• Tidak ada hasil yang ditemukan

The influence of Budget Accuracy, Clarity of Budget Targets, and Managerial Control on Performance Accountability

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "The influence of Budget Accuracy, Clarity of Budget Targets, and Managerial Control on Performance Accountability"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Accounting and Finance StudiesVol. 1 No. 2 2021 Page 163-174 DOI: 10.47153/afs12.1262021

*Corresponding Author

Email address: [email protected]

The influence of Budget Accuracy, Clarity of Budget Targets, and

Managerial Control on Performance Accountability

Krisna Vita Rosalinda1*, Tituk Diah Widajantie2,

1,2 Accounting Department, Faculty of Economics and Business, ,UPN “Veteran” EastJava,

Surabaya, Indonesia

ARTICLE INFO ABSTRACT

This study aims to examine and analyze the effect of budget accuracy, clarity of budget targets and managerial control on performance accountability in Badan Pengelolaan Keuangan dan Pajak Daerah Kota Surabaya.. The endogenous variable used is performance accountability. The sample of this research is all employees who work in Badan Pengelolaan Keuangan dan Pajak Daerah Kota Surabaya the field of budget and treasury accounting. The selection of the sample technique uses purposive sampling with the data collection method used is the survey method and distributes questionnaires with a total of 52 respondents. The collected data were analyzed using Partial Least Square (PLS) analysis technique with SmartPLS 3.0 software. The results of this study indicate that (1) budget accuracy has an effect on performance accountability in Badan Pengelolaan Keuangan dan Pajak Daerah Kota Surabaya. (2) Clarity of budget targets has no effect on performance accountability in Badan Pengelolaan Keuangan dan Pajak Daerah Kota Surabaya. (3) managerial control effect on performance accountability in Badan Pengelolaan Keuangan dan Pajak Daerah Kota Surabaya. ISSN: 2723-1097

Keywords:

Budget Accuracy; Clarity of Budget Objectives;

Managerial Control; Performance Accountability

Pendahuluan

Pemerintah Daerah saat ini telah menghadapi permasalahan dan keterpurukan ekonomi di dalam kehidupan masyarakat yang kini tengah menghadapi gelombang pandemi covid19 (Hidayat,2021).Pemerintah daerah menetapkan tujuan pencapaian kinerja setiap belanja daerah, satuan kerja perangkat daerah, rencana dan kegiatan, dan bertujuan untuk meningkatkan rasa tanggungjawab terhadap rencana anggaran serta memperjelas efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan anggaran. Akan tetapi, kualitas kinerja yang terjadi saat ini diinstansi banyak mengalami ketidakstabilan seperti WFH tidak bisa bertemu langsung/berdiskusi dalam melakukan perencanaan anggaran atas pelaksanaan program kegiatannya. Oleh karenaitu, kuncinya jika anggaran tidak dikelola dengan baik maka prioritas kebijakan anggaran akan menimbulkan masalah yang serius dan jika ditarik secara mendasar bias berdampak pada penurunan kualitas pelayanan publik.

(2)

164 | P a g e Menurut laporan kinerja pemerintah kota surabaya tahun 2016-2021 menyebutkan bahwa Laporan Kinerja merupakan wujud akuntabilitas instansi pemerintah dalam menjalankan kinerja pemerintah selama satu tahun. Tujuan dilakukan penyusunan laporan kinerja untuk mengukur capaian kinerja instansi pemerintah.

Salah satu bentuk akuntabilitas pemerintah daerah ialah Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Berdasarkan Peraturan Presiden RI No. 29/2014 dinyatakan bahwa melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban instansi pemerintah dalam mencapai misi dan tujuan organisasi. Badan Pengelolaan Keuangan dan Pajak Daerah Kota Surabaya juga bertanggungjawab dalam melaporkan kinerjanya untuk bahan evaluasi bagi pengambil keputusan dan tolak ukur pencapaian kinerja berdasarkan anggaran yang sudah ditetapkan. Dalam melakukakan proses penyusunan LAKIP merupakan bentuk komitmen nyata BPKPD dalam membangun Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang berpedoman pada Peraturan Presiden RI No. 29/2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29/2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan gambaran/ susunan kinerja yang akan dicapai oleh instansi pemerintah dalam melakukan pelaksanaan program kegiatan yang dibiayai dari perolehan anggaran APBN/APBD. Pemerintah Daerah tentunya sudah melakukan pengelolaan rincian Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan melakukan Rencana Realisasi Kegiatan dalam tahun anggaran ini yang nantinya anggaran covid tersebut akan diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Sehingga diperlukan adanya transparansi anggaran yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah perekonomian bagi masyarakat.

Selama periode Tahun Anggaran 2017 Laporan Realisasi Kegiatan di Badan Pengelolaan Keuangan dan Pajak Daerah Kota Surabaya mengalami fluktuasi, fluktuasi yaitu ketidaktetapan kadang mengalami kenaikan dan kadang mengalami penurunan. Pada triwulan I nominal 9.189.343.187 dengan persentase 21,58%, Triwulan II nominal 11.162.367.531 dengan persentase 26,21 %, Triwulan III nominal 10.595.364.585 dengan persentase 24,88 %, dan Triwulan IV nominal 11.637.154.882 dengan persentase 27,33%. Maka dapat disimpulkan bahwa selama periode Tahun Anggaran 2017 akuntabilitas kinerja di Badan PengelolaanKeuangan dan Pajak Daerah Kota Surabaya mengenai laporan realisasi kegiatan berfluktuasi terhadap anggaran dan realisasinya sebesar Rp 42.584.230.185.untuk melihat keberhasilan atau ketidakberhasilan kinerja BPKPD Surabaya dapat dilihat dari capaian atas target kinerja yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja kepada kepala daerah yang dituangkan dalam laporan realisasi kegiatan di BPKPD Surabaya.

(3)

165 | P a g e Salah satu ciri anggaran yakni kejelasan target anggaran, dan ketepatan anggaran, karena adanya tujuan anggaran yang jelas dan ketepatan anggaran akan memudahkan individu dalam menyusun serta mencapai tujuan anggaran sesuai dengan harapan organisasi.

Kejelasan sasaran anggaran merupakan Salah satu karaketeristik anggaran. Kejelasan sasaran anggaran merupakan gambaran sejauh mana tujuan anggaran ditetapkan secara spesifik yang bertujuan agar dimengerti oleh pihak – pihak yang bertanggungjawab atas pencapaiannya (Kenis, 1979). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan (Isnanto, dkk 2019) bahwa Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap Akuntabiilitas kinerja.

Secaraumum, ketepatan anggaran berkaitan dengan sasaran dari setiap kegiatan untuk mencapai target anggaran (McPhee, 2008). Maka dalam hal ini anggaran dalam organisasi sector public sangatlah penting dan diperlukan perencanaan anggaran secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan kinerja oragnisasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Bella &Erina, 2020) Ketepatan anggaran berpengaruh terhadap Akuntabiilitas kinerja. Hal ini didukung dengan pendapat Mardiasmo (2011) yang menyatakan bahwa anggaran adalah pernyataan tentang kinerja yang diharapkan untuk dicapai dalam jangka waktu tertentu yang dinyatakan dalam dimensi financial.

Proses pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer pada segala tingkatan memastikan bahwa seluruh karyawan yang mereka awasi menerapkan strategi yang telah ditentukan sebelumnya. Oleh karena itu dalam mencapai tujuannya, perlu membutuhkan penerapan strategi yang efektif dan efisien, maka dalam hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan system pengendalian manajemen. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh (Pratiwi&Amanah, 2019) menyatakan bahwa pengendalian manajerial sector public berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja.

Kajian Pustaka

Stewardship Theory

Stewardship menjelaskan bahwa Manajemen tidak memiliki tujuan pribadi,

tetapi mengarah pada tujuan yang berkaitan dengan kepentingan organisasi (Donaldson & Davis, 1991). Oleh karenaitu, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) adalah lembaga pemerintah daerah yang bertugas melaksanakan kegiatan atau kegiatan yang direncanakan demi kepentingan umum, serta mampu menyajikan dan melaporkan informasi keuangan secara tepat waktu sehingga pelaksanaan kegiatan tersebut ditujukan dengan jelas kepada publik. Oleh karena itu, pernyataan diatas menujukkan bahwa masyarakat perlu memperoleh informasi terkait laporan keuangan pemerintah daerah secara bertanggung jawab dan transparan sesuai dengan hak yang dimiliki masyarakat.

(4)

166 | P a g e

Akuntabilitas Kinerja

Akuntabilitas kinerja ialah tanggung jawab instansi pemerintah untuk menjelaskan berhasil tidaknya rencana dan kegiatan yang direncanakan secara terstruktur berdasarkan tujuan atau target kinerja yang ditetapkan dalam laporan kinerja instansi pemerintah secara berkala. Akuntabilitas kinerja diterapkan di Indonesia berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Perihal nilai akuntabilitas sangat diperlukan guna memberikan pelayanan publik. Itu artinya keberadaan suatu negara bergantung pada rakyatnya/warganya. Oleh karena itu, pemerintah daerah memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan yang baik serta bertanggung jawab atas kinerjanya. Akuntabilitas kinerja pemerintah ialah garda depan bagi tata kelola pemerintahan yang baik dan harus bertanggungjawab atas penggunaan anggaran daerah. Perencanaan anggaran sangat mudah untuk mengklaim bahwa anggaran dapat dijalankan melalui mekanisme perencanaan yang partisipatif, inklusif, adil, dan representatif. Namun dengan tetap fokus pada realisasi aspek pengelolaan keuangan, maka dalam aspek tersebut dapat dijelaskan sesuai dengan standard akuntansi keuangan negara dan mendukung akuntabilitas kinerja dalam melakukan perencanaan anggaran publik.

Metode

Penelitian ini menggunakan variabel yang bersifat kuantitatif. Untuk mengukur variable tersebut menggunakan skala likert. Prosedur pengumpulan informasi yang digunakan dalam riset ini yakni metode survey dengan menyebar kuisioner kepada bidang Akuntansi Perbendaharaan, BidangAnggaran, dan sub unit kerja di lingkungankerja BPKPD Surabaya, dalam penelitian ini dengan bantuan software SmartPLS 3.0 teknik analisis data yang digunakan adalah Partial Least Squares (PLS).

Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah Instansi Pemerintah Kota Surabaya khususnya di BPKPD Surabaya. Yang terdiri dari 5 bidang (1) Sekretariat;(2) Bidang Anggaran; (3)Bidang Akuntansi Perbendaharaan; (4) Bidang Pendapatan dan Penetapan Pajak Daerah; (5) Bidang Penagihan dan Pengurangan Pajak Daerah.

Teknik pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, dengan kriteria yang digunakan dalam memilih sampel yaitu : (1)Bidang Anggaran (2)Bidang akuntansi perbendaharaan. Karena 2 bidang tersebut memiliki peran penting dalam melakukan proses perencanaan dan penyusunan anggarannya pada setiap kegiatan. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 52 responden.

Hasil dan Pembahasan

Uji Validitas Uji Outer Model

(5)

167 | P a g e Nilai outer pada model awal menunjukkan bahwa korelasi antar konstruk dengan variable belum memenuhi syarat convergent validity karena masih terdapat nilai yang dibawah 0.7 dan kemudian dilakukan penghapusan pada variabel yang nilainya kurang dari standard convergent validity yaitu dibawah 0.7, sedangkan Nilai yang diharapkan> 0,7. Mengukur nilai AVE (Avarege Variance Extracted) untuk masing-masing variabel laten dipersyaratkan nilainya harus> 0,5 dapat dikatakan model yang dimiliki baik.

Tabel 1 Nilai Loading Faktor dan Avarage Variance Extracted (AVE)

Variabel Indikator Loading

Faktor

AVE

Ketepatan Anggaran (X1) KA1

KA2 KA3 0.870 0.926 0.853 0.780 Kejelasan Sasaran Anggaran

(X2) KSA2 KSA3 KSA4 0.834 0.866 0.868 0.733 Pengendalian Manajerial (X3) PM1 PM2 PM3 0.828 0.875 0.886 0.746

Akuntabilitas Kinerja (Y) AK1

AK3 AK5 AK7 0.885 0.832 0.839 0.899 0.747

Sumber : Data diolah dengan Smart PLS 3.0

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 1 menunjukkan bahwa nilai outer loading pada masing-masing indikator memiliki nilai >0,8-0,9 itu artinya semua indikator pada variabel penelitian ini dinyatakan valid dan dilakukan analisis lebih lanjut, Sedangkan nilai AVE dari masing-masing variabel memperoleh nilai >0,7 itu artinya setiap variabel telah memiliki convergent validity yang baik.

Discriminant Validity

Hasil dari penelitian ini untuk menguji validitas diskriminan dengan melihat nilai loading factor untuk setiap varibel> 0,7 Dan membandingkanya dengan konstruk lain.

Tabel 2 Nilai Cross Loading Factor

Indikator Variabel KA (X1) KSA (X2) PM (X3) AK (Y) AK1 AK3 AK5 AK7 0.737 0.743 0.626 0.808 0.451 0.731 0.465 0.545 0.715 0.684 0.713 0.638 0.885 0.832 0.839 0.899

(6)

168 | P a g e Indikator Variabel KA (X1) KSA (X2) PM (X3) AK (Y) KA1 KA2 KA3 0.870 0.926 0.853 0.685 0.599 0.595 0.618 0.674 0.639 0.763 0.758 0.719 KSA2 KSA3 KSA4 0.656 0.574 0.592 0.834 0.866 0.868 0.435 0.572 0.492 0.554 0.562 0.516 PM1 PM2 PM3 0.578 0.651 0.655 0.504 0.503 0.511 0.828 0.875 0.886 0.588 0.648 0.794 Sumber : Data diolah dengan SmartPLS 3.0

Berdasarkan olah data pada tabel 2 menunjukkan bahwa perolehan nilai masing-masing indikator pada variabel penelitian memiliki nilai cross loading terbesar atau lebih besar pada variabel yang dibentuknya dibandingkan dengan nilai cross loading pada variabel lainnya.

Uji Reliabilitas

Berdasarkan data pada Tabel 3 dapat dilihat nilai Composite Reliability Cronbach’s Alpha dari setiap variable lebih besar dari 0,7, itu artinya serluruh variable dikatakan reliabel.

Tabel 3 Composite Reliability dan Cronbach’s Alpha

Variabel Composite

Reliability Cronbach’s Alpha Keterangan

KA (X1) KSA ( X2) PM (X3) AK (Y) 0.914 0.892 0.898 0.922 0.858 0.818 0.831 0.886 Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Sumber : Data diolah dengan Smart PLS 3.0

Berdasarkan olah data pada tabel 3 menunjukkan bahwa nilai composite reliability pada seluruh variabel memperoleh nilai yaitu >0,8-0,9 itu artinya seluruh variabel memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi. sedangkan hasil dari nilai yang diperoleh cronbach’s alpha dari masing-masing variabel sebesar 0,8 itu artinya seluruh variabel memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi.

EvaluasiGoodness of Inner Model

Mengevaluasi struktur modal pada penelitian ini menggunakan R-Square (R2), Predictive Relevan(Q2), Model Fit dan T-Statistics. Hal ini digunakan untuk melihat dan meyakinkan hubungan antar konstruk yang dibuat.

(7)

169 | P a g e Tabel 4 R-Square (R2)

Konstruk R-Square Adjusted R-Square

AK (Y) 0.783 0.770

Sumber : Data diolah dengan Smart PLS 3.0

Berdasarkan hasil olah data pada tabel 4 di atas, dapat diketahui bahwa nilai

R-Square Perolehan nilai tersebut menjelaskan bahwa presentase besarnya akuntabilitas

kinerja(Y) sebesar 0.783 x 100% = 78%. Itu artinya 78% variabel endogen dipengaruhi oleh variabel eksogen (X1,X2,X3) pada penelitian ini. Sedangkan persentase sisanya sebesar 22% dipengaruhi oleh faktor lain/variabel laiannya.

Tabel 5 Predictive Relevance (Q2) Q-square

AK 0.561

Sumber : Data diolah dengan Smart PLS 3.0

Berdasarkan olah data pada tabel 5 menunjukkan bahwa nilai predictive

relevance(Q2) sebesar 0,561 itu artinya model struktural yang dihasilkan menghasilkan

nilai observasi sebesar 0,561.

Tabel 6 Model Fit

Model Fit Hasil

NFI 0.708 Diterima

Sumber : Data diolah dengan Smart PLS 3.0

Berdasarkan olah data pada tabel 6 menunjukkan bahwa NFI menghasilkan nilai 0.708 Artinya nilai NFI menghasilkan nilai antara 0 dan 1, semakin dekat NFI ke 1, semakin baik kecocokannya dalam penelitian ini, Maka dari hasil data diatas model yang digunakan pada penelitian ini cocok dan dapat diterima sebagai syarat fit model. Hasil Olah data pada tabel 7 menunjukkan nilai dari uji T-Statistics sebesar H1 sebesar 4.134, dan H3 sebesar 3.074 artinyanilai uji tersebut melebihi syarat diterimanya T-Statistics lebih dari>1,96. Sedangkan hasil nilai dari P-Values H1 dan H3 sebesar 0.000 dan 0.002, artinya perolehan nilai tersebut menjelaskan bahwa syarat diterimanya nilai P-Value <0,05, sedangkan untuk H2 nilai dari uji T-Statistics sebesar 0.175 artinya nilai uji tersebut belum memenuhi syarat diterimanya T-Statistics <1,96 dan nilai dari P-Values H2 sebesar 0.861 artinya perolehan nilai tersebut menjelaskan bahwa tidak memenuhi syarat diterimanya nilai P-Value >0,05.

Tabel 7 Uji T-Statistics

Hipotesis Pengaruh T-Statistics P-Values Hasil

H1 Ketepatan

Anggaran => Akuntabilitas

Kinerja

(8)

170 | P a g e

Hipotesis Pengaruh T-Statistics P-Values Hasil

H2 Kejelasan Sasaran Anggaran => Akuntabilitas Kinerja 0.175 0.861 Ditolak H3 Pengendalian Manajerial => Akuntabilitas Kinerja 3.074 0.002 Diterima

Sumber : Data diolah dengan Smart PLS 3.0

Pengaruh Ketepatan Anggaran terhadap Akuntabilitas Kinerja

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ketepatan anggaran berpengaruh signifikan positif terhadap akuntabilitas kinerja di Badan Pengelolaan Keuangan dan Pajak Daerah Kota Surabaya. Hasil riset ini sejalan dengan studi yang dilakukan oleh (Bella & Erina, 2020) bahwa ketepatan anggaran berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja SKPD Kabupaten Tanah Laut.

Ketepatan anggaran pemerintah daerah akan mempengaruhi kinerja lembaga daerah akan semakin baik, jika hasil akhir dari kinerja tersebut dengan memperoleh hasil akhir (output) organisasi sesuai dengan tujuan organisasinya (Pratiwy, 2013). Dalam pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa ketepatan anggaran di BPKPD Surabaya merupakan suatu hal yang sangat diperlukan karena untuk memudahkan para karyawan dalam mempertanggungjawabkan berhasil atau gagalnya dalam mengelola anggaran sehingga kinerja BPKPD di Surabaya yang terjadi di lapangan justru dilandasi oleh kepentingan dan kebutuhan masyarakat yang bertujuan untuk melakukan pembangunan dan pengembangan masyarakat.

Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap Akuntabilitas Kinerja

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kejelasan sasaran anggaran tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja di Badan Pengelolaan Keuangan dan Pajak Daerah Kota Surabaya. Hasil riset ini sejalan dengan studi yang dilakukan oleh oleh (Rio.dkk,2019) bahwa kejelasan sasaran anggaran tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di Kab. Padang Pariaman.

Tidak Pengaruhnya kejelasan sasaran anggaran terhadap akuntabilitas kinerja di BPKPD Kota Surabaya pasalnya anggaran daerah harus dapat mengukur pencapaian kinerja yang diharapkan, akan tetapi fakta dilapangan berdasarkan hasil jawaban responden mengatakan bahwa tingkat kepentingan target anggaran kurang dapat dipahami untuk mengetahui setiap rencana dan kegiatannya, dalam menggambarkan sasaran kinerja dengan jelas dan menimbulkan ketidakjelasan sasaran anggaran di BPKPD Kota Surabaya dan artinya muncullah sikap ketidak pastian atau keragu-raguan para pelaksana maka dalam hal ini bahwa akuntabilitas kinerja intansi tersebut juga kurang maksimal.

(9)

171 | P a g e

Pengaruh Pengendalian Manajerial terhadap Akuntabilitas Kinerja

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pengendalian manajerial berpengaruh signifikan positif terhadap akuntabilitas kinerja di Badan Pengelolaan Keuangan dan Pajak Daerah Kota Surabaya. Hasil riset ini sejalan dengan studi yang dilakukan oleh oleh Paramitha & Gayatri (2016) menyatakan akuntabilitas kinerja SKPD di pengaruhi oleh sistem pengendalian manajerial sektor publik.

Sistem pengendalian manajerial sektor publik terhadap akuntabilitas kinerja di BPKPD Surabaya berada dalam interval baik. Beberapa aktivitas yang perlu diterapkan dalam pengendalian manajerial sektor publik, diantaranya perencanaan, motivasi, mengkoordinasikan, mengkomunikasikan, pembuatan keputusan, sistem pengendalian, dan penilaian serta pelaporan kinerja (Mardiasmo,2011). Sehingga sistem pengendalian manajerial di BPKPD Kota Surabaya untuk mengajak orang lain pada suatu organisasi agar secara bersama-sama mencapai tujuan organisasi dengan penerapan strategi manajemen yang efektif dan efisien.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji dan analisis, maka dapat ditarik kesimpulan pada hasil penelitian ini sebagai berikut :

1. Ketepatan Anggaran berpengaruh signifikan positif terhadap Akuntabilitas Kinerja di Badan Pengelolaan Keuangan dan Pajak Daerah Kota Surabaya. 2. Kejelasan Sasaran Anggaran tidak berpengaruh terhadap Akuntabilitas Kinerja

di Badan Pengelolaan Keuangan dan Pajak Daerah Kota Surabaya,

3. Pengendalian Manajerial berpengaruh signifikan positif terhadap Akuntabilitas Kinerja di Badan Pengelolaan Keuangan dan Pajak Daerah Kota Surabaya.

Saran

Berdasarkan atas kesimpulan penelitian diatas, maka adapun saran dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagi penelitian berikutnya

a. diharapkan dalam penelitian selanjutnya dapat meneliti seluruh UPTB BPKPD di Kota Surabaya, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi. b. diharapkan penelitian selanjutnnya dapat menambah jumlah sampel yang

akan digunakan sebagai penelitian sehingga dapat merepresentasi pengaruh antar variabel dan pengaruh akuntabilitas kinerja di seluruh UPTB BPKPD Surabaya agar lebih efektif dan efisien.

c. Diharapkan dapat menggunakan variabel selain ketepatan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan pengendalian manajerial, seperti variabel komunikasi internal, komunikasi eksternal, dukungan internal dll yang dapat mempengaruhi akuntabilitas kinerja di Badan Pengelolaan Keuangan

(10)

172 | P a g e dan Pajak Daerah Kota Surabaya melalui laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

d. Diharapkann untuk penelitian selanjutnya dapat mencari infromasi yang lengkap terkait dengan laporan keuangan pemerintah daerah kota surabaya dan dapat mengakses website surabaya.go.id secara lengkap dan rinci.

Keterbatasan

Keterbatasan pada penelitian ini ialah Variabel penelitian yang digunakan hanya dapat menjelaskan sebesar 0.783 atau 78%, sedangkan sisanya sebesar 22% dijelaskan oleh faktor lain dan Sedikitnya sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 52 responden.

Daftar Pustaka

Ajibolade, S. O., &Oboh, C. S. (2017). A critical examination of government budgeting and public funds management in Nigeria. International Journal of Public Leadership, 13(4), 218–242. https://doi.org/10.1108/ijpl-11-2016-0045

Astari, M. P. D. 2015. PengaruhKetepatanSasaranAnggaran dan

PengendalianManajerialSektorPublikTerhadapAkuntabilitas Kinerja.

JurnalAkuntansi 12(1): 50-63.

Bastian, I. (2010). AkuntansiSektorPublikSuatuPengantar (3rd ed.). Jakarta: Erlangga. Dewi, K. F., Widana Putra, A. A. G. ., & Astika, I. B. P. (2017). Pengaruh Budaya

Organisasi, Pengendalian Internal Dan Kejelasan Sasaran Anggaran Pada Akuntabilitas Kinerja SKPD Kabupaten Gianyar Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Buletin Studi Ekonomi, 22(1), 21–33.

Dewi, M. A. P., & Supadami, N. L. (2015). Pengaruh Ketepatan Anggaran Dan Pengendalian Manajerial Sektor Publik Pada Akuntabilitas Kinerja Skpd. E- Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 12(1), 50–63.

Donaldson, L., & Davis, J. H. (1991). Stewardship Theory or Agency Theory: CEO Governance and Shareholder Returns. Australian Journal of Management, 16(1), 49–64. https://doi.org/10.1177/031289629101600103

Efrizar, R., Hardi, H., & Wiguna, M. (2016). PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS PUBLIK, DAN SISTEM PELAPORAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi Empiris Pada SKPD Kabupaten Rokan Hulu). Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau, 4(1), 1726–1740.

Gendro,Wiyono. 2011. Merancang Penelitian Bisnis dengan Alat Analisis SPSS 17.0 & Smart PLS 2.0. Yogyakarta: Percetakan STIM YKPM.

Ghozali, Imam. 2014. Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial Least Square. Edisi Kedua. Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang Imam Ghozali, Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial Least

Square (PLS), (Semarang: Undip, 2008), hal. 17 Indonesia, D. (1994). Akuntabilitas anggaran.

Kartika, R. D., & Sukamto, S. (2019). Pengaruh kejelasan sasaran anggaran, pengendalian akuntansi dan sistem pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja

(11)

173 | P a g e instansi pemerintah (studi empiris pada Dinas Daerah Kota Surabaya). Liability,

1(2), 63–83.

Kenis, Izzettin. 1979. “The Effect of Budgetary Goal Characteristics on Manajerial Attitudes and Performance.” Accounting Review 54 (4): 707–721.

Kusuma, B. H. (2016). Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial: Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Mediasi. Jurnal Akuntansi

Maranatha, 8(2), 203–213.

Mahmudi. 2011. Manajemen Kinerja Sektor Publik. UPP STIM YKPN: Yogyakarta. Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik, Cetakan ke empat. Penerbit Andi,

Yogyakarta.

McPhee, I. 2008. Developing and Managing Internal Budgets. The Publication Manager: Australian National Audit Office. Australia.

Meilia, F. (2015). Pengaruh Karakteristik Proses Penganggaran Terhadap Kinerja Anggaran di Kejaksaan RI. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 26(3), 235–245.

Mulyadi. 2010. Sistem Akuntansi, Edisi ke-3, Cetakan ke-5. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Nuraeni, A. S. I., & Bidang, S. (n.d.). PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

KABUPATEN MAMUJU UTARA. 55–64.

Pangalila, C., Elim, I., & Walandouw, S. K. (2017). Evaluasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Keuangan Di Kecamatan Sonder Kabupaten Minahasa. Going Concern :

Jurnal Riset Akuntansi, 12(2), 661–670.

https://doi.org/10.32400/gc.12.2.18006.2017

Paramitha, I., & . G. (2016). Pengaruh Ketepatan Sasaran Anggaran, Sistem Pengendalian Manajerial Sektor Publik Dan Sistem Pelaporan Pada Akuntabilitas Kinerja. E-Jurnal Akuntansi, 16(3), 2457–2479.

Pemerintah, K. I. (n.d.). 3) 1, 2, 3). 489–501.

Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 21 April 2014. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 80. Jakarta.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Pergub Nomor 29 Tahun 2016.pdf. (n.d.).

Permendagri. (2020). Permendagri 64 tTahun 2020. Journal of Chemical Information and

Modeling, 53(9), 1689–1699.

Perusahaan, L., & Perusahaan, N. (2018). Erina Sudaryati 2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Airlangga, Indonesia. 828–839.

Pratiwi, E. P. (2019). Pengaruh Ketepatan Sasaran Anggaran, Kualitas Sdm, Dan Pengendalian Manajerial Terhadap Akuntabilitas Kinerja. Stiesia Journal.

Putra, B., Hasan, A., & Yasni, H. (2016). Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi, Sistem Pelaporan, Dan Desentralisasi Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Skpd Bengkalis). Jurnal Online

Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau, 3(1), 1123–1136.

(12)

174 | P a g e

MODERASI BAJ ( Behavioral Accounting Journal ). 2(1), 71–86.

Rahmayati, Anim; Jamil, N. A. (2019). TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PEMERINTAH DAERAH ( Studi Pada Dinas Se-Kabupaten Wonogiri ).

Akuntabilitas Publik, 7(2), 112–126. https://doi.org/10.26460/ja.v7i2.780

Saputro, F., Setyobudi Irianto, B., Eliada Herwiyanti, dan, Daerah Kabupaten Cilacap, P., Akuntansi, J., Ekonomi dan Bisnis, F., Jenderal Soedirman, U., Boenyamin No, J. H., & Tengah, J. (2016). FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK. In Soedirman Accounting Review (Vol. 1, Issue 1). Saukani, S., Rasuli, M., & Darlis, E. (2015). Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial dengan Motivasi sebagai Variabel Intervening pada

Pemerintah Daerah Kabupaten Merangin. Sorot, 10(2), 179.

https://doi.org/10.31258/sorot.10.2.3214

Sofyan Yamin dan Heri Kurniawan, Generasi Baru Mengolah Data Penelitian dengan

Partial least Square Path Modeling (Jakarta: Salemba Empat, 2011), 54.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Wiguna, L. Y. P., Sukartha, I. M., & Astika, I. B. P. (2017). Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Pada Kinerja Aparat Pemerintah Daerah Dengan Budaya Organisasi, Motivasi, Dan Gaya Kepemimpinan Sebagai Variabel Moderating.

E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana, 8, 3041.

Gambar

Tabel 1 Nilai Loading Faktor dan Avarage Variance Extracted (AVE)  Variabel  Indikator  Loading
Tabel 3 Composite Reliability dan Cronbach’s Alpha  Variabel  Composite  Reliability  Cronbach’s Alpha  Keterangan  KA (X 1 )  KSA ( X 2 )  PM (X 3 )  AK (Y)  0.914 0.892 0.898 0.922  0.858 0.818 0.831 0.886  Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel  Sumber : D

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pada Dinas Kesehatan Kota Surabaya, maka dapat disimpulkan

Berdasarkan uji F diperoleh Freg 22,195 Fhit = 22,195 > Ftabel = 3,25 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa partisipasi penyusunan APBD berbasis anggaran