• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Yang Mulia Ketua Family Court of Australia Yang Mulia Ketua Federal Court of Australia,

Yang Mulia Duta Besar Australia untuk Republik Indonesia

Yang terhormat para pimpinan Mahkamah Agung RI dan Hakim Agung Mahkamah Agung RI sekalian,

Yang terhormat Perwakilan dari Pemerintah Republik Indonesia

Yang terhormat Perwakilan dari AusAid, Indonesia-Australia Partnership for Justice- serta anggota delegasi dan hadirin yang saya hormati.

Selamat pagi. Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga kita dapat bertemu dalam keadaan sehat dalam suasana yang berbahagia di hari ini.

Pertama-tama, perkenankan saya ucapkan salam hangat dan selamat datang kembali bagi sahabat-sahabat saya, dari Family Court of Australia dan Federal Court of Australia. Sambutan khusus saya ucapkan bagi Chief Justice Patrick Keane, yang sepengetahuan saya, baru pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia. ‘Welcome to Indonesia’, I hope you enjoy the food and climate.

Tidak terasa bahwa Nota Kesepahaman Kerjasama Yudisial ini telah memasuki tahun ke tujuh, sejak pertama kali ditanda tangani oleh Ketua Mahkamah Agung RI Prof DR Bagir Manan dan Chief Justice Black pada tahun 2004 yang lalu, dan apabila dilihat, kerjasama antara pengadilan Indonesia dan Australia sendiri telah berumur jauh lebih panjang dari MoU itu sendiri. Patut dibanggakan, bahwa MoU Kerjasama Yudisial ini ternyata merupakan dokumen yang pelaksanaannya konkrit,

(2)

2

dan terus berkembang, selain juga perkembangan dengan terlibatnya Family Court of Australia sejak 2008, saya juga merasakan, bahwa hubungan yang sangat erat ini telah membawa banyak manfaat bagi semua pihak, dimana masalah pemberian akses kepada keadilan merupakan masalah, yang saya yakin dihadapi oleh kedua negara.

Tentunya ini tidak lepas dari kerja keras berbagai pihak yang terlibat dalam kerjasama ini. Para pimpinan ketiga pengadilan, pejabat peradilan dari kedua negara, kontraktor proyek, konsultan, serta para pihak lain, yang telah mendukung, termasuk pemerintah Republik Indonesia melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, dan juga pemerintah Australia melalui lembaga AusAID yang telah memberikan dukungan yang memungkinkan proses ini terjadi. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya

Chief Justice Bryant, Chief Justice Keane, dan Para hadirin yang saya hormati, Kita berkumpul di ruang sidang utama Mahkamah Agung RI yang namanya diambil dari Ketua Mahkamah Agung RI pertama, Mr Kusumah Atmadja, yang menjabat pada tahun 1946-1952, untuk menandatangani perubahan Nota Kesepahaman dan lampirannya untuk periode kerja 2011- 2012. Secara umum perubahan ini dimaksudkan untuk mencerminkan situasi terkini, dan membentuk ruang bagi kerjasama ke depan yang lebih terfokus dan fleksibel pada periode ke depan.

Saya percaya, bahwa perubahan Nota Kesepahaman yang akan ditanda tangani beberapa saat lagi akan banyak membawa manfaat bagi para pihak, khususnya bagi peradilan Indonesia. Secara lebih konkrit, hal tersebut dapat diukur dengan prioritas pembaruan cetak biru yang banyak tercermin dalam lampiran Nota Kesepahaman ini. Hal ini penting, karena program pembaruan sebagai suatu proses panjang yang berkelanjutan haruslah didasarkan kepada suatu rencana strategis yang komprehensif. Tentunya banyak yang ingin dan dapat dilakukan, namun dalam kerangka kerjasama yang sangat strategis seperti ini, maka hendaknya agenda kerjasama diarahkan kepada hal-hal yang memang benar-benar urgen, fokus dan strategis dan terpenting adalah dapat dilakukan oleh kedua belah pihak.

(3)

3

Pengalaman kerjasama dalam lebih dari satu dekade menunjukkan bahwa keberadaan Nota Kesepahaman dalam tujuh tahun terakhir telah berhasil meningkatkan kualitas kerjasama dari yang sifatnya ad hoc, ke lebih banyak agenda pembaruan strategis yang didiskusikan dan dilaksanakan bersama, seperti pengikisan tunggakan perkara, keterbukaan informasi, pelatihan Kepemimpinan dan Perubahan, studi akses dan keadilan, yang buah dari semua itu akan selamanya terpatri dalam khasanah pembaruan peradilan Mahkamah Agung.

Dalam konteks Mahkamah Agung, maka cetak biru untuk pembaruan peradilan-lah yang menjadi pedoman. Mahkamah Agung melalui Tim Pembaruan Peradilan telah secara hati-hati memilah prioritas program-program tersebut berdasarkan urutan prioritas dan kepentingannya bagi Mahkamah Agung. Proses mana, merupakan proses partisipatif yang melibatkan seluruh satuan kerja pada Mahkamah Agung. Prioritas program menjadi salah satu dokumen perencanaan yang digunakan Mahkamah Agung dalam menyusun kebutuhan ke depan, termasuk dalam rangka kerjasama dengan para negara sahabat.

Agenda kerjasama untuk tahun 2011-2012 pada umumnya dibagi menjadi beberapa bagian besar, yaitu akses terhadap keadilan, peningkatan kapasitas teknis yudisial, manajemen perkara dan Peningkatan Kepercayaan Publik. Bagian-bagian besar ini sebagian akan dikerjasamakan dengan Family Court of Australia dan sebagian lain dengan Federal Court of Australia. Dengan Family Court of Australia kerjasama periode ini akan meliputi akses terhadap keadilan, dimana pada tahun ini akan difokuskan kepada akses meja informasi, khususnya pada pengadilan agama, dan peningkatan kapasitas teknis yudisial, khususnya pelatihan keahlian mediasi lanjutan bagi hakim.

Dengan Federal Court of Australia, Nota Kesepahaman masih melanjutkan kerja-kerja dalam lingkup pembaruan manajemen perkara, yang meliputi penyempurnaan proses penanganan perkara, yang terdiri dari aktivitas sertifikasi template putusan, dan program magang hakim Indonesia untuk mempelajari manajemen perkara di Federal Court of Australia. Dalam sektor peningkatan kepercayaan publik, maka kerjasama dengan Federal Court akan meliputi aktivitas untuk menyusun kode etik dan perilaku bagi panitera pengadilan.

(4)

4

Terkait dengan agenda penyempurnaan proses penanganan berperkara. Perlu dicatat, bahwa kebutuhan untuk menyempurnakan proses berperkara sudah sangat nyata, dan perlu dilakukan baik di tingkat Mahkamah Agung, maupun di pengadilan tingkat pertama dan banding, mengingat sistem Mahkamah Agung adalah sistem yang diwariskan sejak beberapa dasawarsa yang lalu. Cetak biru mengamanatkan bahwa perlu dilakukan rekayasa terhadap proses kerja pengadilan (business process Reengineering), untuk menjadikan sistem penanganan perkara yang lebih responsif, ramah terhadap pengguna, serta mampu menghadapi tantangan beban perkara.

Selama ini peningkatan proses penanganan perkara memang telah dilakukan secara parsial. Mahkamah Agung memandang bahwaperlu upaya komprehensif dalam menggambarkan dan merencanakan secara hati-hati proses berperkara dan manajemennya, supaya perubahan bisa dilakukan dengan strategi menyeluruh, tidak hanya diarahkan kepada titik-titik tertentu saja. Ini merupakan proses penting yang tidak mudah, dan waktu yang diperlukan juga tidaklah seketika, mengingat berbagai faktor yang mempengaruhi upaya ini. Mahkamah Agung memerlukan aparat yang mampu memikirkan proses ini secara matang, dan pengalaman negara lain yang telah lebih dulu menyempurnakan proses penanganan perkaranya, yang dalam hal ini rekan-rekan dari Australia tentunya memiliki pengalaman yang lebih luas hal. Oleh karena itu, kombinasi antara program magang hakim-hakim dari Indonesia untuk mempelajari hal ini, digabung dengan topik-topik penyempurnaan manajemen perkara yang terpilih seharusnya merupakan pilihan yang strategis dalam kerjasama ini.

Chief Justice Keane, Chief Justice Bryant dan Para hadirin yang saya hormati,

Pembaruan identik dengan perubahan, dan di dunia ini, satu-satunya hal yang tidak dapat dihentikan adalah perubahan, baru minggu lalu saya menandatangani Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor 142 KMA/SK/IX/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Kamar pada Mahkamah Agung RI. Dengan dikeluarkannya SK ini, maka MA memasuki era baru, dimana distribusi perkara akan dilakukan, hanya kepada kamar-kamar tertentu, yang anggota kamarnya memang memiliki latar belakang yang sesuai dan permasalahan yang ditangani. Bagi kami, ini adalah perubahan yang signifikan, sistem kamar akan banyak merubah tata kerja

(5)

5

Mahkamah Agung, dari sisi rekrutmen, pengelolaan perkara, kebijakan SDM, sampai proses memeriksa dan memutus. Setidaknya ada tiga alasan implementasi sistem kamar, yaitu :

1. Mengembangkan kepakaran dan keahlian Hakim dalam memeriksa dan memutus perkara, karena Hakim hanya memutus perkara yang sesuai dengan kompetensi dan keahliannya

2. Meningkatkan produktivitas dalam pemeriksaan perkara. karena hakim hanya memeriksa perkara yang sejenis, dan pada akhirnya tercipta konsistensi. 3. Memudahkan pengawasan putusan dalam rangka menjaga kesatuan hukum

Bila kepastian hukum dapat ditingkatkan maka dalam jangka panjang diharapkan arus permohonan kasasi yang tidak beralasan dapat ditekan.

Oleh karena itu akan sangat baik bagi kami bahwa salah satu agenda dalam penandatanganan Nota Kesepahaman ini adalah diskusi tentang implementasi sistem kamar. Karena kami barulah melangkah menuju pelaksanaan sistem kamar, sementara di Australia sistem tersebut telah berjalan cukup lama.

Begitu pula dengan sistem keterbukaan. Lima tahun lalu, banyak orang mengeluh bahwa pengadilan tertutup dan tidak akuntabel, sehingga upaya untuk memperoleh informasi pengadilan, antara lain, putusan seringkali sangat sulit. Namun pada September 2011 ini, pada situs http://putusan.mahkamahagung.go.id sudah terupload lebih dari 61,000 perkara dari seluruh badan peradilan di Indonesia, jumlah ini di update reguler oleh seluruh badan peradilan Indonesia. Kemajuan signifikan ini merupakan antara lain, bagian dari kerja keras, donor dan lembaga masyarakat sipil yang terlibat, serta kemauan keras warga peradilan untuk berubah.

Chief Justice Bryant, Chief Justice Keane, Para hadirin yang saya hormati,

Merintis kerjasama antara pengadilan di dua negara yang berbeda dalam jangka waktu selama ini bukan-lah hal yang mudah, oleh karena itu patut kita haturkan apresiasi setinggi-tingginya kepada para pendahulu kita yang telah bekerja keras merintis dan mengembangkan kerjasama ini sampai pada titik saat ini. Namun tidak kalah sulitnya adalah untuk mempertahankan, sekaligus meningkatkannya di tahun-tahun ke depan.

(6)

6

Tanpa terasa, tahun ini adalah tahun terakhir saya berpartisipasi dalam kerjasama ini yang telah berjalan sedemikian baik. Saya berpikir masih banyak yang perlu dilakukan dalam kerjasama ini, sehingga saya berharap agar ke depannya kerjasama ini terus dikembangkan ke tingkatan yang tetap strategis, dan makin membawa manfaat timbal balik bagi seluruh pihak yang terlibat dalam kerjasama ini.

Wabillahi taufik walhidayyah, wassalamu alaikum warahmatullahiwabarakaatuh.

Jakarta, 22 September 2010

Referensi

Dokumen terkait

Karena Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum mengambil konsep bantuan hukum model kesejahteraan yaitu bantuan hukum sebagai suatu hak akan kesejahteraan

Berdasarkan hasil analisis menggunakan rumus Wilcoxon matc pair ini menjawab rumusan masalah di dalam penelitian bahwa, ada pengaruh yang signifikan dalam

Penataan organisasi yang telah dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan antara lain penyatuan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Direktorat Jenderal

Direktur Pembinaan Tenaga Teknis dan Administrasi Peradilan Militer, Direktorat Jenderal Badan Peradilan Militer dan Tata Usaha Negara, Mahkamah Agung RI 11.. Direktur

[r]

Adanya penandatanganan Nota Kesepakatan Bersama MAHKUMJAKPOL tentang PERMA Nomor 2 Tahun 2012 antara Mahkamah Agung Republik Indonesia, Menteri

Sehubungan dengan Nota Kesepahaman (NK) antara Ketua Mahkamah Agung Rl dengan Gubernur Bank Indonesia dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Nomor :