• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KESEHATAN TAHUN 2011 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL KESEHATAN TAHUN 2011 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KESEHATAN

TAHUN 2011

DINAS KESEHATAN

KABUPATEN PASAMAN

(2)

DESRIZAL,SKM,MKes

NIP.19630219 198610 1 001

KEPALA DINAS KESEHATAN

(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT,berkat rahmat dan karuniaNYA

sehingga kami telah dapat menyelesaikan buku ”Profil Kesehatan Kabupaten Pasaman Tahun

2011 “ profil ini memuat informasi dan data untuk mengevaluasi pencapaian program yang

telah dilaksanakan selama tahun 2011.

Profil Kesehatan merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk menggambarkan

situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di Kabupaten Pasaman,serta dapat dimanfaatkan

dalam pengambilan keputusan yang didasari kepada data dan informasi (evidence based) dan

digunakan sebagai rujukan informasi.

Pada kesempatan yang berbahagia ini kami ingin menyampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua bidang di Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman, Puskesmas,

Direktur RSUD Lubuk Sikaping, Kepala BPS Kabupaten Pasaman dan kepada semua pihak

yang telah banyak membantu dalam penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Pasaman.

Demi penyempurnaan profil kesehatan Kabupaten Pasaman selanjutnya kami

mengharapkan saran serta kritikan dari semua pihak.

Lubuk Sikaping Maret 2012

KEPALA DINAS KESEHATAN

KABUPATEN PASAMAN

DESRIZAL, SKM,MKes

NIP. 19630219 198610 1 001

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. Keadaan Geografis

B. Keadaan Penduduk

C. Keadaan Pendidikan

D. Keadaan Lingkungan

E. Keadaan Perilaku masyarakat

BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

A. Mortalitas

B. Morbiditas

C. Penyakit Menular yang dapat Dicegah dengan

Immunisasi ( PD3I )

D. Penyakit Potensi KLB

E. Status Gizi masyarakat

BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. Pelayanan Kesehatan Dasar

B. Ketersediaan obat sesuai dengan kebutuhan PKD

C. Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar

D. Perbaikan Gizi Masyarakat

BAB V

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

A. Sarana Kesehatan

B. Tenaga Kesehatan

C. Pembiayaan Kesehatan

BAB VI

PENUTUP

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1

Luas wilayah,Jumlah Desa/Kelurahan/Jorong,jumlah penduduk,jumlah Rumah

tangga dan Kepadatan penduduk menurut Kecamatan

Tabel 2

Jumlah penduduk menurut jenis kelamin,kelompok umur, rasio beban

tanggungan rasio jenis kelamin menurut kecamatan Kecamatan

Tabel 3

Jumlah Penduduk menurut jenis kelamin,kelompok umur

Tabel 4

Persentase penduduk laki-laki dan perempuan berusia 10 tahun ke atas dirinci

menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan menurut Kecamatan

Tabel 5

Persentase penduduk berumur 10 tahun keatas yang melek huruf

Tabel 6

Jumlah kelahiran dan kematian bayi dan Balita menurut Kecamatan

Tabel 7

Jumlah Kematian Ibu Maternal menurut Kecamatan

Tabel 8

Jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas dan rasio korban luka dan

Meninggal terhadap jumlah penduduk diperinci menurut Kecamatan

Tabel 9

AFT Rate % TB Paru sembuh,dan Pneumonia Balita ditangani

Tabel 10

HIV/AIDS, IMS ,DBD ditangani dan Diare pada Balita di tangani

Tabel 11

Persentase penderita malaria diobati

Tabel 12

Persentase penderita Kusta selesai berobat

Tabel 13

Kasus penyakit filaria ditangani

Tabel 14

Jumlah kasus dan angka kesakitan penyakit menular yang dapat dicegah

dengan immunisasi ( PD3I )

Tabel 15

Cakupan Kunjungan Neonatus,bayi dan bayi BBLR yang ditangani

Tabel 16

Status gizi Balita dan jumlah Kecamatan rawan gizi

Tabel 17

Cakupan kunjungan Ibu Hamil (K4) dan persalinan ditolong Tenaga

Kesehatan

Tabel 18

Cakupan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita, Pemeriksaan kesehatan

siswa SD/SMP/SMU

Tabel 19

Jumlah PUS,Peserta KB,Peserta KB Baru,dan KB Aktif menurut Kecamatan

dan Puskesmas

Tabel 20

Jumlah Peserta KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi

Tabel 21

Pelayanan KB Baru menurut Kecamatan

Tabel 22

Persentase Cakupan Desa/Kelurahan/UCI menurut Kecamatan

Tabel 23

Persentase cakupan Immunisasi Bayi menurut Kecamatan

Tabel 24

Cakupan Bayi, Balita yang mendapat pelayanan Kesehatan menurut

Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 25

Jumlah Ibu Hamil yang mendapatkan tablet Fe 1 dan Fe 3 , immunisasi TT 1

dan TT 2 menurut Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 26

Jumlah WUS dengan status immunisasi TT menurut kecamatan dan

Puskesmas

Tabel 27

Persentase akses ketersediaan darah untuk bumil dan neonatus yang dirujuk

Tabel 28

Jumlah dan persentase Ibu Hamil dan Neonatal Resiko tinggi/Komplikasi

ditangani menurut Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 29

Persentase Sarana Kesehatan dengan pelayanan kemampuan gawat darurat

(gadar)

Tabel 30

Jumlah dan persentase Desa/Kelurahan terkena KLB yang ditangani < 24 jam

menurut Kecamatan dan Puskesmas

(6)

Tabel 31

Jumlah penderita dan kematian, serta jumlah Kecamatan dan jumlah desa

yang terserang KLB.

Tabel 32

Jumlah bayi yang diberi ASI Ekslusif

Tabel 33

Persentase Desa/Kelurahan dengan garam beryodium

Tabel 34

Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas

Tabel 35

Jumlah kegiatan penyuluhan kesehatan

Tabel 36

Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar

Tabel 37

Cakupan jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat miskin

Tabel 38

Cakupan pelayanan Kesehatan Kerja pada pekerja Formal

Tabel 39

Cakupan pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila

Tabel 40

Cakupan Wanita Usia Subur mendapat Kapsul Yodium

Tabel 41

Persentase Donor darah diskrining terhadap HIV-AIDS

Tabel 42

Jumlah kunjungan rawat Jalan,Rawat Inap,pelayanan gangguan jiwa di

Sarana pelayanan Kesehatan

Tabel 43

Jumlah sarana Pelayanan Kesehatan menurut kemampuan Labkes dan

memiliki 4 spesialis Dasar

Tabel 44

Ketersediaan obat sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar

Tabel 45

Persentase Rumah Tangga BerPerilaku Hidup Bersih dan Sehat

Tabel 46

Jumlah dan persentase posyandu menurut Strata dan Kecamatan

Tabel 47

Persentase Rumah Sehat menurut Kecamatan

Tabel 48

Persentase Keluarga memiliki Akses Air Bersih

Tabel 59

Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Menurut kecamatan

Tabel 50

Persentase Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM) Sehat menurut

Kecamatan

Tabel 51

Persentase Institusi dibina Kesehatan Lingkungannya

Tabel 52

Persentase Rumah/Bangunan yang diperiksa dan bebas jentik nyamuk Aedes

menurut Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 53

Persebaran Tenaga Kesehatan menurut unit Kerja

Tabel 54

Jumlah Tenaga Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan

Tabel 55

Jumlah Tenaga Medis di Sarana Kesehatan

Tabel 56

Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi di Sarana Kesehatan

Tabel 57

Jumlah Tenaga Keperawatan di Sarana Kesehatan

Tabel 58

Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi di sarana Kesehatan dan

Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan

Tabel 69

Jumlah Tenaga Teknisi Medis di Sarana Kesehatan

Tabel 60

Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota

Tabel 61

Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan

Tabel 62

Upaya Kesehatan Bersumberdaya masyarakat (UKBM)

Tabel 63

Indikator Pelayanan Rumah Sakit

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

Sistem informasi kesehatan yang ada saat ini masih jauh dari kondisi ideal, yaitu belum mampu menyediakan data dan informasi kesehatan yang evidence based sehingga belum mampu menjadi alat manajemen kesehatan yang efektif. Berbagai masalah klasik masih dihadapi dalam penyelenggaraan sistem informasi kesehatan, diantaranya adalah kegiatan pengelolaan data dan informasi belum terintegrasi dan terkoordinasi dalam satu mekanisme kerjasama yang baik. Adanya overlapping kegiatan dalam pengumpulan dan pengolahan data, di mana masing-masing unit mengumpulkan datanya sendiri-sendiri dengan berbagai instrumennya di setiap unit kerja baik di pusat maupun di daerah. Penyelenggaraan sistem informasi kesehatan itu sendiri masih belum dilakukan secara efisien masih terjadi data bias, duplikasi kegiatan, dan tidak efisiennya penggunaan sumber daya, hal ini sebagai akibat dari adanya sistem informasi kesehatan yang ada pada saat ini masih terfragmentasi.

Situasi demikian menimbulkan tersendatnya pendistribusian informasi terutama dari sumber data di unit pelayanan kesehatan atau kabupaten/kota ke propinsi dan pusat yang mengakibatkan terjadinya krisis informasi diberbagai unit teknis di pusat, disamping itu adalah terhambatnya aliran komunikasi data antar pengguna atau bahkan tertutupnya sumber informasi yang memadai (lack of informations). Situasi yang demikian pada akhirnya menyulitkan dalam pengambil keputusan berdasarkan evident based.

Salah satu alat yang kita miliki untuk menggambarkan hasil dari pembangunan kesehatan kabupaten Pasaman adalah profil kesehatan, yang berisi data tahunan dari hasil pembangunan kesehatan kabupaten Pasaman yang dilaksanakan oleh semua komponen yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang berkualitas dan merata yang diukur dari berbagai indikator yang meliputi indikator angka harapan hidup, angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat.

Sejak di berlakukannya desentralisasi, beberapa peraturan perundang-undangan bidang kesehatan sebagai tindak lanjut undang- undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian diganti dengan undang-undang No.32 Tahun 2004 dan undang-undang No.25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara pemerintah pusat dan daerah yang kemudian juga

(8)

diganti dengan undang-undang No.33 Tahun 2004, telah dan terus disusun. Peraturan perundang-undangan bidang kesehatan antara lain:

1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.574/Menkes/SK/IV/2000 tentang Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010. 2. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.120/Menkes/SK/VII/2003 tentang

Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Propinsi Sehat dan Kabupaten Sehat.

3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.741/MENKES/PER/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten /Kota.

Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu indikator kesejahteraan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut dituangkan dalam visi pembangunan kesehatan Kabupaten Pasaman yaitu “ Masyarakat

Pasaman Peduli Sehat, Mandiri, Berkualitas dan berkeadilan“ Untuk mengukur keberhasilan

pembangunan kesehatan di Kabupaten Pasaman diperlukan indikator kinerja dari SPM (Standar Pelayanan Minimal) bidang kesehatan yang diselenggarakan oleh kabupaten/kota, serta indikator kinerja lainnya yang pelayanannya ada pada kabupaten/kota tertentu. Indikator Kinerja dari SPM bidang kesehatan sebanyak 18 indikator yang tertuang dalam 79 tabel.

Penyajian profil kesehatan kabupaten Pasaman tahun 2011 ini selain sebagai alat ukur sampai dimana capaian indikator pembangunan kesehatan kabupaten Pasaman dibandingkan dengan target propinsi, pusat bahkan target MDGs (Millenium Development Goals), dalam setiap indikator pembangunan kesehatan di usahakan untuk ditampilkan berbagai data dan informasi yang menjawab Visi dan Misi serta berbagai data dan inrformasi lainnya.

Untuk kelancaran proses penyusunan profil kesehatan kabupaten Pasaman yang merupakan salah satu produk dari berhasilnya sistem informasi kesehatan yang terintegrasi, dimasa mendatang maka strategi pertama yang perlu dilakukan adalah penguatan kebijakan dan perencanaan dibidang sistem informasi kesehatan. Penguatan kebijakan sistem informasi kesehatan dilakukan dengan

(9)

menyusun aturan-aturan yang menjamin sistem informasi kesehatan dapat diselenggarakan dengan baik

Pada pasal 168 Undang-undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan telah diamanatkan bahwa penyelenggaraan sistem informasi kesehatan diatur dalam peraturan pemerintah.

Diharapkan Profil Kesehatan Kabupaten Pasaman dapat menyediakan data dan informasi kesehatan dari cakupan pelaksanaan program yang lengkap, akurat dan up to date sebagai dasar perencanaan, pengambilan keputusan, pelaksanaan program dan acuan kegiatan monitoring, serta pengendalian dan evaluasi pelaksanaan program kesehatan dalam rangka mencapai visi kesehatan di Kabupaten Pasaman.

(10)

BAB II

GAMBARAN UMUM

1. Kondisi Geografis

Kabupaten Pasaman merupakan salah satu dari 19 Kabupaten/Kota yang ada di Propinsi Sumatera Barat dengan luas 4,011.1 km2 atau setara dengan 9,33% dari luas Propinsi Sumatera Barat, yang terdiri dari 12 Kecamatan dan 32 Nagari. Secara geografis Kabupaten Pasaman dilintasi garis khatulistiwa dan berada pada 0°55’ Lintang Utara sampai dengan 0°06’ Lintang Selatan dan 99°45’ sampai dengan 100°21’ Bujur Timur. Ketinggian antara 50 meter sampai dengan 2.240 meter di atas permukaan laut.

Wilayah Kabupaten Pasaman merupakan Kabupaten paling Utara dari Propinsi Sumatera Barat dan berbatasan bagian utara dengan Kabupaten Mandahiling Natal dan Kabupaten Padang Lawas Propinsi Sumatera Utara. Bagian Selatan dengan Kabupaten Agam, Bagian Barat dengan Kabupaten Pasaman Barat Bagian Timur, Kabupaten Kampar, Kabupaten Rokan Hulu Propinsi Riau dan Kabupaten lima puluh kota

2. Kondisi Topografi

Wilayah Kabupaten Pasaman terdiri dari tiga satuan topografi yaitu dataran rendah, dataran tinggi dan pergunungan, dengan daerah terendah adalah Kecamatan Tigo nagari dan tertinggi adalah kecamatan Lubuk Sikaping dengan kemiringan rata-rata 8 – 15 derajat.

Topografi Kabupaten Pasaman berupa lereng terjal atau sangat curam terdiri dari hutan lindung atau kawasan kehutanan sekitar 48,24 %, 19,07 % atau 75,274 Ha adalah padang rumput, sawah 26.531,32 Ha atau 6,72 %, lahan perkebunan dan ladang sebesar 41,445,94 Ha atau 10,50 %, sedangkan untuk kawasan industri relatif kecil yakni 0,01 % dari total luas wilayah Kabupaten Pasaman.

a. Iklim

Kabupaten Pasaman beriklim tropis basah, dengan suhu berkisar antara 20 s/d 31°C. Curah hujan rata-rata tahunan adalah 276,78 mm/tahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 6,94 hari dalam setahun.

b. Hidrologi

Kabupaten Pasaman merupakan daerah hulu dari beberapa sungai besar yang mengalir di Propinsi Riau, seperti Sungai Siak dan Sungai kampar. Kabupaten Pasaman juga memiliki banyak sungai besar yang menjamin ketersediaan tata air bagi kawasan ini. Beberapa sungai besar yang

(11)

penting adalah Batang Sumpur, batang Fatimah, Batang Masang dan batang Sontang. Berdasarkan data debit air aliran sungai pada Batang Sumpur dan Batang Sontang secara statistik menunjukkan perbedaan yang signifikan antara tingkat debit air sungai maksimum dan tingkat debit air minimum. Debit air sungai maksimum selalu terjadi setiap bulan bukan sepanjang bulan, namun bila terjadi tidak turun hujan dalam beberapa hari debit air sungai akan turun secara drastis.

c. Sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Di Kabupaten Pasaman terdapat berbagai potensi bahan tambang dan sumber air bersih alami yang dapat dimanfaatkan. Kawasan hutan lindung yang memanjang dari utara ke selatan menyimpan keanekaragaman hayati yang sangat beragam. Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam yang ada dilakukan dengan mengacu pada azas keberkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

d. Kawasan rawan bencana.

Kabupaten Pasaman termasuk daerah rawan bencana geologis karena sebagaimana daerah lainnya di Sumatera Barat juga terletak pada daerah patahan semangka Bukit Barisan. Kawasan rawan longsor di kabupaten Pasaman mempunyai kecendrungan untuk semakin banyak. Hal ini terjadi dengan semakin tingginya aktivitas manusia untuk menempati daerah-daerah yang seharusnya menjadi kawasan konservasi. Aktivitas ini semakin nyata terjadi pada daerah yang berpotensi terjadinya longsor seperti di Lubuk Sikaping, Bonjol, Rao dan panti.

Adanya kecendrungan masyarakat untuk menempati dan memanfaatkan kawasan ini sebagai tempat hunian dan kawasan budidaya seringkali disebabkan karena faktor ekonomi yang mendorong mereka untuk tetap bertahan sehingga ancaman bencana longsor yang akan menimpa sepertinya tidak dipedulikan

3. Ekonomi

Dibandingkan dengan delapan sektor ekonomi lainnya, peranan sektor pertanian di kabupaten Pasaman sangat dominan. Hal ini terlihat pada tahun 2009 ini mampu memproduksi padi sawah sekitar 229.187 ton terjadi peningkatan sebesar 6,04 % dari tahun 2008 atau sebesar 216.139 ton, 55 % produksi di dominasi oleh kecamatan Panti, Padang Gelugur, Lubuk Sikaping dan Tigo Nagari.

Berdasarkan kondisi geografis dan potensi sumber daya alam yang telah dimanfaatkan saat ini terdapat tiga sektor potensi yang diunggulkan dalam rangka percepatan peningkatan ekonomi

(12)

masyarakat yang meliputi : sub sektor pertanian tanaman pangan, perkebunan dan sub sektor perikanan.

3. Kepadatan dan Pertumbuhan Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Pasaman tahun 2011 mencapai 255.186 jiwa yang terdiri dari 126.181 penduduk laki – laki dan 129.005 penduduk Perempuan. Angka Kepadatan penduduk tahun 2011 di Kabupaten Pasaman setiap km2 adalah 64 jiwa. Kecamatan yang paling padat penduduknya adalah Kecamatan Padang gelugur dengan kepadatan penduduk 203 jiwa/km2. diikuti oleh Kecamatan Simpati dengan 190 jiwa/km2 Sedangkan Kecamatan yang paling jarang penduduknya adalah Kecamatan mapat Tunggul Selatan 10 jiwa/km2 .

5. Banyak Anggota Keluarga Per RT

Dengan jumlah penduduk 255.186 jiwa dan 54.682 rumah tangga, berarti tiap keluarga rata-rata mempunyai 4,8 jiwa dan kepadatan penduduk setiap 1 km2 sebanyak 64 jiwa.

6. Distribusi Menurut Golongan Umur

Kabupaten Pasaman mulai pada Tahun 2006, disajikan sebaran penduduk menurut kelompok umur disetiap Kecamatan, selain itu juga disajikan kelompok umur usia 5 tahun kebawah dan kelompok umur usia sekolah, pada tahun 2010 tercatat penduduk laki-laki usia 5 tahun ke bawah sebanyak 15.144 orang yang lebih besar dari pada penduduk perempuan yaitu 14.500 orang, secara keseluruhan penduduk usia 5 tahun ke bawah terbesar berada di Kecamatan Lubuk Sikaping.

Sedangkan penduduk menurut kelompok usia sekolah paling besar merupakan kelompok usia 5-14 tahun baik penduduk laki-laki maupun penduduk perempuan yaitu 9.061 orang.

7. Tingkat Pendidikan

Pembangunan di bidang pendidikan dapat dilihat dari pembangunan pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, yang tergambar dari jumlah TK sebanyak 54 unit derngan jumlah murid sebanyak 2.062 orang, jumlah SD sebanyak 239 unit dengan jml murid 38.281 orang dan 2

(13)

MIN dengan murid 66 orang , 8 MIS dengan murid sebanyak 1.151 orang. SLTP sebanyak 34 unit, dengan murid sebanyak 9.264 orang MTSN 5 bh negeri dan 11 buah swasta.dengan jumlah murid 4.389 orang. SLTA 11 unit dengan jumlah murid 6.678 orang dan swasta 5 unit, MAN 12 unit dengan jumlah murid 1.366 orang.

8. Keadaan Lingkungan

Untuk menggambarkan keadaan lingkungan akan disajikan indikator-indikator prosentase

Rumah Sehat dan prosentase Tempat-tempat umum serta pengelolaaan makanan (TUPM) sehat. Selain itu disajikan pula beberapa indikator tambahan yang dianggap masih relevan yaitu prosentase keluarga yang memiliki akses terhadap air bersih.

1. Rumah Sehat

Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai tidak terbuat dari tanah. Pada tahun 2010 dari jumlah rumah yang ada sebanyak 39.598 rumah dan diperiksa 29.492 rumah (74.5 %) dan yang memenuhi syarat kesehatan 15,744 rumah (53,4 %). Kalau dilihat dari jumlah KK yang diperiksa 73,552 KK yang memiliki jamban 41,924 KK (57 %) dan Tempat sampah Jumlah KK yang diperiksa 26,739 KK yang memiliki Tempat sampah 17.963 KK (67%) serta Pengelolaan Air Limbah yang diperiksa 26.739 KK yang memiliki sarana Pembuangan Air Limbah 16,603 KK (62 %).

2. Tempat-tempat umum dan Tempat Pengelolaan makanan

Tempat-tempat umum (TTU dan Tempat-tempat Umum Pengelolaan makanan (TUPM) merupakan suatu sarana yang dikunjungi banyak orang , dan berpotensi menjadi tempat penyebaran penyakit. TUPM meliputi di restoran, pasar dan lain-lain. Sedangkan TUPM sehat adalah tempat umum dan tempat pengelolaan makanan dan minuman yang memenuhi syarat kesehatan yaitu memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air

(14)

limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruangan) yang sesuai dengan banyaknya pengunjung dan memiliki pencahayaan ruangan yang memadai. Data yang diperoleh memperlihatkan bahwa dari jumlah TTU/TPM yang ada sebanyak 1.464 buah, yang diperiksa dan memenuhi syarat sebanyak 1.179 unit (53 %).

3. Akses terhadap air minum

Sumber air minum yang digunakan rumah tangga dibedakan menurut air kemasan, ledeng, sumur pompa tangan, sumur gali, air hujan dan lainnya. Dari jumlah KK yang diperiksa 61,311 KK, jumlah yang memiliki 50,374 KK (82 %)

4. Kepemilikan Sanitasi dasar

Kepemilikan sanitasi dasar yang dimiliki oleh keluarga meliputi persedian air bersih (PAB), jamban, tempat sampah dan pengelolaan air limbah (PAL).

9. Keadaan Prilaku Masyarakat

Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat, disajikan dalam beberapa indikator yaitu prosentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan menurut cara pengobatan. Prosestase penduduk yang berobat jalan menurut tempat berobat, prosentase anak 2-4 tahun yang pernah disusui, kebiasaan merokok, prosentase penduduk yang melakukan aktifitas fisik, dan kebiasaan mengkonsumsi jenis makanan sehat. Sedangkan indikator komposisi rumah tangga sehat terdiri dari 10 indikator yaitu persalinan oleh nakes, pemberian asi ekslusif, mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan, tidak merokok, melakukan aktivitas fisik setiap hari, makan sayur dan bauh setiap hari, tersedianya alses terhadap air bersih, tersedianya jamban, kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni dan lantai bukan tanah.

(15)

1. Rumah Tangga Sehat

Pemetaan rumah tangga sehat di 32 nagari yang ada di Kabupaten Pasaman, jumlah rumah tangga yang ada sebanyak 39,598 rumah dengan jumlah yang diperiksa sebanyak 29,492 maka dapat dinyatakan yang sehat baru 53 % (15,744 RT).

Pada tahun 2011 persentase rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat di pantau dari pencapaian masing-masing program dan kegiatan yang terkait dengan PHBS itu sendiri, kecamatan yang paling tinggi persentasenya adalah kecamatan Rao (94,6%) dan kecamatan Lubuk Sikaping (81,6%)

2. ASI Ekslusif

Air Susu Ibu (ASI) memberi manfaat bagi bayi baik dari sisi aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikilogok, aspek kecerdasan, aspek neurologik, aspek ekonomik, serta aspek penundaan kehamilan. Selain aspek-aspek tersebut, dengan ASI juga dapat melindungi bayi dan sindrom kematian bayi secara mendadak.

Dari jumlah bayi 2,875 bayi yang diberi ASI eklusif 1,301 bayi (45,3%) berdasarkan rekapitulasi laporan ASI eksklusif per Puskesmas.

3. Posyandu

Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang paling dikenal oleh masyarakat, posyandu mjenyelenggarakan minimal 5 program prioritas di kelompokkan menjadi 4 starata. Posyandu Purnama yaitu dengan cakupan 5 program atau lebih dengan melaksanakan 8 kali atau lebih pertahun. Dilihat dari 345 Posyandu yang ada di Kabupaten Pasaman untuk posyandu pratama 8,14 %, Madya 29,5 %, Purnama 53,1 % dan yang Madiri baru 9,3 %.

(16)

Dalam rangka meningkatkan kepesertaan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan, telah dikembangkan berbagai cara untuk memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat. Pada saat ini pemerintah telah mengembangkan sistem pembiayaan kesehatan prabayar, yaitu dana sehat, asuransi kesehatan, asuransi tenaga kerja (Askes), JPKM, Askeskin (Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin) dan asuransi kesehatan lainnya, serta kartu sehat.

(17)

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. MORTALITAS

Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Disamping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survey dan penelitian.

1. Angka Kematian bayi (AKB)

Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi tidak mudah untuk menemukan faktor yang paling dominan. Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui survey, karena sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian pada fasilitas pelayanan kesehatan hanya memperlihatkan akses rujukan. Kalau kita lihat di Kabupaten Pasaman pada tahun 2009 angka kematian bayi sebesar 63 kasus, dan pada tahun 2010 terjadi 43 kasus. Untuk Tahun 2011 jumlah kematian bayi 99 kasus, anak balita 14 kasus dan balita 79 kasus. beberapa faktor antara lain kegiatan PWS kesehatan masih belum mencapai target, hal ini disebabkan masih adanya daerah yang tidak memiliki bidan di desa maupun tenaga kesehatan lainnya yang akan melakukan pencatatan yang mempengaruhi jumlah kematian, masih ada daerah terpencil yang belum memiliki tenaga kesehatan dll, dan banyak lagi faktor lain yang mempengaruhinya. Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil, serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional ke norma kehidupan modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat AKB.

(18)

2. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)

Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) diperoleh berbagai survey yang dilakukan secara khusus. Dengan dilaksanakannya Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) maka cakupan wilayah penelitian AKI menjadi lebih luas dibanding survey sebelumnya. Untuk daerah Kabupaten Pasaman pada tahun 2008 terjadi kematian Ibu sebanyak 9 Kasus dan pada tahun 2009 terjadi peningkatan angka kematian ibu sebanyak 11 kasus , Dan Selama tahun 2010 tercatat ada 4 kasus kematian ada peningkatan kasus pada tahun 2011 jumlah kematian ibu tercatat sebanyak 17 kasus.

3. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (UHH)

Penurunan Angka Kematian Bayi sangat berpengaruh pada kenaikan umur harapan Hidup (UHH) waktu lahir. Angka kematian Bayi sangat peka terhadap perubahan dengan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga perbaikan sehingga derajat kesehatan tercermin pada penurunan AKB dan kenaikan Umur Harapan Hidup (UHH) pada waktu lahir, meningkatnya umur harapan hidup secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat. Angka harapan hidup Kabupaten Pasaman tahun 2010 sebesar 68 tahun sedangkan untuk tahun 2011 sebesar 70 tahun

B. MORBIDITAS

Angka kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal dari masayarakat (Community Based Data) yang dapat diperoleh dengan melalui pengumpulan data baik dari Puskesmas maupun sarana pelayanan kesehatan (facility based data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan. Jumlah kunjungan rawat jalan, rawat inap, serta pelayanan gangguan jiwa di sarana kesehatan tercatat sebanyak 126,430 kunjungan dengan persengtase rawat jalan 44,4 % dan rawat inap 5,1 %.

(19)

1. Penyakit Menular

Penyakit menular disajikan dalam profil kesehatan antara lain penyakit Malaria, TB Paru, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).

a. Penyakit Malaria

Penyakit malaria tidak ada kasus di Kabupaten Pasaman tahun 2011

b. Penyakit TB Paru

Dari Tabel 10, menunjukkan adanya kasus BTA (+) pada tahun 2010 sebanyak 20 Orang, yang saat ini masih dalam pengobatan. Untuk tahun 2011 yang di obati sebanyak 209 orang dan sembuh sebanyak 162 orang, dari penderita klinis yang semuanya berjumlah sebanyak 863 orang yang tersebar diseluruh Kecamatan yang ada di kabupaten Pasaman.

c. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

Pnemonia merupakan penyebab kematian pada balita. ISPA sebagai penyebab utama kematian pada balita dan bayi diduga karena pneumonia dan merupakan penyakit akut dan kualitas penata laksananya masih belum memadai. Upaya dalam rangka pemberantasan penyakit infeksi saluran pernafasan akut lebih difokuskan pada upaya penemuan dini dan tatalaksana kasus yang cepat dan tepat terhadap penderita pneumonia balita yang ditemukan. Jumlah penderita pneumonia balita pada tahun pada tahun 2010 jumlah penderita sebanyak 429 orang sedangkan untuk tahun 2011 jumlah penderita 260 org dan seluruhnya juga sudah ditangani.

d. Penyakit Kusta

Meskipun Indonesia sudah mencapai eliminasi Kusta, namun sampai saat ini penyakit Kusta masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat. Penyakit Kusta dapat mengakibatkan kecacatan pada penderita. Masalah ini diperberat dengan masih tingginya stigma di kalangan masyarakat dan sebagian petugas. Akibat dari kondisi ini sebaan penderita dan mantan penderita dikucilkan sehingga tidak mendapatkan akses pelayanan pada meningkatnya angka kemiskinan. Di

(20)

Kabupaten Pasaman pada tahun 2010 ditemukan kasus baru 1 orang dan sudah diberi pengobatan, sedangkan untuk tahun 2011 ditemukan sebnyak 11 kasus. Ada peningkatan dari tahun sebelumnya. Dan baru selesai berobat sebanyak 2 org.

2. Penyakit menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I)

PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas / ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi. Pada Profil Kesehatan ini akan dibahas penyakit tetaus neonatorum, campak, difteri, pertusis, dan hepatitis B

a. Tetanus Neonatorum

Penanganan tetanus neonatorum tidak mudah, yang terpenting adalah usaha pencengahan yaiu pertolongan persalinan yang hygienis ditunjang dengan imunisasi TT pada ibu hamil. Jumlah kasus tetanus neonatorum di Kabupaten Pasaman pada tahun 2010 hasil dari data di 12 Kecamatan tidak ditemukannya Kasus Tetanus Neonatorum begitu juga dengan tahun 2011 tidak ditemui kasus neonatorum

b. Campak

Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan kejadian luar biasa. Untuk jumlah kasus campak di Kabupaten Pasaman sepanjang tahun 2011 di temukan sebanyak 23 kasus yaitu 18 kasus di Ladang panjang dan 5 kasus di silayang.

c. Difteri

Difteri termasuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relatif rendah, rendahnya kasus difteri sangat dipengaruhi dengan adanya program imunisasi. Jumlah kasus Difteri di Kabupaten Pasaman pada tahun 2011 tidak ditemukannya penderita Difteri

d. Pertusis

(21)

e. Hepatitis B

Jumlah kasus Hepatitis B di Kabupaten Pasaman pada tahun 2010, dari hasil 12 Kecamatan ditemuinya 3 kasus Hepatitis B, sedangkan untuk tahun 2011 ditemui 3 kasus, terjadi penurunan kasus dari tahun sebelumnya.

5. Penyakit Potensi KLB/Wabah

a. Demam Berdarah Dengue

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menyebar luas keseluruh wilayah kabupaten. Penyakit ini sering muncul sebagai KLB dengan angka kesakitan dan kematian relatif tinggi. Angka insiden DBD secara nasional berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada awalnya pola endemic terjadi setiap lima tahunan, namun dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir mengalami perubahan dengan periode antara 2 – 5 tahunan, sedangkan angka kematian cenderung menurun. Upaya pemberantasan DBD dititik beratkan pada penggerakan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3 M), pemantauan angka bebas jentik (ABJ) serta pengenalan gejala DBD dan penanganannya di rumah tangga. Untuk tahun 2010 ditemuinya 54 Kasus DBD yang tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Pasaman kasus terbanyak di temui di wilayah kerja puskesmas Sundatar sebanyak 28 kasus dan wilayah kerja puskesmas Bonjol sebanyak 9 kasus, sedangkan untuk tahun 2011 ditemukan sebanyak 20 kasus.

b. Diare

Jumlah penderita diare pada balita tahun 2011 sebanyak 2,814 kasus, rata-rata disemua kecamatan dan semuanya sudah tertangani dengan baik (Tabel 10).

c. Filariasis

(22)

C. STATUS GIZI

Status Gizi masayarakat dapat diukur melalui beberapa indikator, antara lain bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi wanita usia subur Kurang Energi Kronis (KEK).

1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Berat badan lahir rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBLR karena prematur atau BBLR karena intrauterine growth retardation (IURG), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Jumlah BBLR di Kabupaten Pasaman pada tahun 2010 sebanyak 66 bayi (1,36 %) dari 4.840 bayi lahir hidup. Dan bayi dengan BBLR yang ditangani sebesar 100%. Pada tahun 2011 jumlah BBLR 34 bayi (1,8%) dari 3.651 bayi lahir hidup.

2. Status Gizi Balita

Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan keadaan tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah pengukuran secara anthropometrik yang menggunakan indeks berat badan menurut Umur.Berdasarkan penimbangan balita yang dilakukan. Pada tahun 2010 cakupan penimbangan balita sebanyak 15.548 0rang (58,37 %) dan ditemukan 3,841 balita BGM (24,70 %). Pada tahun 2011 cakupan penimbangan balita sebanyak 9.593 balita yang ditimbang dan ditemukan 177 balita BGM (1.8%).

(23)

BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi

Seorang ibu mempunyai peranan yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya.

a. Pelayanan Antenatal

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan professional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya, yang mengikuti program pedoman pelayanan antennal yang ada dengan titik berat pada kegiatanpromotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4. Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk

Mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ke tiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil.

(24)

Gambaran persentase cakupan pelayanan K4 di Kabupaten Pasaman pada tahun 2011 sebesar 4.053 (85%).

b. Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan

Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (professional).Hasil data / indikator kinerja SPM bidang kesehatan di Kabupaten Pasaman pada tahun 2010 cakupan persalinan oleh nakes 75,5% dan untuk tahun 2011 sebesar 100% angka ini telah mencapai target.

c. Ibu Hamil Resiko Tinggi yang Dirujuk

Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh Bidan di Jorong dan Puskesmas, beberapa ibu hamil diantaranya tergolong dalam kasus resiko tinggi (risti) dan memerlukan pelayanan kesehatan rujukan. Jumlah ibu hamil risti di Kabupaten Pasaman tahun 2010 sebesar 1.177 (5,8 %) ibu dari jumlah ibu hamil sebesar 6054, Jumlah ibu hamil resti yang dirujuk tahun 2010 sebanyak 296 orang (4,9%). Untuk tahun 2011 jumlah ibu hamil risti di Kabupaten Pasaman sebesar 567 (60 %) ibu dari jumlah ibu hamil sebesar 4724.

d. Kunjungan Neonatus

Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang paling rentan atau memeiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari). Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan disamping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu.

Cakupan kunjungan neonatus pada tahun 2010 Kabupaten Pasaman adalah 85,1 % ( 4890 orang ) sedangkan untuk tahun 2011 cakupan kunjungan neonatus sebesar 69 % (2.518) dari 3.651 jumlah bayi lahir hidup

(25)

2. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah, Usia Sekolah, dan Remaja

Pelayanan kesehatan pada kelompok anak pra sekolah, usia sekolah dan remaja dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan pematauan kesehatan anak pra sekolah, pemeriksaan anak sekolah dasar/sederajat, serta pelayanan kesehatan pada remaja, baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun peran serta tenaga terlatih lainnya seperti kader kesehatan, guru UKS dan dokter kecil. Dari hasil pengumpulan data di 16 Kecamatan tahun 2010 menunjukkan bahwa cakupan deteksi tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah sebesar 23,10 % (6155 orang) dideteksi dari 26.634 balita dan pra sekolah) 7 orang diantaranya mengalami kelainan tumbuh kembang, siswa SD/MI yang diperiksa sebesar 3,57 % (1,798 diperiksa dari 47.904 siswa SD/MI), dan pelayanan kesehatan remaja diperiksa kesehatanya sebanyak 5408 siswa SMP/SMU . untuk tahun 2011 pelayanan kesehatan bagi siswa SD & Setingkat sebesar 76 %.

3. Pelayanan Keluarga Berencana

Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) menurut hasil pengumpulan data di 16 Kecamatan pada tahun 2010 sebesar 43,748 sedangkan yang menjadi peserta KB aktif sebesar 32,784 ( 74.94 % ), sedangkan untuk tahun 2011 jumlah PUS sebesar 28,984 dan yang menjadi peserta KB aktif sebesar 20.946 (72%)

4. Pelayanan Immunisasi

Pada tahun 2010, Kabupaten Pasaman telah mencapai Nagari UCI sebesar 36 % (75) dari 209

jorong, sementara target tahun 2010 adalah 100 %. Sedangkan untuk tahun 2011 sebesar 37,6 % ( 56) dari 149 jorong yang melaporkan. Pelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi BCG, DPT (3 kali), Polio (4 kali), Hepatitis B (3 kali) dan imunisasi campak (1 kali), yang dilakukan melalui pelayanan rutin di Posyandu dan fasilitas kesehatan lainnya.

Cakupan imunisasi rutin yaitu BCG sebesar ( 100 % ) 2.875 bayi, DPT1+HB1 (100 %), 2.875 bayi, DPT3+HB3 (94,6 %) dari 2.875 bayi, Polio 3 (100%), dari 2.875 bayi, Campak (95 %) dari 2.875 bayi.

(26)

5. Pelayanan Pengobatan / Perawatan dan Kesehatan Jiwa

Cakupan rawat jalan di sarana kesehatan (Puskesmas) Kabupaten Pasaman tahun 2010 mencapai 219,884 (86,81%) dari total jumlah penduduk yang ada. Untuk tahun 2011 cakupan rawat jalan sebesar 46.725 (25.3%) dari total jumlah penduduk 255.186 jiwa.

6. Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut

Cakupan pelayanan kesehatan pra usila dan usila lanjut pada tahun 2010 di Kabupaten Pasaman sebesar 1,534 (15.32 %) dari sejumlah pra usila dan usila yang dilaporkan sebanyak 10,016 orang. Sedangkan jumlah pra usila (45-59 th) yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebesar 5.279 (13.32 %) dan jumlah kesehatan usila (>60 th) yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebesar 831 org (17,54 %). Sedangkan untuk tahun 2011 Cakupan pelayanan kesehatan usila sebesar 4.011 (35,8%) dari sejumlah usila yang dilaporkan sebanyak 11,206 orang.

B. KETERSEDIAAN OBAT

Dari data ketersediaan obat sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar di Kabupaten Pasaman terlihat ada beberapa item obat yang ketersediaannya tidak sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar.

C. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Untuk memperkecil resiko terjadinya penyakit gangguan kesehatan akibat dari lingkungan yang kurang sehat, dilakukan berbagai upaya peningkatan kualitas lingkungan, antara lain dengan pembinaan kesehatan lingkungan pada institusi yang dilakukan secara berkala. Upaya yang dilakukan mencakup pemantauan dan pemberian rekomendasi terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar. Pada tahun 2010 di kabupaten Pasaman menunjukkan bahwa terdapat 2.957 unit (TPM,TTU,TP Pestisida ) yang dilaporkan, yang sehat sebanyak 2115 unit (71,52 %). Sedangkan pada tahun 2011 menunjukan bahwa terdapat 1.464unit yang melaporkan , yang sehat sebanyak 626 unit (53%)

(27)

D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakekatnya dimaksudkan untuk menangani permasalah

gizi yang dihadapi masyarakat. Beberapa permasalahan gizi sering dijumpai pada kelompok masyarakat adalah kekurangan kalori protein, kekurangan vitamin A, gangguan akibat kekurangan yodium dan anemia gizi besi.

Upaya perbaikan gizi masyarakat pada tahun 2010 adalah : Penanggulangan masalah KEP, Penanggulangan dan pencegahan Anemia Gizi Besi, Penanggulangan kurang Vitamin A, Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Peningkatan Kemandirian Keluarga dalam Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat (UPGM) dan Sistim Kewaspadaan Gizi (SKG )

1. Pemantauan Pertumbuhan Balita

Upaya pemantauan terhadap pertumbuhan balita dilakukan melalui kegiatan penimbangan di Posyandu secara rutin setiap bulan. Di Kabupaten Pasaman, jumlah balita yang ada sebanyak 12.043 orang yang ditimbang sebanyak 9.593 dengan hasil penimbangan jumlah balita dengan berat badan naik sebanyak 6.202 orang (64,7 %). Sementara itu balita dengan bawah garis merah (BGM) sebesar 177 (1,8 %).

2. Pemberian Kapsul Vitamin A

Pada tahun 2010 Cakupan pemberian vitamin A bulan Februari sasaran bayi 3.445 jumlah yang dapat 3.481 (101,04 % ),anak balita jumlah sasaran 20,891 jumlah yang dapat vit.A 18.044 ( 86,37 % ). Cakupan pemberian kapsul vitamin A bulan Agustus sasaran bayi sebanyak 3.445 jumlah yang dapat vit.A 3.343 (97,04 % ), jumlah sasaran anak balita 20.891 yang dapat vit A 19.541 (93,54 % ) sedangkan untuk tahun 2011 bayi yang mendapat vit A sebesar 2.105 (73.2) dari jumlah bayi 2.875 org. Untuk anak balita yang mendapat vit.A 2x sebesar 12.026 (93%) dari jumlah balita 12.931 org.

(28)

3. Pemberian Tablet besi

Tahun 2010 jumlah ibu hamil yang ada sebesar 6.054 bumil dan yang mendapatkan pemberian tablet besi (Fe1) 5.748 bumil (94,5 %), dan Fe 5.114 (84,47 %) adapun target pencapaian untuk tahun 2010 sebesar 90%. Sedangkan pada tahun 2011 jumlah ibu hamil yang ada sebesar 4.724 bumil dan yang mendapatkan pemberian tablet besi (Fe1) 4.733 bumil (100 %), dan (Fe3) 4.005 (84,78 %)

(29)

BAB V

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

A. SARANA KESEHATAN

Pembangunan kesehatan di Kabupaten Pasaman telah berhasil menyediakan sarana dan prasarana kesehatan secara merata di seluruh wilayah Kabupaten Pasaman. Pada saat ini untuk memenuhi pelayanan kesehatan dasar telah tersedia sarana kesehatan diantaranya Puskesmas, Rumah Sakit, sarana upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) dan sarana pelayanan kesehatan swasta di Kabupaten Pasaman.

1. Puskesmas

Pada tahun 2011 jumlah Puskesmas di Kabupaten Pasaman sebanyak 16 Puskesmas dengan

jumlah Puskesmas Rawat Inap sebanyak 6 buah yaitu Puskesmas Bonjol, Ld Panjang, Cubadak, Rao, Tapus, dan Pintu Padang dengan kapasitas tempat tidur sejumlah 6 TT per Puskesmasnya, 42 Puskesmas Pembantu, 16 Puskesmas Keliling, 97 poskesdes. Dengan demikian setiap kecamatan telah memiliki sebuah Puskesmas dan hampir 90 % jorong telah dilayani oleh sarana pelayanan kesehatan milik pemerintah. Rasio Puskesmas terhadap penduduk tercatat 1 : 15.874 dan Puskesmas Pembantu terhadap penduduk sebesar 1 : 6.030

2. Rumah Sakit

Pada tahun 2011 jumlah Rumah sakit di Kabupaten Pasaman sebanyak 2 buah yang terdiri dari 1 buah Rumah Sakit Pemerintah (RSUD) dan 1 buah Rumah Sakit Swasta (Rumah Sakit Yarsi Panti). Adapun ratio rumah sakit terhadap penduduk 1: 258.631.

3. Gudang Farmasi

Guna menjamin kelancaran distribusi obat untuk melayani Puskesmas telah dibentuk sebuah Gudang Farmasi Kabupaten (GFK), Sedangkan di sektor swasta telah beroperasi sebanyak 9 Apotik yang tersebar diseluruh Kabupaten Pasaman.

(30)

4. UPT Labkesda

Pada tahun 2008 sesuai dengan perubahan SOTK baru di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman maka dibentuk Laboratorium Kesehatan Daerah ( LABKESDA) Kabupaten Pasaman yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi baik air bersih dan air minum, dengan demikian msasyarakat akan terhindar dari kemungkinan terkena resiko dari penyakit yang di sebabkkan oleh air.

Pemeriksaan kualitas air masyarakat ini terdiri dari air sumber gali, perpipaan, mata air yang digunakan masyarakat untuk pribadi maupun untuk usaha seperti pabrik tahu,tempe,kerupuk dll. Pemeriksaan yang dilakukan pada Labkesda terdiri dari pemeriksaan kimia terbatas sebanyak 28 sampel dan pemeriksaan bakteriologis sebanyak 74 sampel.

5. Sarana Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) diantaranya Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa (POD). Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan penaanggulangan diare. Untuk memantau perkembangannya Posyandu dikelompokkan menjadi 4 strata, yaitu Posyandu Pratama, Madya, Purnama, dan Mandiri. Jumlah Posyandu di Kabupaten Pasaman tahun 2010 sebanyak 345 posyandu dengan rincian Posyandu Pratama sebesar 34 (9,85 %), Madya sebesar 112 (32,46 %), Purnama sebesar 172 (49,85 %) dan Mandiri sebesar 27 (7,83 %). Sedangkan pada tahun 2011 jumlah posyandu sebanyak 345 dengan rincian Polindes Posyandu Pratama sebesar 21 (8,14 %), Madya sebesar 76 (29,5%), Purnama sebesar 137 (53 %) dan Mandiri sebesar 24 (9,3 %) merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam rangka mendekatkan pelayanan kebidanan, melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan dan

(31)

pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana. Pada tahun 2011 jumlah Polindes di Kabupaten Pasaman 97 unit.

B. TENAGA KESEHATAN

Penyelenggaraan upaya kesehatan tidak hanya dilakukan pemerintah, tapi juga diselenggarakan oleh swasta. Oleh karena itu gambaran situasi ketersediaan tenaga kesehatan baik yang bekerja di sektor pemerintah maupun swasta perlu diketahui. Data ketenagaan pada Profil Kesehatan Kabupaten Pasaman terdiri dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman, Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Swasta (Yarsi Panti), Puskesmas dan UPTD Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman.

Adapun jumlah tenaga Kesehatan menurut 8 kelompok yaitu medis, perawat-bidan,farmasi, gizi, teknis medis, sanitasi, kesehatan masyarakat dan tenaga lainnya. Dapat dilihat pada tampilan grafik dibawah ini :

0 2 0 22 16 1 3 1 0

PUSK RSUD DINKES

Jumlah Tenaga Medis

(32)

218 17 0 63 97 0

PUSK RSUD DINKES

Jumlah Tenaga Bidan dan Perawat

Bidan Perawat 11 15 11 9 PUSK RSUD

Jumlah Tenaga Farmasi dan Gizi

(33)

C. PEMBIAYAAN KESEHATAN

Pembiayaan kesehatan yang bersumber dari Pemerintah dan masyarakat. Anggaran pemerintah bersumber dari APBN, APBD I, APBD II, BLN, DAK. Total anggaran Kesehatan Kabupaten Pasaman tahun 2011 Rp 38.416.966.899. dengan APBD Kabupaten sebesar Rp.595.466.283.378. Hal ini

10

13 10

3

PUSK RSUD

Jumlah Tenaga Kesmas dan Sanitasi

Kesmas Sanitasi 12 6 0 4 PUSK RSUD

Jumlah Tenaga Teknisi Medis dan

Fisioterapis

(34)

menunjukan anggaran kesehatan per kapita per tahun sebesar Rp. 150,544 dan % APBD kesehatan terhadap APBD Kabupaten sebesar 5,3 %.

94% 5%1%

Persentase Sumber Anggaran

Kesehatan

(35)

BAB VI

ANALISA DATA PROFIL

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Berdasarkan gambaran upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan SPM bidang kesehatan Kabupaten Pasaman tahun 2011, dapat ditunjukkan tingkat pencapaian masing-masing indikator dan dibandingkan dengan target tahunan dan nasional.

A. Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Bayi

1. Cakupan kunjungan bumil (ibu hamil) K4

Persentase kunjungan bumil yang telah memperoleh pelayanan antenatal 4 kali sesuai dengan standar (K4) tahun 2010 sebesar 84,7 %. Sedangkan tahun 2011 sebesar 86 %. Ada sedikit kenaikan dari tahun sebelumnya, angka ini masih dibawah target yang telah ditetapkan , hal ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain sosialisasi P4K yang masih kurang, masih kurangnya kunjungan rumah yang dilakukan bidan desa, laporan yang belum tepat waktu dll, untuk meningkatkan jumlah kunjungan diantaranya adalah meningkatkan motivasi tenaga kesehatan dalam pencarian bumil untuk rajin memeriksakan kehamilan ke sarana kesehatan, dan perbaikan sistem pencatatan dan pelaporan lebih ditingkatkan lagi dan lebih meningkatkan sosialisasi P4K terhadap ibu hamil.

(36)

Sumber data : Seksi ibu dan lansia Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman

2. Ibu hamil risiko tinggi yang ditangani

Pencapaian program bumil risiko tinggi yang ditangani tahun 2011 sebesar 60 %,

sementara pencapaian tahun 2009 sebesar 12,9 %. Dilihat dari tahun sebelumnya terjadi

kenaikan sebesar 47 %.

Sumber data : Seksi Ibu dan lansia Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman.

2007 2008 2009 2010 2011 56.6 70.6 73 84.7 85.6 1 2 3 4 5

PERSENTASE KUNJUNGAN

IBU HAMIL (K4)

Tahun Capaian 2007 2008 2009 2010 2011 28.9 11.2 12.9 0 60 1 2 3 4 5

Persentase Ibu Hamil Resiko Tinggi

yang ditangani

(37)

3. Cakupan BBLR (bayi berat lahir rendah) yang ditangani

Cakupan BBLR yang ditangani pada tahun 2011 adalah 1.8%, ini masih di bawah

target yang ditetapkan. Hal ini disebabkan diantaranya masih ada sebagian masyarakat yang

memilih melahirkan ke dukun dan tidak mau merujuk bayinya jika ditemukan ada kasus.

Untuk meningkatkan cakupan BBLR perlu mengupayakan kesadaran masyarakat untuk

melahirkan ke sarana kesehatan, meningkatkan asupan gizi keluarga dan kesadaran

perawatan kesehatan ibu dan bayi.

Sumber data : Seksi Ibu dan lansia Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman.

B. Pelayanan Imunisasi

Target cakupan pelayanan immunisasi pada Desa/Kelurahan UCI tahun 2009 sebesar 59%. Pencapaian pada tahun 2010 sebesar 36 %. Sedangkan target tahun 2010 sebesar 100%. Untuk tahun 2011 pencapaian sebesar 37.65, dengan target 100 %. Dapat dilihat adanya kenaikan 1% dari tahun sebelumnya, Terjadi penurunan cakupan Kelurahan UCI yang disebabkan oleh beberapa faktor antara lain seringnya terjadi rolling petugas immunisasi di Puskesmas, pengiriman laporan yang tidak tepat waktu dan tidak lengkap setiap bulannya, pemanfaatan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) dan sweeping belum berjalan dengan optimal.Melihat pencapaian tersebut tampak bahwa cakupan pencapaian pelayanan imunisasi masih belum optimal. Namun harus selalu

2007 2008 2009 2010 2011 28.9

11.2 12.9

0 1.8

1 2 3 4 5

Persentase Bayi Berat Lahir Rendah

Yang Ditangani

(38)

dilakukan penyuluhan dan pembinaan kepada masyarakat dengan melibatkan tokoh masyarakat potensial sebagai upaya mempertahankan bahkan meningkatkan status Desa/Kelurahan UCI menjadi lebih baik.

Sumber data: Seksi P2 Dinas Kesehatan kabupaten pasaman

D. Pelayanan Kesehatan Jiwa

Target cakupan Pelayanan Kesehatan Jiwa pada tahun 2006 adalah sebesar 12% dan pencapaian tahun 2006 hanya 0,4%. Sedangkan tahun 2007 sebesar 0,2 pada tahun 2008 pencapaian naik menjadi 8,47 % target tahun 2010 sebesar 15%, dan pencapaian tahun 2010 hanya 0,48 %. Pada tahun 2011 sebesar 0.16% . Melihat pencapaian tersebut tampak bahwa cakupan Pelayanan Kesehatan Jiwa mengalami penurunan sampai dengan tahun 2011 ini, disebabkan rendahnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan anggota keluarganya ke Puskesmas, dimana masyarakat merasa bahwa Pelayanan Kesehatan Jiwa masih belum diperlukan.

Diperlukan upaya penyuluhan dan pembinaan secara terus menerus kepada masyarakat dengan melibatkan tokoh masyarakat potensial sebagai upaya meningkatkan kesehatan masyarakat jasmani dan rohani.

2007 2008 2009 2010 2011 68.8 84.1 59

36 37.6

1 2 3 4 5

Persentase Jorong UCI

(39)

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar

E. Pelayanan Gizi

Target cakupan Pelayanan Gizi dengan pemberian tablet Fe tahun 2010 sebesar 90% dan pencapaian pada tahun 2010 ini adalah Fe 1 85 % dan Fe 3 sebesar 94,95 % . untuk tahun 2011 pencapaian Fe 3 sebesar 84 %. Melihat pencapaian tersebut tampak bahwa terjadi penurunan dari tahun sebelumnya. cakupan pencapaian pelayanan gizi belum cukup baik walaupun terus terjadi peningkatan tapi masih harus ditingkatkan kualitasnya. Harus selalu dilakukan penyuluhan dan pembinaan kepada masyarakat tentang pentingnya kunjungan ibu hamil ke Puskesmas atau Polindes dengan melibatkan tokoh masyarakat potensial sebagai upaya mempertahankan bahkan meningkatkan status gizi ibu hamil, demikian juga upaya peningkatan motivasi petugas kesehatan dalam memberikan tablet Fe pada ibu hamil di wilayahnya.

2007 2008 2009 2010 2011 0.2 8.47 0 0.48 0.16 1 2 3 4 5

Pelayanan Kesehatan Jiwa

(40)

Sumber data : Seksi Ibu dan lansia

F. Pelayanan Gawat Darurat

Target cakupan Pelayanan Gawat Darurat tahun 2006 adalah sebesar 60%, dan target 2010 90 %. Pencapaian pada tahun 2007 sebesar 50 % dan tahun 2008 sebesar 100 %. Sedangkan pada tahun 2009 ini adalah sebesar 100 % dan pada tahun 2010 sudah 100 % sesuai target yang di inginkan. Pada tahun 2011 pencapaian sudah 100 %.

Melihat pencapaian tersebut tampak bahwa pencapaian Pelayanan Gawat Darurat sudah mulai maksimal. Kondisi ini disebabkan antara lain sarana dan prasarana pelayanan gawat darurat sudah mulai memadai, Tenaga dokter yang sudah tersedia di setiap Puskesmas. Sehingga kondisi tersebut dapat mampu melayani masyarakat dalam pelayanan Gawat Darurat. Diperlukan advokasi yang lebih baik kepada semua pihak yang terkait dalam penanganan masalah kegawat daruratan.

2007 2008 2009 2010 2011 58.9 68.9 70.1

94 84

1 2 3 4 5

Persentase Pelayanan Gizi

(41)

G. Penyelenggaraan Penyelidikan Epidemiologi Dan Penanggulangan

KLB (Kejadian Luar Biasa) Dan Gizi Buruk

Upaya penyelenggaraan Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan KLB (Kejadian Luar Biasa) dan Gizi Buruk dimaksudkan untuk mencegah dan mengurangi kejadian rawan pangan di wilayah kecamatan se Kabupaten Pasaman.Melihat pencapaian program penanggulangan gizi buruk khususnya

pada anak usia < 15 tahun tampak bahwa pencapaian tersebut masih jauh di bawah target. Kondisi ini disebabkan antara lain Tim SKPG baik di tingkat Kabupaten maupun di tingkat Kecamatan belum dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, selain itu rendahnya daya beli penduduk untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dalam artian tingkat kemiskinan yang cukup tinggi di Kabupaten Pasaman.

Melihat kondisi di atas, maka diperlukan koordinasi yang intensif dan terpadu dengan lintas sektor terkait khususnya Tim SKPG.

H. Pelayanan Kesehatan Lingkungan

Upaya Kesehatan Lingkungan dimaksudkan untuk meningkatkan pembinaan pada seluruh institusi yang meliputi : sarana kesehatan, pendidikan, ibadah, perkantoran dan lain sebagainya.

Target Persentase institusi yang dibina tahun 2010 adalah 70%, dan pada tahun 2010 ini pencapaian sudah 78 %, sedangkan tahun 2011 sebesar 84 % berarti sudah mencapai terget, meskipun demikian secara berkala pembinaan terhadap institusi ini harus terus dilaksanakan dan dipantau secara berkala sehingga target yang telah dicapai bisa terus dipertahankan dan ditingkatkan.

(42)

Sumber data : Seksi PL Dinas Kesehatan kabupaten pasaman

I. Pelayanan Pengendalian Vektor

Target tahun 2010 sebesar > 95%, dan pada tahun 2009 sebesar 83 %. Terjadi peningkatan yang cukup signifikan terhadap kenaikan rumah /bangunan bebas jentik di karenakan terjadinya kasus DBD yang cukup tinggi di Kabupaten Pasaman sehingga masyarakat terpicu untuk melaksanakan 3 M maupun 3 M Plus yang hasilnya cukup mendongkrak pencapaian rumah/bangunan bebas jentik, dan pada tahun 2010 pencapaian tetap 83 %. Untuk tahun 2011 pencapaian sebesar 76% terjadi penurunan sebesar 7 %.

Jentik nyamuk aedes merupakan penyebab terjadinya penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) yang dapat menyebabkan kematian. Tahun 2006 terjadi 172 kasus DBD dan pada tahun 2008 terjadi kasus sebanyak sebanyak 6 kasus yang di temui pada Kecamatan Lubuk Sikaping, Pada tahun 2009 terjadi lagi peningkatan kasus DBD yaitu sebanyak 90 orang pasien DBD yang tersebar di enam Kecamatan ( Tigo nagari, Bonjol, Simpati, Lb.Sikaping, Panti dan Rao Selatan) angka bebas jentik yang masih di bawah target nasional disebabkan antara lain oleh kesadaran masyarakat untuk melakukan gerakan 3M plus yang masih rendah. Oleh karena itu diperlukan upaya promosi yang lebih intensif oleh tenaga kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

2007 2008 2009 2010 2011 58.9 68.9 70.1

94 84

1 2 3 4 5

Persentase Institusi Yang Dibina

(43)

Sumber data : Seksi PL Dinkes Kabupaten Pasaman

J. Penyuluhan Perilaku Sehat

1. Rumah tangga sehat

Indikator rumah tangga sehat terdiri dari 10 indikator seperti telah disebutkan di atas. Rendahnya pencapaian rumah tangga sehat di Kabupaten Pasaman antara lain dipengaruhi oleh tingkat kesadaran masyarakat masih rendah, misalnya kebiasaan untuk tidak merokok dan pemberian ASI Eksklusif untuk bayi umur 0-6 bulan.

Pada tahun 2010 dari sebanyak 63.016 rumah yang dipantau hanya sebanyak 28.984 rumah yang ber PHBS atau sebanyak 45,99 terjadi penurunan dari tahun 2009 yaitu 60,5 % , terjadi penurunan sebesar 14,51 % tapi dibandingkan dengan pencapaian rumah sehat terjadi peningkatan yaitu dari 60,5 % menjadi 62,5 % sedangkan pencapaian untuk tahun 2011 sebesar 53 %. Terjadi penurunan pencapaian dari tahun sebelumnya.

Diperlukan peningkatan upaya promosi kesehatan yang lebih intensif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan komitmen penentu kebijakan sehingga mampu mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan. 2007 2008 2009 2010 2011 34 61 83 83 76 1 2 3 4 5

Persentase Rumah Bebas Jentik

(44)

Sumber data : Seksi Promkes Dinkes kabupaten Pasaman 2. Bayi yang mendapat ASI Eksklusif

Jumlah bayi yang mendapat ASI Eksklusif umur 0-6 bulan pada tahun 2008 adalah sebanyak 5.381 atau sekitar 76,01 % , sedang target tahun 2010 adalah sebesar 80%. Penyuluhan oleh bidan desa harus lebih di intensifkan lagi agar target yang telah di tetapkan pada tahun 2010 sebanyak 80 % bisa tercapai.Walau pun terjadi sedikit penurunan dari capaian tahun 2007 sebanyak 0,29 %. Pada tahun 2009 ini terjadi penurunan menjadi 60,5 %,

Untuk tahun 2011 pencapaian Asi Ekslusif sebesar 45%. harus ada pendekatan-pendekatan yang lebih intens oleh tenaga kesehatan terutama bidan yang di desa terhadap ibu-ibu melahirkan agar memberikan ASI saja sampai usia 6 bulan.

Kegiatan promosi kesehatan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama kegiatan yang lebih kreatif dan kerjasama dengan tokoh agama dan masyarakat untuk mendukung penerimaan masyarakat.

2007 2008 2009 2010 2011 20.9

58 60 62.5 53

1 2 3 4 5

Persentase Rumah Sehat

(45)

Sumber data : Seksi Promkes Dinkes kabupaten Pasaman

3. Posyandu purnama

Jumlah posyandu tahun 2010 sebanyak 345 posyandu termasuk kategori posyandu purnama 49,86 % terjadi peningkatan dari tahun 2009 yaitu dari 49 % Posyandu atau sebanyak 49,9 %. Pada tahun 2011 pencapaian sebesar 53.1 %, terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 4%.

Melihat pencapaian posyandu purnama yang masih belum seperti yang di harapkan, diperlukan upaya revitalisasi posyandu yang lebih intensif untuk meningkatkan status posyandu, antara lain meliputi kelengkapan sarana posyandu, perbaikan administrasi posyandu dan kuantitas kader yang dilatih.

2007 2008 2009 2010 2011 76.3 76.3

60.5

24.1 45.3

1 2 3 4 5

Persentase Bayi Diberi ASI Ekslusif

(46)

Sumber data : Seksi Promkes Dinkes Kabupaten pasaman

K. Penyuluhan Pencegahan Dan Penanggulangan NAPZA Berbasis

Masyarakat

Masalah penggunaan NAPZA merupakan masalah yang berdampak sangat besar terhadap kualitas kesehatan masyarakat, oleh karena itu diperlukan upaya pencegahan untuk menghindari dampak yang ditimbulkan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah peningkatan frekuensi penyuluhan NAPZA oleh tenaga kesehatan.

L. Pelayanan Penyediaan Obat Dan Perbekalan Kesehatan

Ketersediaan Obat sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan dasar belum begitu sesuai dengan yang diharapkan karena masih ada beberapa item obat yang ketersediaannya sangat rendah sekali, hal ini kalau tidak disikapi secara bijaksana akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan contohnya terjadi kekurangan obat di Puskesmas.

2007 2008 2009 2010 2011 26.6

43 49 49.9 53.1

1 2 3 4 5

Persentase Posyandu Purnama

(47)

M. Penyelenggaraan Pembiayaan Untuk Pelayanan Kesehatan Perorangan

Penyelenggaraan Pembiayaan Untuk Pelayanan Kesehatan Perorangan (JPKM) di Kabupaten Pasaman masih di bawah target. Tahun 2010 cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan prabayar sebesar 25 % yang sudah termasuk didalamnya askes, jamkesmas, jamkesda.

Melihat persentase tersebut tampak bahwa pencapaian program JPKM belum mencakup seluruh penduduk, masih sebagian masyarakat kabupaten Pasaman yang memanfaatkan JPKM untuk mendapat pelayanan pengobatan,mudah-mudahan untuk masa yang akan datang lebih banyak lagi masyarakat yang memanfaatkan JPKM untuk mendapatkan yankes ,sehingga derajat kesehatan yang optimal bisa di dapatkan untuk menuju masyarakat indonesia sejahtera.

N. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut

Pencapaian cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut tahun 2010 adalah sebesar 15,32 % sangat rendah dibandingkan dengan target yang ditetapkan, sementara target tahun 2010 sebesar 70%, masih jauh dari target yang diharapkan. Untuk tahun 2011 pencapaian kesehatan usia lanjut sebesar 38.5%

Untuk meningkatkan cakupan, kegiatan pelayanan kesehatan tidak hanya terbatas pada saat pelaksanaan posyandu usila, namun juga ditingkatkan melalui pelayanan kesehatan dalam dan luar gedung serta perbaikan sistem pencatatan dan pelaporan.

Sumber : Seksi kesehatan ibu dan anak

2007 2008 2009 2010 2011

0 0 0

15.3

35.8

1 2 3 4 5

Persentase Kesehatan Usia Lanjut

(48)

BAB VII

PENUTUP

Data dan informasi merupakan sumber daya yang strategis bagi pimpinan dan organisasi dalam pelaksanaan manajemen, maka penyediaan data dan informasi yang eviden based, sangat menentukan sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan. Dalam bidang kesehatan, data dan informasi diperoleh melalui penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan.

Sistem informasi kesehatan yang ada saat ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi kesehatan secara optimal, apalagi di era globalisasi teknologi informasi, dimana kondisi ini dapat berimplikasi pada kualitas data dan informasi yang disajikan dalam Profil Kesehatan Kabupaten Pasaman yang diterbitkan saat ini, masih belum sesuai dengan harapan. Walaupun demikian, diharapkan Profil Kesehatan Kabupaten Pasaman dapat memberikan gambaran tentang seberapa jauh pelayanan kesehatan masyarakat yang telah dicapai.

Gambar

TABEL 24 KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2011 MALARIA L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
TABEL 54 KABUPATEN PASAMAN 2011 PENYULUHAN KESEHATAN JUMLAH SELURUH KEGIATAN PENYULUHAN KELOMPOK JUMLAH KEGIATANPENYULUHANMASSA 1 2 3 4 5
TABEL 60 KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2011 PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI) PASIEN KELUARMATI PASIEN KELUARMATI ≥ 48 JAM DIRAWAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
TABEL  63 KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2011 RUMAH/BANGUNAN DIPERIKSA JUMLAH % JUMLAH % 1 2 3 4 5 6 7 8
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan korelasi jenis kelamin (p=766), usia (p=0.030), spiritualitas (p=0.000) dan tipe kepribadian (p=0.015) dengan psychological well-being remaja di

Perangkat lunak dari kerja sistem meliputi sensor sebagai masukan mengirim data ke PLC yang sudah terdapat program ladder yang berfungsi untuk mengendalikan output berupa motor

5.1.2.. Merupakan kompleks bangunan kampus Universitas Denmark Selatan, Kolding, Denmark. Kampus ini terletak di Gronborg, pusat Kota Kolding dan dekat dengan pelabuhan,

Menggunakan utilitas client mysql dalam mode batch menyediakan pada Anda jalan untuk mengeksekusi pernyataan-pernyataan dalam file dari shell command prompt, tanpa harus

1. H 0 : Tidak ada pengaruh kecerdasan emosional dan motivasi terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMPN 1 Kauman Tulungagung. H 1 : Ada pengaruh kecerdasan

(6) Usulan pejabat yang akan menghadiri pertemuan/konferensi/ workshop atau pertemuan internasional lainnya dari unit kerja terkait harus disampaikan kepada Kepala

Brainstorming Program - Committee member Program Sumbang Saran Akademik (2) Bagi Program Ijazah Sarjana Muda Industri Multimedia, Ijazah Sarjana Sains Komputer (Sains)