• Tidak ada hasil yang ditemukan

contoh andal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "contoh andal"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENELITIAN

KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN BATUBARA

TERHADAP PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI

DAN LINGKUNGAN Dl KABUPATEN

KUTAIKARTANEGARA

TIM PENELITI

1. Dr. lr. lnce Raden, MP

2.

M.Soleh Pulungan, S.Pd,MH

3.

Moh. Dahlan, SE, M.Si

4.

Dr. lr. Thamrin, MP

Dibiayai oleb Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam

negeri, sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan

Nomor: 15.21/PI-111112010

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

JAKARTA

NOVEMBER 2010

(2)

...

HAJJAN l'J!iNriLlilAft UAll

f!i11\ifi1Y1DA11UA11 UAI'JMn

Jln. Wolter

Mon~lnsldi Kompl~lz.

.Kantor Bupatl Gedun\l Bappeda

-

Balitbangda

Lt. 4

TENGGARONG

SURAT PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama

Jabatan

Tahun Anggaran

: DR.Ir. Ince Raden, MP

: Ketua Tim (Penelitian dampak penambangan batubara terhadap pengembangan sosial ekonomi dan lingkungan Di Kabupaten Kutai Kartanegara)

:2010

Dengan ini menyatakan bahwa hasil Laporan Akhir Penelitian Dampak penambangan batubara terhadap peningkatan sosial ekonomi masyarakat dan lingkungan di Kabupaten Kutai

'

Kartanegara tahun 2010, telah diperbaiki/ disempurnakan sesuai dengan arahan nara sumber, · pada saat paparan Draft Laporan Akhir hasil penelitian dimaksud yang dilaksanakan di Jakarta pada tanggal12 sf d 16 Nopember 2010.

Semoga kegiatan ini dapa~ bermanfaat untuk berbagai pihak terkait khususnya diwilayah Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur

Demikian Surat Pengesahan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya .

Mengetahui:

Kepala Balitbangda

~

~~ten

Kutai Kartanegara

.1\':

M.Hermawan,

M.Si.

9630908 198902 1 002

Tenggarong, l

Desember 2010

· Ketua Tim Peneliti,

R.Ir.

Ince Raden MP

NIP. 196709081994 31005

(3)

... ...__. ..._ ' --...J ~

PRAKATA

Puji dan syukur hanya kehadirat Allah SWT karena berkat petunjuk,

rahmat dan karuniah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kajian Dampak Penambangan Batu Bara terhadap Perkembangan Sosial, Ekonomi dan

Lingkungan di Kabupaten Kutai Kartanegara. Laporan ini secara umum

menyajikan tentang dampak keberadaan usaha pertambangan batubara di 4

Kecamatan di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara.

Kegiatan penelitian ini didanai pada tahun 2010 oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia melalui program lnsentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa di

Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah Tahun 201 o

yang diajukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kabupaten Kutai Kartanegara. Sehubungan dengan telah selesainya laporan penelitian ini kami mengucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memb. 1tu kesuksesan kegiatan ini.

• .•himya semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak

Tenggarong, November 2010

(4)

...,

RINGKASAN

Kutai Kartanegara merupakan salah satu Kabupaten di Kalimantan Timur yang memiliki sumberdaya alam yang melimpah, salah satu diantaranya adalah penambangan batubara. Dalam proses eksploitasinya menimbulkan dampak terhadap sosial ekonomi dan lingkungan.

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah memperoleh informasi tentang dampak sosial ekonomi dan lingkungan fisik, kimia dan biologi terkait dengan penambangan batubara di Kutai Kartanegara serta merekomendasikan strategi penanggulangan dampak pertambangan batubara yang perly dilaksanakan guna untuk mengantisipasi dan mencegah dampak negatif dan mengoptimalkan dampak positif akibat pertambangan batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara. Diharapkan dari penelitian ini menemukan kondisi riil sosial ekonomi dan kondisi kerusakan lingkungan serta tindakan preventif dan pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan pertambangan sehingga menjadi salah satu bahan masukan bagi pihak Pemerintah Daerah (terutama bagi stakeholders seperti, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pertambangan dan Energi, dan Badan Pengelola ljin Terpadu) untuk menilai dampak penambangan batubara terhadap pengembangan sosial ekonomi masyarakat dan kualitas lingkungan yang pada akhirnya dapat menjadi pertimbangan dalam pengawasan dan pemantauan penambangan batubara.

Strategi untuk mencapai tujuan di atas dilakukan pendekatan Penelitian dari aspek ekonomi, sosial budaya dan aspek ekologi (lingkungan) dan mengevaluasi program-program CSR yang telah dilakukan oleh perusahaan batubara baik berdasarkan data primer maupun data sekunder melalui quisioner, indepth interview, observasi, dokumentasi, dan studi pustaka (literatur).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pertambangan batubara memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat di sekitar perusahaan, yaitu meningkatkan pendapatan per bulan, memberikan peluang kerja dan peluang usaha sehingga dapat memberbaiki ekonomi masyarakat. Disisi lain, kegiatan usaha pertambangan batubara memberikan dampak negatif dan positif terhadap kondisi sosial masyarakat sekitar perusahaan. Dampak negatifnya adalah Kehadiran usaha pertambangan meningkatkan konflik antara masyarakat, antara masyarakat dan perusahaan yang dipicu oleh masalah limbah, penerimaan tenaga kerja, masalah tumpangtindih lahan, dan tidak

(5)

--". . J

optimalnya perusahaan dalam melaksanakan program pemberdayaan masyarakat (Comdev). Selain itu, keberadaan perusahaan batubara memberikan dampak terhadap menurunnya aktifitas keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan gotong royong terutama kerja bakti dan kegiatan-kegiatan keagamaan, tetapi memberikan dampak positif terhadap kepedulian pemberian bantuan dana untuk kegiatan-kegiatan sosial. Selanjutnya dari penelitian ini ditemukan pula bahwa kegiatan usaha pertambangan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan fisik, kimia dan biologi. Kerusakan-kerusakan tersebut diantaranya kerusakan bentang alam, penurunan kesuburan tanah, rusaknya flora dan fauna endemik, meningkatnya polusi udara dan debu, erosi dan sedimen yang memicu banjir, kebisingan, rusaknya jalanan umum yang digunakan untuk memuat alat-alat berat perusahaan, dan adanya limbah yang dapat masuk ke lahan-lahan pertanian dan sungai sehingga merusak biota perairan dan sumber air yang digunakan untuk air bersih (minum) dan mencuci.

Program pengembangan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan batubara didominasi olef1 pembangunan infrastruktur, pemberian beasiswa dan bantuan di bidang kesehatan dan strategi untuk meng eliminir dampak negatif akibat aktifrtas pertambangan batubara di Kutai Kartanegara maka perlu dilakukan evaluasi kinerja pertambangan batubara mu!ai tahan Pra konstruksi, konstruk, operasi dan pasca operasi penambangan batubara dan Selanjutnya memberikan sanksi yang tegas kepada perusahaan-perusahaan yang tidak memenuhi kewajibannya dalam melakukan reklamasi dan revegetasi lahan bekas tambang yang selama ini jarang/tidak pernah dilakukan.

(6)

---._, ... DAFTAR lSI Halaman PRAKATA ... . RINGKASAN... ii DAFTAR lSI... iv DAFTAR TABEL... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... v

DAFTAR GAMBAR... viii

BAB 1. PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang.... .. . .. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... . .. .. . .. . ... 1

1.2 Rumusan Masalah... . . 3

BAB II. TINJUAN PUSTAKA . . . 5

2.1. Dampak pertambangan batubara... 5

2.2. Potensi Pertambangan Batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara... 9

2.3. Metode dan Tahap Penambangan batubara... ... ... ... ... ... 10

2.4. Kebijakan Pengelolaan Pertambangan Batubara di Indonesia... 13

BAB Ill. TUJUAN DAN MANFAAT... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 17

3.1. iujuan Penelitian... .. . . .. . . 17

3.2. Manfaat Penelitian... ... ... ... ... ... 17

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN .. .. .. . .. .. .. .. .. . ... .. . .. .. .. .. .. .. .. . .. .. . .. . .. 18

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 18

4.2. Ruang Lingkup Kajian... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 19

4.3. Kerangkan Pemikiran... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .... 19

4.4. Rancangan Penelitian... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 21

4.5. Pendekatan Penelitian... ... ... ... ... ... ... 21

4.6. Populasi dan Sampel... 23

4. 7 .Variabel Penelitian... .. . . . 24

4.8. Metode Anal isis Data... 26

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN... 33

5.1. Dampak Kegiatan Pertambangan terhadap Ekonomi Masyarakat... .. . . .. . .. .. . . .. . .. . . .. . .. . .. . .. . . .. . . .. . . 33

5.2. Dampak Kegiatan Pertambangan Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat... .. . .. . . .. . . .. .. . . .. . . .. . . 38

5.3. Dampak Kegiatan Pertambangan Terhadap Lingkungan... ... ... 40

5.4. Community Development dan Corporate Sosial Responsibility.. 65

5.5. Strategi Pengelolaan dampak Pertambangan Batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara... 66

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 70

6.1. Kesimpulan... .. . . .. . . 70

6.2. Saran... 71

(7)

v

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Metode Pengumpulan data, analisis data social dan ekonomi. ... . 2. Daftar parameter fisik dan kimia lingkungan perairan ... . 3. Metode Pengumpulan Data, Analisis Data, dan Parameter Komponen Kualitas Udara dan Kebisingan ... . 4. Jadwal Kegiatan Penelitian ... . 5. Pendapatan per bulan sebelum dan sesudah ada perusahaan tambang batubara ... .

6.

Pengeluaran setiap bulan sebelum dan sesudah ada

perusahaan ... . 7. Kebutuhan Tenaga Kerja PT. Anggana Coal untuk Operasional Tam bang Batubara di Kecamatan Loa Kulu ... . 8. Peluang usaha yang dapat dikembangkan masyarakat akibat adanya perusahaan ... . 9. Kondisi ekonomi masyarakat akibat adanya perusahaan batubara ... . 10. Pengaruh kehadiran perusahaan batubara terhadap konflik ... . 11. Penyebab terjadinya konflik antara masyarakat-peruahaan ... . 12. Perubahan prilaku gotong royong akibat kehadiran pertambangan

batubara ... . 13. Perubahan kondisi sosial masyarakat ... . 14. Kerusakan lingkungan akibat adanya aktifrtas pertambangan

batubara ... . 15. Cadangan Batubara dan Rencana Bukaan Tanah (Overburden) PT. Anggana Coal di Kecamatan Loa Kulu dan Kecamatan Sebulu ... . 16. Hasil Analisis Kualitas Air di Sekitar Lokasi Tambang PT. Arzara

Barain ... . 17. Jumlah Kendaraan dan Kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) PT. Putra Dewa Jaya ... . 18. Kualitas Udara Ambien di Sekitar Lokasi Pertambangan Batubara PT. Putra Dewa Jay a di Kutai Kartanegara ... .

29

29

30

32

33 34 34

37

38 38 39 39 40 40 44

46

50

52

(8)

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman

Teks

1. Dampak yang Timbuk akibat Aktivitas Pembangunan ... . 2. Peta Lokasi Penelitian Dampak Pertambangan Batubara di

Kabupaten Kutai Kartanegara ... . 3. Kerangka Pikir Kajian Dampak Pertambangan Batubara terhadap Pengembangan Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan ... .

4

.

Rangkaian Kegiatan Penambangan Batubara di Kabupaten Kutai

Kartanegara ... . 5. Kondisi Bentang Lahan setelah Dilakukan Penambangan

Batubara ... . 6. Pematangan Bentang Lahan pada Lahan eks tambang

batubara ... . 7. Salah satu Lubang Besar Bekas Penambangan Batubara yang

belum Direklamasi di Kabupaten Kutai Kartanegara ... . 8. Kegiatan Reklamasi dan Revegetasi Lahan Pasca Tambang di

Kabupaten Kutai Kartanegara ... . 9. Pemanfaatan Lubang Bekas Tambang Batubara sebagai Sarana

lrigasi di Kecamatan Tenggarong Seberang ... . 10. Pemanfaatan Lubang Bekas Tambang untuk Budidaya Tambak

lkan di Kecamatan Tenggarong Seberang ... . 11. Grafik Analisis SWOT dalam Menentukan Grand Strategy. ... .

5 18

20

42 43 43 45 60 66

66

72

(9)

1.1. Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN

Memasuki abad XXI, dalam konteks pembangunan daerah terdapat 2 (dua} aspek mendasar yang akan mewarnai tatanan kehidupan dan pemerintahan di daerah. Pertama adalah pengaruh globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi dan informasi yang makin nyata dan terasa dalam setiap sendi kehidupan masyarakat. Kedua, berkembangnya era otonomi daerah yang ditandai dengan diundangkannya undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Dari dua aspek tersebut peranan data dan informasi baik dalam penyajian, keakuratan, dan aktualisasi dan kecepatan penyampaian informasi akan sangat menentukan keberhasilan kebijakan dan tujuan pembangunan yang dilaksanakan.

Secara geografis Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan salah satu dari 13 kabupaten/kota yang terdapat di Propinsi Kalimantan Timur. Dari ibukota Propinsi Kalimantan Timur (Samarinda) ke Tenggarong (lbukota Kabupaten Kutai Kartanegara), cukup ditempuh dengan pe~alanan darat selama 30- 45 menit (sekitar 25 km). Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki luas wilayah sekitar

27.263,10 km2 terletak antara 115°26' Bujur Timur sampai dengan 117°36' Bujur

Timur dan 1°28' Lintang Utara sampai dengan 1°08' Lintang Selatan. Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Malinau, Kutai Timur dan Kota Bontang pada sisi sebelah utara. Pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Selat Makasar, sebelah selatan berbatasan dengan Kota Balikpapan dan juga Kabupaten Penajam Paser Utara, dan sisi sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat. Sedangkan wilayah Kota Samarinda dikelilingi oleh seluruh wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara.

Kabupaten Kutai Kartanegara kini terdiri dari 18 Kecamatan dan 226 desa/ kelurahan (termasuk desa persiapan). Jumlah desa/kelurahan ini meningkat bila dibandingkan dari tahun 1999 ketika awal pemekaran wilayah Kutai menjadi 3 kabupaten dan 1 kota. Pada tahun tersebut jumlah desa/kelurahan tercatat 186 desa/kelurahan. Dengan demikian ada pertambahan 34 desa/kelurahan atau 18,28 persen dari tahun 1999. Bila diamati dari letak

(10)

_,

'--'

' - '

geografisnya, dari 226 desa/kelurahan tersebut sebanyak 28 desa/kelurahan atau 12,38 persen merupakan daerah pesisir yang langsung berbatasan dengan laut (selat Makasar).

Kegiatan pertambangan di Kutai Kartanegara mencakup pertambangan migas dan non migas. Dari kegiatan tersebut minyak bumi dan gas alam merupakan hasil tambang yang sangat besar pengaruhnya terhadap perekonomian Kabupaten Kutai Kartanegara khususnya dan Provinsi Kalimantan Timur umumnya karena hingga kini kedua hasil tambang tersebut merupakan komoditi ekspor utama. Perkembangan produksi batubara misalnya pada tahun 2006 mencapai 467.275,07 metrik ton dari empat perusahaan tambang yang memasukkan data pada dinas pertambangan.

Kutai Kartanegara merupakan salah satu Kabupaten yang cukup kaya dengan sumber daya alamnya, potensi sumber daya alam yang sudah dikelola secara besar besaran adalah potensi pertambangan batubara, banyak investor yang terlibat dibidang pertambangan batu bara baik investor dari dalam negeri maupun dari luar negeri, tentunya dengan banyaknya investor yang menanamkan modalnya di kabupaten Kutai Kartanegara akan membawa dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnya adalah bahwa kesejahteraan masyarakat di wilayah pertambangan secara umum terlihat meningkat karena efek domino dari keberadaan perusahaan telah mampu mendorong dan menggerakkan sendi-sendi ekonomi masyarakat, Struktur sosial di masyarakat juga mengalami perubahan karena masyarakat sekitar pertambangan termotivasi untuk mampu menyesuaian perubahan struktur sosial yang disebabkan banyaknya masyarakat pendatang yang menjadi karyawan di perusahaan tambang batubara maupun masyarakat pendatang berusaha di sekitar perusahaan batubara.

Banyaknya investasi di bidang pertambangan batubara tidak hanya membawa dampak positif akan tetapi juga membawa dampak negatif, baik pada perubahan struktur sosial, budaya, ekonomi masyarakat maupun pada kualitas lingkungan. Pengaruh negatif struktur sosial masyarakat di sekitar perusahaan pertambangan yang mungkin bisa te~adi adalah perilaku dan atau kebiasaan yang bersifat negatif seperti pe~udian, kebiasaan minum-minuman keras dan pola hidup konsumtif para karyawan yang bisa mendorong perubahan masyarakat lokal menjadi lebih konsumtif dan bila hal tersebut tidak didukung oleh perubahan kemampuan daya beli masyarakat lokal akan menyebabkan

(11)

'---'

-kecemburuan sosial yang pada akhirnya bisa menyebabkan ketidak harmonisan (konflik sosial) antara warga di sekitar perusahaan pertambangan.

Hal lain yang tidak boleh diabaikan adalah dampak negatif terhadap kualitas lingkungan. Tidak dapat di pungkiri bahwa aktivitas pertambangan dapat dipastikan menyebabkan rendahnya kualitas lingkungan. Untuk mengendalikan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas perusahaan tambang batubara tersebut maka diperlukan kontrol yang kuat dari seluruh steakeho/der (perusahaan, pemerintah dan seluruh masyarakat). Mengingat besarnya potensi negatif atas pertambangan batubara maka tanggung jawab perusahaan untuk meminimalkan dampak negatif tersebut adalah dengan menyusun dokumen analisis dampak lingkungan, menyusun rencana pengelolaan lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan yang juga di dalamnya terdapat program-program kepedulian bagi masyarakat sekitar tambang agar tidak hanya merasakan dampak negatif saja akan tetapi juga merasakan manfaat atas aktivitas pertambangan disekitarnya. Bentuk kepedulian perusahaan tambang batubara adalah dengan mengembangkan Corporate Social Responcibility yang dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidupnya seperti penanggulangan kemiskinan, membantu dalam menyediaan fasilitas kesehatan, pendidikan, beasiswa, peningkatkan skill, peningkatan daya beli masyarakat sekitar tambang, memberikan pelatihan agar masyarakat sekitar tambang mempunyai daya saing, dan membantu membangun infrastruktur yang sangat diperlukan oleh masyarakat termasuk di dalamnya fasilitas air bersih. Berdasarkan uraian di atas, maka akan dikaji berbagai dampak dari kegiatan pertambangan batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara. Dampak yang dimaksud dalam kajian ini tidak dibatasi pada dampak negatif saja tetapi juga dampak positif yang timbul oleh aktivitas pertambangan batubara.

1.2.

Rumusan Masalah

Dari Jatar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1 . Bagaimana dampak pertambangan batubara terhadap aktifitas sosial dan ekonomi masyarakat di Kabupaten Kutai Kartanegara ?

2. Bagaimana dampak pertambangan batubara terhadap kualitas lingkungan di Kabupaten Kutai Kartanegara ?

(12)

'---'

,,

3. Bagaimana strategi yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi dan menanggulangi dampak pertambangan batubara di Kabupaten Kutai Kutai Kartanegara ?

(13)

·~

- - J

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Dampak Pertambangan Batubara

2.1.1. Pengertian Dampak

Dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dampak lingkungan didefinisikan sebagai suatu perubahan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu dan atau kegiatan. Sementara itu, Soemarwoto (2005) mendefinisikan dampak sebagai suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas di mana aktivitas tersebut dapat bersifat alamiah, baik kimia, fisik, dan biologi. Lebih lanjut didefinisikan dampak pembangunan terhadap lingkungan adalah perbedaan antara kondisi lingkungan sebelum ada pembangunan dan yang diperkirakan akan ada setelah ada pembangunan. Pembangunan yang dimaksud termasuk kegiatan penambangan batubara yang dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan secara umum. Dampak Sosial, ekonomi dan Budaya Dampak Biofisik Kegiatan Pembangunan Tujuan Dampak Biofisik Dampak Sosial, ekonomi dan Budaya Dampak Primer Dampak Sekunder

Gambar 1. Dampak yang Timbuk akibat Aktivitas Pembangunan

Dampak penambangan batubara berarti perubahan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan usaha eksploitasi batubara baik perubahan sosial, ekonomi, budaya, kesehatan maupun lingkungan alam. Dampak penambangan

(14)

·--.

batu bara bisa positif bila perubahan yang ditimbulkannya menguntungkan dan negatif, jika merugikan, mencemari, dan merusak lingkungan hidup. Dampak yang diakibatkan oleh penambangan batubara menjadi penting bila terjadi perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar. Adapun kriteria dampak penting, yaitu : (1) jumlah manusia yang akan kena dampak, (2) luas wilayah penyebaran dampak, (3) intensitas dan lamanya dampak berlangsung, (4) banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak, (5) sifat komulatif dampak, dan (6) berbalik (reversible) atau tidak berbalik (ireversible) dampak.

2.1.2. Dampak Penambangan Batubara terhadap Lingkungan

Konsekuensi dari sebuah pembangunan akan dapat membawa dampak terhadap lingkungan baik dampak positif maupun negatif. Semua manusia berkeinginan bahwa adanya sebuah kegiatan (usaha) atau pembangunan akan dapat meningkatkan kesejateraan masyarakat dan mengelolah dampak negatif dengan sebaik-baiknya sehingga dapat dieliminir sehingga kehadiran usaha atau pembangunan tersebut dapat berhasil guna bagi semua mahluk hidup (manusia, flora dan fauna, air, tanah dan ekosistem lainnya).

Konsep dasar pengelolaan pertambangan bahan galian berharga dari lapisan bumi hingga saat ini tidak banyak beruba, yang berubah hanyalah skala kegiatannya hal ini juga terjadi di Kutai Kartanegara. Kondisi riil di lapangan menunjukkan bahwa perkembangan teknologi mekanisasi pengelolaan pertambangan menyebabkan semakin luas dan semakin dalam pencapaian lapisan bumi jauh di bawah permukaan tanah sehingga membawa dampak terhadap pencemaran air permukaan dan air tanah.

Kegiatan pertambangan merupakan kegiatan usaha yang kompleks dan sangat rum it, sarat risiko, merupakan kegiatan usaha jangka panjang, melibatkan teknologi tinggi, padat modal, dan membutuhkan aturan regulasi yang dikeluarkan oleh beberapa sektor. Selain itu, kegiatan pertambangan mempunyai daya ubah lingkungan yang besar sehingga memerlukan perencanaan total yang matang sejak tahap awal sampai pasca tambang. Seharusnya pada saat membuka tambang, sudah harus difahami bagaimana menutup tambang yang menyesuaikan dengan tata guna lahan pasca tambang sehingga proses rehabilitasi/reklamasi tambang bersifat progresif, sesuai rencana tata guna lahan pasca tambang. Dasar rencana dan implementasi seperti ini, harus dilakukan di

(15)

- ' ... ... . _ ; ' - ' __, ..., -...J

._,

.__.

menghentikannya karena sifat alamiah dari reaksi yang terjadi pada batuan. Sebagai contoh, pertambangan timbal pada era kerajaan Romawi masih memproduksi air asam tambang 2000 tahun setelahnya. Air asam tambang baru terbentuk bertahun-tahun kemudian sehingga perusahaan pertambangan yang tidak melakukan monitoring jangka panjang bisa salah menganggap bahwa batuan limbahnya tidak menimbulkan air asam tambang . Air asam tambang berpotensi mencemari air permukaan dan air tanah. Sekali terkontaminasi terhadap air akan sulit melakukan tindakan penanganannya.

Zulkiflimansyah (2007) menambahkan bahwa terdapat dampak negatif lain selain lubang tambang dan air asam tambang yang langsung timbul dari kegiatan pertambangan seperti berkurangnya debit air sungai dan tanah, pencemaran air, kerusakan hutan hingga erosi dan sedimentasi tanah, dimana dampak ini masih menjadi masalah yang belum terpecahkan secara tuntas dalam kegiatan pertambangan di Indonesia.

Studi yang dilakukan oleh Suhala

et

a/. (1995) misalnya, menjelaskan bahwa penambangan batubara di Bukit Asam (Sumatera Selatan) dan Ombilin (Sumatera Barat) selain berdampak positif terhadap pemenuhan kebutuhan sumber energi, juga berdampak negatif terhadap lingkungan, yaitu terjadinya perubahan topografi karena terbentuknya lubang-lubang besar bekas galian tambang, gangguan hidrologi, perubahan aliran permukaan, penurunan mutu udara dengan meningkatnya debu di udara, penurunan kesuburan tanah, berkurangnya keanekaragaman flora dan fauna serta timbulnya masalah sosial di masyarakat sekitar lokasi penambangan.

2.1.3. Dampak Penambangan Batubara terhadap Sosial dan Ekonomi 6erbagai dampak potensial di sektor sosial dan ekonomi dapat terjadi akibat adanya penambangan batubara di suatu wilayah, baik dampak positif maupun dampak negatif. Berbagai dampak positif diantaranya tersedianya fasilitas sosial qan fasilitas umum, kesempatan kerja karena adanya penerimaan tenaga kerja, meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat sekitar tambang,dan adanya kesempatan berusaha. Di samping itu dapat pula terjadi dampak negatif diantaranya munculnya berbagai jenis penyakit akibat menurunnya kualitas udara, meningkatnya kecelakaan lalu lintas, dan terjadinya konflik sosial saat pembebasan lahan.

Melihat pertumbuhan produksi' batu bara dari tahun ke tahun yang semakin besar, maka diperkirakan dalam jangka waktu 10 sampai 20 tahun ke

(16)

-.._, ...

-

·-~ .._... ~.;

depan deposit batubara ini akan habis yang dapat berdampak negatif terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sekitar terutama masyarakat yang menggantungkan kehidupannya pada kegiatan pertambangan, di mana mereka akan kehilangan mata pencaharian sebagai akibat dari berhentinya beroperasi kegiatan pertambangan.

2.2. Potensi Pertambangan Batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara

Keberadaan potensi sumberdaya mineral Kabupaten Kutai Kartanegara sangat dirasakan dalam pemanfaatannya sebagai sumber devisa negara disamping sumberdaya alam lainnya. Secara geografis, Kutai Kartanegara memiliki sumberdaya alam yang beraneka ragam baik yang terbarukan (renewable resourcer) maupun sumberdaya alam yang tak terbarukan (non renewable resources) misalnya batubara dan migas, sehingga dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan disegala bidang kehidupan dituntut kearah yang demokratis termasuk hak mengelola sumberdaya mineral (batubara) bagi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat di daerah sejalan dengan perlindungan hukum dan legitimasi yang wajar.

Dari data Direktorat Batubara Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral telah mengidentifikasi cadangan batubara tertunjuk sebanyak 38.768 juta MT. Dari jumlah tersebut, sekitar 11.484 juta MT merupakan cadangan terukur dan 27.284 juta MT cadangan terindikasi, dan sekitar 5.362 juta MT yang diklasifikasikan sebagai cadangan yang terekploitasi. Sumberdaya ini sebagian besar berada di Kalimantan yang menyimpan deposit sebesar 61 % (21.088 juta MT), di Sumatera 38 % (17.464 juta MT) dan sisanya tersebar di wilayah lain. sumber batubara (resources) sebanyak 57,8 milliar ton. Dari jumlah itu Widodo (2005) melaporkan bahwa cadangan batubara terbesar hanya tersebar di tiga provinsi di Indonesia yaitu Provinsi Sumatera Selatan (38 %}, Kalimantan Timur (35 %), dan Kalimantan Selatan (26 %), (Widodo, 2005). Usaha pertambangan batubara mempunyai prospek sebagai sektor andalan pengganti migas dalam membangun perekonomian Kalimantan Timur di masa mendatang. Hal ini didasarkan pada ketersecliaan sumberdaya batubara, prospek pemasaran, dan dukungan kebijakan pemerintah daerah,

Kabupaten Kutai Kartanegara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur yang mempunyai potensi sumberdaya alam cukup besar termasuk batubara. Besarnya sumberdaya alam yang dimiliki oleh Kutai

(17)

.._ •-" ....__, '-' ' - ' ._, ._.,

Kartanegara, menjadikan Kabupaten ini sebagai kabupaten terkaya di Indonesia. Terkait dengan sumberdaya alam berupa batubara, Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki cadangan batubara yang cukup besar. Hal tersebut ditunjukkan oleh perkembangan produksi batubara, dimana pada tahun 2002 produksinya mencapai 7,37 juta MT dan pada tahun 2006 produksinya meningkat dan mencapai sekitar 13,21 juta MT dan pada tahun 2007

produksinya mencapai 69,22 juta MT (Bappeda Kab. Kutai Kartanegara, 2008). Mengingat keberadaan sumberdaya batubara sebagai sumber keuangan negara, maka ada tuntutan dalam mewajibkan untuk dimanfaatkan secara optimal dan diamankan dari berbagai dampak negatif seperti kerusakan dan pencemaran lingkungan agar pembangunan dapat terus berjalan secara berkelanjutan (Sustainable development). Oleh karena itu di dalam pelaksanaan kegiatan pertambangan batubara atau kegiatan sektor lainnya harus dilakukan berbagai tahapan kegiatan pengelolaan lingkungan dalam berbagai tingkatan kegiatan aktifrtas penambangan, sehingga berbagai kemungkinan dampak-dampak negatif tersebut dapat diminimalkan (walaupun tidak akan 100 %

menghilangkan dampak) dan meningkatkan/mengoptimalkan berbagai dampak positif dalam menunjang kesejahteraan kehidupan msyarakat.

2.3. Metode dan Tahap Penambangan Batubara

2.3.1. Metode Penambangan Batubara

Kegiatan pertambangan batubara merupakan kegiatan eksploitasi sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui dan umumnya membutuhkan investasi yang besar terutama untuk membangun fasilitas infrastruktur. Karakteristik yang penting dalam pertambangan batubara ini adalah bahwa pasar dan harga sumberdaya batubara ini yang sangat prospektif menyebabkan industri pertambangan batubara dioperasikan pada tingkat resiko yang tinggi baik dari segi aspek fisik, perdagangan, sosial ekonomi maupun aspek politik. Kegiatan penambangan batubara dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu (Sitorus, 2000) :

1. Penambangan permukaan (surface/ shallow mining), meliputi tambang terbuka, penambangan dalam jalur dan penambangan hidrolik.

2. Penambangan dalam (subsurfarcel deep mining).

Kegiatan penambangan terbuka (open mining) dapat mengakibatkan gangguan seperti :

(18)

._.1

~

-...

~

a. Menimbulkan lubang besar pada tanah.

b. Penurunan muka tanah atau terbentuknya cekungan pada sisa bahan galian yang dikembalikan ke dalam lubang galian.

c. Bahan galian tambang apabila di tumpuk atau disimpan pada stock fliling dapat mengakibatkan bahaya longsor dan senyawa beracun dapat tercuci ke daerah hilir.

d. Mengganggu proses penanaman kembali reklamasi pada galian tambang yang ditutupi kembali atau yang ditelantarkan terutama bila terdapat bahan beracun, kurang bahan organiklhumus atau unsur hara telah tercuci.

Sistem penambangan batubara yang diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Kutai Kartanegara adalah sistem tambang terbuka (Open Cut Mining). Penambangan batubara dengan sistem tambang terbuka dilakukan dengan membuat jenjang (Bench) sehingga terbentuk lokasi penambangan yang sesuai dengan kebutuhan penambangan. Metode penggalian dilakukan dengan cara membuat jenjang serta membuang dan menimbun kembali lapisan penutup dengan cara back filling per blok penambangan serta menyesuaikan kondisi penyebaran deposit sumberdaya mineral, (Suhala eta/., 1995).

2.3.2. Tahap Persiapan Penambangan Batubara

Beberapa tahap persiapan penambangan batubara khususnya pada penambangan terbuka (open cut mining) adalah kegiatan yang dilakukan sebelum penambangan yang mencakup :

a. Perintisan (Pioneering)

Perintisan (Pioneering) adalah kegiatan persiapan yang mencakup pembuatan sarana jalan angkut dan penanganan sarana air drainase (saluran). Dalam pembuatan jalan, Iebar dan kemiringan jalan harus sesuai dengan yang direncanakan sehinggga hambatan-hambatan dalam pengangkutan material mineral dapat diatasi dan tingkat keamanan pengguna jalan lebih te~amin. Untuk pembuatan jalan dapat dilakukan dengan menggunakan bulldozer.

b. Pembersihan Lahan (Land Clearing)

Pembabatan (Clearing) adalah kegiatan atau peke~aan pembersihan daerah yang akan ditambang dari semak-semak, pohon-pohon kecil dan tanah maupun bongkahan-bongkahan yang menghalangi peke~aan selanjutnya.

(19)

... --~

...

..__.

-'---'

Peralatan yang sering digunakan untuk kegiatan pembersihan tanah tambang adalah tenaga manusia seperti gergaji, bulldozer, chainsaw, truk cungkil dan penggaruk (ripper). Kegiatan pembersihan lahan tambang dari vegetasi penutup tanah dilakukan tanpa pembakaran (zero burning). Vegetasi hasil pembersihan lahan dikumpulkan dan dirapikan bersama hasil tebangan pepohonan pada tempat yang telah ditentukan dan diharapkan dapat menjadi sumber bahan organik.

c. Penggalian dan Pemindaha Tanah Penutup (Overburden)

Lapisan tanah penutup merupakan lapisan tanah atau batuan yang berada diantara lapisan tanah pucuk (top soil) dan lapisan batubara. Pengupasan tanah penutup (Overburden) yang dilakukan pada lapisan tanah penutup biasanya dilakukan bersama-sama dengan land clearing dan menggunakan bulldozer dan excavator kelas V?OO sampai PC3000. Pekerjaan dimulai dari tempat yang lebih tinggi (puncak bukit) dan tanah penutup didorong ke bawah kearah tempat yang lebih rendah sehingga alat dapat bekerja dengan bantuan gaya gravitasi.

Dalam penggalian lapisan penutup juga dapat digunakan bahan peledak (blasting) apabila lapisan tanah penutup cukup keras dan tidak bias dibongkar dengan alat mekanik lainnya.

d. Penggalian Batubara

Setelah kegiatan penimbunan lapisan tanah penutup (Overburden), selanjutnya dilakukan penggalian batubara. Pekerjaan penggalian batubara ini menggunakan peralatan berupa bulldozer 085 yang dilengkapi alat garu. Setelah batubara dibongkar, kemudian batubara dikumpulkan dengan bulldozer yang memiliki blade. Batubara selanjutnya dimuat dengan menggunakan excavator untuk dimasukkan kedalam alat angkut Dump Truck HD465 dengan kapasitas 50 ton untuk diangkut keinstalasi pengolahan batubara.

Untuk menjaga lokasi bukaan tambang batubara agar tetap kering maka di sekeliling dari lantai bukaan tambang dibuatkan saluran/parit keliling dan sumur {sump) untuk menampung air tirisan tambang dan ditampung di settling pond yang te/ah disediakan atau dapat memanfaatkan lubang bekas bukaan tambang yang belum ditutup. Sedangkan untuk menghindari air run off dari tanah penutup di atasnya, maka tiap jenjang dan lereng tanah penutup dibuat saluran drainase.

(20)

._., ... ... " -'--" ...

e. Reklamasi dan Revegetasi Lahan Bekas Tambang Batubara

Reklamasi dan revegetasi lahan bekas tambang batubara dilakukan setelah penambangan dimulai pada pit tambang berikutnya. Kegiatan ini bertujuan untuk memulihkan kondisi lahan sehingga mendekati kondisi awal sebefum penambangan dilakukan. Setiadi (1999), mendefinisikan revegetasi sebagai suatu usaha manusia untuk memulihkan lahan kritis di luar kawasan hutan dengan maksud agar lahan tersebut dapat kembali berfungsi secara normal, sedangkan Parotta (1993) dalam Latifa (2000), menyatakan bahwa reklamasi dengan spesies-spesies pohon dan tumbuhan bawah yang terpilih dapat memberikan peranan penting dalam mereklamasi hutan tropika. Reklamasi dengan jenis-jenis lokal dan eksotik yang telah beradaptasi dengan kondisi tempat tumbuh yang terdegradasi dapat memulihkan kondisi tanah dengan menstabilkan tanah, penambahan bahan-bahan organik dan produksi serasah yang dihasilkan sebagai mulsa untuk memperbaiki keseimbangan sildus hara dalam tanah reklamasi. Selanjunya Setiawan (1993) dalam Latifa (2000), mengemukakan syarat-syarat tanaman penghijauan ataun reklamasi sebagai berikut:

1. Mempunyai fungsi penyelamatan tanah dan air dengan persyaratan tumbuh yang sesuai dengan keadaan lokasi, baik iklim rnaupun tanahnya.

2. Mempunyai fungsi mereklamasi tanah.

3. Bemilai ekonomis dimasa yang akan datang dan disukai masyarakat. 4. Hasilnya dapat diperoleh dalam waktu yang tidak terlalu lama .

Kendala dalam melakukan aktivitas reklamasi lahan pasca penambangan adalah kondisi tanah yang marginal bagi pertumbuhan tanaman. Kondisi ini secara langsung akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Untuk mengatasi masalah tersebut maka karakteristik fisik, kimia dan biologi tanah perlu diketahui.

2.4. Kebijakan Pengelolaan Pertambangan Batubara di Indonesia

Pilihan paradigma pembangunan yang berbasis negara (state-based resources development) mengandung konsekuensi pada manajemen pembangunan yang bercorak sentralistik dan semata-mata berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, yang didukung oleh instrumen hukum dan kebijakan yang bercorak refresif. Ada sejumlah peraturan perundangan bidang pertambangan yang berlaku di Indonesia. Keseluruhan peraturan ini menginduk pada sebuah undang-undang No. 11 Tahun 1967 yang biasa disebut juga dengan UU pokok

(21)

. _ /

...-pertambangan/1967. UU ini dikeluarkan untuk mengganti UU No. 37/Prp/ Tahun 1960 yang lahir sebagai pengganti lndischen Minjwet 1899, sebuah UU pertambangan produk pemerintah kolonial Hindia-Belanda (Bachriadi, 1998).

Untuk mengatur pelaksanaan pengelolaan pertambangan secara formal maka telah diterbitkan beberapa peraturan yang menyangkut dan mengatur pengelolaan suatu kegiatan pertambangan, baik yang diterbitkan oleh pemerintah pusat (UU, PP, Kepres, Kepmen, dll) dan juga yang diterbitkan oleh pemerintah daerah propinsi dan kabupaten berupa perda-perda yang berkaitan dengan pengelolaan pertambangan, Adapun peraturan perundang-undangan tersebut antara lain ;

A. Peraturan yang menyangkut Ungkungan :

1) UU No. 11 tahun 1967 tentang Pokok-pokok Pertambangan.

2) UU No 32 tahun 2009 tentang pengendalian dan pengelolaan lingkungan hid up

3) PP No. 27 tahun 1999 tentang Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL)

4) KEPMEN Lingkungan Hidup No. 17 tahun 2001 tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL (termasuk di dalamnya kegiatan pertambangan Batubara)

5) KEPMEN Lingkungan Hidup No. 02 tahun 2000 tentang Panduan penilaian dokumen AMDAL

6) KEPMEN Lingkungan Hidup No. 12 tahun 1994 tentang Panduan penyusunan rencana pengelolaan lingkungan (RKL) dan rencana pemantauan lingkungan (RPL)

7) KEPMEN Lingkungan Hidup No. 08 tahun 2000 tentang keterlibatan masyarakat dan keterbukaan informasi dalam proses AMDAL.

8) KEPMEN Lingkungan Hidup No. 09 tahun 2000 tentang pedoman penyusunan AMDAL.

9) KEPMEN Lingkungan Hidup No. 02 tahun 1988 tentang baku mutu udara am bien.

10) KEPMEN Lingkungan Hidup No. 51 tahun 1995 tentang baku mutu limbah

cair bagi kegiatan industri.

11) KEPRES No. 32 tahun 1990 tentang pengelolaan kawasan lindung.

12) KEPMEN Lingkungan Hidup No. 113 tahun 2003 tentang baku mutu air limbah cair bagi kegiatan dan/atau usaha pertambangan batubara.

(22)

...,

-_

....

B. Peraturan yang menyangkut Ungkungan Pertambangan

1) Kepmentambeng No. 103 tahun 1989 tentang pengawasan atas pelaksanaan rencana pengelolaan lingkungan dan rencanapemantauan lingkungan dalam bidang pertambangan dan energi

2) Kepmentambeng No. 1211.K tahun 1995 tentang pencegahan dan penanggulangan perusakan dan pencemaran lingkungan pada kegiatan usaha pertambangan umum

3) Kepmentambeng No. 1256.K tahun 1996 tentang pedoman teknis penyusunan AMDAL untuk kegiatan pertambangan dan energi

4) Kepmen ESDM No. 1453.K tahun 2000 tentang pedoman teknis penyelenggaraan tugas pemerintahan di bidang pertambangan umum. 5) Kep. Dirjen Tambeng No. 693.K tahun 1996 tentang pedoman teknis

pengontrolan erosi dan sedimentasi untuk kegiatan pertambangan umum 6) Kep Dirjen Tambeng No. 336.K tahun 1996 tentang Jaminan Reklamasi

Peraturan Pemerintah Daerah Yang Menyangkut Ungkungan dan Pertambangan

Peraturan pemerintah daerah menyangkut pengelolaan lingkungan dan pertambangan, dijabarkan masing-masing oleh kepala daerah sesuia dengan kondisi daerahnya dengan merujuk pada pertauran tentang lingkungan yang lebih tinggi, misalnya :

1. SK Gubemur Kalimantan Timur No. 339 tahun 1988 tentang baku mutu lingkungan hidup di Kalimantan Timur

2. Perda Kab. Kutai Kartanegara No. 09 Tahun 2003 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air di Kabupaten Kutai Kartanegara.

3. SK Bupati Kutai Kartanegara No. 180.188/HK-316/2003 tentang pedoman pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan pada kegiatan umum di Kabupagten Kutai Kartanegara

T erkait dengan kebijakan pengelolaan pertambangan batubara, pemerintah telah mengeluarkan peraturan yang digunakan sebagai landasan di dalam kebijakan pengusahaan batubara, yaitu :

1. Kepmen ESDM No.1128 Tahun 2004, tentang Kebijakan Batubara Nasional. 2. Perpres No.5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional.

3. lnpres No.2 Tahun 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Batubara yang Dicairkan Sebagai Bahan Bakar Lain ..

(23)

...

~.-' - ~.-'

-Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara, Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral (Dep. ESDMD, 2006) melaporkan bahwa dalam sasaran bauran energi nasional tersebut, batubara menempati urutan pertama di dalam penggunaan energi. Hal tersebut dikarenakan oleh : b) Sumber daya batubara cukup melimpah, yaitu 61,3 miliar ton, dengan

cadangan 6,7 miliar ton.

c) Dapat digunakan langsung dalam bentuk padat, atau dikonversi menjadi gas (gasifikasi) dan cair (pencairan) .

d) Harga batubara kompetitif dibandingkan energi lain.

e) Tekn61ogi pemanfaatan batubara yang ramah lingkungan telah berkembang pesat, yang dikenal sebagai T eknologi Batubara Bersih (Clean Coal

(24)

...__,

._.,

-3

.

1

.

Tujuan Penelitian

BAB

Ill

TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan penelitian tni adalah:

1. Mengetahui dampak sosial ekonomi bagi masyarakat terkait dengan penambangan batubara di Kutai Kartanegara.

2. Mengetahui dampak lingkungan akibat penambangan batubara Kutai Kartanegara.

3. Menyusun strategi penanggulangan dampak pertambangan batubara yang perlu dilaksanakan oleh perusahaan pertambangan di Kabupaten Kutai Kartanegara.

1.4. Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian dan penyusunan laporan ini , peneliti mengharapkan:

1. Hasil kajian ini sebagai salah satu bahan masukan bagi pihak Pemerintah Daerah (terutama bagi stakeholders seperti, Bapedalda, Dinas Pertambangan dan Energi, dan Badan Pengelola ljin Terpadu) untuk menilai dampak perusahaan batubara terhadap sosial ekonomi masyarakat dan kualitas lingkungan sehingga menjadi pertimbangan dalam pengawasan dan pengeluaran ijin penambangan batubara.

2. Menemukan kondisi riil sosial ekonomi masyarakat sekitar tambang dan kondisi kerusakan lingkungan alam akibat penambangan batubara

3. Adanya strategi penanggulangan dampak sosial ekonomi dan lingkungan akibat penambangan batubara

(25)

~

BABIV METODOLOGI

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian berada dalam wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara,. Empat kecamatan ditetapkan sebagai lokasi penelitian yaitu Kecamatan Tenggarong, Tenggarong Seberang, Loa Kulu, dan Sanga-Sanga. Lokasi penelitian disajikan pada Gambar 2. Penetapan lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) dari 18 kecamatan, dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :

1. Secara geografis, merupakan kecamatan dengan tingkat kepadapat penduduk yang tinggi dan aktivitas yang cukup ramai sehingga rentan terhadap dampak dari kegiatan pertambangan batubara.

2. Kecamatan dengan jumlah perusahaan pertambangan batubara terbanyak yang beroperasi.

3. Memiliki potensi lahan pertanian produktif yang besar namun terancam kelestariannya akibat aktivitas pertambangan yang memungkinkan dilakukan pada lahan pertanian produktif tersebut.

Penelitian dilaksanakan mulai bulan Pebruari sampai dengan bulan Nopember 2010, terhitung sejak penyusunan proposal penelitian sampai penyusunan draft dan revisi laporan penelitian.

1

PETALOKASI PENELITIAN Keterangan

1. Kec. Anggana 2. Kec. Kembang Janggut 3. Kec. Kenohan 4. Kec. Kola Bangun 5. Kec. Loa janan 7. Kec Marang Kayu B. Kec. Muara Badak 9. Kec. Muara Jawa 10 Kec. Muara Kaman 11 Kec. Muara Muntai 12Kec. Muara Wis 13 Kec. Samboja tnl 15 Kec. Sebulu 16Kec. Tabang '9'

u

!

s

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Dampak Pertambangan Batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara

(26)

-4.2. Ruang Lingkup Kajian

Ruang lingkup kajian tentang dampak penambangan batubara terhadap pengembangan sosial, ekonomi dan lingkungan di Kabupaten Kutai Kartanegara secara garis besar dibagi atas lingkup wilayah dan lingkup kegiatan. Lingkup wilayah yang dimaksud adalah wilayah studi yang akan dijadikan sebagai objek kajian yang dalam hal ini adalah wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dengan menetapkan beberapa kecamatan sebagai kecamatan sampel. Penentuan kecamatan sampel dilakukan secara purposive sampel dengan pertimbangan banyaknya perusahaan pertambangan batubara yang beroperasi pada kecamatan tersebut.

Untuk lingkup kegiatan, adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam penambangan batubara yang berpeluang menimbulkan dampak baik kegiatan pada tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, tahap operasi, dan tahap pasca operasi. Setiap tahapan kegiatan dalam penambangan batubara dimaksud akan menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap kondisi ekonomi, sosial dan lingkungan.

4.3. Kerangka Pemikiran

Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan salah satu kabupaten di Kalimantan Timur yang memiliki potensi sumberdaya alam yang cukup besar baik sumberdaya alam terbarukan (renewble resources) seperti hutan, lahan pertanian produktif untuk pengembangan pertanian tanaman pangan dan perkebunan, dan sumberdaya alam pesisir, maupun sumberdaya alam tidak terbarukan (unrenewable resources) seperti batubara, minyak dan gas bumi yang terdapat di daratan dan di lautan. Potensi yang besar tersebut dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Salah satu permasalahan terbesar dalam pemanfaatan sumberdaya alam tersebut adalah pemanfaatan sumberdaya alam tidak terbarukan terutama batubara yang memiliki nilai ekonomi yang besar dalam penyediaan energi seringkali menggeser keberadaan potensi sumberdaya alam terbarukan yang ada di atasnya.

Dari potensi sumberdaya yang ada, pertambangan batubara merupakan faktor penentu pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten Kutai Kartanegara sampai saat ini. Hal ini terlihat dari tingginya sumbangan sektor pertambangan dan penggalian terhadap peningkatan Produk Domestik Regional

(27)

~-~./

... ~

...

Bruto (PDRB) Kabupaten Kutai Kartanegara. Di sisi lain sektor pertambangan berpotensi paling besar menimbulkan dampak sosial, ekonomi dan lingkungan. Dampak sosial yang timbul seperti tumpang tindih penggunaan lahan, konflik sosial antara masyarakat dengan perusahaan, sedangkan dampak ekonomi seperti terbukanya lapangan pekerjaan, hilangnya mata pencaharian masyarakat, terbukanya peluang berusaha. Sementara itu, pertambangan batubara juga memberikan dampak terhadap lingkungan (ekologi) yang timbul karena di sekitar lokasi pertambangan terjadi degradasi lahan, polusi air, udara, kebisingan, banjir, rusaknya bentang alam dan berbagai kerusakan lingkungan. Lainnya. Degradasi lahan akibat pertambangan mengakibatkan penurunan kualitas sifat fisik kimia dan biologi tanah sehingga tanah pasca tambang berubah menjadi media tumbuh yang sangat jelek yang tidak mampu untuk mendukung pertumbuhan vegetasi atau tanaman. Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 3 di bawah ini :

Potensi Sumberdaya Alam

Sumberdaya Alam Terbarukan

+

Peningkatan PDRB dan Kesejahteraan Masyarakat Kutai Kartanegara I

Sumberdaya Alam Tidak Terbarukan

~

BATUBARA

Eksploitasi Secara Besar-Besaran

I

Gambar 3. Kerangka Pikir Kajian Dampak Pertambangan Batubara terhadap Pengembangan Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

(28)

'--'

~

4.4. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Menurut Subana (2001 ), penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan, variabel, dan fenomena yang terjadi saat penelitian berlangsung dan menyajikan hasil penelitian secara jelas dan akurat berdasarkan dukungan data yang diperoleh secara up to date.

Dalam penelitian ini, penulis berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan data-data yang telah diperoleh dari kuesioner, observasi, wawancara dan penelusuran pustaka. Penelitian dirancang dalam tiga tahapan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Adapun tahapan penelitian ini adalah sebagai berikut :

o Tahap pertama adalah mengkaji secara mendalam dampak yang ditimbulkan dari setiap aktivitas pertambangan batubara dilihat dari aspek sosial dan ekonomi

o Tahap kedua adalah mengkaji secara mendalam dampak yang ditimbulkan dari setiap aktivitas pertambangan batubara dilihat dari aspek lingkungan

o Tahap ketiga adalah menyusun strategi pengelolaan dampak terutama dampak negatif dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan, mengurangi potensi konflik dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kajian dampak pertambangan batubara terhadap pengembangan ekonomi, sosial, dan lingkungan di Kabupaten Kutai Kartanegara ini merupakan penelitian yang memadukan antara penelitian yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Namun demikian data-data yang bersifat kualitatif diupayakan diolah menjadi data kuantitatif sehingga dapat dengan mudah diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria-kriteria tertentu untuk memudahkan menjastifikasi besaran dampak yang terjadi, seperti dengan menggunakan nilai persentasi ataupun kriteria lainnya.

4.5. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan model pengukuran dan evaluasi terhadap dampak penambangan batubara terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat, maupun terjadinya kerusakan lingkungan akibat penambangan batubara.

Berdasarkan data sekunder yang berasal dari berbagai instansi /lembaga terkait akan dilakukan validasi atau verifikasi data sebagai sarana menyusun

(29)

alternative desain pemecahan masalah yang akan dijadikan sebagai strategi dalam mengelola dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas pertambangan batubara. Secara garis besar ada tiga pendekatan yang dapat dipakai dalam penelitian ini, yaitu :

4.5.1. Pendekatan Ekonomi

Pendekatan ini dimaksudkan untuk menilai segi-segi biaya dan manfaat ekonomi yang diperoleh masyarakat sekitar perusahaan dengan adanya kegiatan pertambangan batubara yang beroperasi disekitar wilayahnya. Kaidah-kaidah penilaian secara ekonomis akan diterapkan untuk mengetahui sejauh mana manfaat ekonomi yang diperoleh masyarakat dilihat dari :

1. Pendapatan masyarakat sekitar perusahaan pertambangan batubara 2. Terbukanya lapangan pekerjaan

3. Peluang berusaha bagi masyarakat sekitar

4. Pengembangan ekonomi masyarakat oleh perusahaan melalui CSR

4.5.2. Pendekatan Sosial-Budaya

Dari sisi pendekatan sosia-budaya perlu memperhitungkan biaya manfaat sosial (social cost) pengembangan usaha pertambangan batubara terhadap masyarakat sekitar. Kemudahan memperoleh pelayanan dalam konteks interaksi keruangan yang baru sebagai keuntungan maupun kerugian sosial yang mungkin timbul terutama menyangkut tindak sinkronnya antara batas-batas wilayah milik masyarakat, tumpang tindihnya kepemilikan lahan, besaran ganti rugi pembebasan lahan dan tanam tumbuh, mekanisme perekrutan tenaga kerja, pemeliharaan situs-situs budaya di lokasi penambangan, dan pemeliharaan sarana umum seperti pengairan, dan kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan terhadap masyarakat yang dikelola melalui Coorporate Social Responsibility (CSR), maupun kegiatan social lainnya dalam pengelolaan dan alokasi sumber daya tertentu yaitu pertambangan batubara oleh suatu perusahaan

4.5.3. Pendekatan Lingkungan (ekologi)

Dari sisi pendekatan lingkungan akan mempertimbangkan besarnya perubahan lingkungan yang akan te~adi sebagai akibat dai kegiatan pertambangan batubara. Perubahan lingkungan tersebut dilihat dari perubahan bentang lahan, penurunan tingkat kesuburan tanah, gangguan ekosistem

(30)

sebagai dampak dari kejadian erosi dan sedimentasi yang akan mengganggu kualitas perairan, dan peluang pemanfaatan lahan bekas penambangan batubara baik untuk kegiatan pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, perikanan, dan ekowisata yang dapat dikomplementerkan dengan kegiatan lain seperti peternakan. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan potensi ekonomi wilayah untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat sekaligus mengurangi potensi konflik dimasyarakat.

4.6. Populasi dan Sample

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh kecamaaan di Kutai Kartanegara yakni sebanyak 18 kecamatan, yang hampir seluruh kecamatan memiliki lokasi penambangan batubara serta seluruh masyarakat yang ada.

Sedangkan sample yang akan diambil dalam kegiatan penelitian ini adalah 4 kecamatan yakni : Kecamatan Tenggarong, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kecamatan Loa Kulu, dan Kecamatan Sanga-Sanga dan masyarakat pada empat kecamatan tersebut yang akan dipilih secara acak (random) yang akan dijadikan sebagai responden. Responden dalam penelitian ini dibedakan atas dua yaitu responden dari masyarakat umum dan responden kunci.

Jumlah responden dari kalangan masyarakat umum pada kegiatan penelitian ini meliputi : petani, nelayan, pelajar, ibu rumah tangga, buruh,

pedagang, pegawai negeri dll. Penentuan jumlah responden dilakukan dengan menggunakan metode Purposive Random Sampling secara proporsional (Walpole, 1995) dengan rumus sebagai berikut :

n,

=

~

:·J

n

Dimana : n

=

Jumlah responden

N

=

jumlah populasi 4 kecamatan Nx

=

Jumlah populasi setiap kecamatan n = ukuran responden secara keseluruhan

Adapun penempatan titik-titik sampel didasarkan pada zona wilayah yang akan dibagi dalam tiga (3) klaster yaitu klaster I, klaster II, dan klaster Ill. Responden yang termasuk klaster I ditetapkan dengan radius sekitar 500 meter dari lokasi penambangan, klaster II dengan radius 500 - 1500 meter dan klaster Ill dengan radius lebih dari 1500 meter.

(31)

Sedangkan jumlah responden kunci dipilih secara sengaja (Purposive Sampling). Responden yang dipilih memiliki pengetahuan dan keahlian sesuai dengan bidang yang dikaji. Beberapa pertimbangan dalam menentukan responden kunci yang akan dijadikan responden, menggunakan kriteria seperti berikut:

1. Mempunyai pengalaman yang kompeten sesuai dengan bidang yang dikaji 2. Memiliki reputasi, kedudukan/jabatan dalam kompetensinya dengan bidang

yang dikaji

3. Memiliki kredibilitas yang tinggi, bersedia, dan atau berada pada lokasi yang dikaji

4. 7. Variabel Penelitian

Secara teori, definisi variabel penelitian adalah merupakan suatu objek, atau sifat, atau atribut atau nilai dari orang, atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.

Pada bagian ini ditentukan variabel-variabel penelitian yang dijadikan titik-titik incar untuk menjawab permasalahan yang dihadapi. Berdasarkan hubungan antar variabel, maka variabel tersebut dapat berupa variabel dependen (terikat) dan variabel independent (variabel bebas). Variabel terikat merupakan variabel yang besarannya tergantung dari besaran variabel independen (bebas). Adapun variabel bebas dimaksud adalah kegiatan-kegiatan atau proses berlangsungnya pertambangan batubara yang cenderung menimbulkan dampak. Dampak tersebut dapat muncul pada setiap tahapan kegiatan pertambangan batubara mulai dari tahap pra konstruksi, kontruksi, operasi dan pasca operasi. Sedangkan variabel terikat adalah dampak yang timbuk akibat kegiatan pertambangan batubara. Dampak ini berupa dampak negatif dan dampak positif yang dilihat dari berbagai aspek yaitu aspek fisik-kimia (lingkungan), sosial-ekonomi dan budaya masyarakat

a. Variabel dampak terhadap sifat fisik dan kimia lingkungan, antara lain :

(1) Degradasi (kerusakan) lingkungan akibat pembongkaran batubara dengan metode open pit

(2) Pencemaran lingkungan akibat limbah-limbah yang dihasilkan oleh aktivitas pertambangan.

(32)

b. Variabel dampak terhadap kondisi sosial,ekonomi dan budaya masyarakat, antara lain

( 1) Sikap dan persepsi masyarakat dengan adanya kegiatan pertambangan batubara

(2) Kehilangan dan terbukanya lapangan pekerjaan (3) Terbukanya peluang usaha

(4) Konflik sosial antar mansyarakat dengan perusahaan (5) Kegiatan Coorporate Social Responsibility (CSR) c. Variabel dampak terhadap kondisi biologi, atara lain :

(1) Terjadinya degradasi vegetasi oleh kegiatan pembukaan lahan

(2) T erganggunya keanekaragaman hayati terutama flora dan fauna terutama yang dilindungi

Dari kedua variabel di atas, yakni variabel dependen dan variabel independen, dalam analisis, hubungan antara keduanya tidak dimasukkan dalam model staistik yang kita gunakan. Artinya tidak dihitung seberapa besar terjadinya perubahan yang disebabkan oleh variabel independen (bebas) ini, akan memberi peluang terhadap perubahan variabel dependen (terikat) sebesar koefisien (besaran) perubahan dalam variabel independen, tetapi hanya dideskripsikan bahwa setiap kegiatan yang ber1angsung dalam penambangan batubara akan menimbulkan dampak baik dampak positif maupun dampak negatif terhadap kondisi lingkungan, sosial dan ekonomi masyarakat di sekitarnya.

Untuk rnengukur besamya dampak yang muncul baik dampak positif maupun dampak negatif, digunakan berbagai indikator, antara lain :

1. Dampak yang terikat dengan tingkat pencemaran lingkungan seperti penurunan kualitas air, kualitas udara ambient, dan kebisingan mengacu kepada tingkat baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan, antara lain (Wardana, 2004);

a. Kualitas air mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan air dan pengendalian pencemaran air

b. Kualitas udara mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara, SK MenLH Nomor 13 tahun 2005 dan SK Menaker Nomor 51 tahun 1999 tentang nilai ambang batas debu ditempat kerja

(33)

~

c. Kebisingan mengacu pada Kepmen LH No. 48 Tahun 1996 Tentang ;

Baku Tingkat Kebisingan

d. Laju erosi mengacu pada tingkat bahaya erosi (TBE) yang ditetapkan oleh Sitanala Arsyad tahun 2000 (Konservasi Tanah dan Air)

2. Dampak yang terkait dengan tingkat kondisi sosial dan ekonomi masyarakat ;

a. Tingkat persepsi dan sikap masyarakat mengacu pada persentase sikap dan persepsi masyarakat terhadap kegiatan pertambangan batubara b. Potensi konflik sosial dilihat dari intensitas konflik yang terjadi antara

masyarakat di sekitar perusahaan dengan perusahaan itu sendiri

c. Lapangan pekerjaan mengacu pada perbandingan persentase tenaga kerja yang diterima antara tenaga kerja lokal dengan tenaga kerja non lokal

d. Pendapatan masyarakat diukur dari tingkat pendapatan masyarakat sebelum dan sesudah pertambangan batubara beroperasi

e. Terbukanya peluang usaha diukur dari banyaknya peluang usaha yang terbuka bagi masyarakat sekitar dengan adanya aktivitas pertambangan batubara

f. Penyediaan sarana dan prasarana, serta bantua sosial kepada masyarakat diukur dari banyaknya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan melalui CRS (Coorporate Social Responsibity) yang ada. 3. Dampak yang terkait dengan kondisi biologi :

a. Degradasi vegetasi yang terdapat di areal penambangan batubara diukur dari penurunan jumlah dan populasi vegetasi dan luas daerah pada are~l yang ditambang

b. Terganggunya keanekaragaman hayati diukur dari tingkat kepadatan, keragaman, dan frekuensi kepeberadaan satwa yang ada di lokasi proyek penambangan batubara

4.8. Metode Analisis Data 4.8.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian dampak pertambangan batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bersumber dari hasil survei langsung di lokasi studi dan hasil penjajakan dengan menggunakan kuisioner kepada responden terpilih.

(34)

_,

Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait di Kabupaten Kutai

Kartanegara seperti Kantor Kecamatan dan Desa atau Kelurahan, Bappeda,

Dinas Pertambangan dan Energi, Dinas Pertanian, Dinas perkebunan, dan dinas/instansi lainnya dalam lingkup SKPD Kabupaten Kutai Kartanegara.

4.8.2. Teknik pengumpulan data.

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan berbagai teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuisioner, observasi, dan wawancara mendalam kepada responden yang ditentukan dengan teknik random (acak), serta studi literatur.

a. Kuisioner, dilakukan melalui penyebaran angket atau daftar pertanyaan yang tersedia relevan dengan masalah yang diteliti. Kuisioner dimaksudkan untuk memperoleh data yang objektif terkait dengan dampak kegiatan penambangan batubara baik yang bersifat pengembangan ekonomi, potensi dan penanganan konflik sosial, maupun ancaman kerusakan lingkungan.

Adapun penyebaran angket kepada responden berjumlah 250 responden dari

4 kecamatan yang menjadi sampel kegiatan penelitian.

b. Observasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data dan informasi yang dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala, peristiwa dan aspek-aspek yang diteliti di lokasi penelitian. Observasi ini akan dilakukan pada empat wilayah studi untuk mengetahui secara Jangsung kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan sekitar pertambangan batubara.

c

.

Wawancara mendalam (indepth interview) yaitu mengumpulkan data dan informasi dengan melakukan wawancara secara langsung berdasarkan pedoman yang telah disusun sebelumnya dengan pihak yang berkompeten dan berwenang terkait masalah yang diteliti antara lain:

o Kepala Dinas Pertambangan dan Energi

o Badan Lingkungan Hidup Daerah Kutai Kartanegara

o Pimpinan perusahaan pertambangan batubara

o Dekan Fakultas Teknik Geologi Pertambangan

o T okoh Masyarakat.

o LSM

d. Studi Literatur, mengumpulkan data dengan mempelajari, menelaah dan menganalisa data literatur, dokumen, peraturan serta referensi lainnya yang

(35)

. _ ;

~--erat kaitannya dengan masalah yang diteliti. Adapun buku lit~--eratur yang diperlukan antara lain:

~ Data BPS Kutai Kartanegara

~ Data Dinas Pertambangan Kutai Kartanegara

~ Data BLHD Kutai Kartanegara

~ Data Bappeda Kutai Kartanegara

4.8.3. Teknik Pengolahan Data

Dalam studi ini menggunakan metode deskriptif. Analisis deskriptif (Deskriftive Analysis) diartikan sebagai ana/isis untuk menje/askan dan menggambarkan suatu kondisi dari objek yang dikaji. Analisis deskriptif dilakukan dengan cara mengumpulkan berbagai informasi terkait kegiatan pertambangan batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara dan dampaknya terhadap masyarakat sekitar baik dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan, serta strategi pengelolaan dampak. Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan digunakan metode triangulasi yang merupakan perpaduan antara studi literatur, observasi lapangan, dan penyebaran kuisioner. Observasi lapangan dilakukan untuk mencocokkan beberapa data yang diperoleh dari hasil studi literatur dengan kenyataan yang terjadi di /apangan. Sedangkan penyebaran kuisioner di/akukan untuk menjaring informasi dari masyarakat terutama persepsinya dalam kegiatan pertambangan batubara di wilayahnya dan dampak yang ditimbulkannya.

a. Data kualitatif dan kuantitatif akan dianalisa melalui pendekatan isi dan kedalaman menterjemahkan suatu fenomena berdasarkan standar persentase.

b. Sedangkan data kuantitatif akan dikategorikan, diklasifikasi dan diolah sebagai dasar pengukuran dan analisis untuk memberikan penjelasan dan penilaian terkait dengan dampak penambangan batubara di wilayah Kutai Kartanegara baik yang bersifat pengembangan sosial-ekonomi masyarakat maupun yang bersifat ancaman kerusakan lingkungan.

Data sekunder yang diperoleh akan dijadikan sebagai data menganalisa dampak penambangan batubara di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. mengenai data kondisi sosial ekonomi, meliputi :

1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), menggunakan rumus:

r

AK

TPAK=----X 100%

(36)

'

--...

2. Kesempatan Kerja (KK) menggunakan rumus :

r.

AK yang bekerja

KK

=

X 100%

r.

AK

3. Pendapatan per kapita ( PPK) menggunakan rumus : PRT

PPK

=

-ART Keterangan :

AK = Angkatan Kerja (PUK yang bekerja dan mencari pekerjaan) PUK

=

Penduduk Usia Ke~a (Penduduk berusia 15 tahun ke atas) PRT

=

Pendapatan rata-rata per rumah tangga

ART

=

Rata-rata jumlah anggota rumah tangga (RT)

3. Sikap dan persepsi masyarakat di sekitar perusahaan di lakukan survey lapangan dengan melakukan wawancana dan pengisian kuisioner terhadap responden sampel. Metode pengumpulan data, analisis data sosial, seperti pada T abel 1 .

T abel 1. Metode Pengumpulan data, analisis data social dan ekonomi

Parameter Met ode Peralatan

Pengumpulan Data Analisis Data

Sikap dan Observasi, Tabulasi dan Kuisioner/ daftar Persepsi wawancara, dan Grafikltabel is ian

pengumpulan data sekunder --- ---- - --- - - -

-Untuk karakteristik lingkungan dan komponen biologi, walaupun hanya didukung dari data sekunder dari perusahaan batubara yang melakukan proses analisis, namun untuk memperoleh data tersebut, menggunakan berbagai macam metode analisis, antara lain :

1. Kualitas perairan menggunakan metode analisis laboratorium yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001, dengan parameter fisik dan kimia kualitas air seperti pada Tabel2.

Tabel 2. Daftar parameter fisik dan kimia lingkungan perairan

No. Parameter Satuan Metode Analisis

I, Fisika

2 Residu Terlarut (TDS) mg/1 Gravimetri 3 Residu Tersuspensi (TSS) mg/1 Gravimetri

4 Kekeruhan NTU Secchi disk

5 Wama TCU Spektrofotafinetri I

7 Debu mg/1 Gravimetri I

II, KIMIA

Gambar

Gambar 1.  Dampak yang Timbuk akibat Aktivitas Pembangunan
Gambar 2.  Peta  Lokasi  Penelitian  Dampak  Pertambangan  Batubara  di  Kabupaten  Kutai  Kartanegara
Gambar 3.  Kerangka  Pikir  Kajian  Dampak  Pertambangan  Batubara  terhadap  Pengembangan Ekonomi, Sosial , dan Lingkungan
Tabel 2.  Daftar parameter fisik dan kimia  lingkungan perairan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Agar mahasiwa dapat membuat program memainkan file suara dengan format MIDI sebagai salah satu komponen

Hasil penelitian terkait dengan hubungan antara Penggunaan Garam Beryodium dengan Prestasi Belajar di di SD Negeri 5 Kota Banda Aceh sebagaimana disajikan pada tabel 4

Berdasarkan contoh dua perkara di atas, terlihat bahwa terdapat disparitas pidana yang sangat jauh berbeda antara perkara Bachrul Ullum yang dianggap melanggar Pasal 5 Ayat (2)

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terjadi penurunan frekuensi kekambuhan asma setelah melakukan tehnik pernafasan buteyko di PKM Semper Barat

HAFISZ TOHIR DAERAH PEMILIHAN SUMATERA SELATAN I.. Oleh karena itu Anggota DPR RI berkewajiban untuk selalu mengunjungi ke daerah pemilihan telah ditetapkan sesuai dengan

Prespectif perawat tentang kontribusi di dalam Familly Centered Care pada Neonatal Perawat memberikan informasi secara keseluruhan kepada keluarga atau orangtua mengenai kondisi

Rata – rata jumlah leukosit pada masing- masing perlakuan berada pada kisaran abnormal, hal ini diduga karena nutrien yang tercerna pada ransum perlakuan diduga tidak

(2011), kondisi bendung harus stabil terhadap guling dan geser, serta bernilai ekonomis. Bangunan-bangunan yang kurang teliti dalam perhitungan dan perancangan serta