BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak ADHD memiliki kesulitan dalam berkonsentrasi, mudah lupa
dengan kegiatan sehari-hari, bersifat impulsif dan hiperaktif. Seperti yang
dikemukakan oleh Baihaqi.M, dkk. (2008, hal 2)“ADHD adalah istilah
populer, kependekan dari Attention Deficit Hiperactivity Disorder; (Attention
= perhatian, Deficit = berkurang, Hiperactivity = hiperaktif, dan Disorder =
gangguan)”. Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia yaitu gangguan pemusatan perhatian yang disertai dengan hiperaktivitas. Seseorang dapat
memenuhi kriteria ADHD, jika ia kurang perhatian (Inattention) atau
hiperaktivitas (tidak dapat tenang) dan impulsif, atau keduanya. Kondisi ini
terjadi selama periode paling tidak enam bulan, yang mana mengakibatkan
pertumbuhan seseorang tersebut menjadi tidak sesuai dengan tingkat
pertumbuhan usia normal (Widhata, 2008). Berdasarkan pemaparan di atas
ADHD merupakan hambatan seorang individu dalam pemusatan perhatian
yang disertai perilaku hiperaktivitas.
Di sekolah tempat penulis mengajar, ada seorang anak ADHD yang
sudah menginjak remaja. Anak tersebut berjenis kelamin laki-laki, usianya
sekitar 18 tahun, dan sekarang belajar di kelas XII SMALB. Anak tersebut
dikatakan sebagai anak ADHD berdasarkan hasil asesmen, keterangan dan
data-data yang diperoleh penulis dari pihak sekolah. Anak memiliki hambatan
dalam tiga aspek yang termasuk ciri-ciri ADHD, yaitu hambatan dalam
pemusatan perhatian atau konsentrasi, perilaku impulsivitas, serta
hiperaktivitas.
Perilaku impulsivitas yang dialami anak diantaranya adalah anak
sering berbicara hal-hal yang diluar konteks pembicaraan, serta bicaranya
memotong pembicaraan orang yang mengajaknya bicara. Selain itu, anak
mengalami kesulitan ketika mengantri dan menunggu giliran. Ketika bermain
pun anak sulit untuk bergabung dan bersosialisasi dengan temannya. Karena
hal tersebut anak dianggap mengganggu, maka anak sering dijaukan dari
teman-temannya yang lain.
Perilaku hiperaktivitas yang sering muncul diantaranya adalah anak
tidak bisa diam, tangan dan kakinya selalu bergerak. Anak juga sering
berlari-lari dan berloncat-loncat, ia juga sering keluar masuk kelas. Selain itu ia juga
sering mencari-cari makanan dan memakannya, walaupun makanan tersebut
milik orang lain ataupun makanan sisa yang masih berada di piring.
Kadang-kadang makanan temannya pun sering ia makan tanpa memintanya terlebih
dahulu.
Dalam aspek konsentrasi, anak mengalami kesulitan dalam
memusatkan perhatian atau berkonsentrasi. Anak mudah beralih perhatian
ketika ada stimulus yang datang dari lingkungan sekitarnya. Pada waktu
mengerjakan tugas, konsentrasi anak sering teralih, sehingga tugasnya
tersebut tidak selesai dalam waktu yang telah ditentukan. Ketika anak yang
lain sudah selesai mengerjakan tugasnya, anak tersebut masih belum selesai
dan harus selalu diingatkan untuk menyelesaikan tugasnya tersebut.
Salah satu tugas yang sering bermasalah karena hambatan konsentrasi
tersebut adalah tugas menulis. Kegiatan menulis merupakan suatu kegiatan
dalam pembelajaran di sekolah. Anak mengalami hambatan konsentrasi
ketika menulis. Anak masih berada pada tahap menulis permulaan yaitu
menyalin kalimat dari papan tulis. Hasil tulisannya kurang rapi dan sering
tidak terbaca, tulisannya bertumpuk, bentuk huruf kurang proporsional, serta
ukuran hurufnya besar-besar melebihi garis batas pada buku tulis. Guru sering
menghapus tulisan siswa tersebut dan menyuruhnya mengganti dengan
tulisan yang lebih bagus. Pada awalnya anak mengganti tulisannya menjadi
cukup bagus dan dapat dibaca, akan tetapi lama-lama dia kembali ke masalah
Salah satu hambatan yang dimiliki anak dengan ADHD adalah
hambatan konsentrasi diantaranya hambatan pada saat menulis. Menurut
Binet (Sujiono 2005, hal 1) “Konsentrasi merupakan kemampuan untuk
memusatkan pikiran kepada suatu masalah yang harus dipecahkan”.
Sesuai dengan pernyataan tersebut maka konsentrasi diperlukan dalam
melakukan segala pekerjaan. Semua kegiatan membutuhkan konsentrasi,
dengan konsentrasi kegiatan tersebut dapat dikerjakan lebih cepat dan
sesuai yang diperintahkan. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menurut Sumarno (2009, hal
5) “Menulis yaitu meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang
dimengerti orang lain”. Hal itu sejalan dengan pengertian menulis menurut
M. Atar Semi (2007, hal 14) “Menulis adalah suatu proses kreatif
memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan”. Berdasarkan
pengertian tersebut, salah satu tujuan menulis adalah memberikan informasi
kepada orang lain mengenai ide atau gagasan sehingga orang lain dapat
memahami atau mengerti informasi dengan membaca tulisan tersebut. Akan
tetapi, jika tulisannya itu tidak terbaca karena masalah dalam proses atau hasil
tulisan (seperti tulisannya bertumpuk dan bentuk huruf kurang proporsional),
maka orang lain yang membaca tulisan akan sulit memahami informasi dari
tulisan tersebut.
Jika hal tersebut dibiarkan, maka anak akan selalu bermasalah dengan
tugas-tugas yang diberikan kepadanya terutama pada saat menulis. Tugasnya
sering tidak selesai dikerjakan. Ketika menulis anak harus selalu diingatkan
untuk berkonsentrasi. Hasil tulisan anak kurang rapi dan sering tidak terbaca
baik oleh anak itu sendiri maupun oleh orang lain, sehingga informasi dari
tulisannya sulit untuk dipahami.
Berdasarkan permasalahan tersebut penulis berkeinginan untuk
mencari solusi bagaimana memecahkan permasalahan anak ADHD, terutama
pada aspek konsentrasinya pada saat menulis. Salah satu cara yang akan
Teknik mozaik manik-manik dipilih karena berdasarkan pengalaman penulis
di lapangan, anak ADHD tertarik untuk memainkan manik-manik. Jenis
manik-manik yang beraneka warna, bentuk, maupun ukuran menjadi daya
tarik bagi anak, sehingga anak mau mendekati, memegang, bahkan
memainkannya. Supaya manik-manik tersebut dapat membantu dalam proses
pembelajaran, maka manik-manik tersebut digunakan dengan teknik mozaik.
Selain itu, penggunaan manik-manik dipakai penulis karena berdasarkan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti-peneliti yang lain. Salah
satu dari penelitian tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh Rima
Garlina seorang mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia pada tahun
2013. Judul penelitiannya yaitu “ Kegiatan Meronce Manik-manik untuk
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Tunagrahita Sedang di SLB
Az-Zakiyah”. Hasil dari penelitian itu dapat disimpulkan bahwa kegiatan
meronce manik-manik dapat berpengaruh positif dalam meningkatkan
kemampuan motorik halus tangan pada subjek A1 yang meliputi empat aspek,
yaitu aspek ketahanan tangan kanan, aspek ketahanan tangan kiri, aspek
ketepatan tangan kanan, aspek ketepatan tangan kiri. Peningkatan
kemampuan motorik halus tangan ditunjukkan dengan meningkatnya main
level pada subjek A1 di semua aspek dan setiap kondisi. Kesimpulannya
adalah kegiatan meronce manik-manik dapat meningkatkan kemampuan
motorik halus pada subjek A1. Hal ini terlihat dari meningkatnya kemampuan
motorik pada saat sebelum dan sesudah intervensi kegiatan meronce
manik-manik. Kegiatan membuat mozaik manik-manik bertujuan melatih
konsentrasi, koordinasi mata dan tangan, kesabaran, dan kreativitas anak.
Penggunaan teknik mozaik manik-manik ini diharapkan dapat meningkatkan
konsentrasi ketika menulis untuk anak dengan ADHD. Berdasarkan uraian
tersebut, penulis bermaksud meneliti tentang peningkatan konsentrasi anak
ADHD dalam pembelajaran menulis dengan menggunakan teknik mozaik
manik-manik di Sekolah Khusus Bintang Harapan.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya,
beberapa masalah yang dimiliki oleh anak ADHD diantaranya adalah ;
perilaku impulsif yang sering muncul (seperti anak sering berbicara diluar
konteks pembicaraan, serta bicaranya selalu diulang-ulang dikatakan kepada
semua orang yang dia temui), hiperaktivitas pada anak (seperti anak tidak
mau diam, selalu bergerak, berlari-lari dan berloncat-loncat, keluar masuk
kelas), serta kesulitan untuk memusatkan perhatian atau berkonsentrasi,
seperti anak sering beralih perhatian ketika ada stimulus di sekitarnya,
sehingga anak sering tidak menyelesaikan tugas-tugasnya.
Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada aspek
konsentrasi terutama konsentrasi anak pada saat pembelajaran menulis.
Konsentrasi sebagai syarat utama yang harus dimiliki seseorang supaya dapat
melakukan tugas atau kegiatan dengan baik dengan waktu yang tepat, baik
ketika belajar maupun dalam melakukan aktivitas lainnya. Untuk mengetahui
sejauh mana peningkatan konsentrasi anak ADHD tersebut ketika menulis,
maka peneliti akan melakukannya dengan menggunakan salah satu teknik
yang menarik bagi anak, yaitu teknik mozaik manik-manik.
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah di atas,
maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
“Apakah penggunaan teknik mozaik manik-manik dapat meningkatkan konsentrasi anak ADHD dalam pembelajaran menulis di Sekolah Khusus
Bintang Harapan?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang peningkatan
konsentrasi anak ADHD dalam pembelajaran menulis melalui penggunaan
teknik mozaik manik-manik.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk diterapkan
di sekolah dalam upaya meningkatkan konsentrasi ketika menulis pada
anak dengan ADHD yang memiliki karakteristik serupa dengan subjek
penelitian ini.
2. Manfaat secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan
dalam literatur pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus mengenai teknik
mozaik manik-manik untuk meningkatkan konsentrasi anak dengan
ADHD.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Skripsi ini terdiri dari lima bab berisi uraian dimulai dari pendahuluan,
proses penelitian hingga hasil. Bab I yaitu pendahuluan penelitian yang
mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
serta struktur organisasi skripsi. Bab II yaitu kajian pustaka/ landasan teoretis
yang menjadi landasan dalam penelitian, kerangka berfikir, dan hasil
penelitian yang relevan. Bab III mendeskripsikan metode penelitian yang
digunakan dalam proses penelitian untuk mengungkap data. Bab IV
merupakan hasil penelitian dan Pembahasan. Bab V adalah Kesimpulan dan