• Tidak ada hasil yang ditemukan

T LIN 1303106 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T LIN 1303106 Chapter5"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

107

Arifa Mega Putri, 2016

PEMAKNAAN GELAR ADAT SUTTAN MASYARAKAT LAMPUNG ADAT PEPADUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab kelima dari lima bab penulisan tesis ini akan diuraikan mengenai

simpulan dan saran. Adapun dalam simpulan dan saran berisi mengenai simpulan

dan saran penulisan tesis ini. Berikut adalah uraiannya.

A. Simpulan

Dari 156 gelar Suttan yang digunakan dalam analisis penelitian ini, gelar-gelar

tersebut tersusun atas dua hingga empat leksikon, seperti gelar Suttan Bangsawan,

Suttan Rajo Hukum, dan Suttan Rajo Intan Betuah, dimana makna dari

masing-masing leksikon berbeda-beda. Analisis leksikal yang digunakan dalam penelitian

ini mempermudah peneliti untuk menganalisis makna selanjutnya, yaitu tiga

tingkat pemaknaan Barthes.

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, peneliti menemukan sebanyak 106

gelar Suttan yang mengacu pada laki-laki dengan persentase 67,95%, 10 gelar

Suttan yang mengacu pada perempuan dengan persentase 6, 41%, dan 40 gelar

Suttan yang mengacu pada keduanya dengan persentase 25,64%.

Gelar Suttan yang mengacu pada laki-laki mengandung makna kebesaran,

harapan dan doa, serta identitas diri pemiliknya, sebagai pemegang kekuasaan

tertinggi di dalam masyarakat Lampung, khususnya adat Pepadun. Laki-laki

memegang peran, tugas, dan hak penuh di dalam adat. Hal ini mengindikasikan

bahwa laki-laki memiliki pengaruh besar di dalam adat.

Gelar Suttan yang mengacu pada perempuan perempuan mengandung makna

kebesaran suaminya, harapan dan doa, serta identitas diri pemiliknya yang

menggambarkan sosok perempuan yang terhormat, keibuaan, selalu ingin dipuji,

dan mampu menyinari kehidupan keluarga. Selanjutnya, penamaan pada

(2)

108

Arifa Mega Putri, 2016

PEMAKNAAN GELAR ADAT SUTTAN MASYARAKAT LAMPUNG ADAT PEPADUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kedudukan suami di dalam adat. Hal ini mengindiksikan kedudukan perempuan di

dalam adat di bawah laki-laki.

Gelar Suttan yang dapat digunakan oleh laki-laki dan perempuan adalah

gelar-gelar yang tersusun dari leksikon-leksikon yang mengandung kata umum (tidak

mengacu pada laki-laki atau perempuan) dan terdapat tutokh yang bisa digunakan

oleh kedunya tanpa ada tambahan leksikon yang menunjukkan makna kebesaran.

Apabila ada gelar Suttan yang mengacu pada keduanya ini menempel leksikon

tambahan yang mengandung makna kebesaran, maka gelar tersebut sudah tidak

dapat lagi digunakan oleh perempuan, seperti gelar Suttan Mupuan Maha Suttan

dan gelar Suttan Mupuan Puseran Agung. Hal ini mengindikasikan bahwa

laki-laki memiliki kedudukan lebih tinggi daripada perempuan di dalam masyarakat

Lampung adat Pepadun.

B. Saran

Mengingat lebih bervariasinya gelar-gelar adat di Indonesia, membuat

kebervariasian tersebut dapat menjadi kajian yang menarik untuk ditelaah lebih

lanjut mengenai gelar-gelar adat lain yang ada di Indonesia terlebih Indonesia

sangat kaya dengan adat dan budayanya, serta mengingat sangat minimnya

penelitian mengenai gelar-gelar adat di Indonesia.

Selain itu, kajian mengenai gelar adat Suttan pada suku Lampung adat

Pepadun dalam penelitian ini pun masih belum sempurna. Peneliti hanya

mengklasifikasikan gelar Suttan berdasarkan jenis kelaminnya (gender).

Penelitian ini masih bisa dikembangkan lagi dengan mengklasifikasikannya dari

segi-segi yang lain, seperti dari segi usia, sifat, kedudukan di dalam keluarga, dan

lain-lain. Penulis berharap penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti lain

yang tertarik untuk memperdalam penelitian ini.

Mekipun masih banyak ditemui kekurangan-kekurangan dalam penulisan dan

penelitian ini, penulis berharap agar penulisan dan penelitian ini bermanfaat

(3)

109

Arifa Mega Putri, 2016

PEMAKNAAN GELAR ADAT SUTTAN MASYARAKAT LAMPUNG ADAT PEPADUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

calon peneliti selanjutnya semoga dapat terinovasi terhadap gela-gelar adat di

Indonesia sehingga menemukan kajian yang lebih bervariasi dan komprehensif.

Penelitian ini juga dapat digunakan oleh masyarakat suku Lampung sebagai bahan

referensi dalam menentukan terusan nama gelar Suttan yang akan mereka sandang

Referensi

Dokumen terkait

Analisis berdasarkan unsur koherensi yang dipakai terutama dalam penggunaan kata penghubung umumnya yang digunakan oleh laki – laki dan perempuan adalah kata

Hasil penelitian menunjukkan bahwa leksikon bahasa Arab muncul dalam jumlah yang relatif signifikan pada bahasa Sunda yang digunakan masyarakat adat Kampung Dukuh,

Jika diperhatikan, kaum perempuan nampak lebih banyak menyandang tunaaksara dibanding kaum laki-laki, yaitu sejumlah 173 perempuan tunaaksara dan sisanya sebanyak

(19) Kiden digunakan sebagai kata ganti orang kedua digunakan oleh pembicara laki-laki yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari lawan bicara yang juga

Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah Tamu hotel/ penutur yang menuliskan keluhannya pada laman penyedia review hotel umumnya tidak terlalu

Dari segi etika, Anas juga menunjukkan sebutan atau sikap yang tidak simpatik terhadap Susilo.. Bambang Yudhoyono yang usianya jauh lebih tua, apalagi Yudhoyono seorang

bahwa jenis tindak tutur yang paling banyak digunakan konselor yaitu direktif.. kemudian asertif, ekspresif, komisif dan

Desain kerja terhadap kinerja pegawai dilihat dari jenis kelamin laki-laki dan perempuan pengaruhnnya lebih besar laki-laki di bandingkan dengan perempuan. Hal ini