• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Web Portal Landing Page E-Commerce Dengan Pola Single Page Application

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan Web Portal Landing Page E-Commerce Dengan Pola Single Page Application"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

Pengembangan Web Portal Landing Page E-Commerce Dengan Pola Single

Page Application

Alif Sani Ekasmara1, Nurudin Santoso2

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1saniekasmara@gmail.com, 2nurudin.santoso@ub.ac.id

Abstrak

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Google dan Temasek pada tahun 2018, Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang besar. Hal ini akan sangat baik jika pelaku bisnis di Indonesia dapat memanfaatkan potensi tersebut. Namun pelaku bisnis di Indonesia yang didominasi oleh pelaku skala kecil dan menengah (UMKM) akan memiliki beberapa masalah jika harus mengembangkan website bisnisnya sendiri. Untuk mengatasi masalah berikut maka dikembangkan sebuah website portal landing

page e-commerce. Dengan banyaknya data yang diolah dan di-transfer antar server dan client maka

sistem akan dikembangkan dengan pola single-page application. Sistem akan dikembangkan dengan model prototyping pada proses pengembangannya. Antarmuka sistem dikembangkan dengan library ReactJS dan pada server menggunakan NodeJS dan Express framework. Komunikasi antar server dan

client dilakukan dengan JSON. Hasil dari penelitian didapatkan ada 3 aktor, 41 kebutuhan fungsional,

dan 3 kebutuhan non-fungsional. Pengujian system dilakukan dengan pengujian white-box dan

black-box. Hasil dari pengujian tiap kebutuhan didapati 100% valid.

Kata kunci: single-page application, e-commerce, prototyping, portal, white-box, black-box, landing

page.

Abstract

Based on studies conducted by Google and Temasek in 2018, Indonesia has great digital economic potential. This will be very good if business people in Indonesia can exploit this potential. But businesses in Indonesia which are dominated by small and medium scale entrepreneurs (MSMEs) will have some problems if they have to develop their own business websites. To overcome the following problem, an e-commerce landing page portal website was developed. With so much data being processed and transferred between servers and clients, the system will be developed using a single-page application pattern. The system will be developed with a prototyping model in the development process. The system interface was developed with the ReactJS library and on the server using NodeJS and Express framework. Communication between server and client is done with JSON. The results of the study found that there were 3 actors, 41 functional needs, and 3 non-functional needs. System testing is done by white-box and black-box testing. The results of testing each need found 100% valid.

Keywords: single-page application, e-commerce, prototyping, portal, white-box, black-box, landing page.

1. PENDAHULUAN

Ekonomi digital di Indonesia menjadi salah satu ekonomi yang melaju sangat pesat. Ekonomi digital Indonesia adalah yang terbesar dan paling cepat berkembang di kawasan ASEAN, dengan capaian 27 miliar dollar Amerika pada tahun 2018 dan diprediksi untuk tumbuh ke 100 miliar dollar Amerika pada 2025 (Google TEMASEK, 2018). Salah satu bidang ekonomi digital di Indonesia yang digemari

adalah e-commerce. E-commerce bukanlah suatu hal yang asing lagi bagi penduduk Indonesia apalagi di kalangan anak muda. Belanja melalui

e-commerce memberikan banyak keuntungan

selain mudah dan tidak perlu keluar rumah, dengan banyaknya penjual yang ada pada

e-commerce memberikan banyak pilihan dari jenis

produk hingga harga yang ditawarkan pun beragam. Pasar e-commerce di Indonesia diprediksi akan naik 41% dari tahun 2018 yaitu sebesar 53 miliar dollar Amerika dari 12.2 miliar dollar Amerika (Google TEMASEK, 2018).

(2)

Pelaku bisinis di Indonesia didominasi oleh usaha skala rumahan atau dapat dikategorikan sebagai usaha mikro kecil menengah (UMKM). Dengan besarnya pasar e-commerce di Indonesia maka diharapakan pelaku usaha dapat memanfaatkan e-commerce untuk memperluas pemasaran produk yang dimiliki dan memperdalam penetrasi pasar. Untuk itu biasanya pelaku usaha akan membuat website-nya sendiri, namun hal ini memiliki kelemahan selain biaya pengembangan yang besar sehingga tidak cocok untuk usaha kecil dan dalam hal pemeliharaan juga susah untuk pelaku usaha yang memiliki pengetahuan yang kurang tentang teknologi informasi. Oleh karena itu perlu adanya sebuah aplikasi portal landing page

e-commerce yang akan menjadi sebuah situs yang

memiliki tujuan spesifik yaitu melakukan jual beli yang mengumpulkan banyak sumber ke dalam satu website dalam bentuk yang seragam. Sehingga selain akan mengakomodasi tren yang ada saat ini pembeli lebih suka mengakses aplikasi yang memberikan banyak pilihan dalam satu aplikasi (Kestenbaum, 2017), penjual yang tergabung dalam website memliki peluang yang lebih besar untuk produknya dapat diketahui, dan yang paling penting adalah penjual tidak perlu khawatir dan repot dalam melakukan pemeliharaan website yang dipakai karena semua menjadi tanggung jawab dari penyedia

website.

Website yang dikembangkan dengan arsitektur tradisional bekerja dengan cara melakukan request ke server yang kemudian

server akan mengembalikan data yang diminta.

Data yang dikembalikan oleh server ini biasanya memiliki ukuran cenderung besar karena memang kebutuhannya besar. Package yang dikirim oleh server biasanya berisi data html, css, dan lain-lain maka diperlukan adanya banyak user interface agar konten dapat ditampilkan sesuai rancangan. Hal ini tentunya membebani server ketika pengguna ingin mendapatkan konten yang lain, server harus mengirimkan semua sumber daya yang dibutuhkan berulang-ulang. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat digunakan

asynchronous javascript dan XML (AJAX). Single-page application (SPA) sesuai nama

-nya adalah sebuah aplikasi yang hanya perlu memuat satu halaman (Flanagan, 2006).

Single-page application bekerja dengan cara website

melakukan penulisan ulang pada halaman yang digunakan user ketimbang harus memuat ulang seluruh halaman. Dengan menggunakan

single-page application maka aplikasi cenderung

menjadi lebih cepat karena interaksi antara client dengan server hanya sebatas pertukaran data dan dengan menggunakan single-page application

back-end yang telah dibuat dapat digunakan

ulang untuk pengembangan aplikasi mobile. Berdasarkan permasalahan tersebut maka diperlukan aplikasi web portal landing page

e-commerce yang tidak memberatkan server

dalam transaksi data, hal ini dapat dicapai dengan penggunaan teknologi single page

application (SPA). Oleh karena itu penulis

mengambil inisiatif untuk mengajukan penelitian berjudul “PENGEMBANGAN WEB

PORTAL E-COMMERCE DENGAN POLA SINGLE PAGE APPLICATION”.

2. LANDASAN KEPUSTAKAAN

2.1. Kajian Pustaka

Penelitan pertama dengan judul “Pengembangan Single Page Application Pada Sistem Akademik” dilakukan penelitian tentang penggunaan single-page application untuk mengatasi beban kerja server yang berat untuk melayani request berkas yang dilakukan pengguna (Belluano, 2018). Penelitian selanjutnya dengan judul “Analisis Penerapan

Single Page Application Menggunakan Teknologi AJAX dan Rest API” dilakukan penelitian penggunaan single-page application untuk mengatasi borosnya bandwith yang diperlukan untuk melayani request pengguna dan merespon request pengguna (Azhari & Tanone, 2017). Pada penelitian yang terakhir dengan judul “Modern Web Development using ReactJS” dilakukan indentifikasi library ReactJS dan didapati bahwa ReactJS memenuhi kriteria untuk pengembangan aplikasi web modern (Aggarwal, 2018).

2.2. Single-page Application

Sesuai bahasanya merupakan aplikasi yang menggunakan satu file HTML untuk seluruh aplikasi sebagai cangkang (Fink & Flatow, 2014). Pada pengembangan aplikasi web tradisional developer cenderung fokus kepada sisi server. Server menjadi tulang punggung dari aplikasi yang ada. Seluruh operasi logika pada aplikasi dilakukan oleh mesin server, client hanya berperan dalam menampilkan halaman aplikasi.

(3)

Gambar 1. Interaksi pada website tradisional (Fink

& Flatow, 2014)

Pada single-page application interaksi antara client dengan server menggunakan mekanisme yang berbeda dengan web

tradisional. Untuk request single-page application menggunakan asynchronous

javascript and XML (AJAX) dan server akan memberikan respon data dalam bentuk javascript

object notation (JSON) atau potongan HTML

yang belum di-render. Render pada single-page

application dilakukan pada sisi client dan

perpindahan antar halaman diproses oleh sisi

client dengan routing dan mekanisme templat.

Gambar 2. Interaksi pada single-page application

(Fink & Flatow, 2014)

2.3.E-commerce

Pada zaman modern penggunaan internet telah mempermudah manusia dalam melakukan interaksi dengan sesama dan dengan adanya internet batasan-batasan yang dulu ada seperti jarak dan waktu menjadi hilang. Dengan penggunaan internet pada bidang perdagangan membuka peluang bagi pelaku usaha dalam menjalankan usaha dan pemasaran produknya. Istilah e-commerce pada saat ini menjadi sangat terkenal. Pada dasarnya e-commerce atau

electronic commerce mengacu pada penjualan

dan pembelian melalui internet dan pengiriman uang dan data untuk menjalankan transaksi (Shopify, n.d.).

2.4. Landing Page

Landing page pada dasarnya adalah sebuah

halaman website yang ditemui oleh pegunjung internet pada saat pertama kali seseorang ketika akan melakukan sebuah aksi penting yang diinginkan oleh pemilik website (Ash, et al., 2012). Pada fungsinya sebuah landing page memiliki dua fungsi. Fungsi yang pertama memiliki kaitan dengan marketing seperti mencatat lead pengunjung. Nantinya lead pengunjung ini diharapkan akan melakukan transaksi pada website. Yang kedua adalah untuk mempercepat sebuah transaksi dengan sedikit distraksi dari link dan tombol.

2.5. ReactJS

ReactJS adalah sebuah library javascript yang diluncurkan pada tahun 2013. ReactJS diluncurkan untuk pengembangan view pada arsitektur Model-View-Controller (MVC) atau dapat dibilang user interface (UI) pada sebuah program. Salah satu kekuatan dari ReactJS adalah penggunaan virtual document object

model (VDOM). Virtual DOM adalah sebuah

konsep pemrograman dimana representasi ideal

user interface (UI) disimpan pada memori dan

disinkronkan dengan DOM sesungguhnya dengan ReactDOM (ReactJS, 2019).

2.6. Javascript

Javascript adalah pemrograman yang diinterpretasikan dengan kekuatan object oriented (OO). Objek pada Javascript memetakan nama property ke nilai property

arbiter dan mekanisme turunan pada object oriented menggunakan basis property

(Flanagan, 2006). Javascript memiliki notasi objek literal yang kuat (Crockford, 2008). Pada Javascript objek dapat dibuat hanya dengan menuliskan komponen-komponennya.

2.7. NodeJS

NodeJS adalah runtime javascript yang dibangun pada mesin Chrome V8 javascript (Node.js, 2019). Pada model pemrograman terdahulu setiap permintaan yang dilakukan oleh pengguna harus mempunyai thread tersendiri. Untuk aplikasi yang besar dan memiliki pengguna yang banyak hal ini menjadi masalah tersendiri. Nodejs diciptakan untuk mengatasi

(4)

kelemahan tersebut dengan menggunakan model

single threaded. Permintaan pada Nodejs

berjalan pada thread yang sama bahkan berbagi sumber daya (Sathees, et al., 2015).

2.8. Express

Express adalah sebuah framework untuk NodeJS yang diciptakan karena pemrograman menggunakan vanilla NodeJS bertele-tele, membingungkan, dan memiliki fitur yang terbatas (Hahn, 2016). Dengan middleware maka request handler tersebut dipecah-pecah menjadi bagian kecil yang mengerjakan tugas spesifik. Routing memiliki prinsip sama dengan

middleware hanya saja pada routing kerja yang

dilakukan dipengaruhi oleh URL dan HTTP yang diminta. Routing bekerja bersama-sama dengan middleware dan saling melengkapi. 2.9. MongoDB

MongoDB adalah basis data yang menggunakan konsep document-oriented.

Alasan utama untuk menjauh dari data relasional adalah mempermudah scaling out (Chodorow, 2014). Pada document-oriented juga tidak mengenal skema tetap. Data yang disimpan pada basis data baik jenis maupun atributnya tidak harus sama dan tetap.

2.10. Prototyping Model

Penggunaan software prototyping menjadi sangat popular karena dengan penggunaan

prototype memungkinkan pengembang mengerti

kebutuhan pengguna pada tahap awal pengembangan (Tutorialspoint, n.d.). Pada pengembangan model ini sistem yang akan dikembangkan dibuat terlebih dahulu modelnya. Model tersebut akan dievaluasi oleh pengguna. Dengan model ini nantinya pengembang akan dapat menemukan kebutuhan yang dibutuhkan pengguna yang tidak teridentifikasi pada fase perancangan. Penggunaan model prototype dapat digunakan ketika kebutuhan pengguna sangat rumit dan susah ditetapkan secara presisi (Agileinfoways, 2016).

2.11. Payment Gateway

Payment gateway adalah sebuah sotware

yang mengotorisasi transaksi online melalui berbagai moda pembayaran seperti perbankan, kartu kredit, kartu debit, UPI, atau dompet daring yang banyak tersedia pada saat ini (Parikh, 2019).

2.12. Sequence Diagram

Merupakan sebuah diagram yang berfokus pada pertukaran pesan di antara beberapa

lifelines (Object Management Group, 2011).

Dengan pengertian tersebut maka sequence

diagram masuk ke dalam kategori diagram

interaksi.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan menggunakan model pengembangan prototyping. Alur dari penelitian akan digambarkan pada gambar 3. Adapun tahap-tahap yang dijalankan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan, rekayasa persyaratan, perancangan dan implementasi, pengujian, dan yang terakhir adalah penarikan kesimpulan dan saran.

Gambar 3. Diagram alir penelitian 4. REKAYASA PERSYARATAN

4.1. Identifikasi Aktor

Pada tahap ini dilakukan pengidentifikasian siapa-siapa saja pengguna dari sistem yang akan menggunakan sistem yang akan dikembangkan. Pada tahap ini didapatkan ada sebanyak 3 aktor dimana aktor tersebut adalah: admin,

non-member, dan member. Setelah aktor berhasil

(5)

peranan aktor tersebut dalam sistem yang dikembangkan.

4.2. Kebutuhan Fungsional

Kebutuhan fungsional merupakan kebutuhan yang harus ada pada sistem agar aktor yang telah diidentifikasi dapat melakukan perannya secara maksimal.

Pada sistem ini didapati pada iterasi pertama sejumlah 32 kebutuhan fungsional yang kemudian mengalami penambahan pada iterasi kedua sebanyak 9 kebutuhan fungsional sehingga total terdapat 41 kebutuhan fungsional pada sistem.

4.3. Kebutuhan Non-fungsional

Pada sistem ini terdapat 2 kebutuhan non-fungsional security yaitu pada bentuk penyimpanan password akun dan lama waktu valid dari reset password. Kemudian ada 1 kebutuhan non-fungsional pada reliability yaitu lama pengiriman e-mail reset password.

4.4. Use Case Diagram

Pada gambar 4 akan memperlihatkan use

case kebutuhan non-member sistem pada iterasi

pertama dan kemudian pada gambar 5 akan ditampilkan use case kebutuhan non-member pada iterasi kedua dimana terjadi penambahan sebanyak sembilan kebutuhan baru.

Gambar 4. Use case diagram non-member iterasi 1

Gambar 5. Use case diagram non-member iterasi 2 5. PERANCANGAN DAN

IMPLEMEN-TASI

5.1. Perancangan Arsitektur

Perancangan arsitektur sistem akan diperlihatakan pada gambar 6. Sistem menggunakan arsitektur MVVM dimana pada bagian front-end berperan menampilkan tampilan dan menyimpan sebagian data pada

local storage. Pada bagian back-end digunakan

Express framework dan NodeJS. Pada database digunakan MongoDB dan terdapat pihak ketiga untuk melakukan payment dan pengiriman

e-mail.

Gambar 6. Arsitektur aplikasi

5.2. Perancangan Data

Pada perancangan data dilakukan dengan menentukan entitas data yang ada pada sistem dimana diketahui terdapat 5 entitas pada sistem yang kemudian digambarkan relasi antar entitas tersebut dengan Physical Data Modeling. 5.3. Perancangan Komponen

Pada perancangan komponen dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih rinci dari struktur sistem dan bagaimana komponen-komponen dalam sistem berkomunikasi.

(6)

Gambar 7 merupakan class diagram yang menggambarkan objek-objek yang ada pada sistem.

Gambar 7. Class diagram sistem

Selain itu juga dilakukan pemodelan dengan sequence diagram dimana diagram ini digunakan untuk menggambarkan bagaimana komponen yang ada pada suatu fungsi berkomunikasi ketika sebuah fungsi pada sistem dijalankan. Gambar 8 merupakan sequence

diagram yang menggambarkan interaksi dari

komponen yang ada ketika fungsi order dijalankan.

Gambar 8. Sequence diagram fungsi order

5.4. Perancangan Antarmuka

Pada tahap ini dilakukan perancangan user

interface untuk tampilan sistem. Perancangan

dilakukan dengan konsep low-fidelity yang menggambarkan gambaran besar dari sebuah

tampilan pada halaman sistem. 5.5. Implementasi Database

Implementasi dilakukan sesuai dengan hasil perancangan pada database dengan ketentuan yang sesuai dengan MongoDB. Terdapat lima collections pada database sesuai dengan entitas yang ada. Pada implementasi digunakan library mongoose untuk mempermudah melakukan manipulasi database yang ada.

5.6. Implementasi Fungsi

Implementasi dilakukan dengan mengacu pada dua perancangan yaitu perancangan antarmuka dan perancangan komponen. Pada perancangan antarmuka digunakan sebagai dasar untuk melakukan implementasi pada sisi

front-end. Dimana tampilan halaman, dan warna pada

halaman yang telah dirancang sebelumnya diimplementasikan ke kode. Pada sisi front-end digunakan ReactJS untuk pengimplementasian. Untuk pengimplementasian sisi back-end

mengacu pada perancangan komponen sehingga objek dan alur dari fungsi sesuai dan dapat ditelusuri kembali alur berjalannya. Pada sisi

back-end Express sebagai framework untuk

NodeJS digunakan untuk mengimplementasikan

server. Server akan berkomunikasi dengan

MongoDB melalui mongoose. Gambar 9 akan menggambarkan hasil dari implementasi fungsi.

Gambar 9. Halaman beli produk 6. PENGUJIAN

6.1. Pengujian Unit

Pengujian unit dilakukan untuk memastikan fungsi menjalankan fungsinya sesuai harapan dengan tanpa komunikasi dengan fungsi lain. Pengujian unit dilakukan dengan cara white-box dengan metode basis path testing. Berikut contoh dari pengujian unit yaitu pada fungsi handleFile():

(7)

handleFile()

SET fileContainer To file parameter

SET file name + id + name + imgindex TO imgName

CALL mv() FROM fileContainer

IF formerImg !== null

CALL removeFile() ENDIF

RETURN imgName

Gambar 10. Control flow graph fungsi handleFile()

-

V(G) = Jumlah Edge – Jumlah Node + 2

= 5 – 5 + 2 = 2

Maka jalur independennya adalah: - Jalur 1: 1-2-3-4-5

- Jalur 2: 1-2-4-5

Pada tabel 1 menggambarkan bagaimana alur logika dari fungsi. Alur logika ini kemudian digunakan untuk dasar membuat control flow

graph (CFG) pada gambar 10. Kemudian dari graph tersebut dihitung complexity dan menentukan jalur independen yang kemudian akan digunakan untuk menjalankan kasus uji. Dari hasil diatas maka ada dua jalur independen untuk kasus uji dari fungsi handleFile(). Maka kasus uji dan hasil kasus uji dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Kasus uji handleFile()

Test Scenario Expected Result Actual Result Pass/ Fail Upload file dengan tanpa file File baru yang ditambahkan disimpan pada folder File baru yang ditambahkan disimpan pada folder Pass. lama tersedia. upload yang disediakan, nama file yang ditambahkan diubah sesuai dengan namafile + id + nama produk + index. upload yang disediakan, nama file yang ditambahkan diubah sesuai dengan namafile + id + nama produk + index. Upload file dengan file lama tersedia. File baru yang ditambahkan disimpan pada folder upload yang disediakan, nama file yang ditambahkan diubah sesuai dengan namafile + id + nama produk + index. File yang lama dihapus dari folder upload. File baru yang ditambahkan disimpan pada folder upload yang disediakan, nama file yang ditambahkan diubah sesuai dengan namafile + id + nama produk + index. File yang lama dihapus dari folder upload. Pass. 6.2. Pengujian Integrasi

Pengujian intergrasi dilakukan setelah melakukan pengujian unit. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah fungsi pada saat dijalankan dan berkomunikasi dengan fungsi lain berjalan sesuai dengan harapan dan menghasilkan hasil sesuai dengan yang diinginkan. Proses pengujian integrasi dilakukan sama seperti pengujian unit dengan white-box menggunakan metode basis path testing. 6.3. Pengujian Validasi

Pengujian validasi dilakukan pada semua kebutuhan fungsional yang telah dijabarkan pada fase analisis kebutuhan dengan menggunakan metode black-box untuk mengetahui apakah hasil keluaran fungsi sesuai dengan yang diharapkan. Hasil dari pengujian adalah 100% valid.

6.4. Pengujian Non-fungsional

Pengujian non-fungsional dilakukan dengan menjalankan kasus uji pada kebutuhan non-fungsional security dan reliability yang

1

2

3

4

5

(8)

telah didefinisikan. Hasil dari pengujian dari kebutuhan security adalah password tersimpan dengan bentuk hash, lama valid reset password adalah 1 jam. Untuk kebutuhan reliability didapatkan e-mail reset dikirim kurang dari 5 detik.

7. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat ditarik adalah:

a. Hasil dari proses analisis kebutuhan didapatkan aktor sebanyak 3 aktor, 41 kebutuhan fungsional, dan 3 kebutuhan non-fungsional yang kemudian digambarkan pada use-case diagram dan use-case

scenario.

b. Perancangan dilakukan dengan tahapan perancangan aristektur menyesuaikan penggunaan single-page application dengan MERN stack. Perancangan data dilakukan dengan physical data modeling. Kemudian perancangan komponen dilakukan dengan

sequence diagram dan class diagram untuk

menggambarkan komponen pada sistem dan alur dari fungsi dieksekusi. Perancangan antarmuka dilakukan dengan metode

low-fidelity.

c. Implementasi dilakukan dengan menggunakan ReactJS pada sisi client dan Express pada sisi server. Pada bagian

database digunakan MongoDB.

d. Hasil pengujian dari pengujian unit, integrasi dan validasi yang dilakukan pada kebutuhan fungsional dan non-fungsional didapatkan hasil 100% valid.

8. SARAN

Dari penelitian yang telah dilakukan ada beberapa saran yang dapat dikembangkan untuk penelitian lebih lanjut:

a. Penggunaan GraphQL sebagai protokol komunikasi API yang menyediakan mekanisme komunikasi lebih efisien dibandingkan penggunaan Rest API. b. Penyempurnaan fitur search yang dapat

melakukan pencarian dengan menyeluruh pada semua data baik produk, toko, maupun kategori yang ada pada sistem dibandingkan dengan hanya mencari produk berdasarkan kategori yang ada saat ini.

c. Penambahan fitur bagi administrasi sehingga peran administrator pada sistem bisa lebih baik dalam mengatur website.

9. DAFTAR PUSTAKA

Aggarwal, S., 2018. Modern Web-Development using ReactJS. International Journal of

Recent Research Aspects ISSN: 2349-7688, 5(1), pp. 133-137.

Agileinfoways, 2016. Software

PROTOTYPING – Worth or Not?.

[Online] Available at:

https://www.agileinfoways.com/blog/so ftware-prototyping-worth-or-not/ [Accessed 4 November 2019]. Ash, T., Page, R. & Ginty, M., 2012. Landing

Page Optimization. 2nd ed.

Indianapolis: John Wiley & Sons, Inc. Azhari, A. L. & Tanone, R., 2017. Analisis

Penerapan Single Page Application.

Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi , pp. 116-126.

Belluano, P. L. L., 2018. PENGEMBANGAN SINGLE PAGE APPLICATION.

ILKOM Jurnal Ilmiah, pp. 38-43.

Chodorow, K., 2014. MongoDB: The Definitive

Guide. 2nd ed. Sebastopol: O'Reilly.

Crockford, D., 2008. Javascript: The Good

Parts. 1st ed. Sebastopol: O'Reilly.

Fink, G. & Flatow, I., 2014. Pro Single Page

Application Development. 1st ed.

s.l.:Apress.

Flanagan, D., 2006. JavaScript: The Definitive

Guide. 5th ed. Sebastopol: O'Reilly.

Google TEMASEK, 2018. e-Conomy SEA 2018

Southeast Asia's internet economy hits an inflection point, s.l.: Google

TEMASEK.

Hahn, E. M., 2016. Express in Action. Shelter Island: MANNING.

Kestenbaum, R., 2017. Forbes. [Online] Available at: https://www.forbes.com/sites/richardke stenbaum/2017/04/26/what-are-online- marketplaces-and-what-is-their-future/#2d448cf83284 [Accessed 28 Mei 2020]. Node.js, 2019. Node.js. [Online]

Available at: https://nodejs.org/en/ [Accessed 13 Oktober 2019]. Object Management Group, 2011. OMG

Unified Modeling LanguageTM (OMG UML) Version 2.4.1, Needham: Object

Management Group.

Parikh, S., 2019. What is a Payment Gateway

and How Does It Work. [Online]

Available at:

https://razorpay.com/blog/payment-gateway-101/

(9)

[Accessed 15 Juni 2020]. ReactJS, 2019. React. [Online]

Available at: https://reactjs.org/ [Accessed 23 Oktober 2019]. Sathees, M., Krol, J. & D'mello, B. J., 2015.

Web Development with MongoDB and NodeJS. 2nd ed. Birmingham: Packt.

Shopify, n.d. Ecommerce. [Online] Available at:

https://www.shopify.com/encyclopedia/

what-is-ecommerce

[Accessed 3 November 2019].

Tutorialspoint, n.d. SDLC - Software Prototype

Model. [Online]

Available at:

https://www.tutorialspoint.com/sdlc/sdl c_software_prototyping.htm

Gambar

Gambar 1. Interaksi pada website tradisional (Fink
Gambar 3. Diagram alir penelitian
Gambar 4. Use case diagram non-member iterasi 1
Gambar  7  merupakan  class  diagram  yang  menggambarkan  objek-objek  yang  ada  pada  sistem
+2

Referensi

Dokumen terkait

Jenis Barang /Nama Barang Kode Barang Kondisi

Melalui kegiatan eksplorasi siswa mampu menyajikan teks laporan hasil pengamatan dalam bentuk tabel tentang manfaat benda-benda elektronik maupun perubahan

Untuk mengetahui keterandalan serta kemaknaan dari nilai koefisien regresi, sehingga dapat diketahui apakah pengaruh variabel ekuivalen nisbah bagi hasil tabungan (X

Hal ini penting karena 2 (dua) hal, yaitu dapat secara efektif mengurangi tingkat lulusan pencari kerja sekaligus meningkatkan lulusan pencetak kerja; dan

Kesempatan promosi yang merupakan indikator dari kepuasan kerja berkaitan dengan mengerjakan pekerjaan dengan baik, saya akan dipromosikan ini dapat dilakukan dengan

Seoarang Wanita Pemalu karya W.S. Rendra yaitu, sangat kurang. Soal yang berkaitan dengan pemahaman humor terdapat pada soal nomor 40. Pada soal pemahaman humor, siswa memiliki

Hal ini memberikan informasi bahwa tekanan persaingan, turbulensi pasar dan intervensi institusional tidak mendorong adopsi TIK pada UMKM di Sentra Rajut Binongjati

Namun demikian, memperhatikan kondisi Lebanon saat ini dan dalam beberapa tahun mendatang yang diperkirakan masih akan terus mengalami tekanan sebagai akibat dari perang