BAGIMU NEGERI
Padamu Negeri Kami Berjanji
Padamu Negeri Kami Berbakti
Padamu Negeri Kami Mengabdi
Bagimu Negeri Jiwa Raga Kami
Pencipta : KoesbiniMenyanyikan Lagu
Indonesia Raya
Indonesia Tanah Airku Tanah Tumpah Darahku Di sanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan tanah airku Marilah kita berseru
Indonesia bersatu Hiduplah tanahku hiduplah negeriku
Bangsaku Rakyatku semuanya Bangunlah jiwanya bangunlah badannya
untuk Indonesia Raya Indonesia Raya merdeka merdeka
Tanahku negeriku yang kucinta Indonesia raya merdeka merdeka Hiduplah Indonesia Raya.
W. R. Supratman
Reff 2 X
Ketua Majelis Pengukuhan Prof Riset
Ketua Majelis Pengukuhan
Profesor Riset
Lahir : Kediri, Jatim
E R D Y S A N T O S O
E R D Y S A N T O S O
L a h i r : K e d i r i , J a t i m
E R D Y S A N T O S O
L a h i r : K e d i r i , J a t i m
Keputusan Presiden RI
Nomor : 94/M Tahun 2009 Tanggal : 16 September 2009
TMT : 1 November 2008
SURAT KEPUTUSAN KEPALA LIPI
No. : 109/A 2016 Tanggal : 30 Agustus 2016
Tentang
Pembentukan Majelis Pengukuhan Profesor Riset yang bersangkutan dapat melakukan
PIDATO PENGUKUHAN
PROFESOR RISET
Publikasi Ilmiah
107 Judul, sendiri & penulis lain
Dalam bentuk :
1. B u l e t i n
2. J o u r n a l
3. P r o s i d i n g
17 diantaranya berbahasa Inggris
Publikasi Ilmiah
107 Judul, sendiri & penulis lain
Dalam bentuk :
1. B u l e t i n
2. J o u r n a l
3. P r o s i d i n g
17 diantaranya berbahasa Inggris
ID.P0031630, 2012
Produksi Gaharu Buatan
Pembinaan Kader
S1 : UNPAD, IPB, UNSOED, Universitas Airlangga S2 : UI, IPB S3 : UNPAD, IPB, UNAN
Anggota AMI, 2000 - sekarang
Organisasi Profesi
Anggota PERMI, 1995 - sekarang
Oleh :
ERDY SANTOSO
Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bogor, 6 September 2016
ORASI PENGUKUHAN PROFESOR RISET BIDANG MIKROBIOLOGI HUTAN
Kendala Pembangunan dan Pengelolaan Kawasan Hutan
Kendala Pembangunan dan Pengelolaan Kawasan Hutan
Pembangunan kebun bibit berkualitas
Mempengaruhi :
1.Kualitas Bibit
G. clarum
41
Kontrol
Delta T
Pengaruh Mikoriza (Fungi Simbiosis)
Alur Pikir Pemanfaatan Mikroba
Ekosistem Hutan Alam
Teknologi budidaya pohon inang dan gaharu budidaya
Eksplorasi dan identifikasi pohon dan
bibit inang
Gaharu budidaya
Potensi
Gaharu Alam Pohon inang pembentuk
Teknologi isolat Fusarium dan inokulasi
Sumber ekonomi Eksplorasi & identifikasi
Fungi simbiosis dan patogen
Fungi mikoriza dan fungi patogen
Teknologi dan aplikasi endo- dan ektomikoriza
Alur Pikir Pemanfaatan Mikroba
Ekosistem Hutan Alam
Teknologi budidaya pohon inang dan gaharu budidaya
Eksplorasi dan identifikasi pohon dan
bibit inang
Gaharu budidaya
Potensi
Gaharu Alam Pohon inang pembentuk
Teknologi isolat Fusarium dan inokulasi
Sumber ekonomi Eksplorasi & identifikasi
Fungi simbiosis dan patogen
Fungi mikoriza dan fungi patogen
Teknologi dan aplikasi endo- dan ektomikoriza
Pelestarian gaharu alam
26 Jenis
Alur Pikir Pemanfaatan Mikroba
Ekosistem Hutan Alam
Teknologi budidaya pohon inang dan gaharu budidaya
Eksplorasi dan identifikasi pohon dan
bibit inang
Gaharu budidaya
Potensi
Gaharu Alam Pohon inang pembentuk
Teknologi isolat Fusarium dan inokulasi
Sumber ekonomi Eksplorasi & identifikasi
Fungi simbiosis dan patogen
Fungi mikoriza dan fungi patogen
Teknologi dan aplikasi endo- dan ektomikoriza
Pelestarian gaharu alam
26 Jenis
Terhubung
Alur Pikir Pemanfaatan Mikroba
Ekosistem Hutan Alam
Teknologi budidaya pohon inang dan gaharu budidaya
Eksplorasi dan identifikasi pohon dan
bibit inang
Gaharu budidaya
Potensi
Gaharu Alam Pohon inang pembentuk
Teknologi isolat Fusarium dan inokulasi
Sumber ekonomi Eksplorasi & identifikasi
Fungi simbiosis dan patogen
Fungi mikoriza dan fungi patogen
Teknologi dan aplikasi endo- dan ektomikoriza
Pelestarian gaharu alam
26 Jenis
Terhubung
Lebih baik
Gaharu terbentuk
Perkembangan bioinduksi Tahun 2004
Jamur + Nutrisi Cair
Lubang bor kecil tidak perlu ditutup tidak masuk air tidak ada pembusukan Efektif & Efisien hasil : 100%
• LUBANG SUNTIK KECIL • INOKULAN CAIR • DIBIARKAN TERBUKA • EFEKTIVITAS > 50%
Perkembangan bioinduksi Generasi Kedua: (2004) **)
**) Diintensifkan mulai tahun 2010, SK Menteri Kehutanan No. SK.163/Menhut-II/2009
Fungi Endomikoriza T meningkat 42-104% D meningkat 41-100% Serapan P 290-517% Serapan N 295-499% Kontrol (1) Glomus (2,3) Glomus clarum (4), Entrophospora, (5) Gigaspora decipiens (6) 1 2 3 4 5 6 A. microcarpa, 25 Minggu
B. Fungi patogen untuk produksi gaharu Pohon Penghasil Gaharu Proses Inokulasi GAHARU Diversifikasi Produk
B. Fungi patogen untuk produksi gaharu
Pohon Penghasil Gaharu Proses Inokulasi GAHARU Diversifikasi Produk
B. Fungi patogen untuk produksi gaharu Pohon Penghasil Gaharu Proses Inokulasi GAHARU Diversifikasi Produk
B. Fungi patogen untuk produksi gaharu
Koleksi sampel 80 Isolat 21 Uji 4 Efektif Jambi Padang Gorontalo Kalbar
B. Fungi patogen untuk produksi gaharu
SNI 7631:2011
B. Kualitas dan wangi gaharu
Pohon Penghasil Gaharu
SOP
Kesalahan inokulasi fungi patogen
MATA BOR MASUK KE TENGAH-TENGAH DIAMETER BATANG, YANG MENYEBABKAN BATANG BUSUK, DAN
TIDAK TERBENTUK GAHARU
B. Fungi patogen untuk produksi gaharu
Sebaran Alami Pohon Penghasil Gaharu Menurun
Sebaran Alami Pohon Penghasil Gaharu Menurun
Masyarakat sudah mengenal Gaharu
Sebaran Alami Pohon Penghasil Gaharu Menurun
Kuota panen gaharu alam yang berkurang rata-rata 20,9% per tahun sejak tahun 1995–2003
Sebaran Alami Pohon Penghasil Gaharu Menurun
Sebaran Alami Pohon Penghasil Gaharu Menurun
A. Teknik Pembibitan Gaharu
G. versteegii A. cumingiana A. malaccensis A. microcarpa A. beccariana A. hirta A. malaccensis A. microcarpa A. beccariana A. hirta G. versteegii G. decipiens A. cumingiana A. filaria A. cumingiana A. filaria A. tomentosa G. versteegii G. landermanii G. salicifolia G. audate G. podocarpus
Inokulasi mikoriza
Glomus Entrophospora Kontrol
B. Teknik Inokulasi isolat Fusarium untuk produksi gaharu
Generasi Kedua: (2004)
• LUBANG SUNTIK KECIL (3 mm) •INOKULAN SEDIKIT (1-2 mL) • MENYEBAR MERATA
hifa
Vessels
B. Teknik Inokulasi isolat Fusarium untuk produksi gaharu
1x3 cm
25x20 cm
2A. Pengembangan tanaman inang gaharu
B. Pengembangan teknik budidaya pohon Inang
* 3,25 Juta Pohon * 45% A. malaccensis,
* 43% G. versteegii, * 8% A. microcarpa,
* 4% A. subintegra, A. crassna, dan A. filaria. * Mengembangkan ekonomi kreatif, dan dibutuhkan 56 – 68 ribu tenaga kerja untuk pemenuhan kuota gaharu 270 ton/tahun
* Masyarakat mulai khawatir, aturan kurang mendukung usaha budidaya gaharu.
Appendix II CITES
, sertakuota
gaharu belum membedakan gaharu alam dan
budidaya
B. Pengembangan teknik budidaya pohon Inang
* 3,25 Juta Pohon * 45% A. malaccensis,
* 43% G. versteegii, * 8% A. microcarpa,
* 4% A. subintegra, A. crassna, dan A. filaria. * Mengembangkan ekonomi kreatif, dan dibutuhkan 56 – 68 ribu tenaga kerja untuk pemenuhan kuota gaharu 270 ton/tahun
* Masyarakat mulai khawatir, aturan kurang mendukung usaha budidaya gaharu.
Appendix II CITES
, sertakuota
gaharu belum membedakan gaharu alam dan
budidaya
B. Pengembangan teknik budidaya pohon Inang
* 3,25 Juta Pohon * 45% A. malaccensis,
* 43% G. versteegii, * 8% A. microcarpa,
* 4% A. subintegra, A. crassna, dan A. filaria. * Mengembangkan ekonomi kreatif, dan dibutuhkan 56 – 68 ribu tenaga kerja untuk pemenuhan kuota gaharu 270 ton/tahun
* Masyarakat mulai khawatir, aturan kurang mendukung usaha budidaya gaharu.
Appendix II CITES
, sertakuota
gaharu belum membedakan gaharu alam dan
budidaya
B. Pengembangan teknik budidaya pohon Inang
* 3,25 Juta Pohon * 45% A. malaccensis,
* 43% G. versteegii, * 8% A. microcarpa,
* 4% A. subintegra, A. crassna, dan A. filaria. * Mengembangkan ekonomi kreatif, dan dibutuhkan 56 – 68 ribu tenaga kerja untuk pemenuhan kuota gaharu 270 ton/tahun
* Masyarakat mulai khawatir, aturan kurang mendukung usaha budidaya gaharu.
Appendix II CITES
, sertakuota
gaharu belum membedakan gaharu alam dan
budidaya
C. Keberhasilan pengembangan tanaman gaharu
Sanggau, Kalbar
A. malaccensis, D=15 cm
C. Keberhasilan pengembangan tanaman gaharu
Kandangan, Kalsel
C. Pengembangan multiproduk
MPTS
1.
GAHARU
2. Daun
3. Batang
1. Gaharu
Diversifikasi
produk
• Teknik budidaya tanaman inang gaharu
menggunakan mikoriza telah berhasil mengubah
lahan kritis menjadi lahan yang lebih produktif.
• Pengembangan teknologi inokulasi berhasil
meningkatkan produksi gaharu
• Jenis-jenis Aquilaria dan Gyrinops merupakan
pohon inang gaharu potensial yang banyak
tersebar di Indonesia. Penggunaan fungi mikoriza
Entro-pho-spora dan Glomus spp. meningkatkan
• Fusarium
mampu
efektif
menginduksi
terbentuknya resin gaharu, menyebabkan
gaharu produk gaharu budidaya diperoleh
dengan mudah dan berkualitas
• Teknologi produksi gaharu adalah teknologi
tepat guna
• Keberhasilan pengembangan gaharu akan
mempertahankan Indonesia sebagai penghasil
dan pengekspor produk-produk gaharu terbesar
di dunia
1. Gaharu dan turunannya berpotensi sebagai
bahan baku multi produk yang bernilai
ekonomi tinggi bagi masyarakat.
2. Pengembangan gaharu budidaya harus masuk dalam program nasional rehabilitasi lahan dan pemberdayaan masyarakat, melalui skema HKM atau HTR.
3. Masyarakat perlu di dorong untuk membudidayakan gaharu guna pelestarian pohon penghasil gaharu.
4. Regulasi yang mengatur kegiatan budidaya pohon inang gaharu, bioinduksi gaharu, pemanenan hasil, dan pemasaran produk gaharu sebagai kelompok komoditas non-kuota diperlukan untuk mendorong budidaya gaharu guna pelestarian gaharu alam
1. Gaharu dan turunannya berpotensi sebagai bahan baku multi produk yang bernilai ekonomi tinggi bagi masyarakat.
2. Pengembangan gaharu budidaya harus
masuk dalam program nasional rehabilitasi
lahan dan pemberdayaan masyarakat,
melalui skema HKM atau HTR.
3. Masyarakat perlu di dorong untuk membudidayakan gaharu guna pelestarian pohon penghasil gaharu.
4. Regulasi yang mengatur kegiatan budidaya pohon inang gaharu, bioinduksi gaharu, pemanenan hasil, dan pemasaran produk gaharu sebagai kelompok komoditas non-kuota diperlukan untuk mendorong budidaya gaharu guna pelestarian gaharu alam
1. Gaharu dan turunannya berpotensi sebagai bahan baku multi produk yang bernilai ekonomi tinggi bagi masyarakat.
2. Pengembangan gaharu budidaya harus masuk dalam program nasional rehabilitasi lahan dan pemberdayaan masyarakat, melalui skema HKM atau HTR.
3. Masyarakat perlu di dorong untuk
membudidayakan gaharu guna pelestarian
pohon penghasil gaharu.
4. Regulasi yang mengatur kegiatan budidaya pohon inang gaharu, bioinduksi gaharu, pemanenan hasil, dan pemasaran produk gaharu sebagai kelompok komoditas non-kuota diperlukan untuk mendorong budidaya gaharu guna pelestarian gaharu alam
1. Gaharu dan turunannya berpotensi sebagai bahan baku multi produk yang bernilai ekonomi tinggi bagi masyarakat.
2. Pengembangan gaharu budidaya harus masuk dalam program nasional rehabilitasi lahan dan pemberdayaan masyarakat, melalui skema HKM atau HTR.
3. Masyarakat perlu di dorong untuk membudidayakan gaharu guna pelestarian pohon penghasil gaharu.
4. Regulasi yang mengatur kegiatan budidaya
pohon inang gaharu, bioinduksi gaharu,
pemanenan hasil, dan pemasaran produk
gaharu sebagai kelompok komoditas
non-kuota diperlukan untuk mendorong
budidaya gaharu guna pelestarian gaharu
alam
Ir. H. Joko Widodo
Presiden RI
Menteri Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan
Kepala LIPI & Ketua Majelis Pengukuhan Profesor Riset
Prof. Dr. Ir. Iskandar Zulkarnain
Sekretaris Majelis Pengukuhan Profesor Riset
Prof. Dr. Enny Sudarmonowati
Anggota Majelis Pengukuhan Profesor Riset Prof. Dr. I Made Sudiana
Prof. Dr. Suyanto Pawiroharsono Prof. Dr. Gustan Pari
Kepala Pusbindiklat LIPI
Ir. Adi Susmianto, M.Sc
KaPusKonSer 2009-2015
Ir. Mieke Suharti
Ahli Peneliti Utama
Dr. Henry Bastaman, M.ES
Dr. Henry Bastaman, M.ES
Kepala Badan Litbang & Inovasi
Ir. Tri Joko Mulyono, MM
Sekretaris Badan Litbang & Inovasi
Dr. Henry Bastaman, M.ES
Kepala Badan Litbang & Inovasi
Ir. Tri Joko Mulyono, MM
Sekretaris Badan Litbang & Inovasi
Ir. Djohan Utama Perbatasari, MM
Prof. Bismark
Prof. Nina
Prof. Pratiwi
Riwayat Hidup
Budi Leksono
Lahir : Pekalongan, Jawa Tengah
Tanggal : 15 Desember 1963
Putra kedelapan dari 9 Bersaudara
Salimun Sastro Sutirto (alm.) & Siti Barkah (almh.)
Menikah dengan
8 September 1991
Masti’ah Adi, S.Pd.
Anak
Alphytodia
Keputusan Presiden RI
Nomor : 165/M Tahun 2010 Tanggal : 26 November 2010
TMT : 01 Februari 2010
SURAT KEPUTUSAN KEPALA LIPI
No. : 109/A/2016 Tanggal : 30 Agustus 2016
Tentang:
Pembentukan Majelis Pengukuhan Profesor Riset yang bersangkutan dapat melakukan
PIDATO PENGUKUHAN
PROFESOR RISET
1975
1979
SD NEGERI TELADAN PANJANG WETAN – I PEKALONGAN SMP NEGERI - I PERINTIS PEKALONGAN1982
SMA NEGERI PEKALONGAN Fakultas KehutananUniversitas Gadjah Mada Yogyakarta - 1988
WISUDA S-2
Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta - 1994
WISUDA S-3
Graduate School of
Agricultural and Life Sciences The University of Tokyo
Short Course in Tree Improvement Queensland (Australia) - 1995 A Course on Specialist Eucalypt Breeding Techniques
A Comparison Study on Teak Plantation Forest using Tissue Culture Sabah (Malaysia) - 2000
The Country Focused Training Course on Quantitative Genetics Tsukuba (Japan) - 2003
Skill Training Workshops Snow Bird (USA) - 2014
No Jenjang Jabatan TMT Jabatan
1 Ajun Peneliti Muda 01-05-1997 2 Peneliti Muda 01-06-2000 3 Peneliti Madya 01-02-2002 4 Ahli Peneliti Muda 01-08-2004 5 Peneliti Madya Gol IV/c 01-09-2009 6 Peneliti Utama Gol IV/d 01-02-2010 7 Peneliti Utama Gol IV/e 01-09-2013
No Kualifikasi Jumlah 1 Buku 6 2 Jurnal Internasional 5 3 Jurnal Nasional 41 4 Prosiding Internasional 15 5 Prosiding Nasional 35 Jumlah 102
BUKU
PUBLIKASI ILMIAH
JURNAL
PUBLIKASI ILMIAH
No Kualifikasi Jumlah
1 Karya Tulis dalam Bahasa Inggris 23 2 Karya Tulis dalam Bahasa Indonesia 77 3 Karya Tulis dalam Bahasa Jepang 2
PEMBINAAN KADER ILMIAH
NO JENJANG PERGURUAN TINGGI
1 S1
Universitas Gadjah Mada (UGM) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Institut Pertanian STIPER Yogyakarta Institut Pertanian Yogyakarta (INTAN) Universitas Sjakhyakirti Palembang
Institut Ilmu Pertanian Sriwigama Palembang
ORGANISASI PROFESI
JABATAN NAMA ORGANISASI TAHUN
Anggota Persatuan Sarjana Kehutanan Indonesia 2008- sekarang Anggota Indonesian Agricultural Sciences Association
(IASA) di Tokyo, Jepang
2005-2008 Anggota The Japan Forest Society (JFS) di Jepang 2005-2008 Anggota The Japan Wood Research Society (JWRS) di
Jepang 2005-2008
Anggota Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia (MAPEKI) 2008 - sekarang Pengurus Forum Perbenihan Tanaman Hutan Nasional 2013-sekarang Wakil Ketua PERIPI Komda Jawa Tengah – Daerah Istimewa
Yogyakarta 2016-2020
TANDA PENGHARGAAN
“Satyalancana Karya Satya X Tahun” - 2003
“Satyalancana Karya Satya XX Tahun” - 2012
“Anugerah PERIPI”
Kategori Peripi Muda - 2001
AMP F-1, 2004 EPP F-1, 2004 EPP F-2, 2013 AMP F-2, 2015
“Peneliti Terbaik” Kategori Peneliti Utama
Lingkup Badan Litbang Kehutanan - 2013
“Anugerah Riset Sobat Bumi”
“Peneliti Berprestasi”
Lingkup Badan Litbang Kehutanan - 2014
“Pertamina Awards” Kategori Sustainable
SELEKSI BERULANG
PADA SPESIES TANAMAN HUTAN TROPIS UNTUK KEMANDIRIAN BENIH UNGGUL
ORASI PENGUKUHAN PROFESOR RISET BIDANG PEMULIAAN TANAMAN HUTAN
DR. IR. BUDI LEKSONO, M.P.
7 Negara terbesar areal hutannya (61%) - ”F7”: Rusia, Brazil, Canada, USA,
Cina, Indonesia, Congo
(FAO, 2001)
I. PENDAHULUAN
Hutan yang terdegradasi: • Pertahun : 12 Juta ha • Padang pasir : 6 Juta ha/th
Kesalahan dalam manajemen hutan
Hutan Tanaman Dunia 264 Juta Ha
Hutan Alam
Tanaman E. pellita di Riau (Sumatera)
Lahan alang-alang (Sumatera)
Realisasi HTI sd Tahun 2000:
1,85 Juta Ha
Target HTI (PP No.7/1990)
Tahun 2000 : 6,2 Juta Ha
o Luar Jawa : 4,4 Juta Ha o Jawa : 1,8 Juta Ha
Kegagalan Tanaman HTI
(Ketidaksesuaian Jenis dan Benih Belum Teruji)
Serangan penyakit
Tumbuh tidak normal
Benih, Bibit, Tenaga Ahli
POPULASI DASAR POPULASI PEMULIAAN (Generasi I) POPULASI PERBANYAKAN (KBS, KBK, KP.) POPULASI PRODUKSI (Tanaman Komersial) POPULASI PEMULIAAN (Generasi II) Dst. Seleksi Berulang Seleksi dan Persilangan INFUSI GENETIK
Metode Seleksi Berulang Sederhana
(Simple Reccurent Selection)
Target Luas Tanam (RKTN 2011 - 2030)
o Hutan Tanaman Industri (HTI) : 10 Juta Ha
o Hutan Tanaman Rakyat (HTR) : 2,85 Juta Ha
o Hutan Rakyat (HR) : 1,8 Juta Ha
Tantangan di Masa Datang
+
Kekeringan Benih Unggul
Hama dan Penyakit
POPULASI PRODUKSI PERSILANGAN SELEKSI POPULASI PEMULIAAN POPULASI PERBANYAKAN POPULASI DASAR POPULASI INFUSI BIOTEKNOLOGI
Strategi Pemuliaan
Masa Datang
Pemuliaan Pinus merkusii
II. PERKEMBANGAN PEMULIAAN
TANAMAN HUTAN
Pemuliaan Tectona grandis A. Periode < 1990
Uji Eliminasi Spesies
> 100 Spesies
20 Spesies Prioritas HTI : (SK Menhut No. 320/Kpts-II/1986)
1. Kayu Pertukangan 2. Kayu Pulp
Hasil-Hasil Pemuliaan di Luar Negeri
1. Meningkatkan
Produktivitas Hutan:
o Pinus radiata di Selandia Baru > vol. 700 m3/ha
o Pinus taeda di Amerika Serikat > 10 - 25%
o P.elliottii dan P.radiata di Australia > vol. 30%
o Eucalyptus di Brazil dan Kongo
riap vol. 50 m3/ha/th
o Hibrid E.urophylla x E.grandis di Brazil > riap vol. 70 m3/ha/th
o Hibrid P.rigida x P.taeda di Korea Selatan
> riap vol. 70 m3/ha/th
2. Memperpendek Daur Tanaman:
o Tectona grandis di Costarica dan Brazil :
60 – 100 th 40 – 50 th (Pertukangan) 20 – 30 th 20 – 30 th (Dimensi kecil) o Pseudotsuga menzeisii 14 – 20 th 7 th o Hibrid E.urophylla x E.grandis di Brazil > 8 – 10 th 4 – 6 th
3. Tahan Terhadap Serangan Hama dan Penyakit:
o Hibrid E.urophylla x E.grandis di Brazil Tahan jamur Cryphonectria cubensis
o Pinus densiflora di Jepang
Tahan nematoda Bursaphelenchus xylophilus
4. Tahan Terhadap Kondisi Lingkungan yang Ekstrim:
o Hibrid P. rigida x P. taeda di Korea dan Pinus elliotii di Australia
Tahan terhadap cuaca dingin
o Cryptomeria japonica di Jepang Kandungan polen rendah
B. Periode 1990 – 2010
Rotasi Tanaman Pertama:
o Riap Volume Rendah (< 20 m3/ha/th)
o Persen hidup rendah o Gagal panen
Tegakan biasa
Program Pemuliaan
Pulp & Kertas
Produk Industri HTI Acacia Eucalyptus Species Terbaik: o Acacia: A. mangium o Eucalyptus: E. pellita o Hibrid: E. uro-grandis
Uji Spesies Cepat Tumbuh
0 10 20 30 40 A. m angi um A. c rass icar pa A. a uric ulifo rmis A. a ulac ocar pa A. l epto carp a, e tc E. u roph ylla , E. p ellit a E. c amal dule nsis E. te retic orni s E. g rand is x E. t eret icor nis E.gr andi s x E.u roph ylla S ta n d v o lu m e ( m 3 /h a )
Uji Species Tanaman Industri umur 2 Tahun di Kalimantan Selatan (BTR, Leksono & Sukanto 1998)
Uji Provenan
Spesies Cepat Tumbuh
Provenan Terbaik:
o Indonesia: Bupul-Muting o Papua Nugini: Oriomo o Queensland: Claudie River
0 20 40 60 80 100 120 140 Mak apa, PN G Kin i, PN G Wip im, P NG Gub am , PN G Ben sbac h, P NG Mal am , P NG Lake Mur ay, P NG Orio mo, PN G Dim isis i, P NG Kiri wo, PN G Pasc oe R iver , Q ld. Oliv e R iver , Q ld. Cla udie Riv er, Qld . Mut ing, Ind . S ta n d v o lu m e ( m 3 /h a )
Uji Provenan A. mangium di Riau (BKUGM, Leksono dan Rosiawan, 1996)
Metode Seleksi Berulang
KONERVERSI POPULASI DASAR POPULASI PEMULIAAN (Generasi I) POPULASI PERBANYAKAN (KBS, KBK, KP.) POPULASI PRODUKSI POPULASI PEMULIAAN (Generasi II) Dst. Seleksi Berulang INFUSI GENETIK
Asal Materi Genetik dan Lokasi Kebun Benih Semai (KBS)
KBS F-1 KBS F-2
I N D O N E S I A
AMP F-1, 2004 EPP F-1, 2004 EPP F-2, 2013 AAP F-2, 2015
C. Periode > 2010 Pemuliaan HHBK Kayu Putih Minyak KP Biodisel Gondorukem Nyamplung Pinus KEBUN KLON Analisa GCA Populasi Dasar PROVENAN/ RAS LAHAN UJI PROVENAN Populasi Pemuliaan
Strategi Pemuliaan Nyamplung Untuk Biodisel TEGAKAN BENIH PROVENAN Populasi Perbanyakan Seleksi TANAMAN Populasi Produksi TANAMAN
Potensi Nyamplung pada TBP
Umur 3 Tahun
Wonogiri (Jawa Tengah)
CCO: 50 % 64%
Potensi Getah Pinus pada KBS F-1
Peningkatan Produksi Getah : 34,05%
o Rendemen Minyak: 0,9% 2,05% o 1.8 - cineol content:40% 65%
Potensi Kayu Putih pada KBS F-1
III. PENINGKATAN GENETIK MELALUI
METODE SELEKSI BERULANG
Optimum age for selection in SSO of E. pellita in Indonesia (JFR, Leksono et al., 2006) 0 5 10 15 20 25 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Age (years) D b h ( c m ) = Riau (Sumatra) = South Kalimantan
Metode Seleksi Berulang KONERVERSI POPULASI DASAR POPULASI PEMULIAAN (Generasi I) POPULASI PERBANYAKAN (KBS, KBK, KP.) POPULASI PRODUKSI POPULASI PEMULIAAN (Generasi II) Dst. Seleksi Berulang INFUSI GENETIK o A. mangium F-1: 30-35 m3/ha/th o A. mangium F-2: 34-40 m3/ha/th
Peningkatan Genetik pada KBS
o E. pellita F-1: 25-27 m3/ha/th o E. pellita F-2: 30-32 m3/ha/th
1. Materi Genetik Sebagai Populasi Dasar
0 100 200 300 400 0 2 4 6 8 10 Age in years S ta n d v o lu m e ( m 3 ) Local selection Q LD population
Peningkatan Riap Volume 30% : 27 35 m3/ha/th
2. Rancangan Percobaan
Jumlah Treeplot Optimum:
• 6 untuk h2 rendah
• 8 untuk h2 sedang-tinggi
Jumlah Famili Optimum:
• 40 famili untuk h2 sedang-tinggi • 50 famili untuk h2 rendah
Changes in genetic gain under three levels of heritability (JFR, Leksono et al. 2009) 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0 20 40 60 80 100 120
Number of families used
G e n e ti c g a in h2=0.1 h2=0.2 h2=0.3
3. Prioritas Sifat untuk Seleksi Didalam Plot Group A 0 0.2 0.4 0.6 Stemform Dbh Height Coefficient of weight Group B 0 0.2 0.4 0.6 Stemform Dbh Height Coefficient of weight Group C 0 0.2 0.4 0.6 Stemform Dbh Height Coefficient of weight
• Dbh: prioritas pertama pada dua tahapan seleksi • Tinggi : prioritas kedua pada seleksi pertama • Bentuk batang: prioritas kedua pada seleksi kedua
= Seleksi pertama = Seleksi kedua
Trend of within plot selection in SSO of E. pellita (JTFS, Leksono and Kurinobu, 2005)
= Efisiensi selsksi
= Komulatif gain per tahun
Seleksi dini menghasilkan gain/tahun lebih tinggi dibandingkan
seleksi pada akhir daur
0 0.5 1 1.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Selection age (years)
G a in a nd E ff . s e le c ti on South Kalimantan 0 0.5 1 1.5 0 1 2 3 4 5 6 7 8
Selection age (years)
G a in a n d E ff .s e le c ti o n Riau (Sumatra)
Optimum age for selection in SSO of E. pellita in Indonesia (JFR, Leksono et al., 2006)
5. Interaksi Genotipe dan Lingkungan 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 South Kalimantan South Sumatra Riau C o rr e la te d r e s p o n s e Absolute gain 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 South Kalim antan South Sum atra Riau C o r r e la te d r e s p o n s e Absolute gain Height Dbh = Riau = South Kalimantan = South Sumatra
Hitam = Gain dengan seleksi langsung Warna = Gain dengan seleksi tdk langsung
- Rasio gain antara Sumatera Selatan dan Riau : 76%
- Rasio gain antara Kalimantan Selatan dan Lokasi di Sumatera : 40%
Breeding zones based on GEI in SSO of E. pellita (JFR, Leksono, 2009)
I N D O N E S I A
- 60 %
- 24 %
Transfer Benih dan Penurunan Gain
6. Peningkatan Genetik
Realized genetic gains observed in second generation SSO of E. pellita (JFR, Leksono et al. 2008)
0 5 10 15 20 25 30 Kalimantan-01 Kalimantan-02 Sumatra-01 Sumatra-02 S e e d O r c h a r d Genetic gain (%) 5 25 19 4 14-21 15-20 16-18 20-25 10-13 13-17 12-17 16-26 = Tinggi = Btk btg = Dbh
Pohon plus E. pellita di Riau
IV. UPAYA MENUJU KEMANDIRIAN
BENIH UNGGUL NASIONAL
Net Plantable Area (NPA) : 65 %
o Kawasan HTI : 15,4 Juta Ha o Kawasan HTR : 2,6 Juta Ha
Target Tahun 2030
Tantangan Yang Akan Dihadapi
Perubahan Iklim Kebutuhan Benih Unggul
Upaya Kemandirian Benih Unggul Perguruan Tinggi Lembaga Penelitian Pemerintah Daerah Industri BUMN Swasta Lembaga Terkait lainnya
Pola Kerjasama Strategis
1. Kerjasama Dua Pihak:
Dengan Pemda
Dengan HPHTI Dengan BUMN
2. Kerjasama Banyak Pihak:
Jaringan Kerja Pemuliaan Pohon Hutan (JKPPH)
3. Subsidi Pemerintah:
BPDAS-HL : Pemb. KBS/KBK 260 Ha BLI : Pembangunan
Forum Perbenihan Nasional
Forum Perbenihan Tanaman Hutan Nasional (FPTHN)
Koordinasi Integrasi Fasilitasi Perencanaan
V. KESIMPULAN
1. Seleksi berulang menggunakan KBS hasil konversi uji keturunan berhasil memproduksi benih unggul yang telah terbukti menghasilkan perolehan genetik yang tinggi.
2. Strategi pemuliaan dengan metode seleksi berulang yang diaplikasikan pada spesies tanaman hutan tropis, selain mempunyai mutu genetik tinggi, juga mudah, cepat dan relatif murah dalam pengadaan benih unggul untuk memenuhi kebutuhan pembangunan hutan tanaman di
Indonesia.
3. Kemandirian benih unggul untuk pembangunan hutan tanaman, terwujud dengan mengnyinergikan seluruh potensi dan fasilitas yang dimiliki pemerintah maupun swasta pada sektor kehutanan secara optimal untuk membangun sistem perbenihan tanaman hutan secara nasional.
4. Upaya yang dilakukan melalui Jejaring Kerja (net
working) harus disesuaikan dengan kondisi di
Indonesia sehingga kemandirian benih unggul cepat tercapai.
5. Keberhasilan program tersebut perlu dukungan penuh dari pemerintah untuk mewujudkan hutan tanaman dengan produktivitas tinggi, kompetitif, sehat dan lestari.
6. Pembuatan peta jalan (roadmap) akan memacu kemandirian benih unggul yang memuat arah dan tahapan program perbenihan tanaman hutan secara nasional.
VI. PENUTUP
o Paradigma pembangunan kehutanan yang telah menggeser peran hutan alam menuju budidaya tanaman, yang didukung oleh riset, teknologi dan kebijakan pelestarian sumber daya hutan, merupakan tantangan bagi kita agar mampu menyediakan benih unggul untuk berbagai keperluan
o Strategi pemuliaan yang tepat dan cepat adalah suatu keniscayaan. Percepatan program pengadaan benih unggul beserta mekanisme pemanfaatannya perlu diprioritaskan. Oleh karenanya, semua aset sumber benih unggul perlu segera diintegrasikan dalam mewujudkan kemandirian benih unggul untuk seluruh program hutan tanaman di Indonesia.
o Seleksi berulang sebagai teknik konvensional dalam pemuliaan tanaman hutan telah terbukti dapat mempercepat kemandirian benih unggul. Namun strategi pemuliaan untuk menjawab tantangan di masa datang perlu diakselerasi oleh para pakar pemuliaan tanaman hutan sebagai perpaduan teknik konvensional dan modern.
o Peran aktif seluruh stakeholder dan dukungan kebijakan yang tepat dari pemerintah bagi terlaksananya penelitian dan pengembangan akan memacu kemandirian benih unggul tanaman hutan.
o Dengan program ini, partisipasi masyarakat dalam industri kehutanan pada babak baru akan menjadi semakin luas, dan program pro-job, pro-poor, pro-green dapat ditumbuh-kembangkan di Indonesia.
UCAPAN TERIMA KASIH
DISAMPAIKAN KEPADA:
• Presiden Republik Indonesia
Ir. H. Joko Widodo
• Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan
• Kepala LIPI dan Ketua Majelis Pengukuhan Profesor Riset
Prof. Dr. Ir. Iskandar Zulkarnain
• Sekretaris Majelis
Pengukuhan Profesor Riset
Prof. Dr. Enny Sudarmonowati
• Anggota Majelis Pengukuhan Profesor Riset (Tim Penilai Naskah Orasi )
Prof. Dr. Enny Sudarmonowati Prof. Dr. Ir. Nina Mindawati, M.Si. Prof. Dr. Endang Sukara
• Kapusbindiklat Peneliti - LIPI
Prof. Dr. Ir. Dwi Eny Djoko Setyono, M. Sc.
• Tim Penilai Peneliti Pusat – LIPI
• Kepala Badan Litbang dan Inovasi (BLI) Dr. Henry Bastaman, M.E.S
• Sekretaris BLI
Ir. Tri Joko Mulyono, M.M.
• Kepala Balai Besar Litbang Biotek. & Pemuliaan Tan. Hutan Ir. Tandja Tjahjana, M.Si.
Peneliti, Teknisi, Rekan Sejawat
di B2P2BPTH Yogyakata & Badan Litbang dan Inovasi
Terima Kasih dan Penghargaan Kepada : Bapak-Ibu Guru dan Dosen
GURU SD NEGERI TELADAN PANJANG WETAN - I PEKALONGAN GURU SMP NEGERI - I PERINTIS PEKALONGAN GURU SMA NEGERI PEKALONGAN
Terima Kasih dan Penghargaan Kepada
Pimpinan Instansi
Ir. Wasito Hadi (alm.) : Kepala Balai PPB Sumatera Selatan
Dr. Ir. Apul Sianturi (alm.) : Kepala Balai Tek. Reb. Palembang
Prof. Dr. Ir. Hendi Suhaendi : Kepala Balai P3BTH Jogja
Dr. Anto Rimbawanto : Kepala Balai P3BTH Jogja
Prof.Dr.Ir. Moh. Naiem, M.Agr.Sc. : Kepala Pusat P2BPTH Jogja
Dr. Nur Masripatin, M.For.Sc. : Kepala Pusat P2BPTH-P2HT Jogja
Dr. Ir. Ruffie, M.Sc. : Kepala Balai Besar PBPTH Jogja
Dr. Ir. Amir Wardhana, M.For.Sc. : Kepala Balai Besar PBPTH Jogja
Dr. Ir. Mahfudz, M.P. : Kepala Balai Besar P2BPTH Jogja
Terima Kasih & Penghargaan Tinggi Kepada :
Prof.Dr.Ir. Oemi Hani’in Soeseno
Prof. Dr. Yuji Ide
Dr. S. Kurinobu
ORANG TUA
Salimun Sastro Sutirto (alm.) Siti Barkah (almh.)
BAPAK DAN IBU MERTUA
Bapak H. Aditomo (alm.) Ibu Hj. Maryati
KAKAK DAN ADIK IPAR
Istri : Masti’ah Adi, S.Pd.
Anak : Alphytodia Ananta Pratama (Vyto)
Avicenia Dewanti Rintakasari (Vivi ) Canavalia Astriana Shavira (Vira )
Billahittaufiq wal Hidayah
Wassalamu’alaikum
Penyerahan Piagam dan Widyamala
Pengukuhan Profesor Riset
Ketua Majelis Pengukuhan Prof Riset
Menutup Sidang
Ketua Majelis Pengukuhan
Profesor Riset
Menyanyikan
Mars SERUAN RIMBA
DAN MARS PENELITI
MARS SERU RIMBA
Pencipta : R. Noto Soekatjo J. Bahram Hai perwira, rimba rayaMari kita bernyanyi
Memuji hutan rimba dengan lagu yang gembira Dan nyanyian yang murni
Meski sepi hidup kita Jauh ditengah rimba
Tapi kita gembira sebabnya kita bekerja untuk nusa dan bangsa Rimba raya rimba raya
Indah permai dan mulia (2x) Maha taman tempat kita bekerja
Rimba raya maha indah Cantik, molek, perkasa
Penghibur hati susah penyokong nusa dan bangsa Rimba raya selalu
Disitulah kita bekerja disinar matahari
Gunung lembah berduri haruslah kita lalui dengan hati yang murni Rimba raya rimba raya
Indah permai dan mulia (2x) Maha taman tempat kita bekerja
Pagi petang, siang malam Rimba kita berseru
Bersatulah bersatu, tinggi rendah jadi satu Bertolonglah selalu
Jauhkanlah sikap kamu yang mementingkan diri Ingatlah nusa bangsa minta supaya dibela oleh kamu semua
Bekerja dan berkarya nyata Didalam ilmu juga budaya Lewat penelitian kita Menjawab tantangan dunia Setia mengabdi pada Negara sebagai insan cendekia
Setia berbakti membangun negeri etika peneliti
Ciptakan karyamu Majukan negerimu
Bangunlah bangsamu agar sejahtera Karya besar kita untuk masa depan Nusa dan Bangsa
Ciptakan karyamu Majukan negerimu
Bangunlah bangsamu agar sejahtera Karya besar kita untuk masa depan Nusa dan Bangsa
Indonesia Jaya………!!! Diulang 2X
MARS PENELITI
Pencipta : Adjie Soetama
Pembacaan Doa
Sesuai Dengan Agama dan Keyakinan
L/O/G/O