• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Biologi dan Pembelajaran Biologi Volume 1 Nomor 1 Tahun 2016 (p-issn ; e-issn )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Biologi dan Pembelajaran Biologi Volume 1 Nomor 1 Tahun 2016 (p-issn ; e-issn )"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI RETARDANT TERHADAP KARAKTER MORFOLOGIS TANAMAN KRISAN VAR WHITE PUMA DAN YELLOW PUMA SEBAGAI

BUNGA POT

RETARDANT APPLICATION ON MORPHOLOGICAL CHARACTER OF CHRYSANTHEMUM VAR WHITE PUMA AND YELLOW PUMA AS POT

FLOWER

Tristi Indah Dwi Kurnia

Program Studi Biologi Universitas PGRI Banyuwangi tristi.indah@yahoo.com

ABSTRAK

Permintaan pasar terhadap bunga Krisan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, ini dikarenakan Krisan memiliki bentuk yang indah serta warna yang beraneka ragam. Bunga ini dikenal juga dengan sebutan seruni atau bunga emas (Golden Flower). Permintaan Krisan pot sebagai tanaman hias berpeluang lebih besar dibandingkan dengan Krisan potong. Hal ini dikarenakan penggunaan tanaman hias pot relative lebih luas pemanfaatannya daripada bunga hias potong. Balithi (1999) mengemukakan bahwa Krisan sebagai tanaman pot diminati untuk mempercantik taman rumah, kantor, meja kerja, serta pembuatan miniatur taman kegiatan-kegiatan resmi seperti seminar dan pernikahan faktor penentu kualitas bunga krisan pot adalah tinggi tanaman krisan yang seimbang dengan tinggi pot yakni ukuran ideal tanaman krisan pot menurut produsen adalah 2 sampai 21/2 kali tinggi pot. Upaya yang harus dilakukan untuk membetuk karakter krisan pot yang sesuai adalah dengan penggunaan zat pengatur tumbuh salah satunya adalah zat hambat tumbuh berupa retardant. Penelitian dirancang secara faktorial dengan menggunakan rancangan acak lengkap (ral) yang terdiri dari dua faktor perlakuan dengan tiga kali ulangan. Dimana faktor pertama yaitu 2 varietas tanaman krisan yaitu, v1 (varietas giant white) dan v2 (varietas giant yellow). Sedangkan faktor kedua adalah konsentrasi Retardant terdiri dari 6 level yakni k0 ( konsentrasi Retardant 0 ppm), k1( konsentrasi Retardant 500 ppm), k2 (konsentrasi Retardant 2500 ppm), k3 (konsentrasi Retardant 3500 ppm), k4 (konsentrasi Retardant 4500 ppm) dan k5 (konsentrasi Retardant 5500 ppm). Hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah konsentrasi zat penghambat tumbuh berupa Retardant sebesar 4500 ppm dapat menghasilkan morfologi tanaman Krisan var Yellow Puma dan White Puma yang sesuai standand mutu acuan bunga Krisan pot.

Kata Kunci : Retardant, Morfologis, Krisan, Puma

ABSTRACT

The market demand for Chrysanthemum from year to year has increased, this is because Chrysanthemum has a beautiful shape and color is diverse. This flower is also known as the seruni or golden flower (Golden Flower). The demand of chrysanthemum pot as an ornamental plant has a bigger chance compared to chrysanthemum cut. This is because the use of potted ornamental plants relatively more widespread use than ornamental cut flowers. Balithi (1998) suggested that Chrysanthemum as a potted plant in demand to beautify the home garden, office, work

(2)

table, and the making of miniature garden formal activities such as seminars and weddings determinants of quality of chrysanthemum pot flowers are high chrysanthemum plants balanced with the height of pot that is the size ideal plant chrysanthemum pot according to the manufacturer is 2 to 21/2 times the height of the pot. Efforts to be made to determine the character of the appropriate chrysanthemum pots with the use of growth regulators one of which is inhibitory substances grow in the form of retardant. The study was designed in a factorial manner using a complete randomized design (ral) consisting of two treatment factors with three replications. Where the first factor is 2 varieties of chrysanthemum ie, v1 (giant white varieties) and v2 (yellow giant varieties). While the second factor is Retardant concentration consist of 6 level that is k0 (concentration of Retardant 0 ppm), k1 (Retardant concentration 500 ppm), k2 (Retardant concentration 2500 ppm), k3 (Retardant concentration 3500 ppm), k4 (concentration of Retardant 4500 ppm) and k5 (Retardant concentration 5500 ppm). The results obtained in this study is the concentration of growth inhibitors in the form of Retardant of 4500 ppm can produce the morphology of crops of Chrysanthemum var White Puma and Yellow Puma that fit the market demand for chrysanthemum pots Key Words :Retardant, Morphological, Cyhshanthemum, Puma varieties

PENDAHULUAN

Permintaan pasar terhadap bunga Krisan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, ini dikarenakan Krisan memiliki bentuk yang indah serta warna yang beraneka ragam. Bunga ini dikenal juga dengan sebutan seruni atau bunga emas (Golden Flower). Krisan merupakan salah satu jenis tanaman hias yang pemanfaatannya dapat dikelompokkan menjadi dua yakni Krisan potong dan Krisan pot. Perbedaan jenis keduanya didasari dari bentuk keragaan tanaman khususnya tinggi tanaman. Pada Krisan pot, tinggi tanaman diusahakan agar tampak ideal dengan tinggi pot yang digunakan yakni dengan tinggi tanaman sekitar 24 -35 cm. Permintaan Krisan pot sebagai tanaman hias berpeluang lebih besar dibandingkan dengan Krisan potong. Hal ini dikarenakan penggunaan tanaman hias pot relative lebih luas pemanfaatannya daripada bunga hias potong. Beberapa varietas bunga Krisan yang banyak digunakan untuk bunga hias adalah Krisan dengan ciri bunga yang unik , besar, warna indah ataupun mahkota tumpuk diantaranya yakni Varietas white Puma dan Yelow Puma.

Retardant adalah senyawa-senyawa organik sintetik yang diberikan pada tanaman yang responsive akan menghambat perpanjangan sel pada meristem sub apikal, mengurangi laju perpanjangan batang tanpa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan daun atau tanpa mendorong pertumbuhan yang abnormal (Wattimena, 1988) sejumlah besar senyawa sintetik menunjukkan aktivitas yang menghambat pertumbuhan. Mekanisme Pengaturan pertumbuhan diawali dengan menghambat biosintesa giberelllin (GA) sehingga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ruas-ruas batang suatu tanaman yang pada akhirnya menghambat penambahan tinggi tanaman.

Tanaman Krisan merupakan tanaman dengan karakter asli berupa tanaman hias potong dengan tinggi maksimal dapat mencapai 120 cm. Diperlukan upaya untuk pengaplikasian zat pengatur tumbuh untuk mendapatkan karakter bunga Krisan pot yang diinginkan dengan tinggi maksimal 45 cm. (Balithi, 1999). Tujuan dari penelitian

(3)

Yellow Puma dengan adanya penambahan Retardant dan untuk menentukan konsentrasi retardant yang tepat untuk diaplikasikan pada Krisan var White Puma dan Yellow Puma, sehingga nantinya karakter morfologi yang dihasilkan dapat memenuhi standard permintaan pasar terhadap Krisan pot.

METODE

Penelitian ini telah dilakukan di Desa Segobang, Licin Kabupaten Banyuwangi. Ketinggian tempat yakni 850 m dpl. Suhu harian berkisar antara 22 – 250 C. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Bahan Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah tanaman Krisan var Yellow Puma dan White Puma. Retardant dengan konsentrasi 0 ppm, 1500 ppm, 2500 ppm, 3500 ppm, 4500 ppm dan 5500 ppm. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, peralatan pertanian, meteran, jangka sorong, Buku Munshell Color Chart, Thermo-hygrometer, Oven merk Memmert dan camera digital.

Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial dan disusun secara lengkap. Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari dua faktor perlakuan dengan tiga kali ulangan. Faktor pertama yaitu 2 varietas tanaman Krisan (V), yakni :

1. V1 ( varietas Yellow Puma) 2. V2 (varietas White Puma)

Faktor kedua adalah konsentrasi Retardant (K) yang terdiri dari 6 level yakni : 1. K0 ( konsentrasi Retardant 0 ppm) 2. K1 ( konsentrasi Retardant 1500 ppm) 3. K2 (konsentrasi Retardant 2500 ppm) 4. K3 (konsentrasi Retardant 3500 ppm) 5. K4 (konsentrasi Retardant 4500 ppm) 6. K5 (konsentrasi Retardant 5500 ppm)

Dengan demikian terdapat 12 kombinasi perlakuan dan diulang sebanyak 5 kali.

Parameter morfologis yang diamati adalah Tinggi Tanaman, Jumlah daun , Jumlah kuntum bunga, diameter mahkota bunga, diameter tajuk tanaman dan kecerahan warna bunga.

Aplikasi Retardant

Pengaplikasian Retardant dilakukan pada saat tanaman berumur 3 minggu setelah tanam. Konsentrasi Retardant sebesar 0 ppm, 1500 ppm, 2500 ppm, 3500 ppm, 4500 ppm, 5500 ppm diberikan 2 kali, dengan selang 2 minggu.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tinggi Tanaman merupakan salah satu parameter morfologis utama yang paling diperhatikan terhadap hasil panen Tanaman Krisan pot agar sesuai permintaan pasar. Pada Penelitian ini, hasil tinggi tanaman saat panen diujikan dengan Uji Duncan dan didapatkan hasil berikut ini :

(4)

Tabel 1.Tinggi Tanaman saat Panen Tanaman Krisan var Yellow Puma dan White Puma dengan Penambahan Konsentrasi Retardant Yang Berbeda

Konsentrasi Retardant Yellow Puma (cm)

White Puma (cm) 0 ppm 44.1e 40.2d 1500 ppm 42.9d 42.7d 2500 ppm 37.5c 41.2d 3500 ppm 37.2.1c 37.5c 4500 ppm 33.1b 34.4b 5500 ppm 20.1a 19.2a

Keterangan: Nilai pada baris dan kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%.

Hasil Pengujian menunjukkan bahwa terdapat beda nyata antar masing masing perlakuan . Tinggi tanaman Krisan terbaik dapat diperoleh pada konsentrasi Retardant sebesar 4500 ppm, dimana tinggi tanaman var Yellow Puma sebesar 33,1 cm dan tinggi tanaman var White Puma sebesar 34,4 cm. Hal ini sesuai dengan Standard Mutu Bunga Krisan Pot yang dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini .

Tabel 2 . Standard Kelas Mutu Bunga Krisan Pot

No Kriteria Kualitas Satuan Kelas Mutu

A B

1 Tinggi Tanaman cm 25-35 <25 atau >35

2 Tipe Standar Kuntum

per pot

10 - 15 8 - 10

3 Tipe Spray Kuntum

per pot

20 - 50 < 20

4 Bebas serangan HPT - bebas bebas

5 Warna bunga - cerah Agak pudar

(Sumber : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, 2013)

Pengurangan tinggi tanaman seiring dengan meningkatnya konsentrasi Retardant ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurnia (2015) , bahwa peningkatan konsentrasi Retardant yang semakin tinggi menyebabkan penurunan tinggi tanaman yang semakin tinggi pula. Aplikasi daminozide secara foliar pada konsentrasi 3500 ppm menghasilkan tinggi tanaman Interaksi antara varietas Krisan dan konsentrasi Daminozide yang menghasilkan pertumbuhan dan hasil terbaik sesuai dengan Standar Mutu Krisan Pot dihasilkan pada kombinasi varietas Red Remix dengan konsentrasi daminozide 1500 ppm, Reagen Pink dengan konsentrasi daminozide 4500 ppm.

Aplikasi Retardant juga berpengaruh terhadap Diameter Bunga, Diameter Tajuk Tanaman dan Jumlah Bunga pada Tanaman Krisan var Yellow Puma dan White Puma

(5)

Gambar 1,2 Karakter Morfologis saat Panen Tanaman Krisan Var Yellow Puma dan White Puma dengan penambahan Retardant pada konsentrasi yang berbeda

Hasil Pengujian menunjukkan adanya pengaruh penambahan Retardant terhadap karakter morfologis tanaman Krisan var Yellow Puma dan White Puma saat panen. Konsentrasi Retardant sebesar 4500 ppm mampu memberikan kontribusi berupa jumlah kuntum bunga terbanyak diantara konsentrasi lainnya. Namun menurun seiring ditingkatkannya konsentrasi Retardant pada tanaman.

Penambahan Retardant pada Tanaman Krisan juga berdampak pada tingkat kecerahan warna bunga , hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

(6)

Tabel 3. Hasil Perbandingan Warna Mahkota Bunga Krisan dengan menggunakan Buku Munshell Color Chart

Perlakuan Color Value Chroma Yellow Puma 10 R 0 ppm 8 10 1500 ppm 8 8 2500 ppm 8 6 3500 ppm 8 6 4500 ppm 8 10 5500 ppm 8 10 White Puma 5 Y 0 ppm 8 2 1500 ppm 8 2 2500 ppm 8 2 3500 ppm 8 2 4500 ppm 8 2 5500 ppm 8 2

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa peningkatan level konsentrasi Retardant menyebabkan penurunan kecerahan warna bunga . Hal ini dapat dilihat dari nilai value dan nilai chroma yang semakin besar seiring dengan peningkatan level konsentrasi Retardant pada varietas tanaman Krisan Yellow Puma. Dimana nilai value dan chroma pada Buku Munshell menunjukkan nilai kecerahan warna yang semakin pudar.

Peningkatan konsentrasi Retardant memberikan respon penurunan tingkat kecerahan warna bila dibandingkan dengan Buku Munshell Color Chart. Pada konsentrasi daminozide level rendah (1500 ppm) menghasilkan warna bunga yang paling cerah, selanjutnya kecerahan warna bunga memudar ketika konsentrasi Retardant dinaikkan menjadi 4500 ppm.Ppenurunan tingkat kecerahan warna bunga seiring dengan meningkatnya konsentrasi Retardant ini didukung dengan hasil penelitian Krisantini (2007) yang menyatakan bahwa aplikasi Alar yang terlalu tinggi (4.5 g Alar/l larutan, diberikan 4 kali), memberikan hasil warna bunga krisan yang lebih pudar. Hal ini dikarenakan produksi pigmen warna bunga antosianin tergantung pada keberadaan perekursor dari flavonoid, khususnya dihidroflavonols dan keseluruhan fungsi jalur biosintesis. Penurunan kandungan pigmen antosianin merupakan hasil penghambatan mediasi acyclohexadione dari 2 oxyglutarate (OG) yang keberadaannya bergantung pada dioxygenase flavones 3-hydroxylase (F3H). Sehingga menyebabkan terjadinya penghambatan kerja enzim Athocyanidin-synthase, yang nantinya berfungsi sebagai prekursor pembentukan pigmen Antosianin. (Rademacher, 2000).

KESIMPULAN DAN SARAN

Aplikasi Retardant berpengaruh nyata terhadap karakter Morfologis Tanaman Krisan var Yellow Puma dan White Puma. Merujuk pada Standard Mutu Bunga Krisan Pot yang dikeluarkan oleh Balithi tahun 1999, Karakter Morfologis Krisan pot terbaik

(7)

Diharapkan Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan aplikasi retardant pada varietas Krisan lainnya agar didapatkan pedoman penggunaan Retardant pada berbagai varietas Tanaman Krisan.

DAFTAR PUSTAKA

BALITHI. 1999. Acuan Standar Mutu Bunga Potong Krisan. Direktorat Budidaya Tanaman Hias : Jakarta

Krisantini. 2007. Florikultur. Dalam S.S. Harjadi (ed). Dasar-Dasar Hortikultura. Jurusan Budidaya Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hal: 467-484 Kurnia, T. 2015. Pengaruh Konsentrasi Daminozide pada Pertumbuhan dan Hasil Tiga

Varietas Tanaman Krisan Pot

Mitcell. 1991. Effects of Daminozide (Alar 85) Treatment on the Stomata Movements of Chrysanthemum (Dendranthema grandiflorum

Pinto, A. C. R., T. de esus Deléo Rodrigues, I. C. Leite, and J. C. Barbosa. 2005. Growth retardants on development and ornamental quality of potted ‘Lilliput’ Zinnia elegans Jacq. Sci. Agric. 62:337-345.

Rademacher,W. 2000. Growth Retardants: Effects On Gibberellin Biosynthesis And Other Metabolic Pathways. Annu Rev Plant Physiol Plant Mol Biol 51:501–531 Standar Nasional Indonesia, 1998. Standar Mutu dan Kualitas Bunga Krisan. Dewan

Standardisasi Nasional. DSN, Jakarta

Wattimena, G.A. 1988. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Pusat Antar Universitas. IPB. Bogor. 145 hal

Gambar

Tabel 1.Tinggi Tanaman saat Panen Tanaman Krisan var Yellow Puma dan White  Puma dengan Penambahan Konsentrasi Retardant  Yang Berbeda

Referensi

Dokumen terkait

penelitian, tahap selanjutnya membuat specimen sesuai dimensi pada ASTM D955 sebanyak 10 buah specimen dengan setting tebal layer 0,2 mm diantaranya 5 buah

Dapat disimpulkan bahwa teknik SFBC yang digunakan dalam konseling individual yang pelaksanaannya melalui video call memberikan dampak yaitu penurunan tingkat stres

diperoleh untuk mengerjakan proyek sehingga menghasilkan produk otentik. Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis uraikan di atas, maka penulis menuliskan

Penelitian tentang Intensitas Membaca Al-Quran dengan Tingkat Depresi pada Siswa SMA Muhammadiyah I angkatan 2009-2010 Surakarta diperoleh hasil yaitu tidak terdapat hubungan

Dari hasil analisis reaktualisasi latar, terlihat banyaknya unsur penambahan latar yang terdapat dalam film. Penambahan latar dalam film ini didasari dari berbagai fakta

Gambar IV.17 Penentuan reservoir dari log Vsh dengan cut-off 50% dan porositas efektif 12% untuk lintasan dari selatan (Dahlia-1) ke utara (OB-B1) di wilayah offshore timur

Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang.. Mobil yang awalnya diam kemudian bergerak dengan percepatan konstan. Setelah 10 sekon, mobil mengalami perlambatan hingga

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan analisis terhadap data, diketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara skor total harga diri dan skor