• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Materi Rek. Lap. Terbang 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "D. Materi Rek. Lap. Terbang 1"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN

GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN

M

Maatta a KKuulliiaahh : : RReekkaayyaassa a LLaappaannggaan n TTeerrbbaanngg K

Koodde e MMaatta a KKuulliiaahh : T: TSS. . 880044 K

Krreeddiitt : : 2 2 sskks s ( ( 2 2 – – 0 0 )) Semester

Semester : : VIIIVIII D

Doosseen n PPeemmbbiinnaa : I: Irr. . HH. . HHeennddrra a GGaarrnniiddaa N

Noo PPookkook Bk Baahhaassaann SSuub b PPookkook k BBaahhaassaann DDaaffttaar r PPuussttaakkaa

0

011 IInnttrroodduuttiioonn ooPengertian lapangan terbangPengertian lapangan terbang

o

oEksistensi lapangan udara diEksistensi lapangan udara di Indonesia

Indonesia

o

oSejarah pesawat udaraSejarah pesawat udara

o

oOrganisasi penerbanganOrganisasi penerbangan Internasional Internasional 0

022 AAiirrppoorrt Fat Facciilliittiieess oo Aktifitas diAktifitas di

lapangan terbang lapangan terbang o o RunwayRunway o o TaxiwayTaxiway o o ApronApron o

o Menara pengawasMenara pengawas o o BangunanBangunan Administrasi Administrasi o o BangunanBangunan Maintenence Maintenence 0

033 AAiirrppoorrt t SSyysstteemm ooPengertian sistem lapanganPengertian sistem lapangan

terbang terbang

o

oSarana dan prasarana penunjangSarana dan prasarana penunjang sistem lapangan terbang sistem lapangan terbang 04

04 AAirircrcrafaft Ct Chhararaactcteeririststicic ooBentuk umum pesawat terbangBentuk umum pesawat terbang o

oJenis pesawat terbangJenis pesawat terbang o

oKemampuan pesawat terbangKemampuan pesawat terbang o

oTeknologi pesawat terbangTeknologi pesawat terbang

0

055 RRuunnwwaay Cy Coonnfifigguurraattiioonn ooBentuk umum fisik RunwayBentuk umum fisik Runway o

oJenis konfigurasi RunwayJenis konfigurasi Runway o

oKlasifikasi RunwayKlasifikasi Runway

06

06 AAeeroroplplaane ne RRefefeererencnce Fe Fieieldld Length ( ARFL ) Length ( ARFL )

o

oPengaruh cuaca terhadap panjangPengaruh cuaca terhadap panjang

landasan landasan

o

oAnalisa panjang landasan akibatAnalisa panjang landasan akibat

 pengaruh cuaca  pengaruh cuaca 0

077 TTaaxxiiwwaay y & & AApprroonn Configuration Configuration

o

o Bentuk umum fisik taxiway danBentuk umum fisik taxiway dan

apron apron

o

o Fungsi umum Taxiway danFungsi umum Taxiway dan

Apron Apron 0

088 UUTTSS 0

099 RRuunnwwaay y AAnnaallyyzzee oo

1

100 FFeeaassiibbiilliitty y SSttuuddyy oo

1

111 GGeeoommeettrriik k RRuunnwwaayy oo

1

122 RRuunnwwaay Py Paavveemmeenntt oo

1

133 AAiir Tr Trraaffiic Cc Coonnttrroolllleer r  1

144 MMaarrkkiinng & g & LLiigghhttiinngg oo

1

155 AAiirrppoorrt t DDeessiiggnn oo

1 166 UUAASS

1 1

(2)
(3)

BAB I

BAB I

INTRODUCTION

INTRODUCTION

Lapangan terbang adalah suatu tempat/bangunan atau

Lapangan terbang adalah suatu tempat/bangunan atau

biasanya disebut landasan yang digunakan oleh pesawat

biasanya disebut landasan yang digunakan oleh pesawat

terbang baik untuk take off (tinggal landas) maupun

terbang baik untuk take off (tinggal landas) maupun

sewaktu landing (mendarat) yang pada mulanya hanyalah

sewaktu landing (mendarat) yang pada mulanya hanyalah

tanah lapang berumput yang biasa didarati pesawat dari

tanah lapang berumput yang biasa didarati pesawat dari

arah mana saja tergantung arah angin.

arah mana saja tergantung arah angin.

Di masa perang dunia ke I, bandara mulai dibangun

Di masa perang dunia ke I, bandara mulai dibangun

permanent.

permanent.

Setiap bandara memiliki kode ICAO yang berbeda satu

Setiap bandara memiliki kode ICAO yang berbeda satu

sama lain, kode bisa diambil dari berbagai hal seperti nama

sama lain, kode bisa diambil dari berbagai hal seperti nama

bandara, daerah tempat bandara berada atau nama kota

bandara, daerah tempat bandara berada atau nama kota

yang dilayani.

yang dilayani.

Fungsi

Fungsi dari sebuah

dari sebuah bandara bukan

bandara bukan hanya sebagai

hanya sebagai terminal

terminal

lalulintas manusia, akan tetapi berfungsi juga sebagai

lalulintas manusia, akan tetapi berfungsi juga sebagai

terminal lalulintas barang.

terminal lalulintas barang.

Dalam perencanaannya harus meliputi, aspek darat dan

Dalam perencanaannya harus meliputi, aspek darat dan

udara, serta harus memperhatikan karakteristik pesawat

udara, serta harus memperhatikan karakteristik pesawat

yang akan singgah pada sebuah bandara, sehingga fasilitas

yang akan singgah pada sebuah bandara, sehingga fasilitas

standar bandara terpenuhi diantaranya landing movement,

standar bandara terpenuhi diantaranya landing movement,

 Terminal Area (TA) dan Terminal Traffic Control (TTC),

 Terminal Area (TA) dan Terminal Traffic Control (TTC),

setelah fasilitas terpenuhi maka diperlukan pemeliharaan

setelah fasilitas terpenuhi maka diperlukan pemeliharaan

fasilitas sisi darat dan udara sehingga terawat dan dapat

fasilitas sisi darat dan udara sehingga terawat dan dapat

mengurangi tingkat kecelakaan pesawat terutama pada

mengurangi tingkat kecelakaan pesawat terutama pada

saat take off atau landing.

saat take off atau landing.

UNDANG-UNDANG PENERBANGAN REPUBLIK 

UNDANG-UNDANG PENERBANGAN REPUBLIK 

INDONESIA

INDONESIA NO. 15 TAHUN 1992NO. 15 TAHUN 1992

 Penerbangan

 Penerbangan

adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan

adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan

wilayah udara, pesawat udara, bandara udara, angkutan udara, keamanan

wilayah udara, pesawat udara, bandara udara, angkutan udara, keamanan

dan keselamatan penerbangan, serta kegiatan dan fasilitas penunjang lain

dan keselamatan penerbangan, serta kegiatan dan fasilitas penunjang lain

yang terkait.

yang terkait.

2 2

(4)

Wilayah udara

Wilayah udara

adalah ruang udara di atas wilayah daratan dan perairan

adalah ruang udara di atas wilayah daratan dan perairan

Republik Indonesia

Republik Indonesia

 Pesawat udara

 Pesawat udara

adalah setiap alat yang dapat terbang di atmosfir karena

adalah setiap alat yang dapat terbang di atmosfir karena

daya angkat dari reaksi udara

daya angkat dari reaksi udara

 Pesawat terbang 

 Pesawat terbang adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara,

adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara,

 bersayap tetap dan dapat terbang dengan tenaganya sendiri

 bersayap tetap dan dapat terbang dengan tenaganya sendiri

 Helikopter 

 Helikopter adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara, dapat terbang

adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara, dapat terbang

dengan sayap berputar dan bergerak dengan tenaganya sendiri

dengan sayap berputar dan bergerak dengan tenaganya sendiri

 Pesawat udara Negara

 Pesawat udara Negara

adalah pesawat udara yang dipergunakan oleh

adalah pesawat udara yang dipergunakan oleh

Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dan pesawat udara instansi

Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dan pesawat udara instansi

 pemerintah tertentu yang diberi fungsi dan kewenangan untuk menegakkan

 pemerintah tertentu yang diberi fungsi dan kewenangan untuk menegakkan

hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

 Pesawat udara sipil 

 Pesawat udara sipil adalah pesawat udara selain pesawat udara Negara

adalah pesawat udara selain pesawat udara Negara

 Pesawat udara sipil asing 

 Pesawat udara sipil asing adalah pesawat udara yang didaftarkan dan/atau

adalah pesawat udara yang didaftarkan dan/atau

mempunyai tanda pendaftaran Negara bukan Indonesia

mempunyai tanda pendaftaran Negara bukan Indonesia

 Pesawat udara Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

 Pesawat udara Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

adalah pesawat

adalah pesawat

udara negara yang dipergunakan dalam dinas Angkatan Bersenjata

udara negara yang dipergunakan dalam dinas Angkatan Bersenjata

Republik Indonesia

Republik Indonesia

  Bandar udara

  Bandar udaraadalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk 

adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk 

mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang, dan/atau

mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang, dan/atau

 bongkar muat kargo dan/atau pos, serta dilengkapi dengan fasilitas

 bongkar muat kargo dan/atau pos, serta dilengkapi dengan fasilitas

keselamatan penerbangan dan sebagai tempat perpindahsn antar moda

keselamatan penerbangan dan sebagai tempat perpindahsn antar moda

transportasi

transportasi

 Pangkalan udara

 Pangkalan udara

adalah kawasan di daratan dan/atau di perairan dalam

adalah kawasan di daratan dan/atau di perairan dalam

wilayah Republik Indonesia yang dipergunakan untuk kegiatan

wilayah Republik Indonesia yang dipergunakan untuk kegiatan

 penerbangan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

 penerbangan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

 Angkutan udara

 Angkutan udara

adalah setiap kegiatan dengan menggunakan pesawat

adalah setiap kegiatan dengan menggunakan pesawat

udara untuk mengangkut penumpang, kargo, dan pos untuk satu perjalanan

udara untuk mengangkut penumpang, kargo, dan pos untuk satu perjalanan

atau lebih dari satu Bandar udara ke Bandar udara yang lain atau beberapa

atau lebih dari satu Bandar udara ke Bandar udara yang lain atau beberapa

Bandar udara

Bandar udara

 Angkutan udara niaga

 Angkutan udara niaga

adalah angkutan udara untuk umum dengan

adalah angkutan udara untuk umum dengan

memungut pembayaran

memungut pembayaran

3 3

(5)

 Kelaikan udara

 Kelaikan udara

adalah terpenuhinya persyaratan minimum kondisi

adalah terpenuhinya persyaratan minimum kondisi

 pesawat udara dan/atau komponen-komponennya untuk menjamin

 pesawat udara dan/atau komponen-komponennya untuk menjamin

keselamatan penerbangan dan mencegah terjadinya pencemaran

keselamatan penerbangan dan mencegah terjadinya pencemaran

lingkungan.

lingkungan.

Peraturan pemerintah RI no. 70

Peraturan pemerintah RI no. 70 tahun 2001 tentangtahun 2001 tentang

kebandarudaraan, kepemen perhubungan no. KM 44 tahun 2002 kebandarudaraan, kepemen perhubungan no. KM 44 tahun 2002 tentang tatanan kebandarudaraan nasional.

tentang tatanan kebandarudaraan nasional.

Eksis

Eksis

4 4

(6)

Lapa

Lapa

I

I

C

C

A

A

O

O

INFO PESAWAT TERBANG

INFO PESAWAT TERBANG

5 5

(7)

1. PENAWARAN PESAWAT TERBANG RINGAN YANG

SERBAGUNA

Per tahun 2002 bulan agustus.

2. M400 Skycar ( mobil terbang )

Perusahaan Moller International akan mengeluarkan produk 

super canggih M400 Skycar, dalam website nya www.moller.com.

Dengan keunggulan :

-

tidak ada kemacetan

-

tidak ada lampu merah

-

tidak berisik  

-

dijamin lebih cepat mencapai tujuan

-

dilengkapi kemudi otomatis

-

ramah lingkungan

Dengan spesifikasi :

- kecepatan 350 mil per hour  - bahan bakar sama

PT. ( Persero ) ANGKASA PURA II

Bandar Udara Internasional Jakarata “Soekarno-Hatta” Gedung 600 62.21.5505074 – 5505002 - 5505021

BANDARA SULTAN ISKANDAR MUDA ---- BANDA ACEH 62.651.21341

BANDARA POLONIA ---- MEDAN 62.61.4565777 - 4569835

BANDARA KIJANG ---- TANJUNG PINANG 62.771.21434 - 41035

BANDARA TABING ---- PADANG 62.751.55247 - 52987

BANDARA SULTAN SYARIF KASIM ---- PEKANBARU 62.761.674694 - 674676

BANDARA SULTAN MACHMUD BADARUDDIN ---- PALEMBANG 62.771.411778

BANDARA SUPADIO ---- PONTIANAK 62.561.721560 - 723209

BANDARA HUSEIN SASTRANEGARA ---- BANDUNG 62.22.6033889 - 6041221

BANDARA HALIM PERDANAKUSUMA ---- JAKARTA

(8)

62.21.80899200

BANDARA SOEKARNO-HATTA ---- TANGERANG 62.21.5507300

Home page : http//www.angkasapura2.co.id

BAB 2

AIRPORT FACILITIES

Aktivitas di lapangan terbang dapat dikelompokan menjadi 2 bagian, yaitu aktivitas darat ( land side ) dan aktivitas udara ( air side ). Kedua bagian ini dibatasi oleh terminal.

Setiap aktivitas itu tentu saja membutuhkan prasarana pendukung. Oleh karena itu terdapat prasarana padalan sidedan prasaran padaair side( gambar 2.1. dan gambar  2.2. ).

Prasarana udara air side terdiri dari :

1. Landasan pacu ( runway ), adalah landasan dimana terjadi peralihan pergerakan   pesawat dari darat ke udara. Di landasan pacu inilah terjadi proses pendaratan (landing) dan pemberangkatan ( take off ). Jadi pada sebagian landasan pacu  pesawat sudah tidak berada lagi di darat.

2. Apron, adalah tempat berhenti pesawat,dimana kegiatan menaikkan dan menurunkan penumpang serta barang dilakukan. Di apron ini juag dilakukan oengisian bahan bakar dan kebutuhan operasi penerbangan lainnya. Dapat pula dibedakan atas parking apron, kargo apron, service dan hanggar apron, dls.

3. Landasan hubung ( taxiway ), adalah landasan tempat membawa pesawat dari apron kelandasan pacu. Jadi pada seluruh sistem landasan hubung pesawat bergerak  di darat.

4.

Alat bantu navigasi, berupa menara control, yang berfungsi mengatur  operasional penerbangan.

(9)

Aktivitasair sideini meliputi aktivitas peralihan dari gerakan di darat dan di udara serta menjadikan keamanan transportasi, sehingga aktivitas di air side agak tertutup dari masyarakat yang tidak berkepentingan. Pintu-pintu masuk kebagian ini dibatasi sedikit mungkin.

(10)

Dili

MASTER PLAN

BALI INTERNATIONAL AIRPORT

DEVELOPMENT PROJECT

AIRPORT FACILITIES – MAJOR BUILDINGS

1. International Passenger Terminal Building 2. Domestic Terminal Building

3. Cargo Terminal Building 4. Operation Building 5. Control Tower 6. Main Power House 7. Fire Fighting Station

8. Central Refrigeration Building 9. Fuel Storage Yard

(11)

AIRPORT DATA

1. Airport Reference Point : 5,10 m 2. Wind Coverage : 15 knot – 20 knot 3. Airport Reference Temperature : 31.20C

4. Dimension Runway : 3.000 X 45 m

5. Pavement Strength : Rigid & Flexible Pavement

(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)

BAB 3

AIRPORT SYSTEM

(18)
(19)

BAB 4

AIRCRAFT CHARACTERISTIC

UKURAN FISIK PESAWAT

Ukuran fisik pesawat yang perlu diketahui untuk perencanaan lapangan terbang adalah lebar sayap ( wingspan ), panjang badan pesawat ( length ), jarak roda ( weel base ), jarak antara roda pendaratan (weel track), dan tinggi pesawat ( gamabar 3.1 ). Ukuran Ukuran fisik beberapa jenis peswat penumpang dapat dilihat pada tabel. 3.1a. s/d tabel 3.1c. Gambar 3.2. dan gambar 3.3.

memberikan contoh dari ukuran fisik pesawat A300-600 dan DC-10-10 yang diperoleh dari brosur yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat pesawat tersebut.

Ukuran fisik pesawat berguna dalam perencanaan bagian-bagian suatu lapangan terbang seperti lebar pesawat mempengaruhi perencanaan lebar landasan pacu., landasan hubung, dan apron.  Tinggi dan panjang pesawat, jarak roda berguna dalam perencanaan

tikungan, supaya pesawat tidak keluar dari perkerasan.

(20)

Tabel 3. 1a. Ukuran dari beberapa jenis pesawat

JENIS PESAWAT ARFL

( m ) LEBAR  SAYAP ( m ) JARAK TERLUAR  RODA PENDARATAN UTAMA ( m ) BeaperDHC-2 381 14.6 3,3 Turbo Besver DHC-2T 427 14.6 3,3 Beeohoraft A24R 603 10.0 3.9 BeeohoraftA36 670 10.2 2.9 Beeohoraft76 430 11.6 3.3 BeeohoraftB55 457 11.5 2.9 BeeohoraftB60 793 12.0 3.4 Beeohoraft B100 578 14.0 4.3 Cessna152 408 10.0 -Cessna172 381 10.9 -Cessna180 367 10.9 -Cessna185 418 10.9 -Cessna Stationsir 6 543 10.9 -CessnaTurbo6 500 10.9 -Cessna Stationsir 7 600 10.9 -CessnaTurbo7 567 10.9 -CessnaSkylane 479 10.9

-Cessna Turbo Skylane 479 10.9

-Cessna 310 518 11.3 -Cessna310Turbo 507 11.3 -CN235 675 25.8 3.9 Beeohoraft E18G 753 15.0 3.9 Beeohoraft B80 427 15.3 14.3 Beeohoraft C90 488 15.3 14.3 Beeohoraft200 579 16.6 5.6 OtterDHC–3 497 17.7 3.7 TwinOtterDH-6 695 19.8 4.1 DashDHC7 689 28.4 7.8 LeasrJet24F 1005 10.9 2.5 LeasrJet28/29 912 13.4 2.5 Hawker Siddalay HS 125 – 400 1646 14.3 3.3 Hawker Siddalay HS 125 – 600 1646 14.3 3.3 Hawker Siddalay HS 125 – 700 1769 14.3 3.3 Sumber : ICAO, Aerodrome Design Manual, Part 1, Runways

Tabel 3. 1b. Ukuran dari beberapa jenis pesawat

JENIS PESAWAT ARFL (m) LEBAR  SAYAP (m) JARAK TERLUAR  RODA PENDARATAN UTAMA (m) 19

(21)

Canadair CL 600 1310 18.8 3.6 Fokker F28-1 000 1646 23.6 5.8 Fokker F28-2 000 1646 23.6 5.8 Nard262 1260 21.9 3.4 Antonov AN-24 1600 29.2 8.8 Convair240 1301 28.0 8.4 Convair440 1564 32.1 8.6 Convair590 1341 32.1 8.6 Convair600 1379 28.0 8.4 Convair640 1570 32.1 8.6 DC-3 1204 28.8 5.8 DC-4 1542 35.8 8.5 DC-6A/6B 1375 35.8 8.5 DC-9-20 1551 28.5 6.0 Fokker F27-500 1670 29.0 7.9 Fokker F27-600 1670 29.0 7.9 Fokker F28-3 000 1640 25.1 5.8 Fokker F28-4 000 1640 25.1 5.8 Fokker F28-6 000 1400 25.1 5.8 Buffalo DHC-5D 1471 29.3 10.2 Airbus A300 B2 1676 44.8 10.2 BAC1-11-200 1884 27.0 5.2 BAC1-11-300 2484 27.0 5.2 BAC1-11-400 2420 27.0 5.2 BAC1-11-475 2286 28.5 5.4 BAC1-11-500 2408 28.5 5.2 B-727-100 2502 32.9 6.9 B-727-200 3176 32.9 6.9 B-737-100 2499 28.4 6.4 B-737-200 2295 28.4 6,4 B-737 Advancad-200 2707 28.4 6.4 Caravelle12 2600 34.3 5.9 Consorda 3400 25.5 8.8

Sumber : ICAO, Aerodrome Design Manual, Part 1, Runways

Tabel 3. 1c. Ukuran dari beberapa jenis pesawat

JENIS PESAWAT ARFL (m) LEBAR  SAYAP (m) JARAK TERLUAR  RODA PENDARATAN UTAMA (m) DC-9-10 1975 27.2 5.9 DC-9-30 2134 28.5 6.0 DC-9-40 2091 28.5 5.9 DC-9-50 2451 28.5 5.9 DC-9-80 2195 32.9 6.2 Viscount800 1859 28.6 7.9 AirbusA310 1845 43.9 10.9 Airbus A300B4 2605 44.8 10.9 20

(22)

B-707-100 2454 39.9 7.9 B-707 Advanced-100 3206 39.9 7.9 B-707-200 2697 39.9 7.9 B-707-300 3088 44.4 7.9 B-707-400 3277 44.4 7.9 B-720 1981 39.9 7.5 B-757-200 2057 38.0 8.7 B-767-200 1981 47.6 10.8 DC-8-43 2947 43.4 7.5 DC-8-55 3048 43.4 7.5 DC-8-61 3048 43.4 7.5 DC-8-63 3179 45.2 7.6 DC-10-10 3200 47.4 12.6 DC-10-30 3170 50.4 12.6 DC-10-40 3124 50.4 12.6 Lockheed L-100-20 1829 40.8 4.9 Lockheed L-100-30 1829 40.4 4.9 Lockheed L-188 2066 30.2 10.5 Lockheed L-1011-1 2426 47.3 12.8 Lockheed L-1011-200 2469 47.3 12.8 Lockheed L-1011-500 2844 47.3 12.8 B-747-100 3060 59.6 12.4 B-747-200 3150 59.6 12.4 B-747-SR 1860 59.6 12.4 B-747-SP 2710 59.6 12.4

Sumber : ICAO, Aerodrome Design Manual, Part 1, Runways

(23)

Untuk perencanaan secara detail bisa dilihat pada :

- F.A.A. ( Federal Aviation Administration ) Advisor Circular no. AC 150/5325 - 4

- Aerodrome Design Manual Part 1 dan 2 dari ICAO ( International Civil Aviation Organization )

1. Kondisi fisik pesawat :

- Weight : diperlukan datanya untuk merencanakan tebal perkerasan dan kekuatan landas pacu, taxiway, apron.

- Size : diperlukan datanya untuk merencanakan luas Apron, juga

mempengaruhi terhadap konfigurasi terminal ( Hanggar, ruang bebas antar bangunan lebar taxi way ) sehubungan dengan lebar sayap dan  panjang badan pesawat ( Fuselag ).

- Capacity : diperlukan datanya untuk merencanakan Terminal Building dan sarana lainnya sehubungan dengan kapasitas penumpang.

- Distance Flight : diperlukan datanya untuk merencanakan konfigurasi terminal sehubungan dengan jumlah flight.

2. Jenis mesin pesawat

- Piston Engine : Pesawat yang digerakkan oleh putaran baling-baling dengan tenaga piston, biasanya pesawat berbadan kecil. - Turbo Prop : Pesawat yang digerakkan oleh putaran baling-baling dengan

tenaga turbin.

- Turbo Jet : Pesawat yang digerakkan dengan daya dorong ( Trust ) dari tenaga semburan jet , akan tetapi berakibat boros terhadap  bahan bakarnya.

- Tubo Fan : Pesawat yang digerakkan dengan kombinasi turbin dan fan di depan atau dibelakangnya, dampaknya lebih baik terhadap  pemakaian bahan bakar, sehingga banyak yang menggunakan

sistem ini.

3. Sifat sifat mesin Jet * Mesin Turbo Jet

(24)

- terdiri dari Compressor, Combustion – Chamber dan turbin dibelakang mesin.

* Mesin Turbo Fan

- pada prinsip sama dengan turbo jet, tetapi ditambahkan sudu-sudu, yang ditempatkan di bagian depan dari Compressor, SuduFan.

4. Noise ( bunyi bising )

 Noise muncul pada pesawat yang menggunakan mesin Turbo Jet dan Fan. Sumber utama bising ditimbulkan akibat bergeraknya bagian mesin pesawat seperti Fan, Compressor dan Turbin atau yang disebut primair jet.

Upaya untuk mengurangi kebisingan telah dilakukan antara lain adalah dengan membuat knalpot, akan tetapi masih cukup tinggi tingkat kebisingannya. Ini salah satu faktor problem gangguan terhadap lingkungan.

5. Istilah berat Pesawat - Operating Weight Empty

 berat dasar pesawat include crew dan peralatan pesawat yang biasa disebut “ No Go Item” Without bahan bakar dan penumpang/barang

- Pay Load

 berat penumpang dan barang yang harus membayar, termasuk paket dan surat.

- Zero Fuel Weight

 batasan berat spesifik pada setiap jenis pesawat sehubungan dengan bahan  bakar.

- Maximum Ramp Weight

 berat maximum pesawat diizinkan untuk taxiing dari apron menuju ujung landasan pacu sehubungan dengan bahan bakar.

- Maximum Structural Landing Weight

 berat maximum struktural ketika mendarat, kemampun main gear pesawat dalam menyerap beban ketika mendarat.

- Maximum Structural Take Off Weight

 berat maximum struktural ketika lepas landas, diantarannya adalah berat pesawat kosong, bahan bakar, crew, pay load yang diizinkan oleh prabik.

6. Pay Load dan Range/distance

(25)

Komponen bahan bakar pesawat : - bahan bakar perjalanan

tergantung pada jarak yang akan ditempuh - bahan bakar cadangan

tergantung pada jarak lapangan terbang alternatif, waktu tunggu mendarat, jarak penerbangan kembali/asal ( Internaional ).

Berat pesawat terdiri dari :

- OWE , Pay Load, Bahan bakar perjalanan, cadangan

Prosentase Take Off Weight

OWE Pay Load BBM

Perjalanan BBM Cadangan ShortRange 66 24 6 4 MidleRange 59 16 21 4 LongRange 44 10 42 4

7. Statik Weight pada Main Gear dan Nose Gear 

Untuk merencanakan kekuatan landasan, dianggap bahwa 5% beban diberikan pada  Nose Gear dan 95% pada Main Gear, bila ada dua Main Gear, masing-masing

menahan 47,5% beban pesawat. ( B. 747 ).

Contoh : sebuah pesawat lepas landas 300.000 lbs, spesifikasi pesawat seperti di atas.

8. Pusaran Angin

Wake Turbulence adalah pusaran angin yang terbentuk pada sayap pesawat ketika lepas landas dan berkumpul terus pada garis terbang pesawat.

Wake Turbulence ini akan bertahan lama bila tidak ada angin, bisa lebih dari 2 menit, sangat berbahaya bagi pesawat kecil.

9. Kelompok Pesawat Berdasarkan FAA : - pesawat ringan ( Air Light )

 pesawat yang mempunyai MTOW lebih kecil dari 300.000 lbs

(26)

contoh : DC. 9, B 737, F 28, pesawat propeller. - pesawat berat ( Air Heavy )

 pesawat yang mempunyai MTOW lebih besar dari 300.000 lbs

contoh : B 747 – 320 B, DC 8 – 61, pesawat berbadan lebar ( DC 10, Air Bus 300 ).

Berdasarkan angkutan :

- Pesawat penumpang ( Air Carier ) - Pesawat barang ( Air Cargo ) - Pesawat kecil ( General Aviation )

10. Kemampuan pesawat

- Kecepatan awal ( Initial Climb Out Speed ) = V2

kecepatan minimum untuk mendaki sesudah pesawat mencapai ketinggian 10,5 m ( 35 ft ).

- Kecepatan putusan ( Decition Speed ) = V1

kecepatan penentuan dimana bila mesin mengalami kegagalan pada saat kecepatan V1 belum tercapai (merupakan Guide Line Flight )

- Kecepatan rotasi ( Rotation Speed ) = Vr 

kecepatan pada saat pesawat mengangkat hidung pesawat - Kecepatan angkat ( Lift Off Speed ) = V lof 

kecepatan pada saat pesawat mengangkat badan pesawat

Informasi dari Merpati

March 24, 2005

Kapasitas terpasang

Pesawat Boeing B737-400 = 158 seat Pesawat Boeing B737-200 = 158 seat Pesawat Boeing B727-200 = 158 seat Pesawat Fokker F100 = 100 seat Pesawat Fokker F28 = 100 seat Pesawat Fokker F27 = 80 seat Pesawat Cassa 212 = 18 seat

(27)

Pesawat DHC-6 = 18 seat Pesawat CN-235 = 36 seat

(28)
(29)
(30)

1. K

(31)

BAB 5

RUNWAY CONFIGURATION

Pengertian

adalah jumlah dan arah (orientasi) dari landasan serta penempatan

 bangunan terminal termasuk lapangan parkirnya yang berkaitan dengan

landasan itu.

Sebagian konfigurasi landas pacu adalah kombinasi dari konfigurasi dasar.

Jenis konfigurasi dasar terdiri dari :

a.

Landasn Tunggal

b.

Landasan Paralel

c.

Landasan dua jalur  

d.

Landasan Berpotongan

e.

Landasan Terbuka V

a. Landasan Tunggal

-

Konfigurasi yang paling sederhana.

-

Konfigurasi yang paling banyak dipakai, termasuk  

negara kita.

-

Kapasitas dalam kondisi VFR ( Visuil Flight Rule )

antara 45 –100 gerakan /jam.

-

Kapasitas dalam kondisi IFR ( Instrument Flight

Rule ) antara 40 – 45 gerakan /jam.

 b. Landasan Paralel

-

Posisi landasan sejajar, terdapat

 pemisahan/penjarakan

-

Penjarakan landasan dibagi menjadi 3 :

1.

Landasan sejajar berdekatan ( Close )

Mempunyai jarak sb ke sb 700 ft = 213 m.

2.

Landasan sejajar menengah ( Intermediate )

Mempunyai jarak 3500 ft = 1067 m.

3.

Landasan sejajar berjauhan ( Far )

Mempunyai jarak 4300 ft = 1310 m

-

Meningkatkan kapasitas gerakan dengan

mengatur/membedakan landasan take off dan landing.

c. Landasan dua Jalur 

-

Landasan dua jalur terdiri dari dua landasan pada

 prinsipnya sama dengan landasan paralel.

(32)

-

Secara geometrik berbeda dengan landasan paralel,

akan tetapi untuk taxiing efesien.

-

Sehingga lebih besar kapasitas gerakannya, jika

dipakai operasi penerbangan seragam.

d. Landasan bersilangan

-

Landasan bersilangan diperlukan jika angin yang bertiup keras

lebih dari satu arah.

-

Kapasitas terbesar jika persilangan sedekat mungkin kepada ujung

awal lepas landas dan threshold.

-

Hindari perencanaan landasan seperti ini.

e. Landasan V terbuka

-

Landasan dengan arah divergen akan tetapi tidak  

saling berpotongan.

-

Kapasitas terbesar pada arah divergen yaitu VFR 80

-200 gerakan/jam sedangkan dalam IFR 60 - 70 gerakan/jam.

-

Sedangkan dalam arah konvergen kapasitasnya sangat

 berkurang, menjadi 50 – 60 gerakan/jam dalam IFR dan 50 - 100

dalam VFR.

Klasifikasi Lapangan Terbang

Menurut ICAO ( International civil Aviation Organisation )

Huruf A dengan panjang landasan di atas 2000 m

Huruf B dengan panjang landasan 1800 – 2000 m

Huruf C dengan panjang landasan 1500 – 1800 m

Huruf D dengan panjang landasan 800 – 1500 m

Huruf E dengan panjang landasan di bawah 800 m

Perubahan terjadi pada tahun 1981, efektif sejak 23 Maret 1983 menjadi

Angka 1 dengan panjang landasan di bawah 800 m

Angka 2 dengan panjang landasan 800 – 1200 m

Angka 3 dengan panjang landasan 1200 – 1800 m

Angka 4 dengan panjang landasan lebih dari 1800 m

Selanjutnya diikuti dengan huruf untuk spesifikasi lebar sayap & main gear 

A dengan lebar di bawah 15 m, jarak terluar main gear 4,5 m

(33)

E dengan lebar

52 m – 60 m, jarak terluar main gear 14 m

Buatkan tabel :

KODE ELEMEN 1 KODE ELEMEN 2

KODE A.R.F.L KODE

HURUF LEBAR  SAYAP WING SPAN OUTER  MAIN GEAR  WHEEL SPAN 1 Kurang dari 800 m A 2 800 m – 1200 m B 15 m – 24 m 4,5 m – 6 m 3 1200 m – 1800 m C 24 m – 36 m 6 m – 9 m 4 1800 m dan seterusnya D 36 m – 52 m 9 m – 14 m

2. Menurut FAA ( Federal Aviation Adminitration)

Membagi dua menjadi :

-

Pengangkutan Udara ( Air Carier )

-

Pesawat-pesawat Umum ( General Aviation )

General Aviation :

-

Utility

: - Basic Utility Stage I

- Basic Utility Stage II

- General Utility

-

Basic Transport

-

General Transport

-

Utility melayani pesawat dengan berat kurang dari

12.500 lbs.

-

BUS I melayani 75% pesawat propeler tidak lebih dari

3.000 lbs.

-

BUS II melayani pesawat kecil dengan tidak lebih dari

8.000 lbs.

-

Basic Transport melayani dengan berat kotor 175.000

lbs

Declared Distance

1. Take Off Run Available ( TORA )

2. Take Off Distance Available ( TODA )

(34)

3. Accelerate Stop Distance Available ( ASDA )

4. Landing Distance Available ( LDA )

Example O Implementation DD

 No.

Landasan

LDA

TORA

ASDA

TODA

09

7000 ft

7800 ft

8500 ft

9500 ft

Clearway = 1,700 ft

Stopway =

700 ft

TODA = TORA + Clearway

ASDA = TORA + Stopway

clearway

stopway

Runway

(35)
(36)
(37)

BAB 6

(38)

AEROPLANE REFERENCE FIELD LENGTH

A.R.F.L

Panjang landasan standar menurut ICAO. Adalah panjang

landas pacu minimum yang dibutuhkan untuk Take Off 

(lepas landas), pada maksimum sertifikated take off weight,

elevasi muka laut, kondisi standar atmosfir, keadaan tanpa

ada angin bertiup, landas pacu tanpa kemiringan, Setiap

pesawat mempunyai ARFL dari pabrik pembuatnya.

Untuk itu bila ingin dikonversikan dengan keadaan

lapangan sebenarnya sebagai berikut :

a. Temperatur

Pada temperatur yang lebih tinggi, dibutuhkan landas

pacu yang lebih panjang, sebab temperatur tinggi

densiti udara rendah, menghasilkan output daya

dorong yang rendah.

Sebagai standar temperatur dipilih temperatur di atas

muka laut sebesar 59

o

F = 15

o

C.

Menurut ICAO panjang landasan harus dikoreksi

terhadap temperatur sebesar 1%, atau 0,56% setiap

1

o

F, sedangkan untuk setiap kenaikan 1000 m dari

muka laut rata-rata

Ft = 1 + 0,01 ( T – (15 – 0,0065 h ) metric

Ft = 1 + 0,0056 ( T – (59 – 0,0036 h ) imperial

 T = Aerodrome reference temperatur

(39)

b. Ketinggian, Altitude

ARFL bertambah sebesar 7% setiap kenaikan 300 m

(1000 ft).

Fe = 1 + 0,07 X

300 h

metric

Fe = 1 + 0,07 X

1 0 0 0 h

imperial

h = Aerodrome Elevasi

c. Kemiringan landasan, Runway Gradient

Bagi pesawat bermesin turbin, faktor koreksinya antra

7 – 10% setiap kemiringan uniform 1 %, untuk

menyeragamkan dengan pesawat bermesin piston, Fs

ini disamakan sebesar 10%.

Kriteria perencanaan lapangan terbang membatasi

kemiringan landasan sebesar 1

½

%.

FAA, memperkenalkan “Effektif Gradient” yaitu beda

tinggi antara titik tertinggi dan titik terendah pada

penampang memanjang landasan dibagi dengan

panjang landasan yang ada.

Faktor koreksi kemiringan (Fs) sebesar 10 % setiap

kemiringan 1 %, berlaku untuk kondisi lepas landas

bagi landasan dengan nomor kode 2,3, atau 4,

pesawat bermesin turbo jet, sedang pesawat bermesin

piston dan turbo koreksi adalah 20%

Fs = 1 + 0,1 S ( metric atau imperial )

(40)

d. Angin permukaan, surface wind

landasan yang diperlukan lebih pendek bila bertiup

angin haluan (head wind) sebaliknya bila bertiup angin

buritan (Tail Wind) landasan yang diperlukan lebih

panjang.

Angin buritan maximum yang diizinkan bertiup dengan

kekuatan 10 knots.

Pengaruh angin terhadap landasan

Kekuatan angina

Persentasi pertambahan/ pengurangan landasan tanpa angin

+

5

-

3

+

10

-

5

-

5

+

7

Kesimpulan : perencanaan lapangan terbang diinginkan

tanpa tiupan angin.

e. Kondisi permukaan landas pacu

standing water adalah genangan tipis air

dipermukaan landas pacu, harus dihindari karena

membahayakan operasi pesawat, dalam hal

pengereman pada ban roda pesawat.

Contoh perhitungan : ARFL

Data : - direncanakan panjang landas pacu yang

dibutuhkan untuk lepas landas

= 3.200 m

(41)

- elevasi di atas muka laut

= 120

m

- temperatur di lapangan terbang =

28

o

C

- kemiringan landas pacu

= 0,6

%

berapa panjang landas pacu bila pesawat take off di ARFL :

Fe = 1 + 0,07 X

300 h

metric

= 1 + 0,07 X

300 120

= 1,028

Ft = 1 + 0,01 ( T – (15 – 0,0065 h ) metric

= 1 + 0,01 ( 28 –(15 – 0.0065 X 120) = 1.122

Fs = 1 + 0,1 S

= 1 + 0,10 X 0,6 = 1,060

A.R.F.L =

1,028 X  31,.122200 X  1,060

= 2,618 m

Dengan cara yang sama

Data sebagai berikut :

Lapangan terbang A

lapangan terbang B

Panjang landasan 2.600 m

2.600 m

Elevasi

150

m

390

m

 

Temperatur

o

C

32

42

o

C

Slope

0,4%

0,8%

(42)

Panjang landasan setelah pengaruh ARFL ?

BAB 7

TAXIWAY & APRON CONFIGURATION

(43)

Lampiran picture :

(44)

`

(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)

49 JALUR  PENERBANGAN DI ANGKASA TERMINAL ANGKASA

(51)
(52)

Gambar

Tabel 3. 1a. Ukuran dari beberapa jenis pesawat
Tabel 3. 1c. Ukuran dari beberapa jenis pesawat

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan peran sosial politik dalam Dwifungsi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dan disalahgunakannya Angkatan Bersenjata Republik Indonesia sebagai alat kekuasaan pada

hukum disiplin Prajurit Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1997 Nomor 67. 7) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002

Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1977 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara

satuan darat atau satuan laut atau satuan udara Tentara Nasional Indonesia. 5) Unsur kekuatan bersenjata negara lain yang berada dalam wilayah Negara Kesatuan Republik

Pelaksanaan peran sosial politik dalam Dwifungsi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dan disalahgunakan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia sebagai alat kekuasaan pada masa Orde

PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)b. PT INDUSTRI PESAWAT

PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA UNTUK PENDIRIAN PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) DALAM BIDANG INDUSTRIb.

Pelaksanaan peran sosial politik dalam Dwifungsi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dan disalahgunakannya Angkatan Bersenjata Republik Indonesia sebagai alat kekuasaan pada