• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE ALTERNATIF PEMBUATAN RADIOFARMAKA SIDIK OTAK 99MTc-L L-ESD,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE ALTERNATIF PEMBUATAN RADIOFARMAKA SIDIK OTAK 99MTc-L L-ESD,"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding Perlemuan dan Presentasi llmiah P3TM-BA TAN, Yogyakarla 14 -15 Ju/i 1999

470 Buku II

METODE ALTERNATIF

PEMBUATAN

RADIOFARMAKA

SIDIK

OTAK 99MTc-L L-ESD

,

Nanny Kartini, Rochestri Sofyan, Kustiwa

P3TkN-BATAN, Bandung

ABSTRAK

METODE ALTERNATIP PEMBUATAN RADIOFARMAKA SIDIK OTAK 99mTc-L,L-ESD. Keberl1asilan diagnosis di Bidang Kedokteran Nuklir sangat bergantung pada metode pembuatan atau fonnulasi radiofannaka yang digunakan. Pada penelitian ini dipelajari fonnulasi untuk radiofannaka sidik otak 99mTc-L,L-etilen sisteinat dimer (ESD) dengan menggunakan garam natrium dari etilen diamintetraasetat (NazEDTA) sebagai ligan penukar altematif. Fonnula terbaik dipilih dan peracikan yang menghasilkan radiofannaka dengan kemumian radiokimia yang tinggi terliput didalamnya kadar NazEDTA yang optimal, pH sediaan dan kadar reduktor yang ideal. Pengaruh radioaktivitas 99mTcO4- yang digunakan, dan kestabilan sediaan pada penyimpanan juga dipelajari Hasil penelitian menunjukkan bahwa fonnula yang terbaik bagi sediaan 99mTc-L,L-ESD tersebut adalah sebagai berikut: sediaan terdiri dari 2 buah vial kit-kering, vial pertama ben'si ligan penukar EDTA sebesar 0,2 mg dicampur dengan 40 J.lg reduktor SnClz.2HzO dan via! kedua ben'si 1 mg ligan utama ESD yang dicampur dengan 20 J.lg reduktor SnCb.2HzO dan 12 mg manitol sebagai pembawa. Kondisi pH dan' vial pertama (ligan penukar) diatur sedemikian rupa sehingga pH akhir sediaan mencapai 5,5, dimana pH tersebut merupakan pH optimal bagi penandaan ligan ESD dengan 99mTc. Kemumian radiokimia yang dapat dicapai yaitu 94,9 :!: 3,0 % dan sediaan ini stabil sampai 4 jam penyimpanan pada temperatur kamar.

ABSTRACT

AN ALTERNATIVE METHOD FOR PREPARATION OF BRAIN IMAGING RADIOPHARMA-CEUTICAL 99m Tc-L, L-ECD. The succses of diagnostic in Nuclear Medicine mainly depends upon the preparation method or formulation of radiopharmaceuticals used. This study deals with the formulation of 99mTc-L,L-ethylene cysteinate dimer (ECD) radiopharmaceutical by using sodium salt of ethylene di-aminetetraaceticacid (Na2EDTA) as an altenatif exchange ligand. The best formula supposed to be the highest radiochemical purity of 99mTc, L, L-ECD; that achieved under the optimal concentration of Na2EDTA as well as the ideal pH and SnC12.2H20 concentration, obtained from the experiment The effects of 99mTcO4- radioactivity on radiochemical purity and the stability of the formula during storage were also investigated. It is found that the best preparation method of 99mTc-L,L-ECD might be camed out using two dry kit vials as follows: the content of the first vial is the mixture of 0,2 mg of Na2EDTA as exchange ligand and 40 JIg of SnC12.2H20 as reducing agent, while the content of the second vial is 1 mg of ECD as primary ligand, 20 JIg of SnC12.2H20 and 12 mg of mannitol as camero The pH of the first vial was adjusted to a pH value in such a way to achieve a pH 5,5 after mixing with the second vial. This 99mTc-L,L-ECD obtained using this method has radiochemical purity of 94,9 :f: 3,0 %, and the substance remains stable until 4 hours at room temperature.

PENDAHULUA.N

P

enyediaan dalam negeri untuk radiofannaka

yang dapat digunakan untuk studi perfusi otak

cukup mendesak.

Dalam beberapa

tahun terakhir ini,

ligan yang mengandung unsur nitrogen (N) daD

sulfur (8) telah diketahui dapat membentuk

senyawa

netral dengan teknesium. Ligan yang termasuk

senyawa mi tergabung dengan nama DADT

(diamine ditio1/Nz8J antara lain yaitu senyawa

L,L-etilen sisteinat dimer (L,L-ESD) yang setelah

membentuk

kompleks dengan 99mTc

akan menjadi

suatu senyawa yang dapat menembus sawar darah

otak (SDO) karena bersifat netral dan lipofil(I,2,.8).

Di beberapa negara telah dikembangkan

berbagai formula

untuk

membuat sediaan

radiofarmasi ini, misalnya di Thailand sediaan

tersebut dibuat terdiri atas 3 buah vial kit-kering, di

Cina terdiri dan 2 buah vial dan Perancis terdiri dari

2 buah vial. Hal demikian terjadi disebabkan oleh

Nanny Kartini, dkk

(2)

Prosiding Pertemuan da.1 Presentasi Ilmiah

P3TM-BATAN. Yogyakarta 14-15Juli 1999 Buku II 471

tertinggi clan retensi yang terbaik oleh otak adalah bentuk kompleks L,L-dimer(7). Etil sisteinat climer yang digunakan dalam penelitian ini adalah ESD yang disintesis dari asam L-thiazolidin-4-karboksilat jadi diharapkan bahwa kompleks yang terbentuk

adalah 99mTc-L,L-ESD.

""TcO~.+ Sna22~o+ ~2EDTA

0 II c

~,

/

~

.N-~-I

(CHj2 0

II

.

C-C~-N

f I '0 , .0' 0 \ ~ I Tc I .. (CH~2 + r-eOH ,0' '0 ,

(N-CH,-~'

0 'C-C~-N

II

'

0

c~

c~

+ 2(L,L-ESD)

1

perbedaan

...

teknik meracik sediaan,

akan tetapi pada

b

d

.99m

T

pnnslpnya sarna yaltu pem uatan se laan

c-L,L-ESD secara penandaan

tidak langsung (indirect

labelling) melalui pembentukan kompleks Tc

dengan ligan penukar yang kemudian barn dibentuk

kompleks Tc qengan ESD. Sebagai ligan penukar

biasanya diperlukan suatu senyawa dari derivat

asam karboksilat, karena senyawa ini sangat

mudah

membentuk kompleks dengan 99mTc

sehingga inti

Tc=O (Tc-okso) sangat mudah terbentuk, yang

selanjutnya akan mudah untuk berikatan dengan

ligan ESD(4).

Para peneliti di P3TkN-Batan

(dulu PPTN)

telah

mencoba untuk

membuat formula

r~diofarmaka ini dengan menggunakan

2 macam

ligan penukar. Yang pertama meliggunakan

senyawa glukoheptonat(6)

dan dalam makalah ini

yaitu yang kedua menggunakan senyawa etilen

diamin tetra asetat

(EDTA).

Dalam peracikan sediaan 99mTc-L,L,ESD

ada beberapa parameter

yang dapat mempengaruhi

keberhasilan pembentukan kompleks tersebut

seperti jumlah reduktor, jumlah ligan penukar dan

pH reaksi. Kestabilan sediaan setelah penandaan

juga merupakan parameter yang diamati. Dalam

kertas kerja ini semua hal tersebut akan diuraikan

sehingga diperoleh suatu sediaan sidik otak

99mTc-L,L-ESD yang baik dan dapat

dipasarkan.

r-ol

.

~~ooc

N I NH ~~OOC

X ~TC~_)'

LANDASAN

T]~ORI

S Ii

Gambar 1. Reaksi pembentukan 99nITc-L,L-ESD

Keberhasilan penandaan ESD dengan 99mTc dapat diketahui dengan menentukan kemumian radiokimia dan 99mTc-L,L-ESD yang terbentuk. Karena reaksi pembentukan kompleks ini berada dalam suatu sistem tanpa melalui proses pemumian, maka pengotor radiokimia yang mungkin acta adalah Tc(V)3+yang berikatan dengan EDT A danhasil redUksi oksidanya yang tidak larut, dan harus dapat dipisahkan daD ditentukan kadamya. Untuk tujuan ini dilakukan dengan cara menggabungkan basil kromatografi kertas dan elektroforesis kertas. Metode pertama dapat memisahkan 99mTc(VII)+ + 99mTc(V)-ESD dari pengotor radiokimia yang lainnya. Sedangkan metode yang kedua dapat memisahkan 99mTc(VII)+ dari senyawa bertanda Tc yang lainnya. Sehingga dengan menggabungkan basil dari kedua metode itu dapat diketahui kemumian radiokimia dari radiofarmaka 99mTc(V)-ESD.

Ada dua mekanisme biologis sehingga suatu senyawa dapat digunakan untuk tujuan studi perfusi" otak, yang pertama adalah bahwa senyawa tersebut barns mempunyai sifat yang se,cara invivo dapat menembus sawar darah otak (SDO) yaitu dapat berdifusi masuk dan keluar dari otak. Dengan demikian aliran darah ke otak dapat dievaluasi dengan memantau pengeluaran (wash out) radioaktivitas dari otak setelah jaringan-jaringan di dalamnya terjenuhkan. Mekanisme yang kedua yaitu distribusi radioaktif di dalam otak proporsional dengan regional cerebral blood flow (rCBF), daD retensi radioaktivitas dalam otak tidak berhubungan baik dengan perubahan metabolisme dalam sel atau keadaan patologisdanjaringan(7).

Ligan ESD mempunyai dua pusat kiral

(chiral centre) sehingga senyawa kompleksnya

dengan Tc dapat menghasilkan 3 bentuk stereokimia

bergantung kepada bahan asal yang digunakan untuk sintesis ligan tersebut. Bila ligan disintesis daTi L-asam amino akan terbentuk L,L-ligan, tetapi hila dari D-asam amino akan terbentuk D,D-ligan dan hila daTi campuran bentuk -L daD D akan terjadi bentuk meso ligan (D,L-ligan). Temyata dari ketiga bentuk tersebut yang memberikan penangkapan

BAHAN

DAN PERALATAN

Bahan yang digunakan adalah L,L-ESD

(PP1N), Na-etilen diamin tetra asetat (Fluka),

manitol, SnCI2.2H2O,

metanol, etanol, natrium

hidroksida semuanya buatan E.Merck dengan

kemurnian untuk analisis, larutan NaCI 0,9 % dan

air untuk injeksi steril buatan IPHA, gas nitrogen

murni buatan Aneka Gas, kertas kromatografl

Whatman

31 ET dan disposable

syringe (Terumo).

ISSN 0216-3128

Pengolahan Limbah Radioaktif & LinQkunQan Nanny Kartini, dkk

(3)

Prosiding Perlemuan den Presentasi llmiah P3TM-BATAN, Yogyakarla 14-15 Juli 1999

472 Buku II

Peralatan

yang digunakan adalah pengaduk

vortex (Recth), pencacah saluran tunggal (Ortec),

timbangan analitis (Sauter), perangkat alat

kromatografi kertas dan alat eletroforesis kertas

(Gelman Instrument

Company).

TATA KERJA

Protokol pembuatan sediaan 99mTc-L,L-ESD Protokol umum pembuatan radiofarmaka 99mTc-L,L-ESD didasarkan kepada prinsip reaksi penandaan tidak langsung (indirect labelling). Teknesium-99m dalam bentuk perteknetat akan bereaksi terlebih dahulu dengan ligan penukar (NazEDTA) dengan pertolorigan reduktor SnClz.2HzO, kemudian dicampurkan dengan ESD yang telah dilarutkan dalam pelarut yang cocok, daD mengandung bahan lain seperti SnClz.2l;IzO sebagai reduktor, manitol dengan kadar tertentu kemudian

pH diatur sesuai dengan keperluan. Kemudian

campuran tersebut diinkubasi pacta temperatur kamar selama waktu tertentu, setelah itu kemurnian radiokimianya ditentukan yang mana dari data ini dapat diketahui keberhasilan penandaan/efisiensi

penandaan.

Penentuan kemurnian radiokimia

99mTc-L,L-ESD

Penentuan kemurnian radiokimia dan

sediaan ini sesuai dengan

metode yang telah diteliti

pacta penelitian sebelumnya(6)

yaitu menggunakan

cara kromatografi kertas (Whatman

31 ET) menaik

dengan pelarut metanol 85%, dan elektroforesis

kertas dengan memakai

dapar fosfat 0,05 MpH=7 ,0,

Kertas yang digunakan adalah Whatman 31 ET dan

waktu migrasi selama 1 jam pacta tegangan listrik

350 V.

Komposisi formula

Komposisi radiofarmaka 99mTc-L,L-ESD

dirancang

terdiri atas 2 buah sediaan:

a. Sediaan

ligan penukar

Sediaan ini mengandung Na2EDTA dan

SnCI2.2H2O

dalam pelarut air, kemudian pH

diatur dengan HCI. 0,1 N atau NaOH 0,1 N

hingga memberikan basil penandaan

yang baik.

Pacta

tahap ini pH dan kadar Na2EDTA divariasi

untuk mendapatkan

kondisi yang berbeda-beda

pacta

saat

terjadinya penandaan,

sedangkan

kadar

SnCI2.2H2O

tetap sebesar 40 J.1g. Kemudian

sediaan ini dicampur dengan 99mTc-perteknetat

sebanyak 5 mCi/0,2-0,5 ml, aduk pelan-pelan,

baru dicampurdengan

sediaan

ESD.

b. Sediaan

ligan utama

Sediaan ini mengandung ESD yang dilarutkan

dalam larutan NaCI 0,9%, SnCI2.2H2O,

manitol

dan pH diatur menggunakan

HCl 0,1 N sampal

pH 3,0 karena pada pH ini ESD paling stabil. Kadar SnCI2.2H2O divariasikan sampai memberikan basil yang terbaik, sedangkan jumlah ESD tetap sebesar 1 mg.

Pembuatan sediaan 99mTc-L,L-ESD.

Larutan 99mTc-perteknetat sebanyak 5 mCi/500 f.ll dari generator 99Mo/99mTc dimasukkan ke dalam sediaan ligan penukar daD setelah larut sempuma semua larutan dipindahkan ke dalam sediaan ligan utama, diaduk daD didiamkan selama 20 menit pada temperatur kamar .Semua proses dilakukan dengan aliran gas N2 di dalam boks

laminar air flow.

Penentuan kadar Na2EDT A yang optimal dalamformula sediaan ligan penukar.

Sediaan ligan penukar dibuat dengan memvariasikan kadar Na2EDTA dari 0, 100, 200, 300,400,500, 1000 daD 2000 f.lg. Senyawa ini dilarutkan dalam air suling steril kemudian ditambahkan larutan SnCI2.2H2O sebanyak 40 f.lg/40 f.ll kemudian diaduk daD pH diatur sampai 8,0 dengan larutan NaOH O,IN.

Penentuan pH optimal dalam formula sediaan ligan penukar.

Pengaturan pH dilakukan terhadap sediaan ligan penukar (EDT A) yaitu dengan memvariasikannya seperti berikut 5,6,7,8,9 daD 10 dengan HCl 0,1 N atau NaOH 0,1 N. Kemudian setelah ditambahkan 99mTc-perteknetat sebanyak 5 mCi/0,2 -0,5 ml diaduk sebentar daD dicampurkan dengan sediaan ligan utama(ESD) yang mempunyai pH 3, daD pH akhir diukur kembali setelah itu kemurnian radiokimianya ditentukan untuk mengetahui besamya efisiensi penandaan.

Kadar dan komposisi SnCI2 2H2O yang optimal dalam formula.

Penggunaan reduktor SnC12.2H2O dalam formula sediaan ini diatur sedemikian rupa sehingga sebesar 20 f.lg berada pada sediaan ligan utama (ESD) daD yang divariasikan hanya pada sediaan ligan penukar (EDT A) yaitu dari 0, 10, 20, 30, 40 sampai dengan 50 f.lg.

Pengaruh besarnya aktivitas 99mTc-perteknetat terhadap efisiensi penandaan

Sediaan 99mTc-L,L-ESD dibuat

99m

kn

b

..

menggunakan Tc-perte etat yang ervarlasl aktivitasnya, yaitu dari 5, 10, 15,20, 25, 30 daD 35 mCi/0,5 -1,0 ml, daD kemumian radiokimianya ditentukan.

Nanny Kartini, dkk Fiengolahan Limbah Radioaktif & Lingkungan

(4)

Prosiding Pertemuan dan Presentasi I/miah

P3TM-BA TAN, Yogyakarta 14 -15 Juli 1999 Buku II 473

HASIL

DAN J?EMBAHASAN

monoester-monokarboksilat

yang lebih folar dan

lebih sukar menembus

sawar darah otak(I,3

Berdasarkan hal terse

but di atas, maka

untuk mencegah

terjadinya pelepasan

ikatan ester

(hidrolisis) dari senyawa ESD, maka formula

sediaan tersebut diatur pada kondisi pH rendah (3),

sedangkan sediaan ligan penukar diatur pH-nya

sehingga diperoleh efisiensi penandaan yang

maksimal. Pada tabel 1 terlihat bahwa penandaan

yang tertinggi yaitu 93,6 :t 3,8 % tercapai pada pH

penandaan

5,5. Berdasarkan hal ini, maka untuk

percobaan selanjutnya formula sediaan ESD ini

diatur sebagai

berikut : sediaan

ligan utama (ESD)

mempunyai pH 3 dan sediaan ligan penukar

mempunyai pH 9, sehingga saat kedua sediaan

tersebut dicampurkan pada waktu penandaan

(pembuatan 99mTc-L,L-ESD) pH akhir sediaan

adalah 5,5.

Tabell. Hasil penentuan pH optimal dalam

formula sediaan

ligan penukar

Reaksi penandaan ESD dengan teknesium-99m sebenamya dapat terjadi secara langsung tanpa melewati ligan penukar (exchange ligand). Tetapi kondisi yang diperlukan untuk mereduksi Tc(VII) ~ Tc(V) akan menguraikan bahan-bahan biologis terrnasuk asam amino, sehingga basil penandaan akan menjadi rendah(7)

Di dalam penelitian ini terbukti bahwa penandaan yang dilakukan tanpa adanya ligan penukar (EDT A) menghasilkan efisiensi penandaan yang rendah hanya 74,7 %, tetapi dengan adanya ligan penukar maka efisiensi penandaan menjadi lebih tinggi. Hasil tersebut dapat dilihat pacta Gambar 2, ternyata bahwa efisiensi penandaan mencapai 91,7 % pacta kadar EDT A 0,2 mg dan kemudian hampir tidak berubah dengan bertambahnya kadar EDTA.

~

Co 120 80 40 0 , I I I I 0 0.5 1 1.5 2 KadarE DT A (mg)

.: Tc-L,L-ESD A.: pengotor radiokimia

Gambar 2. Hasil penetapan kadar Na]EDTA (ligan penakar) yang optimal di dalam formula 99mTc-L,L-ESD.

Seperti telah diketahui keberhasilan reaksi pembentukan kompleks antara Tc dengan ligan

sangat bergantung pada kondisi p8 pada saat reaksi berlangsung. Ini disebabkan karena pH selain mempengaruhi kestabilan dan kekuatan daya reduksi SnCl2 juga dapat memRengaruhi kestabilan dari ligan ESD. Edwards dkk.< ) dengan cara titrasi potensiometri membuktikan bahwa senyawa kompleks Tc-ESD berada dalam keadaan diasam (diester) pada pH 3,2 dan pada pH 6,8 terbentuk monoasam (monoester) kemudian pada pH yang lebih tinggi (8-9) akan terjadi deprotonasi dari gugus amin, sedangkan pada pH yang sangat rendah «3) akan terbentuk kompleks diasam .yang tidak larut. Dari basil tersebut merekamembuat hipotesis bahwa terjadinya retensi dalam otak juga melalui mekanisme stereoselektif ini. Bentuk diester dari senyawa ini bersifat lipofil dan akan mudah menembus sawar darah otak dengan transpor aktif, yang selanjutnya. di dalam otak senyawa tersebut akan mengalami hidrolisis menjadi bentuk

Dijelaskan oleh U.Mazzi dkk.(S) bahwa

kompleks 99mTc-L,L-ESD dibentuk oleh Tc(V)

3+ tuk

dengan pusat berupa Tc-oxo (Tc = 0) .Un

mengubah Tc(VIl) ke Tc(V) diperlukan suatu

reduktor. Jumlah dan

komposisi reduktor

SnCl2.2H2O dalam formula dipelajari untuk

mendapatkan kondisi yang optimal, dan hasilnya

dapat dilihat pada rebel 2. Efisiensi penandaan

yang

tertinggi yaitu sebesar (94,9 :I: 3,0 %) diperoleh

dengan kadar reduktor 60 ~g yang diatur sebagai

berikut, dimana 40 ~g berada dalam sediaan ligan

penukar dan 20 ~g dalam sediaan

ligan utama.

Tabel2. Hasil penentuan kadar reduktor yang

optimal dalam sediaan ligan penukar

(EDTA=200 ~g, dan pH akhir diatur 9).

Kadar SnC12.2H20 dalam

ligan ~ediaan (~g) I Efisiensi penandaanI

sediaan 99mTc-L L-ESDI nn~ .~ 89,7:1:4,9 I 93,3:1:1,7 94,6:1: C/,1 I 94,3 :1:4,0 94,9:1: 3,0 94,4:1: 3,4 I No N=3 akhir 20 30 40 50 60 70 utama 20 20 20 20 20 20

Untuk keperluan studi perfusi otak biasanya diperlukan sediaan 99mTc-L,L-ESD dengan

ISSN 0216-3128

Pengolahan limbah Radioaktif & Lingkungan

(5)

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah P3TM-BATAN, Yogyakarta 14-15Juli 1999

474 Buku II

aktivitas sekitar 10-20 mCi(I). Untuk mengetahui adanya pengaruh dari besarnya aktivitas terhadap efisiensi penandaan maka dilakukan percobaan dengan memvarlas an esamya a tIVltas

.

ik

b k ..99m

T

c-perteknetat. Hasilnya digambarkanpada Gambar 3, dan temyata bahwa kualitas sediaan masih tetap baik (kemumian radiokimia >90 %) pada pemakaian 99mTc-perteknetat dari 5 sampai dengan 30 mCi, sedangkan, pada 35 mCi kemumian' radiokimia turun sampai 88,8 %. Hal ini terjadi kemungkinan karena terlalu besamya aktivitas 99mTc-perteknetat yang digunakan, menyebabkan terjadi autoradiolisis

dari senyawa 99mTc-L,L-ESD.

dengan kemurnian radiokimia 94,9:i:3,O % dan stabil selama 4 jam pada temperatur kamar.

DAFTAR

PUSTAKA

~

oJ! 110 E

~

.2 90 "C f ; 70 'E ~ E 50

..

~

'--"--+--.~

-,

0 10 20 30 40

Aktivitas Tc-99m-perteknetat (mCi)

Gambar 3. Pengaruh besarnya aktivitas 99n'Tc-perteknetat terhadap efisiensi penandaan

Pada tabel 3 terlihat .bahwa sediaan

99mTcESD

masih tetap stabil walaupun disimpan

sampai 4 jam setelah pembuatan pada temperatur

kamar

.

~

Tabel 3. Kestabilan sediaan99mTc-L,L-ESD

---Kemurnian radiokimia 99mTc-L,L-ESD No.1 Waktu penyimpanan (jam)'

-1 2

3

0 2

4

90,9 93,0 95,3

*r waktu 0 jam dihitung setelah sediaan diinkubasi selama 20 menit pada temperatur kamar.

KESIMPULAN

1. AZUWUIKE

OWUNWANNE, M.PATEL,

S.SADEK, The Handbook of

Radiophanna-ceuticals, 60-62, 64, Chapman & Medical,

London, 1995.

2. BLOUNDEAU P., et.al., Demerization of an

intermediate during the Sodium in Liquid

Ammonia reduction of

L-thiazolidine-4-carboxilic acid, Canadian Journal of Chemistry,

45,49-52,1967.

3. EDWARDS D.S., E.H.CHEESMAN., M.W.

WATSON., LJ. MAHEN., S.A. NGUYEN., D.

DIMITRE., T. NASON., AD. WATSON.,

R. W ALOVITCH., Synthesis and

Characte-rization of Technetium

and Rhenium Complexes

of

N,N'-1,2-ethylene-

diylbis-L-cystein,

Neurolite@

and its metabolites, Technetium and

Rhenium in Chemistry and Nuclear Medicine 3,

Cortina International, Verona Roven Press New

York, 432, 442-443,1990.

4. IAEA TECDOC, 805, Production of

99mTc-radiophannaceuticals

for brain, heart and kidney

imaging, IAEA, July 1995.

5. MAZZI

U., M.NICOLINI,

G.BANDOLI,

F .REFOSCO, F. TISA TO,

A.MORESCO,

A.DUA TrI,

Technetium

Coordination

Chemistiy: Development

of New Backbones

for

99mTc

Radiophannaceuticals,

Technetium and

Rhenium in Chemistry and Nuclear Medicine 3,

Cortina International,

Verona Roven Press,

New

York, 39-42, 1990.

6. N.KARTINI, RA TNA W A TI K, DANIEL S.,

A.HANAFIAH.,

Formulasi Radiofannaka

99mTc- Etil Sisteinat Dimer (ESD), Seminar

Sains dan Teknologi Nuklir, PPTNBATAN,

1997.

7. NUNN A.D., Radiophannaceuticals,

Chemistry

and Pharmacology,

vol 55,2-3,1992.

8. RATNAWATI K.,dkk., Sintesis Senyawa

Ligan

Etil Sisteinat

Dimer Hidroklorida untuk Pembuat

Sidik Otak, Seminar Sains dan Teknologi

Nuklir, PPTN-Bandung,

1996.

9. VOLLABHAJOSULA S., et.al.,

Technetium-99m ECD, A New Brain Imaging Agent: in Vivo

Kinetics and Biodisiribution Studies in Normal

Human Subyects,

J. Nucl. Med., 30, 599-604,

1989.

10. WUJ. R., MACWHORTER S.E., et.al.,

Preparation and Evaluation of

Tc-99m

Complexes ofAromatic Bridged

Amine-thiol-thioeter N2S2 Ligand, Journal of Labelled

Compounds,

35., 13, 1994.

Sediaan radiofannaka 99mTc-L,L-ESD dapat dibuat dengan penandaan tidak langsung melalui ligan penukar altematif ill-natrium etilen di-amintetraasetat. (Na2EDTA). Radiofannaka ini difonnulasi terdiri dati dua buah sediaan berupa kit kering, yang pertama berisi ligan penukar Na2EDIA 0,2 mg, SnCI2.2H2O 40 J.lg dan pH diatur 9. Sedangkan sediaan kedua berisi ligan utama ESD sebesar 1 mg, SnCI2.2H2O 20 J.lg, manitol12 mg dan pH diatur 3.

Fonnula ini setelah dicamp.ur dengan 99mTc-perteknetat menghasilkan radiofannaka

Nanny Kartini, dkk

Pengolahan Limbah Radioaktif & Lingkungan ISSN 0216-3128

(6)

Prosiding Perfemuan dan Presentasi Ilmiah

P3TM-BATAN, Yogyakarfa 14-15Juli 1999 Buku II 475

TANYA JAWA.B

b. Elektrofaresa kertas, disini akan terpisah : 99mTc-ESD + 99mTc-reduksi + 99mTc-EDTA --+

Rf = 0 -0,2 (di titik asal)

99mTc-O4 (bebas) --+ akan bermigrasi ke titik 0,6-0,8(1lf)

jadi dari kedua sistem tadi dapat dicari berapa % kemurnian radiokimia dari 99n'Tc-ESD. Memang kita tidak mempermasalahkan berapa besarnya 99mTc-EDTA yang sisa, karena kalau kita sudah mengetahui 99mTc-ESD lebih dari 90% KRK-nya, maka kita yakin bahwa radiofarmaka ini memberikan imaging (pencitraan) yang tidak terganggu oleh 99mTc-EDTA yang akan masuk ke ginjal.

M. Yanis Masdja :

~ kenapa kemurnian radiokimia

dari

kit

radiofarmasi hanya ditentukan sampai 4 jam

setelah terjadi proses reaksi antara Tc-99m

dengan kit radiofarmasi, apakah tidak mungkin

kemurnian radiokimianya lebih tinggi setelah

waktu 4 jam atau lebih'f

~ Menurut teori, kenapa penandaan langsung

antara Tc-99m dengan LL, ESD lebih rendah

kemurnian radiokimianya dibandingkan dengan

penandaan tidak langsung menggunakan

Na-EDTA?

Nanny Karlini :

-<). Biasanya kami melakukan test kestabilan selama 6 jam (T~ Tc-99m). untuk yang lain 5 dan 6 jam akan dilakukan kemudian. -<). Tc (VII) --+ Tc (V) diperlukan reduktor.

Kondisi untuk ini, akan merusak ligan ESD-nya --+ kemurnian radiokimia rendah. Karena itu kita lakukan dengan ligan penukar EDTA yang relatif lebih mudah

membentuk teras Tc =- 0 kso, dan dengan mudah pula teras Tc =- 0 akan diberikan kepada ligan ESD, sehingga akan diperoleh kemurnian radiokimia yang lebih tinggi. Misyetti :

~ Bagaimana fungsi manital pada penandaanECD atau pada aplikasinya? .

~ Bagaimana mekanismenya ECD masuk ke otak, dan apa yang terjadi terhadap sediaan tersebut sehingga ia dapat bertahan di otak dalam waktu tertentu?

Nanny Karlini : ,

..t;.. Funngsi manital menurut penelitian yang terdahulu tidak ada pengaruhnya pada penandaan. Kemungkinan manital ini berfungsi pada elemenasi/ekskresi sediaan tersebut dari dalam tubuh.

..t;.. 99mTc-ECD bersifat lipofil, akan mudah menembus sawar darah otak. Tetapi setelah dia berada di dalam sel-sel otak dia kan diubah oleh enggae esterase, sehingga gugus ester terurai -+ bentuk asamnya yang hidrofil dan tidak dapat menembus kembali sawar darah otak dan dapat bertahan di otak untuk beberapa lama.

Sunarhadiyoso :

~ bagaimana dapat dibedakan antara komplek 99mTc-ECD dengan 99mTc-EDTA? Kalau kedua spesi ini tidak dapat dibedakan, bagaimana bisa diyakini bahwa pertukaran ligan berlangsung kuantitatir?

Nanny Karlini :

..t;.. Seperti telah dijelaskan bahwa kemurnian radiokimia ditentukan dengan 2 macam metode pemisahan.

a. Kromatografi kertas (kondisi ada di makalah). Disini terpisah antara : 99mTc-ESD+99mTcO 4- (bebas) -+ Rf=O, 8 -1,0

99mTc-reduksi + 99mTc-EDTA -+Rf= 0 pelarut : metanol85%

ISSN 0216-3128

Pengolahan Limbah Radioaktif & Lingkungan

Gambar

Gambar 1. Reaksi pembentukan 99nITc-L,L-ESD Keberhasilan  penandaan  ESD  dengan 99mTc  dapat  diketahui  dengan  menentukan kemumian  radiokimia  dan  99mTc-L,L-ESD  yang terbentuk

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Secara teoritis, hub sendiri adalah sebuah hardware atau perangkat keras yang merupaan suatu central connection point pada suatu jaringan, yang berfungsi untuk menerima sinyal

Selain itu juga bekerja sama dengan pamong praja dalam menertibkan pegawai diharapkan dapat memberikan efek jera, meskipun kenyataanya masih banyak terdapat

Berdasarkan penelitian yang telah di bangun tentang Sistem informasi pelayanan jasa tour dan travel berbasis web (Studi kasus Smart Tour) dapat mampu mengurangi resiko

Merdeka Nusantara tidaklah sesuai dengan teori koordinasi dan rentang manajemen, dapa dilihat pada struktur organisasi bahwa karyawan yang mempunyai tugas

Artesis alami terjadi karena tekanan air yang cukup besar dari kedalaman tertentu sehingga mampu menembus berbagai lapisan batuan dan tanah sehingga muncul di permukaan tanah

Öncelikle Sultan Abdülhamit çok kuşucu ve kurnaz bir kişiliğe sahipti ve Mason localarını kapatması halinde tüm Masonların yeraltına çekilerek, kendisi aleyhinde daha

Menjadi gereja yang bergerak di dalam dengan saling mendukung dan meneruskan karya kebaikan Allah sehingga jemaat dan simpatisan menjadi alat Allah untuk menyatakan karya