• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STANDAR CODEX DALAM REGULASI PANGAN OLAHAN Disampaikan dalam acara webinar HARMONISASI STANDAR CODEX DI UNIT PENGOLAHAN IKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN STANDAR CODEX DALAM REGULASI PANGAN OLAHAN Disampaikan dalam acara webinar HARMONISASI STANDAR CODEX DI UNIT PENGOLAHAN IKAN"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Dra Rita Endang, Apt, M.Kes

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan

Badan Pengawas Obat dan Makanan RI

Selasa, 17 November 2020

PENERAPAN STANDAR CODEX DALAM REGULASI PANGAN OLAHAN

Disampaikan dalam acara webinar

(2)

2

2

01

02

03

04

Pendahuluan

Aktivitas BPOM dalam Codex Alimentarius Commission

Pemanfaatan Standar Codex dalam Penyusunan Regulasi

di Bidang Pangan

(3)

PENDAHULUAN

(4)

Keamanan

Pangan

Ketahanan

Pangan

Nasional

Individu dan

masyarakat

dapat hidup

sehat, aktif,

dan produktif

secara

berkelanjutan

Kedaulatan

Pangan

Kemandirian

Pangan

&

UU 18/2012 tentang Pangan Pasal 3

:

Penyelenggaraan Pangan dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan dasar manusia

yang memberikan manfaat

secara

adil, merata, dan berkelanjutan

berdasarkan Kedaulatan Pangan, Kemandirian Pangan, dan

Ketahanan Pangan.

Pendahuluan

availability accessibility utilization (safety, quality, nutrition) stability

(5)

5

Keamanan pangan adalah bagian dari

ketahanan pangan dan

Sustainable

Development Goals

(SDGs)

Goal 2. End Hunger

By 2030, end hunger and ensure access by all people, in particular the poor and

people in vulnerable situations, including infants,

to safe, nutritious and

sufficient food

all year round

(WHO, 2013)

Keamanan dan mutu pangan berkontribusi

terhadap kualitas SDM dan daya saing

bangsa

(Hariyadi, 2015 di dalam Prosiding WNPG X Bidang 3, 2018)

KEAMANAN PANGAN MENDUKUNG

KETAHANAN KESEHATAN NASIONAL

(6)

CODEX AND SDGs

CODEX

and

SDGs

If a country adopts global food safety standards such as Codex standards into national legislation then local traders can access new markets and increase their trade. They do business and create employment.

There is strong link between Codex work on food safety

and the positive outcome of food security.

When developing and transition economies engage in the development of Codex standards and then use those standards as the basis for national standards, they are protecting consumer health both within and outside their national borders.

The targets of this goal are linked primarily to growth, productivity and

employment. Engaging in Codex, rather as for Goal 1, will help countries work towards achieving "full and productive employment and decent work for all".

One of the targets of goal 12 is "halving per capita global food waste at the retail and consumer levels and reduce food losses along production and supply

chains". Codex work on accurate and reliable food labelling links directly to this goal.

Partnerships: working together will ensure that no one is left behind in the drive to reach the 2030 Sustainable Development Goals. Codex itself is one of the finest and longest standing examples of partnership within the United Nations system.

(7)

INDUSTRI R n D PRODUK REGISTRASI NOMOR IJIN EDAR PSB / SERTIFIKAT CPPOB FASILITAS PRODUKSI PRE -MARKET SARANA DISTRIBUSI KONSUMEN POST MARKET SAMPLING PRODUK & PENGUJIAN LAB

INSPEKSI SARANA

MONITORING IKLAN, PROMOSI &

LABEL PRODUK SURVEILAN SARANA PRODUKSI Online Single Submission (OSS) : e-Registration e-Certification/e-GMP e-BPOM (Export-Import) Dashboard Tracking Identifikasi DIGITALISASI

Ease of Doing Business

Digital Signature

Pencegahan Produk ilegal

Pengawasan Berbasis Digital :

SIPT

SmartBPOM BPOM Mobile Patroli Siber

BPOM Command Center

QR CODE

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT – KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI (KIE)

COP

REGULASI/STANDAR Keterangan:

Data sbg input:

Dalam Proses Pre Market Dari Pre ke Post Market Dari Post ke Pre Market

PENGAWASAN PANGAN DI INDONESIA

(8)

COVID-19

Undang-Undang No 18 Tahun 2012 tentang Pangan

Peraturan Pemerintah No 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan

Badan POM berkomitmen penuh terhadap Sistem Jaminan Keamanan

dan Mutu Pangan dalam rangka mendukung Prioritas Nasional dalam

RPJMN 2020-2024

Yaitu Peningkatan Ketersediaan, Akses dan Kualitas Konsumsi Pangan

dengan Proyek Prioritas Strategis (Major Project) 2021 Industri 4.0 di 5

Sub Sektor Strategis (Makanan dan Minuman)

Badan POM meningkatkan efisiensi dan efektivitas

pengawasan keamanan pangan bekerja sama dengan

semua stakeholder. Sejak budidaya, pengolahan dan

pemrosesan, distribusi, hingga pangan siap dikonsumsi

(9)

PENDAHULUAN

PANGAN OLAHAN Termasuk yang sudah mengalami perlakuan

minimal berupa: pencucian, pengupasan, pengeringan, penggilingan, pemotongan, penggaraman, pembekuan, pencampuran,

pelilinan, dan/atau blansir serta tanpa penambahan Bahan Tambahan Pangan

PANGAN SEGAR

PANGAN OLAHAN

SP-PIRT

MD/ML

Pangan Segar Asal Ikan (PSAI)→ Sertifikat kelayakan pengolahan

(SKP), sertifikat penerapan program manajemen mutu terpadu, sertifikat kesehatan

produk pengolahan ikan Pangan Segar Asal

Hewan (PSAH) → nomor registrasi

(PHD/PHI) Pangan Segar Asal

Tumbuhan (PSAT) → Nomor pendaftaran

(PD/PL/PDUK)

Setiap pangan yang diedarkan di wilayah NKRI yang diproduksi di dalam negeri atau yang diimpor untuk diperdagangkan dalam kemasan berlabel wajib memiliki Izin Edar

DASAR HUKUM

▪ UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan

▪ PP No. 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan

Pangan yang belum mengalami pengolahan yang

dapat dikonsumsi langsung dan/atau yang dapat menjadi

bahan baku pengolahan Pangan

Makanan atau minuman hasil proses dengan cara atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan

(10)

SP-PIRT

MD/ML

Pangan Segar Asal Ikan (PSAI) → Sertifikat kelayakan pengolahan (SKP), sertifikat penerapan program manajemen mutu

terpadu, sertifikat kesehatan produk pengolahan ikan Pangan Segar Asal

Hewan (PSAH) → nomor registrasi

(PHD/PHI) Pangan Segar Asal

Tumbuhan (PSAT)→ Nomor pendaftaran ( PD/PL/PDUK)

Contoh

Kurma Kopra Biji Lada Beras

Buah Utuh Segar Sayuran Segar Sayuran Kering Biji Kopi Segar (tanpa sangrai), dll*

Susu Segar (dari Sapi, Kambing, Kuda, dll) Karkas Daging Beku Telur

Telur Asin Mentah Sarang Burung Walet Madu Murni, dll*

Ikan Segar Udang Segar Filet Ikan Beku

Tuna giling beku (tuna ground meat beku) Surimi Beku

Cumi-Cumi Kering Caviar, dll*

Jenis pangan PIRT mengacu pada lampiran Peraturan Badan POM No 22 Tahun 2018 Tentang Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi PIRT

Misal : Minuman Serbuk, Abon Ikan Kering, Minyak Kelapa, Dodol, Gula Jawa dll

Seluruh Jenis Pangan Olahan

Misal :

Air Mineral (Air Minum Dalam Kemasan), Ikan Sarden dalam Kaleng, Minuman Sari Buah Jeruk, Susu Full Krim UHT, Formula Bayi, Minuman Ibu Hamil, dll

(11)

Dukungan Badan POM

Percepatan Pelayanan Publik Registrasi Pangan Olahan

Pemberdayaan dan pendampingan UMKM Pangan

Dukungan Gerakan nasional bangga buatan Indonesia

Dukungan Hilirisasi Hasil Riset di Bidang Pangan

Olahan

(12)
(13)

a. parameter

keamanan

, yaitu cemaran fisik, batas

maksimum cemaran mikroba, dan cemaran

kimia serta persyaratan BTP dan bahan penolong

sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan;

b. parameter

mutu

, yaitu pemenuhan persyaratan

mutu sesuai dengan standar dan persyaratan

yang berlaku; dan

c. parameter

gizi

sesuai dengan persyaratan yang

ditetapkan.

Pangan Olahan yang akan didaftarkan ke

Badan POM untuk mendapatkan Izin Edar

harus memenuhi kriteria

keamanan

,

mutu

,

(14)

Ikan dan Telur Ikan Olahan;

46,39% Garam; 22,05%

Udang, Rajungan dan Kepiting Olahan; 14,03%

Ikan dalam kaleng; 13,24%

Rumput Laut Kering; 1,79%

Nasi dengan lauk ikan;

1,15%

Makanan Ringan Berbasis Ikan dan Kerupuk Ikan; 1,36%

Proporsi Jenis Pangan Produksi Perikanan

Terdaftar di Badan POM Tahun 2020

Pangan Olahan Kelautan dan Perikanan Terdaftar di Badan POM

(Pengawasan Pre-Market)

Pemenuhan persyaratan jenis Pangan Olahan

Kelautan dan Perikanan terdaftar di Badan POM

mengacu ke Kategori Pangan sesuai Codex sebagai

pemenuhan persyaratan mutu sebagai berikut:

No.

Kategori Pangan

1

04.2.2 Sayur (Termasuk Jamur, Akar dan Umbi,

Polong-polongan, dan Aloe Vera),

Rumput Laut,

Kacang Serta Biji-Bijian Olahan

2

09.0 Ikan dan produk perikanan termasuk moluska,

krustase dan ekinodermata

3

12.1.1. Garam

4

15.3 Makanan Ringan Berbasis Ikan

5

16.0 Pangan Siap Saji (Terkemas) : Nasi dengan Lauk

Ikan

Jumlah pangan olahan terdaftar di Badan POM

(15)

PEMBERDAYAAN dan PENDAMPINGAN UMKM

PANGAN

15

Peluncuran : 17 Mei 2018 UMKM BERDAYA SAING 1. Peningkatan Manajemen UMKM 2. Peningkatan Kompetensi UMKM 3. Peningkatan Kapasitas Produksi UMKM 4. Peningkatan Keamanan dan Kualitas produk UMKM 5. Penetrasi Pasar Produk UMKM

Program Pendampingan Badan

POM untuk UMKM

:

1. Bimtek Cara Pembuatan Pangan

Olahan yang Baik (CPPOB)

2. Pendampingan untuk pemenuhan

standar

3. Insentif untuk UMKM

a. Sampling produk + uji

lab oleh Balai POM

b. PNBP 50%

4.

Coaching clinic

untuk sertifikasi

sarana produksi dan registrasi

produk.

5.

Istana UMKM

(istanaumkm.pom.go.id)

38 181 380 484 2016 2017 2018 2019

Jumlah Produsen UMK Pangan Olahan yang Didampingi 334 868 1.285 1.544 2016 2017 2018 2019 Jumlah Izin Edar UMK Pangan Olahan

(16)

Coaching clinic Usaha Kecil dan

Mikro (UKM)

Simplifikasi

persyaratan izin

usaha bagi UMKM (IUMK/SKDU)

Sesuai PP 32/2017 biaya registrasi

oleh industri mikro dan kecil 50%

dari tarif normal

Registrasi pangan olahan risiko rendah

dan sangat rendah melalui notifikasi

dan

tidak dipersyaratkan hasil analisa

Pemeriksanaan sarana dalam rangka

Pemenuhan CPPOB untuk UMKM

difokuskan pada pelaksanaan

hygiene sanitasi

Balai POM dapat melakukan sampling

& uji produk UMKM sesuai kriteria, dan

dokumen dapat digunakan untuk registrasi

Pengujian sesuai persyaratan produk, perhatikan

jenis uji dan satuan yang dipersyaratkan

Sebagian besar UMKM

termasuk dalam kelompok tsb

(17)

DUKUNGAN GERAKAN NASIONAL BANGGA BUATAN INDONESIA

SUBSITE ISTANA UMKM

(18)

Dukungan Hilirisasi Hasil Riset di Bidang Pangan Olahan

(produk kelautan dan perikanan)

N o.

Periset/ Inovator Informan

Bahan Definisi Status Gambar

1 PT. Garam (BUMN)

Cairan Nigari Ekstrak air laut yang mengandung mineral mikro seperti Magnesium, Kalium, Besi, Kalsium, Boron, Selenium, dan Zinc. Kandungan utama dari nigarin adalah magnesium klorida.

Fungsi: Flokulan untuk membentuk tahu menjadi lebih kompak dan tidak mudah hancur.

Telah diizinkan dan tercantum dalam PerBPOM No 28 Tahun 2019 tentang Bahan Penolong dalam Proses Pengolahan Pangan

2. Dr.rer.nat Ronny Martien (UGM)

Cairan Chitosan Larutan Chitosan merupakan cairan hasil formulasi dari serbuk chitosan (dari kulit udang/kepiting), larutan asam dan basa.

Fungsi: Pengawet untuk memperpanjang umur simpan produk pangan, antara lain tahu, bakso, dan mie basah

Proses Standardisasi 3 Prof. Trijunianto Moniharapon (Univ. Pattimura) Bubuk buah Atung (Parinarium Glaberimum Hassk)

Atung adalah tanaman hutan tropis yang tumbuh di Kawasan Timur Indonesia. Biji atung dalam bentuk bubuk telah turun temurun dimanfaatkan oleh masyarakat lokal sebagai kondimen/pelengkap makanan.

Fungsi: Pengawet untuk memperpanjang umur simpan ikan segar

Proses Standardisasi

(19)

AKTIVITAS BPOM

DALAM CODEX

ALIMENTARIUS

(20)

MIRROR COMMITTEE BPOM

CCCF

Codex Committee on

Contaminant in Foods

CCFA

Codex Committee on

Food Additives

CCFL

Codex Committee on

Food Labelling

CCNFSDU

Codex Committee on

Nutrition and

Foods for Special Dietary

Uses

(21)

PENYELENGGARAAN SIDANG CODEX

BADAN POM

dengan didukung instansi terkait lainnya telah mendapat kepercayaan dari Codex untuk

menyelenggarakan 2 kali Sidang Codex

Sidang Codex Committee on Contaminants in Foods

tahun 2019

Sidang Codex Committee on Nutrition and Foods

for Special Uses tahun 2014

(22)

PEMANFAATAN

STANDAR CODEX DALAM

PENYUSUNAN

REGULASI DI BIDANG

(23)

Peranan Standar Codex di Indonesia

Sebagai referensi perdagangan

internasional

Sebagai referensi harmonisasi

standar pangan ASEAN

Sebagai referensi penyusunan

regulasi nasional

(24)

PENERAPAN CODEX dalam PENETAPAN REGULASI NASIONAL

Adapting Codex Standard 192 –1995 (Food divided into 16

categories)

(25)

PENERAPAN CODEX dalam PENETAPAN REGULASI NASIONAL

Pengkategorian pangan olahan pada Peraturan BPOM No 34 Tahun 2019 mengacu pada ketentuan standar Codex

GENERAL STANDARD FOR FOOD ADDITIVES

CODEX STAN 192-1995 amanded 2019

PERATURAN BPOM NO 34 TAHUN 2019

TENTANG KATEGORI PANGAN

09.0 Ikan dan Produk Perikanan Termasuk Moluska, Krustase dan Ekinodermata 09.1 Ikan dan Produk Perikanan Segar, Termasuk Moluska, Krustase, Ekinodermata 09.1.1 Ikan Segar

09.1.2 Moluska, Krustase, dan Ekinodermata Segar

09.2 Ikan dan Produk Perikanan Lainnya Termasuk Moluska, Krustase, dan Ekinodermata, yang Telah Mengalami Pengolahan

09.2.1 Ikan, Filet Ikan, dan Produk Perikanan Termasuk Moluska, Krustase, dan Ekinodermata yang Dibekukan

09.2.2 Ikan, Filet Ikan dan Hasil Perikanan Termasuk Moluska, Krustase, dan Ekinodermata Berlapis Tepung yang Dibekukan

09.2.3 Produk Hancuran Ikan (Minced) dengan Krim, termasuk Moluska, Krustase, dan Ekinodermata yang Dibekukan

09.2.4 Ikan dan Produk Perikanan Termasuk Moluska, Krustase, dan Ekinodermata yang Dimasak dan/atau Digoreng

09.2.4.1 Ikan dan Produk Ikan yang Telah Dimasak

09.2.5 Ikan dan Produk Perikanan Termasuk Moluska, Krustase dan Ekinodermata yang Diasap, Dikeringkan, Difermentasi, dan/atau Digarami

09.3 Ikan dan Produk Perikanan Termasuk Moluska, Krustase dan Ekinodermata yang Semi Awet 09.3.1 Ikan dan Produk Perikanan Termasuk Moluska, Krustase, dan Ekinodermata yang Direndam

Dalam Bumbu (Marinasi) dan/atau Di Dalam Jelly

09.3.2 kan dan Produk Perikanan Termasuk Moluska, Krustase, dan Ekinodermata yang Diolah Menjadi Pikel dan/atau Direndam Dalam Larutan Garam

(26)

Jenis BTP PerBPOM 11/2019 Codex 192-1995

Asam laktat (Lactic acid)

INS : 270

Golongan: Pengatur Keasaman

09.2.5 Ikan dan Produk Perikanan Termasuk Moluska, Krustase dan Ekinodermata yang Diasap, Dikeringkan, Difermentasi dengan atau Tanpa Garam

Batas Maksimal: CPPB

09.2.5 Smoked, dried, fermented, and/or salted fish and fish products, including mollusks,

crustaceans, and echinoderms

Max Level: GMP Asam sorbat (Sorbic acid)

INS : 200

Golongan: Pengawet

09.3 Ikan dan Produk Perikanan Termasuk

Moluska, Krustase dan Ekinodermata yang Semi Awet

Batas Maksimal: 1000 mg/kg

09.3 Semi-preserved fish and fish products,

including mollusks, crustaceans, and echinoderms

Max Level: 1000 mg/kg Asesulfam-K (Acesulfame

potassium)

INS : 950

Golongan: Pemanis (Buatan)

09.4 Ikan dan Produk Perikanan Awet, Meliputi Ikan dan Produk Perikanan yang Dikalengkan atau Difermentasi, Termasuk Moluska, Krustase dan Ekinodermata

Batas Maksimal: 200 mg/kg

09.4 Fully preserved, including canned or fermented fish and fish products, including mollusks, crustaceans, and echinoderms

Max Level: 200 mg/kg Beta-karoten (sayuran) CI.

No. 75130 [Beta-carotenes (vegetable)]

INS : 160a(ii)

Golongan: Pewarna (Alami)

09.2.3 Hancuran (Minced) dan Sari (Cream) Ikan Termasuk Moluska, Krustase dan Ekinodermata yang Dibekukan

Batas Maksimal: 1000 mg/kg

(Sebagai glazing, coating dan dekorasi)

09.2.3 Frozen minced and creamed fish products, including mollusks, crustaceans, and echinoderms

Max Level: 1000 mg/kg

(For use in glaze, coatings or decorations for fruit, vegetables, meat or fish only)

Beberapa Standar Bahan Tambahan Pangan pada Peraturan BPOM yang Sejalan dengan

Standar Codex untuk Kategori 09.0

(27)

Jenis BTP PerBPOM 11/2019 Codex 192-1995

Gom guar (Guar gum)

INS : 412

Golongan: Pengemulsi

09.2.5 Ikan dan Produk Perikanan Termasuk Moluska, Krustase dan Ekinodermata yang Diasap, Dikeringkan, Difermentasi dengan atau Tanpa Garam

Batas Maksimal: CPPB

09.2.5 Smoked, dried, fermented, and/or salted fish and fish products, including mollusks,

crustaceans, and echinoderms

Max Level: GMP Kalium sorbat (Potassium

sorbate)

INS : 202

Golongan: Pengawet

09.3 Ikan dan Produk Perikanan Termasuk

Moluska, Krustase dan Ekinodermata yang Semi Awet

Batas Maksimal: 1000 mg/kg

09.3 Semi-preserved fish and fish products,

including mollusks, crustaceans, and echinoderms

Max Level: 1000 mg/kg Kalsium karbonat (Calcium

carbonate)

INS : 170(i)

Golongan: Antikempal

09.4 Ikan dan Produk Perikanan Awet, Meliputi Ikan dan Produk Perikanan yang Dikalengkan atau Difermentasi, Termasuk Moluska, Krustase dan Ekinodermata

Batas Maksimal: CPPB

09.4 Fully preserved, including canned or fermented fish and fish products, including mollusks, crustaceans, and echinoderms

Max Level: GMP Kalsium alginat (Calcium

alginate)

INS : 404

Golongan: Antibuih

09.2.1 Ikan, Filet Ikan dan Produk Perikanan Meliputi Moluska, Krustase dan Ekinodermata yang Dibekukan

Batas Maksimal: CPPB

09.2.1 Frozen fish, fish fillets, and fish products, including mollusks, crustaceans, and echinoderms

Max Level: GMP

Beberapa Standar Bahan Tambahan Pangan pada Peraturan BPOM yang Sejalan dengan

Standar Codex untuk Kategori 09.0

(28)

PENERAPAN CODEX dalam PENETAPAN REGULASI NASIONAL

Peraturan Badan POM Nomor 1 tahun 2018 mengatur tentang Pengawasan Pangan Olahan

untuk Keperluan Gizi Khusus, salah satunya mengatur mengenai Formula Pertumbuhan.

Peraturan ini mengacu pada Codex Standard for Follow-up Formula (Codex Stan 156-1987

(29)

PENUTUP

04

1.

Indonesia

mendukung

percepatan

pencapaian SDGs. Hal ini sejalan dengan

komitmen Codex

2.

Badan

POM

berkomitmen

mendukung

penerapan

Sistem

Jaminan

Keamanan

Pangan dan Mutu Pangan melalui berbagai

langkah dan inovasi

3.

Standar

Codex

di

Indonesia

digunakan

sebagai referensi

penyusunan regulasi

nasional

serta

mendukung

perdagangan

(30)

Referensi

Dokumen terkait

Dari penjelasan logis di atas, dapat disimpulkan kompetensi guru tidak signifikan dalam memperkuat hubungan antara budaya organisasi dengan kinerja guru Yayasan

diperoleh dengan menggunakan kuisioner format skala Likert dan uji validitas dan reliabilitas. Penyebaran kuisioner dilakukan dengan mengunjungi rumah sakit tersebut. Kuisioner

Dari hasil analisis terhadap kecambah normal di- ketahui bahwa metode pengujian yang diterapkan di lima laboratorium, yaitu menggunakan substrat tidak baku (kertas merang dan

Jika Anda biasa menggunakan beragam jenis kertas, gulungan dapat diganti dengan lebih cepat jika Anda telah memasukkan beragam jenis kertas ke gulungan pada penggulung yang

yang pertama dilakukan dalam media udara, sehingga hasil pencitraan planar yang pertama dapat digunakan untuk penentuan faktor kalibrasi kamera gamma Mediso

A Simple Electronic Spark Module (SESM) to control the ignition timing for bi-fuel engine could produce better engine performance in the two modes of fuel,

Astin Nugraheni (2006 ) dalam skripsinya yang berjudul “Konflik Batin Tokoh Zaza dalam Novel Azalea Jingga Karya Naning Pranoto: Tinjauan Psikologi Sastra”. Hasil Penelitian

“Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri atas antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Analisis Mengenai