• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. pembedaan manusia berdasarkan hal-hal tersebut atau disebut dengan ras.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. pembedaan manusia berdasarkan hal-hal tersebut atau disebut dengan ras."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Manusia yang hidup dimuka bumi ini memiliki berbagai macam bentuk fisik yang terlihat sangat berbeda, manusia dilahirkan dengan berbagai macam ciri seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut serta bentuk tubuh yang terlihat jelas oleh mata, keragaman inilah kemudian yang menyebabkan timbulnya pembedaan manusia berdasarkan hal-hal tersebut atau disebut dengan ras.

Kata ras berasal dari bahasa Prancis dan Italia “razza”, yang dapat diartikan

sebagai:1

Pertama, perbedaan variasi dari penduduk, atau pembedaan keberadaan manusia atas dasar; (1) tampilan fisik, seperti rambut, mata, warna kulit, bentuk tubuh, yang secara tradisional ada tiga, yakni Kaukasoid, Negroid, dan Mongolid. Meskipun ada rinciannya lagi, ketiganya dikenal sebagai ras; (2) tipe atau golongan keturunan; (3) pola-pola keturunan; dan (4) semua kelakuan bawaan yang tergolong unik sehingga mereka dibedakan dengan penduduk asli.

Kedua, menyatakan tentang identitas berdasarkan (1) pemilikan perangai; (2) kualitas perangai tertentu dari suatu kelompok penduduk; (3) menyatakan kehadiran setiap kelompok penduduk berdasarkan geografi tertentu; (4) menyatakan tanda-tanda aktivitas suatu kelompok penduduk berdasarkan

1 Alo Liliweri dan LKiS. PRASANGKA & KONFLIK Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat

(2)

kebiasaan, gagasan, dan cara berpikir; (5) sekelompok orang yang memiliki kesamaan keturunan, keluarga, klan atau hubungan kekeluargaan; dan (6) artu biologis yang menunjukan adanya subspesies atau varietas, kelahiran atau kejadian dari suatu spesies tertentu (Webster New World Dictionary, hlm. 1106).

Menurut penjelasan diatas banyak sekali definisi tentang ras, tentu saja suatu negara terdiri dari berbagai macam ras, contohnya di Indonesia dari Sabang sampai Marauke terdiri dari berbagai macam ras yang berbeda, secara tradisional didapat perbedaan mayoritas penduduk di Indonesia adalah ras Mongolid, dan penduduk yang menetap di wilayah timur kebanyakan adalah ras Negroid dan para pendatang yang memiliki kulit putih atau sering disebut dengan „bule‟ memiliki ras Kaukasoid. Tentu saja perbedaan ras ini menimbulkan isu-isu rasial atau yang sering dikenal dengan rasisme diseluruh dunia.

Sejarah rasisme berkaitan erat dengan perbudakan, kekerasan, pelecehan, penindasan dan yang lainnya, ini muncul karena adanya pemikiran etnosentrisme. Menurut Nanda dan Warm etnosentrisme adalah padangan bahwa budaya seseorang lebih unggul dibandingkan budaya yang lain. Padangan bahwa budaya lain dinilai berdasarkan standar budaya kita. Kita menjadi etnosenrtis ketika kita

melihat budaya lain melalui kacamata budaya kita atau posisi sosial kita.2

Ketika seseorang bersikap etnosentrisme dan diiringi oleh prasangka yang buruk, keangkuhan, permusuhan serta perasaan negatif terhadap suatu kelompok etnis atau bangsa yang lain yang kadang diiringi dengan sikap brutal sering kali

2

(3)

dihubungkan dengan rasisme, sikap ini dapat menimbulkan perselisihan hingga peperangan.

Konsep etnosentrisme sering kali dipakai secara bersamaan dengan rasisme. Konsep ini mewakili suatu pengertian bahwa setiap kelompok etnik atau ras mempunyai semangat dan ideologi untuk menyatakan bahwa kelompoknya lebih superior dari pada kelompok etnik atau ras lain. Akibat ideologi ini maka setiap kelompok etnik atau ras akan memiliki sikap etnosentrisme atau rasisme yang tinggi. Sikap entosentrisme dan rasisme itu berbentuk prasangka, stereotip,

diskriminasi, dan jarak social terhadap kelompok lain (J. Jones, 1972).3

Rasisme adalah isu global yang tidak pernah berakhir, dari masa kemasa permasalahan yang terkait dengan rasisme memberikan dampak yang negatif bagi masyarakat di seluruh dunia maupun di Indonesia. jika mendengar kata rasisme peneliti berpikir tentang perbudakan, warna kulit dan kekerasan.

Rasisme, merupakan lanjutan dari stereotip dan prasangka, seperti pada pengertian yang dinyatakan oleh Leone. Rasisme merupakan kepercayaan terhadap superioritas yang diwarisi oleh ras tertentu. Rasisme menyangkal kesetaraan manusia dan menghubungkan kemampuan dengan komposisi fisik. Jadi, sukses tidaknya hubungan sosial tergantung dari warisan genetika

dibandingkan dengan lingkungan atau kesempatan yang ada.4

3 Ibid, Hal 15

4 Larry A. Samovar. Richard E. Porter dan Edwin R. McDaniel, Komunikasi Lintas Budaya, Salemba Humanika. Jakarta. 2010. Hal 212.

(4)

Kenyataan yang menyedihkan dari rasisme adalah bahwa rasisme sudah ada di seluruh dunia selama ribuan tahun. Sejarah didunia ini penuh dengan rasisme contohnya, di masa lalu kaum Afrika-Amerika dipaksa untuk berada di belakang ketika naik bus, orang Yahudi diharuskan untuk mengenakan lencana kuning Daud, orang Jepang-Amerika diisolasi dalam tenda selama perang dunia ke-2, orang Amerika-India dirampas tanahnya dan masyarakat Afrika terbagi secara ras. Saat ini kita melihat manifestasi rasisme dalam bentuk graffiti (coretan di dinding) yang menghina ras, perusakan hak milik, intimidasi, bahkan kekerasan fisik. Orang-orang juga melakukan tindakan rasisme yang terang-terangan, seperti menghina atau menceritakan lelucon mengenai etnis.

Konsepsi mengenai rasisme telah menyebabkan banyak kesedihan dan kesengsaraan. Bahkan hingga saat ini, masalah rasisme tetap menjadi sesuatu polemik bagi negara multi etnik, termasuk Amerika. Walaupun saat ini Barak Obama, yang merupakan warga kulit hitam, telah berhasil mengukuhkan diri sebagai orang nomor satu di negara adi daya tersebut, akan tetapi isu rasial masih kental menyelimutinya. Seperti yang dimuat dalam artikel disitus antaranews.com (20/06/2015) dengan judul Obama: rasisme masih menjadi "kutukan" di Amerika Serikat.5

San Fransisco (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan bahwa penembakan di gereja masyarakat kulit hitam Carolina Selatan adalah contoh "kutukan" rasisme, yang belum hilang dari negaranya.

5

(5)

Obama pada Jumat malam, di depan pertemuan wali kota Amerika Serikat, juga membantah tuduhan bahwa dia mempolitikkan tragedi di Gereja Charleston untuk mewacanakan undang-undang anti-senjata.

"Dalih pelaku penembakan mengingatkan kita akan masih ada kutukan rasisme, yang harus diperangi bersama," kata Obama.

Artikel tersebut memberi gambaran bahwa rasisme masih lekat dalam kehidupan di Amerika Serikat.

Penyampaian pesan mengenai isu-isu dalam masyarakat, diantaranya isu mengenai rasisme, tidak hanya dapat disampaikan melalui berbagai berita, baik di media cetak maupun elektronik, namun dapat juga disampaikan melalui film. Setelah Barack Obama menjadi Presiden di Amerika Serikat banyak masyarakat teringat kembali tentang sejarah kelam disana tentang isu rasial. Maka munculah berbagaimacam film yang memuat tentang unsur-unsur perbedaan ras didalammnya.

Kekuatan dan kemampuan film menjangkau banyak segmen sosial meyakinkan para ahli bahwa film memiliki potensi untuk mempengaruhi khalayaknya, maka merebaklah berbagai penelitian yang hendak melihat dampak film terhadap masyarakat. Dalam banyak penelitian film dipahami secara linier, artinya film mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan muatan pesan (message) di baliknya, tanpa pernah berlaku sebaliknya. Kritik yang muncul terhadap perspektif ini didasarkan atas argument bahwa film adalah potret dari

(6)

masyarakat di mana film itu di buat. Film selalu merekam realitas yang tumbuh

dan berkembang dalam masyarakat kemudian memproyeksikannya ke atas layar.6

Film merupakan bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini. Film adalah karya seni, yang diproduksi secara kreatif dan memenuhi imajinasi orang-orang yang bertujuan memperoleh estetika (keindahan) yang

sempurna.7 Film memiliki kekuatan untuk membatasi pola pikir dan imajinasi

audiens terhadap isu yang disodorkan di dalam film. Persepsi apa yang dapat kita cerna, keputusan apa yang akan kita ambil dan tindakan apa yang akan kita lakukan, bagaimana apresiasi kita terhadap isu tertentu hanya terbatas dalam dimensi film tersebut melalui scene-scene yang ditampilkan dalam film.

Film dipercayai menjadi sebuah media yang paling besar dapat memberikan pengaruh bagaimana kita menjalani hidup. Bukan hanya karena film dapat mengingatkan kita akan sebuah memori kehidupan. Kita juga dapat mengingat sebuah masa perubahan hidup kita seperti yang ditayangkan oleh pemeran di film tersebut. Dengan begitu film tidak hanya mempengaruhi bagaimana kita hidup tetapi juga mempengaruhi cara berfikir kita. Film dapat membuat kita kembali berfikir sejenak akan sesuatu yang telah kita lewati, memasuki dan mengerti budaya yang berbeda, dan menambah pengalaman estetis melalui keindahan yang disajikan oleh sebuah film. Dengan mempelajari film – film lama dan sejarahnya, kita dapat mengetahui bagaimana cara orang berfikir dari waktu ke waktu.

6 Alex Sobur. Semiotoka Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. 2009. Hal 127.

7 Elvinaro Ardianto Dan Lukiati Komala Erdinaya. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Simbiosa Rekatama Media. Bandung. 2007. Hal 143.

(7)

Bebebrapa tahun terakhir ini, banyak film-film Holywood yang mengankat tentang isu-isu perbedaan ras dan kekerasan rasial didalamnya seperti Freedom Witers. Djanggo, 12 Years Slave , 42 (Fourty Two) dan masih banyak yang lainnya. Film yang dipilih peneliti adalah film 42 (Fourty Two). Film 42 merupakan sebuah film Box Office bergenre drama, sport, dan biography diproduksi oleh Legendary Pictures dan Warner Bros pada tahun 2013 yang ditulis dan disutradarai oleh Brian Helgeland yang telah lama malang melintang di dunia perfilman Hollywood. Film ini berkisahkan tentang perjalanan karir Jackie Robinson (Chadwick Boseman) sebagai seorang pemain baseball. Robinson masuk di Brooklyn Dodgers untuk menjadi pemain Afrika-Amerika pertama.

Beberapa tokoh dalam film 42 ini diperankan oleh artis terkenal Hollywood sepeti Chadwick Boseman, Harrison Ford, Nicole Beharie, Christopher Meloni, Hamish Linklater, Alan Tudyk dan beberapa artis terkenal lainnya. Film ini berdasarkan kisah nyata sang legendaris baseball Amerika Serikat, Jackie Robinson. Kehidupan Jackie yang dari nol hingga sampai dikontrak oleh klub baseball Brooklyn Dodgers dan mencapai puncak kesuksesan bersama pelatih Branch Rickey menjadi inti dari cerita Film 42.

Branch Rickey (diperankan oleh Harrison Ford) adalah seorang pemilik klub baseball Brooklyn Dodgers. Di masa tuanya, sebelum pensiun ia ingin melihat klub baseball-nya lolos ke seri dunia dan membawa perubahan kepada liga baseball Amerika pada umumnya. Keputusannya untuk membawa seorang pemain baseball amatir kulit hitam bernama Jackie Robinson (Chadwick

(8)

Boseman) ke dalam klubnya dianggap sebuah bentuk perlawanan terhadap masyarakat kulit putih yang pada tahun itu (1946) masih memandang sebelah mata orang-orang kulit hitam. Berbagai cobaan dialami oleh Branch Rickey, mulai dari komentar dan sikap negative orang-orang terdekatnya, pemain klubnya sendiri yang menolak bermain dalam satu tim dengan orang kulit hitam, sampai putusnya hubungan baik antara sesama pemilik klub di liga baseball Amerika. Akan tetapi cobaan paling berat tentu dialami oleh Jackie Robinson. Ia adalah orang kulit hitam pertama yang dikontrak oleh klub liga baseball profesional Amerika. Cemohan dari teman-teman satu klubnya, pelatih lawan sampai ke penonton harus dihadapi oleh Jackie Robinson.

Visual storytelling film ini mengambil momen-momen penting dalam hidup Jackie Robinson. Hal tersebut membuat cerita mengalir secara cepat dan lambat secara bersamaan. Isu rasisme ini sudah menjadi latar belakang umum di beberapa film Hollywood. Menariknya film ini adalah alur ceritanya, meskipun scene-scene yang ditampilkan berlangsung singkat, tapi hal itu tidak mempengaruhi emosi penonton. Karakter Jackie Robinson dengan seketika bisa menarik simpati penonton dari awal sampai akhir film ini.

Film ini menarik untuk diteliti karena film ini adalah sejarah Amerika dimana saat itu (1945 - 1947) prasangka rasial sangat kental dirasakan karena stereotip pada saat itu adalah kulit putih lebih superior dibandingkan dengan kulit hitam. Jackie Robinson adalah orang kulit hitam pertama yang dikontrak oleh klub liga baseball professional Amerika dan perintis gerakan hak-hak sipil dalam bidang

(9)

olahraga. Selain itu film ini mengangkat hal-hal yang begitu sederhana tetapi banyak mengandung unsur perbedaan rasial dan dapat berakibat sangat fatal, itu semuanya dipicu oleh masalah rasial. Seperti adegan ketika istri Jackie sedang berada di sebuah mini market dan ingin ketoilet, didepan pintu toilet tertulis “WHITE ONLY” tetapi istri Jackie tetap masuk kedalam toilet tanpa menghiraukannya, walaupun Jackie sudah melarangnya.

Rasisme selalu berbeda disetiap zamannya, dahulu sebelum ada ideology tentang kemanusian, rasisme identik dengan perbudakan, penganiayaan serta pembantaian, setelah perbudakan dihapus contohnya yang digambarkan dalam film 42 (Fourty Two) terjadi segresi atau pengelompokan orang berdasarkan ras, dan sekarang, walaupun di Amerika Barack Obama sudah menjadi presiden disana rasisme masih tetap dirasakan, dan isu rasisme itu pun mencuat kembali yang dikenal sebagai rasisme terselubung yang melakukan pelayan berbeda, memandang sebelah mata serta teror kepada ras-ras lain yang mempunyai sejarah sebagai ras kelas bawah.

Penelitian ini menggunakan metode semiotika Charles Sanders Peirce, karena ini merupakan metode yang cocok untuk menemukan penggambaran atau representasi rasisme melalui tanda yang dimunculkan didalam film berdasarkan sign, object, interpretant, dan diperkuat oleh masing-masing klasifikasinya yang dapat menjelaskan secara mendalam tentang praktik-praktik rasisme serta maknanya yang terdapat dalam film 42 (Fourty Two).

(10)

Dari latar belakang itulah yang menjadi alasan utama bagi peneliti untuk mengkaji representasi atau penggambaran rasisme yang terkandung dalam film 42 (Fourty Two) dengan menggunakan analisis semiotika Charles Shaders Peirce. Dalam penelitian ini, peneliti hanya melakukan penalaran dan berupaya menemukan makna termasuk dari hal-hal yang tersembunyi di balik sebuah adegan yang mengandung nilai rasisme pada scene-scene yang ditampilkan dalam film, oleh sebab itu penulis memilih untuk mengkaji film box office berjudul 42 (Fourty Two) kedalam bentuk skripsi dengan judul:

REPRESENTASI RASISME DALAM FILM 42 (FOURTY TWO) (Analisis Semiotika Charles Sander Peirce)

1.2. Fokus Penelitian

Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas maka yang akan diteliti adalah: “Bagaimanakah representasi rasisme dalam film 42 (Fourty Two)?”

1.3. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar Belakang Masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah Bagaimakah penggambaran atau representasi praktik-praktik rasisme dan bagaimanakah makna tanda rasisme didalam film 42 (Fourty Two)?.

(11)

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan penggambaran atau representasi rasisme yang terkandung di dalam film 42 (Fourty Two) ini.

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Manfaat Akademis

Penelitian yang membahas tentang representasi rasisme diharapkan mampu memaparkan dengan jelas penggambaran rasisme didalam film ini, sehingga penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya. Sebagai masukan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu komunikasi, terutama pengetahuan tentang representasi rasisme dalam sebuah film.

1.5.2. Manfaat Praktis

Diharapkan dapat memberikan masukan kepada perfilman indonesia dalam membuat film agar dapat menyajikan film-film yang berkualitas dan beredukasi sehingga dapat bermanfat bagi masyarakat. Serta untuk menambah literature kepustakaan atau referensi mengenai representasi rasisme dalam sebuah film.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini juga menunjukkan hasil bahwa tekanan hampir tidak dirasakan oleh siswa, dimana hal tersebut dapat dilihat dari seringnya siswa mengisi waktu luang

Dalam hal terdapat perbedaan data antara DIPA Petikan dengan database RKA-K/L-DIPA Kementerian Keuangan maka yang berlaku adalah data yang terdapat di dalam database

Pengujian korelasi yang digunakan adalah korelasi produk moment, digunakan untuk mengetahui sejauh mana dan kuat tidaknya hubungan antara variabel (X) yaitu

Perlu diingat bahwa unsur-unsur tubuh sedimen dasar yang ada dalam sistem ini sama dengan unsur-unsur tubuh sedimen yang ada di muara sungai

Salah satu varietas unggul kencur dengan ukuran rimpang besar adalah varietas unggul asal Bogor (Galesia-1) yang mempunyai ciri sangat spesifik dan berbeda dengan klon

bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk mengikatkan diri dalam Kesepakatan Bersama tentang Kerja Sama Pengawasan Obat dan Makanan, dengan ketentuan

Berdasarkan penelitian sebelumnya, maka pada penelitian kali ini akan mencoba menggunakan metode lain, yaitu menggunakan algoritma Naive Bayes untuk

Cara pengambilan data penelitian ini antara lain yakni; (1) data kegiatan pembelajaran diambil dari RPP yang dibuat oleh guru dan lembar observasi pelaksanaan model