• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Struktur dan Fungsi Novel Hanoman Karya Pitoyo Amrih

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Struktur dan Fungsi Novel Hanoman Karya Pitoyo Amrih"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

476

Analisis Struktur dan Fungsi Novel Hanoman Karya Pitoyo Amrih

Christina Ni Luh Sukerti Ningsih1*, I Nyoman Weda Kusuma2, I G.A.A. Mas Triadnyani3

[123]

Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Unud

[e-mail: christina171091@yahoo.co.id]1 [e-mail: weda_kusuma@yahoo.com]2 [e-mail: igaa_triadnyani@unud.ac.id]3

*

Corresponding Author

Abstract

Hanoman known to the public through the story of Ramayana. He is a figure who was instrumental in the rescue Sita from the clutches of Ravana. Hanoman novel written by Pitoyo Amrih storytelling focuses on character Hanuman. Virtues possessed Hanuman can be used as a model for the reader. This study aims to analyze the structure and function of novel Hanoman Pitoyo Amrih work.

Methods and techniques in this study consisted of three parts, namely: (1) methods and techniques of data collection; (2) the methods and data processing techniques; (3) methods and techniques of presenting the results of the analysis descriptive qualitative method. Data collection methods used are literature, by reading the contents thoroughly novel and other library that contains a variety of information that supports the research process. The technique used is the technique of record, that is by noting the important things in accordance with the purposes of the analysis. Data have been collected were processed and analyzed with descriptive analytic method. This method is done by describing the data obtained is then followed by analysis. The collected data is recorded with the technique noted. Once analyzed, the results of the data that is written in essay format.

The results of this study are novel structural elements are analyzed in the form of characterization, plot, and setting. Later analysis functions are divided into two, which is a function that can be fun (utile) and useful (dulce). Functions that can be fun (utile) is a recreational and aesthetic functions. Then a useful function (dulce) is the function didaktif, morality, and religious.

Keywords: novel, structure, function of literature

1. Latar Belakang

Bangsa Indonesia terkenal dengan kekayaan budayanya. Salah satu kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia adalah wayang. Budaya daerah berupa wayang dan unsur budaya daerah lainnya telah hadir dengan berbagai bentuknya memengaruhi dunia

(2)

477

kesusastraan Indonesia (Nurgiyantoro, 1998:1). Pengarang dari berbagai generasi silih berganti memasukkan unsur budaya dan kesenian daerah sebagai bahan pengembaraan imajinasinya. Akibatnya sampai kini unsur kedaerahan yang berupa cerita daerah, kesenian daerah, dan wayang banyak ditemukan dalam karya-karya fiksi Indonesia pada setiap generasi pengarang dan periode karya sastra. Unsur kedaerahan tersebut dapat berupa legenda, mitos, kesenian daerah, dan cerita wayang.

Salah satu cerita pewayangan yang sangat populer adalah cerita

Ramayana.Ramayana menampilkan salah satu dari sekian banyak versi India mengenai

kisah Rama dan Sita.Walaupun Ramayana menceritakan perjalanan Rama, dalam kisahnya banyak tokoh yang berperan penting dalam perjalanannya.Tokoh-tokoh tersebut di antaranya Sita, Laksmana, Hanoman, dan Rahwana.Tokoh-tokoh tersebut sering digunakan oleh pengarang sebagai ide dalam pembuatan karya sastra.

Banyak penulis Indonesia yang menulis kembali cerita Ramayana dalam versinya masing-masing, namun masih dalam inti cerita yang sama. Salah satu penulis tersebut adalah Pitoyo Amrih dengan novelnya berjudul Hanoman. Novel tersebut menceritakan perjalanan hidup Hanoman, seorang ksatria keturunan bangsa dewa yang berwujud seperti kera.Hanoman juga merupakan orangyang membantu Rama dalam menyelamatkan Sinta yang diculik dan ditawan oleh Rahwana selama bertahun-tahun.Dalam novel tersebut, tidak hanya menceritakan Hanoman, namun tokoh lain seperti Rama, Sinta, Laksmana, dan Rahwana juga banyak diceritakan seperti pada cerita Ramayana umumnya.

Hanoman memang dikenal masyarakat luas dalam epos Ramayana.Hanoman banyak berperan dalam kehidupan Rama.Novel Hanoman sendiri merupakan transformasi dari ceritaRamayana yang menekankan pada tokoh Hanoman.Pitoyo Amrih menampilkan alur kisah Hanoman dengan imajinasi dan rekonstruksinya sendiri.

Karya sastra mencerminkan kehidupan manusia, berarti hubungan karya sastra sangat erat dengan pembaca dan penciptanya. Novel Hanoman sebagai salah satu karya sastra mempunyai fungsi dalam masyarakat. Maka dari itu, teori fungsi digunakan untuk menjelaskan fungsi-fungsi novel Hanoman di dalam kehidupan masyarakat.

(3)

478

2. Pokok Permasalahan

Masalah yang dipecahkan pada penelitian ini, yaitu (1) struktur novel

Hanoman karya Pitoyo Amrih; (2) fungsi novel Hanoman karya Pitoyo Amrih.

3. Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap cerita pewayangan yang merupakan warisan budaya untuk bangsa Indonesia. Selain itu memberikan pemahaman bagi pembaca terhadap karya sastra pada umumnya, khususnya novel Hanoman karya Pitoyo Amrih. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur dan fungsi novel

Hanoman karya Pitoyo Amrih.

4. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode dan teknik yang digunakan, yaitu: (1) metode dan teknik pengumpulan data; (2) metode dan teknik pengolahan data; dan (3) metode dan teknik penyajian hasil analisis data. Pada tahap pengumpulan data dipergunakan metode membaca dan teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pencatatan.

Pada tahap pengolahan data, metode yang digunakan, yaitu metode kualitatif dan dengan teknik deskriptif analitik. Pada tahap penyajian hasil analisis data digunakan metode deskripsi, yaitu dengan mendeskripsikan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, kemudian disusun ke dalam format penelitian skripsi.

5. Hasil dan Pembahasan

Analisis struktur bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, sedetail, dan mendalami keterkaitan dan keterjalinan semua aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh (Teeuw, 1988:134-135). Analisis struktur dalam novel Hanoman karya Pitoyo Amrih adalah penokohan, alur, dan latar.

Tokoh dalam novel Hanoman dibagi menjadi tiga bagian, yaitu tokoh primer, tokoh sekunder, dan tokoh komplementer. Tokoh primer dalam novel

(4)

479 Hanoman adalah Hanoman. Tokoh sekundernya adalah Jaya Anila, Subali dan

Sugriwa, Dasamuka, dan Ramawijaya. Tokoh tersiernya adalah Jaya Anggada, Dewi Sinta, dan Wibisana. Penelitian ini dianalisis berdasarkan tiga dimensi yaitu fisiologis, psikologis, dan sosiologis.

Analisis alur dalam novel Hanoman terdiri atas lima tahapan. Tahap pertama, yaitu tahapan situation (penyituasian). Dalam tahap ini digambarkan beberapa tempat dan situasi tokoh yang berperan penting dalam membangun cerita tersebut. Tahap kedua adalah tahapan generating circumstance (pemunculan konflik). Tahap ini menceritakan awal mula terjadinya konflik, yaitu pada saat Rama datang ke Maelawan menemui Sugriwa untuk meminta pertolongan kepada Sugriwa menyelamatkan Sinta yang kemungkinan diculik oleh Dasamuka. Setelah itu, terjadi pertempuran antara Subali dan Sugriwa yang akhirnya dimenangkan oleh Sugriwa dan mengambil alih pasukan kera di Gua Kiskenda untuk membantu Rama. Tahap ketiga, yaitu tahapan rising action (peningkatan konflik). Tahapan ini menceritakan Hanoman mencari keberadaan Sinta di Alengka dan benar Sinta ada di sana. Setelah berhasil menemui Sinta, Hanoman memporak-porandakan sebagian wilayah negeri Alengka yang membuat Dasamuka marah. Wibisana yang menasihati Dasamuka akhirnya diusir sehingga membuatnya berpihak pada Rama. Tahap keempat, yaitu tahapan climax (klimaks). Tahapan ini menceritakan puncak konflik yang ada, yaitu perang di negeri Alengka antara kubu Rama dengan kubu Dasamuka. Perang itu dimenangkan oleh Rama, sehingga Sinta berhasil diselamatkan. Setelah itu, Rama mulai tidak percaya dan mulai bersikap dingin kepada Sinta. Kemudian tahap kelima, adalah tahapan denouement (penyelesaian). Pada tahapan ini diceritakan Rama kembali ke Ayodya dan menjadi raja. Sikapnya pada Sinta mulai hangat dan memiliki dua orang putra. Akan tetapi, karena ada fitnah, akhirnya Sinta bersama dua putranya pergi dari Ayodya dan tinggal di pesanggrahan Dandaka. Setelah itu, Hanoman pergi mengembara sampai menjadi Rsi Mayangkara di Kendalisada, kemudian pergi dan menemui jalan kematiannya, yaitu menjadi arca batu di hutan.

(5)

480

Pilihan latar yang diambil dalam novel Hanoman adalah latar tempat, waktu, dan sosial. Latar tempat yang yang digunakan adalah di pertapaan Kendalisada yang merupakan tempat pada saat Hanoman menjadi rsi. Kemudian Panglawung, tempat Hanoman tinggal dan belajar bersama Anila. Ada pula Gua Kiskenda, tempat berkuasanya Sugriwa kemudian diganti oleh Subali. Latar tempat berikutnya adalah Maleawan yang menjadi tempat membuat siasat untuk menyelamatkan Sinta. Selanjutnya, Alengka yang menjadi tempat terjadinya perang antara Rama dan Dasamuka. Lalu Ayodya, tempat Rama bertahta menjadi raja dan pesanggrahan Dandaka yang menjadi tempat Sinta tinggal bersama dua putranya.

Latar waktu yang ada dalam novel Hanoman adalah masa Hanoman sebelum dan sesudah menjadi rsi. Waktu yang berjalan sekitar lebih dari seribu warsa atau seribu tahun. Selanjutnya, latar sosial dalam novel Hanoman adalah kehidupan di dunia wayang, salah satunya manusia yang belum mengenal Tuhan sehingga hanya mengandalkan dewa dan alam sekitar. Latar sosial yang lain adalah adanya perang untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan oleh satu pihak dan mengorbankan pihak lain. Hal tersebut tetap terjadi sampai sekarang.

Novel Hanoman karya Pitoyo Amrih juga memiliki fungsi sastra. Analisis fungsi dalam novel Hanoman karya Pitoyo Amrih diambil guna memberikan pengetahuan kepada pembaca bahwa novel tersebut memiliki fungsi yang bisa bermanfaat bagi masyarakat. Analisis fungsi ini menggunakan teori fungsi dari beberapa ahli. Kutipan dari interaksi antara tokoh utama dengan tokoh lain dapat memberikan fungsi selain ada juga dari beberapa kutipan yang bukan merupakan interaksi antara tokoh utama dengan tokoh lain. Dalam analisis novel Hanoman karya Pitoyo Amrih, fungsi dibagi menjadi dua, yaitu fungsi yang dapat menyenangkan (utile) dan berguna (dulce). Fungsi yang dapat menyenangkan (utile) yaitu fungsi rekreatif dan estetis. Kemudian fungsi yang berguna (dulce) yaitu fungsi didaktif, moralitas, dan religius.

Fungsi didaktif seperti disebutkan oleh Luxemburg (1984: 94) bahwa fungsi sebuah teks adalah keseluruhan sifat-sifat yang bersama-sama menuju

(6)

481

tujuan yang sama serta dampaknya. Sastra tidak hanya mencerminkan kenyataan, juga turut membangun masyarakat dan hendaknya berperan sebagai guru. Dalam novel Hanoman fungsi didaktif terdapat dalam kutipan-kutipan yang dapat memberi motivasi pembaca untuk melakukan hal yang baik.

Selain dapat memberi motivasi, novel Hanoman juga dapat berfungsi memberi hiburan yang menyenangkan bagi pembacanya atau disebut fungsi rekreatif. Fungsi tersebut dapat dilihat dari kutipan-kutipan yang menunjukkan keadaan yang dapat membuat kita berimajinasi. Kemudian fungsi estetis atau keindahan. Dalam novel Hanoman fungsi estetis terlihat dari teknik bercerita dengan bahasa yang indah namun dapat dimengerti. Selain itu beberapa majas juga menambah fungsi estetis.

Novel Hanoman juga memiliki fungsi moralitas yang dapat memberi pengetahuan tentang moral baik dan buruk. Moral yang baik dapat dicontoh dan dilaksanakan sedangkan moral buruk agar tidak ditiru oleh pembaca. Fungsi yang terakhir adalah fungsi religius yang dapat dilihat dari kutipan tentang ajaran-ajaran agama.

6. Simpulan

Novel Hanoman karya Pitoyo Amrih adalah novel yang menceritakan tentang jalan kehidupan Hanoman. Penelitian novel ini diawali dengan menganalisis struktur novel Hanoman karya Pitoyo Amrih dengan melihat penokohan, alur, dan latar. Kemudian dianalisis fungsinya berdasarkan pendapat beberapa ahli, yaitu fungsi didaktif, rekreatif, estetis, moralitas, dan religius.

7. Daftar pustaka

Amrih, Pitoyo. 2014. Hanoman. Yogyakarta: Diva Press.

Luxemburg, Jan Van dkk. 1984. Pengantar Ilmu Sastra (Terjemahan oleh Dick Hartoko). Jakarta: Gramedia.

Nurgiyantoro, Burhan. 1998. Transformasi Pewayangan dalam Fiksi Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

(7)

482

Teeuw, A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.

Referensi

Dokumen terkait

'fokoh Raden Sudrajat dalam novel Perampok digambarkan sebagai putra Adipati Lumajang yang nomer dua, Raden Sudrajat adalah adik daxi Raden lagowo,Rader Sudrajat adalah

Novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu (selanjutnya RTDW) karya Tere Liye ini menceritakan tentang perjalanan hidup Ray yang sering dihadapkan dengan berbagai masalah yang

Baginya, kesedihan merupakan segi lain dari keindahan (Rosidi, 1989:77). Novel Keindahan dan Kesedihan menceritakan tokoh Oki sebagai seorang laki-laki berumur dan

Kelebihan novel Bidadari Bidadari Surga karya Tere Liye yang diterbitkan pada tahun 2008 terletak pada ceritanya yaitu menceritakan sebuah pengorbanan seorang

Novel Dear Allah karya Diana ini menceritakan tentang seorang gadis yang bernama Naira yang diam-diam menyimpan perasaan kepada pemuda tampan bernama Wildan. Cinta

Novel Kembang Jepun karya Remy Sylado ini merupakah kisah hidup seorang geisha di Surabaya, yaitu Keke dalam memperjuangkan dan mempertahankan cinta yang dimilikinya kepada

Mitos yang terdapat dalam novel ini adalah penari sanghyang Dedari dipercaya sebagai titisan dewa yang menjelma untuk menyembuhkan duka dan petaka yang memburu

Novel Botchan karya Natsume Soseki menceritakan seorang guru yang mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari mulai tempat ia menginap sampai kepada murid-muridnya yang