• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRUKTUR KOMUNITAS IKAN DI LOKASI TRANSPLANTASI KARANG PERAIRAN PULAU PRAMUKA DAN SEKITARNYA CHERI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRUKTUR KOMUNITAS IKAN DI LOKASI TRANSPLANTASI KARANG PERAIRAN PULAU PRAMUKA DAN SEKITARNYA CHERI"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2015

CHERI

STRUKTUR KOMUNITAS IKAN

DI LOKASI TRANSPLANTASI KARANG

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul struktur komunitas ikan di lokasi transplantasi karang perairan Pulau Pramuka dan sekitarnya adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2015 Cheri NIM C54110031

(4)

ABSTRAK

CHERI. Struktur Komunitas Ikan di Lokasi Transplantasi Karang Perairan Pulau Pramuka dan Sekitarnya. Dibimbing oleh BEGINER SUBHAN dan MUJIZAT KAWAROE.

Ikan terumbu merupakan organisme yang memiliki jumlah individu terbanyak di daerah terumbu karang. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji jenis dan kelimpahan ikan terumbu serta nilai indeks keanekaragaman, keseragaman dan dominansi di lokasi transplantasi karang, perairan Pulau Pramuka dan sekitarnya. Pengamatan Ikan terumbu dan sampel air diambil dari stasiun pengamatan transplantasi karang yang terdiri dari 5 stasiun pada bulan Maret 2015. Ikan terumbu ditemukan di daerah transplantasi karang perairan Pulau Pramuka berjumlah 1126 individu. Famili yang ditemukan berjumlah 16 famili dan terdiri dari 51 spesies. Famili yang nilai rata-rata indeks keanekaragaman pada stasiun pengamatan dalam kategori sedang yang berarti bahwa penyebaran setiap spesies ikan terumbu sedang sehingga kestabilan dalam komunitas yang terjadi berada dalam kondisi normal. Nilai rata-rata indeks keseragaman pada stasiun pengamatan termasuk dalam kategori keseragaman tinggi dan komunitas stabil. Nilai rata-rata indeks dominansi yang terhitung di stasiun pengamatan berada dalam kategori dominansi yang rendah.

Kata kunci: Ikan, Transplantasi Karang, Pulau Pramuka

ABSTRACT

CHERI. Community Structure Of Reef Fish In The Location Of Coral Transplantation Pramuka Island and The surrounding waters. Guided by BEGINER SUBHAN dan MUJIZAT KAWAROE.

Reef fish is an organism that has the greatest individu number in the coral. The purpose of this study was to assess the type and abundance of reef fish and the value of diversity index, uniformity and dominance in the area of cultivation of coral transplantation in Pramuka Island and the surrounding waters. Observations reef fish and water samples were taken from the transplant area of 5 stations in March 2015. Reef fish are found in both the transplant area totaling 1126 individuals. Families are found in both the transplant area numbered 16 families and consists of 51 species. The average value of the index of diversity at observation area in the medium category. The average value of the index uniformity at observation area was include in the category of high uniformity and stable community. The average value dominance index was calculate at observation area are in the low category dominance.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Kelautan

pada

Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan

CHERI

STRUKTUR KOMUNITAS IKAN

DI LOKASI TRANSPLANTASI KARANG

PERAIRAN PULAU PRAMUKA DAN SEKITARNYA

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)
(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2015 ini ialah Komunitas Ikan terumbu, dengan judul Struktur Komunitas Ikan di Lokasi Transplantasi Karang Perairan Pulau Pramuka dan Sekitarnya

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini terutama kepada.

1. Bapak Beginer Subhan S.Pi, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Ibu Dr.Ir. Mujizat Kawaroe, M.Si. selaku dosen pembimbing II dalam penelitian skripsi ini atas segala saran, bimbingan, dan nasihat selama penelitian berlangsung dan selama penulisan skripsi ini.

2. Ibu Dr.Ir. Neviaty Zamani, M.Sc. selaku dosen penguji yang telah memberikan nasihat dan kesediaan waktunya dalam menguji hasil penelitian dari penulis.

3. Orang tua, Sahabat, dan seluruh keluarga atas segala doa, pengertian, bantuan dan kasih sayangnya.

4. Seluruh mahasiswa ITK IPB atas segala bantuan dan ikatan kekeluargaannya. 5. Seluruh anggota TNKPS (Taman Nasional Kepulauan Seribu) yang telah

memberi izin penelitian di wilayah transplantasi terumbu karang.

6. Seluruh anggota Laboratorium Selam Ilmiah ITK IPB yang telah mendukung dan mengupayakan penelitian ini terlaksana.

Atas jasa mereka semua saya dapat melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini, semoga segala bantuan yang diberikan baik langsung maupun tidak langsung dibalas oleh Allah SWT kebaikan dan ketulusan hati mereka baik di dunia maupun di akhirat kelak, amin.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2015

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 1 METODE 2

Waktu dan Tempat 2

Alat dan Bahan 3

Metode Pengambilan Data 3

Analisis Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Lokasi Penelitian 6

Kualitas Air 9

Kelimpahan Ikan terumbu di Stasiun Pengambilan Data 10

Struktur Komunitas Ikan terumbu 13

KESIMPULAN DAN SARAN 14

Kesimpulan 14

Saran 14

DAFTAR PUSTAKA 14

LAMPIRAN 17

(10)

DAFTAR TABEL

1 Posisi Geografis Lokasi Pengambilan Data Ikan terumbu 2 2 Alat dan bahan Pengamatan Struktur Komunitas Ikan terumbu 3

3 Kualitas Air di Stasiun pengambilan Data 9 4 Nilai Rata-Rata Indeks Keanekaragaman, Keseragaman dan Dominansi 13

DAFTAR GAMBAR

1 Peta Lokasi Wilayah Penelitian Komunitas Ikan Di Transplantasi

Karang, Kepulauan Seribu 2

2 Metode Pencacahan Visual 4

3 Lokasi Transplantasi Karang Minipyramid di Suar Pramuka 6 4 Lokasi Transplantasi Karang Minipyramid di Selatan Pramuka 7 5 Lokasi Transplantasi Karang Minipyramid di Pulau Karya 7 6 Lokasi Transplantasi Karang Minipyramid di Areal Perlindungan

Laut 8

7 Lokasi Transplantasi Karang rak-rak kecil di Taman Koleksi 9

8 Kelimpahan Rata-rata Individu Ikan terumbu 10

9 Komposisi Famili Ikan terumbu 11

10 Trofik Level Komunitas Ikan 12

DAFTAR LAMPIRAN

1 Tabel Kelimpahan Ikan 17

2 Spesies Ikan terumbu 18

(11)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Ikan merupakan golongan hewan vertebrata tertua dan pertama yang pernah muncul di bumi yang menyebar di seluruh bagian lautan, salah satu contohnya adalah ikan terumbu (Van Hoeve 1996 dalam Madduppa 2014). Ikan terumbu merupakan organisme yang memiliki jumlah terbanyak di daerah terumbu karang (Nybakken 1988). Terumbu karang berperan sebagai wilayah territorial (Robertson et al.1976), tempat mencari makan (Reese 1981), tempat untuk bersembunyi (Hixon 1991) dan tempat untuk reproduksi serta pemijahan (Wotton 1992). Oleh karena itu, ikan terumbu dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengetahui seberapa rusak daerah terumbu karang yang ada di lokasi tersebut (Madduppa et al. 2012).

Saat ini, beberapa daerah di Indonesia telah mengalami degradasi terumbu karang tidak terkecuali di lokasi Kepulauan Seribu (Madduppa et al. 2007). Kerusakan terumbu karang yang terjadi terutama disebabkan oleh berbagai sebab seperti bahan peledak, cyanida, pencemaran dari daratan terutama akibat sedimentasi serta kontaminasi minyak dari kapal dan oil mining di laut. Faktor – faktor lain penyebab terjadinya degradasi terumbu karang di lokasi Kepulauan Seribu ialah : aktivitas wisatawan dan tekanan antropogenis (limbah industri dan rumah tangga) (Chou 2000). Akibat yang ditimbulkan terjadinya kerusakan secara fisik seperti penghancuran struktur dari life form karang, pemusnahan bagian-bagian tissue (bleaching) akibat predator karang Acanthaster sp dan pemanasan global (Soedharma dan Arafat 2005). Solusi yang dapat dilakukan untuk memulihkan ekosistem terumbu karang ialah trasnplantasi terumbu karang.

Transplantasi terumbu karang adalah salah satu cara pelestarian terumbu karang (rehabilitasi) yang mengalami kerusakan. Transplantasi terumbu karang berperan dalam mempercepat regenerasi terumbu karang yang telah rusak atau untuk membangun daerah terumbu karang yang baru yang sebelumnya tidak ada (Coremap 2006). Teknik transplantasi terumbu karang dilakukan dengan metode pencangkokan (Soedharma dan Subhan 2007). Tujuan dilakukannya transplantasi pada dasarnya adalah untuk pelestarian ekosistem terumbu karang sehingga ikan terumbu yang sebelumnya berkurang semakin lama semakin bertambah dan dapat ditangkap sebagai ikan hias yang mempunyai nilai ekonomi tinggi (Zamani et al. 2010).

Ikan terumbu memiliki peranan dalam perkembangan pertumbuhan terumbu karang. Kelimpahan ikan terumbu dapat dijadikan acuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan lokasi transplantasi karang (Utami 2005). Penelitian ini menitik beratkan pada kelimpahan ikan serta keanekaragaman jenis ikan di lokasi terumbu karang sebagai indikator keberhasilan transplantasi.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan menganalisis struktur komunitas ikan terumbu yang berada di lokasi transplantasi perairan Pulau Pramuka dan sekitarnya di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

(12)

2

METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 17-19 Maret 2015 di daerah transplantasi karang di perairan Pulau Pramuka dan sekitanya di Kepulauan Seribu. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada (Gambar 1).

Gambar 1. Peta Lokasi Wilayah Penelitian Komunitas Ikan Di Transplantasi Karang, Kepulauan Seribu.

Lokasi penelitian ikan terumbu terdiri atas 5 stasiun yang terdiri dari Suar Pramuka, Pulau Karya, APL atau Areal Perlindungan Laut, Taman Koleksi, dan Selatan Pramuka (Tabel 1). Setiap stasiun memiliki pengambilan data sebanyak 2 – 3 transek per lokasi. Hal ini disesuaikan dengan luasan wilayah transplantasi sebagai lokasi penelitian.

Tabel 1 Posisi Geografis Lokasi Pengambilan Data Ikan Terumbu

No LOKASI KOORDINAT BUJUR LINTANG 1 Suar Pramuka 106◦ 36'32.8'' 05◦ 44'58.5" 2 P. Karya 106◦ 36'23.6" 05◦ 44'05.8" 3 APL 106◦ 36'41.6" 05◦ 44'03.5" 4 Taman Koleksi 106◦ 36'32,8" 05◦ 44'32.9" 5 Selatan Pramuka 106◦ 36'41.3" 05◦ 44'51.06"

(13)

3 Metode transplantasi karang yang terdapat pada wilayah tersebut bervariasi dari tranplantasi berbentuk Minipyramid dan juga transplantasi berbentuk rak rak kecil berbentuk persegi. Dari seluruh transplantasi yang ada pada transplantasi berbentuk Minipyramid lebih banyak ditemukan ikan dan juga luasan daerah transplantasi lebih luas dibandingkan yang berbentuk rak. Transplantasi karang berbentuk minipyramid ditemukan di 4 lokasi yaitu di Suar Pramuka, Pulau Karya, Areal Perlindungan Laut dan juga Selatan Pramuka hal ini dikarenakan pembuatan minipyramid memiliki kelebihan dalam stabilitas letak formasi yang lebih stabil serta memiliki daya tahan yang lebih lama selain itu banyak terjadi penempelan karang secara alami (Subhan et al. 2014). Lokasi transplantasi karang yang menggunakan rak-rak kecil yaitu Taman Koleksi dan juga Selatan Pramuka yang menggunakan 2 metode yaitu minipyramid dan juga rak-rak kecil.

.

Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam menunjang pengamatan biota karang dan ikan terumbu dalam penelitian ini adalah Alat Dasar Selam, Alat Scuba, GPS, sabak bawah air, kertas newtop, alat tulis, data sheet dan buku identifikasi ikan terumbu, laptop, serta kamera bawah air. Pengukuran fisika kimia perairan menggunakan refraktometer. Berikut alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ikan terumbu di lokasi transplantasi (Tabel 2).

Tabel 2 Alat dan bahan pengamatan struktur komunitas ikan terumbu

Alat dan Bahan Spesifikasi Keterangan

Refraktometer Tradisional Hand Held ketelitian 0.001

Pengukuran salinitas (ppt)

Alat Dasar Selam Amscud Alat bantu pengamatan

Alat Tulis 2 B Pensil 2 B

Kertas Newtop Ukuran B5, 3 lembar Media Penulisan

Kamera

Underwater

Olympus Stylus Tough resolusi 12 MP

Alat dokumentasi

GPS Garmin etrex 10 Perekam posisi geografis

Buku Identifikasi Ikan terumbu

e-book & book Fishes of the Great Barrier

Reef and Coral Sea,

Bioekologi Biosistematika

Ikan Terumbu dan Reef Fishes of The World dan Kehidupan Laut Tropis : Tulamben

Metode Pengambilan Data Ikan

Metode pengambilan data ikan terumbu menggunakan Metode Pencacahan Visual (Underwater Visual Sensus). Transek yang digunakan yaitu 20 meter x 5 meter yang didapat dengan penglihatan 2,5 meter ke kanan dan 2,5 meter ke kiri (Gambar 2). Spesies ikan yang terlihat dicatat dikertas anti air dengan membawa kertas panduan identifikasi ikan terumbu. Spesies ikan terumbu yang tidak dapat

(14)

4

teridentifikasi secara langsung ciri-cirinya, diidentifikasi dengan mengambil gambar dan merekam, kemudian hasilnya diidentifikasi menggunakan buku identifikasi Reef Fish Identification of Tropical Sea (Allen et al. 2003) dan juga buku Bioekologi dan Biosistematika Ikan Terumbu ( Madduppa 2014) serta buku Coral Reef Fishes Indo – Pacific and Carribean (Lieske Ewald and Myers Robert 2001) dan juga buku Kehidupan Laut Tropis:Tulamben (Subhan et al. 2014) .

Gambar 2. Metode Pencacahan Visual

Analisis Data Kelimpahan Ikan

Banyaknya individu ikan persatuan luas daerah pengamatan ditunjukan oleh nilai kelimpahan ikan. Kelimpahan ikan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

N = ni/A ………(1)

dimana ni merupakan jumlah individu ikan spesies ke- i dan A merupakan luas daerah pengamatan (m2). Luas daerah pengamatan yang digunakan adalah 100m2 .

Indeks Keanekaragaman (H’)

Indeks keanekaragaman (H’) digunakan untuk mendapatkan gambaran populasi organisme secara matematis agar mempermudah analisis informasi- informasi jumlah individu masing - masing jenis ikan dalam suatu komunitas habitat ikan (Odum 1971). Keanekaragaman jenis ikan terumbu dihitung dengan Indeks Shannon - Wiener dengan rumus sebagai berikut :

H´= -Σ Pi ln Pi ……… (2)

dimana Pi adalah perbandingan antara jumlah individu ikan terumbu spesies

ke- i (ni) dengan jumlah individu ikan terumbu (N). Kisaran nilai indeks keanekaragaman menurut Setyobudiandi et al. (2009) adalah sebagai berikut :

H’ ≤ 2.00 = keanekaragaman populasi kecil 2.00 < H’ ≤ 3.00 = keanekaragaman populasi sedang H’ > 3 = keanekaragaman populasi tinggi

jika H’= 0 maka keanekaragaman berjenis tunggal dan jika H’ mendekati maksimum berarti semua spesies dalam komunitas tersebut menyebar merata (Legendre 1983).

(15)

5

Indeks Keseragaman (E)

Indeks keseragaman (E) menggambarkan ukuran jumlah individu antar spesies dalam suatu komunitas ikan. Semakin merata penyebaran individu antar spesies maka keseimbangan ekosistem akan makin meningkat (Odum 1971). Indeks keseragaman dihitung dengan Indeks Evennes dengan rumus sebagai berikut :

E = H’/ln S ……… (3)

dimana H’ adalah nilai indeks keseragaman dan ln S (ln jumlah spesies) adalah indeks keanekaragaman maksimum. Indeks keseragaman menunjukkan distribusi jumlah individu dalam setiap spesies yang ada. Indeks keseragaman berkisar antara 0 – 1 menurut Setyobudiandy et al. (2009) yaitu :

0.00 < E ≤ 0.50 = keseragaman spesies tinggi 0.50 < E ≤ 0.75 = keseragaman spesies sedang 0.75 < E ≤ 1.00 = keseragaman spesies rendah

jika nilai indeks keseragaman mendekati 0 berarti dalam ekosistem tersebut terjadi kecenderungan dominansi spesies tertentu, sedangkan jika nilai mendekati 1 maka ekosistem berada pada kondisi relative stabil dan spesies individu merata (Krebs 1989). Menurut Bengen (2000), indeks keseragaman menyatakan pesebaran individu antar spesies yang berbeda.

Indeks Dominansi (C)

Nilai indeks keseragaman yang kecil biasanya menandakan adanya dominansi suatu spesies terhadap spesies- spesies lain. Dominansi suatu spesies yang cukup besar akan mengarah pada kondisi ekosistem atau komunitas yang labil atau tertekan (Odum 1971). Nilai dominansi ditentukan dengan rumus:

C = Σ Pi2 ………(4)

dimana Pi merupakan proporsi jumlah individu pada spesies ikan terumbu ke-i.

Kisaran nilai indeks dominansi terletak antar 0 – 1. Semakin mendekati 0 berarti cenderung tidak ada individu yang mendominansi dan merata, sebaliknya apabila mendekati 1 maka kecenderungan dominansi satu atau lebih spesies yang biasanya diikuti dengan nilai indeks keseragaman yang kecil (Setyobudiandi et al. 2009)

0.00 < C ≤ 0.50 = dominansi rendah 0.50 < C ≤ 0.75 = dominansi sedang 0.75 < C ≤ 1.00 = dominansi tinggi

Trofik Level

Trofik level merupakan tingkat kebiasaan makan suatu organisme dalam rantai makanan. Data konsumsi makanan diperoleh dari fishbase.org yang dihitung lalu ditotal persentase trofik level di daerah tersebut. Data persentase akan menampilkan perbedaan kebutuhan tingkat konsumsi ikan di lokasi tersebut (Madduppa 2014).

(16)

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitia dilakukan di perairan Pulau Pramuka dan sekitarnya yang berada di gugus Kepulauan Seribu. Lokasi ini merupakan daerah wisata yang sarat akan pengunjung untuk aktivitas snorkeling dan diving. Adapun lokasi yang paling banyak dikunjungi wisatawan adalah Pulau Pramuka dan Pulau Karya. Kedua pulau tersebut telah dilakukan transplantasi karang termasuk daerah Areal Perlindungan Laut (APL) dan juga di Taman Koleksi Pulau Pramuka.

Pulau Pramuka

Perairan Pulau Pramuka memiliki daerah transplantasi karang yang telah

dibangun sejak 2007 hingga saat ini yaitu selama 8 tahun berjalan (Soedharma dan Subhan 2007). Pada penelitian ini Pulau Pramuka dibagi menjadi dua lokasi yaitu Suar Pramuka dan Selatan Pramuka. Gambar 3 menunjukkan lokasi Suar Pramuka yang menggunakan minipyramid sebagai bahan dasar transplantasi yang terbuat dari beton.

Gambar 3. Lokasi Transplantasi Karang minipyramid di Suar Pramuka Pada lokasi Suar Pramuka transplantasi telah ditumbuhi karang digitet yang berukuran sekitar 15 - 20 cm dengan kedalaman perairan di lokasi yaitu 2 - 3 meter. Lokasi Selatan Pramuka ditunjukkan pada Gambar 4. Minipyramid dan rak rak kecil digunakan sebagai bahan dasar transplantasi menggunakan pipa paralon berbentuk persegi yang lebih mendominasi dan juga beton untuk minipyramid. Substrat dasar lokasi ini yaitu pasir.

(17)

7

Gambar 4. Lokasi Transplantasi Karang rak-rak kecil di Selatan Pramuka Lokasi transplantasi pada Selatan Pramuka sudah ditumbui berbagai jenis karang diantaranya adalah: Karang digitet, karang tabulet, karang massive, karang submassibe dan juga acropora branching. Karang-karang tersebut memiliki ukuran kurang lebih 1 meter lebarnya dengan substrat berpasir. Kedalaman perairan cenderung lebih dalam dibandingkan dengan Suar Pramuka yaitu kisaran 3 - 4 meter.

Pulau Karya

Pulau Karya termasuk kedalam gugusan Pulau Pramuka, Pulau Karya terletak di sebelah utara Pulau Panggang. Kedalaman perairan Pulau Karya berkisar antara 3 - 4 meter. Lokasi ini ditumbuhi karang massive yang berukuran kurang lebih 50 cm sampai 1 meter dan berbagai jenis karang lunak yang menempel di karang lainnya (Gambar 5). Bahan dasar transplantasi di lokasi ini menggunakan minipyramid yang terbuat dari beton. Substrat dasar perairan dilokasi ini merupakan pasir namun sudah dipenuhi dengan patahan karang.

(18)

8

Areal Perlindungan Laut

APL atau Areal Perlindungan Laut (Gambar 6) merupakan lokasi transplantasi karang yang diupayakan oleh Taman Nasional Kepulauan Seribu. Lokasi ini dikembangkan secara berkala oleh balai kelautan sekitar sebagai lokasi pendidikan. Kedalaman perairan di lokasi ini berkisar antara 3 - 4 meter. Perairan lokasi APL memiliki terumbu karang yang cenderung beragam, namun masih berukuran kecil yaitu berkisar antara 30 – 50 cm.

Hasil transplantasi terumbu karang pada Areal Perlindungan Laut didominasi oleh karang digitet dan karang bercabang. Adapun terumbu karang di lokasi ini ditumbuhi banyak alga yang menempel di terumbu karang, Substrat dasar perairan Areal Perlindungan Laut tersusun atas pasir berlumpur. Area ini sudah banyak mengalami kerusakan dengan banyaknya patahan karang yang ditemukan.

Gambar 6. Lokasi Transplantasi Karang minipyramid di APL

Taman Koleksi

Taman Koleksi (TaKol) merupakan area transplantasi karang yang baru direalisasikan (Gambar 7). Hal ini dikarenakan TNKpS harus menentukan lokasi yang terisolir dari pengaruh antropogenik. Lokasi ini berada diantara Pulau Pramuka, Pulau Panggang dan juga Areal Perlindungan Laut. Taman Koleksi didominasi oleh karang digitet. Adapun jenis karang lain yaitu karang folios yang memiliki beragam warna dari hijau sampai ungu. Warna – warna yang hasilkan oleh terumbu karang yang ada di lokasi ini sangatlah menarik dan indah. Lokasi ini cenderung lebih kecil dibandingkan dengan lokasi penelitian lainnya, hal ini membuat ikan terumbu yang ditemukan memiliki kelimpahan yang paling sedikit dibandingkan dengan lokasi penelitian lainnya.

(19)

9

Gambar 7. Lokasi Transplantasi Karang rak-rak kecil di Taman Koleksi Kedalam perairan lokasi ini cenderung dangkal hanya berkisar antara 1 – 2 meter. Penggunaan rak-rak kecil berbentuk persegi digunakan sebagai bahan dasar transplantasi dengan menggunakan pipa paralon sebagai material dasar.

Kualitas Air

Kualitas air laut dapat berpengaruh pada pertumbuhan terumbu karang. Parameter yang diambil untuk mengukur kualitas perairan adalah suhu dan salinitas. Hasil pengujian kualitas air laut di perairan Gugusan Pulau Pramuka terdapat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kualitas Air di Stasiun Pengambilan Data. Parameter

Fisika Perairan

Stasiun

Suar Pramuka

Karya APL TaKol Selatan

Pramuka

Suhu (oC) 29.8 30.2 28.9 30.1 30.1

Salinitas (ppt) 30 31 29 31 31

Hasil pengamatan kualitas air di lokasi transplantasi karang Gugusan Pulau Pramuka yang menjadi lokasi penelitian berada pada kisaran suhu antara 28.90C sampai 30.10C. Menurut Kordi dan Tancung (2007), kisaran suhu optimal di perairan tropis adalah 290C - 320C, namun menurut Castro dan Huber (2003) kisaran suhu 30oC hingga 35oC dapat ditoleransi oleh habitat terumbu karang. Menurut Boyd dan Lichtkoppler (1979), suhu optimal bagi pertumbuhan ikan tropis berkisar antara 250C – 320C. Suhu perairan mempengaruhi aktivitas metabolisme ikan dan sangat berkaitan erat dengan oksigen terlarut dan konsumsi oksigen oleh ikan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa suhu di lokasi penelitian sesuai untuk pertumbuhan terumbu karang dan cocok untuk habitat ikan terumbu.

Pengukuransalinitas yang telah diukur sebelumnya berkisar antara 29 – 31 ppt sesuai dengan kisaran toleransi terumbu karang. Kisaran salinitas optimal

(20)

10

untuk pertumbuhan terumbu karang adalah 32 hingga 35 ppt (Nybakken 1988). Menurut Laevastu & Hayes (1982) bahwa setiap jenis ikan memiliki kemampuan yang berbeda untuk beradaptasi dengan salinitas perairan laut, meskipun ada yang bersifat eurihaline namun sebagian besar bersifat stenohaline. Sementara itu menurut Kordi dan Tancung (2007), salinitas air berpengaruh terhadap tekanan osmotik air dan semakin tinggi salinitas akan semakin besar tekanan osmotiknya yang berpengaruh terhadap biota perairan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa salinitas di lokasi penelitian sesuai untuk habitat ikan terumbu dan ekosistem terumbu karang.

Kelimpahan Ikan terumbu di Stasiun Pengambilan Data

Ikan terumbu yang ditemukan di 5 stasiun pengambilan data berjumlah 1126 individu. Nilai tersebut merupakan penjumlahan dari ikan terumbu yang ditemukan di 13 transek yang ada di lokasi pengambilan data. Jumlah individu ikan terumbu disajikan dalam Lampiran 1. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa jumlah individu ikan terumbu yang diperoleh dari jumlah rata-rata pada lokasi transplantasi di daerah Suar Pramuka yaitu ±113 ind/100m2 , sedangkan didaerah

Pulau Karya berjumlah ±85 ind/100m2. Pada hari ke-2 jumlah individu ikan yang berada di Areal Perlindungan Laut yaitu ±72 ind/100m2, selanjutnya di daerah Taman Koleksi Pulau Pramuka yaitu berjumlah ±30 ind/100m2 dan yang terakhir di Selatan Pramuka yaitu berjumlah ±119 ind/100m2.

Gambar 8. Kelimpahan Rata-Rata Individu Ikan

Data yang diperoleh menunjukkan adanya perbedaan yang cukup signifikan di Taman Koleksi yang terdapat pada gambar 7. Perbandingan yang dapat dilihat yaitu transek transplantasi karang yang masih ditumbuhi karang berukuran kurang lebih 15 – 30 cm besarnya. Kelimpahan ikan yang terdapat pada Selatan Pramuka (Gambar 4) memiliki kelimpahan terbanyak dari 5 lokasi yang diteliti. Ukuran karang yang terdapat pada Selatan Pramuka berkisar antara 50cm

(21)

11 – 1m yang membuat spesies ikan mayor memiliki habitat yang luas dan sesuai dengan kebutuhan ikan terumbu, hal ini disebabkan tempat yang sesuai dan tersedianya makanan menarik spesies ikan tertentu untuk datang (Yayat et al. 2003). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan komponen dasar transplantasi karang mempengaruhi kelimpahan ikan. Penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Aini (2014) di lokasi transplantasi Pulau Panggang memiliki kelimpahan 275 individu, sehingga perolehan data ikan meningkat sekitar 75% dari perolehan data sebelumnya. Penelitian ini membuktikan bahwa transplantasi karang memiliki peranan untuk keberlangsungan ekosistem karang yang menjadi habitat ikan terumbu.

Ikan terumbu yang ditemukan pada 5 lokasi transplantasi gugusan Pulau Pramuka berjumlah 1126 individu memiliki famili yang beragam. Dilihat dari penampakkan terumbu karang yang terdapat pada lokasi penelitian dapat dikatakan bahwa, spesies ikan terumbu yang ditemukan mayoritas merupakan dari famili ikan mayor (Madduppa 2014). Famili ikan mayor atau biasa disebut dengan ikan penghuni tetap daerah terumbu karang yaitu Pomacentridae dan juga Labridae. Seluruh famili ikan yang ditemukan dilokasi lebih dari 50% merupakan ikan mayor. Seluruh famili ikan yang ditemukan di stasiun pengambilan data adalah Apogonidae, Blenniidae, Caesionidae, Chaetodontidae, Diodontidae, Haemulidae, Holocentridae, Labridae, Monacanthidae, Nemipteridae, Pinguipedidae, Pomacentridae, Scaridae, Scorpaenidae, Serranidae dan Siganidae (Gambar 9). Famili ikan yang ditemukan berjumlah 16 famili yang terdiri dari 51 spesies. Menurut Madduppa et al. (2013) telah menemukan 29 famili dan 216 spesies ikan yang terdapat di Kepulauan Seribu sehingga ikan yang ditemui di Pramuka hanya 25% dari spesies ikan yang ada di Kepulauan Seribu.

Famili Pomacentridae sangat dipengaruhi oleh karakteristik morfologi dari substrat, bahkan beberapa spesies diantaranya cenderung menggunakan karang sebagai sumber makanan, sehingga diduga perubahan habitat dengan adanya rak dan substrat pada daerah transplantasi karang menarik ikan-ikan dari famili ini (Roberts dan Ormond 1987 dalam Karnan 2000).

(22)

12

Pengamatan yang dilakukan disetiap stasiun, Famili Labridae memiliki kelimpahan terbesar kedua setelah Pomacentridae hal ini dikarenakan karakteristik Famili Labridae sebagai ikan yang mayoritas menetap pada suatu lokasi atau mengelompok di suatu bentuk terumbu tertentu (Madduppa 2014). Famili lain memiliki berbagai peranan penting seperti sebagai ikan indikator, jumlah individu dari famili Chaetodontidae dapat dijadikan indikator bahwa proses pertumbuhan karang buatan terjadi, karena famili Chaetodontidae merupakan ikan pemakan koralit karang (Froese dan Pauly 2008). Ditemukannya family Apogonidae yang cenderung ikan nokturnal pun merupakan hal yang tidak asing dikarenakan ikan jenis ini akan berdiam disuatu lokasi terumbu karang yang bercabang atau diantara karang karang besar dan tidak akan bergerak hingga waktu untuk mencari makan (Madduppa 2014).

Famili ikan yang ditemukan memiliki pengaruh dalam jaring makanan. Spesies ikan yang diperoleh dari penelitian ini memiliki karakteristik makanan yang bervariasi sesuai dengan bentuk mulut ikan, pola makan, dan juga daerah tinggal spesies ikan tersebut (Madduppa 2014). Hasil trofik level yang ditemukan yaitu ada 5 jenis makanan yang dikonsumsi oleh setiap spesies yaitu coralitivora, herbivora, karnivora, omnivora dan juga planktivora. Berikut merupakan grafik trofik level yang diperoleh di lokasi transplantasi terumbu karang yang tertera pada Gambar 10.

Gambar 10. Trofik Level Komunitas Ikan Di Lokasi Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa omnivora merupakan tingkatan trofik level tertinggi, hal ini dikarenakan famili Pomacentridae dan famili Labridae mendominasi ekosistem terumbu karang sebagai ikan mayor (Madduppa, 2009). Ikan terumbu yang bersifat coralitivora dihuni oleh Chaetodontidae dan Apogonidae, coralitivora merupakan sifat makan ikan yang mengkonsumsi karang sebagai bahan makanannya. Planktivora atau pemakan plankton merupakan kebiasaan makan spesies Caesio cunning yang hanya ditemukan di stasiun Selatan Pramuka. Famili Monachantidae dan Scaridae merupakan famili ikan herbivora

(23)

13 atau pemakan algae yang menempel pada karang. Karnivora atau pemakan ikan – ikan kecil didominasi oleh Haemulidae, Holocentridae, Nemipteridae, Pinguipedidae, Scorpaenidae, dan Serranidae.

Struktur Komunitas Ikan terumbu

Struktur komunitas : Keanekaragaman (H’), keseragaman (E) dan dominansi (C) merupakan kajian indeks yang sering digunakan untuk menduga kondisi suatu lingkungan perairan berdasarkan komposisi biologis. Kondisi perairan dikategorikan baik bila di peroleh nilai indeks keanekaragaman dan keseragaman yang tinggi serta dominansi yang rendah. Nilai Rata-rata keanekaragaman, keseragaman dan dominansi disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5 Nilai Rata-Rata Indeks Keanekaragaman, Keseragaman dan dominansi Stasiun Indeks Suar Pramuka Pulau Karya Areal Perlindungan Laut Taman Koleksi Selatan Pramuka H’ 2.64±0.12 2.88±0.02 2.01±1.12 2.13±0.08 2.57±0.10 E 0.75±0.03 0.80±0.00 0.60±0.33 0.75±0.03 0.75±0.03 C 0.11±0.01 0.07±0.00 0.05±0.05 0.15±0.00 0.10±0.02

Kondisi ikan terumbu pada stasiun pengamatan berada dalam kondisi cukup baik. Nilai indeks keanekaragaman rata-rata dari 5 stasiun pengambilan data berkisar antara 2,01-2,88 . Hasil ini termasuk dalam kategori sedang dan mengindikasikan bahwa penyebaran setiap spesies ikan terumbu merata, sehingga kestabilan dalam komunitas yang terjadi berada pada kondisi normal (Wibisono 2005). Menurut Maddupa et al. (2007) nilai indeks keanekaragaman di pulau seribu berkisar antara 1,076 - 2,303 sehingga nilai yang diperoleh memiliki keanekaragaman yang lebih stabil dan sesuai dengan ekosistem terumbu karang di Kepulauan Seribu. Kondisi terumbu karang pada Gambar 5 menunjukkan bahwa lokasi transplantasi yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan hidup ikan terumbu. Ikan terumbu yang memiliki nilai keanekaragaman yang stabil dikarenakan banyaknya jenis karang yang berhasil ditransplantasi dan juga bentuk minipyramid sebagai metode dasar transplantasi membuat tempat berlindung ikan terumbu semakin banyak dan lebih aman (Soedharma dan Subhan 2007), sehingga ekosistem menjadi lebih stabil.

Nilai indeks keseragaman rata-rata dari 5 stasiun pengambilan data berkisar antara 0,60-0,80. Nilai tersebut masuk dalam kategori keseragaman tinggi dan komunitas stabil (Setiobudiandi et al. 2009). Nilai indeks dominansi rata-rata dari 5 stasiun pengambilan data sebesar 0.096. Nilai indeks dominansi yang terhitung ini mendekati 0 atau berada dalam kategori yang rendah (Setiobudiandi et al. 2009), sehingga tidak ada 1 spesies ikan terumbu tertentu yang mendominasi spesies. Perolehan hasil struktur komunitas menunjukkan bahwa keanekaragaman yang sedang berbanding lurus dengan keseragaman yang stabil dan juga tingkat dominansi yang rendah karena tidak ada spesies yang mendominansi di wilayah tersebut.

(24)

14

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Famili ikan terumbu yang ditemukan di lokasi transplantasi karang perairan Pulau Pramuka dan sekitarnya berjumlah 16 famili dan terdiri dari 51 spesies yang memiliki total 1126 individu. Famili yang paling banyak ditemui adalah Pomacentridae dan famili Labridae. Nilai rata-rata indeks keanekaragaman pada stasiun pengamatan dalam kategori sedang sehingga kestabilan dalam komunitas yang terjadi berada dalam kondisi normal. Nilai rata-rata indeks keseragaman pada stasiun pengamatan termasuk dalam kategori keseragaman tinggi dan komunitas stabil. Nilai rata-rata indeks dominansi yang terhitung di stasiun pengamatan berada mendekati nilai 0 atau berada dalam kategori dominansi yang rendah.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai struktur komunitas ikan terumbu di lokasi transplantasi karang kepulauan seribu secara berkala dan berlanjut. Hal tersebut disebabkan komunitas ikan terumbu dipengaruhi oleh pertumbuhan karang yang ada di wilayah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Aini A. 2014. Struktur Komunitas Ikan di Daerah Budidaya Pulau Panggang, Kepulauan Seribu. [Skripsi] IPB : Bogor.

Allen GR, Steene R, Humann P, Deloach N. 2003. Reef Fish Identification Tropical Pacific. Australia New World Publications.

Allen GR, Werner TB. 2002. Coral reef fish assessment in the ‘Coral Triangle’ of Southeastern Asia. Environ Biol Fish 65: 209-214.

Bengen DG. 2000. Sinopsis: Teknik pengambilan contoh dan analisis data biofisik sumberdaya pesisir. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Fakultas Perikanan dan llmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

Boyd CE and Lichtkoppler. 1979. Water quality in warmwater fish ponds. Fourt printing. Aurburn University, Alabama, USA. 359p.

Carrasson M, Cartes JE. 2002. Trophic relationships in a Mediterranean deep - sea fish community :partition of food resources, dietary overlap and connections within the benthic boundary layer. Mar Ecol Prog Ser 241:41- 55.

Castro P, Huber M. 2003. Marine Biology. 4th Ed. McGraw-Hill Higher Education: New Jersey.

Choat JH, Bellwood DR. 1991. Reef fishes: Their history and evolution. Hal. 39-66. In Sale, P.F.(Ed.). The ecology of fishes on coral reefs. Academic Press Inc. California. xviii + 754 h.

Chou LM. 2000. Southeast Asian Reefs – Status Update: Cambodia, Indonesia, Malaysia, Philipines, Singapore, Thailand, and Vietnam. In: C. Wilkinson (ed). 2000. Status of Coral Reefs of The World: 2000. AIMS Cape Ferguson, Queensland and Dampier, Western Australia. pp.117-129.

(25)

15 Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta : Kanisius.

Coremap. 2006. Modul Pengenalan Terhadap Ekosistem Terumbu Karang. Coremap fase II Kabupaten Selayar – Yayasan Lanra Link Makassar: Benteng.

English S, Baker VJ, Wilkinson C. 1994. Survey manual for tropical marine resources. Hal. 34–80. Asean-Australian Marine Project Australia. xii + 368h.

Froese R, Pauly D. 2008. FishBase. World Wide Electronic Publication. http://www.fishbase.org/summary/spesiessummary.ID.genusname=??speci esname=??.php. [20 September 2008].

Hixon MA. 1991. Predation as a process structuring coral reef fish communities. In: Sale PF (ed). The ecology of fishes on coral reefs. Academic press. San Diego.

Karnan. 2000. Asosiasi Spasio-Temporal Komunitas Karang dengan Bentuk Pertumbuhan Karang di Perairan barat Daya Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. [Tesis]. Program Pascasarjana IPB. Bogor. 77 hlm.

Kenchington RA. 1978. Coral reef Management Handbook. UNESCO Regional Office and Technology for South-EastAsia. Jakarta.

Lieske, E and Myers, R., 2001. Reef Fishes of The World. London : Harper Collins Publisher.

Kordi MGH dan Tancung A. 2007. Pengelolaan kualitas air dalam budidaya perairan. Rineka Cipta. Jakarta.Hlm.:208.

Krebs CJ. 1972. Ecology: The Experimental Analysis of Distribution and Abudance. Harper and Row Publishing. New York.

Laevastu T, Hayes M. 1982. Fisheries oceanography and ecology. Fishing News Book, Ltd. Farnham. Surrey. England. 199p

Legendre L, Legendre P. 1983. Numericaal Ecology. Elsevier Publishing Scientific Company, Amsterdam.

Lieske E and Mayers R. 2001. Coral Reef Fishes Indo – Pacific and Carribean. Collins, England.

Madduppa H, Subhan B, Bachtiar R, Ismet MS, Budikartini Y, Bria D. 2007. Prospek Terumbu Buatan Biorock Dalam Peningkatan Sumberdaya Ikan Di Kepulauan Seribu Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang. COREMAP II. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta. Madduppa H. 2009. Tipe Ikan Penghuni Terumbu Karang. http://netsains.net

/2009/12/tipe-ikan-penghuni-terumbu-karang/ [30 Juli 2015].

Madduppa H, Subhan B, Agus SB, Farhan AR, Suhendra D. 2012. Fish biodiversity in coral reef and lagoon at the Maratua Island, East Kalimantan. Biodiversitas 13: 145-150.

Madduppa H. 2014 . Bioekologi dan Biosistematika Ikan Terumbu. Bogor : IPB PRESS.

Nybakken JW. 1988. Biologi laut: Suatu pendekatan ekologis. Terj. dari Marine biology: An ecological approach, oleh Eidman M., Koesoebiono, Bengen D.G., Hutomo M. & Sukardjo S., xv + 459 hlm. PT Gramedia, Jakarta. Odum, E.P. 1971. Dasar-dasar ekologi. Hal. 174-200. Diterjemahkan oleh: T.

Samingan dan B. Srigandono. Fundamentals of ecology. Gadjah Mada University Press. 629 h.

(26)

16

Reese ES. 1981. Predation on corals by fishes of the family Chaetodontidae: Implication for conservation and management of coral reef ecosystem. Bulletin Marine Science 31: 594-604.

Robertson DR, Sweatman HPA, Fletcher EA, Cleland MG. 1976. Schooling as a mechanism for circumventing the territoriality of competitors. Ecology 57: 1208-1220.

Sadarun. 1999. Transplantasi Karang Batu di Kepulauan Seribu Teluk Jakarta. Institut Pertanian Bogor

Setyobudiandi I, Sulistiono, Yulianda F, Kusmana C, Hariyadi S, Damar A, Sembiring A, dan Bahtiar. 2009. Sampling dan analisis data perikanan dan kelautan; terapan metode pengambilan contoh di wilayah pesisir dan laut. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan : IPB. Bogor.Hlm.: 312. Soedharma D, Arafat D. 2005. Perkembangan Transplantasi Karang di Indonesia.

Soedharma D, Rahardjo MF, Ferinaldy, Susilowati SE, Arafat D (Ed). Prosiding Seminar Transplantasi. Bogor, 8 September 2005. PPLH, LPPM. IPB.

Soedharma D, Subhan B. 2007. Transplantasi karang saat Ini dan Tantangannya di Masa Depan pada Prosiding Musyawarah Nasional Terumbu Karang I. Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang. COREMAP II. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Subhan B, Madduppa H, Arafat D, Himawan MR, Ramadhana HC, Pasaribu R. 2014. Kehidupan Laut Tropis : Tulamben. Bogor IPB PRESS.

Subhan B, Madduppa H, Arafat D, Soedharma D. 2014. Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan. Bogor: KSKP-IPB dan PERHEPI. Jurnal rumusan kajian strategis bidang pertanian dan lingkungan. Vol 1(3) : 159 - 164.

Suharsono. 1996. Jenis- Jenis Karang Yang Umum Dijumpai di Perairan Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut No.50 Th. 1988/1989. Edisi khusus. BPPL, Jakarta.

Utami U. 2005. Hubungan mutualisme terumbu karang dengan ikan-ikan terumbu: suatu realita dari berbagai wilayah laut. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang. Saintika : jurnal ilmiah sains. Vol : 2-2.

Wibisono MS. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. Jakarta : UI Press.

Wotton RJ. 1992. Fish ecology (Tertiary Level Biology). Blackie and son, New York.

Yayat D, Djalinda S, Herman H. 2003. Struktur Komunitas Ikan Karang di Daerah Transplantasi Karang Pulau Pari, Kepulauan Seribu. Jurnal Iktiologi Indonesia. 3(2): 87-94

Zamani NP, Maduppa HH. 2011. A Standard Criteria for Assesing the Health of Coral Reefs: Implication for Management and Conservation. Journal of Indonesia Coral Reefs. Coral Reef Habitat Journal. Vol 1(2):137-146. Zamani NP, Subhan B, Madduppa HH, Bachtiar R, Desisitano M, Maulina T.

2010. Pengaruh Biorock Terhadap Keragaman dan Kelimpahan Ikan Karang di Tanjung Lesung Banten. Prosiding Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang. COREMAP II. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

(27)

17

Lampiran 1 Tabel Kelimpahan Ikan

1 2 1 2 3 1 2 3 1 2 1 2 3

apogonidae apogon compressus 0 0 2 0 12 15

apogonidae archamia zosterophora 0 13 17

blenniidae Meiacanthus grammistes 3 0 5 0 0

caesionidae Caesio cuning 0 7 15

chaetodontidae Chaetodon octofasciatus 1 4 2 1 4 0 2 3 4 0 5 2 4

chaetodontidae Heniochus pleurotaenia 1 0 0

diodontidae diodon liturosus 0 0 1

haemulidae Plectorhinchus chaetodonoides juvenil 0 1 2 0 0 1

holocentridae sargocentron rubrum 1 0 3 3 0 0

labridae choerodon anchorago 1 0 2 2 1 2 0 0

labridae Thalassoma lutescens 0 2 1 0 1 0 2 1

labridae Thalassoma lunare 1 2 0 1 1 0 1 2 1 0 1 0 1

labridae Cheilinus fasciatus 0 0 1 1 1 0 1 2 5

labridae hemigymnus melapterus 1 0 2 0 1 2 1 3 1 0 1 2 2

labridae halichoeres hortulanus 0 1 2 1 1 0 1 2 1 1

labridae stethojulis trilineata 1 0 0 1 0

labridae labroides dimidiatus 6 5 3 6 0 0 0 4 0 3 4 3 0

labridae cheilinus trilobatus 0 1 0 2 1 2 1 0

labridae coris schroederi 1 1 0 2 0

monacanthidae Pseudomonacanthus macrurus 1 0 0 0 1

monacanthidae acreichthys tomentosus 0 1 0 1 0 1 0 0

monacanthidae aluterus scriptus 1 0 1 0 0

nemipteridae pentapodus trivittatus 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0

nemipteridae scolopsis bilineata 1 2 0 2 4

nemipteridae scolopsis margaritifera 0 2 2 0 1 2 1 1 1 1 0 1 2

nemipteridae scolopsis lineata 3 4 1 0 1 0 0

pinguipedidae parapercis sp 0 1

pinguipedidae Parapercis hexophthalma 0 1 1 1 0

pomacentridae Dascyllus carneus 0 2 7

pomacentridae amblyglyphidodon curacao 0 4 0 2 7 7 6 10 3 5 4 5 11

pomacentridae dascyllus trimaculatus 1 2 4 7 6 1 2 4 2 1 0 3 2

pomacentridae neopomacentrus azysron 9 21 1 1 4 10 5 0

pomacentridae pomacentrus mollucensis 5 0 0 2 0 7 9 0 7 0 10

pomacentridae dischistodus prosopotaenia 5 0 7 3 0 2

pomacentridae chromis viridis 5 0 0 2 3 15 5 9 10 7 15 20 40

pomacentridae pomacentrus auriventris 7 5 12 1 0 0 0 3

pomacentridae chromis atripectoralis 9 11 2 0 0 4 1 2 6 0 5 6 2

pomacentridae Abudefduf sexfaciatus 6 9 5 9 4 15 2 8 0 2 11 9 8

pomacentridae Abudefduf vaigensis 27 23 12 6 8 4 3 6 16 10 0

pomacentridae pomacentrus taeniometopon 1 1 3 4 8 2 1

pomacentridae pomacentrus chrysurus 0 4 0 2 0 2 0 0

pomacentridae Hemiglyphidodon plagiometopon 1 0 0 4 2 1

scaridae Scarus niger 0 0 2 1 0 2

scaridae chlororus sordidus 0 3 4 6 10 0 3 7

scaridae scarus rivulatus 15 5 10 5 15 5 2 6 0 3 5 0 0

scorpaenidae pterois volitans 0 0 1

serranidae Cephalopholis boenak 1 1 1 2 1 1 0

siganidae Siganus guttatus 0 0 7

siganidae siganus virgatus 8 6 4 0 4 4 2 8 0 4 6

108 118 78 72 115 83 48 85 34 27 96 108 154 luasan ind/100m2 pinguipedidae pomacentridae scaridae scorpaenidae serranidae siganidae diodontidae haemulidae holocentridae labridae monacanthidae nemipteridae

TAKOL Selatan Pramuka apogonidae

blenniidae caesionidae chaetodontidae

(28)

18

Lampiran 1 Spesies Ikan Karang

Apogon compressus Archamia zosterophora Meiachantus grammistes Caesio cuning Chaetodon octofasciatus Heniochus pleurotaenia Thalasoma lunare Cheilinus fasciatus Hemigymnus melapterus Halichoeres hortulanus Stethojulis trilineata Labroides dimidiatus

(29)

19 Cheilinus trilobatus Coris schroederii Pseudomonacanthus macrurus Acreichthys tomentosus Aluterus scriptus Pentapodus trivittatus Scolopsis bilineata Scolopsis margaritifera Scolopsis lineata Parapercis sp Parapercis hexophthalma Dascyllus carneus

(30)

20 Amblyglyphidodon curacao Dascyllus trimaculatus Neopomacentrus azysron Pomacentrus mollucensis Dischistodus prosopotaenia Chromis viridis Pomacentrus auriventris Chromis atripectoralis Abudefduf sexfaciatus Abudefduf vaigensis Pomacentrus taeniometopon

(31)

21 Pomacentrus chrysurus Hemiglyphidodon plagiometopon Scarus niger Chlororus sordidus Scarus rivulatus Pterois volitans Cephalopholis boenak Siganus guttatus Siganus virgatus

(32)

22

Lampiran 2 Terumbu Karang

Digitate Fungia Platygira coral submassive tabulate Heliopora Soft coral coral massive coral branching

(33)

23

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta 11 Juni 1993 merupakan anak ke-dua dari tiga bersaudara dari pasangan Ayah Ricky Hidayat Tarmuji dan Ibu Helen. Pada tahun 2011 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Bogor dan pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur SNMPTN Undangan pada Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Selama kuliah di Institut Pertanian Bogor, penulis aktif dalam kegiatan PORIKAN dan OMI sebagai atlet Basket maupun Futsal, aktif mengikuti kegiatan HIMITEKA seperti Have Fun With Himiteka. Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapang di Budidaya Pengembangan Sidat Menjadi Kabayaki Di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat.Penulis mengikuti sertifikasi selam One Star Scuba Diver (A-1) POSSI tahun 2013.

Untuk menyelesaikan studi di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, penulis melakukan penelitian dengan judul “Struktur Komunitas Ikan Di Lokasi Transplantasi Karang Di Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta.

Gambar

Gambar 1. Peta Lokasi Wilayah Penelitian Komunitas Ikan Di  Transplantasi Karang, Kepulauan Seribu
Tabel 2 Alat dan bahan pengamatan struktur komunitas ikan terumbu
Gambar 3. Lokasi Transplantasi Karang minipyramid di Suar Pramuka  Pada  lokasi  Suar  Pramuka  transplantasi  telah  ditumbuhi  karang  digitet  yang  berukuran  sekitar  15  -  20  cm  dengan  kedalaman    perairan  di  lokasi  yaitu  2  -  3   meter
Gambar 4. Lokasi Transplantasi Karang rak-rak kecil di Selatan Pramuka  Lokasi transplantasi pada Selatan Pramuka sudah ditumbui berbagai jenis karang  diantaranya  adalah:  Karang  digitet,  karang  tabulet,  karang  massive,  karang  submassibe dan juga
+5

Referensi

Dokumen terkait

Bank Syariah mandiri merupakan bank yang menerapkan hukum islam di dalamnya, pengawasan terhadap seluruh karyawan merupakan hal yang penting pada setiap

Batang tarik (Trackstang) berfungsi untuk mengurangi lendutan gording pada arah.. sumbu x (miting atap) sekaligus untuk mengurangi tegangan lendutan yang timbul

b) Memerintahkan kepada Badan Kehakiman yang berwenang untuk mengadakan pengusutan, pemeriksaan dan penuntutan secara hukum. Melihat situasi yang demikian dan kehidupan

Penggunaan gedung dan material adalah menggunakan material bekas bangunan lama dan/atau dari tempat lain untuk mengurangi kebutuhan akan bahan mentah yang baru, sehingga

project-based learning, problem-based learning, dan discovery learning telah direkomendasikan oleh kurikulum 2013 sebagai strategi efektif dalam pembelajaran

Suatu kepemimpinan tentu saja tidak berdiam diri begitu saja. Ia juga memiliki fungsi dan peran yang harus dilaksanakan untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang

[r]

Dalam penulisan ilmiah ini penulis akan menjelaskan tentang pembuatan program aplikasi peminjaman buku perpustakaan dengan menggunakan bahasa pemrograman visual basic 6.0.