• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keselamatan Kesehatan Kerja Pada Pengela

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Keselamatan Kesehatan Kerja Pada Pengela"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAYA PENGELASAN DAN UPAYA PENCEGAHANNYA

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah

Keselamatan & Kesehatan Kerja

Oleh

NAMA : Dody Genjer Simamora

NIM : 21090111060004

PSD III TEKNIK PERKAPALAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kita Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas “Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) ” dengan membahas“Bahaya Pengelasan Dan Upaya Pencegahannya” dalam bentuk makalah. Dalam penyusunan tugas atau makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Sarwoko, selaku dosen pengampu Keselamatan & Kesehatan Kerja, yang telah memberikan tugas kepada penulis sehingga penulis termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.

2. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai.

3. Teman-teman yang selalu memberi motivasi dalam mengerjakan tugas ini.

4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.

(3)

Daftar Isi

Kata pengantar... 1

Daftar isi... 2

BAB I Pendahuluan...3

1.1 Latar Belakang... 3

1.2 Rumusan Masalah... ... 3

1.3 Manfaat dan Tujuan... 4

1.4 Batasan makalah... 4

BAB II Pembahasan...4

2.1 Kecelakaan Cahaya dan Sinar... 4

2.2 Kecelakaan Karena Listrik………...5

2.3 Bahaya Gas Dalam Asap Las………....6

2.4 Bahaya Percikan dan Terak Las...7

2.5 Bahaya Lainnya...7

BAB III Penutup………..9

3.1 Kesimpulan...9

3.2 Saran...9

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada waktu ini teknik las telah dipergunakan secara luas dalam penyambungan batang-batang pada kontruksi bangunan baja dan kontruksi mesin. Luasnya penggunaan teknologi ini disebabkan karena bangunan dan mesin yang dibuat dengan mempergunakan teknik penyambungan ini menjadi lebih ringan dan proses pembuatannya juga lebih sederhana, sehingga biaya keseluruhannya menjadi lebih murah.

Penggunaan las dalam pengerjaan konstruksi semakin luas, terlebih dalam dunia Perkapalan proses pengelasan sangat diperlukan pada kontruksi suatu kapal. Pada proses pengelasan kita harus mematuhi prosedur yang ditetapkan. Pada galangan kapal kerap terlihat proses pengelasan pada pembuatan kapal. Tetapi akibat penggunaan pengelasan yang kurang baik, struktur las dan hasil las banyak masalah-masalah yang dihadapi. Selain masalah pada hasil lasan, masalah keselamatan dan kesehatan pada pengelasan semakin menjadi-jadi.

Akhir-akhir ini kontruksi las banyak sekali digunakan, sehingga pelaksanaan pekerjaan las juga menjadi makin besar dan dengan sendirinya kecelakaan-kecelakaan yang berhubungan dengan pengelasan juga menjadi makin banyak. Kecelakaan-kecelakaan tersebut pada umumnya disebabkan karena kurangnya kehati-hatian, cara memakai alat yang salah, pemakaian pelindung yang kurang baik. Untuk menghindari kecelakaan-kecelakaan tersebut, kita sebagai operator dalam mengoperasikan alat pengelasan dan alat keselamatan kerja dipergunakan dengan baik dan benar, memiliki penguasaan cara – cara pencegahan bahaya akibat proses las. Untuk itu, diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai K3.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara pencegahan Kecelakaan karena Cahaya dan Sinar Las?

2. Bagaimana cara pencegahan Kecelakaan karena Listrik?

(5)

4. Bagaimana cara untuk menghindari bahaya Percikan dan Terak Las?

5. Bahaya-bahaya lainnya yang berbahaya dalam pengelasan?

1.3 Manfaat Dan Tujuan

1. Agar pembaca mengetahui kecelakaan kerja dalam bidang pengelasan.

2. Untuk memahami cara pencegahan-pencegahan kecelakaan tersebut.

3. Pembaca dapat mengerti bahaya-bahaya yang terkandung dalam unsur pengelasan.

1.4 Batasan Makalah

Dalam makalah ini, penulis memberikan sedikit pengetahuan tentang ” Kecelakaan dan Penegahannya dalam Pengelasan ”. Mengingat keterbatasan waktu dan keterbatasan kemampuan dalam meyusun makalah ini, mungkin banyak kesalahan-kesalahan penulisan dan sistematika dari makalah ini. Tetapi penulis berharap agar pembaca mampu memahami isi dari makalah ini dan mau menerima apa adanya.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kecelakaan Karena Cahaya dan Sinar

Dalam proses pengelasan tidak luput adanya cahaya dan sinar sewaktu kita mengelas. Namun cahaya dan sinar ini dapat membahayakan juru las dan pekerja lain sewaktu di sekitar pengelasan. Cahaya dan sinar las ini meliputi:

 Sinar Ultraviolet

 Cahaya Tampak

 Sinar Inframerah

(6)

2.1.1 Pelindung Mata dan Muka

 Pelindung mata tersebut harus mampu menurunkan kekuatan cahaya tampak dan

harus dapat menyerap atau melindungi mata dari pancaran sinar ultraviolet dan inframerah. Untuk keperluan ini maka pelindung mata harus mempunyai warna transmisi tertentu, misalnya abu-abu, coklat atau hijau (Harsono, 1996). Pelindung mata atau goegle yang mempunyai nomor warna dan penggunaan seperti di tunjukkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 1. Nomor warna penggunaan goegle

No.warna Las busur listrik Las gas

2,5 - Untuk cahaya rendah

3 - Untuk cahaya rendah

4 - Untuk cahaya rendah

5 Untuk busur di bawah 30 A Untuk cahaya sedang

6 Untuk busur di bawah 30 A Untuk cahaya sedang

7 Untuk busur di antara 30 s.d. 70 A Untuk cahaya kuat

8 Untuk busur di antara 30 s.d. 70 A Untuk cahaya kuat

 Pelindung muka dipakai untuk melindungi seluruh muka terhadap kebakaran kulit

sebagai akibat cahaya busur, percikan yang tidak dapat dilindungi dengan hanya memakai pelindung mata saja. Bentuk dari pelindung muka bermacam-macam dapat berupa helmet dan dapat berupa pelindung yang harus dipegang.

(7)

Kecelakaan ini sangat rentan terjadi pada pekerja las yang melakukan pekerjaan mengelas tidak pada tempat yang benar. Banyak juru las menganggap kejutan listrik yang kecil merupakan hal sepele. Namun kejutan listrik yang kecil tersebut bisa saja membuat para pekerja las mengalami gangguan pada peredaran darah, bahkan mengalami kematian.

2.2.1 Pencegahan Bahaya Listrik

Listrik cukup berbahaya pada juru las, tetapi bahaya listrik ini dapat dicegah dengan beberapa cara yaitu:

 Penggunaan Wearpack atau perlengkapan yang sesuai untuk pengelasan.

 Penggunaan pemegang elektroda berisolator.

 Penggunaan alat penurunan tegangan otomatik.

 Penggunaan kabel pengelasan yang sesuai.

2.3 Bahaya Gas Dalam Asap Las

 Gas karbon monoksida ( CO )

Gas ini mempunyai afinitas yang tinggi terhadap haemoglobin ( Hb ) yang akan menurunkan daya penyerapannya terhadap oksigen .

 Karbon dioksida (CO2)

Gas ini sendiri sebenarnya tidak berbahaya terhadap tubuh tetapi bila konsentrasi CO2 terlalu tinggi dapat membahayakan operator terutama bila ruangan tempat pengelasan tertutup.

 Gas Nitrogen monoksida (NO)

(8)

haemoglobin, bahkan mengikat oksigen yang dibawa oleh haemoglobin. Hal ini menyebabkab kekurangan oksigen yang dapat membahayakan sistem syaraf.

 Gas nitrogen dioksida ( NO2)

Gas ini akan memberikan rangsangan yang kuat terhadap mata dan lapisan pernafasan, bereaksi dengan haemoglobine ( Hb ) yang dapat menyebabkan sakit mata dan batuk–batuk pada operator . Keracunan gas ini apabila dipakai untuk jangka waktu yang lama akan berakibat operator menderita penyakit TBC atau paru–paru .

2.3.1 Pencegahan Bahaya Gas Dalam Asap Las

 Ventilasi.

Ventilasi ini akan jalur keluarnya asap las yang mengandung gas diatas tersebut, sehingga udara yang didalam ruangan dapat berganti.

 Pelindung Pernapasan.

Selain ventilasi, pelindung pernapasan atau masker ini juga berperan penting dari bahaya gas-gas berbahaya yang berada dalam las. Alat pernapasan harus tetap memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam penggunaannya yaitu:

 Mempunyai daya tampung yang tinggi.

 Sesuai dengan bentuk muka.

 Tidak mengganggu pernapasan.

 Tidak mengganggu pekerjaan.

 Kuat, ringan dan mudah dirawat.

2.4 Bahaya Percikan dan Terak Las

(9)

percikan api las ini. Terak las juga berbahaya jika terkena ke kulit dan mata. Ini terjadi sewaktu juru las membersihkan hasil las maupun mengkikis terak las tersebut. Untuk mencegah bahaya percikan dan terak las ini perlu yang dinamakan dengan pelindung yaitu:

 Pelindung Mata.

Pelindung ini berfungsi menghindari percikan maupun pecahan terak las masuk ke mata. Jika juru las sudah menggunakan pelindung ini, percikan-percikan akan memantul ke pelindung mata yang berbentuk kacamata maupun gogel yang berkaca bening.

 Pelindung Kulit.

Percikan las bila mengenai kulit akan menyebabkan luka bakar. Karena itu juru las harus dilindungi terhadap hal ini terutama apabila harus melakukan pengelasan tegak dan atas kepala. Untuk itu juru las harus menggunakan sarung tangan yang terbuat dari kulit dimana bagian dalam sarung tangan ini dilapisi sarung tangan yang terbuat dari katun, agar menghindari bahaya listrik.

2.5 Bahaya Lainnya

Bahaya Ledakan.

Bahaya ledakan yang sering terjadi pada proses pengelasan produk yang berbentuk tangki atau bejana bekas tempat penyimpanan bahan – bahan yang mudah menyala atau terbakar . Pada proses pengelasan / pemotongan ini diperlukan beberapa hal persiapan pendahuluan untuk menghindari bahaya ledakan , seperti :

 Pembersihan bejana atau tangki.

Sebelum proses pengelasan berlangsung maka bejana atau tangki perlu dibersihakan dengan : Air untuk bahan yang mudah larut, uap untuk bahan yang ,mudah menguap dan soda kostik untuk membersihkan minyak , gemuk atau pelumas.

(10)

Setelah proses pembersihan selesai isilah tangki atau bejana dengan air sedikit di bawah bagian yang akan dilas/dipotong.

 Kondisi tangki sewaktu proses pengelasan.

Selama proses pengelasan berlangsung kondisi tangki atau bejana harus dalam keadaan terbuka agar gas yang menguap karena pada proses pemanasan gas dapat keluar.

 Penggunaan gas lain.

Apabila dalam proses pengisian tangki atau bejana dengan air mengalami kesulitan maka sebagai gantinya dapat digunakan gas CO2 atau gas N2 dengan konsentrasi minimum 50 % dalam udara .

Bahaya Jatuh.

Untuk pengerjaan konstruksi bejana, tangki pertamina atau konstruksi bangunan lainnya yang membutuhkan tempat yang tinggi, bahaya yang mungkin dapat terjadi adalah bahaya jatuh atau kejatuhan yang berakibat fatal . Beberapa langkah yang perlu diambil oleh operator untuk menghindari bahaya ini :

 Menggunakan tali pengaman.

 Menggunakan topi atau helm proyek pengaman untuk mencegah terjadinya

kejatuhan benda – benda atau kena panas matahari.

Bahaya Kebakaran.

Proses pengelasan selalu berhubungan dengan api sehingga bahaya kebakaran sangat mungkin terjadi mengingat proses ini sangat berhubungan erat dengan api dan gas yang mudah terbakar, untuk itu operator perlu sekali mengambil langkah – langkah pengamanan seperti :

 Ruangan atau areal pengelasan harus bebas dari kain, kertas, kayu, bensin,

(11)

 Jauhkan tabung – tabung dan generator dari percikan api las, api gerinda atau

panas matahari.

 Perbaikan pada sambungan – sambungan pipa atau selang – selang terutama

saluran Asetilen.

 Penyediaan alat pemadam kebakaran di tempat yang mudah dijangkau seperti

bak air, pasir, hidrant .

 Kabel yang ada didekat tempat pengelasan diisolasi dari karet ban.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Dalam pengelasan ada 3 cahaya dan sinar yang berbahaya pada mata yaitu: Sinar

Ultraviolet, Cahaya Tampak dan Sinar Inframerah.

 Listrik tidak boleh disepelekan karena listrik merupakan sesuatu yang cukup

mematikan.

 Pada proses pengelasan juru las harus mengerti bahaya-bahaya apa saja yang terdapat

dan bagaimana cara untuk mencegah ataupun mengatasinya.

3.2 Saran

 Penulis berharap agar pembaca dapat memahami isi dari makalah ini.

 Pemberian penyuluhan kepada juru las tentang Keselamatan & Kesehatan Kerja

dalam bidang pengelasan

 Juru las dapat menjalani pekerjaan dengan baik, dan menghindari

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Bambang, P., 1992, Teknologi Mekanik, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Harsono, Toshie, 1996, Teknologi Pengelasan Logam,. Pradnya Paramita, Jakarta.

King, R.W. and Hudson, R. (1985). “Construction Hazard and Safety Handbook: Safety.” Butterworths, England.

Robert, W.,K., 1993, Dasar-dasar Pengelasan, Erlangga.

Sumakmur, P.,K., 1995, Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, Gunung Agung, Jakarta.

Gambar

Tabel 1. Nomor warna penggunaan goegle

Referensi

Dokumen terkait

Seluruh Staf Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang telah membantu banyak bagi penulis dalam proses

Oleh karena itu informasi tentang kesehatan gigi merupakan bagian dari kesehatan secara keseluruhan yang tidak bisa dipisahkan dan penting dalam menunjang kualitas

Keluaran dari rangkaian ini akan diproses melalui mikrokontroler ATMega2560, sehingga dapat menampilkan hasil data setiap pasien yang di monitoring pada user interface

Dalam konteks kontemporari di alam Melayu, Uthman El- Muhammady adalah seorang tokoh yang mewakili falsafah pemikiran Ahli Sunnah Wal-Jamaah yang hidup dalam

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan terhadap persepsi istri dalam penggunaan KB non hormonal di Desa Durin Jangak Kecamatan Pancur Batu Kabupaten

Setelah waktu yang diberikan habis dan semua peserta didik selesai mengerjakan soal test, peneliti meminta untuk mengumpulkan ke depan kelas di meja

Tabel 4.4 terlihat bahwa murid yang tidak tuntas sebanyak 8 orang (72,72%%) karena murid belum mampu memahami pembelajaran karena masih menggunakan metode

Pertama-tama, orang harus mengeluarkan uang yang banyak, termasuk pajak yang tinggi, untuk membeli mobil, memiliki surat ijin, membayar bensin, oli dan biaya perawatan pun