• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kecintaaan masyarakat akan tanaman hias bukan hanya sekedar hobi tetapi sudah dikembangkan sebagai usaha pokok yang bersifat komersil guna

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kecintaaan masyarakat akan tanaman hias bukan hanya sekedar hobi tetapi sudah dikembangkan sebagai usaha pokok yang bersifat komersil guna"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERILAKU PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN TANAMAN HIAS DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Oleh

Euis Dasipah, Dawud Ardisela, dan Moh. Soleh (Jl. Astanaanyar No 276 Bandung 40242)

ABSTRACT

The one of ornament plant central in Bekasi city in Mustikasari village, Mustikajaya district. This research has purpose to understanding consumer characteristic ornamental plants in village mustikasari, understanding any factor that influencing customer to purchase ornamental plant, understanding customer demand of any kind ornamental plants. The method that being use in this research is survey and the technique to collect the data use purposive sampling. The object of this research is the final customers that purchase ornamental plants in mustikasari village. The total amounts of respondent are 100 persons. The result of this research show the customer characteristic purchase ornamental plants in mustikasari village dominated by women approximately 3-5 persons with age less than 30 years old and they already married. The respondent has educational background diploma and bachelor, they also has proffesion as housewife and the income per month more than RP2.500.000,-. The respondent purchasing ornament plants frequencies one per month. Kind of ornament plants that have high demand are Adenium sp, Codeanumvarigatum, Sanseiviera sp, Aglonema sp, and Syzygium oleana. The result of analysis shows 22 variables that arrange two main component. Those 22 variables have strong correlation to main component first. Main component consist of sale, friend, age, motivation, culture, place of living, occupation, advertising, family, environment habit, situation/time of purchase, spare time, price, kinds of ornament plants, social status, service, education, relatives, uniqueness, incomes, parents habit, religion/believe.

Keywords: Consumer decision maker behavior of ornamental plants and factor affecting

PENDAHULUAN

Kecintaaan masyarakat akan tanaman hias bukan hanya sekedar hobi tetapi sudah dikembangkan sebagai usaha pokok yang bersifat komersil guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan usaha tanaman hias berkembang di berbagai daerah di Indonesia dan berperan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang cukup penting. Berkembangnya kegiatan usaha tanaman hias di dalam negeri berhubungan dengan meningkatnya pendapatan konsumen, tuntutan keindahan lingkungan, pembangunan industri pariwisata, pembangunan kompleks perumahan, perhotelan dan perkantoran. Pembangunan usaha tanaman hias diharapkan mampu membuka lapangan kerja, meningkatkan pendapatan petani, menambah devisa, dan membuka peluang tumbuhnya industri sarana produksi dan transportasi.

Industri florikultur nasional dalam periode lima tahun terakhir menunjukkan kinerja yang menggembirakan. Bisnis tanaman hias semakin semarak dengan meningkatnya luas area tanam, nilai transaksi penjualan, jangkauan pemasaran, dan tumbuhnya industri penunjang. Pemasaran tanaman hias tidak hanya dilakukan di dalam negeri, tetapi juga ke mancanegara. Menurut Marwoto (2004) pengusaha tanaman hias nasional turut memperebutkan pasar internasional yang bernilai $ 180 milyar pada tahun 2004. Kalau pada tahun 2000, Indonesia menempati urutan ke

(2)

2

51 pengekspor tanaman hias dunia, maka pada tahun 2004 meningkat menjadi urutan ke 48 dunia. Berbagai upaya perlu terus dilakukan untuk mendorong peningkatan daya saing produk florikultur nasional agar mampu berkompetisi dengan produk serupa dari negara lain.

Tanaman hias dapat dikelompokan menjadi dua golongan yaitu tanaman hias daun dan tanaman hias bunga. Tanaman hias daun adalah tanaman hias yang keindahanya terletak pada warna dan corak daunya. Tanaman hias daun biasanya diletakan sebagai penghias ruangan (indoor). Sedangkan tanaman hias bunga adalah tanaman yang keindahanya terletak pada warna bunganya. Seringkali digunakan sebagai penghias halaman maupun taman (outdoor).

Salah satu sentra tanaman hias di Kota Bekasi adalah berada di Kelurahan Mustikasari, Kecamatan Mustikajaya. Sebagian besar penduduk Mustikasari berusaha dibidang agribisnis yaitu sebagai petani maupun pedagang tanaman hias. Salah satu peran masyarakat Kota Bekasi dalam mendukung dan mensukseskan visi dan misi pemerintah Kota dalam menciptakan Kota Bekasi sebagai kota yang Sehat, Cerdas dan Ikhsan adalah dengan menanam tanaman hias di lingkungan masing-masing. Karena dengan memelihara tanaman hias dapat terwujud lingkungan yang sehat. Berdasarkan uraian dapat dirumuskan masalah sebagai berikut, bagaimana karakteristik konsumen tanaman hias di Kelurahan Mustikasari Kota Bekasi, jenis tanaman hias apa saja yang diminati konsumen, faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian tanaman hias.

PROSEDUR DAN METODOLOGI PENELITIAN Pengumpulan dan Sumber Data

Untuk mendapatkan sampel yang dapat menggambarkan populasi, dalam penelitian ini jumlah sampel adalah 100 responden. Menurut Riduan dan Akdon (2009), untuk populasi yang tidak diketahui secara pasti menggunakan teknik sampling kemudahan yakni sebesar 97 orang.

Teknik pengambilan sampel, purposive sampling. Purposive sampling adalah pemilihan sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut pautnya dengan karakteristik populasi tersebut (Ruslan, 2003).

Sampel yang diambil adalah konsumen yang membeli tanaman di kelurahan Mustikasari yaitu konsumen akhir (end user). Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Mustikasari, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi. Alasan dari pemilihan lokasi tersebut adalah karena pertimbangan Mustikasari merupakan sentra tanaman hias di Kota Bekasi.

(3)

3

Metode survey adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, politik dari suatu kelompok atau daerah (Nazir, 2003). Penelitian ini menggunakan skala Likert yang berkisar antara 1-5.

Analisis deskriptif ini digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang karakteristik dan jenis tanaman hias yang diinginkan oleh responden dinyatakan dengan frekuensi baik angka mutlak maupun persentase. Persentase yang terbesar merupakan faktor yang dominan dari masing-masing variabel yang diteliti.

Anaisis faktor digunakan untuk mengetahui atau menganalisis faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli tanaman hias. Analisis ini adalah sebuah metode peubah ganda yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara banyak peubah berkorelasi yang sulit diamati (unobservable) menjadi peubah yang lebih sedikit, relatif bebas namun tetap berarti secara konseptual (Daniel dan Crawford, 1989).

Tujuan dari analisis faktor ada dua, yaitu : (1) data summarization, yaitu mengidentifikasi adanya hubungan antar variabel dengan melakukan uji korelasi, (2) data reduction, yaitu melakukan proses pembuatan sebuah variabel set baru yang dinamakan faktor untuk menggantikan variabel tertentu (Santoso, 2003).

Terdapat gugus peubah X1,X2,…,Xp dengan masing-masing n pengamatan, maka model

faktornya dapat ditulis sebagai berikut : Y = AX Dengan :

Y = Komponen utama berdimensi q X = Matriks asal berdimensi q

A = Matriks yang melakukan tranformasi, berdimensi q x p a11 a12………a1p

a21 a22………a2p

aq1aq2………aq

Prosedur analisis faktor yang banyak digunakan adalah Principel Component Analysis (PCA) dan Common Factor Analysis (CFA).

Secara sistematis model PCA dapat ditulis sebagai berikut : PCm = Wm1X1 + Wm2X2 + … + WmpXp

(4)

4 PCm : skor faktor untuk faktor ke- m

Wm : koefisien skor faktor untuk faktor ke- m Xp : variabel awal (orisinal) ke- p

Sedangkan model CFA adalah :

Xp = vp1CF1 + vp2CF2 + … + vpmCFm + ep

dimana :

CFm : skor faktor untuk faktor ke- m

vpm : bobot faktor ke- m untuk variabel ke- p

Xp : variabel awal (orisinal) ke- p ep : variansi-variansi error

Ada beberapa tahap dalam analisis faktor yang digunakan untuk menganalisis perilaku konsumen. Tahapan-tahapan proses dalam analisis faktor tersebut diantaranya adalah :

1. Menentukan variabel apa saja yang akan dinalisis.

2. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan dengan menggunakan metode Bartlett test of sphericity serta pengukuran MSA untuk memastikan bahwa variabel-variabel tersebut mempunyai korelasi yang kuat dan layak untuk dianalisis dengan analisis faktor.

Variabel yang mempunyai korelasi kuat ditunjukkan oleh nilai MSA, nilai kurang dari 0,5 maka variabel tersebut harus dibuang dan proses dilakukan terus menerus sampai semua variabel mempunyai nilai MSA lebih dari 0,5. Sedangkan untuk menentukan kelayakan model maka hasil uji Bartlett’s harus mempunyai nilai probability (sign value) yang lebih kecil dari α, dalam hal ini nilai α adalah 5 persen.

3. Melakukan proses factoring, yakni menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang mempunyai korelasi kuat yang ditunjukkan oleh nilai MSA lebih dari 0,5 yang diperoleh dari proses sebelumnya.

4. Melakukan proses factor rotation atau rotasi terhadap faktor yang telah terbentuk yang kemudian diekstraksi dengan metode ekstraksi PCA, sehingga menghasilkan sejumlah komponen utama. Tujuan rotasi yaitu untuk memperjelas variabel yang masuk ke dalam faktor tertentu (komponen utama).

5. Setelah komponen utama terbentuk, maka proses selanjutnya adalah interpretasi atas faktor yang telah terbentuk dari analisis faktor.

(5)

5

Terdapat dua hasil utama dari analisis faktor ini. Hasil pertama adalah nilai communality yaitu jumlah keragaman yang dibagi sebuah variabel dengan seluruh variabel lainnya. Nilai communality ini merupakan total proporsi keragaman variabel yang bersangkutan yang dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Semakin tinggi nilai communality maka variabel tersebut semakin berpengaruh atau semakin penting dalam proses keputusan pembelian konsumen. Untuk menentukan jumlah komponen utama, maka dipilih komponen utama dengan nilai eigenvalue di atas 1,00. Nilai eigenvalue ini menunjukkan kepentingan relative masing-masing faktor dalam menghitung keragaman seluruh variabel yang dianalisis. Pengelompokkan sebuah variabel ke dalam komponen utama berdasarkan pada nilai loading dari variabel tersebut (Santoso, Singgih 2003). Dalam penelitian ini, untuk mempermudah pengolahan data maka digunakan Program SPSS.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Umum Konsumen Tanaman Hias Di Kelurahan Mustikasari 4.1.1 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, responden terbesar adalah wanita sebanyak 74 orang (74%), sedangkan yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 26 orang (26%).

Wanita lebih menyukai tanaman hias dibandingkan dengan laki-laki karena wanita sebagai kepala rumah tangga yang berperan dalam mengatur keindahan dan kenyamanan rumah tangga. Namun demikian, meskipun jumlah laki-laki yang lebih sedikit dibanding wanita menunjukkan bahwa sekarang ini banyak kaum laki-laki yang menyukai dunia tanaman hias dan sebagai pengisi kesibukan di waktu libur.

4.1.2 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Usia

Sebagian konsumen tanaman hias adalah konsumen yang sudah dewasa yang berusia lebih dari 30 tahun. Secara ekonomi konsumen yang berusia lebih dari 30 tahun lebih mapan dan tinggal di rumah sendiri yang mana secara sosial permasalahan semakin komplek sehingga salah satu alternatif untuk mengurangi permasalahan tersebut lewat tanaman hias.

Seseorang yang telah berumur >30 tahun tingkat kesadaran terhadap lingkungan lebih tinggi dibanding yang lebih muda karena lebih berpengalaman dalam meniti kehidupan. Ada sebagian kecil responden yang berusia >51 tahun mereka mengerjakan semuanya untuk mengisi kesibukan serta mendapatkan ketenangan batin dan ketenangan jiwa.

(6)

6

Status pernikahan responden tanaman hias sebagian besar adalah telah menikah yaitu sebesar 91%, sedangkan yang belum menikah hanya sebesar 9%. Konsumen terbesar tanaman hias di Kelurahan Mustikasari adalah mereka yang menikah. Hal ini disebabkan orang yang telah berumah tangga akan menata tempat tinggalnya supaya nyaman dan asri. Orang yang telah menikah cenderung lebih memperhatikan keindahan dan kenyamanan di lingkunganya.

4.1.4 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga

Sebagian besar konsumen tanaman hias di Kelurahan Mustikasari memiliki jumlah anggota keluarga tidak lebih dari lima orang. Hal ini menunjukan sebagian besar tergolong keluarga kecil yang beban ekonomi belum terlalu besar. Kecilnya jumlah keluarga memberi kemudahan bagi seseorang untuk mengatur dan menata rumahnya.

4.1.5 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang ikut mempengaruhi seseorang dalam memiliki kesadaran untuk mendapatkan lingkungan yang asri dan nyaman. Hal ini tercermin dari sebagian besar konsumen tanaman hias berpendidikan sarjana. Tidak adanya responden yang berpendidikan SMP menunjukkan bahwa responden mengetahui betapa pentingnya lingkungan yang asri dan nyaman.

4.1.6 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pekerjaan

Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan, sebagian responden berprofesi sebagai ibu rumah tangga yaitu sebasar 41%, bekerja di swasta sebesar 37%, sebagai pegawai negri sipil sebesar 10%, bekerja sebagai wiraswasta sebesar 9%, dan 3% sebagai pensiunan.

Responden yang membeli tanaman hias di Kelurahan Mustikasari sebagian besar ibu rumah tangga. Hal ini disebabkan karena peran seorang ibu rumah tangga dalam mengatur rumah tangga sangat vital, seorang ibu selalu menginginkan rumahnya terlihat indah dan asri. Selain itu seorang ibu juga menjadi manajer keuangan dalam keluarganya, jadi ketika ada keinginan untuk membeli suatu barang/produk pasti melalui persetujuan seorang ibu rumah tanggga.

4.1.7 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendapatan Rata-rata per Bulan

Berdasarkan tingkat pendapatan responden, sebagian besar berpenghasilan >Rp 2.500.000 per bulan yaitu sebesar 74% dan tidak ada responden yang berpenghasilan < Rp 1.000.000 per bulan. Semakin tinggi pendapatan seseorang berpengaruh terhadap daya beli seseorang untuk mengkonsumsi suatu produk tertentu. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi pendapatan seseorang semakin besar pula keinginan untuk membeli tanaman hias.

(7)

7

4.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Tanaman Hias di Kelurahan Mustikasari 4.2.1. Alasan dan Motivasi Responden Dalam Membeli Tanaman Hias

Proses keputusan pembelian dimulai dengan pengenalan kebutuhan yaitu pada saat konsumen merasakan dan mulai mengenali kebutuhan akan suatu poduk. Kesadaran akan kebutuhan yang harus dipenuhi membuat konsumen berusaha mencari produk yang dapat mengatasi masalah yang mereka rasakan. Salah satu alasan konsumen dalam membeli tanaman hias adalah mengenali kebutuhan konsumen sendiri. Sebagian besar responden membeli tanaman hias dengan motivasi/alasan sebagai hobi sebanyak 62%, 9% responden yang tertarik iklan, namun ada sebagian responden yang penasaran sehingga rasa ingin tahunya cukup tinggi yaitu 23%, karena mereka belum mengenal jelas tentang suatu tanaman.

Alasan dan motivasi responden dalam membeli tanaman hias karena hobi yakni sebesar 62% dan hanya 4% yang terpengaruh faktor harga. Hal ini menunjukan bahwa harga suatu tanaman hias bukan alasan utama seseorang untuk membeli tanaman hias. Berapapun harga suatu tanaman hias selama orang tersebut menyukai dia tidak akan segan-segan membayarnya. 4.2.2. Manfaat yang diharapkan responden dalam membeli tanaman hias

Sebagian besar responden mengharapkan manfaat tanaman hias sebagai penghias rumah yakni sebesar 76% dan hanya 2% yang mengharap sebagai simbol dan status sosial. Namun ada sebagian responden mengharap manfaat membeli tanaman hias ini sebagai investasi.

4.3 Pencarian Sumber Informasi dalam Pengambilan Keputusan

Tahap kedua dalam proses keputusan pembelian adalah pencarian informasi. Beberapa sumber informasi yang digunakan oleh responden untuk mendapatkan informasi tentang tanaman hias adalah berasal dari teman yaitu sebesar 36%, 27% berasal dari penjual dan 23 % dari media. Konsumen mendapatkan informasi tanaman hias cenderung melalui teman. Peran seorang teman sangat besar dimana konsumen lebih percaya kepada teman sendiri dari pada penjual tanaman.

Peranan media sebagai sumber informasi tidak kalah pentingnya hal ini tercermin dari banyaknya responden yang mencari lewat media. Ketika sumber informasi yang lain memberikan jawaban yang kurang memuaskan konsumen cenderung aktif mencari sumber infoirmasi lewat media, dimana media informasi sekarang lebih cepat. Fokus perhatian konsumen dalam membeli tanaman hias berdasarkan informasi yang diperoleh adalah harga, jenis tanaman hias, kemudahan memperoleh,pelayanan dan lainya.

(8)

8

Mayoritas konsumen yang memilih jenis tanaman sebesar 77% berarti konsumen akan membeli jenis tanaman yang mereka inginkan tanpa mempertimbangkan harga maupun kemudahan dalam memperoleh tanaman itu. Adapun harga tanaman hias bukan menjadi persoalan utama karena konsumen akan membayar tanaman yang mereka inginkan meskipun harus membayar dengan harga lebih mahal.

Konsumen yang memilih kemudahan dalam memperoleh hanya 9%, konsumen tanaman hias akan berusaha mendapatkan tanaman yang di inginkan meskipun untuk mendapatkan tanaman itu sendiri tergolong sulit baik karena jumlah barang yang terbatas maupun harganya yang relatif mahal.

4.4 Evaluasi Alternatif

Konsumen mengevaluasi berbagai alternatif dan membuat pertimbangan nilai terbaik untuk memenuhi kebutuhan. Konsumen melakukan pembelian tanaman hias melalui tahapan evaluasi alternatif yang mana seseorang akan mempertimbangkan untung ruginya dalam membeli barang tertentu yang sesuai dengan apa yang mereka inginkan.

Jenis tanaman, bentuk tanaman, warna tanaman merupakan faktor utama seseorang untuk membeli tanaman. Seseorang akan berusaha mendapatkan barang yang diinginkan meskipun harus membayarnya dengan harga yang lebih mahal. Faktor harga bukan alasan utama seseorang dalam melakukan pembelian tanaman hias. Hal ini tercermin dari hanya 13% responden yang memilih karena harga.

Ketika mendapati tanaman yang diinginkan tidak ada konsumen lebih memilih membeli tanaman jenis lain yakni sebesar 49%, dan yang memilih mencari ditempat lain sebesar 24% dan ada responden yang lebih memilih tidak jadi membeli yakni sebesar 23% serta hanya 4% yang lebih memilih sampai tanaman yang diinginka itu ada.

Begitu pentingnya kelengkapan produk atau barang yang dijual untuk memudahkan konsumen dalam memenuhi kebutuhanya. Karena ada 47% konsumen yang memilih tidak jadi membeli dan pergi ke tempat lain yang berarti hilangnya kesempatan untuk mendapatkan pendapatan bagi pedagang.

4.5. Keputusan Pembelian

Frekuensi pembelian tanaman hias Di Kelurahan Mustikasari oleh mayoritas responden dalam satu bulan sebanyak satu kali yakni sebesar 89%. Pembelian yang dilakukan responden tidak lebih dari tiga kali dalam sebulan, meskipun demikian ada sebagian kecil responden yang

(9)

9

membeli dua kali dalam sebulan yakni 10 %. Mayoritas pembelian tanaman hias dilakukan pada hari libur dibandingkan dengan hari kerja. Dimana responden yang membeli pada hari libur sebesar 65% sedangkan pada hari kerja 35%. Karena pada hari libur kebanyakan responden tidak banyak aktifitas yang dilakukan seperti dihari kerja. Beberapa jenis tanaman yang banyak di beli konsumen tanaman hias di kelurahan Mustikasari adalah Adenium, Sanseiviera, Puring, dan Pucuk merah.

Tanaman hias yang banyak diminati konsumen di Kelurahan Mustikasari dengan rating terbanyak adalah Adenium yakni 20%, Puring 20%, Sanseiviera 18%, Aglaonema 13% dan Pucuk Merah 10%. Tidak adanya dominasi persentase pembelian tanaman hias oleh konsumen menandakan tidak terjadi pula gejolak pembelian jenis tanaman tertentu seperti tahun sebelumnya yang dialami oleh anthurium.Sedangkan permintaan anthurium yang hanya sebesar 4% menandakan semakin jenuhnya konsumen akan anthurium itu sendiri.

Cara memutuskan pembelian tanaman hias, sebagian besar karena tergantung situasi yakni sebesar 48% serta 21% direncanakan, 15% dilakukan secara mendadak dan hanya 16% yang ikut tren yang sedang berkembang. Begitu besarnya persentase responden yang memilih tergantung situasi dan mendadak harus menjadi pertimbangan kusus bagi para pedagang untuk melengkapi barang yang di jual.

Tidak adanya responden yang membeli tanaman hias > Rp 103.000,00, sebagian besar responden mengelurkan uang sebesar Rp 25.000,00 - Rp 76.000,00 yakni sebesar 89%. Hal ini menandakan bahwa konsumen tanaman hias mulai realistis terhadap harga suatu tanaman hias. Besarnya uang yang dikeluarkan konsumen untuk membeli tanaman hias yang semakin wajar, merupakan indikator tidak terjadinya rekayasa harga suatu tanaman. Hal ini dapat menguntungkan konsumen untuk membeli tanaman.

4.6 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Pembelian Tanaman Hias

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian tanaman hias dianalisis dengan menggunakan analisis faktor. Pada analisis ini dilakukan pengolahan data terhadap variabel-variabel awal diantaranya : faktor budaya (kebiasaan orang tua, kebiasaan lingkungan tempat tinggal, agama/kepercayaan, tempat tinggal, tingkat pendidikan, budaya), faktor sosial (keluarga, penjual, kerabat/saudara, teman, situasi/waktu pembelian, status sosial), faktor pribadi (usia, pendapatan, pekerjaan, waktu luang) dan faktor psikologis (motivasi, pelayanan, jenis tanaman, kekhasan, harga, iklan).

(10)

10

Tahap pertama yang dilakukan dalam menganalisis faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian adalah menilai variabel mana saja yang dianggap lebih layak untuk dimasukkan pada analisis selanjutnya. Pada pengolahan data awal diperoleh sebanyak 2 (dua) faktor yang memiliki nilai eigenvalue lebih dari satu. Hal ini berarti terdapat 2 faktor dominan yang mempengaruhi keputusan pembelian tanaman hias. Faktor sementara yang terbentuk dapat menjelaskan keragaman data sebesar 95,418 persen.

Daniel dan Crawford (1989) menyatakan K-M-O MSA (Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy) merupakan suatu indeks yang dipergunakan untuk meneliti ketepatan analisis faktor. Nilai tinggi antara 0,5-1,0 berarti analisis faktor tepat, tetapi apabila nilai kurang dari 0,5 maka analisis faktor tidak tepat. Angka K-M-O MSA pada penelitian ini mencapai 0,955 dengan signifikansi 0,000 dan nilai Chi-Square pada tes Bartlett adalah 10224,377. Nilai MSA tersebut sudah di atas 0,5 dengan nilai Chi-Square yang sangat besar dan signifikansi di bawah 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga variabel awal ini dapat dianalisis lebih lanjut.

Proses selanjutnya adalah tiap variabel dianalisis untuk mengetahui variabel mana yang dapat diproses lebih lanjut dan variabel yang harus dikeluarkan. Proses analisis dilakukan dengan mengeluarkan variabel yang mempunyai angka MSA di bawah 0,5 dari proses pemilihan variabel (Daniel dan Crawford, 1989). Tabel Anti Image Matrices (Anti Image Correlation Matrices) berfungsi untuk melihat apakah variabel yang akan dianalisis dikatakan layak untuk diproses lebih lanjut. Pada tabel Anti Image Matrices menunjukkan semua variabel memiliki nilai MSA lebih dari 0,5 yaitu variabel kebiasaan orang tua (0,917), kebiasaan lingkungan tempat tinggal (0,966), agama/kepercayaan (0,886), tempat tinggal (0,967), tingkat pendidikan (0,968), budaya (0,971), keluarga (0,945), penjual (0,978), kerabat/saudara (0,928), teman (0,978), situasi/waktu pembelian (0,973), status sosial (0,956), usia (0,976), pendapatan (0,918), pekerjaan (0,972), waktu luang (0,960), motivasi (0,969), pelayanan (0,955), jenis tanaman (0,953), kekhasan (0,914), harga (0,966), dan iklan (0,968). Pada penelitian ini tidak ada proses pengeluaran variabel atau proses pemilihan karena semua variabel menunjukkan nilai MSA lebih dari 0,5 sehingga semua variabel tersebut dianalisis lebih lanjut dengan nilai communality berurutan dari nilai terbesar hingga terkecil.

Nilai communality menunjukkan jumlah keragaman (varian) dari suatu variabel mula-mula yang dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Semakin tinggi nilai communality suatu

(11)

11

variabel maka variabel tersebut semakin besar pengaruh atau hubungannya dalam pengambilan keputusan pembelian.

Pelayanan merupakan variabel terbesar yang mempengaruhi keputusan pembelian tanaman hias. Sikap terdiri dari komponen perasaan (affect) dan kognitif, perilaku, serta lingkungan. Apabila sikap yang ditunjukkan penjual memberikan pengaruh yang baik, maka keinginan konsumen untuk membeli tanaman hias juga semakin besar.

Variabel kedua yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah teman. Informasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang bersumber dari teman merupakan bentuk promosi yang cukup tepat efisien untuk mempromosikan produk. Agama/kepercayaan memberikan pengaruh terkecil dalam pengambilan keputusan pembelian tanaman hias.

Hasil Total Varian Explained didapatkan 2 faktor utama yang memiliki nilai Initial Eigenvalues > 1 yaitu: 18.946 dan 2.046 dengan total varian 86.118% dan 9.300% tetapi dari analisis Componen Matrix hasil analisis faktor utamanya masuk pada faktor 1 yang terbentuk. Hal ini karena 22 variabel berkorelasi sangat kuat tehadap faktor 1 yang terbentuk. Variabel– variabel yang berkorelasi sangat kuat terhadap faktor 1 yaitu: kebiasaan orang tua, kebiasaan lingkungan, agama/kepercayaan, tempat tinggal, pendidikan, budaya, keluarga, penjual, kerabat/saudara, teman, situasi/waktu pembelian, status sosial, usia, pendapatan, pekerjaan, waktu luang, motivasi, pelayanan, jenis tanaman, kekhasan/warna, harga, iklan.

Apabila dilakukan rotasi dengan metode Varimax maka didapatkan hasil yang rancu yaitu terdapat pada variabel tempat tinggal dengan nilai loading 0.653 dan 0.691. Sehingga hasil yang digunakan adalah analisis component matrix.

Total Variance Explained menunjukkan masing-masing variabel yang dianalisis berarti ada 22 komponen yang dianalisis penjelasan varian, yaitu Extraction Sums of Squared Loadings dan Initial Eigen-values. Pada Extraction Sums of Squared Loadings menunjukkan jumlah varian yang diperoleh, pada hasil output ada 2 varian, yaitu 18.946 dan 2.046. Berarti komponen 1 ikut mempengaruhi total communalities sebesar 86,118% sedang komponen 2 mempengaruhi sebesar 9,300%. Hasil dari Scree Plot menunjukkan bahwa jumlah faktor terbentuk ada 2 dengan jumlah titik sebanyak 22 buah yang dihubungkan oleh 21 garis yang memiliki slope yang berbeda. Dua garis pertama mempunyai slope yang hampir sama dan sisanya berbeda.

Tabel Component Matrix menunjukkan terdapat 22 variabel yang terdistribusi pada faktor-faktor yang terbentuk. Variabel-variabel tersebut menghasilkan nilai loading yang

(12)

12

menunjukkan besarnya korelasi variabel dengan faktor yang terbentuk. Hasil dari Componen Matrix menunjukkan bahwa 22 variabel berkorelasi sangat kuat terhadap faktor 1 yang terbentuk dan mempunyai korelasi sangat rendah terhadap faktor 2 yang terbentuk.

a) Komponen Utama Sosial

Komponen utama sosial terdiri dari variabel keluarga, penjual, saudara/kerabat, teman, situasi/waktu pembelian, dan status sosial dengan nilai loading terbesar 0,974 pada variabel penjual dan teman. Penjual dan teman dapat mempengaruhi keputusan pembelian seseorang. Teman dan penjual mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap keputusan pembelian seseorang. Mereka mempengaruhi sikap dan konsep jati diri seseorang untuk menyesuiakan diri terhadap perilaku dan gaya hidup baru.

Suatu perilaku konsumen tidak terlepas dari pengaruh kelompok dan personal yang dianutnya. Reference group adalah seseorang atau sekelompok orang yang mempengaruhi perilaku individu secara signifikan. Reference group mempengaruhi dalam berbagai cara, pertama-tama menciptakan sosialisasi atas individu. Kedua reference group berperan penting dalam membangun dan mengevaluasi konsep seseorang dan membandingkannya dengan orang lain. Ketiga, reference group menjadi alat untuk mendapatkan pemenuhan norma dalam sebuah kelompok sosial.

Pilihan konsumen terhadap suatu produk dipengaruhi oleh lingkungan yang mengitarinya. Ketika konsumen membeli suatu produk didasari oleh banyak pertimbangan, misalnya karena meniru temannya, karena tetangganya telah membeli lebih dulu, dan sebagainya. Dengan demikian, interaksi sosial yang dilakukan seseorang akan turut mempengaruhi pilihan produk yang dipilih.

Pembelian suatu produk dipengaruhi oleh penjual yang merupakan penerapan dari strategi pemasaran. Dalam hal ini, penjual berusaha mempengaruhi konsumen dengan menggunakan stimulus seperti iklan dan sejenisnya agar konsumen bersedia memilih produk yang ditawarkan.

b) Komponen Utama Pribadi

Komponen ini disusun oleh beberapa variabel yaitu usia, pendapatan, pekerjaan, dan waktu luang. Nilai loading terbesar dalam pembentukan komponen pribadi ini adalah variabel usia dengan nilai 0,969. Konsumsi hidup seseorang dibentuk oleh tahapan siklus keluarga. Siklus hidup kelurga modern didasarkan pada usia yang terdiri dari kelompok usia

(13)

13

muda (young), usia menengah (middle aged), dan usia lebih tua (elderly). Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat menjalani hidupnya. Pekerjaan seseorang mempengaruhi pembelian barang dan jasa. Hal ini berkaitan dengan pendapatan yang diterimanya. Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan, dan tingkat minat. Bila indikator ekonomi menunjukkan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, memposisikan kembali, dan mengubah harga produknya.

c) Komponen Utama Psikologis

Komponen utama psikologis disusun oleh enam variabel yaitu motivasi, pelayanan, jenis tanaman, kekhasan, harga dan iklan. Nilai loading terbesar pada variabel ini adalah motivasi sebesar 0,963. Motivasi berkorelasi sangat kuat terhadap komponen 1 yang terbentuk.

Motivasi seseorang berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Setiap orang mempunyai keinginan untuk menikmati lingkunganya asri dan nyaman, hal ini bisa terwujud dengan tanaman hias. Motivasi mewakili dorongan untuk memuaskan kebutuhan baik bersifat fisiologis maupun psikologis melalui pembelian dan penggunaan suatu produk. Jenis tanaman dan kekhasan tanaman merupakan bagian dari produk yang ditawarkan kepada konsumen. Selain itu, produk juga berfungsi sebagai media yang bersifat membedakan merek satu dengan merek lainnya. Merek yang membedakan nilai jual sebuah produk, meskipun berasal dari bahan baku yang sama. Identitas merek dikirimkan bersamaan dengan sumber-sumber informasi yang lain dan kemudian melalui media komunikasi sinyal-sinyal ini dikirimkan ke konsumen. Sinyal-sinyal ini diperlakukan sebagai stimulus dan diserap oleh indera dan ditafsirkan oleh konsumen.

Iklan membuat konsumen mengenali akan suatu produk tanaman hias yang ditawarkan. Iklan yang baik adalah iklan yang dapat memberikan informasi dengan jelas dan lengkap mengenai produknya kepada konsumen.

d) Komponen Utama Budaya

Komponen utama budaya terdiri dari variabel kebiasaan orang tua, kebiasaan lingkungan tempat tinggal, agama/kepercayaan, tempat tinggal, pendidikan, dan budaya. Nilai loading terbesar pada komponen ini adalah variabel budaya dengan nilai sebesar 0,960. Hal ini berarti bahwa variabel budaya memberikan pengaruh terbesar dalam

(14)

14

pembentukan komponen ini. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang karena budaya tumbuh dalam suatu masyarakat sejak kecil. Budaya mempengaruhi konsumen dalam sudut pandang terhadap dirinya dan orang lain, oleh karena itu berpengaruh dalam perilaku.

Variabel dari komponen utama budaya ini merupakan bagian dari sub budaya yang berarti sekelompok orang yang mempunyai nilai sistem nilai sama berdasarkan pada pengalaman hidup dan situasi, termasuk agama, kelompok ras dan wilayah geografi.

Faktor yang telah dianalisis pada penelitian ini adalah faktor pembelian yaitu: komponen budaya, komponen sosial, komponen pribadi, komponen psikologis. Hasil penelitian ini belum menganalisis faktor manajerial dalam pengambilan keputusan, tetapi faktor ekonomi sudah dianalisis dan membentuk satu variabel. Untuk penelitian berikutnya disarankan untuk meneliti tentang faktor manajerial yang mempengaruhi keputusan pembelian.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Karakteristik konsumen dalam membeli tanaman hias di Kelurahan Mustikasaari Kecamatan Mustikajaya Kota Bekasi mayoritas responden adalah wanita yakni 74%, 89% berusia lebih dari 30 tahun, yang berstatus telah menikah sebanyak 91% dengan jumlah anggota keluarga 3-5 orang, yang berpendidikan diploma dan sarjana 64%, yang berperan sebagai ibu rumah tangga 41% dengan tingkat pendapatan per bulan >Rp 2.500.000,00.

2. Jenis tanaman hias yang bayak dibeli responden yang masuk dalam lima besar adalah Adenium, Puring, Sanseiviera, Aglaonema, Pucuk merah. Frekuensi pembelian tanaman hias yang dilakukan konsumen adalah 1 kali dalam sebulan dengan besarnya uang yang dikeluarkan untuk membeli tanaman hias sebesar Rp 25.000,00 - Rp 76.00 0,00 sebanyak 89 %.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian tanaman hias adalah faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologis. Variabel-variabel yang mempengaruhi proses pembelian adalah kebiasaan orang tua, kebiasaan lingkungan, agama, tempat tinggal, budaya, tingkat pendidikan, keluarga, penjual, kerabat/saudara, teman, situasi/waktu pembeliaan, status sosial, usia, pendapatan,

(15)

15

pekerjaan, waktu luang, motivasi, pelayanan, jenis tanaman hias, kekhasan, harga, dan iklan.

Saran

Bagi pelaku usaha tanaman hias di Kelurahan Mustikasari, untuk menarik konsumen sebaiknya menyediakan aneka jenis tanaman hias yang lebih variatif. Adanya penelitian selanjutnya karena keberhasilan strategi pemasaran yang dilakukan produsen belum diteliti.

DAFTAR PUSTAKA

Andi.2009. SPSS 17 Untuk Pengolahan Data Statistik. Wahana Komputer. Semarang. Daniel, W dan C.Craw ford. 1989. Statistik Non Parametik Terapan. Gramedia. Jakarta.

Hamidah. 2004. Perilaku Konsumen dan Tindakan Pemasaran. Fakultas Ekonomi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Hariyanto dan Nisa Rakhmania, 2007. Memperbanyak Tanaman Hias Faforit, Penebar Swadaya, Jakarta.

Husein Umar, 2000, Riset Pemasaran dan perilaku Konsumen, Gramedia Pustaka, Jakarta

Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesepuluh. Strategic Marketing for Educational Institution. PT. Prenhallindo. Jakarta.

Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran Jilid I dan II. Marketing Management Analysis, Planning, Implementation and Control. PT. Indeks. Jakarta.

Marwoto, B. 2004. Panduan Pengembangan Model Inovatif Usaha Tanaman Hias (Show Window Tanaman Hias). Direktorat Tanaman hias. Dirjen Bina Produksi Hortikultura. Departemen Pertanian. Jakarta.

Mustafa, H. 2000. Metodologi Teknik Sampling. Universitas Parahyangan. Bandung. http//home.unpar.ac.id/hasan/SAMPLING.doc

Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Nugroho J. Setiadi, 2005. Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, Prenada Media, Jakarta.

Riduwan dan Akdon, 2009. Rumus Dan Data Dalam Analisis Statistik.Alfabeta.Bandung.

Ruslan, R. 2003. Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi. PT. Raja Grafindo. Jakarta.

Santoso, Singgih.2003.SPSS Statistik Multivariat.PT Elex Media Komputindo. Gramedia. Jakarta.

Simamora, Bilson.2005. Analisis Multivariat Pemasaran. Gramedia PT. Pustaka Utama. Jakarta. Suhartono, AW. 2004. Pentingnya Perilaku konsumen Dalam menciptakan Iklan Yang Efektif.

Nirmana Vol. 6 No. 2. (107-113). Universitas kristen Petra. http ://puslit.petra.ac.id/journals/design/

Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen dan Penerapanya Dalam Pemasaran. Ghalia Indonesia. Bogor.

Referensi

Dokumen terkait

dua buah lensa okuler, karena pengamat dapat melihat dengan 2 mata, maka kesan bayangan yang diperoleh adalah sebagai bayangan 3 dimensi (stereokopis). Prinsip kerja

Kenyataan yang terjadi didalam praktek, resiko yang diperalihkan tertanggung kepada penanggung itu tidak senantiasa terjadi, dengan demikian bahwa setiap resiko atau bahaya

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan iklim kerja dan status gizi dengan kelelahan kerja pada pekerja di ballast tank bagian reparasi

Pengaruh Gaya Hidup yang Memengaruhi Status Kesehatan Lansia (Lanjut Usia) di Wilayah Kerja Puskesmas Darusalam Medan tahun 2011 ... Pengaruh Pola Makan terhadap

bahwa untuk menindaklanjuti ketentuan Pasal 22 ayat (3) Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Kelurahan, serta dalam upaya percepatan dan kelancaran pelaksanaan

Rasulullah saw., bersabda, “Barangsiapa yang beruban di dalam Islam adalah baginya nur di hari kiamat”. Maka ketika itu seorang laki-laki berkata, “Sesungguhnya

Jika Anda ingin memotivasi karyawan Anda dan menarik pelanggan dan investor dengan mudah, salah satu hal paling vital yang dapat Anda lakukan adalah memberi

murabahah di BMT Maslahah Cabang Sambikerep Surabaya. Dari hasil wawancara tersebut, diperoleh informasi mengenai minat nasabah non muslim terhadap produk pembiayaan