• Tidak ada hasil yang ditemukan

URAIAN MATERI. A. Konsep Dasar Keterampilan Gerak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "URAIAN MATERI. A. Konsep Dasar Keterampilan Gerak"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

URAIAN MATERI

A. Konsep Dasar Keterampilan Gerak

Keterampilan merupakan dasar dari suatu kemampuan seseorang menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang. Sedang menurut Guthrie dalam Schmidt & Lee (2014) menyatakan “the ability to bring about some end result with maximum certainty and minimum outlay of energy, or of time and energy” artinya keterampilan merupakan kemampuan untuk membuat hasil akhir dengan kepastian yang maksimum dan energy dan waktu yang minimum. Dengan demikian Schmidt & Lee (2014, hlm 37) menyimpulkan;

Thus, understanding skills involves optimizing and balancing several skill aspects that are important to different extents in different settings. In sum, skills generally involve achieving some well- defined environmental goal by (1) maximizing the certainty of goal achievement, (2) minimizing the physical- and mental-energy costs of performance, (3) and minimizing the time used.

Artinya dengan demikian, pemahaman keterampilan melibatkan mengoptimalkan dan menyeimbangkan beberapa aspek keterampilan yang penting untuk luasan yang berbeda dalam pengaturan yang berbeda. Singkatnya, keterampilan umumnya melibatkan mencapai beberapa tujuan lingkungan dengan baik didefinisikan oleh (1) memaksimalkan kepastian pencapaian tujuan, (2) meminimalkan biaya fisik-mental dan energi kinerja, (3) dan meminimalkan waktu yang digunakan. Sedangkan keterampilan gerak merupakan elemen sangat penting dalam olahraga, Schmidt & Lee (2014, hlm 38) “These three elements are critical to almost any skill:(1) Perceiving the relevant environmental features (2) Deciding what to do and where and when to do it to achieve the goal (3) Producing organized muscular activity to generate movements that achieve the goal”. Artinya Ketiga unsur penting untuk hampir keterampilan apa pun: (1) Mempersepsikan fitur lingkungan yang relevan.

(2)

Secara khusus Schmitdt dalam Saputra (2000) membedakan keterampilan kedalam dua golongan yaitu keterampilan yang mengarah pada gerak (keterampilan gerak/motorik) dan yang mengarah pada kognitif. Dalam keterampilan gerak penentu utama dari keberhasilan adalah kualitas gerak itu sendiri seperti contoh atlit lompat tinggi dia tidak perlu harus memperhitungkan kapan dan bagaimana ia harus bertindak untuk melompat mistar, akan tetapi yang lebih penting ia lakukan adalah melompat setinggi dan seefektif mungkin. Hakekat keterampilan kognitif adalah gerakannya tidak penting, tetapi keputusan tentang gerakan apa dan yang mana yang harus dibuat merupakan hal yang terpenting. Contoh dalam permainan catur, digerakkan dengan cepat atau pelan-pelan. Tetapi yang paling penting adalah mengetahui anak catur yang mana harus dipilih dan digerakkan kemana. Yang perlu diingat bahwa keterampilan kognitif berhubungan dengan pemilihan apa yang haris dilakukan, sedangkan keterampilan gerak berhubungan dengan bagaimana melakukannya.

Perlu menjadiperhatian dan kita ingat bahwa tidak ada suatua keterampilan yang benar-benar utuh masuk dalam keterampilan kognitif atau sebaliknya hanya mengandung unsur benar-benar keterampilan gerak. Setiap keterampilan memerlukan kombinasi dari keduanya. Pada umumnya keterampilan yang nyata biasanya selalu berada diantara kedua ujung dari pengkutuban keterampilan ini dan merupakan kombinasi yang kompleks dari pembuatan keputusan dalam melakukan suatu pelaksanaan gerakan. Untuk menambah pemahaman mungkin dapat kita lihat perbandingan dari ciri dan contoh antara keterampilan gerak dan keterampilan kognitif sebagai berikut

Keterampilan Gerak Gabungan Keterampilan Kognitif Pengambilan keputusan

minimal dan kontrol gerak maksimal

Pengambilan keputusan dan kontrol gerak sam penting atau kuatnya.

Pengambilan keputusan maksimal dan kontrol gerak minimal

(3)

piching, angkat berat. Dan lainnya.

golf, bola basket, bola voli, balap mobil dal lainnya

makanan, melatih olhraga, dan lainnya.

Perkembangan Perbaikan/Penghalusan Gerak Dasar

Tahap perkembangan fisik pada masa remaja adalah pengembangan perbaikan/penghalusan gerak dasar. Harrow (1972: 52) mengemukakan bahwa gerak dasar merupakan pola gerak yang inheren yang membentuk dasar-dasar untuk keterampilan gerak yang kompleks, yang meliputi (a) gerak lokomotor; (b) gerak non lokomotor; dan (c) gerak manipulatif.

Pate, Mc Clenaghan, dan Rotella (1979: 185), mengemukakan bahwa urutan rangkaian perkembangan motorik dapat digunakan model tahap-tahap. Perkembangan motorik dapat dibagi menjadi dua periode utama, yaitu: (a) tahap pra keterampilan; dan (b) tahap keterampilan.

Kaitannya dengan anak remaja, maka perkembangan motorik usia remaja pada perbaikan/penghalusan gerak dasar dalam “tahap keterampilan”. Tahap ini terdiri dari urutan perkembangan motorik, yaitu:

1) Gerak refleks dan integrasi sensori, yang berkembang pada masa bayi; dan 2) Perkembangan gerak dasar, yang berkembang pada masa kanak-kanak;

3) Menuju kesempurnaan gerak melalui perbaikan/penghalusan gerak dasar (kelanjutan dari teori: Pae, Rotella, dan McClenaghan, 1979: 185).

Permulaan dari pola gaya berjalan yang meningkat menandai permulaan perkembangan pola gerak dasar. Pola lari, melompat, melempar, menangkap dan memukul diperbaiki dari gerakan awal yang tidak teratur ke dalam pola yang teratur dan keterampilan tinggi. Pada masa kanak-kanak awal melewati beberapa tingkatan yang jelas dapat diamati dalam memperoleh kematangan dan pola gerak yang efisien.

Perkembangan gerak selama dua tingkatan pertama (gerak refleks dan integrasi sensori) sangat tergantung pada proses kematangan. Kemajuan yang terjadi

(4)

disebabkan sebagai akibat bertambahnya usia dan tidak terlalu tergantung dari pengalaman anak. Tingkatan pola gerak dasar menandai peralihan yang cepat dari perkembangan yang berdasarkan kematangan menuju suatu proses yang sangat tergantung pada pembelajaran.

Pengalaman gerak selama masa kanak-kanak awal tampaknya sangat mempengaruhi kualitas perkembangan. Pada masa ini anak dapat diberi kegiatan yang sangat bervariasi. Variasi pengalaman yang luas membantu anak dalam mengembangkan dasar yang kuat untuk memperbaiki keterampilan olahraga yang akan datang. Spesialisai dini selama periode ini seringkali mengakibatkan perkembangan kemampuan khusus hanya menyangkut kegiatan itu saja dan mengalahkan semua keterampilan yang lain. Pendekatan ini mempunyai pengaruh negatif pada pengembangan pelaku yang serba bisa (Pate, Rotella, dan McClenaghan, 1979: 204

Keterampilan Gerak Dasar

1. Keterampilan Lokomotor (Locomotor skills)

Keterampilan lokomotor didefinisikan sebagai keterampilan berpindahnya individu dari satu empat ke tempat yang lain. Sebagian besar keterampilan lokomotor berkembang dari hasil dari tingkat kematangan tertentu, namun latihan dan pengalaman juga penting untuk mencapai kecakapan yang matang. Keterampilan lokomotor misalnya berlari cepat, mencongklang, meluncur, dan melompat lebih sulit dilakukan karena merupakan kombinasi dari pola-pola gerak dasar yang lain. Keterampilan lokomotor membentuk dasar atau landasan koordinasi gerak kasar (gross skill) dan melibatkan gerak otot besar.

2. Keterampilan Nonlokomotor (Non Locomotor skills)

Keterampilan nonlokomotor disebut juga keterampilan stabilitas (stability skill), didefinisikan sebagai gerakan-gerakan yang dilakukan dengan gerakan yang memerlukan dasar-dasar penyangga yang minimal atau tidak memerlukan penyangga sama sekali atau gerak tidak berpindah tempat, misalnya gerakan

(5)

berbelok-belok, menekuk, mengayun, bergoyang. Kemampuan melaksanakan keterampilan ini paralel dengan penguasaan keterampilan lokomotor.

3. Keterampilan Manipulaif (Manipulative skills)

Keterampilan manipulatif didefinisikan sebagai keterampilan yang melibatkan pengendalian atau kontrol terhadap objek tertentu, terutama dengan menggunakan tangan atau kaki. Ada dua klasifikasi keterampilan manipulatif, yaitu (1) keterampilan reseptif (receptive skil); dan (2) keterampilan propulsif (propulsive skill). Keterampilan reseptif melibatkan gerakan menerima objek, misalnya menangkap, menjerat, sedangkan keterampilan propulsif bercirikan dengan suatu kegiatan yang membutuhkan gaya atau tenaga pada objek tertentu, misalnya melempar, memukul, menendang. Walaupun sebagian besar keterampilan manipulatif menggunakan tangan dan kaki, tetapi bagian-bagian tubuh yang lain juga dapat digunakan. Manipulasi terhadap objek tertentu mengarah pada koordinasi mata-tangan dan mata-kaki yang lebih baik terutama penting untuk gerakan-gerakan yang mengikuti jalan atau alur (tracking) pada tempat terentu.

Keterampilan manipulatif merupakan dasar-dasar dari berbagai keterampilan permainan (game skill). Gerakan yang memerlukan tenaga, seperti melempar, memukul, dan menendang dan gerakan menerima objek, seperti menangkap merupakan keterampilan yang penting yang dapat diajarkan dengan menggunakan berbagai jenis bola. Gerakan melambungkan atau mengarahkan objek yang melayang, seperti bola voli merupakan bentuk keterampilan manipulatif lain yang sangat penting. Kontrol terhadap suatu objek yang dilakukan secara terus menerus, seperti menggunakan tongkat atau simpai juga merupakan aktivitas manipulatif

Dalam hal peningkatan keterampilan gerak masa sebelum adolesensi dan pada masa adolesensi merupakan peningkatan penampilan gerak, seperti lari cepat, lari jarak jauh, lompat tinggi, dan aktivitas fisik lainnya. Peningkatan secara kuntitatif dalam peningkatan dalam penampilan gerak sebelum masa adolesensi sampai adolesensi yaitu: lari (running), lompat (jumping) dan lempar (throwing). Sebagian besar penelitian menyebutkan bahwa usia untuk belajar gerak yang

(6)

paling tepat adalah masa sebeluim adolesensi. Sebagian besar keterampilan dasar dan minat terhadap keterampilan gerak ditemukan pada usia 12 tahun atau sebelumnya. Masa kanak-kanak merupakan waktu untuk belajar keterampilan dasar, sedangkan masa adolesensi merupakan masa penyempurnaan dan penghalusan serta mempelajari berbagai macam variasi keterampilan gerak.

Masa adolesensi merupakan masa yang paling baik untuk pengembangan secara optimal kesehatan seseorang yang berhubungan dengan kesegaran jasmani. Pengembangan yang terjadi merupakan perubahan-perubahan dalam peningkatan luasnya otot dan ukuran badan pada semua jenis kelamin. Latihan yang berfungsi untuk peningkatan daya tahan paru dan jantung labih baik dimulai sejak awal, dan peningkatan pada masa adolesensi lebih tinggi jika dibandingkan dengan masa dewasa, dengan kata lain fungsi kardiovaskuler berkembang lebih cepat dengan melakukan latihan pada masa adolesensi. Pengklasifikasian keterampilan gerak dapat dibuat berdasarkan beberapa sudut pandang, berikut ini disajikan beberapa klasifikasi keterampilan gerak:

B. Klasifikasi Keterampilan Gerak

Keterampilan gerak meruapakan salah satu tujua dari belajar gerak. Oleh karena itu guru haruslah memahami secara mendasar dan kuat sehingga dalam proses pembelajaran PJOK memberikan mafaat pada pada peserta didik. Jenis atau klasifikasi keterampilan gerak menururt para ahli dikelompokkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan kecermatan gerak

a) Keterampilan gerak agal (gross motor skills)

Keterampilan gerak agal adalah gerakan yang dalam pelaksanaannya melibatkan otot-otot besar sebagai basis utama gerakan, contohnya antara lain keterampilan gerak loncat tinggi dan lempar lembing. Pada keterampilan gerak agal diperlukan keterlibatan bagian-bagian tubuh secara keseluruhan, sedang pada keterampilan gerak halus hanya melibatkan sebagian dari anggota badan yang digerakan oleh otot-otot halus.

(7)

b) Keterampilan gerak halus (fine motor skills)

Keterampilan gerak halus adalah gerakan yang dalam pelaksanaannya melibatkan otot-otot halus sebagai basis utama gerakan. contohnya antara lain adalah keterampilan gerak menarik pelatuk senapan dan pelepasan busur dalam memanah.

2. Klasifikasi berdasarkan perbedaan titik awal dan titik akhir

Apabila diperlukan, gerakan keterampilan ada yang dengan mudah dapat diketahui bagian awal dan bagian akhir dari gerakannya, tetapi ada juga yang susah diketahui. Dengan karakteristik seperti itu, keterampilan gerak dapat dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu:

a) Keterampilan gerak diskret (discrete motor skill)

Keterampilan gerak diskret adalah keterampilan gerak di mana dalam pelaksanaannya dapat dibedakan secara jelas titik awal dan titik akhir dari gerakan. Contohnya adalah gerakan berguling kedepan satu kali. titik awal gerakan adalah pada saat pelaku berjongkok dan meletakan kedua telapak tangan dan tengkuknya ke matras, sedangkan titik akhirnya adalah pada saat pelaku sudah dalam keadaan jongkok kembali.

b) Keterampilan gerak serial (serial motor skill)

Keterampilan gerak serial adalah keterampilan gerak diskret yang dilakukan beberapa kali secara berlanjut. Contohnya gerakan berguling ke depan beberapa kali.

c) Keterampilan gerak kontiniu (continuous motor skill)

Keterampilan gerak kontinyu adalah keterampilan gerak yang tidak dapat dengan mudah ditandai titik awal dan akhir dari gerakannya. Contohnya adalah keterampilann gerak bermain tenis atau permainan

(8)

olahraga lainnya. Di sini titik awal dan akhir tidak mudah untuk diketahui karena merupakan rangkaian dari bermacan-macam rangkaian gerakan.

Pada keterampilan gerak kontinyu, untuk melaksanakannya lebih dipengaruhi oleh kemamuan sipelaku dan nstimulus eksternal. dibandingkan dengan pengaruh bentuk gerakannya sendiri. Misalnya pada saat menggiring bola, yang menentukan adalah keadaan bola dan maunya si pelaku untuk menggiringnya, sedang bentuk gerakkannya sendiri dapat berubah-ubah atau tidak berpaku pada bentuk gerakan tertentu yang baku.

3. Klasifikasi berdasarkan stabilitas lingkungan

Di dalam melakukan suatu gerakan keterampilan, ada kalanya pelaku menghadapi kondisi lingkunagn yang tidak berubah-ubah ada kalanya berubah-ubah. Berdasarkan keadaan kondisi lingkungan seperti itu, gerakan nketerampilan dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu:

a) Ketrampilan tertutup (clossed skill)

Keterampilan tertutup adalah keterampilan gerak dimana pelaksanaannya terjadi pada kondisi lingkungan yang tidak berubah, dan stimulus gerakannya timbul dari dalam diri si pelaku sendiri. Contohnya adalah dalam melakukan gerakan mengguling pada senam lantai, dalam gerakanj ini pelaku memulainya setelah siap untuk melakukannya, adan bergerak berdasarkan apa yang direncanakannya.

b) Ketrampilan Terbuka (open skill)

Keterampilan terbuka adalah keterampilan gerak dimana dalam pelaksanaannya terjadai pada konsisi lingkungan yang berubah- ubah, dan pelaku bergerak menyesuaikan dengan stimulus yang timbul dari lingkungannya. Perubahan kondisi lingkungan dapat bersifat temporal dan bisa bersifat spesial. Contohnya adalah dalam melakukan gerakan memukul bola yang dilambungkan. Dalam gerakan ini pelaku memukul bola dengan menyesuaikan dengan kondisi bolanya agar pukulanya

(9)

mengena. Pelaku dipaksa untuk mengamati kecepatan, arah, an jarak bola; kemudian menyesuaikan pukulannya

Sedangkan menurut Schmidt & Lee (2014, hlm 39) mengklasifikasikan keterampilan gerak sebagai berikut:

1) Keterampilan terbuka (open skill) adalah keterampilan yang tidak dapat diduga atau berada pada lingkungan bervariasi dan tak terduga selama aksi. Contohnya mengendarai mobil dalam lalu lintas di mana sulit untuk memprediksi gergerakan dari orang lain

2) Keterampilan tertutup (close skill) adalah keterampilan yang berada dalam lingkungan yang stabil dan dapat diprediksi. Contohnya berenang di jalur kosong di kolam renang.

3) Keterampilan diskrit (discrete skill) adalah keterampilan yang biasanya memiliki mudah ditentukan awal dan akhir, gerakan dengan durasi sering dan singkat, seperti melempar bola, menembak senapan, atau menyalakan tombol lampu. keterampilan diskrit sangat penting di kedua tindakan olahraga dan sehari-hari, terutama mengingat sejumlah besar memukul, menendang, dan melempar yang banyak membentuk keterampilan kegiatan olahraga, serta keterampilan sehari-hari, menulis tanda tangan, dan mengikat tali sepatu.

4) Keterampilan kontiniu (continuous skill) adalah keterampilan yang terus menerus, yang tidak memiliki ketentuan awal atau akhir, perilaku yang mengalir selama beberapa menit, seperti berenang dan merajut.

5) Keterampilan serial (serial skill) adalah keterampilan yang sering dianggap sebagai kelompok keterampilan diskrit yang dirangkai untuk membuat tindakan terampil baru, lebih rumit. Contoh memindahkan gigi mobil. keterampilan serial berbeda dari keterampilan diskrit dalam durasi gerakan cenderung agak lama, namun masing-masing komponen mempertahankan awal diskrit dan akhir

(10)

C. Faktor Penentu Keterampilan

Keberhasilanan pencapaian suatu keterampilan dipengaruhi oleh banyak factor. Faktor-faktor tersebut secara umum dibedakan menjadi tiga hal utama, yaitu : (1) Proses Belajar Mengjar, (2) Pribadi, dan (3) Faktor situasional (lingkungn). Ketiga factor inilah yang diyakini telah menjadi penentu utama mencapai keberhasilan dalam mempelari keterampilan.

1. Faktor Proses Belajar (Learning Process)

Hakikat dari proses belajar sebenarnya berkaitan langsung dengan isu sentral yang menjadi perhatian atau hakikat pembelajaran. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana kita belajar? Sebelumnya kita telah membahas banyak hal terkait apa dan bagaimana belajar, apakah lewat proses yang berdasarkan pada teori belajar pengolahan informasi yang akan kita coba uraikan keterkaitannya dengan belajar gerak di bagian yang lainnya. Dari pemahaman kita terhadap teori-teori belajar itulah kita melihat bagaimana proses belajar yang dikehendaki dapat dilangsungkan.

Proeses belajar yang baik tentunya harus mendukung upaya menjelmakan pembelajaran pada setiap pesertanya. Dengan memahami berbagai teori belajar, akan memberi jalan kepada kita tentang bagaimana pembelajaran bias dijelmakan, yang intisari dari adanya kegiatan pembelajaran adalah terjadinya perubahan dalam pengetahuan dan perilaku individu peserta pembelajaran.

Dalam hal pembelajaran gerak proses belajar yang harus diciptakan adaah yang dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan yang digariskan oleh teori belajar yang diyakini kebenarannya serta dipilih berdasarkan nilai manfaatnya. Berbagai tanda serta langkah yang bias menimbulkan perubahan dalam perilaku peserta didik ketika sedang belajar gerak harus diupayakannya. Di pihak lain, teori-teori belajar mengarahkan kita pada pemahaman tentang mode yang efektif ; apakah suatu materi pembelajaran

(11)

cocok disampaikan dengan menggunakan metode keseluruhan versus bagian mode, metode distribusi, versus padat, metode drill versus problem sloving, atau metode pengajaran terprogram, kesemuanya merupakan poin-poin yang akan mengarahkan pada pencapaian keterampilan..

2. Faktor Pribadi (Personal Factor)

Setiap orang (pribadi) merupakan individu yang berbeda-beda, baik dalam hal fisik, mental emosional, maupun kemampuan-kemampuan. Ada ungkapan yang sering didengar dlam kehidupan sehari-hari bahwa si A berbakat besar dalam tenis, si B berbakat dalam olahraga individu, dsb. Demikia juga gika mendengar bahwa seorang anak lebih cepat menguasai suatu keterampilan, sedangkan anak yang lain memrlukan waktu yang lebih lama. Kesemua itu tidak lain merupakan individu-individu yang memiliki ciri, kemampuan, minat, kecenderungan, serta bakat yang berbeda-beda.

Dengan mengakui adanya perbedaan-perbedaan tersebut di ata pada siswa yang mempelajari gerak, maka kita mengherankan pula bahwa kesuksesan seseorang dalam menguasai sebuah keterampilan gerak banyak juga ditentukan oleh ciri-ciri atau kemampuan dan bakat dari orang yang bersangkutan. Semakin baik kemampuan san bakat anak dalam keterampilan tertentu, maka akan semakin mudahlah ia untuk menguasai keterampilan yang dimaksud. Ini semua membuktikan bahwa factor pribadi merupakan sesuatu yang mempengaruhi penguasaan keterampilan.

Pertanyaan berikut yang harus dikemukakan dalam masalah prbadi ini adalah, factor-faktor pribadi apakah yang bias mempengaruhi penguasaan

keterampilan? Singer mengidentifikasi sekitar 12 faktor pribadi yang sangat berhubungan dengan upaya pencapaian keterampilan, factor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.

(12)

a) Ketajaman indra, yaitu kemampuan indra untuk mengenal tampilan rangsang secara akurat.

b) Persepsi, yaitu kemampuan untuk membuat arti dari situasi yang berlangsung.

c) Intelegansi, yaitu kemampuan untuk menganalisis dan memecahkan masalah serta membuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan penampilan gerak.

d) Ukuran fisik, adanya tingkat yag ideal dari ukuran tubuh yang diperlukan untuk sukses dalam cabng olahraga tertentu

e) Pengalaman masa lalu, yaitu keluasan dan kualita pengalaman masa lalu yang berhubungan dengan situasi dan tugas gerak yang dipelajari saat ini. f) Kesanggupan, terdiri dari kemampuan, keterampilan dan pengetahuan

yang dikembangkan secara memadai untuk menyelesaikan tugas dan situasi yang dipelajari saat ini.

g) Emosi, yaitu kemampuan untuk mengarahkan dan mengontrol peraan secara tepat sebelum dan pada saat melaksanakan tugas

h) Motivasi, merupakan semangat dalam tingkat optimal untuk menguasi keterampilan yang dipelajari.

i) Sikap, yaitu adanya minat dalam mempelajari dan memberi nilai pada kegiatan yang sedang dilakukan

j) Factor-faktor kepribadian lainnya, hadirnya sifat yang ektrim seperti agresivitas, kebutuhan beravfilasi, atau prilaku lain yang dapat dimanfaatkan, tergantung situasi yang terjadi

k) Jenis kelamin, yaitu pengaruh komposisi tubuh, pengalaman, factor budaya pada pelaksanaan kegiatan dan keinginan untuk beprestasi

l) Usia, yaitu pengaruh usia kronologis dan kematangan pada kesiapan dan kemampuan untuk mempelajari dan menampilkan tugas tertentu.

3. Faktor Situasional (Situational factor)

Faktor situasional sesungguhnya dapat mempengaruhi kondisi pembelajaran adalah lebih tertuju pada keadaan lingkungan. Yang termasuk ke

(13)

dalam hal ini seperti ; tipe tugas yang diberikan, perlatan yang digunakan termasuk media belajar, serta kondisi dimana pembelajaran itu dilaksanakan. Semua factor tersebut dapat mempengaruhi proses pembelajaran serta pribadi anak serta salaing memberi pengruh dan dukungan satu sama lainnya atau sebaliknya

Penggunaan peralatan serta media belajar, baik secara langsung atau tidak langsung tentulah berpengaruh pada minat dan kesungguhan peserta didik dalam proses belajar. Sehingga pada akhirnya juga akan mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam menguasai keterampilan yang sedang dipelajari.

Untuk lebih jelasnya factor-faktor yang mempengaruhi penguasaan keterampilan secara komprehensif dapat dilihat pada bagan berikut ini.

Gambar 3.1. factor yang mempengaruhi ketermapilan (Singer 1980)

(14)

Sesuai denga fase pertubuhan dan perkembangan sebagai mana yang di sadur dari materi pengembangan keprofesionalan berkelanjutan atau ada juga yang menyebut dengan program guru pembelajar dijelaskan bahwaa karaktristik peserta didik disesuaikan dengan jenjang pendidikan sekolah dasar, sekolah menegah pertama dan sekolah meengah atas.

a. Karakteristik anak usia Sekolah Dasar

Sekolah dasar merupakan salah satu fase yang dilalui anak untuk memulai belajar berbagai hal. Seperti namanya, lembaga ini memberikan sesuatu pengetahuan yang sangat dasar bagi anak. Salah satu mata pelajaran yang ada dalam kurikulum sekolah dasar adalah pendidikan jasmani.Usia yang umum bagi anak sekolah dasar di Indonesia berkisar antara 6-12 tahun. Usia ini disebut sebagai akhir dari masa kanak-kanak, yang berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual (Hurlock 1997). Pada masa ini pertumbuhan cenderung melambat, tetapi mempunyai kemampuan belajar yang lebih cepat dari orang dewasa.

Karakteristik anak usia sekolah dasar menurut Harsono (2000) adalah sebagai berikut:

Periode umur 5-8 tahun, diantaranya: 1) Pertumbuhan tulang-tulang lambat, 2) Mudah terjadi kelainan postur tubuh,

3) Koordinasi gerak masih terlihat jelek atau kurangbaik,

4) Sangat aktif, main sampai penat, rentang perhatian atau konsentrasi sempit,

5) Dramatis, imajinatif, imitatif, peka terhadap suara-suara dan gerak ritmis, 6) Kreatif, rasa ingintahu, senang menyelidiki dan belajar melalui aktivitas, 7) Senang membentuk kelompok kelompok kecil, laki-laki dan perempuan

mempunyai minat sama,

8) Mencari persetujuan orang dewasa (orang tua, guru, kakak dan lain-lain), dan 8) mudah gembira karena pujian tetapi mudah sedih karena dikritik.

(15)

1) Dalam periode pertumbuhan yang tetap, otot-otot tumbuh cepat dan membutuhkan latihan, postur tubuh cenderung buruk, oleh karena itu dibutuhkan latihan-latihan pembentukan tubuh,

2) Penuh energi, akan tetapi mudah lelah,

3) Timbul minat untuk mahir dalam suatu keterampilan fisik tertentu dan permainan-permainan yang terorganisir, tetapi belum siap untuk mengerti peraturan yang rumit, rentang perhatian lebih lama,

4) Senang dan berani menantang aktivitas yang agak keras, 5) Lebih senang berkumpul dengan lawan sejenis dan sebaya,

6) Menyenangi aktivitas yang dramatis, kreatif, imajinatif, dan ritmis, 7) Minat untuk berprestasi individual,kompetitif, dan punya idola, 8) Saat yang baik untuk mendidik moral dan perilaku sosial, dan

9) Membentuk kelompok-kelompok dan mencari persetujuan kelompok.

Periode umur 11-13 tahun, diantaranya:

1) Memasuki periode transisi dari anak ke pradewasa, perempuan biasanya lebih dewasa (mature) daripada laki-laki, akan tetapi laki-laki memiliki daya tahan dan kekuatan yang lebih,

2) Pertumbuhan tubuh yang cepat, tetapi kurang teratur, sering menyebabkan keseimbangan tubuh terganggu, karena gerakan-gerakannya cenderung kaku,dan dapat berlatih sampai penat,

3) Lebih mementingkan keberhasilan kelompok/tim, dibanding individu, lebih menyenangi permainan dan pertandingan yang menggunakan peraturan resmi dan lebih terorganisir, ingin diakui dan diterima sebagai anggota kelompok,

4) Adanya minat dalam aktivitas yang dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilannya,mulai adanya minat untuk latihan fisik,

5) Senang berpartisipasi dalam kegiatan rekreasi aktif, perlu ada bimbingan dan pengawasan dalam pergaulan dengan lawan jenis,

6) Kesadaran diri mulai tumbuh, demikian pula emosi, meskipun masih kurang terkontrol/terkendali, dan mencari persetujuan orang dewasa,

(16)

7) Peduli akan prosedur-prosedur demokratis dan perencanaan tim, semakin kurang dapat menerima sikap otoritas dan otokrasi orang lain.

Sifat yang menonjol pada anak-anak sampai kira-kira pertengahan masa anak besar atau lebih kurang sampai umur 9 tahun menurut Sugiyanto (1997) adalah sebagai berikut:

1) Imajinatif serta menyukai dan gerak ritmik, 2) Menyenangi pengulangan aktivitas,

3) Menyenangi aktivitas kompetitif, 4) Rasa ingin tahunya besar,

5) Selalu memikirkan sesuatu yang diinginkan,

6) Menyenangi aktivitas kelompok daripada aktivitas individu,

7) Meningkatkan minatnya untuk terlibat dalam permainan yang teroganisir tetapi belum siap untuk mengerti peraturan yang rumit,

8) Cenderung membandingkan dirinya dengan teman-temannya, dan mudah merasa rendah diri apabila ada kurang pada dirinya atau mengalami kegagalan,

9) Mudah gembira karena pujian dan mudah patah hati atau tidak senang karena kritik,

10) Senang menirukan idolanya,

11) Selalu menginginkan persetujuan orang dewasa tentang apa yang diperbuatnya.

Karakteristik di atas merupakan karakteristik yang umumnya dimiliki oleh anak kelas III atau IV sekolah dasar. Pada saat ini anak biasanya berminat dengan kegiatan-kegiatan dengan teman-teman dan kelompoknya. Biasanya anak ingin menjadi bagian dari sebuah kelompok yang mengharuskan anak melakukan penyesuaian prilaku, minat dan kesenangan anggota-anggota kelompoknya.

Sedangkan perkembangan fisik anak kelas III dan IV menurut Sukintaka (1997) adalah sebagai berikut; 1) Perbaikan koordinasi dalam keterampilan gerak, 2) Daya tahan berkembang, 3) Pertumbuhan tetap, 4) Koordinasi mata tangan baik, 5) Sikap tubuh yang tidak baik mungkin diperlihatkan, 6) Perbedaan jenis kelamin tidak menimbulkan konsekuensi yang besar, 7) Secara psikologis,

(17)

meliputi mencapai kematangan lebih dahulu daripada anak laki-laki, 8) Gigi tetap mulai tumbuh, 9) Perbedaan secara perseorangan dapat dibadakan dengan nyata, 10) Kecelakaan cenderung memacu mobilitas.

Karakteristik perkembangan fisik seperti ini memungkinkan pelatihan dan pengembangan kemampuan gerak dasar manipulatif anak. Perbaikan koordinasi pada keterampilan gerak dan koordinasi mata-tangan yang sudah berkembang dengan baik memungkinkan anak untuk terlibat aktif dalam gerakan-gerakan memanipulasi benda-benda yang ada di sekitarnya. Sehingga permainan-permainan yang menggunakan bola kecil dan alat yang ringan dapat dilatihkan kepada anak. Daya tahan tubuh yang mulai berkembang menyebabkan anak dapat terlibat dengan kegiatan atau permainan yang lebih lama, sehingga permainan sederhana yang membutuhkan daya tahan dapat diberikan kepada anak. Dengan sifat menyenangi aktivitas kompetitif dan lebih menyenangi aktifitas kelompok dapat meningkatkan minat anak untuk terlibat dalam permainan teroganisir dengan peraturan-peraturan sederhana seperti halnya permainan kasti. Peraturan pada permainan kasti memungkinkan anak untuk melakukan gerakan/aktivitas yang berulang yang sesuai dengan perkembangan umum sifat yang dimiliki oleh siswa kelas IV sekolah dasar.

Dengan mencermati perkembangan fisik, motorik dan psikologis anak sekolah dasar, maka pendidikan jasmani yang diterapkan di sekolah dasar memegang peranan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak di masa selanjutnya. PJOK merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Dengan PJOK siswa akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat dan memiliki pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak manusia.

(18)

Bagi anak-anak usia sekolah dan remaja, pertumbuhan dan perkembangan fisik yang optimal adalah sangat penting, sebab pertumbuhan atau perkembangan fisik anak secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi perilakunya sehari-hari. Secara langsung, pertumbuhan fisik anak akan menentukan keterampilan anak dalam bergerak. Sedangkan secara tidak langsung, pertumbuhan atau perkembangan fisik akan mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri dan orang lain.

Peserta didik usia 12-19 tahun merupakan periode remaja transisi, yaitu periode transisi antara masa kanak-kanak dan usia dewasa. Periode ini merupakan masa perubahan yang sangat besar. Selama periode tahun ini pertumbuhan fisik, emosional, dan intelektual terjadi dengan kecepatan yang “memusingkan”, menantang peserta didik sebagai remaja untuk menyesuaikan diri dengan suatu bentuk “tubuh baru”, identitas sosial, dan memperluas pandangan tentang dunia. Pada masa remaja, pertumbuhan fisik mengalami perubahan lebih cepat dibandingkan dengan masa anak-anak dan masa dewasa. Pada fase ini remaja memerlukan asupan gizi yang lebih, agar pertumbuhan bisa berjalan secara optimal. Perkembangan fisik remaja jelas terlihat pada tungkai dan tangan, tulang kaki dan tangan, serta otot-otot tubuh berkembang pesat Pertumbuhan dan perubahan fisik sangat nyata pada peserta didik usia ini, baik laki-laki maupun perempuan. Perubahan dan pertumbuhan itu merupakan pengalaman tersendiri bagi remaja. Dalam rentang beberapa tahun ini peserta didik mempersiapkan diri menjadi anggota masyarakat dewasa yang mandiri dan berkontribusi kepada masyarakat. Dimensi perkembangan psikoseksual pun mengalami pematangan yang luar biasa.

Pubertas adalah waktu perkembangan fisik yang cepat, menandakan akhir masa kanak-kanak dan awal kematangan seksual. Meskipun pubertas dapat dimulai pada waktu yang berbeda bagi masing-masing peserta didik, baik perempuan maupun laki-laki umumnya menyelesaikan masa ini tanpa masalah. Keduanya mengalami perkembangan secara struktural dan hormonal yang mencerminkan kesiapan produksi seksual mereka. Kecepatan perkembangan seksual remaja dewasa bervariasi. Awal pubertas wanita dan pria berada pada kisaran usia 6 sampai 7 tahun. Ketika memasuki usia 14 tahun, misalnya seseorang cenderung

(19)

perkembangan yang berbeda dengan yang lainnya. Sebagian telah menampakkan diri sebagai manusia dewasa atau remaja yang sudah matang. Akhirnya, kesemuanya bisa mencapai kematangan yang relatif sama.

Tanda awal dari percepatan kematangan remaja adalah pertumbuhan atau peningkatan secara nyata pada tinggi dan berat badan. Percepatan pertumbuhan wanita biasanya dimulai antara usia 10 dan 14 tahun. Dan berakhir pada usia 16 tahun. Percepatan pertumbuhan laki-laki biasanya dimulai antara usia 10 dan 16 tahun dan berakhir usia 18 tahun. Perempuan umumnya mulai pubertas beberapa tahun lebih awal daripada anak laki-laki, sekitar usia 11-12 tahun

Pada masa remaja, pertumbuhan fisik mengalami perubahan lebih cepat dibandingkan dengan masa anak-anak dan masa dewasa. Pada fase ini remaja memerlukan asupan gizi yang lebih, agar pertumbuhan bisa berjalan secara optimal. Perkembangan fisik remaja jelas terlihat pada tungkai dan tangan, tulang kaki dan tangan, serta otot-otot tubuh berkembang pesat.

Pertumbuhan dan perubahan fisik sangat nyata pada peserta didik usia ini, baik laki-laki maupun perempuan. Perubahan dan pertumbuhan itu merupakan pengalaman tersendiri bagi remaja. Dalam rentang beberapa tahun ini peserta didik mempersiapkan diri menjadi anggota masyarakat dewasa yang mandiri dan berkontribusi kepada masyarakat. Dimensi perkembangan psikoseksual pun mengalami pematangan yang luar biasa.

Pubertas adalah waktu perkembangan fisik yang cepat, menandakan akhir masa kanak-kanak dan awal kematangan seksual. Meskipun pubertas dapat dimulai pada waktu yang berbeda bagi masing-masing peserta didik, baik perempuan maupun laki-laki umumnya menyelesaikan masa ini tanpa masalah. Keduanya mengalami perkembangan secara struktural dan hormonal yang mencerminkan kesiapan produksi seksual mereka. Kecepatan perkembangan seksual remaja dewasa bervariasi. Awal pubertas wanita dan pria berada pada kisaran usia 6 sampai 7 tahun. Ketika memasuki usia 14 tahun, misalnya seseorang cenderung perkembangan yang berbeda dengan yang lainnya. Sebagian telah menampakkan diri sebagai manusia dewasa atau remaja yang sudah matang. Akhirnya, kesemuanya bisa mencapai kematangan yang relatif sama.

(20)

Tanda awal dari percepatan kematangan remaja adalah pertumbuhan atau peningkatan secara nyata pada tinggi dan berat badan. Percepatan pertumbuhan wanita biasanya dimulai antara usia 10 dan 14 tahun. Dan berakhir pada usia 16 tahun. Percepatan pertumbuhan laki-laki biasanya dimulai antara usia 10 dan 16 tahun dan berakhir usia 18 tahun.

Perempuan umumnya mulai pubertas beberapa tahun lebih awal daripada anak laki-laki, sekitar usia 11-12 tahun. Peningkatan tingkat estrogen memicu terjadinya pubertas pada anak perempuan, ciri-cirinya adalah:

a) Badan mereka tumbuh tinggi

b) Pinggul melebar c. Payudara menjadi bulat dan besar

c) Rambut bertumbuh pada kaki, bawah lengan, dan sekitar alat kelamin d) Labia menebal f. Klitoris memanjang

e) Rahim membesar h. Menstruasi.

Pada anak laki-laki peningkatan kadar hormon testos teron memicu anak laki-laki sekitar usia 12 hingga 14 tahun, ciri cirinya adalah:

a) Anak laki-laki menjadi lebih tinggi, lebih berat, dan kuat b) Suara dalam mereka semakin tampak terdengar

c) Bahu melebar

d) Rambut tumbuh di bawah lengan, wajah, sekitar alat kelamin, dan bagian lain tubuh

e) Testis menghasilkan sperma

f) Penis dan organ reproduksi lainnya memperbesar.

Pada saat ini, sesungguhnya anak laki-laki bisa “menghamili”. Anak remaja lakilaki juga dapat mengalami pelepasan “semen” pada saat tidur yang disebut emisi nokturnal (nocturnal emissions) atau mimpi basah.

Perubahan yang dihasilkan pada masa pubertas dapat berefek luas pada tubuh anak remaja. Gadis remaja dan anak laki-laki sama-sama meningkat tinggi dan berat badannya, muncul kecanggungan umum, naik dan turun suasana emosional, tumbuh jerawat, dan sebagainya. Perubahan yang drastis ini, termasuk waktu pematangan seksual, dapat menjadi sumber kecemasan besar dan frustasi pada mereka.

(21)

c. Karakteristik Fisik Peserta Didik Usia Sekolah Menengah Atas Kemampuan fisik berkaitan dengan keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otak. Pada masa remaja terjadi perubahan fisik secara dramatis atau sering disebut dengan (growth spurt) yaitu percepatan pertumbuhan, dimana terjadi perubahan dan percepatan pertumbuhan diseluruh bagian dan dimensi fisik Pada dasarnya, perubahan fisik selama masa remaja dapat dibedakan dalam dua kategori (dirjen GTK 2016), yaitu: perubahan yang besifat internal dan perubahan yang bersifat eksternal.

a. Perubahan Internal

Merupakan perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja dan tidak tampak dari luar dan sangat mempengaruhi kepribadian remaja. Adapun perubahan tersebut, di antaranya adalah:

1) Sistem Pencernaan. Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot-otot diperut dan dinding-dinding usus menjadi lebih tebal dan kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.

2) Sistem Peredaran Darah Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia 17 atau 18, beratny 12 kali berat pada waktu lahir. Panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat dan mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sudah matang.

3) Sistem Pernafasan

Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada usia 17 tahu; anak laki-laki mencapai tingkat kematangan baru beberapa tahun kemudian.

(22)

Kegiatan gonad yang meningkat pada masa puber menyebabkan ketidak seimbangan sementara dari seluruh sistem endokrin pada masa awal puber. Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran yang matang sampai akhir masa remaja atau awal masa dewasa.

5) Jaringan Tubuh

Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia 18 tahun. Jaringan selain tulang, khususnya bagi perkembangan otot, terus berkembang sampai tulang mencapai ukuran yang matang.

b. Perubahan Eksternal

Merupakan perubahan-perubahan pada tubuh remaja dimana perubahan tersebut dapat diamati. Adapun perubahan tersebut, di antaranya adalah:

1) Tinggi Badan

Rata-rata anak perempuan mencapai tingkat matang pada usia antara 17 dan 18 tahun, sedangkan untuk rata-rata anak laki-laki kira-kira setahun setelahnya. Perubahan tinggi badan remaja dipengaruhi asupan makanan yang diberikan. Misalnya: anak yang diberikan imunisasi pada masa bayi cenderung lebih tinggi dipada anak yang tidak mendapatkan imunisasi oleh karena anak yang tidak diberikan imunisasi lebih banyak menderita sakit sehingga pertumbuhannya terlambat.

2) Berat Badan

Perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan perubahan tinggi badan, perubahan berat badan terjadi akibat penyebaran lemak pada bagian-bagian tubuh yang hanya mengandung sedikit lemak atau bahkan tidak mengandung lemak. Ketidakseimbangan perubahan tinggi badan dengan berat badan menimbulkan ketidak idealan badan anak, jika perubahan tinggi badan lebih cepat dari berat badan, maka bentuk tubuh anak menjadi jangkung (tinggi kurus), sedangkan jika perubahan berat badan lebih cepat dari perubahan tinggi badan, maka bentuk tubuh anak menjadi gemuk gilik (gemuk pendek).

(23)

3) Proporsi Tubuh

Berbagai anggota tubuh lambat laun mencapai perbandingan yang tumbuh baik. Misalnya, badan melebar dan memanjang sehingga anggota badan tidak lagi kelihatan terlalu panjang.

4) Organ Seks

Baik laki-laki maupun perempuan, organ seks mengalami ukuran matang pada akhir masa remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian.

5) Ciri-ciri Seks Sekunder

Ciri-ciri seks sekunder yang utama, perkembangannya matang pada masa akhir masa remaja. Ciri sekunder tersebut antara lain ditandai dengan tumbuhnya kumis dan jakun pada laki-laki, sedangkan pada perempuan ditandai dengan membesarnya payudara.

Perkembangan fisik erat hubungannya dengan kondisi remaja. Kondisi yang baik berdampak baik pada pertumbuhan fisik remaja, sebaliknya kondisi yang kurang baik juga akan berdampak kurang baik bagi pertumbuhan fisik remaja.

Rangkuman

Keterampilan adalah kemampuan untuk membuat hasil akhir yang maksimum dengan energy dan waktu yang minimum. Dalam mempelajari keterampilan gerak maka terdapat urutan perkembangan motorik untuk belajar gerak yaitu gerak reflex padam masa bayi, perkembangan gerak dasar pada masa kanak-kanak, menuju kesempurnaan gerak pada masa remaja hingga dewasa.

Keterampilan gerak dasar meliputi keterampilan lokomotor, keterampilan nonlokomotor dan keterampilan manipulatif. Terdapat juga beberapa klasifikasi keterampilan gerak yaitu berdasarkan kecermatan gerak, berdasarkan perbedaan titik awal dan titik akhir, dan berdasarkan stabilitas lingkungan. Selain terdapat factor penentu keterampilan yaitu factor proses belajar mengajar, factor pribadi, dan factor situsional. Karakteristik peserta didik dibagi menjadi 3 yaitu Sekolah Dasar, Sekolah menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Karakteristik

(24)

peserta didik Sekolah Dasar adalah bagaimana caranya mulai berinteraksi dengan orang lain, membentuk kelompok dan mulai mengutamakan tujuan kelompok. Karakteristik peserta Sekolah Menengah Pertama adalah secara fisik mulai berkembang dan secara social mulai memiliki idola dan gerakannya mulai matang serta mulai timbul minat. Karakteristik peserta Sekolah Menengah Atas adalah secara fisik sudah matang sempurna dan secara motorik sudah mampu melakukan sesuatu rangkaian gerak dengan benar.

Gambar

Gambar 3.1. factor yang mempengaruhi ketermapilan (Singer 1980)

Referensi

Dokumen terkait

adalah sebagai berikut. 1) Perkembangan secara fisik, seperti keterampilan motorik kasar, menjadi lebih fleksibel dalam berlari, melompat, memanjat, berguling, dan berputar.

Tujuan Umum: membantu siswa yang berkelainan dalam pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional, dan sosial yang sesuai dengan potensinya melalui program

perkembangan pribadi siswa PENILAIAN Penilaian bersifat otentik kontekstual dan menggunakan beragam teknik penilaian meliputi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan,

Abstrak: Peranan Intelegensi Terhadap Perkembangan Keterampilan Fisik Motorik Peserta Didik Dalam Pendidikan Jasmani Untuk dapat menyerap konsep-konsep gerakan

Menurut UU Kesehatan jiwa No.3 tahun 1996,kesehatan jiwa adalah kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik,intelektual,emosional secara optimal dari seseorang dan perkembangan

menumbuhkan aspek sosial-emosional hubungan dengan seusianya, meningkatkan keterampilan motorik halus dan kasar dan koordinasi, dan meningkatkan perkembangan kognitif,

Adapun komponen evaluasi atau tes perkembangan motorik yang akan diukur adalah: keterampilan lokomotor yang terdiri dari berjalan, berlari, galloping, naik turun tangga dan

Untuk menstimulasi perkembangan fisik- motorik (motorik halus) dan kognitif (belajar pemecahan masalah, berpikir logis), sosial emosional (kesadaran diri). Untuk menstimulasi