• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peraih Nobel Isi Diskusi di Istana Grahadi. FKG Adakan Acara Pertemuan Perencanaan Regional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peraih Nobel Isi Diskusi di Istana Grahadi. FKG Adakan Acara Pertemuan Perencanaan Regional"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Peraih Nobel Isi Diskusi di

Istana Grahadi

free instagram followermake up wisudamake up jogjamake up prewedding jogjamake up wedding jogjamake up pengantin j o g j a p r e w e d d i n g j o g j a p r e w e d d i n g y o g y a k a r t a b e r i t a indonesiayogyakarta wooden craft

FKG Adakan Acara Pertemuan

Perencanaan Regional

UNAIR NEWS – Di penghujung tahun, pimpinan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga menyelenggarakan pertemuan bertajuk “Regional Planning Meeting”. Acara yang dilangsungkan di Novotel, Surabaya, itu dihadiri oleh pimpinan, dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa, pada Sabtu (17/12).

Acara tersebut membahas tentang lima hal utama, yakni self-assessment, outlook FKG UNAIR tahun 2017, pemaknaan kinerja unggul, pemberian tali asih untuk dosen dan tenaga kependidikan yang memasuki masa pensiun dan mutasi, serta pemberian penghargaan dosen terbaik, tenaga kependidikan terbaik, dan mahasiswa terbaik tahun 2016.

Dalam acara self-assessment, Dekan FKG UNAIR Dr. R. Darmawan Setijanto, drg., M.Kes., memaparkan tentang prestasi kinerja dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa pada tahun 2016. Pemaparan itu berdasarkan indikator kinerja lima pilar rencana strategis tahun 2016-2020.

Sedangkan, dalam acara outlook, Darmawan menjelaskan tentang rencana beserta tantangan yang dihadapi oleh sivitas FKG pada

(2)

tahun 2017. “Bagaimana FKG UNAIR menyatukan langkah, mengoptimalkan kinerja menghadapi globalisasi, Masyarakat Ekonomi ASEAN, dan kebutuhan pemerataan dokter gigi berkualitas di seluruh Tanah Air,” tutur Darmawan.

Selain pimpinan, acara pertemuan dihadiri oleh Direktur PT. Temprina Ir. Misbachul Huda, dan Direktur JTV Ali Murtadlo. Keduanya menjelaskan mengenai transformasi organisasi, khususnya langkah-langkah menjadi perguruan tinggi top 500 dunia dengan budaya wirausaha.

Sementara itu, FKG UNAIR juga memberikan penghargaan kepada dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa terbaik tahun 2016. Penganugerahan itu merupakan bentuk pengakuan terhadap kinerja unggul yang telah dilakukan selama satu tahun belakangan, sesuai dengan peran masing-masing.

“Ini termasuk memberikan, sekaligus membangun rasa percaya diri sebagai orang-orang terpilih yang siap memimpin dan menghadapi tantangan masa depan,” tutur Dekan FKG.

Selama pelaksanaan acara, sivitas akademika mengikuti acara dengan santai dan terlihat akrab satu sama lain. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 300 orang yang terdiri dari mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan. Acara dimeriahkan dengan penampilan musik dan tari dari komunitas Badan Eksekutif Mahasiswa FKG, serta pelawak Kartolo.

Semoga FKG UNAIR semakin jaya dengan Budaya Pendidikan Berbasis Riset!

(3)

PIH UNAIR Wadahi Dialog

Kehumasan Se-Jatim

UNAIR NEWS – Pusat Informasi dan Humas (PIH) Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan dialog komunikasi publik yang bertajuk “Inisiasi Kemitraan Kehumasan Perguruan Tinggi di Jawa Timur”, pada Kamis (30/11), di Kantor Manajemen UNAIR. Acara ini mengundang seluruh Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI), praktisi hubungan masyarakat (Humas) dari Perguruan Tinggi di seluruh Jawa Timur, berbagai awak media serta beberapa LSM dan instansi di Jawa Timur. Diskusi ini menghadirkan Ketua ISKI Jatim dan juga dosen komunikasi UNAIR Prof. Rachma Ida, Ph.D, dan pendiri Good News From Indonesia, Akhyari Hananto.

Suko Widodo selaku Ketua PIH UNAIR dalam sambutannya mengatakan, acara ini bertujuan sebagai wadah berbagi dan mencari solusi problematika yang sering dihadapi oleh staf Humas di kalangan perguruan tinggi.

“Diskusi ini, awalnya saya terinspirasi dari beberapa pembicaraan saya dengan rekan sesama Humas sewaktu cangkrukan, membicarakan mengenai beberapa masalah yang ada serta teknologi komunikasi yang semakin tinggi,” ujarnya.

Di awal acara dilakukan dengar pendapat dari berbagai praktisi Humas PTN/PTS yang sering dihadapi. Beberapa keluhan yang ada seputar publikasi acara universitas di media. “Bagi saya, tugas Humas sangat berat, salah satunya harus publikasi suatu acara yang menarik. Sehingga media mau melihat dan meliput acara kita,” ujar Irma staf Humas Universitas 17 Agustus Surabaya.

Setelah mendengar beberapa pendapat dan problematika seputar kehumasan, acara dilanjutkan dengan pemaparan kedua pembicara dan dialog diskusi. Dalam pemaparannya, Prof. Rachma Ida

(4)

menjelaskan mengenai peran dari seorang Humas sebagai penyedia informasi kepada publik. Selain itu, ia juga menjelaskan terkait pentingnya menjalin suatu relasi dengan media, agar sebuah instansi bisa lebih dikenal masyarakat dan informasi bisa sampai ke ranah publik.

“Bapak dan ibu memahami konsep komunikasi. Inti dari relasi kan sebenarnya dari komunikasi. Keahlian komunikasi itu ada pada kita. Membangun sebuah relasi dengan media tak sekedar di acara –acara besar, lebih dari itu, relasi dengan media bisa dilakukan di keseharian, misalnya dengan ngobrol ataupun nongkrong membahas yang ada sekarang,” ujar Prof. Rachma Ida. Pemaparan materi kedua dilanjutkan dengan Akhyari Hananto, yang menjelaskan mengenai bagaimana seorang Humas bisa memberikan sesuatu yang menarik untuk ditampilkan kepada masyarakat, sesuai dengan kebutuhan dan minat masyarakat sekarang.

“Kita harus paham apa yang sedang digemari masyarakat, kita membutuhkan sesuatu yang baru untuk bisa menarik perhatian masyarakat,” jelasnya.

Ia juga menerangkan terkait pentingnya peran sosial media untuk sebuah branding di masyarakat. Humas di perguruan tinggi maupun instansi bisa mengembangkan inovasi audio visual yang bisa dipublikasikan melalui sosial media sebagai bentuk penyampaian pesan pada masyarakat.

Penulis : Faridah Hari Editor : Dilan Salsabila

(5)

Outlook 2017, UNAIR Ajak

Pakar dan Gubernur Jatim

Bahas Masa Depan Indonesia

UNAIR NEWS – Tahun 2016 sudah memasuki penghujung tahun. Banyak persoalan di Indonesia, termasuk Jawa Timur, yang masih menjadi pekerjaan rumah untuk segera diselesaikan di tahun-tahun berikutnya. Berkaca dari kaleidoskop yang terjadi pada tahun ini, para pakar dan pembuat kebijakan serta merta berusaha merapal prediksi tentang apa yang terjadi pada tahun 2017.

Prediksi itu dikemas dalam acara bertajuk “Outlook 2017: Optimalisasi Potensi dan Peningkatan Peran Daerah untuk Pencapaian Target Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2017 dalam Meningkatnya Ketidakpastian Global”. Acara ini akan diselenggarakan pada Kamis (1/12) di Isyana Ballroom, Hotel Bumi, Surabaya.

Acara Outlook 2017 itu dihadiri oleh lima narasumber. Masing-masing narasumber akan memberikan paparan outlook tahun 2017 sesuai kepakarannya. Prediksi akan dibahas dari sisi ekonomi, politik, dan hukum.

Kelima narasumber itu adalah Gubernur Jatim Soekarwo, Rektor UNAIR Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR Prof. Dr. Dian Agustia, S.E., M.Si., Ak., Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNAIR Prof. Drs. Ramlan Surbakti, M.A., Ph.D., dan Doktor Ilmu Hukum UNAIR Dr. Harjono, S.H., M.CL.

Rektor UNAIR menyatakan, paparan berbagai isu beserta perbaikan tentang situasi bangsa ke depan adalah bagian dari tugas sivitas akademika perguruan tinggi. “Ini adalah tugas kami untuk memberikan prediksi beserta berbagai kemungkinan kepada masyarakat berdasarkan kajian ilmiah. Prediksi ini juga

(6)

didasarkan pada situasi setahun terakhir,” tutur Prof. Nasih. Setelah acara diskusi outlook 2017 berakhir, acara dilanjutkan dengan penghargaan kepada akademisi, kolega serta alumni, dan wartawan. Acara ini dikemas dalam tajuk “Malam Apresiasi Sahabat Airlangga” di tempat yang sama. Acara malam apresiasi adalah sekaligus penutup perayaan Dies Natalis “62 Tahun Universitas Airlangga untuk Indonesia Adil dan Beradab”.

Selain dihadiri oleh narasumber yang menarik, acara akan dihadiri oleh tamu undangan dari berbagai kalangan di antaranya kepala daerah tingkat II di Jatim, pimpinan fakultas, konsulat jenderal luar negeri di Surabaya, direktur perbankan, pimpinan redaksi media massa, rektor perguruan tinggi negeri di Jatim, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jatim. Sedangkan, pada acara Malam Apresiasi acara akan dihadiri oleh Kepala SMA se-Jatim, serta akademisi berprestasi.

Penulis: Defrina Sukma S

UNAIR Soroti Tiga Isu dalam

Pertemuan Rektor PTN se-Jatim

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga didapuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan acara kumpul-kumpul bertajuk “Paguyuban Rektor Perguruan Tinggi Negeri se-Jawa Timur”. Pertemuan itu dilaksanakan di Ruang Sidang Pleno, Kantor Manajemen, Kampus C Universitas Airlangga, Rabu (5/10).

Delegasi sepuluh PTN yang hadir di UNAIR itu adalah Institut Teknologi 10 Nopember, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Universitas Brawijaya, Universitas Trunojoyo, Universitas Jember, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jatim,

(7)

Universitas Negeri Surabaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, dan UNAIR sebagai tuan rumah.

Ada tiga agenda yang dibahas dalam pertemuan yang dihadiri oleh 31 pemimpin universitas yang hadir itu. Dalam wawancara singkat, Koordinator Paguyuban yang juga Rektor UNEJ Drs. Moh. Hasan, M.Sc., Ph.D mengatakan, ada tiga agenda utama yang dibicarakan dalam forum tersebut. Ketiga agenda utama itu adalah pengadaan bersama jurnal dan buku elektronik, penulisan buku tentang pengabdian masyarakat, dan kerjasama konsorsium PTN se-Jatim dan PT se-Australia Barat.

Rektor UNAIR Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak., ketika ditemui usai acara menyampaikan beberapa isu penting berkaitan dengan internasionalisasi pendidikan. Prof. Nasih mengatakan, pihaknya tengah mendorong agar pemerintah menyediakan visa pelajar/mahasiswa bagi mahasiswa luar negeri yang menuntut ilmu di Indonesia. Tujuannya, untuk meningkatkan jumlah dan memudahkan akses mahasiswa luar negeri yang menuntut ilmu di Indonesia (inbound mobility).

“Kita didorong untuk internasionalisasi maka harus banyak mahasiswa dari luar negeri yang ke Indonesia. Jangan hanya kita saja. Salah satu hambatan yang kita diskusikan tadi adalah visa. Indonesia ini masih belum punya student visa. Jadi, orang luar negeri kalau mau belajar di Indonesia masih susah. Karena mereka ke sini tujuannya pakai visa apa. Ini penting. Kalau kita terus yang didorong ke luar negeri, maka keuntungan akan diperoleh mereka saja,” tutur Prof. Nasih.

Di luar negeri, hampir seluruh negara telah menyediakan visa pelajar bagi calon mahasiswa asing yang akan pergi belajar di negara tersebut.

Isu kedua yang disoroti oleh UNAIR adalah upaya menangkal radikalisme di wilayah kampus melalui pengawasan terhadap pegawai. Menurut Prof. Nasih, setiap pegawai negeri harus

(8)

memiliki komitmen kebangsaan terhadap Indonesia.

“Untuk menangkal radikalisasi khususnya yang menyusup dalam calon-calon PNS (Pegawai Negeri Sipil), saat CPNS yang tidak memenuhi persyaratan pada aspek bangsa dan negara, akan kami hentikan prosesnya. Bagi mereka yang berstatus CPNS, tidak akan kami teruskan ke PNS. Sedangkan, bagi mereka yang PNS akan kami hentikan. Kalau ada gejala atau bukti, karena ini sedang marak sekali,” imbuh Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR itu.

Berkaitan dengan kerjasam PTN se-Jatim dan PT se-Australia Barat, Prof. Nasih ingin ada peningkatan angka inbound mobility dari mahasiswa maupun peneliti Australia ke Indonesia. Pihaknya berharap agar ada kolaborasi yang saling menguntungkan, khususnya di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. (*)

Penulis : Defrina Sukma S. Editor : Binti Q. Masruroh

Gus Ipul Visits Facial Cleft

Patient to Appreciate UNAIR

Contribution

UNAIR NEWS – News on the first case of facial cleft handled by a team of doctors in Universitas Airlangga Hospital has reached high officials of East Java and Lumajang Regent. The patient, Tutik Handayani was visited by Vice Governor of East Java, on Tuesday August 23, in UNAIR Hospital.

(9)

Prof. Dr. Mochammad Nasih, S.E., M.T., Ak, Lumajang Regent As’at Malik, Vice Director of UNAIR Hospital Prof. M. Amin, dr., Sp.P (K), and the head doctor of the team which handles the case, dr. Indri Lakshmi Putri, Sp.BP-RE (KKF), visited Tutik on the eighth floor of UNAIR Hospital.

In the occasion, the man known as Gus Ipul had a conversation with Tutik. After knowing that she wants to be an ustazah, Gus Ipul asked her to recite a verse in the Qur’an. “Tutik can recite Al-Fatihah, it was quite fluent as well, a future ustazah recital indeed,” said Gus Ipul.

The Vice Governor cheered Tutik whose condition was getting better. He also said to Tutik not to be shy to get along with others. Tutik hid herself in the house as she felt different to the others.

“Alhamdulillah, Tutik is cheerful again. Get well soon, Tut. As long as you are happy, I will be happy too,” said Gus Ipul. “After this, Tutik doesn’t have to feel inferior among friends, so you can play with them,” he added.

Regarding the facial cleft case, Vice Governor appreciated the team of doctors from UNAIR Hospital. According to Gus Ipul, it was an achievement as it was the first case handled by UNAIR Hospital team of doctors.

“So, Tutik and UNAIR are in synergy. Tutik get treatments, UNAIR gain more reputation as they can handle the case well. It was an achievement,” said the Vice Governor of East Java. Gus Ipul also said that Tutik does not need to worry the treatment cost. Even though it was not free, there are many parties who are willing to help.

“Don’t worry about the cost,” Gus Ipul said. “Nothing is free as basically none is free, there will be someone who pays. It could be BPJS Kesehatan, Jamkesda, or maybe from the Regent,” he added.

(10)

Doctor Putri who accompanied the visit said that Tutik can go home two more days, on Thursday, August 25. But, Tutik still has to go through the next operation to close the gap on the palate and the lip corner which will be adjusted with the result of the first phase operation. (*)

Author : Dilan Salsabila Editor : Defrina Sukma S.

Apresiasi Kontribusi UNAIR,

Gus Ipul Kunjungi Pasien

Facial Cleft

UNAIR NEWS – Kisah kasus facial cleft (celah wajah) pertama kali yang ditangani oleh tim dokter Rumah Sakit Universitas Airlangga terdengar jajaran Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dan Pemerintah Kabupaten Lumajang. Buktinya, pasien celah wajah Tutik Handayani mendapatkan kunjungan dari orang nomor dua di Jatim, Selasa (23/8), di RS UNAIR.

Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf didampingi Rektor UNAIR Prof. Dr. Mochammad Nasih, S.E., M.T., Ak, Bupati Lumajang As’at Malik, Wakil Direktur RS UNAIR Prof. M. Amin, dr., Sp.P (K), dan ketua tim dokter kasus celah wajah dr. Indri Lakshmi Putri, Sp.BP-RE (KKF), menjenguk Tutik di ruang lantai delapan RS UNAIR.

Dalam kesempatan tersebut, Gus Ipul –sapaan akrabnya– terlihat berdialog dengan Tutik. Setelah mengetahui cita-cita Tutik yang ingin menjadi seorang ustazah, Gus Ipul meminta Tutik untuk membaca salah satu surat dalam kitab suci Al-Quran. “Tutik bisa ngaji Al Fatihah, ya. Fasih juga ternyata

(11)

bacaan calon ustazah ini,” ujar Gus Ipul menghibur Tutik.

Di sela-sela dialog, Wagub Jatim juga mengajak bercanda Tutik yang kondisinya kian membaik. Selain itu, Gus Ipul juga memberi wejangan kepada Tutik, agar ia tak perlu malu dalam bergaul dengan teman-teman sebayanya. Pasalnya, selama ini Tutik jarang keluar rumah karena merasa berbeda dengan teman sebayanya.

“Alhamdulillah, Tutik bisa bercanda. Setelah ini sembuh ya, Tut. Yang penting Tutik sudah bisa tertawa, saya juga ikut bahagia,” ujar Gus Ipul. “Setelah ini, Tutik gak perlu minder sama teman-temannya, ya, jadi bisa main bareng temen,” imbuhnya.

Terkait dengan operasi kasus celah wajah, Wagub Jatim menyampaikan apresiasinya kepada tim dokter RS UNAIR. Menurut Gus Ipul, hal tersebut merupakan prestasi yang membanggakan. Pasalnya, operasi celah wajah ini merupakan kasus pertama yang ditangani tim dokter RS UNAIR.

“Jadi, Tutik dengan UNAIR bersinergi. Tutik mendapatkan perawatan medis, UNAIR semakin terkenal karena mampu menangani kasus ini. Ini prestasi yang luar biasa,” ujar Wagub Jatim itu.

Gus Ipul juga menyampaikan bahwa Tutik tidak perlu mengkhawatirkan biaya perawatan medis. Walaupun biaya penanganan medis tidak gratis, ada banyak pihak yang siap membantu.

“Biaya gak usah dipikir,” kata Gus Ipul. “Gak ada yang gratis karena pada dasarnya gak ada yang gratis, cuma siapa yang bantu bayar nanti. Mungkin BPJS Kesehatan, mungkin Jamkesda, mungkin dari pak Bupati juga ada,” tambahnya.

Dokter Putri yang mendampingi kunjungan pemerintah saat itu mengatakan, bahwa Tutik sudah bisa pulang dua hari lagi (Kamis, 25/8). Namun, Tutik masih harus menjalani operasi

(12)

tahap selanjutnya, yakni operasi penutupan celah langit-langit dan sudut bibir yang nantinya disesuaikan dengan perkembangan hasil operasi tahap pertama. (*)

Penulis : Dilan Salsabila Editor : Defrina Sukma S.

Vokasi dan Kanwil Pajak

Adakan Kampanye Simpatik

Pengampunan Pajak

UNAIR NEWS – Anggota Komisi IX DPR RI Indah Kurnia didampingi Direktur Penindakan Hukum Dirjen Pajak Dadang Suwarna, dan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Jawa Timur I Estu Budiarto melepas peserta pawai kampanye simpatik pengampunan pajak di halaman Kanwil DJP Jatim I, Jagir Wonokromo, Surabaya, Jumat (5/8).

Acara ini diselenggarakan dalam rangka menyukseskan program amnesti pajak. Hal ini dilakukan juga dalam rangka meningkatkan kerjasama yang baik antara Direktorat Jenderal Pajak dengan Perguruan Tinggi.

Kegiatan tersebut diikuti oleh tujuh perguruan tinggi di wilayah kerja Kanwil DJP Jatim I antara lain Universitas Kristen Petra, Universitas Ciputra, UPN Jatim, STIESIA, Universitas Narotama, Universitas Surabaya, dan tentunya Universitas Airlangga. Perwakilan mahasiswa itu disebar ke lima titik yakni Jalan Raya Darmo, Jalan Kertajaya, Jalan Ir. Soekarno, Jalan Tunjungan, dan Jalan Raya Bukit Darmo Boulevard.

(13)

Tim UNAIR sendiri mendapatkan wilayah kampanye amnesti pajak di wilayah Jalan Raya Bukit Darmo Boulevard bersama tim dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukomanunggal. Dalam berkampanye, menurut Ketua Himpunan Mahasiswa program studi D-3 Perpajakan, Fakultas Vokasi, mahasiswa dibekali kostum dan perangkat media pendukung kampanye.

Sejak dicanangkan dan disosialisasikan, program amnesti pajak di Kanwil DJP Jatim I, sudah mendapatkan nilai tebusan sebesar Rp 6,62 miliar hingga Kamis (4/8). Kepala Kanwil DJP Jatim I, Estu Budiarto, di sela kegiatan pelepasan peserta kampanye simpatik amnesti pajak, menyebutkan, nilai tebus itu berasal dari 50 Wajib Pajak (WP).

“Dari 50 WP itu, nilai harga yang diungkap mencapai Rp 310,6 miliar. Jumlah itu, kemudian ditebus dengan pembayaran pajak senilai dua persen,” jelas Estu pada saat pelepasan.

Lebih lanjut, Estu menyebutkan, selama program ini diluncurkan sejak 18 Juli 2016 lalu, sudah ada WP yang berkonsultasi untuk mengikuti amnesti pajak sebanyak 1.972 WP. Sementara yang baru melakukan masih 50 WP.

“Jadi masih banyak yang konsultasi. Harapan kami yang konsultasi ini kemudian juga segera melakukan pengungkapan dan penebusan,” lanjut Estu.

Saat ini, di luar program amnesti pajak, Kanwil DJP Jatim I, yang memiliki 13 KPP di wilayah Kota Surabaya, mendapatkan target penerimaan pajak sebesar Rp 44 triliun. Saat ini, hingga 4 Agustus 2016, Estu menyebut sudah tercapai 37 persen. Terkait target baru dengan adanya amnesti pajak, Estu menyebutkan bahwa pihaknya masih menunggu instruksi dari Dirjen Pajak mengingat saat ini masih proses pembahasan APBN-Perubahan tahun 2016. (*)

Penulis: Okta Hartadinata Editor: Defrina Sukma S.

(14)

Tantangan Tenaga Kerja di Era

MEA

UNAIR NEWS – Dalam rangka memperingati Hari Buruh Nasional yang jatuh pada 1 Mei mendatang, akademisi Fakultas Hukum Universitas Airlangga bekerjasama dengan Aliansi Buruh Jawa Timur menyelenggarakan seminar nasional bertajuk “Tantangan Tenaga Kerja di Era MEA antara Liberalisasi dan Proteksi”. Seminar dilaksanakan di FH UNAIR, pada Rabu (6/4).

Seminar tentang buruh ini dihadiri oleh tokoh-tokoh nasional seperti Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf, anggota DPR RI Rieke Dyah Pitaloka, dan pakar hukum perburuhan FH UNAIR Dr. M. Hadi Subhan. Ratusan buruh yang tergabung dalam aliansi itu juga turut meramaikan seminar tersebut.

Dekan FH UNAIR Prof. Dr. Eman, S.H., M.S., yang membuka acara seminar tersebut berharap agar diskusi perburuhan itu bisa merumuskan solusi serta usulan untuk memperbaiki kualitas hidup para buruh dan tenaga kerja lainnya.

Wagub Jatim yang akrab disapa Gus Ipul dalam seminar menyampaikan bahwa ia tengah membahas rancangan peraturan daerah tentang tenaga kerja di Jatim. “Upah di Indonesia terbilang murah, bahkan termurah kedua setelah Vietnam. Isu penting lainnya yang penting diketahui adalah 60% tenaga kerja di Jatim hanya bersekolah selama tujuh tahun. Itu artinya, bahwa setelah atau pada waktu tingkat pertama sekolah menengah atas, dia sudah mengundurkan diri,” tutur Wagub Jatim.

Pria yang kini berusia 51 tahun ini juga bercerita tentang hubungan tenaga kerja dengan perusahaan di Jatim. Menurutnya, ada sebagian perusahaan yang menahan ijazah para pegawainya dengan tawaran upah murah.

(15)

Anggota komisi VI DPR RI yang juga Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Pelabuhan Indonesia (FPPPI) Rieke menyarankan agar pemerintah juga mengawasi kebobrokan ketenagakerjaan yang berada di bawah naungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seraya merujuk kasus PT. Pelindo III.

Rieke juga merujuk pada proses industrialisasi yang dilakukan oleh Bung Karno. Menurutnya, ketika modal asing di Indonesia berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak-banyaknya, maka buruh juga harus mendapatkan kerja dan upah yang layak.

Hadi yang juga pakar perburuhan FH UNAIR mengungkapkan bahwa ada delapan jenis tenaga kerja yang disepakati oleh para pemimpin negara di ASEAN. Hal mendasar lainnya adalah perusahaan hanya boleh mempekerjakan tenaga kerja asing tidak boleh melebih kuota 10% dari seluruh tenaga kerja di Indonesia.

“Kita wajib mengawal regulasi yang telah disepakati. Di dalam undang-undang tentang pekerja kontrak, pada prinsipnya tidak b o l e h , k e c u a l i p e k e r j a m u s i m a n . H a l i n i b i a s a n y a disalahgunakan oleh perusahaan, misalnya pekerja dikontrak selama 30 tahun bahkan ada pula yang dikontrak selama 50 tahun dan sampai pensiun,” ungkapnya. (*)

Penulis: Akhmad Janni Editor: Defrina Sukma S.

Ksatria Airlangga Juarai Temu

Ilmiah FoSSEI Jatim

UNAIR NEWS – Ksatria muda airlangga kembali menorehkan prestasi dalam ajang TEMILREG (Temu Ilmiah Regional) Jatim

(16)

yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Kegiatan kerjasama dengan FoSSEI (Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam) merupakan ajang pertemuan yang diselenggarakan rutin dalam satu tahun sekali. Acara yang dihadiri oleh berbagai KSEI (Kelompok Studi Ekonomi Islam) dari Universitas Negeri maupun Swasta di Jawa Timur ini, mengusung tema “Optimalisasi Potensi Pariwisata Halal Indonesia ”.

Terdapat dua kompetisi dalam ajang tersebut yaitu Olimpiade Ekonomi Islam dan Call for Paper. Delegasi UNAIR yang diwakili oleh KSEI AcSES (Association of Shariah Economics Studies) berhasil mendapatkan juara satu dalam kompetisi Call for Paper. Diketuai oleh Pito Budi Prasetyo, tim ini berhasil mengalahkan juara bertahan dari Universitas Brawijaya Malang. “Saya tidak menyangka bisa lolos dan menjadi finalis Call for Paper Temilreg Jatim 2016, apalagi bisa mengalahkan juara bertahan tahun lalu,” jelas Pito.

Mengangkat judul mengenai “Strategi Pariwisata Berbasis Sharia Tourism and Lifestlye dalam mendorong Perekonomian Desa Wisata di Indonesia”. Makalah yang diusungnya ini membahas mengenai paket wisata syariah yang dipadukan dengan gaya hidup ala Rasulullah.

“Ide kami dilatarbelakangi oleh keadaan pariwisata konvensional yang cenderung mengarah kepada kemaksiatan dan kerusakan moral. Oleh karena itu kami menerapkan paket wisata syariah yang mengedepankan penerapan gaya hidup ala Rasulullah sebagai solusi atas pariwisata konvensional yang sangat bersifat keduniawiaan,” imbuh mahasiswa D3 Manajemen Perbankan tersebut.

Dua anggota tim lainnya Rizki Amalia dan Monic Oktaviani menuturkan bahwa usahanya untuk menembus menjadi juara dilakukan sedari awal, yakni selain giat berlatih, mereka juga sering konsultasi dengan senior-senior yang sudah mahir dalam

(17)

bidang karya ilmiah.

“Kami berlatih dari pagi hingga sore hari untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Selain itu kami juga konsultasi dengan para senior AcSES yang sudah berkali-kali menjuarai berbagai kompetisi,” jelas Lia sapaan akrab Rizki Amalia, Mahasiswi Ekonomi Pembangunan 2014.

Monic Oktaviani mengimbuhkan bahwa ada satu hal keganjalan acara yang dialaminya dengan tim. Mahasiswa Akuntansi tersebut menjelaskan bahwa ada perubahan aturan yang dilakukan oleh panitia, finalis yang lolos dianjurkan untuk menjawab studi kasus yang sebelumnya tidak tertera pada aturan lomba.

“Awalnya kami ragu tidak bisa menyelesaikan studi kasus yang diberikan oleh juri karena kami hanya berfokus pada presentasi, tapi berkat usaha dan doa alhamdulillah bisa berhasil,” pungkasnya. (*)

Penulis: Pito Budi Prasetyo Editor: Nuri Hermawan

Referensi

Dokumen terkait

Secara Administrasi Pemerintahan, Pemerintah Provinsi Lampung sebelum tanggal 18 Maret 1964 adalah merupakan Keresidenan Lampung yang berdasarkan Peraturan Pemerintah

yang diselenggarakan Universitas Negeri Yogyakarta pada tanggal 12-14 Juni 2009. bertempat di

Barang – Alat Laboratorium Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Semarang Tahun. Anggaran 2017, telah mengadakan rapat pemberian penjelasan secara elektronik

Mengubah Lampiran II Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Kita tidak bisa memaksa memasukkan nilai gaya gesekan, f2 , karena kita " TIDAK " memiliki kepastian apakah benda masih diam atau sudah bergerak, karena akan

Untuk mempermudah dalam pengklasifikasian kategori skripsi, diperlukan sebuah sistem dengan menggunakan metode text mining sebagai salah satu alternatif untuk

The male condom, which is regarded as the most typical type of barrier contraception method, is basically made from latex rubber material that is inserted into an erect penis before

[r]