• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUKU DINAS KESEHATAN JAKARTA TIMUR Jl. Matraman Raya No.218 Jakarta Timur Telp , Fax

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SUKU DINAS KESEHATAN JAKARTA TIMUR Jl. Matraman Raya No.218 Jakarta Timur Telp , Fax"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

SUKU DINAS KESEHATAN JAKARTA TIMUR Jl. Matraman Raya No.218

(5)

Daftar Isi …... i

Kata Pengantar ...ii

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan ... 2

1.3. Ruang Lingkup... 2

1.4. Sistematika Penyajian ... 4

Bab II Gambaran Wilayah 2.1. Keadaan Geografis... 5

2.2. Keadaan Demografis ... 7

Bab III Visi, Misi dan Kebijakan Mutu Kesehatan 3.1. 3.2. Visi, Misi dan Kebijakan Mutu Kesehatan Program Peningkatan Kesehatan Masyarakat ... ... 11 12 Bab IV Derajat Kesehatan Di Kota Administrasi Jakarta Timur 4.1. Angka Kematian ... 15

4.2. Angka Kesakitan... 19

Bab V Kesimpulan ... 26

Daftar Isi

(6)

Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya akhirnya buku Profil Kesehatan Jakarta Timur tahun 2014 ini dapat disusun.

Buku Profil Kesehatan Jakarta Timur ini berisi capaian kinerja Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur tahun 2015, yang disusun sesuai dengan tupoksinya yaitu, Pelayanan Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM). Untuk mempermudah pembacaan buku ini, kami juga mencantumkan 81 tabel di dalamnya, sesuai dengan standar pembuatan buku profil dari Kementerian Kesehatan RI.

Buku ini memiliki banyak kekurangan, baik dari susunan maupun penyajian data di dalamnya. Karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan buku Profil Kesehatan Jakarta Timur ini di masa mendatang.

Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan buku ini, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya. Semoga buku Profil Kesehatan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik Instansi Kesehatan, seluruh sektor yang terkait dengan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, dan juga masyarakat umum. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 2014 Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur

(7)
(8)

1.1 Latar Belakang

Memasuki tahun 2015 sebagai tahun ke lima pencapaian target MDGs ternyata belum membawa Indonesia kearah derajat kesehatan yang lebih baik. Masih sangat banyak masalah kesehatan yang menjadi pekerjaan rumah berikutnya untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih baik. Masalah kesehatan seperti masih tingginya kasus Kematian Ibu dan masih banyaknya anak penderita gizi kurang atau bahkan gizi buruk merupakan gambaran bagaimana sebenarnya kondisi kesehatan masyarakat Indonesia saat ini.

Pemerintah Provinsi DKI dalam hal ini Dinas Kesehatan beserta jajarannya dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di DKI Jakarta mengacu pada 4 (empat) point pengembangan kesehatan seperti diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yaitu pemberlakuan Jaminan Kesehatan melalui Kartu Jakarta Sehat ( Kartu Indonesia Sehat), Pengembangan Puskesmas Rawat Inap, penambahan kapasitas rawat RSUD dan pelayanan kesehatan di tempat tempat aktivitas masyarakat dengan merujuk pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kepmenkes Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008.

Suku Dinas Jakarta Timur dalam peran dan fungsinya untuk melakukan supervisi terhadap kegiatan pemberi pelayanan kesehatan langsung pada masyarakat. Pelayanan dimaksud meliputi

BAB I

(9)

promotif dan preventif ataupun kuratif dan rehabilitatif baik menggunakan pembiayaan pemerintah ataupun masyarakat secara mandiri di berbagai tatanan pelayanan kesehatan yang ada.

Semua bentuk kegiatan pelayanan kesehatan yang ada di sajikan dalam sebuah profil kesehatan Jakarta Timur yang berisi rangkuman kegiatan dan pencapaian yang ada secara sistematis.

1.2 Tujuan

1.2.1 Umum:

Mendapatkan gambaran pencapaian bidang kesehatan di Jakarta Timur

1.2.2 Khusus:

1. Mendapatkan gambaran keberhasilan program kesehatan yang di laksanakan

2. Mendapatkan gambaran masalah dalam pencapaian program kesehatan

3. Menjadi bahan masukan dalam pembuatan rencana kerja di tahun mendatang

4. Sebagai bahan pengambilan keputusan bagi pimpinan.

1.3 Ruang Lingkup

1.3.1 Jenis data yang disajikan dalam profil kesehatan Jakarta Timur meliputi:

1. Data umum seperti geografi, demografi dan sosial ekonomi

2. Data derajat kesehatan seperti data kematian, kesakitan dan status gizi

(10)

3. Data kesehatan lingkungan seperti data air bersih, rumah sehat, tempat umum dan perilaku hidup sehat.

4. Data pelayanan kesehatan seperti data pelayanan kesehatan di puskesmas dan Rumah Sakit, data

pemanfaatan , data penyakit terbanyak dan pembiayaan pelayanan kesehatan

5. Data Sumber Daya Kesehatan seperti ketenagaan, sarana, prasarana kesehatan.

1.3.2 Sumber data dalam penulisan profil kesehatan Jakarta Timur berasal dari:

1. Data profil kesehatan puskesmas kecamatan di wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur

2. Pencatatan dan pelaporan kegiatan di seksi dan sub bag di Sudin Kesehatan Jakarta Timur

3. Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta

4. Badan Pusat Statistik Kota Administrasi Jakarta Timur 5. Data pelayanan kesehatan di Rumah Sakit pemerintah dan

swasta 1.3.3 Periode data

Berasal dari hasil kegiatan sepanjang bulan Januari s.d Desember 2014 dengan pengecualian pada data-data tertentu.

(11)

1.4 Sistematika Penyajian

Profil kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur akan disajikan dengan urutan sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Berisikan latar belakang, maksud dan tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur

Bab II : Gambaran Umum

Berisikan informasi seputar geografi, demografi, dan hal-hal yang mempunyai kaitan dengan kesehatan.

Bab III : Berisikan informasi tentang program pokok yang

direncanakan dalam rangka pencapaian kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur

Bab IV : Pencapaian Program Kerja

Memaparkan hasil dari program – program yang telah direncanakan sepanjang tahun 2014.

Bab V : Kesimpulan dan Saran

Menyajikan rangkuman atas keberhasilan atau pun kekurangan yang perlu dikoreksi untuk perbaikan dimasa mendatang.

(12)

Kota Administrasi Jakarta Timur terletak 16 m di atas permukaan laut dan dilalui oleh 5 (lima) sungai. Berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta nomor 1815 tahun 1989 Luas

2

Wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur adalah 188,03 Km yang terdiri dari 10 Kecamatan, 65 Kelurahan, 700 RW, 7,867 RT.

2

Kecamatan terluas adalah Kecamatan Cakung (42.28 km ) dan yang

2

terkecil adalah Kecamatan Matraman (4.88 km ). Batas Wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur :

Sebelah Utara : Berbatasan dengan wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Utara, jalan Matraman Raya, Jendral A. Yani dan Kali Sunter.

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kota Administratif Bogor, Provinsi jawa Barat.

Sebelah Barat : Dibatasai oleh kali Ciliwung dan Wilayah Kota Administratif Jakarta Selatan.

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kota Bekasi Provinsi Jawa Barat.

2.1. Keadaan Geografis

BAB II

(13)

CAKUNG TIMUR PULO GEBANG RAWA TERATE JATINEGARA UTAN KAYU UTARA PAL.MERIAM KAYU MANIS RAWAMANGUN KAYU PUTIH PULO GADUNG JATI JL. PEMUDA PISANGAN TIMUR JL. RAYA BEKASI TIMUR

CIPINANG JATINEGARA KAUM PENGGILINGAN KLENDER MALAKA SARI PONDOK KOPI MALAKA JAYA PONDOK KELAPA CIPINANG MELAYU HALIM PERDANAKUSUMAH KEBON PALA BIDARA CINA CAWANG MAKASAR PINANG RANTI CEGER BAMBU APUS SUSUKAN CIRACAS SARI PEKAYON JL. RA Y A BOGOR KE BOGOR BARU CIJANTUNG KAMPUNG GEDONG KAMPUNG TENGAH BALE KAMBANG BATU AMPAR CILILITAN JL. DEWI SARTIKAJL. MA YJEN SUTOYO JL. OTIST A JL. P ANJAIT AN CIPAYUNG MUNJUL CILANGKAP KE BOGOR/CIA WI CIBUBUR KELAPA DUA WETAN PONDOK RANGGON JL. TOL JAGORA WI SETU LUBANG BUAYA TAMAN MINI INDONESIA INDAH JL. LINGKAR LUAR

LAP. UDARA INTERNASIONAL HALIM PERDANAKUSUMAH JL. TOL JAKART A-CIKAMPEK DUREN SAWIT KEC. DUREN SAWIT KEC. CAKUNG KEC. MAKASAR KEC. KRAMAT JATI KEC. CIPAYUNG KEC. CIRACAS KEC. PASAR REBO TUNG KEC. JATINEGARA KEC. MAT RAMAN KEC. PULO GADUNG JAKARTA UTARA KOTA BEKASI JAKARTA SELATAN JAKARTA PUSAT LA Y ANG CA WANG PONDOK BAMBU CIPINANG MUARA RAWA BUNGUR KAMPUNG MELAYU KEBON MANGGIS PISANGAN BARU MA TRAMAN CIPINANG CIPENDAK CIPINANG BESAR SELATAN

JL. I GUSTI NGURAH RAI

KE BEKASI

CAKUNG BARAT

(14)

2.2 Keadaan Demografis

2.2.1. Jumlah penduduk

Data kependudukan yang dijadikan rujukan dalam penulisan profil kesehatan ini merujuk pada data Badan Pusat Statistik yang berasal dari berbagai sumber seperti Registrasi penduduk dan survey kependudukan. Jika registrasi hanya mencatat penduduk yang terdaftar secara resmi di suatu wilayah maka survey akan mencatat semua orang yang telah berada pada suatu wilayah tersebut minimal 6 (enam) bulan.

0 20 40 60 80 100 120 140 160 '0-4 '5-9 '10- 15- 20- 25- 30- 35- 40- 45- 50- 55- 60- 65- 70- 75+ Laki-laki Perempuan

Grafik 1 : Penduduk Jakarta menurut kelompok umur (2013)

(15)

8

2.2.2. Kepadatan Penduduk

Jakarta Timur mempunyai tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi yaitu rata- rata 14.844 jiwa /km². Berdasarkan hasil proyeksi penduduk tahun 2013. Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi yaitu kecamatan Matraman dengan rata-rata kepadatan /km² sebanyak 30.692 jiwa/km², dan kecamatan dengan kepadatan terendah adalah kecamatan Makasar dengan rata-rata kepadatan /km² sebanyak 8.860 jiwa/km². Sementara dari penyebaran penduduk perkecamatan, kecamatan Cakung memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu 519.352 jiwa (18.6 %).

Merujuk data yang publikasikan oleh Statistik Daerah Jakarta Timur tahun 2014 maka gambaran penduduk perkecamatan adalah sebagai berikut:

(16)

No Nama

Kecamatan Jumlah Penduduk

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tabel 1 : Jumlah penduduk perkecamatan di wilayah Jakarta Timur tahun 2014

Kepadatan KM² Matraman Pulogadung Jatinegara Kramat Jati Pasar Rebo Cakung Duren Sawit Makasar Ciracas Cipayung 149.778 264023 270.208 201.166 519.352 392961 193.590 263.918 252.822 30.692 16.914 26.362 21.789 15.498 12.284 17.349 8.860 16.413 8.887 Sumber: Statistik Daerah Kota Jakarta Timur 2014

2.2.3 Ketersediaan Sarana Kesehatan

Untuk mendukung upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Jakarta Timur saat ini sudah tersedia sarana kesehatan yang mudah dijangkau dengan fasilitas yang telah memadai dan pembiayaan yang murah. Dengan melakukan penambahan dan peningkatan kualitas sarana

(17)

Tabel 2 : Jumlah Sarana Kesehatan per Kecamatan di wilayah Jakarta Timur tahun 2014

No Nama

Kecamatan Pusekesmas Kecamatan Pusekesmas Kelurahan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Matraman Pulogadung Jatinegara Kramat Jati Pasar Rebo Cakung Duren Sawit Makasar Ciracas Cipayung 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 8 11 7 5 8 11 6 5 10

Profil Kesehatan Sudinkes Jakarta Timur 2015 Sumber: Bagian Umum Sudinkes Jakarta Timur tahun 2014

(18)

BAB III

Visi, Misi dan Kebijakan Mutu Kesehatan 3.1 Visi, Misi dan Kebijakan Mutu Kesehatan

a. Visi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur “Jakarta Timur sehat, mandiri dan bermutu untuk semua”

b. Misi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur

© Meningkatkan kemampuan manajerial dan

profesionalisme Sumber Daya Manusia (SDM)

© Meningkatkan kinerja organisasi dengan pendekatan

tim

© Mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan sesuai

dengan perkembangan teknologi

© Menggalang kemitraan dengan lintas program, lintas

sektoral, lembaga

© Swadaya Masyarakat dan organisasi terkait

© Meningkatkan peran serta masyarakat dalam Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat

c. Kebijakan Mutu Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur

©

Berorientasi pada kepuasan pelanggan (interest

parties/ stakeholder)

©

Melakukan perbaikan dan atau peningkatan secara

terus menerus dan berkesinambungan(continual dan sustainable improvement)

©

Mematuhi peraturan dan perundang-undangan yang

berlaku

(19)

d. Motto Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur S= Smart D= Dinamis K= Kreatif J= Jujur T= Trampil

3.2. Program Peningkatan Kesehatan Masyarakat

1. Program Pengendalian Masalah Kesehatan terdiri dari: a. Program Penanggulangan Penyakit Menular Langsung

(P2ML) · P2 TB · P2 IMS-HIV/AIDS · P2 Kusta · P2 Diare · P2 Ispa

b. Program Penanggulangan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) · P2 DBD · P2 Avian Influenza · P2 Leptospirosis · P2 Filariasis · P2 Rabies

c. Program Penanggulangan Penyakit Tidak Menular · Surveilans Penyakit Tidak Menular

· Skrining Kardio Vaskuler · Skrining Kanker Leher Rahim · Skrining Diabetes Melitus d. Program Imunisasi

e. Program Surveilans Penyakit Menular f. Program Pelayanan Kesehatan Haji

(20)

g. Program Penyehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja · Sertifikasi/ laik sehat air minum, makanan dan minuman · Penanganan limbah, pengendalian radiasi dan penyehatan

pemukiman

· Penyehatan tempat-tempat umum berupa laik sehat tempat- tempat umum, UKL/UPL

· Program pengawasan dan pengendalian pestisida h. Program Kesehatan Jiwa Masyarakat

I. Program penanggulangan psikotropika dan zat adiktif yang berbasis masyarakat

2. Program Kesehatan Masyarakat terdiri dari:

a. Program Gizi dan Pemberdayaan Peran Serta Masyarakat · Pemantauan tumbuh kembang balita melalui posyandu · Pemantauan Distribusi Tablet Tambah Darah

· Pemantauan Distribusi Vit A · Penanganan masalah gizi · Pemantauan Status Gizi

· Pelayanan gizi klinik di puskesmas

· Pemberdayaan masyarakat melalui Kelurahan Siaga · Pembinaan kader kesehatan

· Pembinaan Saka Bakti Husada

b. Program Kesehatan Ibu, Anak dan Remaja · Kesehatan Ibu

· Kesehatan Anak

· Kesehatan Anak Pra Sekolah · Usaha Kesehatan Sekolah

(21)

14

c. Program Promosi dan Informasi Kesehatan

© Penilaian Kinerja Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS)

© Promosi kesehatan melalui media elektronik (talkshow

radio)

© Binwasdal Sistem Informasi Kesehatan

3. Program Sumber Daya Kesehatan

a. Binwasdal Sarana Farmasi makanan dan minuman b. Penyuluhan keamanan pangan Industri Rumah Tangga c. Perijinan sarana farmasi, makanan dan minuman d. Memberikan rekomendasi perijinan tenaga kesehatan e. Audit internal dan audit eksternal penerpan sistem

manajemen mutu

f. Bimbingan konsultasi dan pendampingan penerapan sistem manajemen mutu kepada puskesmas

g. Pengelolaan pendidikan dan penelitian (diklit) 4. Program Pelayanan Kesehatan terdiri dari:

a. Binwasdal tata laksana pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan

b. Menghimpun,mengolah, menyajikan memelihara

mengembangkan dan memanfaatkan data informasi upaya pelayanan kesehatan.

c. Pengwasan dan pengendalian penerapan standar pelayanan kesehatan

d. Memberikan rekomendasi / perizinan sarana pelayanan kesehatan

e. Melaksanakan siaga 24 jam / pusat pengendali dukungan kesehatan (pusdaldukkes)

(22)

BAB IV

Derajat Kesehatan Di Kota Administrasi Jakarta Timur 4.1. Angka Kematian

1. Kematian bayi

Kematian bayi merupakan salah satu indikator sensitif untuk mengetahui derajat kesehatan suatu negara bahkan untuk mengukur tingkat kemajuan suatu bangsa. Tingginya kematian bayi pada usia hingga satu tahun, yaitu sepertiganya terjadi dalam satu bulan pertama setelah kelahiran dan menunjukkan masih rendahnya status kesehatan ibu dan bayi baru lahir; rendahnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak khususnya pada masa persalinan dan segera sesudahnya, serta perilaku (baik yang bersifat preventif maupun kuratif) ibu hamil dan keluarga serta masyarakat yang belum mendukung perilaku hidup bersih dan sehat.

Penyebab kematian yaitu karena asfiksia, trauma kelahiran, infeksi, prematuritas, kelainan bawaan, dan sebab-sebab lainnya. Penurunan angka kematian perinatal yang lambat disebabkan oleh kemiskinan, status perempuan yang rendah, gizi buruk, deteksi dan pengobatan yang tidak tuntas, kehamilan dini, akses dan kualitas asuhan antenatal, persalinan yang belum maksimal.

(23)

16

Kegunaan angka kematian bayi pada masa sebelum usia satu tahun berguna untuk pengembangan perencanaan dalam penanganan terhadap ibu hamil seperti pemberian Fe untuk pencegahan anemia dan imunisasi TT untuk pencegahan tetanus.

Sepanjang tahun 2014 berdasarkan laporan tahunan PWS KIA Seksi Kesmas jumlah kematian bayi di wilayah kerja Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur tercatat 54 orang.

Grafik 2 :

Jumlah Kematian Bayi Jakarta Timur Menurut Kecamatan Tahun 2014

1. Kematian Ibu

Kematian maternal adalah kematian dari setiap wanita sewaktu dalam kehamilan, persalinan dan dalam 42 hari setelah terminasi kehamilan tanpa mempertimbangkan lamanya serta di mana kehamilan tersebut berlangsung (FIGO,1973).

(24)

Terdapat 3 komponen dalam proses kematian ibu. Yang paling dekat dengan kematian dan kesakitan ibu adalah kehamilan, persalinan, atau komplikasinya. 3 (tiga)Penyebab utama Kematian Maternal adalah perdarahan, infeksi, dan eklamsi. Adapun penyebab kematian ibu dapat dibedakan menjadi:

a. Penyebab Obstetri langsung

Akibat langsung dari penyakit penyulit pada kehamilan, persalinan dan nifas, misalnya karena infeksi, eklamsi, perdarahan, emboli air ketuban, trauma anestesi, trauma operasi, dan sebagainya.

b. Penyebab Obstetri tidak langsung

kematian ibu akibat penyakit yang timbul selama kehamilan, persalinan dan nifas. Misalnya anemia, penyakit kardio vaskuler, serebro vaskuler, hepatitis infeksiosa, penyakit ginjal, dan sebagainya. Termasuk juga adalah penyakit yang sudah ada dan bertambah berat selama kehamilan.

c. Sebab Bukan Obstetri

Kematian ibu hamil, bersalin dan nifas akibat kejadian-kejadian yang tidak ada hubungannya dengan proses reproduksi dan penangannya. Misalnya karena kecelakaan, kebakaran, tenggelam, bunuh diri, dan sebagainya.

(25)

18

Informasi tingginya jumlah kematian Ibu di wilayah Jakarta Timur akan sangat bermanfaat untuk pengembangan program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan yang aman dan bebas risiko, penanganan komplikasi melalui sistem rujukan yang tepat, yang bertujuan untuk mengurangi jumlah kematian ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi.

Berdasarkan laporan tahunan program kesehatan ibu seksi kesehatan masyarakat Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur tahun 2014 jumlah kasus kematian ibu dengan berbagai sebab berjumlah 28 orang. Jumlah ini sudah mengalami perbaikan jika dibandingkan dengan jumlah kematian ibu pada tahun 2013 sebanyak 31 orang akan tetapi perbaikan kualitas pelayanan kesehatan ibu tetap harus ditingkatkan.

Grafik 3 :

Jumlah kematian ibu di Jakarta Timur menurut kecamatan tahun 2014

(26)

4.2 Angka Kesakitan

1. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue

Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti. Virus ini menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada system pembekuan darah sehingga mengakibatkan pendarahan.

Jakarta Timur merupakan wilayah endemis Demam Berdarah Dengue (DBD), dimana hampir semua kelurahan di Jakarta Timur pernah terjadi kasus penyakit DBD.

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya jumlah kasus DBD tahun 2014 lebih rendah dengan jumlah 2061 kasus. Pemberdayaan peran serta masyarakat melalui upaya pemberantasan sarang nyamuk secara rutin yang dilakukan baik di rumah tangga, sekolah , rumah ibadah dan lainnya di wilayah Jakarta Timur tampak memperlihatkan hasil dengan hasil pencapaian angka bebas jentik 99.27 %.

(27)

20

Grafik 4 :

kecenderungan kasus DBD perbulan berdasarkan laporan RS Di Jakarta Timur tahun 2014

2. Angka kesakitan TB Paru

Keberhasilan penanganan penyakit TB di Indonesia terkendala oleh 3 hal seperti kepatuhan pasien untuk melanjutkan minum obat saat gejala dan keluhan yang dirasakan mulai hilang sampai masa pengobatan selesai , adanya penyakit lain yang menyertai penyakit TB Paru sehingga mengakibatkan timbulnya TB MDR serta pada penderita TB laten dimana terjadi penurunan daya tahan tubuh yang mengakibatkan munculnya TB. MDR adalah kasus TB yang resisten terhadap Rifampicin (R) dan Isoniazid (INH), namun kalau resisten terhadap obat lainnya tidak disebut MDR.

(28)

TB sebagai salah satu indikator MDGs dengan 4 indikator pengukuran yaitu prevalensi, mortalitas, penemuan kasus dan keberhasilan pengobatan. Indonesia peringkat empat terbanyak untuk penderita TB setelah China, India, dan Afrika Selatan. Prevalensi TB di Indonesia pada 2013 ialah 297 per 100.000 penduduk dengan kasus baru setiap tahun mencapai 460.000 kasus.

Strategi nasional pengendalian TB telah sejalan dengan petunjuk internasional (WHO DOTS dan strategi baru stop TB), serta konsisten dengan Rencana Global Penanggulangan TB yang diarahkan untuk mencapai Target Global TB 2005 dan Tujuan Pembangunan Milenium 2015.

Berikut gambaran beberapa indikator program TB: 2.1 Jumlah kasus baru TB Paru BTA Positif (CDR=case detection

rate)

CDR adalah prosentase jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan dan diobati dibandingkan jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut. CDR menggambarkan cakupan penemuan pasien baru BTA positif pada wilayah tersebut. Perkiraan jumlah pasien baru TB BTA positif diperoleh berdasarkan perhitungan angka insidens kasus TB paru BTA positif dikali dengan jumlah penduduk.

Pencapaian CDR Sudinkes Jakarta Timur selama 5 tahun terakhir memperlihatkan peningkatan sebagai

(29)

Grafik 5 :

Case Detection Rate (CDR) Sudinkes Jakarta Timur Tahun 2010-2014

2.2 Case Notfication Rate (CNR)

Adalah angka yang menunjukkan jumlah seluruh pasien TB yang ditemukan dan tercatat di antara 100.000 penduduk di suatu wilayah. Angka CNR berguna untuk menunjukkan kecenderungan peningkatan atau penurunan penemuan pasien TB di suatu wilayah.

Tinggi rendahnya angka CNR di suatu wilayah selain dipengaruhi oleh upaya penemuan kasus (case finding) juga dipengaruhi oleh factor lain seperti kinerjaa system pencatatan dan pelaporan di wilayah tersebut, jumlah fasyankes yang terlibat layanan DOTS, dan banyaknya pasien TB yang tidak terlaorkan oleh fasyankes.

Capaian CNR Sudinkes Jakarta Timur selama rentang waktu 5 tahun terakhir tergambar dalam grafik.

(30)

Grafik……

Case Notifiction Rate di Sudinkes Jakarta Timur Tahun 2010-2014

2.3 Angka kesembuhan pengobatan (CR=Cure Rate) dan Angka keberhasilan pengobatan (SR=Success Rate) Angka kesembuhan adalah angka yang menunjukkan prosentase pasien baru TB paru BTA positif yang sembuh setelah selesai masa pengobatan, diantara pasien baru TB paru BTA positif yang tercatat.

Angka keberhasilan pengobatan adalah angka yang menunjukkan persentase pasien baru TB paru terkonfirmasi bakteriologis yang menyelesaikan pengobatan (baik yang sembuh maupun pengobatan lengkap) diantara pasien baru terkonfirmasi bakteriologis

(31)

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pengobatan TB diluar faktor kinerja pencatatan dan pelaporan data TB. Tinggi rendahnya Success Rate dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

1. Faktor pasien: pasien tidak patuh minum obat anti TB (OAT), pasien pindah fasyankes dan TB nya termasuk yang resisten terhadap OAT.

2. Faktor pengawas menelan obat (PMO): PMO tidak ada taua PMO ada tetapi kurang memantau

3. Faktor Obat: Suplai OAT terganggu sehingga pasien menunda atau tidak meneruskan minum obat, kualitas OAT menurun karena penyimpanan yang tidak sesuai standar.

Grafik 6 :

Angka kesembuhan dan keberhasilan pengobatan Sudinkes Jakarta Timur tahun 2010-2014

0 20 40 60 80 CR 66 65 58 58 58 SR 74 74 69 77 76 2010 2011 2012 2013 2014 24

(32)

3. Imunisasi

Mengikuti target yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI bahwa tahun 2014 seluruh desa/ kelurahan mencapai 100% UCI atau 90% dari seluruh bayi di desa/ kelurahan tersebut memperoleh imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari BCG, Hepatitis B, DPT-HB, Polio dan Campak.

Untuk mewujudkan pencapaian target UCI maka dilakukan Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional (GAIN UCI) yang merupakan gerakan terpadu berbagai sektor terkait dari tingkat pusat hingga daerah untuk mengatasi hambatan serta memberikan dukungan untuk keberhasilan pencapaian UCI. Jakarta Timur untuk tahun 2014 pencapaian Imunisasi UCI tergambar seperti pada grafik.

Grafik 7 :

(33)

BAB V

Kesimpulan

Dari bahasan derajat kesehatan di wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur tahun 2014 dapat disimpulkan :

1. Secara umum jumlah kematian ibu tahun 2014 berhasil diturunkan dari tahun sebelumnya dari 31 orang menjadi 28 orang. Walaupun secara kuantitas jumlah fasilitas pelayanan kesehatan sudah sangat banyak akan tetapi kualitas pelayanan kesehatan masih harus ditingkatkan agar penurunan kasus kematian ibu dapat diwujudkan. 2. Dari jumlah kasus kematian bayi yang terjadi sepanjang

tahun 2014 perlu dilakukan peningkatan mutu pelayanan baik dari sisi sarana , tenaga dan jejaring mitra kerja. Kelengkapan sarana yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan harus diikuti oleh kemampuan tenaga kesehatan dalam melakukan tindakan yang dibutuhkan. Kemitraan dalam hal rujukan kasus perlu di bina agar tidak terjadi lagi kesulitan dalam hal melakukan pemgiriman pasien dari puskesmas ke Rumah sakit. 3. Pemberdayaan masyarakat untuk melakukan

Pemberantasan Sarang Nyamuk membawa perubahan dalam hal kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jakarta Timur pada tahun 2014, yang dibuktikan dengan penurunan jumlah kasus DBD sepanjang tahun 2014 jika dibandingkan dengan jumlah kasus DBD pada tahun 2013.

(34)

4. Pencapaian keberhasilan pengobatab TB paru yang telah melampaui target nasional tidak lepas dari upaya semua petugas terkait baik dalam melakukan penjangkauan kasus, pendampingan serta pencatatan dan pelaporan dengan tepat dan benar.

5. Dari seluruh wilayah Jakarta Timur dengan beberapa jenis pencapaian target imunisasi terlihat hanya kecamatan Duren Sawit yang belum berhasil mencapai target untuk jenis imunisasi HB0. Untuk itu diperlukan kerjasama yang lebih baik lagi agar semua tempat pelayanan persalinan bisa melakukan pemberian imunisasi HB 0 sehingga tidak ada lagi bayi baru lahir yang tidak mendapatkan imunisasi HB0.

Gambar

Grafik 1 : Penduduk Jakarta menurut kelompok umur (2013)
Tabel 1    : Jumlah penduduk perkecamatan di wilayah      Jakarta Timur tahun 2014
Tabel 2    : Jumlah Sarana Kesehatan per Kecamatan di wilayah       Jakarta Timur tahun 2014

Referensi

Dokumen terkait

Ternyata Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) telah menguasai tanah berikut bangunannya dengan membuat surat Ikrar Wakaf, namun surat tersebut dianggap oleh pihak

Namun dari sejumlah penelitian tentang pendidikan Islam tersebut penulis belum menemukan topik penelitian yang mencoba merelevansikan nilai pendidikan agama Islam dalam

bersabda: Barang siapa yang berserikat dengan orang lain dalam memiliki rumah atau pohon kurma, maka ia tidak boleh menjualnya sebelum memberitahukan kawan serikatnya, apabila ia

Dibandingkan dengan produk sepatu handmade online shop lainnya yakni cottonink yang memiliki 413K followers di akun Instagram nya, online shop cottonink yang juga sebagai

(4) Dalam hal alokasi yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) memerlukan tambahan, Badan Usaha Bahan Peledak diizinkan untuk mengajukan permohonan penambahan alokasi

Jhonson (dalam Liliweri, 2005) menyatakan bahwa prasangka sosial adalah sikap positif atau negatif berdasarkan keyakinan stereotip individu tentang anggota dari kelompok

Oleh karena itu, langsung atau tidak langsung, migrasi seluruh panga dilandasi oleh penghayatan spiritual tradisional karena kekerabatan di Mondo berkaitan erat dengan

Hasil simulasi pengujian bending di atas menunjukkan bahwa sudut 90, sudut 45 dan sudut -45 pada ply kedua, ketiga dan keempat memiliki hasil yang lebih baik