• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUATAN MENTAL KOMPETITIF DALAM BIDANG PENCAK SILAT PADA ANAK-ANAK DESA GONDORIYO MELALUI GPS CHAMP (GONDORIYO PENCAK SILAT SENI) 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGUATAN MENTAL KOMPETITIF DALAM BIDANG PENCAK SILAT PADA ANAK-ANAK DESA GONDORIYO MELALUI GPS CHAMP (GONDORIYO PENCAK SILAT SENI) 2020"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUATAN MENTAL KOMPETITIF DALAM BIDANG PENCAK

SILAT PADA ANAK-ANAK DESA GONDORIYO MELALUI GPS

CHAMP (GONDORIYO PENCAK SILAT SENI) 2020

Widyastuti Ika, Syaifuddin M, Rifki S Yusuf, Fajar S Zaki, Wijaya, Atika

Universitas Negeri Semarang ikawidyastuti24@students.unnes.ac.id

ABSTRACT

Mentality has a very big role for a person in running life in society. The importance of mentality in a person will affect one's competitiveness. Mentality must be instilled early in a person. This is used by someone to get to know themselves better, then be able to read the situation of the surrounding environment and respond with any changes with a solution. Then communicate the solution of a problem correctly. Based on the survey results to the location, it was obtained that, children in Gondoriyo Village had the potential to perform in the martial arts field, but the achievements achieved from a competition were still lacking. Apparently this happened because of the lack of mentality in themselves. With the mentality of competitiveness will be increased so that Gondoriyo Village children with the skills possessed dare to compete at the local to national level. UNNES 2020 alternative KKN Team accommodates early-stage pencak silat skills, which is an art that has been owned by Gondoriyo Village children with an activity called GPS CHAMP 2020. This activity is a place and a place to hone and increase the motivation of Gondoriyo Village children so that mentality in themselves increases.

Keywords: mentality, competitiveness, martial arts ABSTRAK

Mentalitas memiliki peran yang sangat besar bagi diri seseorang dalam menjalankan kehidupan di masyarakat. Pentingnya mentalitas pada seseorang akan mempengaruhi daya saing pada diri seseorang. Mentalitas harus ditanamkan sejak dini pada diri seseorang. Hal tersebut digunakan seseorang untuk mengenal dirinya lebih jauh, kemudian mampu membaca situasi lingkungan disekitarnya dan merespon dengan segala perubahannya dengan solusi . Kemudian mengkomunikasikan solusi dari sebuah masalah dengan benar. Berdasarkan hasil survei ke lokasi diperoleh data bahwa, anak-anak di Desa Gondoriyo memiliki potensi diri

(2)

pada bidang pencak silat namun prestasi yang diraih dari sebuah perlombaan masih sangat kurang. Ternyata hal tersebut terjadi karena kurangnya mentalitas pada diri. Dengan mentalitas bersaing akan lebih meningkat sehingga anak-anak Desa Gondoriyo dengan keterampilan yang dimiliki berani untuk bersaing di taraf lokal hingga nasional. Tim KKN alternatif 1 UNNES 2020 mewadahi keterampilan-keterampilan pencak silat tahap awal yaitu seni yang telah dimiliki oleh anak-anak Desa Gondoriyo dengan sebuah kegiatan yang berjudul GPS CHAMP (Gondoriyo Pencak Silat Seni) 2020. Kegiatan ini menjadi ajang dan tempat mengasah serta meningkatkan motivasi anak-anak Desa Gondoriyo supaya mentalitas kompetitif pada diri mereka meningkat.

Kata Kunci : mentalitas, Daya saing, Pencak silat. PENDAHULUAN

Sumber daya manusia yang unggul menjadi salah satu pendukung pembangunaan bangsa. Sumber daya manusia yang unggul di era globalisasi yaitu manusia intelek yang mampu merespon perubahan lingkungan dengan segala macam tantangan dan tuntutan yang ada di dalamnya secara efektif dan efisien. Seiring dengan meningkatnya kompetensi pada sumber daya manusianya maka akan mempengaruhi pada pola berfikir dan mengarahkan tindakan atau perilaku untuk selalu maju di kehidupan masyarakat. Hal tersebut dipengaruhi oleh mental yang dimiliki oleh setiap individualnya walaupun kompetensi telah ada namun tidak diimbangi dengan mental bersaing yang tinggi maka akan mempengaruhi pada performansi yang tidak maksimal. Mental kompetitif seseorang bisa tumbuh melalui dorongan (motivasi), motivasi

internal maupum eksternal. Hal ini selaras dengan pendapat menurut Dimyati (dalam Daud F, 2012) menyatakan motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.

Mentalitas memiliki peran yang sangat besar bagi diri seseorang dalam menjalankan kehidupan di masyarakat. Mentalitas adalah hal yang berkaitan dengan keadaan dan aktivitas jiwa hingga mempengaruhi cara berfikir seseorang untuk membangun sebuah tindakan atau perilaku. Hal ini selaras dengan pendapat Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan keadaan dan aktivitas jiwa (batin) atau cara berpikir dan berperasaan.

(3)

Pentingnya mentalitas pada seseorang akan mempengaruhi daya saing pada diri seseorang. Seseorang yang mempunyai mentalitas tinggi mampu mengandalikan pikiran sehingga tindakan yang dihasilkan ketika menghadapi atau sedang dalam situasi yang tertekan, berhadapan dengan orang banyak untuk menunjukkan sesuatu yang dia secara pengetahuan sudah dikusi tetap terarah tanpa mengurangi kualitasnya. Hal ini selaras dengan pendapat menurut Setiowati, N. E. (2016).

Mentalitas harus ditanamkan sejak dini pada diri seseorang. Hal tersebut digunakan seseorang untuk mengenal dirinya lebih jauh, kemudian mampu membaca situasi lingkungan disekitarnya dan merespon dengan segala perubahannya

dengan solusi . Kemudian

mengkomunikasikan solusi dari sebuah masalah dengan benar. Hal ini selaras dengan pendapat menurut Purnomo, H. (2015) menyatakan dengan mentalitas seseorang mampu mengenal diri sendiri (self awareness), mampu berpikir kritis, mampu memecahkan permasalahan (problem solving), dapat berkomunikasi, mampu membawa diri di berbagai lingkungan, menghargai waktu (time orientation), empati, mau berbagi dengan orang lain, mampu mengatasi stres, bisa

mengendalikan emosi, dan mampu membuat keputusan.

Mentalitas dibutuhkan dalam salah satu olahraga yaitu pencak silat yang saat ini menjelma tidak hanya sebagai olahraga kesehatan dan rekreasi melainkan juga sebagai olahraga prestasi .sehingga banyak orang yang berminat untuk menekuninya. Untuk mencapai prestasi olahraga pencak silat yang sebaik mungkin dan sebagaimana yang di harapkan, maka berbagai kalangan perlu merencanakan. Penampilan dari peserta silat biasanya akan mengalami masalah internal seperti kecemasan ketika sedang tampil di depan orang banyak saat pertandingan. Peran mentalitas dibutuhkan pada situasi tersebut, mentalitas bisa terbentuk dengan seringnya mengalami hal pada situasi yang sama, jika pertandingan maka harus sering mengikuti pertandingan supaya jiwa mentalitas hadir.

Berdasarkan hasil survei ke lokasi diperoleh data bahwa, banyak perguruan atau perkumpulan pencak silat di Desa Gondoriyo. Anak-anak di Desa Gondoriyo mengikuti perguruan atau perkumpulan pencak silat tersebut. Hampir semua perguruan atau perkumpulan yaitu perguruan PSHT. Hal tersebut terjadi karena sebagian besar mengikuti jejak orang tua mereka yang dulu juga mempelajari pencak silat. Setelah ditilik

(4)

walaupun keterampilan itu dimiliki hingga turun temurun namun prestasi yang diraih dari sebuah perlombaan masih sangat kurang. Ternyata hal tersebut terjadi karena kurangnya mental kompetitif pada diri. Mental kompetitif harus ditanamkan sejak dini supaya anak-anak mampu mengatahui dirinya dan apa yang diinginkan serta diperbuatnya. Dengan mentalitas bersaing akan lebih meningkat sehingga anak-anak Desa Gondoriyo dengan keterampilan yang dimiliki berani untuk bersaing di taraf lokal hingga nasional.

Berdasarkan permasalahan yang hadir tersebut KKN alternatif 1 UNNES 2020 berusaha mewadahi keterampilan-keterampilan pencak silat tahap awal yaitu seni yang telah dimiliki oleh anak-anak Desa Gondoriyo dengan sebuah kegiatan yang berjudul GPS CHAMP (Gondoriyo Pencak Silat Seni) 2020. Kegiatan ini menjadi ajang dan tempat mengasah serta meningkatkan motivasi anak-anak Desa Gondoriyo supaya mental kompetitif pada diri mereka meningkat.

METODE

GPS CHAMP (Gondoriyo Pencak Silat Seni) 2020 dilaksanakan oleh KKN Alternatif 1 UNNES 2020 pada Minggu, 16 Februari yang bekerja sama dengan PSHT Cabang Kabupaten Semarang.

Jumlah peserta yang mengikuti GPS CHAMP (Gondoriyo Pencak Silat Seni)2020 sebanyak 22 anak desa Gondoriyo yang terdiri atas 2 anak Sekolah Dasar, 14 anak Sekolah Menengah Pertama dan 6 anak Sekolah Menengah Atas. Pelaksanaanya dilakukan di Gedung Olahraga Desa Gondoriyo pukul 08.00 pagi yang diawali dengan upacara pembukaan oleh Kepala Desa Gondoriyo dan seluruh panitia serta peserta.

Metode yang digunakan dalam kegiatan GPS CHAMP (Gondoriyo Pencak Silat Seni)2020 disesuaikan dengan tujuan dari pelaksanaan program kegiatan. Pertimbangan pemilihan metode juga didasarkan pada hasil yang direncanakan sebelumnya. Sebagaimana pendapat Sanjaya (2015), metode merupakan sebuah cara untuk menerapkan rencana yang disusun agar kegiatan sesuai dengan tujuan semula dan dapat mencapai hasilnya. Metode yang digunakan dalam kegiatan GPS CHAMP (Gondoriyo Pencak Silat Seni) 2020 yaitu:

1. Diskusi, penggunaan metode ini membutuhkan adanya partisipasi peserta penyuluhan untuk saling bertukar informasi secara lisan dan berhadapan. Tujuan dari penggunaan metode ini adalah agar peserta

(5)

memahami lebih mendalam mengenai tujuan dan pelaksaanan kegiatan ini. 2. Praktik, digunakan dalam kegiatan ini

dengan tujuan memberikan pengalaman langsung kepada peserta yaitu anak-anak desa Gondoriyo. HASIL DAN PEMBAHASAN

Program kerja kegiatan GPS CHAMP (Gondoriyo Pencak Silat Seni) 2020 ada karena hasil dari diskusi dari beberapa pihak dari Desa Gondoriyo yaitu Kepala Desa, Petinggi-petinggi PSHT, warga dan anak-anak Desa Gondoriyo. Maka dari itu tim KKN Alternatif 1 UNNES 2020 berusaha memberikan jawaban atas permasalahan yang muncul tersebut. Namun sebelum itu kami meminta arahan bagaimana alur besarnya dalam sebuah pertandingan silat terutama bagian seni kepada petinggi-petinngi PSHT. Selain itu kami memberikan sosialisasi mengenai kegitan ini meliputi tujuan manfaat hingga teknisnya saat dilakukan latihan latiham rutin di beberapa tempat latiham silat.

Kegiatan ini ditujukan untuk anak-anak Desa Gondoriyo mulai Sekolah Dasar hingga Sekolah menengah Pertama. Kegiatan dilakukan di Gedung Olahraga Desa Gondoriyo.

A. Strategi dalam mengoptimalkan kegiatan GPS CHAMP (Gondoriyo Pencak Silat Seni) 2020

Sebelum melakukan kegiatan GPS CHAMP (Gondoriyo Pencak Silat Seni) 2020 tim KKN Alternatif 1 UNNES 2020 melakukan sosialisasi saat ada pelatihan silat anak-anak di Desa Gondoriyo. Hal ini dilakukan agar anak-anak di Desa Gondoriyo mengetahui mengenai tujuan, manfaat hingga teknis kegiatan GPS CHAMP (Gondoriyo Pencak Silat Seni) 2020. Kegiatan sosialisasi ini menjadi perwujudan awal menyadarkan sejak dini kepada mereka bahwa mentalitas perlu ditanamkan dan dipupuk sejak dini. Salah satunya melalui kegiatan GPS CHAMP (Gondoriyo Pencak Silat Seni) 2020 ini. Menghidukpan motivasi berprestasi dan bersaing dengan mengikuti kegiatan GPS CHAMP (Gondoriyo Pencak Silat Seni) 2020 ini.

Kegiatan ini membutuhkan pertisipasi dari masyarakat termasuk dalam tahap perancanan ini. Adapun pelaksanaan sosialisasi ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Penyelenggaraan kegiatan sosialisasi

1. Meningkatkan pemahaman tentang pentingnya mentalitas dalam kehidupan.

(6)

2. Meningkatkan pemahaman mengenai tujuan, manfaat dan teknis kegiatan kegiatan GPS CHAMP (Gondoriyo Pencak Silat Seni) 2020,

3. Memberikan rekomendasi supaya kegiatan semacam ini dilakukan secara rutin untuk memupuk mentalitas dan menciptakan atmosfer meraih prestasi sejak dini.

b. Sasaran pada kegiatan ini adalah anak-anak Desa Gondoriyo dari jenjang Sekolah Dasar hingga Sekolah menengah atas yang melibatkan beberapa pihak yaitu : 1. Tim KKN Alternatif 1 UNNES

2020

2. Anak-anak Desa Gondoriyo 3. Warga Desa Gondoriyo

B. Implementasi dalam kegiatan GPS CHAMP (Gondoriyo Pencak Silat Seni) 2020

GPS CHAMP (Gondoriyo Pencak Silat Seni) 2020 dilaksanakan oleh KKN Alternatif 1 UNNES 2020 pada Minggu, 16 Februari yang bekerja sama dengan PSHT Cabang Kabupaten Semarang. Jumlah peserta yang mengikuti GPS CHAMP (Gondoriyo Pencak Silat Seni) 2020 sebanyak 22 anak desa Gondoriyo yang terdiri atas 2 anak Sekolah Dasar, 14 anak Sekolah Menengah Pertama dan 6 anak

Sekolah Menengah Atas.

Pelaksanaanya dilakukan di Gedung Olahraga Desa Gondoriyo pukul 08.00 pagi hingga selesai.

Adapun susunan kegiatan GPS CHAMP (Gondoriyo Pencak Silat Seni) 2020 yaitu :

1. diawali dengan upacara pembukaan oleh Kepala Desa Gondoriyo dan seluruh panitia serta peserta.

2. Acara inti, yaitu penampilan pencak silat seni yang diawali dari jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah menengah Atas.

3. Diakhiri dengan upacara penutup dan penghargaan juara oleh Kepala Desa dan Petinggi-petinggi PSHT.

Untuk mengetahui

keberhasilan kegiatan ini dilakukan dengan melihat keterlibatan dan antusias peserta. Keterlibatan peserta bisa dilihat dari presensi yang berjumlah 22 anak, jumlah tersebut sudah mewakili dari jumlah anak yang memiliki keterampilan dasar pencak silat. Antusias peserta dapat dilihat dari kedatangan mereka yang lebih awal dari waktu yang ditentukan oleh panitia. Selain itu peserta turut aktif bertanya saat proses sosialisasi

C. Kendala dalam kegiatan GPS CHAMP (Gondoriyo Pencak Silat Seni) 2020

(7)

Kegiatan ini merupakan kali pertamanya dilakukan di Desa Gondoriyo sehingga dalam implementasinya sudah pasti akan terdapat kendala dan hambatan. Beberapa kendala yang ditemukan dalam implementasi kegiatan GPS CHAMP (Gondoriyo Pencak Silat Seni) 2020 adalah sebagai berikut. 1. Sasaran kegiatan belum

menjangkau secara merata. Terdapat beberapa anak-anak Desa Gondoriyo yang bergabung dengan perguruan lain di luar desa yang kurang tertarik dengan acara lokal.

2. Kurangnya minat dan motivasi dari anak-anak Desa Gondoriyo untuk mengikuti sebuah perlombaan walaupun kegiatan desa.

Berdasarkan kendala-kendala tersebut tim KKN Alternatif 1 UNNES 2020 dan segenap perangkat desa berusaha untuk mendorong masyarakat terutama anak-anak Desa Gondoriyo untuk selalu mengasah kemampuan dan keterampilan yang telah menjadi potensi desa. Selainuntuk memupun mentalitas pada diri sendiri tetapi juga akan membawa nama baik desa Gondoriyo dalam prestasinya.

SIMPULAN

Anak-anak di Desa Gondoriyo memiliki potensi diri pada bidang pencak silat namun prestasi yang diraih dari sebuah perlombaan masih sangat kurang. Ternyata hal tersebut terjadi karena kurangnya mentalitas pada diri. Dengan mentalitas daya bersaing akan lebih meningkat sehingga anak-anak Desa Gondoriyo dengan keterampilan yang dimiliki berani untuk bersaing di taraf lokal hingga nasional.

SARAN

Pelaksanaan kegiatan GPS CHAMP (Gondoriyo Pencak Silat Seni) 2020 ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Maka saran ke depan untuk kegiatan ini yaitu.

1. Seluruh komponen di dalam desa mencakup perangkat desa dan warga harus lebih bersinergi untuk meningkatkan minat dan motivasi berprestasi khususnya bidang pencak silat karena hal tersebut menjadi potensi diri di sebagian besar anak-anak Desa Gondoriyo.

2. Menjaga keberlanjutan program ini agar apa yang telah menjadi tujuan bisa tercapai.

3. Bersama-sama dan saling mengevaluasi program agar berjalan

(8)

secara maksimal kemudian mendapat dukungan yang lebih luas lagi.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terimakasih yang setulusnya kepada.

1. Bapak Arisno selaku Kepala Desa Gondoriyo, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang

2. Perangkat Desa Gondoriyo, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang

3. Karangtaruna Desa Gondoriyo, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang

4. Masyarakat Desa Gondoriyo, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang

DAFTAR PUSTAKA

Daud, F. (2012). Pengaruh kecerdasan emosional (EQ) dan motivasi belajar terhadap hasil belajar Biologi siswa SMA 3 Negeri Kota Palopo. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran (JPP), 19(2), 243-255.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online. Diakses melalui https://kkbi.web.id/mentalitas, diakses pada 29 Februari 2020.

Setiowati, N. E. (2016). MUATAN ETIKA DAN MENTALITAS

PADA KURIKULUM

PENDIDIKAN

AKUNTANSI. Edueksos: Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi, 1(2). Purnomo, H. (2015) PERAN MENTALITAS DAN KREATIFITAS DALAM MEMBENTUK ENTREPENEUR UMKM YANG BERKARAKTERISTIK.

Sanjaya, W. (2015). Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Kencana.

(9)

Pelatihan Pembuatan Tempe Bergizi dari Biji Karet sebagai Produk Lokal

Unggulan Desa Gondoriyo

Atik U Nur, Khuluq Husnul, Fadlil F Muhammad, Syafira Alfiah A Mega, Wijaya Atika, Universitas Negeri Semarang

nuratiku@gmail.com Abstract

Tempe rubber seed training activities are carried out by the UNNES Alternatif 1 KKN Team with the target of the Gondoriyo Village PKK ladies, who until now have not been used maximally. The activity aims to (1) Provid information to PKK mothers about the use of rubber seeds into tempe (2) Provide training on how to make tempe from rubber seeds (3) so that PKK mothers have an entrepreneurial spirit. The method used is brief presentation related to raw materials in making tempe, a joint discussion with PKK mothers, then proceed with practicing how to make rubber seed tempe. This training activity is located at the home of Mrs. Dela. As for the procedure for making rubber seed tempe through several stages (1) spliting of rubber seeds (2) splitting of rubber seeds (3) drying of rubber seeds (4) immersion of rubber seeds (5) cleaning of rubber seeds (6) boiling of rubber seeds (7) cutting of rubber seeds (8) steaming of rubber seeds (9) ruber seeds fermentasion (10) packaging of rubber seed tempeh. UNNES 2020 Alternative KKN Team conducted training for PKK women in making tempeh from rubber seeds.

Keywwords : tempeh, rubber seeds, dan HCN.

Abstrak

Kegiatan pelatihan tempe biji karet dilaksanakan oleh Tim KKN Alternatif 1 UNNES dengan sasaran ibu-ibu PKK Desa Gondoriyo, yang selama ini biji karet belum dimanfaatkan secara maksiamal. Kegiatan ini bertujuan untuk (1) memberikan informasi kepada ibu-ibu PKK tentang pemanfaatan biji karet menjadi tempe (2) memberikan pelatihan cara pembuatan tempe dari biji karet (3) agar ibu-ibu PKK memiliki jiwa kewirausahaan. Metode yang dilakukan yaitu pemaparan sekilas terkait dengan bahan baku dalam pembuatan tempe, diskusi bersama dengan ibu-ibu PKK, kemudian dilanjutkan dengan mempraktikan cara pembuatan tempe biji karet. Kegiatan pelatihan ini berlokasi di rumah Ibu Dela. Adapun prosedur pembuatan tempe biji karet dilakukan melalui beberapa tahapan (1) pemecahan biji karet (2) Penjemuran biji karet (3) Perendaman biji karet (4) Pembersihan biji karet (5) Perebusan biji karet (6) Pemotongan biji karet (7) Pengukusan biji karet (8) Peragian biji karet (9) Pengemasan tempe biji karet. Tim KKN Alternatif 1 UNNES 2020 melakukan pelatihan kepada ibu-ibu PKK dalam pembuatan tempe dari biji karet.

Kata kunci : Tempe, Biji Karet, dan HCN. A. PENDAHULUAN

Tempe merupakan makanan asli Indonesia sumber protein nabati yang

cukup penting untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Kandungan gizi pada tempe tidak jauh berbeda dengan kandungan gizi pada bahan

(10)

pangan non nabati seperti daging, telur dan ikan yaitu dengan kadar protein sebesar 18,3 g per 100 g tempe. Rasa yang dihasilkan dari tempe gurih dan lezat sehingga semakin banyak digemari oleh masyarakat Indonesia sampai dengan luar Indonesia (Karnila, 2016).

Kedelai merupakan bahan baku yang paling umum digunakan dalam pembuatan tempe. Akan tetapi produksi dalam negeri tidak mampu mencukupi permintaan produsen tempe dikarenakan pemenuhan bahan baku tempe harus diimpor –sebesar 67,28% atau sebanyak 1,96 juta ton per tahun (Setyani, 2017). Dengan adanya keterbatasan kedelai tersebut sehingga mengakibatkan harga kedelai saat ini naik. Dengan naiknya harga kedelai yang tidak diimbangi dengan kebutuhan kedelai dan produksi kedelai menjadikan harga tempe juga manjadi naik. Hal ini mengakibatkan daya beli masyarakat terhadap tempe menjadi menurun.

Untuk memenuhi kebutuhan tempe dengan harga yang dapat dijangkau oleh masyarakat maka diperlukannya alternatif bahan baku tempe yang memiliki kandungan gizi yang setara dengan bahan baku tempe pada umumnya. Menurut beberapa penelitian disebutkan bahwa ada berbagai macam cara sebagai alternatif bahan baku dalam pembuatan tempe misalnya seperti biji nangka dan biji karet. Dari alternatif bahan baku tersebut untuk memenuhi kebutuhan protein nabati yang mudah dijangkau juga dapat dilihat dari potensi yang ada di masyarakat.

Pengelolaan biji karet dapat dimanfaatkan sebagai pengganti kedelai dalam pembuatan tempe karena di dalam biji karet memiliki kandungan gizi

terutama protein. Biji karet merupakan bahan pangan yang perlu dikembangkan karena kandungan yang ada di dalam biji karet berprotein cukup tinggi (Lilis, dkk 2016).

Desa Gondoriyo merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Bergas Kabupaten Ungaran, Kota Semarang. Desa Gondoriyo memiliki sebuah potensi besar yang bisa dijadikan sebagai alternaitf bahan baku dalam pembuatan tempe, yaitu melimpahnya biji karet hasil dari tanaman karet yang sampai saat ini masih belum termanfaatkan dengan baik. Kami tim KKN Alternatif 1 UNNES 2020 membuat suatu program untuk Desa Gondoriyo yaitu adanya pelatihan dalam pembuatan tempe dari biji karet dengan sasaran utmanya adalah ibu-ibu PKK Desa Gondoriyo. Hal ini terjadi karena kami Tim KKN Alternatif 1 UNNES 2020 memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh Desa Gondoriyo menjadi sebuah peluang bisnis dan usaha untuk masyarakat Desa Gondoriyo terkhusus untuk ibu-ibu PKK. Selain bertujuan untuk meningkatkan kreativitas ibu-ibu PKK, juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Gondoriyo dengan menghasilkan tempe dari bahan baku yang lebih ekonomis.

Berdasarkan kondisi dan permasalahan di atas, tim KKN Alternatif 1 UNNES 2020 mempunyai ide untuk menggunakan bahan baku biji karet sebagai produk dalam pembuatan tempe. Seperti yang telah kita ketahui bahwa biji karet di Desa Gondoriyo sangat melimpah bahkan tidak termanfaatkan sama sekali olah masyarakat tersebut yang disebabkan karena keterbatasan pengetahuan yang ada di desa. Maka dari itu, kami

(11)

mengadakan suatu pelatihan dalam pembuatan tempe dari biji karet dengan tujuan memberikan pengetahuan dan menjadikan suatu ketrampilan bagi ibu-ibu PKK Desa Gondoriyo dalam menciptakan peluang usaha untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Gondoriyo.

B. PELAKSANAAN DAN METODE Pelatihan dilaksanakan di salah satu rumah ibu-ibu PKK yang berlokasi di Dusun Kerajen Desa Gondoriyo RT 01 RW 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Adapun waktu pelaksanaan

pelatihan pada tanggal 9 Februari 2020. Pelatihan ini diikuti oleh ibu-ibu

PKK Dusun Kerajen Desa Gondoriyo dengan jumlah peserta yang ikut sebanyak 50. Kondisi ibu-ibu PKK Dusun Kerajen Desa Gondoriyo mayoritas ibu rumah tangga dan pekerja pabrik. Dengan sasaran ibu-ibu PKK diharapkan dapat memberikan wawasan serta pengetahuan kepada ibu-ibu PKK untuk bisa dijadikan ide usaha yang inovatif, selain itu diharapkan mampu membuat home industry yang bisa menambah perekonomian keluarga.

Jenis pelatihan yang dilaksanakan yaitu pemaparan sekilas terkait dengan bahan baku dalam pembuatan tempe, diskusi bersama dengan ibu-ibu PKK, kemudian dilanjutkan dengan mempraktikan cara pembuatan tempe biji karet. Selain itu dari Tim KKN Alternatif 1 UNNES 2020 juga

memberikan sebuah modul

pembelajaran untuk ibu-ibu PKK. Alat yang digunakan antara lain : Panci, kompor, tampah, ember, pisau dan sendok. Sedangkan bahan yang

digunakan antara lain : Biji karet, ragi tempe, daun dan air.

Berdasarkan berbagai literatur pada biji karet memang terdapat senyawa (HCN). Senyawa tersebut merupakan senyawa yang terdapat dalam bahan pangan dan merupakan senyawa yang memiliki sifat mudah menguap dan mudah larut dalam air. Penurunan sianida juga dapat dilakukan dengan cara perendaman, perebusan dan pengukusan (Maryadi, 2005).

Adapun prosedur dalam pembuatan tempe biji karet yaitu :

a. Pemecahan biji karet

Pemecahan biji karet untuk diambil bagian dalam yang berwarna putih, pastikan masih dalam kondisi baik ditandai dengan biji karet yang bersih dan masih padat.

b. Penjemuran biji karet

Penjemuran dilakukan selama kurang lebih 3 hari di bawah sinar matahari.

c. Perendaman biji karet

Perendaman biji karet, dapat dilakukan dalam jangka waktu 3-5 hari, dengan dilakukan pergantian air rendaman secara rutin setiap 12 jam sekali. Hal tersebut dilakukan untuk membantu mengurangi dengan melarutkan kandungan sianida. Pada tahap ini biji karet juga dilakukan pencucian dengan digosok menggunakan tangan. d. Pembersihan biji karet

Setelah perendaman biji karet selesai dilakukan, selanjutnya biji karet dibersihkan pada air yang mengalir.

(12)

e. Perebusan biji karet

Perebusan dilakukan selama 1,5 jam. Perebusan merupakan cara

yang efektif untuk

menghilangkan kadar HCN pada biji karet.

f. Pemotongan biji karet

Pemotongan biji karet dilakukan menjadi beberapa bagian yang kecil agar proses fermentasinya cepat.

g. Pengukusan biji karet

Biji karet kemudian dilakukan pengukusan untuk memastikan biji karet benar-benar telah matang

h. Peragian biji karet

Biji karet yang telah dikukus kemudian ditiriskan dan di anginkan hingga bersuhu normal. Setelah itu dilakukan poeragian pada biji karet dengan membandingkan 2 sendok ragi tempe untuk 1 kg biji karet. i. Pengemasan tempoe biji karet

Biji karet yang telah selesai diberi ragi kemudian dilakukan pengemasan. Bahan untuk pengemasan dapat menggunakan plastik atau daun. Setelah tempe dilakukan pengemasan, simpan pada tempat yang kering dan hangat untuk mempercepat proses fermentasi.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Program kerja pelatihan pembuatan biji karet ada karena melihat dari adanya potensi yang terdapat pada Desa Gondoriyo yaitu melimpahnya tumbuhan karet dimana pada biji karet masih belum termanfaatkan sama sekali

oleh masyarakat, kemudian kami dari Tim KKN Alternatif 1 UNNES mencari sumber dan informasi berkaitan dengan biji karet. Dari sumber dan informasi beberapa penelitian yang telah dilakukan bahwa biji karet dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku utama dalam pembuatan tempe, namun bahan baku tersebut menurut beberapa penelitian mengandung senyawa HCN yang dapat memabukan, akan tetapi kadar sianida tersebut dapat dihilangkan atau diturunkan kadarnya dengan menggunakan beberapa pengolahan.

Dalam pelatihan pembuatan tempe biji karet ini ditujukan untuk ibu-ibu PKK Desa Gondoriyo, yang mana diharapkan dapat dijadikan sebagai usaha bagi ibu-ibu PKK Desa Gondoriyo.

a. Strategi dalam Mengoptimalkan Program Pelatihan Pembuatan Tempe Biji Karet

Sebelum melakukan pelatihan pembuatan tempe biji karet tim KKN Alternatif 1 UNNES 2020 melakukan uji coba atau mempraktikan cara pembuatan tempe biji karet yang dilakukan 2 kali percobaan. Untuk percobaan yang pertama dilakukan sebelum kelolosan tim KKN kami. Percobaan tersebut dilakukan dengan bantuan salah satu warga yang sudsah pernah membuat tempe dari biji karet. Kemudian pada saat pemaparan program kerja tim KKN kami, dimana hasil produk tersebut ditunjukkan dan sebagai bukti keberhasilan produk tempe biji karet kepada tim penguji.

Kemudian untuk percobaan yang kedua dilakukan pada saat tim

(13)

kami lolos seleksi KKN Alternatif 1 UNNES 2020, dimana percobaan ini dilakukan secara mandiri yang mana hasil produk tersebut dapat ditunjukkan kepada ibu-ibu PKK Desa Gondoriyo pada saat pelatihan pembuatan biji karet bersama dengan ibu-ibu PKK Desa Gondoriyo.

Selain itu, kami Tim KKN Alternatif 1 UNNES 2020 melakukan koordinasi dengan ibu-ibu PKK terkait akan adanya pelatihan dalam pembuatan tempe biji karet. Hal ini dilakukan agar mendapatkan banyak partisipasi dari masyarakat terkhusus ibu-ibu PKK untuk ikut berperan aktif dalam mengikuti pelatihan tersebut.

Pelatihan pembuatan tempe biji karet ini membutuhkan partisipasi penuh dari ibu-ibu PKK Desa Gondoriyo termasuk dalam perencanaan koordinasi dengan ibu-ibu PKK. Adapun pelaksanaan perencanaan ini dijabarkan sebagai berikut :

1. Penyelenggaraan Perencanaa Pelatihan

1.) Pembukaan kegiatan pelatihan tempe biji karet oleh tim KKN alternatif 1 2020

2.) Menjelaskan manfaat biji karet sebagai bahan baku tempe

3.) Memberikan informasi cara menghilangkan kadar HCN secara cepat dan tepat. 4.) Menjelaskan prosedur dan

mempratikkan cara

pembuatan tempe dari biji karet.

2. Sasaran pelatihan ini adalah ibu-ibu PKK Desa Gondoriyo yang melibatkan beberapa pihak : 1.) Tim KKN Alternatif 1

UNNES 2020.

2.) Ibu-ibu PKK Desa Gondoriyo.

3.) Tuan rumah Ibu Dela.

b. Implementasi dalam Pelatihan Pembuatan Tempe Biji Karet

Pelatihan pembuatan tempe biji karet dilaksanakan dengan beberapa alur, agar pelaksanaaan pelatihan bisa berjalan dengan lancar. (1) mengundang ibu-ibu PKK kerumah Ibu Dela. (2) membuka acara secara formal yang dilakukan Tim KKN Alternatif 1 2020. (3) pemberian informasi manfaat biji karet yang dibuat produk tempe. (4) pemberian informasi cara menghilangkan senyawa HCN secara tepat. (5) Tim KKN alternatif 1 2020 mempratikan tutorial pembuatan tempe biji karet secara tepat dan cepat. (6) evaluasi dari Tm KKN terkait implementasi pelatihan tempe biji karet.

c. Kendala dalam Pelatihan Pembuatan Tempe Biji Karet

Dalam suatu pembuatan kegiatan tidak terlepas dari kendala-kendala yang muncul sebelum dan pada saat pelaksanaan pelatihan pembuatan tempe biji karet;

1. Pemberian informasi secara luas masih belum bisa dilakukan.

(14)

2. Alat dan bahan dalam pelatihan pembuatan tempe biji karet masih menggunakan seadanya. 3. Pelaksaaan pelatihan tempe biji

karet kurang efektif dikarenakan tempatnya masih belum bisa menjangkau sasaran.

D. PENUTUP Simpulan

Desa Gondoriyo merupakan salah satu desa yang memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan untuk masyarakat Desa Gondoriyo yaitu biji karet. Biji karet dapat dimanfaatkan dalam pembuatan tempe biji karet sebagai alternatif bahan baku kedelai. Kami Tim KKN Alternatif 1 UNNES 2020 melakukan pelatihan kepada ibu-ibu PKK dalam pembuatan tempe dari biji karet, dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan serta wawasan kepada ibu-ibu PKK bahwa biji karet dapat dijadikan sebagai bahan baku dalam pembuatan tempe.

Saran

Pelaksanaan pelatihan dalam pembuatan Tempe dari Biji Karet ini tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Tidak terlepas dari itu, maka saran ke depan untuk kegiatan ini yaitu :

1. Memperluas informasi pelatihan yang bertujuan agar ibu-ibu PKK Gondoriyo bisa ikut serta dalam pelatihan Tempe Biji karet.

2. Perlu adanya pendampingan ke ibu-ibu PKK setelah selesai pelatihan sampai bisa berdiri beberapa home

industry yang beranggotakan ibu-ibu PKK.

3. Perlu adanya pelatihan pemasaran produk, agar hasil dari produk tempe bisa dipasarkan dengan mudah. Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada :

1. Bapak Arisno selaku Kepala Desa Gondoriyo, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang.

2. Ketua PKK Desa Gondoriyo Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang.

3. Ibu-ibu PKK Desa Gondoriyo, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang.

4. Tuan rumah Ibu Dela, yang sudah dijadikan tempat guna pelaksanaan pelatihan pembuatan tempe biji karet.

E. DAFTAR PUSTAKA

Setiawati L., Darmawati, & Mahadi I. 2017. Efektivitas Perebusan Biji Karet (Hevea bransiliensis) Sebagai Bahan Baku Pembuatan Tempe. Univeristas Negeri Medan. Prosiding Seminar Nasional III Biologi dan Pembelajarannya. Maryadi, 2005. Manajemen Agronisnis

Karet. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Sari Karnila P., Jamaluddin, & Sukainah A. 2018. Fortifikasi Tempe Berbahan Dasar Kedelai dan Biji Nangka. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian. Vol. 2 Hal. 16-26 T h. 2016.

(15)

Setyani S., Nurdjanah S., & Eliyana. 2017. Evaluasi Sifat Kimia dan Sensori Tempe Kedelai-Jagung dengan Berbagai Konsentrasi Ragi

Raprima dan Berbagai Formulasi. Lampung. Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Vol. 22 No.2 Hal. 85-98 Th. 2017.

Referensi

Dokumen terkait

(2002a) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.. Jakarta: PT

Hasil Analisis Gravitasi menunjukkan bahwa sebagian besar kecamatan di Kabupaten Dairi berinteraksi dengan sangat amat lemah.. Kombinasi Analisis Gravitasi dan Skalogram

otot atau juga dari glukosa yang terdapat di dalam aliran darah untuk.

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Sistem Informasi Data Alumni Berbasis Web Pada STMIK Dian Cipta Cendikia (DCC)

2) Tim yang dikirim merupakan mahasiswa/siswa aktif, dan benar merupakan mahasiswa/siswa dari ( ). 3) Mentaati semua peraturan, sistem dan jadwal pertandingan yang

Setelah siswa dapat membaca tulisan di bawah gambar, guru menempatkan kartu kalimat di bawah gambar. Untuk memudahkan pelaksanaan dapat digunakan media berupa papan flannel, kartu,

Kendall & Kendall 10-32 Identifying and Forecasting Costs and Benefits (Continued). • If historical data

 Manfaat yang diberikan oleh komputer dalam hal seni gambar atau picture atau image meliputi dalam proses menggambar adalah….  Format ini merupakan bagian standar Motion