• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dyah Ayu Pisca Putri Arisma. STIE Kesuma Negara Blitar. Kata Kunci: Kas, Piutang, Hutang, Persediaan, Likuiditas, dan Rentabilitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dyah Ayu Pisca Putri Arisma. STIE Kesuma Negara Blitar. Kata Kunci: Kas, Piutang, Hutang, Persediaan, Likuiditas, dan Rentabilitas"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

19 PENGELOLAAN KAS, PIUTANG, HUTANG, DAN PERSEDIAAN UNTUK MENJAGA TINGKAT LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada PT Saliman Riyanto Raharjo Unit Mitra Citra Cemerlang

Kota Blitar)

Dyah Ayu Pisca Putri Arisma STIE Kesuma Negara Blitar

Abstrak: PT. Saliman Riyanto Raharjo unit Mitra Citra Cemerlang adalah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan ayam Broiler. Permasalahan yang ada pada perusahaan ini adalah sulitnya membagi dana yang didapat dari perputaran kas, piutang, hutang dan persediaan untuk melakukan pelunasan hutang jangka pendek dan bagi pembayaran pembukaan mitra baru. Selain itu tingkat likuiditas dan rentabilitas di perusahaan ini mengalami kenaikan dan penurunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tindakan yang harus diambil PT. Saliman Riyanto Raharjo Unit Mitra Citra Cemerlang melalui perputaran kas, piutang, hutang, dan persediaan agar dapat membagi dananya untuk hutang jangka pendek dan pembukaan mitra baru dan untuk mengetahui langkah dalam mengelola budget pemasukan perusahaan agar likuiditas terjaga dan rentabilitas dapat meningkat. Analisis yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dan hasil dari penelitian ini terbukti bahwa pada tahun 2013 kas naik sebesar 1.35%, piutang turun sebesar 4.78%, hutang mengalami kenaikan sebesar 49.47%, dan persediaan terjadi penurunan sebesar 1.12% sedangkan pada tahun 2014 kas meningkat sebesar 67.01%, piutang mengalami penurunan sebesar 3.32%, hutang mengalami sedikit penurunan yaitu sebesar 1.88% dan terjadi kenaikan persediaan sebanyak 1.39%. Hal ini mempengaruhi tingkat likuiditas perusahaan diantaranya current ratio yaitu tahun 2012 sebesar 29.01%, tahun 2013 sebesar 2.49%, tahun 2014 sebesar 241.77%. Quick ratio tahun 2012 sebesar 28.31%, tahun 2013 sebesar 2.81%, tahun 2014 sebesar 241.43%. Sedangkan cash ratio tahun 2012 sebesar 156.82%, tahun 2013 sebesar 272.86%, dan pada tahun 2014 sebesar 166.17%. Rentabilitas perusahaan pada tahun 2012 diketahui sebesar 0.39%, tahun 2013 sebesar 0.72%, dan pada tahun 2014 sebesar 0.43%. Sehingga langkah yang dapat digunakan adalah perusahaan harus mampu mengelola dana yang didapat melalui perputaran kas, piutang, hutang dan persediaan untuk melunasi kewajiban lancarnya di tiap periode agar di tiap tahunnya tidak mengalami pembengkakan hutang yang melebihi jatuh tempo, selain itu dana yang didapat harus diatur sedemikian rupa agar dapat membuka mitra atau cabang baru sehingga dana yang didapat di setiap panen dapat digunakan untuk melunasi hutang dan pembelian persediaan. Perusahaan juga harus mengetahui indikasi yang dapat digunakan untuk memonitor kondisi likuiditas atau modal kerja dan menjalankan langkah-langkah dalam meningkatkan rentabilitas perusahaan.

Kata Kunci: Kas, Piutang, Hutang, Persediaan, Likuiditas, dan Rentabilitas PENDAHULUAN

Pada umumnya suatu perusahaan yang profit oriented akan selalu berusaha mencari keuntungan yang semaksimal mungkin untuk merealisasikan tujuan yang telah ditentukan. Pencapaian tujuan didasari dengan suatu perencanaan

(2)

20

dan pengendalian kas yang matang, karena kas adalah aktiva yang paling lancar dan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya. Tujuan pendirian perusahaan pada dasarnya adalah memperoleh laba, dalam upaya menjual produk, perusahaan dapat menjual produknya secara kredit dan dari sistem kredit ini mengharuskan perusahaan mengelola piutang dengan penyeleksian pelanggan hingga usaha-usaha penagihan piutang yang lebih efektif. Perputaran piutang usaha ini juga dapat berpengaruh pada tingkat likuiditas perusahaan.

Seperti halnya piutang, tingkat persediaanpun sangat tergantung pada penjualan. Persediaan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat produktivitas dan besar kecilnya keuntungan. Perusahaan harus mampu mempertahankan jumlah optimum untuk menjamin kebutuhan bagi kemajuan kegiatan perusahaan, baik secara kuantitas dan kualitas.

Keberhasilan mengelola arus kas, piutang dan persediaan didasari oleh laporan keuangan yang likuid agar perusahaan mampu memenuhi kewajiban yang harus dibayarkan sebelum jatuh tempo dan dapat dipergunakan untuk pembukaan cabang atau mitra baru selain itu dapat menjadi tolok ukur keberhasilan PT. Saliman Riyanto Raharjo Unit Mitra Citra Cemerlang yang bergerak di bidang peternakan ayam broiler berpusatkan di Jogjakarta dalam mempertahankan kebijaksanaan yang menguntungkan dan mengetahui kenaikan modal yang stabil.

Permasalahan pada perusahaan ini adalah sulitnya membagi dana yang didapat dari perputaran kas, piutang, hutang dan persediaan untuk melakukan pelunasan hutang jangka pendek dan bagi pembayaran pembukaan mitra baru. Selain itu tingkat likuiditas dan rentabilitas di perusahaan ini mengalami kenaikan dan penurunan, sedangkan agar tercipta keberhasilan perusahaan adalah likuiditas terjaga dan rentabilitas dapat meningkat setiap periode.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana tindakan yang harus diambil PT. Saliman Riyanto Raharjo Unit Mitra Citra Cemerlang melalui perputaran kas, piutang, hutang, dan persediaan agar dapar membagi dananya untuk hutang jangka pendek dan pembukaan mitra baru?

2. Bagaimana langkah dalam mengelola budget pemasukan perusahaan pada PT. Saliman Riyanto Raharjo Unit Mitra Citra Cemerlang agar likuiditas terjaga dan rentabilitas dapat meningkat?

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui tindakan yang harus diambil PT. Saliman Riyanto Raharjo Unit Mitra Citra Cemerlang melalui perputaran kas, piutang, hutang, dan persediaan agar dapat membagi dananya untuk hutang jangka pendek dan pembukaan mitra baru

2. Untuk langkah dalam mengelola budget pemasukan perusahaan pada PT.Saliman Riyanto Raharjo Unit Mitra Citra Cemerlang agar likuiditas terjaga dan rentabilitas dapat meningkat

(3)

21 Kegunaan Penelitian

Diharapkan pada akhirnya penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Bagi penulis, dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

penulis dalam rangka pengembangan teori yang diperoleh dari pendidikan formal di STIE Kesuma Negara Blitar.

2. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi pimpinan PT. Saliman Riyanto Raharjo dalam rangka mempertahankan likuiditas dan rentabilitas ekonomi. 3. Bagi pihak lain, penelitian ini dapat dijadikan referensi atau landasan bagi

mereka yang akan mengadakan penelitian selanjutnya.

4. Bagi akademis/dunia ilmu pendidikan, penelitian ini sebagai bahan pustaka bagi pengembangan pengetahuan dalam bidang keuangan khususnya dan manajemen umumnya.

LANDASAN TEORI Penelitian Terdahulu

Berikut ini adalah hasil penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referensi dalam penelitian ini:

1. Nuriyatimah, 2005, melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Pengelolaan Kas Untuk Menjaga Likuiditas Serta Meningkatkan Rentabilitas Pada Perusahaan Tegel CV. Yudistira Kediri.

2. Eka Kusumawati, 2006, melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Likuiditas Terhadap Rentabilitas Pada PT. Gudang Garam Tbk Tahun 2000-2005.

3. Yunandri Handaka, 2008, melakukan penelitian dengan judul Peningkatan Efisiensi Modal Kerja Yang Tertanam Dalam Persediaan Bahan Baku Untuk Meningkatkan Rentabilitas Pada Perusahaan Konveksi “MAWAR PUTIH” Kota Blitar.

4. Satria Dikjaya, 2009, melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Siklus Konversi Kas Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Retail Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

5. Andi Roma, 2010, melakukan penelitian dengan judul Pengendalian Piutang Yang Efektif Dalam Menjaga Tingkat Likuiditas Pada Konveksi Sinar Jaya Blitar.

Teori Penelitian 1. Pengertian Kas

Menurut Soemarso (2004:296) Kas adalah segala sesuatu (baik jyang berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.

2. Pengertian Piutang

Menurut Manullang dan Sinaga (2005:37) Piutang usaha merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang dilakukan secara kredit oleh perusahaan.

3. Pengertian Hutang

Menurut Munawir (2007:18) Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasan atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka waktu pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar dimiliki oleh perusahaan.

(4)

22

4. Pengertian Persediaan

Menurut Sartono (2010:443) Persediaan pada umumnya merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang jumlahnya cukup besar da;am sutau perusahaan. 5. Pengertian Likuiditas

Menurut Husnan (2004:71) Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek. 6. Pengertian Rentabilitas

Menurut Husnan (2004:72) Rentabilitas Ekonomi adalah rasio yang mengukur kemampuan aktiva perusahaan memperoleh laba dari operasi perusahaan. Hubungan Kas, Piutang, Hutang Dan Persediaan Dengan Likuiditas dan Rentabilitas

Data yang terkumpul melalui laporan ini menunjukkan bahwa kas memiliki pengaruh yang kuat terhadap piutang. Bahwa semakin rendah nilai piutang maka akan menaikkan kas karena piutang yang terbayarkan akan menambah saldo perusahaan. Kecepatan penerimaan hasil piutang dalam satu periode akan dapat mempengaruhi likuiditas perusahaan karena pertukaran piutang lebih cepat dari yang diharapkan dan seberapa jauh piutang perusahaan bisa dipakai untuk memenuhi jangka pendeknya. Kas dan piutang juga sangat berpengaruh terhadap hutang lancar perusahaan, diketahui hutang dalam perusahaan ini mengalami kenaikan dan penurunan di setiap tahunnya. Seharusnya hutang lancer dibayarkan sebelum tanggal jatuh tempo agar tidak ada pihak lain yang merasa dirugikan. Perusahaan ini mengalami kendala dalam pembayaran hutang lancar, tetapi dalam hal ini perusahaan harus tetap eksis dalam beroperasi yaitu tetap mengelola jumlah optimum persediaan yang harus tersedia sewaktu-waktu. Melalui kemampuan dan sumber dana yang ada seperti kas, pembayaran piutang, hutang lancar, penjualan persediaan dan jumlah cabang atau mitra yang dimiliki, diharapkan perusahaan mampu menjaga likuiditas dan meningkatkan rentabilitas atau keuntungan perusahaan.

METODE PENELITIAN Definisi Operasional Variabel

1. Kas adalah segala sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.

2. Piutang adalah kewajiban pelanggan yang harus dibayarkan baik berbentuk uang, barang atau jasa yang telah disepakati dan mengharapkan pembayaran itu diselesaikan sebelum jatuh tempo dengan tanda terima yang sah.

3. Hutang adalah kewajiban atau utang perusahaan pada pihak lain yang harus segera dibayar, jangka waktu utang lancar adalah satu tahun.

4. Persediaan adalah persediaan barang-barang yang menjadi obyek usaha penjualan suatu perusahaan.

5. Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek.

6. Rasio rentabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa kemampuan perusahaan mendapatkan keuntungan yang cukup dalam hubungan dengan aktivitas yang dijalankannya.

(5)

23 Populasi Penelitian dan Sampel

Populasi yang digunakan pada penelitian ini mencakup semua data PT. Saliman Riyanto Raharjo Unit Mitra Citra Cemerlang yang terdapat pada bagian keuangan yang diperlukan untuk penelitian. Sedangkan sampel pada penelitian ini mencakup laporan keuangan pada PT. Saliman Riyanto Raharjo Unit Mitra Citra Cemerlang tahun 2012 sampai dengan 2014.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis kuantitatif. Dimana metode ini menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara: 1. Wawancara

2. Observasi 3. Dokumentasi Teknik Analisa Data

Teknik untuk menganalisa data yang diperoleh adalah:

1. Melakukan pengolahan data pada laporan keuangan PT. Saliman Riyanto Raharjo Unit Mitra Citra Cemerlang

2. Mendiskripsikan hasil analisis data dan menganalisa data menggunakan rumus-rumus keuangan.

3. Perputaran piutang dihitung berdasarkan selisih penjualan bersih dengan rata-rata piutang perusahaan yaitu:

Rumus :

Account Receivable Turn Over =

4. Menghitung tingkat perputaran persediaan yang mengandung kemungkinan kerugian dengan rumus rasio perputaran persediaan.

Rumus:

5. Menentukan jumlah persediaan optimal yang paling menguntungkan untuk setiap kali pesan yaitu dengan rumus:

6. Mengukur rasio likuiditas dengan membagi aktiva lancar dengan hutang cepat atau kewajiban lancar yaitu:

Rumus:

x100%

(6)

24

7. Mengukur kemampuan aktiva perusahaan memperoleh laba dari operasi perusahaan yaitu:

Rumus:

8. Memberi kesimpulan hasil penelitian dan saran bagi perusahaan. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu yang digunakan untuk penelitian ini adalah 5 bulan yaitu pada tanggal 3 November 2014 sampai dengan 12 Maret 2015 pada PT. Saliman Riyanto Raharjo Unit Mitra Citra Cemerlang Blitar, Perum Kenari Asri Blok G No. 5 Kec. Kepanjen Kidul Kota Blitar.

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Data Perusahaan

Sejarah Perusahaan PT. Saliman Riyanto Raharjo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang peternakan ayam broiler berpusatkan di Jogjakarta. Perusahaan ini mulai berdiri pada tahun 1995 yang didirikan oleh Bapak Saliman Riyanto Raharjo dan Ibu Hj. Suciati Saliman Riyanto Raharjo. Saat ini PT. Saliman Riyanto Raharjo memiliki rumah pemotongan ayam terbesar di Jogjakarta dengan kapasitas produksi 35.000 ekor/hari dan membuka cabang di Jombang Jawa Timur. PT. Saliman Riyanto Raharjo juga mendirikan anak perusahaan atau kemitraan di beberapa daerah yang bertujuan untuk menyuplai stok ayam untuk kebutuhan RPA (konsumen internal). PT. Saliman Riyanto Raharjo ini ada di ada di 2 provinsi yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di Jawa Timur berdiri 3 kemitraan yaitu Mitra Citra Cemerlang (MCC), Sawung Kencana (SK), dan Inti Sejati (IS). Sedangkan yang berada di Jawa Tengah ada 2 kemitraan yaitu Mitra Jaya Sentosa (MJS) dan Mitra Gema Lestari (MGL). Pusat perusahaan ini yaitu PT.Saliman Riyanto Raharjo beralamatkan di Jl. Gito-Gati, Grojogan, Pandowoharjo, Sleman, Jogjakarta.

Analisis Data

Pada bagian ini penulis akan memaparkan analisa data berdasarkan deskripsi data yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya.

1. Kas

Data menunjukkan terjadi peningkatan kas yang cukup baik pada tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar 1.35%. Kenaikan kas ini dipengaruhi oleh terjadinya pembayaran piutang sebesar 4.78%. Selain itu kas yang tinggi juga dipengaruhi oleh jumlah persediaan yang tidak terjual sehingga akan menambah saldo kas yang bersumber dari persediaan barang.

Kas pada tahun 2014 terjadi peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 67.01%. Peningkatan ini terjadi karena pembayaran piutang sebesar 3.32% dari piutang tahun 2013 dan penurunan persediaan 1.12%. Hal ini dinilai baik karena persentase pembayaran piutang yang tinggi dan penjualan yang ditandai dengan menurunnya jumlah persediaan di tahun 2014.

2. Piutang

Data menunjukkan terjadi penurunan piutang pada tahun 2013 sebesar 4.78%, kemungkinan besar pembayaran piutang ini dipakai untuk pembelanjaan

(7)

25 persediaan, mengingat kas hanya terjadi penambahan sebesar 1.35% dari tahun 2012.

Asumsi penulis diperkuat dengan penurunan piutang yang hanya 3.32% dari tahun 2013, mampu menambah perputaran kas sebesar 2.24%. Artinya ada faktor lain selain piutang yang mempengaruhi kas. Sehingga penulis menyimpulkan persediaanlah yang memberikan pengaruh yang besar.

Penjualan bersih pada tahun 2012 sebesar Rp 199.820.500,00, dan penjualan bersih pada tahun 2013 sebesar Rp 433.470.800,00 sedangkan untuk penjualan bersih pada tahun 2014 sebesar Rp 748.323.800,00. Diketahui untuk rata-rata piutang perusahaan selama 3 tahun adalah Rp 344.875.300,00.

Tabel 1.

Account Receivable Turn Over

Tahun Annual Credit Sales Average Account Receivable Receivable Account Turn Over 2012 199.820.500 344.875.300 57,94% 2013 433.470.800 344.875.300 125,68% 2014 748.323.800 344.875.300 216,98% 3. Hutang Lancar Tabel 2. Hutang Lancar

Tahun Hutang Lancar

2012 38.190.000

2013 188.930.000

2014 100.580.000

Dari tabel hutang lancar diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2013 mengalami kenaikan jumlah hutang perusahaan yaitu sebesar 49,47%, kenaikan ini disebabkan karena jumlah modal yang didapat dari perputaran kas, piutang dan persediaan dipergunakan untuk pembukaan mitra baru. Sedangkan pada tahun 2014 terjadi penurunan jumlah hutang yaitu sebesar 1,88%. Perusahaan sementara mengalihkan dana yang didapat dari kenaikan jumlah kas pada tahun 2014 untuk pembelanjaan persediaan. Sehingga sampai pada saat ini perusahaan belum dapat melunasi kewajiban hutang lancarnya yang mengakibatkan rasio likuiditas turun yang selanjutnya digunakan untuk pengisian kandang mitra baru.

4. Persediaan

Data menunjukkan terjadi penurunan jumlah persediaan pada tahun 2013 yaitu sebesar 1.12%. Kemungkinan besar penurunan tersebut disebabkan karena pembayaran piutang yang kemudian dipakai untuk pembelanjaan perusahaan. Pengurangan persediaan ini terjadi penjualan sehingga mempengaruhi penambahan kas.Pada tahun 2014 terjadi kenaikan jumlah persediaan sebanyak 1.39%, kemungkinan hal ini terjadi karena jumlah persediaan yang tertimbun pada tahun 2013 telah terjual dan perusahaan menambah jumlah persediaan mengingat saldo kas di tahun 2014

terjadi

(8)

26

kenaikan dan piutang tahun 2014 menurun. Untuk menghitung tingkat

perputaran persediaan yang mengandung kemungkinan kerugian

dengan rumus rasio perputaran persediaan.

Tabel 3.

Perputaran Persediaan

Tahun Penjualan Persediaan Perputaran Persediaan 2012 199.820.500 27.075.000 738,02% 2013 433.470.800 24.075.000 180,05% 2014 748.323.800 33.550.000 223,05% 5. Likuiditas

Analisis likuiditas yang lengkap membutuhkan penggunaan anggaran kas, tetapi dengan menghubungkan jumlah kas dan aktiva lancar lainnya terhadap kewajiban lancarnya, analisis rasio memberikan pengukuran likuiditas yang cepat dan mudah. Tiga rasio likuiditas yang umum digunakan adalah rasio lancar dan rasio cepat. Likuiditas dipengaruhi oleh tingkat kas, piutang dan persediaan. Dimana dari ketiganya juga tidak lepas dari perhitungan besar hutang perusahaan. Jika piutang dapat tertagih, persediaan juga dapat terjual dengan stabil maka perusahaan mampu meningkatkan likuiditasnya, hal ini berbanding terbalik apabila hutang pada perusahaan mengalami kenaikan di tahun selanjutnya apabila terjadi piutang tidak tertagih dan persediaan yang tertimbun.

Tabel 4. Current Ratio

Tahun Aktiva Lancar Kewajiban Lancar Current Ratio 2012 1.108.116.900 38.190.000 29.01% 2013 555.693.550 188.930.000 2.94% 2014 24.316.989.882 100.580.000 241.77%

Tabel 5. Quick Ratio

Tahun Uang Kas Jangka Pendek Kewajiban Ratio Cash 2012 16.937.161.394 108.000.000 156.82% 2013 29.576.935.361 108.000.000 273.86% 2014 24.925.383.432 150.000.000 166.17%

(9)

27

Tabel 6.

Cash Ratio

Tahun Aktiva Lancar Persediaan Kewajiban Lancar Quick Ratio 2012 1.108.116.900 27.075.000 38.190.000 28.31% 2013 555.693.550 24.075.000 188.930.000 2.81% 2014 24.316.989.882 33.550.000 100.580.000 241.43% Dalam perhitungan rasio likuiditas, penulis menggunakan rasio lancar, rasio cepat,

dan rasio kas. Rasio lancar pada tahun 2012 diketahui sebesar 29.01%.

Pada tahun 2013 sebesar 2.94%, dan di tahun 2014 sebesar 241.77%. Kemungkinan hal ini dipengaruhi karena kenaikan jumlah hutang di tahun tersebut.

Untuk rasio cepat pada tahun 2012 adalah sebesar 28.31%, tahun 2013 sebesar 2.81%, dan di tahun 2014 sebesar 241.43%. Sedangkan pada tabel rasio kas

menunjukkan pada tahun 2012 sebesar 156.82%, di tahun 2013 terjadi

kenaikan rasio kas sebesar 273.86%, dan pada tahun 2014 terjadi penurunan posisi rasio kas sebesar 166.17%.

6. Rentabilitas

Berikut adalah

perhitungan rentabilitas pada PT. Saliman Riyanto Raharjo

Unit Mitra Citra Cemerlang.

Tabel 7. Net Profit Margin

Tahun Laba Bersih Penjualan Net Profit Margin 2012 77.791.304 199.820.500 0.39% 2013 313.772.424 433.470.800 0.72% 2014 319.465.444 748.323.800 0.43%

Dalam perhitungan rentabilitas ini ditunjukkan pada tahun 2012 tingkat rentabilitasnya sebesar 0.39%, kemudian terjadi kenaikan menjadi 0.72% dan pada

tahun 2014 sebesar 0.43%. Tingkat keberhasilan perusahaan dapat

dipengaruhi oleh pengendalian kas keluar yang rendah prioritasnya.

Analisis Pembahasan

Dalam memanajemen kas, tenaga administrasi melakukan kontrol terhadap dana yang keluar dan masuk yang dibantu oleh regent yaitu dengan mempercepat pemasukan kas dan memperlambat pengeluaran, dengan mengelola dana perusahaan diharapkan agar ketersediaan kas dapat meningkat. Hal ini dibuktikan pada deskripsi data bahwa terjadi kenaikan perputaran kas disetiap tahun. Pada bagian manajemen piutang dagang, tingkat piutang yang kecil secara umum akan lebih disukai oleh perusahaan, karena investasi yang dilakukan perusahaan akan semakin kecil. Hal ini juga dibuktikan pada laporan piutang PT. Saliman Riyanto Raharjo Unit Mitra Citra Cemerlang di setiap tahun mengalami penurunan. Selain sistem pemberian kredit yang diberikan perusahaan kepada pelanggan, dalam upaya pemesanan persediaan, perusahaan melakukan purchase order kepada perusahaan lain secara kredit pula. Agar dana

(10)

28

yang dihasilkan melalui perputaran kas, piutang dan persediaan selama ini dapat digunakan untuk kegiatan lain yang menguntungkan. Yaitu pembukaan mitra baru. Hal inilah yang menyebabkan perusahaan tidak dapat melunasi kewajiban hutang lancarnya sebelum jatuh tempo. Hutang yang belum dilunasi oleh unit, diserahkan regent kepada corporate yang mempunyai tugas memanajemen keuangan setiap unit dan menunggu kebijakan pemilik perusahaan. Apakah akan segera dilunasi atau melakukan cicilan pada kewajibannya tersebut.

Kas, piutang dan hutang tidak terlepas dengan keberadaan persediaan perusahaan. Persediaan yang berlebihan akan memakan terlalu banyak biaya, sedangkan persediaan yang terlalu kecil bisa menyebabkan perusahaan kehilangan kesempatan menjual (memperoleh profit). Berdasarkan laporan persediaan pada unit yang dihitung menggunakan nilai rupiah, persediaan perusahaan pada tahun 2012 sebesar Rp 27.075.000,00, dan pada tahun 2013 mengalami sedikit penurunan yaitu sebesar Rp 24.075.000,00. Hal ini disebabkan karena persediaan perusahaan telah terjual sejumlah 1.12%, dan pada tahun 2014 mengalami kenaikan jumlah persediaan sebesar 1.39% yaitu menjadi Rp 33.550.000,00. Kenaikan persediaan di tahun 2013 diduga karena piutang yang turun di tahun 2014 dan menjadi kas kemudian perusahaan membelanjakan kas tersebut untuk menjadi persediaan.

Dalam memanajemen kas, piutang, hutang dan persediaan, administratur yang dibantu oleh regent perlu memonitor kondisi modal kerja perusahaan secara terus-menerus. Jika kondisi modal kerja memburuk, administratur perlu melakukan beberapa tindakan perbaikan atau pencegahan agar kondisi modal kerja tidak semakin memburuk.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Didasarkan pada uraian dan bahasan dari paparan tersebut diatas maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Data menunjukkan terjadi peningkatan kas pada tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar 1,35% dan pada tahun 2014 terjadi peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 67,01%. Diduga peningkatan ini terjadi karena pembayaran piutang dan penurunan persediaan barang.

2. Data menunjukkan terjadi penurunan piutang pada tahun 2013 sebesar 4,78%, dan pada tahun 2014 penurunan piutang sebesar 3,32%. Penurunan piutang diduga dipengaruhi oleh persediaan barang terjual sehingga meningkatkan penjualan di tiap tahun.

3. Data menunjukkan terjadi kenaikan jumlah hutang pada tahun 2013 yaitu sebesar 49,47%, dan pada tahun 2014 mengalami sedikit penurunan yaitu sebesar 1,88%. Diduga hutang lancar yang seharusnya dibayarkan maksimal 1 tahun belum dapat dilunasi kewajibannya karena dana yang didapat dari perputaran kas, piutang dan persediaan digunakan untuk pembukaan mitra baru.

4. Terjadi penurunan persediaan pada tahun 2013 yaitu sebesar 1,12%. Kemungkinan besar penurunan ini disebabkan oleh pembayaran piutang yang kemudian di pakai untuk pembelanjaan perusahaan. Pada tahun 2014 terjadi kenaikan jumlah persediaan sebanyak 1,39%, kemungkinan hal ini

(11)

29 terjadi karena jumlah persediaan yang tertimbun pada tahun 2013 telah terjual dan perusahaan menambah jumlah persediaan.

5. Dengan perhitungan rumus likuiditas diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Current Ratio pada tahun 2012 sebesar 29.01%, pada tahun 2013 sebesar 2.94%, dan pada tahun 2014 sebesar 241.77%.

b. Quick Ratio pada tahun 2012 sebesar 28.31%, pada tahun 2013 sebesar2.81%, dan pada tahun 2014 sebesar 241.43%.

c. Cash Ratio pada tahun 2012 sebesar 156.82%, pada tahun 2013 sebesar 272.86%, dan pada tahun 2014 sebesar 166.17%.

6. Rentabilitas atau Net Profit Margin

Pada tahun 2012, rentabilitas pada PT. Saliman Riyanto Raharjo Unit Mitra Citra Cemerlang sebesar 0.39%, di tahun 2013 sebesar 0.72%, dan pada tahun 2014 sebesar 0.43%.

Saran

Berdasarkan dari uraian dan kesimpulan diatas yang menjadi permalasahan pada perusahaan tersebut maka penulis dapat menyarankan sebagai berikut: 1. Unit Mitra Citra Cemerlang harus mampu mengelola dana yang didapat

melalui perputaran kas, piutang, dan persediaan untuk melunasi kewajiban lancarnya di tiap periode agar di tahun berikutnya tidak terjadi pembengkakan hutang yang melebihi jatuh tempo. Selain itu dana yang didapatkan harus diatur sedemikian rupa agar tetap menguntungkan bagi perusahaan terutama dalam pembukaan mitra baru. Yang nantinya setiap kali panen, dana yang dihasilkan sebagian dapat dipergunakan untuk melunasi hutang dan pembelian persediaan.

2. Langkah-langkah yang dapat digunakan dalam memonitor kondisi likuiditas perusahaan antara lain:

a. Mempercepat periode pelunasan piutang, karena pelunasan piutang yang melambat mengakibatkan dana yang terikat semakin besar sehingga menurunkan likuiditas perusahaan.

b. Memanajemen aliran kas masuk harian (operasional) agar tidak semakin menurun.

c. Mengelola persediaan sedemikian rupa agar jumlah persediaan dapat optimum dan tidak menumpuk. Karena persediaan yang menumpuk mengindikasikan penjualan yang semakin sulit dan dapat menyebabkan dana yang terikat pada persediaan semakin meningkat.

d. Meningkatkan rasio lancar perusahaan agar tidak terjadi pembengkakan pada utang lancar.

3. Langkah-langkah dalam meningkatkan rentabilitas perusahaan: a. Meningkatkan laba bersih, hal tersebut dapat dilakukan dengan:

1) Menambah biaya operasi sampai tingkat tertentu dengan mendapatkan tambahan penjualan sebesar-besarnya.

2) Mengurangi penghasilan dari penjualan sampai tingkat tertentu dengan mengurangi biaya operasi sebesar-besarnya.

b. Memperbesar turn over of asset:

1) Menambah modal usaha sampai tingkat tertentu dengan tambahan penjualan yang sebesar-besarnya.

2) Mengurangi penjualan sampai tingkat tertentu dengan mengurangi modal usaha sebesar-besarnya.

(12)

30

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Rusdi, Akutansi Pengantar, penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2004. Arifin, Johar, Analisa Laporan Keuangan Berbasis Komputer, Penerbit Elex

Media Komputindo, Jakarta, 2004.

Ashari, dan Darsono, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan Edisi Pertama, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2004.

Astuti, Dewi, Manajemen Keuangan Perusahaan, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004.

Fahmi, Irham, Analisis Laporan Keuangan Cetakan Ke-2, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2011.

Hanafi, Mamduh M, Manajemen Keuangan Edisi 1, Penerbit BPFE, Yogyakarta, 2012.

Harahap, Sofyan Syafri, ANALISIS KRITIS ATAS LAPORAN KEUANGAN,Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010.

Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2004.

Ismawati, Linna dan Moch. Benny Alexandri, Manajemen Keuangan, Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia, Bandung, 2005.

Jumingan, Analisis Laporan Keuangan Cetakan Pertama, Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2006.

Kasmir, Manajemen Perbankan, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2009.

Kuswadi, Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan Bagi Orang Awam, Penerbit Gramedia, Jakarta, 2005.

Manullang, Marihot, dan Dearlina Sinaga, Pengantar Manajemen Keuangan, Penerbit Andi, Jakarta, 2005.

Martono dan Asgus Harjito, Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Ketujuh, Penerbit Ekonesia, Yogyakarta, 2007.

Munawir, S, Analisis Laporan Keuangan Edisi Ke-4, Penerbit Liberty, Yogyakarta, 2004.

Prastowo, Dwi dan Rifka Juliaty, Analisis Laporan Keuangan, Penerbit UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2005.

Sartono, Agus, Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi (Edisi 4), Penerbit BPFE, Yogyakarta, 2008.

Soemarso, Akutansi Suatu Pengantar (Buku 2) (Edisi 5), Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2004.

Sugiyarso, G dan F. Winarni, Manajemen Keuangan (Pemahaman Laporan Keuangan, Pengelolaan Aktiva, Kewajiban dan Modal serta Pengukuran Kinerja Perusahaan), Penerbit Media Pressindo, Jakarta, 2005.

Wibowo, dan Abu Bakar Arif, Pengaruh Akutansi II (Ikhtisar Teori dan Soal-Soal), Penerbit Grasindo, Jakarta, 2005.

Referensi

Dokumen terkait

- Kesepakatan Kontrak dan jadwal pelatihan - Peserta mendapat pengetahuan tentang disain pembelajaran - Peserta mendapat pengetahuan tentang Software GeoGebra, Work-shop -

Semua anggota kelompok sel tetap bertemu bersama dalam ruangan yang besar untuk melaksanakan penyembahan dan pelayanan dari pendeta senior tetapi gereja hanya mempunyai

Tujuan komunikasi dari Perancangan Mandala Sebagai Media Belajar Dalam Meningkatkan Kreatifitas Pada Siswa/i SMK Prima Unggul Jurusan Multimedia adalah

Rencana mereka adalah bergerak dengan sangat cepat, mengelakkan atau melewati perlawanan agar dapat memberikan pukulan mematikan terhadap pemerintah Iraq.. Ini sesuai dengan

 Sortir atau rework ialah status materi yang saat dilakukan proses inspeksi ditemukan ketidaksesuaian dan diputuskan untuk dilakukan pemeriksaan materi secara menyeluruh

Begitu pentingnya sektor pariwisata yang ada di Yogyakarta menjadikannya harus dikelola dengan baik, salah satunya adalah dengan melakukan manajemen promosi yang

DM merupakan suatu penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh meningkatnya kadar glukosa darah akibat insufiensi atau resistensi insulin. Pengendalian kadar gula

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka peneliti menyarankan sebaiknya dalam pembelajaran matematika digunakan model kooperatif tipe jigsaw untuk dapat