• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Studi Sastra Jerman, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Kampus UI Depok, Jawa Barat, 16424, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Program Studi Sastra Jerman, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Kampus UI Depok, Jawa Barat, 16424, Indonesia"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

CITRA PRIA INDONESIA DAN JERMAN PADA IKLAN PRODUK NIVEA MEN DITINJAU DARI ASPEK SEMANTIS DAN SEMIOTIS Oleh: Adi Guna Zulkarnaen dan Raden Muhammad Arie Andhiko Ajie, M.A.

Program Studi Sastra Jerman, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Kampus UI Depok, Jawa Barat, 16424, Indonesia

E-Mail: adigunatirta@yahoo.com

ABSTRAK

Makalah ini membahas tentang citra pria yang ditampilkan pada iklan produk Nivea Men di Jerman dan Indonesia, yaitu iklan Nivea Men Active Age, Shave Balsam, Versi Jogi Loew, Total Recharge, Acne Clear dan Facial Foam. Dalam menganalisis iklan-iklan tersebut, digunakan teori iklan Nina Janich (2005), teori makna semantik Gustav Blanke (1973), dan teori pendukung lainnya. Kesimpulan yang didapat dari analisis unsur-unsur verbal dan nonverbal adalah iklan Nivea Men Jerman dan Indonesia menampilkan citra yang berbeda dalam menawarkan produknya.

Kata kunci: iklan, Nivea Men, image, komponen verbal, komponen nonverbal

Indonesian and Germany Men’s Images in the Advertisements of Nivea Men from Semantics and Semiotics Aspects

ABSTRACT

This paper discusses about the men’s images in the advertisements of Nivea Men in Indonesia and Germany, namely Nivea Men Active Age, Shave Balsam, Jogi Loew’s version, Total Recharge, Acne Clear dan Facial Foam. In analyzing those advertisements, the theory of advertising by Nina Janich (2005), the theory of semantic meaning by Gustav Blanke (1973) and other supporting theories were used. The conclusion of analysis is that the advertisements of Nivea Men in Indonesia and Germany show the different images of men in offering their products.

(2)

1. PENDAHULUAN

Pada kehidupan modern saat ini, kemajuan teknologi informasi dalam dunia periklanan semakin berkembang pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya iklan yang muncul dalam media massa, seperti media cetak (majalah, koran, tabloid, brosur) dan media elektronik (radio, televisi, internet). Sumaryo dalam Pemasaran Iklan (2012: 21) menjelaskan bahwa melalui iklan para perusahaan saling bersaing dalam mempromosikan produk mereka kepada masyarakat. Dendi Sudiana dalam Komunikasi Periklanan (1986: 6) juga menjelaskan bahwa periklanan digunakan sebagai salah satu kekuatan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam memasarkan barang/jasa, baik dalam jangka waktu panjang maupun jangka pendek. Dari iklan yang ditampilkan, kita bisa melihat pencitraan yang biasanya menampilkan keidealan demi menjual suatu produk. Jika kita melihat iklan dari dua negara yang berbeda atau dari dua kebudayaan yang berbeda, bisa saja ada perbedaan nilai, sesuatu yang ideal di satu tempat berbeda dengan sesuatu yang ideal di tempat lain. Penelitian ini menganalisis komponen verbal dan nonverbal, komposisi gambar dan warna yang digunakan. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah tiga iklan Nivea Men versi Indonesia dan lima iklan produk Nivea Men versi Jerman. Untuk iklan Jerman, di antaranya iklan Nivea Men Shave Balsam tahun 2012, Nivea Men Active Age tahun 2013 versi pertama dan kedua, dan dua iklan Nivea Men versi Jogi Löw tahun 2014. Kelima iklan Nivea Men Jerman tersebut diunduh dari berbagai macam jenis laman yang menawarkan produk perawatan wajah Nivea Men. Sedangkan untuk iklan Indonesia, yaitu iklan Nivea Men Facial Foam tahun 2012, iklan Nivea Men Total Recharge tahun 2013, dan iklan Nivea Men Acne Clear tahun 2013. Ketiga iklan Nivea Men Indonesia tersebut saya unduh dari akun media sosial facebook yang khusus menawarkan produk tersebut dengan nama: What Men Want.

Iklan Nivea Men (NM) Indonesia dan Jerman menjual produk mereka kepada masyarakat dengan menampilkan citra tertentu tentang kaum pria di kedua negara tersebut untuk mempengaruhi calon pembelinya. Mengutip pendapat Darmojuwono (2000:149) tentang definisi “Citra” berdasarkan Quasthoff, yakni sebagai gambaran yang dimiliki orang mengenai seseorang, sekelompok orang, suatu perhimpunan, partai politik, bangsa, benda-benda, dan lain sebagainya yang telah dibentuk oleh orang atau kelompok orang yang memiliki citra tersebut. Jika kita lihat, banyak perbedaan visual yang bisa langsung dikenali ketika kita melihat iklan dari

(3)

kedua negara yang berbeda kebudayaan ini. Makalah ini menunjukkan kekhasan iklan produk NM di Jerman dan Indonesia melalui komponen verbal dan nonverbal iklan yang bisa diamati dari citra pria-pria di dalam iklan dari kedua negara tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif-analitis. Dalam aspek semantis, akan diteliti, bagaimana pemilihan kata yang digunakan pada iklan NM. Di dalam aspek semiotis, akan didalami komposisi gambar dan warna sebagai komponen nonverbal yang digunakan oleh iklan NM. Untuk menganalisis makna kalimat di dalam sumber data, referensi kamus yang digunakan adalah Langenscheidt Deutsch Wörterbuch dan Duden Wörterbuch.

2. LANDASAN TEORI 2.1 Komponen Iklan

Di dalam sebuah iklan di media cetak terdapat unsur-unsur utama yang digunakan, yakni

Schlagzeile, Flieβtext, slogan, nama produk dan sebagainya. Janich (2005: 55) menjelaskan Schlagzeile sebagai kalimat singkat yang ditampilkan paling menonjol dalam sebuah iklan. Schlagzeile memiliki teks penjelas yang dikenal dengan istilah Unterschlagzeile (Subheadline).

Sudiana (1986: 35) mengartikan istilah Schlagzeile dalam bahasa Indonesia sebagai “judul iklan”. Janich (2005:58) mengartikan Flieβtxet dengan istilah Textbody atau Body Copy.

Flieβtext berisi uraian atau penjelasan mengenai maksud gambar yang terdapat dalam iklan

dengan cara memberikan informasi kepada pembaca sehingga antara teks dengan gambar memiliki hubungan. Sudiana (1986: 36) mengartikan Flieβtext ke dalam bahasa Indonesia dengan istilah “teks iklan”. Janich (2005: 58) menjelaskan definisi slogan sebagai kalimat singkat dan padat yang mengandung kesimpulan dari pesan sebuah iklan. Slogan pada sebuah iklan biasanya tidak akan berubah-ubah meskipun dalam kurun waktu yang berbeda. Janich (2005: 63) menjelaskan istilah Produkt Name sebagai alat yang digunakan oleh masing-masing perusahaan untuk mengidentifikasi antara produk yang satu dengan produk yang lain. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesamaan dengan produk lain ketika produk tersebut diiklankan. Janich (2005: 72-73) membedakan komponen teks iklan secara lebih detail dan spesifik, bentuk khusus komponen verbal iklan di antaranya:

Adds (Addition), yaitu catatan tambahan yang terletak pada nama produk atau merek.

Misalnya Europäische Patent (EP) atau Trademark ™. Claims, merupakan unsur teks yang tidak diulang-ulang pada iklan lain layaknya slogan. Inserts, yaitu teks sisipan iklan yang

(4)

mengandung informasi tambahan seperti harga, penawaran khusus atau info penjualan khusus.

Antwort Coupons, yaitu keterangan berisi kontak perusahaan agar pembaca dapat menghubungi

perusahaan, seperti melalui telepon atau mengunjungi laman resmi dari perusahaan tersebut.

Bildetexte atau teks gambar, yaitu tulisan tambahan yang berada di bawah gambar dan berisi teks

penjelas yang berhubungan dengan gambar produk yang diiklankan.

Unsur lainnya yang merupakan bagian penting iklan tentunya komponen gambar. Melalui gambar, kita bisa melihat pencitraan yang ditampilkan yang tidak bisa dideskripsikan dengan tepat oleh kata-kata saja. Zielke, dalam Janich (2005: 72-73) mengklasifikasikan tiga jenis komponen nonverbal yang juga dianggap turut mendukung citra sebuah iklan :

Key-Visual, yaitu gambar produk utama yang akan diiklankan. Key-visual biasanya terletak di

bagian paling depan gambar dan terlihat mencolok.Unsur kedua adalah Catch-Visual, yaitu gambar pendukung iklan. Catch-Visual memberikan efek asosiasi tambahan pada sebuah iklan tanpa pembaca mengabaikan gambar produk utama. Unsur ketiga adalah Focus-Visual, yaitu gambar dalam skala lebih kecil yang berdiri sendiri. Focus-Visual dianggap menjadi bagian yang penting dalam iklan karena menjelaskan informasi khusus secara lebih spesifik dari produk yang diiklankan.

2.2 Semiotik

Menurut KBBI (2001: 1029), Semiotik merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan sistem tanda dan lambang dalam kehidupan manusia. Sedangkan Kridalaksana (2008: 195) menjelaskan semiotika sebagai ilmu yang mempelajari tanda-tanda atau lambang-lambang, misalnya tanda lalu lintas, kode morse, dan sebagainya. Zoest (1993: 6) mengutip pendapat Peirce tentang konsep teori semiotik pragmatik. Berdasarkan hubungan antara represantemen dan objeknya, ada 3 jenis tanda yang didefiniskan oleh Peirce (Hoed 2011: 47), yaitu:

Ikon sebagai Representamen (R) yang memiliki bentuk serupa dengan Objek (O), misalnya tiruan suara manusia yang merepresentasikan suara manusia yang ditirunya. Contoh lainnya adalah lukisan gunung yang bentuknya mengikuti objek aslinya. Indeks dipahami sebagai hubungan R dan O yang merupakan hubungan sebab akibat, misalnya asap adalah indeks dari kebakaran. Lambang sebagai R dan O yang saling berhubungan karena adanya konvensi sosial,

(5)

misalnya rambu lalu lintas.

Dengan menggunakan teori ilmu semiotik ini, iklan bisa diinterpretasi lebih dalam, apa yang ditampilkan melalui gambar (ikon), apa efek yang bisa ditimbulkan dari gambar yang ditampilkan (indeks) dan kemungkinan simbol-simbol yang ditampilkan beserta maknanya.

2.3 Jenis Makna

Menganalisis makna yang disampaikan dengan gambar di dalam sebuah iklan belum cukup. Untuk menganalisis iklan secara utuh, tentunya informasi dalam bentuk tulisan juga harus diinterpretasi. Sumaryo (2012: 24) menyatakan bahwa teks dan gambar merupakan elemen yang penting dalam sebuah iklan. Hal tersebut berkaitan dengan strategi yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperkenalkan produk mereka kepada masyarakat. Jefkins (1996: 20) menyatakan bahwa unsur teks dan gambar dalam iklan merupakan elemen yang saling berhubungan. Kedua elemen tersebut digunakan agar tercipta komunikasi yang efektif antara iklan dengan pembaca dalam menyampaikan pesan. Janich (2003: 251) juga menyatakan bahwa mengabaikan hubungan antara teks dan gambar dalam menganalisis iklan dianggap mengabaikan elemen dasar dari komunikasi periklanan. Menurutnya, hubungan antara teks dan gambar merupakan suatu hubungan yang saling menunjang. Hal ini dikarenakan teks dan gambar merupakan salah satu elemen dari aspek bahasa. Jika pembaca mengabaikan hubungan antara teks dan gambar dalam menganalisis iklan, maka dianggap mengabaikan unsur kebahasaan.

Untuk memahami makna kata-kata hingga kalimat di dalam iklan, resipien harus bisa menguasai bahasa yang digunakan dengan baik. Namun, penguasaan bahasa saja tidak cukup. Resipien juga memerlukan pengetahuan umum yang luas dan terkadang harus aktual. Di dalam makalah ini, makna yang ditampilkan akan ditelaah menggunakan klasifikasi makna yang dicetuskan oleh Roman Jacobson. Blanke membagi makna menurut Roman Jakobsons menjadi enam jenis (1973: 18-19) :

1. Makna intralingual/ paradigmatis, merupakan makna kata yang tergantung pada aturan-aturan tata bahasa (gramatika) yang berlaku pada masing-masing bahasa.

(6)

dengan makna denotatif. Blanke (1973: 30) juga menjelaskan bahwa makna referensial berhubungan dengan hal-hal dan keadaan, baik yang nyata maupun tidak nyata.

3. Makna asosiatif, merupakan makna kata yang berkaitan dengan asosiasi yang ada dalam benak pendengar atau pembaca. Makna ini dipengaruhi oleh unsur-unsur psikis, pengetahuan, dan pengalaman seseorang, serta bersifat individual.

4. Makna afektif, merupakan makna kata yang berkaitan dengan emosi atau perasaan seseorang. Makna ini juga dikenal dengan istilah makna emotif atau konotatif. Blanke (1973: 35) mengatakan bahwa makna ini dapat mengandung nilai rasa positif dan negatif.

5. Makna situatif, merupakan makna kata yang berkaitan dengan konteks dan situasi pembicaraan. Menurut Blanke (1973: 36), makna ini memiliki ikatan dengan konteks serta berkaitan dengan objek tertentu yang berada di luar bahasa.

6. Makna stilitis, merupakan makna kata yang dapat menimbulkan nilai estetis.

2.4 Makna Warna di dalam Masyarakat Jerman

Warna dominan yang ditampilkan di dalam iklan memberikan citra atau rasa tertentu pada resipiennya, bahkan pesan penting pun bisa disampaikan melalui warna. Untuk itu, penting untuk mengetahui makna warna di dalam masyarakat Jerman karena warna yang memiliki makna yang tidak universal. Berikut ini disajikan beberapa jenis warna dan maknanya bagi masyarakat Jerman yang didasarkan pada survei yang dilakukan oleh seorang psikolog Jerman bernama Eva Heller1 yang mengadakan penelitian kepada hampir seribu orang di Jerman tentang arti warna dan maknanya bagi mereka, yaitu:

Warna merah, bagi masyarakat Jerman warna merah disimbolkan sebagai warna keberanian, kasih sayang, dan kekuasaan.

Warna putih, masyarakat Jerman menggambarkan warna putih sebagai warna netral yang melambangkan kemurnian, kebersihan, kedewasaan, dan kesempurnaan.

Warna hijau, masyarakat Jerman mengasosiasikan warna hijau sebagai warna alam yang dapat memberikan ketenangan, keharmonisan, dan pelepas stress.

1 Eva Heller.“Farben und Werbung: Assoziationen zu Farbkombinationen”, diakses 17 Februari 2014

(7)

Warna biru, warna ini melambangkan ketenangan, kebebasan, kesejukan, kesetiaan, keharmnonisan, kedamaian dan kestabilan. Dalam iklan suatu produk, warna biru sering dikombinasikan dengan berbagai warna, seperti hijau, putih, dan emas. Untuk warna biru terang memberikan makna kesegaran dan kesejukan. Penggunaan warna biru dan putih pada kemasan produk tertentu dapat memberikan asosiasi kepercayaan. Warna biru juga sering dihubungkan dengan kesan maskulinitas pada pria.

Warna kuning, warna ini menyimbolkan matahari yang dapat memberikan makna kehangatan, kegembiraan, keramahan, dan kesegaran.

Warna hitam, warna ini dapat memberikan efek positif, seperti warna hitam yang terdapat pada produk kosmetik dianggap dapat menyimbolkan kesan bahwa produk tersebut bernilai tinggi. Warna hitam juga melambangkan sifat kuat, elegan, serius, pintar, dan berorientasi tinggi. Warna coklat, warna ini dapat memberikan efek kenyamanan dan kehangatan.

Warna abu-abu, warna ini menyimbolkan kesan kesederhanaan, kemelaratan, dan kesedihan. Warna ini juga memberikan kesan elegan, netral, dan dewasa.

3. ANALISIS IKLAN

3.1 Analisis Komponen Verbal dan Nonverbal Iklan NM Jerman

Dari beberapa iklan yang diperoleh sebagai sumber data, hanya satu iklan yang akan dianalisis sebagai contoh. Analisis dimulai dengan menganalisis informasi tertulis, setelah itu diikuti dengan analisis visual. Iklan pertama yang dianalisis adalah iklan NM Jerman berikut ini:

(Lampiran 8)

3.1.1 Analisis Unsur Verbal Iklan NM Jerman

Judul Iklan : Ü40, MÄNNLICH SUCHT DIE PASSENDE

(8)

Unterschalgzeile : Dann melden Sie sich beim Produkttest von NIVEA MEN

Active Age an!

Logo : NIVEA MEN

Iklan di atas merupakan iklan Nivea Men Active Age yang terbit di Jerman dan Swiss pada tahun 2013. Iklan ini hanya menampilkan unsur verbal berupa judul iklan, Unterschlagzeile

(Subheadline), dan logo perusahaan. Makna judul iklan tersebut berisi pertanyaan untuk lelaki

berusia lebih dari 40 tahun yang seolah sedang mencari jenis produk perawatan wajah yang tepat untuk dirinya. Kalimat tersebut dipertegas dengan kalimat perintah (ajakan) yang terdapat pada

Unterschlagzeile tersebut. Kata Ü40 merupakan bentuk singkatan dari über 40 yang berarti ‘di atas umur 40 tahun’, sedangkan kata männlich berarti ‘sesuatu yang berhubungan dengan laki-laki’. Secara morfologis, kata männlich berfungsi sebagai kata sifat yang menjelaskan

keterangan pada subjek. Dalam konteks ini, kata männlich berfungsi sebagai subjek yang merujuk pada laki-laki berusia lebih dari 40 tahun. Penggunaan kata männlich (berhubungan dengan pria/ jantan/maskulin) bisa menimbulkan makna afektif yang lebih baik dibandingkan misalnya ‘Männer suchen die passende Gesichtspflege?’ (Pria mencari produk perawatan wajah yang tepat?)

Bentuk permainan kata di dalam iklan ini ditampilkan dengan kata Ü40 dan männlich. Kedua kata tersebut identik dengan bentuk penulisan teks pada iklan kontak jodoh dalam bahasa Jerman. Kata Ü40 mengacu kepada jumlah usia pria, sedangkan kata männlich mengacu kepada karakteristik pria yang maskulin. Penggunaan kedua istilah ini menimbulkan makna asosiatif seperti di rubrik-rubrik perjodohan. Dengan cara ini, iklan akan lebih mudah dipahami dan diingat resipien. Menurut Janich (2005: 192), ketidaklaziman penulisan kata dalam iklan berhubungan dengan bahasa iklan yang cenderung mengandung permainan kata agar terlihat unik sehingga mudah diingat. Judul iklan tersebut jika ditulis lengkap berbunyi “Mann, dessen

Alter über 40 Jahre alt ist, und die passende Pflege suchen möchte “ (pria berusia di atas 40

tahun yang mencari produk perawatan yang tepat). Tentunya kalimat yang terlalu panjang membuat resipien lebih sulit mencari pesan intinya, apalagi mengingatnya. Unterschlagzeile iklan tersebut menggunakan retorika berjenis Ausruf (bentuk perintah/ajakan). Hal ini ditandai dengan penulisan kalimat tersebut yang diakhiri dengan tanda seru.

(9)

Iklan NM Jerman Active Age ini memiliki perbedaan dalam hal penggunaan kata sapaan dengan iklan Active Age versi Motocross yang menggunakan ungkapan “es beginnt mit dir/ it

starts with you” (Lihat lampiran satu), yakni penggunaan kata sapaan Sie (Anda). Dalam bahasa

Jerman, penggunaan kata sapaan ‘Sie’ dianggap lebih sopan dan formal dibandingkan kata ‘du’ dan digunakan ketika berkomunikasi dengan orang yang dihormati atau orang yang belum dikenal dekat. Pengunaan kata sapaan ‘Sie’ dalam iklan ini menciptakan kesan sopan, halus, dan formal terhadap pembacanya. Jika dilihat sasarannya adalah pria berusia di atas 40 tahun, bisa dipahami bahwa penggunaan sapaan Sie lebih untuk menunjukkan rasa hormat. Tentunya produsen dan pembuat iklan sudah memperhitungkan, makna afektif dan asosiatif apa yang akan muncul jika menggunakan kata sapaan Sie. Mengutip pendapat Handayano (2008: 55) menyatakan bahwa perusahaan iklan perlu mempertimbangkan penggunaan kata sapaan dalam menyampaikan informasi agar pesan yang disampaikan memiliki makna persuasif. Oleh karena itu, penggunaan kata sapaan Sie dalam iklan ini dianggap lebih tepat untuk membujuk pembaca dengan sasaran pria paruh baya untuk bersedia mengikuti program Produkttest von Nivea Men. 2

Kesamaan yang bisa ditemukan di dalam iklan-iklan NM Jerman terkait dengan penggunaan bahasa adalah penggunaan bahasa Jerman. Judul, slogan dan informasi lainnya disampaikan dalam bahasa Jerman. Penggunaan bahasa Jerman dalam iklan NM Jerman cukup kreatif karena adanya permainan-permainan kata, yakni dengan adanya pemindahan konteks komunikasi. Hal ini bisa dilihat di iklan-iklan NM yang dibintangi Joachim Löw, pelatih Timnas Jerman (Lihat lampiran dua dan tiga). Ungkapan-ungkapan dari ranah sepak bola dipindahkan ke ranah kosmetik. Di sini bisa kita lihat adanya metafora kreatif yang diciptakan pembuat iklan. Kalimat Joachim Löw di kedua iklan itu singkat, tetapi menimbulkan makna konotatif yang sesuai dengan perannya sebagai pelatih Timnas Jerman. Kalimat-kalimat singkat ini memberi kesan adanya ketegasan. Seorang pelatih pun harus diikuti perintahnya, jika seseorang tidak ingin terdepak dari sebuah tim.

2“Nivea Men Produkttest Active Age”, diakses 14 Maret 2014

(http://www.de.niveamen.ch/highlights/Local/ch/active-age ). *Produkttest von Nivea Men merupakan program khusus yang diselenggarakan oleh Nivea Men dengan memberikan uji coba terhadap para pria di Swiss dan Jerman yang berusia lebih dari 40 tahun untuk menggunakan berbagai macam produk Nivea Men, di antaranya body lotion, krim pembersih wajah, dan pengharum tubuh.

(10)

3.1.2 Analisis Unsur Nonverbal Iklan NM Jerman

Key-Visual : Gambar berbagai produk Nivea Men dan tas

dengan logo Nivea Men

Catch-Visual : Gambar seorang lelaki berusia sekitar empat

puluh tahun Warna Latar Belakang : Biru

Iklan tersebut menampilkan Key-Visual berupa gambar berbagai macam produk NM. Iklan tersebut juga menyajikan dua buah tas pria berlogo NM sebagai hadiah untuk para pria berusia lebih dari 40 tahun yang bersedia menjadi responden (objek penelitian) program Produkttest von

Nivea Men.

Banyak teknik promosi penjualan yang dilakukan oleh perusahaan agar produk mereka laku di pasaran, di antaranya dengan menyelenggarakan program khusus dan memberikan hadiah tertentu sesuai selera konsumen.3 Berdasarkan pendapat tersebut, pemberian hadiah tas ini

bertujuan untuk menarik minat pria agar bersedia mengikuti program tersebut. Selain itu, jenis tas yang ditampilkan sebagai hadiah responden adalah jenis tas backpack (ransel) dan duffel bag. Jenis tas yang ditampilkan tersebut sesuai dengan selera pria yang suka berolahraga atau

traveling karena bentuknya sederhana dan dapat memuat berbagai macam barang. Hal ini

memberikan kesan kepada pembaca bahwa para pria yang dapat menjadi objek penelitian ini adalah pria paruh baya yang menyukai olahraga atau traveling dan menyukai kesan sederhana.

Sesuai dengan sasaran produk yang ditawarkan, iklan ini menggunakan tampilan

Catch-Visual seorang pria paruh baya dengan usia lebih dari empat puluh tahun. Hal ini ditandai dengan

adanya sedikit kerutan pada bagian pipi dan lekukan matanya. Pria tersebut digambarkan sedang diam dengan bibir tertutup sedang melihat ke arah pembaca (kamera). Rautan bibir dan tatapan tajam tersebut menjadikannya terlihat misterius seolah menyimpan rahasia yang tidak ingin diketahui orang lain. Rambutnya berwarna hitam kecoklatan dan terlihat rapih. Penggambaran wajahnya yang bersih seolah ingin mewakili wajah para pria paruh baya yang menggunakan berbagai jenis produk perawatan yang tepat dengan usianya.

(11)

Iklan tersebut menampilkan gradasi warna biru. Berdasarkan teori warna, warna biru dapat memberikan kesan kesegaran, kebebasan, dan ketenangan. Dari teori tersebut dapat dinyatakan bahwa warna biru yang digunakan pada tampilan produk seolah memberikan kesan kesegaran. Sedangkan warna biru tua pada tas tersebut memberikan kesan bahwa pria yang menggunakannya identik dengan kebebasan. Hal ini didukung dengan tampilannya yang berukuran besar dan sederhana sehingga sesuai dengan selera pria yang gemar olahraga atau

traveling. Warna biru pada t-shirt yang dipakai lelaki tersebut seolah memberikan kesan

ketenangan pada dirinya. Kesan tersebut sesuai dengan stereotip gender pada pria menurut Gorris dalam Men in Feminity (2007: 35) bahwa ketenangan dianggap sebagai salah satu karakter untuk mendukung kesan maskulin pada pria. Oleh karena itu, iklan ini tidak menampilkan pria yang sedang berekspresi tertawa bahagia. Iklan ini sebaliknya hanya menampilkan pria yang sedang diam dengan tatapan mata menuju pembaca. Meskipun terlihat misterius, tatapan mata ini seolah menciptakan kesan bahwa ia merupakan pria yang sopan dan ramah. Hal ini terkait dengan isi iklan tersebut yang menampilkan dirinya seolah memberikan solusi alternatif kepada pria paruh baya untuk mengikuti program Produkttest von Nivea Men. Dari berbagai tampilan verbal dan nonverbal dapat disimpulkan bahwa citra pria yang ingin ditampilkan iklan ini adalah pria paruh baya yang peduli dengan perawatan wajah dan tubuh, memiliki kepribadian tenang, sopan, sederhana dan menyukai traveling atau olahraga.

Semua model yang dipakai di NM Jerman terlihat sebagai orang Jerman dan usianya sudah dewasa. Bahkan NM Jerman berani menargetkan konsumen pria di atas 40 tahun. Hal ini terlihat di semua iklan NM Jerman, kecuali iklan NM Shave Balsam (Lihat lampiran empat). Oleh karena itu, pemilihan model yang terlihat paruh baya maupun brand ambassador Joachim Löw tentunya sudah sesuai. Kesamaan model-model NM Jerman adalah tatapan mereka yang melihat langsung ke kamera. Kesan bersahabat, bisa dipercaya dan percaya diri ditampilkan dengan tatapan model yang melihat langsung ke kamera atau resipien. Model yang ditampilkan pun adalah orang Jerman atau terkesan orang Jerman, bukan model-model eksotis yang terlihat jelas memiliki keturunan dari luar Jerman. Wajah eksotis, tampan dan badan yang kekar tidak digunakan Nivea Men Jerman untuk menjual produknya.

(12)

3.2 Analisis Komponen Verbal dan Nonverbal Iklan NM Indonesia 3.2.1 Analisis Unsur Verbal Iklan NM Indonesia

Iklan NM Indonesia memiliki berbagai perbedaan dengan NM Jerman, mulai dari jenis produk yang dipasarkan, model yang dipilih, informasi yang disampaikan, hingga bahasa yang

digunakan.

3.2.1 Analisis Unsur Verbal Iklan NM Indonesia

Judul Iklan : TOTAL RECHARGE GET THE WINNING SPIRIT Slogan : IT STARTS WITH YOU

Inserts : BELI NIVEA MEN SENILAI Rp. 25,000,- DI INDO-

MARET MENANGKAN TRIP NONTON LANGSUNG TIM FAVORITMU DI EROPA DAN 80

JERSEY ORIGINAL

Logo : NIVEA MEN dan Indomaret

Bildetexte : BARU

Iklan ini merupakan iklan produk Nivea Men Oil Control Total Recharge yang terbit di Indonesia pada tahun 2013. Jika diperhatikan, judul iklan tersebut ditulis dengan menggunakan bahasa Inggris. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penggunaan kata dalam bahasa Inggris tersebut terkait dengan sasaran iklan ini berupa pria remaja yang dianggap dapat berbahasa Inggris yang sederhana. Selain itu, makna asosiatif dapat muncul dan memberikan kesan bahwa produk yang diiklankan memiliki standar internasional. Kata ‘recharge’ dalam bahasa Indonesia bermakna leksikal ‘memperbarui kembali’. Sedangkan kata ‘total’ berarti ‘menyeluruh’. Secara keseluruhan, frase tersebut berarti ‘pengisian ulang kembali secara menyeluruh’. Kalimat ini memunculkan makna afektif yang mengajak orang-orang yang merasa butuh semangat dan

(13)

menyukai totalitas. Selain mengacu kepada nama produk, frase ini juga mengacu kepada kegiatan total yang dilakukan untuk mendapatkan kembali energi baru.

Ungkapan total recharge memberikan makna asosiatif. Manusia diasosiasikan seperti alat elektronik yang bisa “diisi ulang” untuk mendapatkan tenaga kembali dan siap memberikan performa maksimal. Bagi manusia, untuk mendapatkan tenaga diperlukan makanan, minuman dan istirahat. Namun, semua ini disederhanakan sehingga seakan-akan produk yang diiklankan mampu menggantikan manfaat makanan, minuman dan istirahat. Handayano (2008: 13) menjelaskan bahwa kata-kata mutiara atau kata-kata motivatif menjadi sarana komunikasi yang efektif digunakan oleh perusahaan produk tertentu untuk dapat menarik perhatian masyarakat. Dari analisis frase total recharge dapat diketahui bahwa judul iklan tersebut seolah menjadikan para pria dapat memperoleh kembali energi barunya sehingga memiliki semangat beraktivitas.

Iklan tersebut mengandung Inserts yang memberikan informasi bahwa NM memberikan

undian hadiah tiket gratis menyaksikan pertandingan sepak bola di Eropa dan Jersey (pakaian bola) untuk pembelian produk Nivea Men seharga Rp.25,000,-. Mengutip pendapat Jefkins (1996: 154) bahwa pemberian undian hadiah yang ditawarkan perusahaan iklan terhadap konsumen dilakukan sesuai dengan keadaan yang sedang populer di masyarakat dalam kurun waktu tertentu. Dari pendapat tersebut, pemberian hadiah yang dilakukan NM terkait dengan penyelenggaraan Premiere League di Eropa yang berlangsung pada periode 2013/2014. Selain itu, penjelasan mengenai jangka waktu undian bertujuan untuk menjelaskan masa berlaku undian tersebut.

Sama seperti iklan produk NM Indonesia tahun 2012, penggunaan logo Indomaret mengacu pada tempat di mana kupon undian tersebut bisa didapatkan. Slogan iklan yang berbunyi “IT STARTS WITH YOU” seolah ingin memberikan kebebasan kepada pria untuk menggunakan produk tersebut sebagai produk perawatan wajah atau tubuh yang sesuai dengan selera mereka atau tidak. Slogan tersebut merupakan bentuk terjemahan dari slogan iklan NM Jerman “es beginnt mit dir”. Makna slogan ini juga bermakna referensial, artinya tidak hanya merujuk kepada kebebasan pembaca untuk percaya pada kualitas produk tersebut, melainkan seolah memberikan kalimat motivatif positif kepada pembaca (khususnya para pria) untuk tampil optimis dan percaya diri sebelum melakukan aktivitas.

Berbeda dengan iklan-iklan NM Jerman yang hanya memasarkan produk-produk NM saja, iklan NM Indonesia, yakni Nivea for Men Facial Foam (Lihat Lampiran lima), Nivea Men

(14)

Oil Control Total Recharge (Lihat lampiran enam) dan Nivea Men Oil Control Acne Clear (Lihat Lampiran tujuh) tidak hanya memasarkan produk NM saja, tetapi bekerjasama dengan pihak lain atau memberikan promo tambahan yang sebenarnya tidak ada kaitannya dengan produk yang sedang diiklankan. Perbedaan lainnya adalah penggunaan bahasa. Jika iklan NM Jerman hanya menggunakan bahasa Jerman, iklan NM Indonesia mengombinasikan bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris. Dari ungkapan bahasa Inggris yang mudah bisa diinterpretasi, bahwa kegunaan bahasa Inggris di iklan-iklan NM Indonesia bukan semata untuk menampilkan informasi, tetapi juga untuk menaikkan gengsi produk itu.

3.2.2 Analisis Unsur Nonverbal Iklan NM Indonesia

Key-Visual : Gambar produk Nivea Men Total Recharge

Catch-Visual : Foto Mario Lawalata, gambar latar belakang

lapangan sepak bola, dan gambar peta Eropa Warna Latar Belakang : biru, hijau dan putih

Iklan tersebut menggunakan Key-Visual berupa gambar produk Nivea Men Total Recharge beserta kemasannya. Berbeda pada tahun 2012, iklan yang terbit pada tahun 2013 ini menampilkan unsur Catch-Visual berupa foto artis Indonesia Mario Lawalata. Hal ini terkait dengan eksistensi dirinya yang dipilih oleh NM sebagai brand ambassador tahun 2013. 4

Meskipun mengandung tema olahraga sepak bola, iklan tersebut tidak menampilkan figur pria di Indonesia yang memiliki prestasi baik dan unggul dalam dunia olahraga sepak bola. Iklan tersebut sebaliknya menggunakan artis muda Indonesia dengan latar belakang dari dunia hiburan. Berbeda dengan iklan Nivea Men Facial Foam versi Jonas Rivano (Lihat lampiran lima), iklan ini menggambarkan sang artis sedang melakukan kegiatan olahraga sepak bola. Ia digambarkan berdiri tegap dengan menggunakan pakaian bola dan sarung tangan sambil menoleh ke arah kiri yang seolah tidak melihat ke arah pembaca. Sorot matanya terlihat serius dengan bibir tertutup. Wajahnya terlihat bersih dan cerah tanpa adanya kerutan, jerawat, dan jenggot. Rambutnya terlihat rapih dan berwana hitam. Dari ekpresi tatapan matanya yang terlihat tajam memperlihatkan bahwa ia seseorang yang serius. Tampilan dirinya yang tetap terlihat tenang saat

4 “Mario Lawalata”, diakses 18 Maret 2014  

(15)

sedang berada di lapangan sepak bola juga menunjukkan bahwa ia merupakan lelaki yang aktif dan kuat. Penggambaran wajahnya yang terlihat cerah mengartikan bahwa ia juga memiliki cara tersendiri untuk mengatasi masalah wajahnya yang dianggap berisiko akibat sinar matahari.

Iklan ini menggunakan latar tempat berupa gambar lapangan sepak bola. Secara semantik, asosiasi dari lapangan sepak bola merupakan tempat yang panas dan berdebu yang beresiko terhadap kesehatan kulit wajah, walapun saat ini ada beberapa tempat untuk bermain sepak bola dengan tempat tertutup (indoor). Iklan ini menggambarkan artis tersebut dengan wajah tenang seolah tidak merasa khawatir dengan sengatan sinar matahari yang berisiko terhadap kulit wajahnya. Tampilan dirinya yang tetap tenang tersebut memperlihatkan bahwa ia memiliki solusi sendiri untuk dapat mengatasi hal tersebut sehingga tidak menjadikannya sebagai hambatan atau faktor kendala untuk dapat melakukan kegiatannnya secara maksimal.

Iklan ini menggunakan tiga warna utama, yaitu warna biru, putih, dan hijau. Berdasarkan teori warna, penggunaan warna putih pada iklan memberikan kesan bersih. Penggunaan warna biru yang dikombinasikan dengan warna putih bertujuan menambah kepercayaan pembaca tentang kualitas produk tersebut. Sedangkan warna hijau yang digunakan sebagai warna lapangan sepak bola bertujuan memberikan suasana segar pada pria setelah menggunakan produk tersebut. Hal ini juga ditunjukkan dari tampilan gambar produk yang diletakkan di atas gambar lapangan sepak bola. Warna hijau ini juga memberikan kesan rileks. Kesan rileks tersebut mengacu kepada bentuk total recharge yang dilakukan oleh pria setelah melakukan aktivitasnya secara optimal.

Iklan yang dibintangi Mario Lawalata ini menampilkan hal yang berbeda dengan iklan yang dibintangi Jonas Rivano (Lihat lampiran lima) dan Marcel Chandrawinata (Lihat lampiran tujuh) karena kedua iklan lainnya itu menampilkan latar belakang di kamar mandi dan di depan cermin. Di kedua iklan itu, indeks yang muncul adalah pria yang peduli pada kebersihan kulit wajahnya dan bahagia dengan kulit wajahnya yang bersih dan cerah, sedangkan di iklan yang dibintangi Mario Lawalata, indeks yang muncul adalah seorang pria yang aktif dan tidak takut berkeringat dan kotor. Perbedaan dengan iklan NM Jerman adalah tatapan mata model Indonesia tidak satu pun yang menatap langsung ke kamera. Indeks yang muncul di sini adalah pria-pria yang senang dengan keadaan diri mereka sendiri dan tidak berusaha mempengaruhi orang lain. Ini berbeda dengan para model di iklan NM Jerman yang menatap langsung kamera dan terkesan

(16)

berusaha mempengaruhi langsung resipien dengan meminta kepercayaan resipien terhadap produk yang sedang diiklankan.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis, iklan NM Jerman dan Indonesia mengandung banyak perbedaan. Dari bahasa yang digunakan, iklan NM Jerman menggunakan bahasa Jerman dan banyak menghadirkan ungkapan-ungkapan bermakna asosiatif dan afektif. Makna ini diperoleh dari pemilihan kata dan permainan ungkapan yang memindahkan konteks komunikasi dari satu ranah ke ranah lainnya, misalnya dari ranah biro jodoh dan ranah sepakbola ke ranah produk perawatan untuk pria. Berbeda dengan iklan NM Jerman, iklan NM Indonesia banyak menampilkan bahasa Inggris yang memberikan efek jual melalui makna afektif dan asosiatif yang ditimbulkan penggunaan bahasa Inggris. Dengan penggunaan bahasa Inggris, iklan diharapkan terlihat lebih internasional dan lebih bergengsi. Dari segi permainan kata atau kalimat, iklan NM Indonesia tidak menampilkannya. Iklan NM Indonesia mengadopsi slogan-slogan NM Jerman yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.

Hampir sebagian besar iklan NM Jerman menggunakan Catch-Visual pria berusia paruh baya. Hal ini memberikan arti bahwa target pasar perusahaan tersebut tidak hanya pria remaja saja, melainkan pria paruh baya yang tetap menjaga perawatan wajah/tubuh. Selain itu, untuk tetap menciptakan kesan maskulin dari model iklan, perusahaan tersebut tidak hanya menampilkannnya melalui gerak tubuh atau ekspresi wajah, melainkan melalui tema yang juga dianggap mewakili kesan maskulin, seperti NM Active Age yang menampilkan olahraga

motocross dan NM yang dibintangi Joachim Löw yang menampilkan tema olahraga sepak bola.

Berbeda dengan iklan NM versi Jerman, iklan NM di Indonesia menampilkan

Catch-Visual berupa artis terkenal dari dunia hiburan berusia muda. Dari pemilihan Catch-Catch-Visual dapat

disimpulkan bahwa perusahaan NM di Indonesia lebih memperhatikan ketampanan wajah dan fisik yang ideal sesuai dengan target pengguna produk tersebut, yaitu para pria remaja. Hal tersebut juga didukung dari tampilan nonverbal iklan NM di Indonesia yang seolah menggambarkan kondisi wajah pria yang menggunakan produk tersebut untuk mempengaruhi target resepiennya, misalnya NM Facial Foam memiliki Unterschlagzeile berbunyi ‘maximum

benefit, maximum confidence’. Berbeda dengan iklan NM Jerman yang tidak perlu menampilkan

(17)

itu, iklan NM di Indonesia tidak menggunakan tema tertentu yang mendukung kesan maskulin, kecuali iklan NM Total Recharge. Hal ini juga memberikan kesan bahwa citra maskulin pria di Indonesia dalam iklan ini tidak menampilkan kegiatan yang berhubungan dengan ruang terbuka, seperti kegiatan yang berhubungan dengan tantangan atau petualangan. Selain menampilkan sisi maskulin dari model iklan, masing-masing iklan juga menampilkan kriteria fisik model iklan yang dianggap mewakili standar pria di Jerman dan Indonesia, di antaranya iklan NM menampilkan fisik model seperti orang Jerman pada umumnya, sedangkan NM Indonesia menampilkan model iklan yang memiliki kulit berwarna cerah, dengan tingkat kecerahan di atas rata-rata pria Indonesia. Semua model NM Indonesia punya profesi sebagai model dan memiliki wajah dan kulit yang merupakan persilangan orang Indonesia dengan orang Eropa karena memang salah satu orang tua mereka merupakan orang dengan ras kaukasoid.

Sebagian besar iklan NM Jerman juga menampilkan berbagai macam jenis produk perawatan wajah/tubuh dengan kegunaan berbeda, meskipun tujuan iklan tersebut sebenarnya hanya ingin menwarkan satu jenis produk saja, misalnya iklan NM Active Age versi Produkttest dan NM yang dibintangi Joachim Löw yang menampilkan berbagai jenis produk perawatan wajah/tubuh. Sedangkan ketiga iklan NM Indonesia hanya menampilkan satu jenis produk saja, yakni sabun pembersih wajah. Hal ini memberikan arti bahwa pria maskulin di Jerman adalah pria yang terkesan lebih memperhatikan perawatan wajah dan tubuh tanpa melihat jenis umur, sedangkan citra maskulin pria di Indonesia adalah pria muda yang baru sebatas memperhatikan perawatan wajahnya saja.

Dari keseluruhan iklan NM Jerman dan Indonesia juga terlihat bahwa citra maskulin kedua negara tersebut sedikit memiliki perbedaan. Pada iklan NM Jerman, citra maskulin tidak hanya mengacu kepada rasa percaya diri, kesan tenang, pintar atau elegan. Kesan percaya diri ditampilkan dengan menampilkan model yng selalu menatap ke kamera di dalam semua iklannya. Kesan maskulin juga mengacu kepada pria yang menyukai kegiatan ekstrem dengan karakter kuat, aktif, berani tanpa melihat umur yang sudah relatif dewasa. Sedangkan citra maskulin pria pada iklan NM Indonesia adalah pria muda yang identik dengan ketampanan wajah dan kulit yang cerah. Hal ini berangkat dari stereotip pada sasaran pembeli produk kosmetik tersebut di Indonesia yang beranggapan bahwa wajah bersih, tampan dan warna kulit cerah merupakan bagian penting yang harus dimiliki seseorang agar dapat tampil percaya diri dan menarik perhatian lawan jenis. Berbeda dengan iklan NM Jerman, para model iklan NM

(18)

Indonesia tidak ada yang menatap langsung ke kamera/ resipien. Meskipun begitu, para model NM Indonesia tetap ditampilkan memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

5. DAFTAR PUSTAKA Daftar Pustaka:

Buku:

Blanke, Gustav. (1973). Einführung in die semantishe Analyse.München: Max Hüber. Darmojuwono, Setiawati. (1999). “Pemilihan Kata dalam Iklan Kontak Jodoh

sebagai Cerminan Citra Wanita Indonesia”. Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Gorris, George.( 2007). Men in Feminity. New York: Blackwell Publisher.

Handayano, Macc. (2008). Bahasa Verbal Iklan. Bandung: PT. Gunung Mas Group. Hoed, Benny.H. (2011). Semiotik & Dinamika Sosial Budaya. Jakarta: KomunitasBambu. Janich, Nina. (2005). Werbesprache: Ein Arbeitsbuch. Germany: Gunter Narr Verlag Tübingen. Jefkins, Frank. (1996). Advertising atau Periklanan, ter. Haris Munandar. Jakarta: Erlangga. Sudiana, Dendi. (1986). Komunikasi Periklanan. Bandung: Remaja Karya CV.

Sumaryo, Panggabi. (2012). Pemasaran Iklan. Yogyakarta: PT. Gajah Mada TG. Zoest, Aart Van. (1993). Semiotika. Jakarta: Yayasan Sumber Agung.

Kamus:

Drosdowski, Günther. (1996). Duden Deutsches Universalwörterbuch. Cetakan ke-3. Mannheim: Dudenverlag.

Götz, Dieter/Hänsch, Günther/Wellman, Hans (Hgg). (2003). Langenscheidts

Groβwörterbuch Deutsch als Fremdscprache. Das neue einsprechige Wörterbuch für Deutschlerendende. Berlin, München u.a: Langenscheidt.

Kridalaksana, Harimurti. (2008). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2001). Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Ed.3. Jakarta: Balai Pustaka.

Internet:

Heller, Eva . “Farben und Werbung: Assoziationen zu Farbkombinationen”, pada (http:// HYPERLINK "http://www.farbeundleben.de/werbung/werbung_farbkombinationen.htm" www.farbeundleben.de/werbung/werbung_farbkombinationen.htm), diakses 3 Maret 2014. “Mario Lawalata”, pada

(http://lifestyle.okezone.com/read/2013/09/17/195/867367/rahasia-wajah-cerahmario-lawalata), diakses 18 Maret 2014

“Nivea Men Produkttest Active Age”, pada

(19)

LAMPIRAN LAMPIRAN IKLAN 1 Sumber: http://www.google.de/imgres?imgurl=http%3A%2F%2Fwww.de.niveamen.ch%2F~%2Fme dia%2FNIVEA%252520MEN%2Flocal%2Fch%2Fcampaigns%2Factive-age%2FNM_BradPitt_dt_1600_668_02.jpg%253Frecode%253D1&imgrefurl=http%3A%2F %2Fwww.de.niveamen.ch%2F&h=668&w=1600&tbnid=8HlJs5yDaSJNaM%3A&zoom=1 &q=nivea%20men%20new%20active%20age%20germany&docid=6X6l5nEtO3YHwM&ei =AjVfU7jyHZTl8AXf8YKQDg&tbm=isch&iact=rc&uact=3&dur=9292&page=8&start=21 7&ndsp=33&ved=0CEIQrQMwFDjIAQ , diakses pada 25 Februari 2014, Pukul. 21.00 WIB.

LAMPIRAN 2

Sumber: http://www.hairweb.de/fussball-jogi-loew.htm , diakses pada 25 Februari 2014. Pukul 19.05 WIB.

(20)

Sumber: http://www.google.de/imgres?imgurl=http%3A%2F%2Fwww.gosee.us%2Fimages%2Fcontent2 %2Fnfm-110324-jogi-schlecker-200x260- iso.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Fwww.gosee.us%2Fnews%2Fagencies%2Fklein- photographen-brigitte-strecke-mit-der-frauen-nationalmannschaft-fussballtrainer-jogi-loew-fuer- nivea-for-men-bosch-blau-und-db-kampagne-11105&h=616&w=474&tbnid=XsFhZIOntW4IbM%3A&zoom=1&q=nivea%20men%20austria &docid=9fcWgEFBx2pkXM&ei=0CBfU4zEF8nqiAe9wIHIAw&tbm=isch&iact=rc&uact=3&d ur=309&page=13&start=390&ndsp=34&ved=0CK8CEK0DMGM4rAI , diakses pada 25 Februari 2014. Pukul 19.25 WIB.

LAMPIRAN 4

Sumber:

http://www.amazon.de/Nivea-Men-Sensitive-After-Balsam/dp/B00HEF7G8S, diakses pada 10 Februari 2014. Pukul 22.00 WIB.

LAMPIRAN 5

Sumber:

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=443983822289415&set=pb.180118932009240.-2207520000.1398744220.&type=3&theater , diakses pada 10 Januari 2014. Pukul 09.00 WIB.

(21)

LAMPIRAN 6

Sumber:

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=624684747552654&set=pb.180118932009240.-2207520000.1398740952.&type=3&theater , diakses pada 5 Januari 2014. Pukul 12.10 WIB.

LAMPIRAN 7

Sumber:

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=665289466825515&set=pb.180118932009240.-2207520000.1398740952.&type=3&theater , diakses pada 8 Januari 2014. Pukul 06.30 WIB. LAMPIRAN 8

(22)

Sumber: http://www.google.de/imgres?imgurl=http%3A%2F%2Fwww.gratisprobenbestellen.de%2F wp-content%2Fuploads%2F2013%2F06%2FNIVEA-MEN- Produktsets.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Fwww.gratisprobenbestellen.de%2Fgratis- kosmetikproben%2Fgewinnspiel-nivea-men-2014-nivea-men-gratisproben- 2014.html&h=440&w=740&tbnid=L0-c3sx9ieP3DM%3A&zoom=1&q=nivea%20men%20active%20age&docid=b5wGW45HWtC 8UM&ei=Rx9fU8fsCdCNuAS85ILQDg&tbm=isch&iact=rc&uact=3&dur=330&page=4&st art=88&ndsp=32&ved=0CBsQrQMwBzhk , diakses pada 20 Februari 2014. Pukul 13.30 WIB.

Referensi

Dokumen terkait

menyampaikan Laporan(-Laporan) bulanan Rekening(-Rekening) Nasabah dalam bentuk elektronik dan atau Laporan Tagihan online setelah tanggal siklus cut off, atau setiap

Persyaratan dalam Pasal 18B ayat (2) berserta dengan serangkaian persyaratan yang dilanjutkan oleh beberapa UU Sumberdaya Alam menunjukkan bahwa Negara cq

Tindak pidana pemalsuan ini dibentuk untuk memberikan perlindungan hukum terhadap kepercayaan yang diberikan oleh umum (piblica fides) pada surat. Bila dihubungkan

Beberapa faktor – faktor risiko tersebut antara lain Orang IT tidak sepenuhnya dilibatkan dalam penentuan target bisnis, mengakibatkan Divisi IT tidak dapat memberikan

Pekerjaan proklamasi Injil bukanlah masalah beban pribadi, namun karena panggilan tugas “paksaan” dari kasih Allah, yang telah dibebankan sebagai tanggung jawab yang

Bunyi sila ke empat “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksaan Dalam Permusyawatan/Perwakilan. Contoh sikap yang sesuai dengan sila keempat, antara lain

Karya Cipta Teknologi (KCT). Hasil karya cipta teknologi yang telah dikirimkan ke panitia lomba kreativitas, diadakan penilaian dengan berpedoman pada

Artinya kontribusinya mengenai pembangunan tidak berbicara dalam konteks aktual (das sein; what to be) namun lebih membahas apa yang seharusnya dilakukan (das solen; what ought