihat dari siklus I hingga siklus II

Pemberian wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik yang akan mengaudit Laporan Keuangan Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir tanggal 31

30 Fisika Tekstil, Garment termasuk asesorisnya Colorfastness to Washing (Cara uji tahan luntur warna - Bagian C06: Tahan luntur warna terhadap pencucian rumah tangga dan

Ketiga tahapan reklamasi tersebut adalah sebagai berikut: (i) pemulihan fungsi lahan yang telah kritis dan rusak, antara lain melalui