• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Konsekuensi Dispersi Gas, Kebakaran, dan Ledakan Pada Tangki

Timbun LPG di SPPBE PT Adikarya Pramita Perdana, Depok dengan

Menggunakan Perangkat Lunak ALOHA Tahun 2012

Putri Melati Dinanti*, Dadan Erwandi**

Abstrak

SPPBE (Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji) merupakan tempat berisiko tinggi terjadi dispersi gas, kebakaran, dan ledakan karena memiliki tangki timbun yang berisi bahan beracun dan mudah terbakar. Penelitian ini merupakan penelitian pemodelan kuantitatif yang dianalisis menggunakan perangkat lunak ALOHA (Areal Location of Hazardous

Atmosphere). Pemodelan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jangkauan dan

konsekuensi dari dampak dispersi gas, kebakaran, dan ledakan akibat kebocoran tangki timbun LPG yang dibagi menjadi gas propana dan butana serta sistem fire safety dan manajemen tanggap darurat di SPPBE PT Adikarya Pramita Perdana, Depok. Hasil penelitian ini didapatkan jangkauan dan konsekuensi dispersi gas beracun, jet fire, BLEVE, dan vapor

cloud explosion yang terbagi menjadi zona kuning, oranye, dan merah. Jangkauan dan

konsekuensi dari pemodelan ini dianalisis dengan sistem fire safety dan manajemen tanggap darurat yang terdapat di SPPBE PT Adikarya Pramita Perdana, Depok.

Kata kunci: Analisis konsekuensi; LPG; tangki timbun; ALOHA; dispersi gas beracun; jet

fire; BLEVE; vapor cloud explosion

Abstract

SPPBE is a high risk area of toxic gas dipersion, fire and explosion because it has storage tank containing toxic and flammable materials. This study is a quantitative modeling that analyzed using ALOHA (Areal Location of Hazardous Atmosphere) software. Modeling in this study aims to determine the range and consequences of gas dispersion, fire and explosion due to leakage at LPG storage tank which divided into propane and butane gas, also the description of fire safety system and emergency management at SPPBE PT Adikarya Pramita Perdana, Depok. The result of this study is the range and consequences of toxic gas dispersion, jet fire, BLEVE and vapor cloud explosion which are divided into yellow, orange, and red zone. The range and consequences of this modelling is analyzed by fire safety system and emergency management at SPPBE PT Adikarya Pramita Perdana, Depok.

Keywords: Consequence analysis; LPG; storage tank; ALOHA; toxic gas dispersion; jet fire; BLEVE; vapor cloud explosion

*Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia (email: putrimelatidinanti@yahoo.com)

(2)

Program konversi minyak tanah ke LPG (Liquified Petroleum Gas) di seluruh wilayah Indonesia sejak tahun 2007 merupakan program konversi terbesar di dunia, baik dalam besaran ekonomi maupun jangkauan wilayah dan sasaran program[1]. Perkembangan pesat konsumsi energi LPG terjadi dalam periode tahun 2005 – 2009 sebagai hasil pelaksanaan program konversi minyak tanah ke LPG. Sektor yang dominan dalam penggunaan LPG adalah sektor rumah tangga (86,3%), diikuti dengan sektor industri (7,2%) dan sektor komersial (6,5%). Terkait dengan pertumbuhan yang sebanding dengan permintaan tersebut, dibutuhkan pembangunan industri dan fasilitas penyaluran LPG untuk menjangkau kebutuhan konsumen[2]. Seiring dengan meningkatnya penggunaan LPG pada masyarakat, jumlah stasiun pengisian bahan bakar LPG (propana dan butana) pun mengalami peningkatan yang luar biasa setiap tahunnya[3].

Di Indonesia, sebelum diisikan ke tabung – tabung yang berukuran 3 kg, 12 kg, dan 50 kg, LPG (propana dan butana) disimpan dalam tangki timbun yang berbentuk cylinder di Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE). Area tersebut termasuk ke dalam tempat berisiko tinggi karena dapat menimbulkan kebocoran serta sifat LPG dari propana dan butana yang mudah terbakar dan meledak[4]. Tempat penyimpanan LPG seperti di SPPBE merupakan tempat yang memiliki risiko besar terjadinya dispersi gas beracun, kebakaran, dan ledakan, sebab di SPPBE terdapat tangki berisi bahan kimia yang bersifat beracun dan mudah terbakar. Dispersi gas beracun merupakan suatu perpindahan gas beracun melalui udara dan terbawa oleh arah angin dari tempat terjadinya kebocoran menuju ke daerah sekitarnya yang dapat dipengaruhi oleh kondisi meteorologi seperti sirkulasi udara, stabilitas atmosfer, kecepatan angin, dan inversi suhu[5]. Kebakaran merupakan api yang tidak terkendali atau di luar kemampuan manusia[6], sedangkan ledakan merupakan suatu kejadian yang mengarah pada peningkatan tekanan secara cepat[7]. Kejadian dispersi gas beracun, kebakaran, dan ledakan dapat berdampak kepada keselamatan dan kesehatan manusia, lingkungan, serta juga infrastruktur.

Terdapat beberapa kejadian kebocoran, kebakaran, dan ledakan pada tangki penyimpanan, baik terjadi di luar negeri maupun di Indonesia, contoh kejadiannya antara lain adalah kebakaran dan ledakan yang berawal dari kebocoran tangki di Iowa, Amerika Serikat[8]; kebakaran dan BLEVE di stasiun pengisian LPG di Bucheon, Korea yang menyebabkan satu orang meninggal dan lainnya terluka serta kerugian sebesar $13 juta[9];

kejadian kebocoran yang terjadi di Depot LPG Pangkalan Susu[10] dan SPPBE PT Surya Arta

(3)

SPPBE PT Adikarya Pramita Perdana yang berlokasi di Cilodong, Depok termasuk dalam instalasi yang berisiko[4], namun belum melakukan analisis mengenai konsekuensi dari peristiwa dispersi gas beracun, kebakaran, dan ledakan, baik secara manual maupun dengan pemodelan perangkat lunak seperti ALOHA (Areal Location of Hazardous Atmosphere). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsekuensi dispersi gas, kebakaran, dan ledakan akibat kebocoran tangki timbun LPG di SPPBE PT Adikarya Pramita Perdana, Depok dengan menggunakan perangkat lunak ALOHA. Hal ini juga dilakukan agar diketahui sejauh mana jangkauan dan konsekuensi yang timbul, sehingga dapat dijadikan gambaran serta langkah awal dari upaya pencegahan maupun pengendalian jika kejadian tersebut terjadi. Konsekuensi dari kejadian dispersi gas beracun, kebakaran, dan ledakan tergantung pada masing – masing nilai Level Of Concern (LOC). LOC merupakan nilai ambang untuk bahaya toksisitas, kebakaran atau radiasi panas, dan ledakan atau kelebihan tekanan[12].

Metode

Penelitian ini merupakan penelitian pemodelan kuantitatif yang dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder. Penelitian dilakukan di SPPBE PT Adikarya Pramita Perdana, Depok pada bulan Oktober 2012. Objek penelitian adalah tangki timbun LPG propana dan butana yang berjenis cylinder. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder, disesuaikan dengan kebutuhan dari perangkat lunak ALOHA seperti data lokasi, jenis bahan kimia, kondisi atmosfer, dan spesifikasi tangki timbun LPG yang diperoleh dari SPPBE PT Adikarya Pramita Perdana, studi literatur, dan internet. Data – data yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam perangkat lunak ALOHA untuk dianalisis.

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini membahas mengenai hasil dari simulasi konsekuensi dispersi gas, kebakaran, dan ledakan akibat kebocoran tangki timbun LPG di SPPBE PT Adikarya Pramita Perdana, Depok. Simulasi mengenai konsekuensi tersebut menggunakan perangkat lunak ALOHA dengan memasukkan skenario pemodelan dan data – data, antara lain data spesifikasi tangki timbun LPG, lokasi dan waktu kejadian, bahan kimia serta kondisi atmosfer. Hasil dari simulasi tersebut berupa jarak aman dari konsekuensi dispersi gas, kebakaran, dan ledakan berdasarkan nilai level of concern dari setiap skenario.

(4)

Tangki Timbun LPG

Data ukuran tangki tangki timbun LPG yang digunakan dalam pemodelan ini adalah data dari SPPBE PT Adikarya Pramita Perdana.

 Jenis tangki : Cylinder

 Bahan kimia : LPG (Propana dan Butana)

 Panjang tangki : 15000 mm  Diameter inner : 2895 mm  Volume tangki : 50000 kg  Berat kosong : 24500 kg  Temperatur desain : 28C – 50C  Tekanan desain : 7 kg/cm2 – 18 kg/cm2

Gambar 1. Tangki Timbun LPG SPPBE PT Adikarya Pramita Perdana

Lokasi dan Data Atmosfer

Lokasi yang diambil untuk pemodelan ini adalah SPPBE PT Adikarya Pramita Perdana, Depok. Data atmosfer yang diambil untuk melakukan pemodelan kasus terparah (worst case) adalah kondisi tertinggi yang pernah terjadi di daerah Cilodong, Depok. Berikut merupakan data terkait lokasi dan data atmosfer:

 Nama daerah : Depok

Latitude : 625’11.89” South

Longitude : 10651’23.34” East

 Perbedaan waktu dengan GMT : - 7 jam

 Kecepatan angin : 7 mph

 Arah angin : Utara – Barat Laut

(5)

 Karakteristik lokasi : Perkotaan atau hutan

 Kondisi awan : 5 (sebagian berawan)

 Suhu : 35C

 Tingkat kestabilan : C

 Ketinggian inversi : Tidak ada inversi

 Kelembaban : 61%

 Temperatur dalam tangki : 28C

Bahan Kimia

Data mengenai bahan kimia propana dan butana terdapat pada chemical data perangkat lunak ALOHA (Areal Location of Hazardous Atmosphere)[13]. Karakteristik dari kedua bahan kimia tersebut sebagai berikut:

Tabel 1. Karakteristik Propana dan Butana

Karakteristik Propana Butana

Berat Molekul 44.10 g/mol 58.12 g/mol

AEGL-1 (60 min) 5500 ppm 5500 ppm AEGL-2 (60 min) 17000 ppm 17000 ppm AEGL-3 (60 min) 33000 ppm 53000 ppm IDLH 2100 ppm - LEL 21000 ppm 16000 ppm UEL 95000 ppm 84000 ppm Titik Didih -42.4°C -0.9°C Titik Beku -187.7°C -138.3°C

Simulasi Skenario Propana

Kejadian kebocoran tangki timbun LPG yang berisi propana terjadi pada tanggal 22 Oktober 2012 pada pukul 13.00 WIB. Tangki timbun tersebut bervolume 97% (3,382 m3). Kebocoran terjadi akibat seluruh baut (stud bolt) pada flange pressure safety valve (PSV) putus atau patah disebabkan oleh korosi sehingga membuat PSV terbuka. Titik kebocoran berada pada bagian atas tangki dan lubang kebocoran berbentuk lingkaran dengan diameter 3 inchi. Kejadian kebocoran tersebut kemudian menimbulkan beberapa konsekuensi seperti dispersi gas beracun, kebakaran (jet fire dan BLEVE), dan vapor cloud explosion. Setelah skenario disimulasikan dengan perangkat lunak ALOHA didapatkan hasil sebagai berikut:

(6)

 Dispersi Gas Beracun

Pada pemodelan ini, ALOHA merekomendasikan untuk menggunakan model dispersi

heavy gas karena berat jenis propana yang lebih besar daripada udara. Berdasarkan hasil

zona terancam (threat zone), nilai Level of Concern (LOC) yang dalam hal ini adalah Acute

Exposure Guideline Levels (AEGLs), konsentrasi propana pada zona kuning (AEGL-1)

adalah 5500 ppm, zona oranye (AEGL-2) adalah 17000 ppm, dan zona merah (AEGL-3) adalah 33000 ppm[13]. ALOHA memperkirakan jangkauan penyebaran propana sebagai berikut:

Gambar 2. Hasil Pemodelan Dispersi Gas Beracun Pada Tangki Timbun LPG Propana

Terlihat pada gambar bahwa jangkauan dispersi gas beracun sesuai dengan arah angin dapat mencapai jarak yang cukup luas. Jangkauan zona kuning (AEGL-1) yaitu 5500 ppm mencapai jarak sejauh 401 meter; jangkauan zona oranye (AEGL-2) yaitu 17000 ppm mencapai jarak sejauh 217 meter; dan jangkauan zona merah (AEGL-3) yaitu 33000 ppm mencapai jarak 148 meter.

Jet Fire

Kebocoran gas propana pada tangki timbun juga dapat menimbulkan jet fire yang dapat menyebabkan konsekuensi berupa radiasi panas. Pada skenario ini ALOHA mengasumsikan bahwa jet fire terjadi dengan bentuk api vertikal. Berikut adalah area jangkauan radiasi panas hasil simulasi dari jet fire:

(7)

Gambar 3. Hasil Pemodelan Jet Fire Pada Tangki Timbun LPG Propana

Jangkauan dari radiasi panas yang termasuk dalam LOC zona kuning yaitu 2,0 kW/m2 mencapai jarak sejauh 159 meter; jangkauan radiasi panas zona oranye yaitu 5,0 kW/m2 mencapai jarak sejauh 102 meter; dan jangkauan radiasi panas zona merah yaitu 10,0 kW/m2 mencapai jarak sejauh 71 meter.

 BLEVE

Peristiwa jet fire dapat memicu terjadinya BLEVE, karena disebabkan oleh tangki timbun yang gagal menahan pajanan panas dari api eksternal. Berdasarkan hasil pemodelan dengan perangkat lunak ALOHA, BLEVE berbentuk bola api dengan diameter 207 meter dan berlangsung selama 13 detik. Berikut adalah area jangkauan radiasi panas hasil simulasi dari BLEVE:

(8)

Area jangkauan dari kejadian BLEVE sangat luas. Jangkauan dari radiasi panas yang termasuk dalam LOC zona kuning yaitu 2,0 kW/m2 mencapai jarak sejauh 974 meter; jangkauan radiasi panas zona oranye yaitu 5,0 kW/m2 mencapai jarak sejauh 626 meter; dan jangkauan radiasi panas zona merah yaitu 10,0 kW/m2 mencapai jarak sejauh 444 meter. Hazard yang paling berbahaya dari BLEVE adalah dapat menimbulkan radiasi panas dan

overpressure.

Vapor Cloud Explosion

Vapor cloud explosion dapat terjadi akibat kebocoran dengan ignisi tertunda. Pada

pemodelan ini, ALOHA merekomendasikan untuk menggunakan model heavy gas karena berat jenis propana yang lebih berat daripada udara. Sumber ignisi vapor cloud explosion dalam skenario ini adalah berasal dari percikan dengan tingkat kepadatan wilayah adalah padat (congested) karena terdapat jalur – jalur perpipaan yang berada di sekitar tangki timbun LPG propana. Berikut hasil simulasi ledakan berupa vapor cloud explosion:

Gambar 5. Hasil Pemodelan Vapor Cloud Explosion Pada Tangki Timbun LPG Propana

Jangkauan dari tekanan gelombang ledakan yang termasuk dalam LOC zona kuning yaitu 1,0 psi mencapai jarak sejauh 330 meter; jangkauan radiasi panas zona oranye yaitu 3,5 psi mencapai jarak sejauh 165 meter; dan jangkauan radiasi panas zona merah tidak dihasilkan karena tekanan gelombang ledakan tidak mencapai 8,0 psi. Hazard yang ditimbulkan dari kejadian VCE adalah dapat menimbulkan overpressure dan puing – puing yang berbahaya.

(9)

Simulasi Skenario Butana

Kejadian kebocoran tangki timbun LPG yang berisi butana terjadi pada tanggal 22 Oktober 2012 pada pukul 13.00 WIB. Tangki timbun tersebut bervolume 97% (3,382 m3). Kebocoran terjadi akibat seluruh baut (stud bolt) pada flange pressure safety valve (PSV) putus atau patah disebabkan oleh korosi sehingga membuat PSV terbuka. Titik kebocoran berada pada bagian atas tangki dan lubang kebocoran berbentuk lingkaran dengan diameter 3 inchi. Kejadian kebocoran tersebut kemudian menimbulkan beberapa konsekuensi seperti dispersi gas beracun, kebakaran (jet fire dan BLEVE), dan vapor cloud explosion. Setelah skenario disimulasikan dengan perangkat lunak ALOHA didapatkan hasil sebagai berikut:

 Dispersi Gas Beracun

Pada pemodelan ini, ALOHA merekomendasikan untuk menggunakan model dispersi

heavy gas karena berat jenis butana yang lebih besar daripada udara. Berdasarkan hasil zona

terancam (threat zone), nilai Level of Concern (LOC) yang dalam hal ini adalah Acute

Exposure Guideline Levels (AEGLs), konsentrasi propana pada zona kuning (AEGL-1)

adalah 5500 ppm, zona oranye (AEGL-2) adalah 17000 ppm, dan zona merah (AEGL-3) adalah 53000 ppm[13]. ALOHA memperkirakan jangkauan penyebaran propana sebagai berikut:

Gambar 6. Hasil Pemodelan Dispersi Gas Beracun Pada Tangki Timbun LPG Butana

Terlihat pada gambar bahwa jangkauan dispersi gas beracun sesuai dengan arah angin dapat mencapai jarak yang cukup luas. Jangkauan zona kuning (AEGL-1) yaitu 5500 ppm mencapai jarak sejauh 230 meter; jangkauan zona oranye (AEGL-2) yaitu 17000 ppm mencapai jarak sejauh 130 meter; dan jangkauan zona merah (AEGL-3) yaitu 53000 ppm mencapai jarak sejauh 72 meter.

(10)

Jet Fire

Kebocoran gas butana pada tangki timbun juga dapat menimbulkan jet fire yang dapat menyebabkan konsekuensi berupa radiasi panas. Pada skenario ini ALOHA mengasumsikan bahwa jet fire terjadi dengan bentuk api vertikal. Berikut adalah area jangkauan radiasi panas hasil simulasi dari jet fire:

Gambar 7. Hasil Pemodelan Jet Fire Pada Tangki Timbun LPG Butana

Jangkauan dari radiasi panas yang termasuk dalam LOC zona kuning yaitu 2,0 kW/m2 mencapai jarak sejauh 126 meter; jangkauan radiasi panas zona oranye yaitu 5,0 kW/m2 mencapai jarak sejauh 79 meter; dan jangkauan radiasi panas zona merah yaitu 10,0 kW/m2 mencapai jarak sejauh 53 meter.

 BLEVE

Peristiwa jet fire dapat memicu terjadinya BLEVE, karena disebabkan oleh tangki timbun yang gagal menahan pajanan panas dari api eksternal. Berdasarkan hasil pemodelan dengan perangkat lunak ALOHA, BLEVE berbentuk bola api dengan diameter 217 meter dan berlangsung selama 14 detik. Berikut adalah area jangkauan radiasi panas hasil simulasi dari BLEVE:

(11)

Gambar 8. Hasil Pemodelan BLEVE Pada Tangki Timbun LPG Butana

Area jangkauan dari kejadian BLEVE sangat luas. Jangkauan dari radiasi panas yang termasuk dalam LOC zona kuning yaitu 2,0 kW/m2 mencapai jarak sejauh 1 kilometer; jangkauan radiasi panas zona oranye yaitu 5,0 kW/m2 mencapai jarak sejauh 649 meter; dan jangkauan radiasi panas zona merah yaitu 10,0 kW/m2 mencapai jarak sejauh 460 meter. Hazard yang paling berbahaya dari BLEVE adalah dapat menimbulkan radiasi panas dan

overpressure.

Vapor Cloud Explosion

Vapor cloud explosion dapat terjadi akibat kebocoran dengan ignisi tertunda. Pada

pemodelan ini, ALOHA merekomendasikan untuk menggunakan model heavy gas karena berat jenis butana yang lebih berat daripada udara. Sumber ignisi vapor cloud explosion dalam skenario ini adalah berasal dari percikan dengan tingkat kepadatan wilayah adalah padat (congested) karena terdapat jalur – jalur perpipaan yang berada di sekitar tangki timbun LPG butana. Berikut hasil simulasi ledakan berupa vapor cloud explosion:

(12)

Jangkauan dari tekanan gelombang ledakan yang termasuk dalam LOC zona kuning yaitu 1,0 psi mencapai jarak sejauh 241 meter; jangkauan radiasi panas zona oranye yaitu 3,5 psi mencapai jarak sejauh 119 meter; dan jangkauan radiasi panas zona merah tidak dihasilkan karena tekanan gelombang ledakan tidak mencapai 8,0 psi. Hazard yang ditimbulkan dari kejadian VCE adalah dapat menimbulkan overpressure dan puing – puing yang berbahaya.

Jumlah Populasi Berisiko

Di sekitar lokasi SPPBE PT Adikarya Pramita Perdana, Depok terdapat beberapa pabrik dan perusahaan, perumahan warga/pemukiman penduduk, dan jalan raya umum, sehingga apabila terjadi kejadian dispersi gas beracun, kebakaran, dan ledakan maka populasi yang berada di sekitar lokasi kejadian akan berisiko terkena dampaknya. Jumlah populasi yang berisiko terkena dampak dari peristiwa dispersi gas beracun, kebakaran, dan ledakan ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 2. Jumlah Populasi Berisiko

Bahan Kimia Populasi Berisiko (jiwa/orang)

Dispersi Gas Beracun

Jet Fire BLEVE Vapor Cloud

Explosion

Propana ±925 ±535 ±16635 ±385

Butana ±475 ±290 ±16635 ±340

Fire Safety Tangki Timbun dan Manajemen Tanggap Darurat

Sistem fire safety yang sudah terdapat di SPPBE PT Adikarya Pramita Perdana, Depok sesuai dengan standar PT Pertamina (Persero), antara lain:

Gas detector

Fire pump, fire line, dan fire hydrant

Alat pemadam kebakaran

Water sprinkler

Kolam air pemadam

Liquid level gauge, temperature, dan pressure gauge

Grounding system

Tanda dilarang merokok, menggunakan telepon genggam dan kamera

Sistem fire safety yang terdapat di SPPBE PT Adikarya Pramita Perdana sudah baik dan mengikuti standar PT Pertamina (Persero), namun terdapat beberapa yang belum memenuhi

(13)

standar dan sebaiknya diperlukan maintenance secara berkala pada setiap sistem fire safety tersebut agar seluruh peralatan dan fasilitas yang ada tetap dalam kondisi prima.

SPPBE PT Adikarya Pramita Perdana, Depok sudah memiliki pedoman/petunjuk tata cara penanggulangan keadaan darurat untuk menangani keadaan darurat seperti kebocoran dan kebakaran yang terpasang di area tangki timbun dan filling hall. Sistem manajemen tanggap darurat juga didukung dengan adanya organisasi keadaan darurat.

PT Adikarya Perdana sudah melakukan sosialisasi sebelum mendirikan SPPBE ke warga sekitar yang dihadiri oleh dinas – dinas terkait (RT, RW, utusan kelurahan, kecamatan, LSM lokal) dan aparat keamanan (kepolisian/koramil) berupa edukasi mengenai karakteristik dan bahaya LPG serta jika terjadi keadaan darurat, namun tidak dijelaskan secara mendetail. Simulasi keadaan darurat jika terjadi kebocoran LPG dan fire drill pun juga pernah dilakukan sekali oleh PT Adikarya Pramita Perdana kepada seluruh karyawan sebelum SPPBE beroperasional. Selain itu, perusahaan tersebut memiliki berbagai sarana untuk menghadapi keadaan darurat, antara lain:

 Jalur evakuasi

Assembly point

Alarm/ sirine keadaan darurat

SPPBE PT Adikarya Pramita Perdana belum memiliki wind direction atau petunjuk arah angin untuk mengetahui arah angin jika terjadi keadaan darurat berupa kebocoran gas LPG. Arah angin ini berguna agar pekerja dapat terhindar dari gas berbahaya dengan bergerak melawan arah angin jika terjadi kebocoran.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disajikan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil pemodelan dispersi gas beracun akibat kebocoran tangki timbun LPG SPPBE PT

Adikarya Pramita Perdana menggunakan model heavy gas dan didapatkan bahwa jangkauan dispersi gas propana lebih jauh dibandingkan dengan dispersi gas butana. Jangkauan jarak aman dari dispersi gas propana adalah setelah 401 meter, sedangkan untuk gas butana adalah setelah 230 meter. Jumlah populasi yang berisiko terkena dampak adalah sekitar ± 925 jiwa.

2. Hasil pemodelan kebakaran dengan skenario jet fire pada tangki timbun LPG SPPBE PT

(14)

dibandingkan dengan butana. Jangkauan jarak aman dari jet fire propana adalah setelah 159 meter, sedangkan untuk butana adalah setelah 126 meter. Jumlah populasi yang berisiko terkena radiasi panas adalah sekitar ± 535 jiwa.

3. Hasil pemodelan kebakaran dengan skenario BLEVE pada tangki timbun LPG SPPBE

PT Adikarya Pramita Perdana didapatkan bahwa jangkauan pada propana lebih rendah dibandingkan dengan butana. Jangkauan jarak aman dari BLEVE pada propana adalah setelah 974 meter, sedangkan untuk butana adalah setelah 1 km. Jumlah penduduk yang berisiko terkena radiasi panas adalah sekitar ± 16635 jiwa yang merupakan penduduk kelurahan Sukamaju, Jatijajar, dan Cilodong.

4. Hasil pemodelan ledakan dengan skenario vapor cloud explosion (VCE) pada tangki timbun LPG SPPBE PT Adikarya Pramita Perdana didapatkan bahwa jangkauan propana lebih jauh dibandingkan butana. Jangkauan jarak aman propana adalah 330 meter sedangkan untuk butana adalah 241 meter. Jumlah populasi yang berisiko terkena pecahan kaca adalah sekitar ± 385 jiwa.

5. Sistem fire safety yang terdapat di SPPBE PT Adikarya Pramita Perdana sudah baik dan mengikuti standar PT Pertamina (Persero), namun terdapat beberapa yang belum memenuhi standar dan sebaiknya diperlukan maintenance secara berkala.

6. PT Adikarya Pramita Perdana sudah memiliki petunjuk tata cara penanggulangan keadaan darurat, melakukan simulasi keadaan darurat dan fire drill ke seluruh karyawan sebelum SPPBE beroperasi serta juga pernah memberikan sosialisasi sebelum mendirikan SPPBE ke warga.

Saran

Saran yang dapat penulis berikan, antara lain:

1. Melakukan upaya preventif agar tidak terjadi kebocoran pada tangki timbun LPG SPPBE PT Adikarya Pramita Perdana dengan pemeliharaan (maintenance) berkala setiap bulan. 2. Melakukan pemeriksaan kondisi gas detector, water sprinkler, alat pemadam api,

hydrant, dan kolam air pemadam secara berkala.

3. Melakukan pemeriksaan grounding system untuk menghindari terjadinya bahaya

kebakaran akibat sambaran petir dan aliran listrik statis setahun sekali.

4. Memberikan pelatihan setiap enam bulan sekali mengenai cara pemadaman kebakaran menggunakan alat pemadam kebakaran yang tersedia di SPPBE kepada seluruh pekerja SPPBE PT Adikarya Pramita Perdana.

(15)

5. Sebaiknya SPPBE PT Adikarya Pramita Perdana menyediakan wind direction untuk mengetahui arah angin jika terjadi keadaan darurat dan alarm peringatan/sirine yang mencapai ke perumahan atau wilayah warga sekitar.

6. Sebaiknya diberikan sosialisasi kembali kepada warga sekitar, khususnya yang berada pada kelurahan Sukamaju, Cilodong, dan Jatijajar mengenai bahaya dan efek kesehatan yang dapat ditimbulkan LPG propana dan butana, cara penyelamatan diri atau cara mengatasi keracunan LPG, dan tanda atau bunyi alarm keadaan darurat yang berasal dari sirine PT Adikarya Pramita Perdana.

7. Sebaiknya mengecat kembali garis lingkaran assembly point di zona yang aman untuk

pekerja SPPBE serta juga melakukan kerjasama kembali dengan RT/RW, kelurahan, masyarakat, dan pihak atau dinas terkait untuk merencanakan persiapan keadaan darurat hingga mencapai 1 kilometer dari pusat kebocoran.

Referensi

1. Kementerian ESDM. (2011). Artikel. Tersedia pada:

http://www.esdm.go.id/berita/artikel/56-artikel/4122-konversi-minyak-tanah-ke-lpg-lebih-murah-lebih-bersih.html.

2. Pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral KESDM. (2010). Indonesia

Energy Outlook. Tersedia pada:

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=Peningkatan+kebutuhan+LPG+untuk+men unjang+program+konversi+minyak+tanah+ke+LPG+menyebabkan+industri+LPG+me njadi+salah+satu+bisnis+yang+berkembang+pesat&source=web&cd=2&cad=rja&ved =0CCcQFjAB&url=http%3A%2F%2Fwww.esdm.go.id%2Fpublikasi%2Findonesia- energy-outlook%2Fringkasan-eksekutif%2Fdoc_download%2F1255-ringkasan- eksekutif-indonesia-energy-outlook- 2010.html&ei=35yRUPeHJpHtrQfUwoCwBQ&usg=AFQjCNHcmAJjBc6BSdV9S_2-NpCaiLt8Qg.

3. Pertamina. (2012). Elpiji. Tersedia pada: http://gasdom.pertamina.com/faq.aspx. 4. ILO. (1991). Prevention of Major Industrial Accidents. Geneva: International Labour

Organization.

5. Assael, Marc J. dan Konstantinos E. Kakosimos. (2010). Fires, Explosions, And Toxic

Gas Dispersions: Effects Calculation And Risk Analysis. New York: CRC Press.

(16)

7. Bjerketvedt, D., Bakke dan Wingerden. (1997). Gas Explosion Handbook. Journal of Hazardous Material, 52, 1-150.

8. U.S Chemical Safety and Hazard Investigation Board. (1999). Investigation Report:

Propane Tank Explosion (2 deaths, 7 injuries). Washington DC: U S Chemical Safety

and Hazard Investigation Board.

9. Park, Kyoshik et al. (2006). Incident Analysis Of Bucheon LPG Filling Station.

10. Junaidi, Endang. (2010). Warga Langkat Masih Trauma Kebocoran Gas. Tersedia

pada:

http://metrotvnews.com/index.php/metromain/newscat/nusantara/2010/04/02/14267/wa rga-langkat-masih-trauma-kebocoran-gas.

11. Pelita. (2012). Mobil Tangki SPPBE di Bogor Bocor, Tiga Warga Pingsan. Tersedia pada: http://www.pelita.or.id/baca.php?id=66176.

12. US EPA & NOAA. 2007. ALOHA: User’s Manual. Tersedia pada:

http://www.deq.state.ok.us/LPDnew/saratitleiii/AlohaTrainingManuals/ALOHAManua l.pdf

Gambar

Gambar 1. Tangki Timbun LPG SPPBE PT Adikarya Pramita Perdana
Tabel 1. Karakteristik Propana dan Butana
Gambar 2. Hasil Pemodelan Dispersi Gas Beracun Pada Tangki Timbun LPG Propana
Gambar 3. Hasil Pemodelan Jet Fire Pada Tangki Timbun LPG Propana
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pada skenario 6, dan 7 kenaikan total advantage tidak terlihat signifikan, namun terjadi kenaikan pada persentasi alokasi dana untuk jenis pekerjaan

4.6.4 Pemodelan pengaruh budaya keselamatan dan kesehatan kerja terhadap Kinerja Proyek Konstruksi pada Pembangunan Dermaga Multipurpose Teluk Lamong Surabaya

Keadaan Darurat (Emergency), diartikan sebagai keadaan dimana terjadi kebakaran, ledakan peralatan, bencana alam (letusan gunung berapi, gempa bumi), tumpahan

017/OPRKKK/17 ANDRIAN SUDARWOTO PRIBADI OPRKKK TIDAK LULUS 18.. 018/OPRKKK/17 ANDRY ZULKARNAEN KONSORSIUM CPO TERMINAL LPG OPRKKK

4.6.4 Pemodelan pengaruh budaya keselamatan dan kesehatan kerja terhadap Kinerja Proyek Konstruksi pada Pembangunan Dermaga Multipurpose Teluk Lamong Surabaya

Dari tabel kecelakaan kerja pada area produksi diatas dapat dilihat kecelakaan yang terjadi adalah Kejepit tangki mixer sebanyak 1 kali, kesetrum mixer sebanyak 3