• Tidak ada hasil yang ditemukan

Redesain InteriorMuseum Kanker Indonesia Pada Bangunan Cagar Budaya di Yayasan Kanker Wisnuwardhana Surabaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Redesain InteriorMuseum Kanker Indonesia Pada Bangunan Cagar Budaya di Yayasan Kanker Wisnuwardhana Surabaya"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

REDESAIN INTERIOR MUSEUM KANKER

INDONESIA PADA BANGUNAN CAGAR BUDAYA DI

YAYASAN KANKER WISNUWARDHANA

SURABAYA

PERANCANGAN

Ima Rochmatul ‘Ainia NIM 141 0088 123

PROGRAM STUDI S-1 DESAIN INTERIOR JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

2018

(2)

i

REDESAIN INTERIOR MUSEUM KANKER

INDONESIA PADA BANGUNAN CAGAR BUDAYA DI

YAYASAN KANKER WISNUWARDHANA

SURABAYA

PERANCANGAN

Ima Rochmatul ‘Ainia NIM 141 0088 123

Tugas Akhir ini diajukan kepada Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana S-1 dalam bidang Desain Interior

2018

(3)

ii

REDESAIN INTERIOR MUSEUM KANKER INDONESIA PADA BANGUNAN CAGAR BUDAYA DI YAYASAN KANKER

WISNUWARDHANA, SURABAYA ABSTRAK

Perkembangan Kota Surabaya dapat dibilang maju pesat, mulai dari pembangunan taman kota, pendidikan, hingga sarana kesehatan. Pembangunan sarana kesehatan diperlukan untuk memfasilitasi penduduk dengan pelayanan yang baik. Pada era sekarang beberapa penyakit perlu penanganan khusus seperti jantung, diabetes, AIDS, HIV hingga kanker. Kanker merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Sel – sel kanker yang diambil dari operasi ada yang diawetkan untuk bahan edukasi di museum.

Museum Kanker Indonesia merupakan salah satu museum yang menyajikan edukasi kanker yang dinaungi Yayasan Kanker Wisnuwardhana. Museum Kanker Indonesia merupakan merupakan museum pertama yang menyajikan koleksi kanker, sehingga desain interior museum harus yang informatif, inspiratif dan interaktif dengan memaksimalkan ruang walaupun pada bangunan cagar budaya.

Tujuan desain interior museum yaitu diharapkan pengunjung mengenal dan memahami apa yang dimaksud kanker, jenis – jenis kanker, cara mendeteksi dan penanganannya namun tetap menjaga warisan budaya. Pola perancangan mengacu pada metode Rosmary Kilmer, dengan gaya kolonial dan tema storyline pameran yaitu aku paham kanker. Serta konsep perancangan interior yaitu “Do It, Understand” dengan menghadirkan informasi yang lengkap dan interaktif sehingga pengunjung yang keluar merasa terinspirasi serta bisa bersikap seperti apa ketika terkena kanker atau sanak saudara yang terkena kanker.

Kata Kunci : Kanker, Cagar Budaya, Museum, Interior, Wisnuwardhana

(4)

iii

REDESIGN THE INTERIOR OF INDONESIA CANCER MUSEUM IN THE CULTURAL HERITAGE BUILDING IN CANCER FOUNDATION

OF WISNUWARDHANA, SURABAYA ABSTRACT

Surabaya City Development can be spelled out rapidly, ranging from the development of city parks, education, to health facilities. The development of health facilities is needed to facilitate the population with good service. In the present era some diseases need special handling like heart, diabetes, AIDS, HIV to cancer. Cancer is one of the leading causes of death in Indonesia. Cancer cells taken from surgery are preserved for educational materials in the museum.

Museum of Cancer Indonesia is one of the museums that provide cancer education which is sheltered by Wisnuwardhana Cancer Foundation. The Museum of Cancer Indonesia is the first museum to present a collection of cancers, so the interior design of the museum should be informative, inspirational and interactive by maximizing space even in cultural heritage buildings.

The purpose of the museum's interior design is expected visitors to know and understand what is meant by cancer, the types of cancer, how to detect and handle it while still maintaining cultural heritage. Design pattern refers to Rosmary Kilmer method, with colonial style and exhibition storyline theme that I understand cancer. As well as the concept of interior design is "Do It, Understand" by presenting a complete and interactive information so that visitors who come out feel inspired and can behave like when exposed to cancer or relatives affected by cancer.

Keywords: Cancer, Cultural Heritage, Museum, Interior, Wisnuwardhana

(5)

Scanned by CamScanner

(6)

v

PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan karunianya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini, yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan Desain Interior, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Penulis menyadari dalam penyelesaian dan penyusunan Tugas Akhir ini masih terdapat kekurangan. Kesadaran itulah, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi menyempurnakan laporan Tugas Akhir.

Dalam penyusunan laporan kerja profesi, penulis dibantu oleh berbagai pihak yang berkontribusi dalam proses pengumpulan data. Penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan kerja profesi, pihak tersebut diantaranya : 1. Allah SWT yang Maha Rahman dan Rahiim serta berbagai kemudahan yang

telah diberikan oleh-Nya.

2. Dosen pembimbing dan dosen yang membimbing serta memberi masukan dalam penyusunan.

3. Keluarga yang telah memberikan motivasi, materi dan fasilitas untuk menunjang proses belajar.

4. Teman – teman desain interior angkata 2014.

Akhir kata, penulis berharap agar laporan kerja prfesi dapat bermanfaat serta dapat menambah wawasan dan ilmu bagi penulis dan pembaca.

Yogyakarta, 27 Juni 2018 Penulis

Ima Rochmatul ‘ Ainia

(7)

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK………...…ii

ABSTRACT………iii

HALAMAN PENGESAHAN. ... iiv

PRAKATA ... v

DAFTAR ISI..……….vi

DAFTAR GAMBAR ………...ix

DAFTAR TABEL ………...….xiii

BAB 1 ... 1 PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Metode Desain ... 3 BAB II ... 7 PRA DESAIN ... 7 A. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Tinjauan Pustaka tentang Objek ... 7

2. Tinjauan Pustaka Khusus ... 19

B. Program Desain ... 22

1. Tujuan Desain ... 22

2. Fokus / Sasaran Desain ... 22

3. Data ... 22

4. Daftar Kebutuhan Klien ... 50

BAB III ... 53

PERMASALAHAN DESAIN ... 53

(8)

vii

A. Pernyataan Masalah ... 53

B. Ide Solusi Desain ... 54

1. Konsep Perancangan ... 54

2. Solusi Permasalahan Desain ... 56

BAB IV……… 67 PENGEMBANGAN DESAIN………..67 A. Alternatif Desain ... 67 B. Evaluasi ... 96 C. Hasil Desain ... 98 BAB V………..115 PENUTUP………115 A. Kesimpulan ... 115 B. Saran ... 116 DAFTAR PUSTAKA……..………... 117 LAMPIRAN A. Hasil Survey

1. Surat Izin Survey

B. Proses Pengembangan Desain 1. Sketsa -sketsa alternatif desain C. Presentsi Desain / Publikasi/Pameran

1. Rendering Bird Eye View

2. Foto - foto maket ruangn terpilih / desain unggulan

3. Animasi /Aplikasi 360/Waltrough dalam bentuk alamat online/CD 4. Skema Bahan dan Warna

5. Poster Persentasi & Leaflet Persentasi D. Gambar Kerja

1. Layout & Rencana Lantai

(9)

viii

2. Rencana Palfon, Pencahayaan & ME 3. Tampak Potongan

4. Furniture Custom

5. Detail Elemen Khusus

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Proses Desain ………...3

Gambar 2. 1 Display Karya Seni ………...13

Gambar 2. 2 Pergerakan Kepala Dalam Bidang Horizontal………..14

Gambar 2. 3 Daerah Visual Dalam Bidang Horizontal ……….14

Gambar 2. 4 Pergerakan Kepala Dalam Bidang Vertikal ……….15

Gambar 2. 5 Daerah Visual Dalam Bidang Vertikal ……….15

Gambar 2. 6 Vitrine Ganda Dan Vitirine Tunggal ………16

Gambar 2. 7 Patokan Ukuran Vitrine……….17

Gambar 2. 8 Lokasi Museum Kanker Indonesia………23

Gambar 2. 9 Fasad Bangunan Museum Kanker Indonesia………24

Gambar 2. 10 Denah Sirkulasi Masuk Pengunjung Dan Pasien…...……….25

Gambar 2. 11 Zoning Koleksi Museum ………26

Gambar 2. 12 Ruang Pamer Sekaligus Ruang Tunggu Paisen………..27

Gambar 2. 13 Ruang Pamer Jaringan Kanker………27

Gambar 2. 14 Alat Medis Mikroskop Yang Dipamerkan………..28

Gambar 2. 15 Area Display Sejarah Kanker Bulan Februari………...…..28

Gambar 2. 16 Area Display Sejarah Kanker Bulan Oktober……….29

Gambar 2. 17 Jaringan Kanker Yang Di Display Bersama Keterangan ………...29

Gambar 2. 18 Taman Toga Museum Kanker Indonesia ………...30

Gambar 2. 19 Taman Toga Museum Kanker Indonseia ………...…30

Gambar 2. 20 Taman Toga Museum Kanker Indonesia ………...30

Gambar 2. 21 Fasad Bangunan Museum kanker Indonesia ………..31

Gambar 2. 22 Pintu Di Museum Kanker Indonesia ………..32

Gambar 2. 23 Bentuk Jendela Di Museum Kanker Indonesia ………..33

Gambar 2. 24 Jendela Krapyak Di Museum Kanker Indonesia……….33

(11)

x

Gambar 2. 25 Lantai Marmer Di Museum Kanker Indonesia ………...34

Gambar 2. 26 Lantai Tegel Kunci Di Museum Kanker Indonesia ………35

Gambar 2. 27 Langit – Langit Lobi Museum Kanker Indonesia ………..36

Gambar 2. 28 Langit – Langit Ruang Pamer Museum Kanker Indonesia ………37

Gambar 2. 29 Pengisi Ruang Pada Lobi Museum Kanker Indonesia …………...38

Gambar 2. 30 Pengisi Ruang Area Pengunjung Museum Pada Lobi ………39

Gambar 2. 31 Ruang Tunggu Pengunjung PD3K ……….………39

Gambar 2. 32 Ruang Pamer Museum Kanker Indonesia ………..40

Gambar 2. 33 Sudut Pandang Dan Jarak Pandang ………40

Gambar 2. 34 Tinggi / Luas Dan Jarak ……….41

Gambar 2. 35 Ruang PD3K Dan Konsultasi ……….41

Gambar 2. 36 Ruang Pamer 2D, Berisi Informasi Sejarah Kanker ………...42

Gambar 2. 37 Ruang Pamer 7 Upaya Penanggulangan Kanker ………43

Gambar 2. 38 Area Pamer Tanaman Toga ………43

Gambar 2. 39 Penghawaan Area Lobi ………..44

Gambar 2. 40 Memasang Penerangan Dengan Penerangan Yang Alami …….…46

Gambar 2. 41 Karakter Dari Museum Historis Yang Alami ……….46

Gambar 2. 42 Lampu Spot Untuk Koleksi ………47

Gambar 2. 43 Ornamen Pada Fasad Bangunan ……….49

Gambar 3. 1 Tema Hari Kanker Sedunia Tahun 2016 – 2018 ………..54

Gambar 3. 2 Museum Gedung Sate ………..55

Gambar 3. 3 Warna Logo Museum Kanker ………..56

Gambar 4. 1 StoryLine ... 67

Gambar 4. 2 Mood Board Perancangan ... 69

Gambar 4. 3 Referensi Penerapan Role Play ... 70

Gambar 4. 4 Koleksi Interaktif... 70

Gambar 4. 5 Koleksi Interaktif... 71

Gambar 4. 6 Koleksi Interaktif Untuk Tanaman Toga ... 71

(12)

xi

Gambar 4. 7 Koleksi Interaktif Untuk Tanaman Toga ... 72

Gambar 4. 8 Media Interaktif Untuk 7 Upaya Kanker ... 72

Gambar 4. 9 Media Interaktif untuk Motivasi ... 73

Gambar 4. 10 Material Scheme ... 77

Gambar 4. 11 Material Lantai Alternatif 1... 78

Gambar 4. 12 Material Lantai Alternatif 2... 78

Gambar 4. 13 Material Dinding ... 79

Gambar 4. 14 Material Plafond ... 80

Gambar 4. 15 Stilasi Logo Musseum Kanker Indonesia... 81

Gambar 4. 16 Elemen Dekoratif ... 81

Gambar 4. 17 Diagram Matrix Alternatif 1 ... 83

Gambar 4. 18 Diagram matriks alternatif 2 ... 84

Gambar 4. 19 Diagram Bubble Alternatif 1 ... 85

Gambar 4. 20 Diagram Bubble alternative 2 ... 86

Gambar 4. 21 Zoning Alternatif 1 ... 87

Gambar 4. 22 Zoning Alternatif 2 ... 88

Gambar 4. 23 Layout Alternatif 1 ... 89

Gambar 4. 24 Layout Alternatif 2 ... 90

Gambar 4. 25 Rencana Lantai Alternatif 1 ... 91

Gambar 4. 26 Rencana Lantai Alternatif 2 ... 92

Gambar 4. 27 Rencana Plafond ... 93

Gambar 4. 28 Alternatif Furnitur Pabrikan (Trolly) Berdasarkan Bentuk ... 94

Gambar 4. 29 Alternatif Furnitur Pabrikan (Kursi Dokter) Berdasarkan Warna .. 94

Gambar 4. 30 Alternatif Furnitur Pabrik (Ginekologi Bed) Berdasarkan Fungsi . 95 Gambar 4. 31 Resepsionis Sebelum Didesain... 98

Gambar 4. 32 Resepsionis Museum Setelah Didesain ... 99

Gambar 4. 33 Ruang Pamer Praktik Laboratorium Dan Organ Sebelum Didesain ... 100

Gambar 4. 34 Ruang Pamer Praktik Laboratorium Dan Organ Sesudah Didesain ... 101

(13)

xii

Gambar 4. 35 Ruang Pamer Praktik Laboratorium Dan Organ Sesudah Didesain

... 102

Gambar 4. 36 Ruang Pamer Praktik ... 103

Gambar 4. 37 Ruang Pamer Sejarah Sebelum Didesain ... 104

Gambar 4. 38 Ruang Pamer Sejarah Kanker ... 105

Gambar 4. 39 Ruang Pamer 7 Upaya ... 106

Gambar 4. 40 Ruang Foto ... 107

Gambar 4. 41 Ruang Resepsionis PD3K Sebelum Didesain ... 108

Gambar 4. 42 Ruang Resepsinis PD3K Sesudah Didesain ... 109

Gambar 4. 43 Layout Museum Kanker Indonesia ... 110

Gambar 4. 44 Meja Resepsionis Museum Kanker Indonesia ... 111

Gambar 4. 45 Vitrine Koleksi Untuk Organ Kanker ... 111

Gambar 4. 46 Vitrine Alat Peraga Deteksi Dini Kanker Payudara ... 112

Gambar 4. 47 Meja Resepsionis PD3K... 112

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Daftar Kebutuhan Klien ………...50 Tabel 3. 1 Daftar Kebutuhan ……….64

(15)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kota Surabaya yang biasa disebut Kota Pahlawan merupakan salah satu kota terbesar no 2 di Indonesia setelah Jakarta. Disebut Kota Pahlawan karena sejarahnya yang sangat diperhitungkan dalam perjuangan Arek-Arek Surabaya

(pemuda-pemuda Surabaya) dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah.

Perkembangan Kota Surabaya dapat dibilang maju pesat, mulai dari pembangunan taman kota, pendidikan, hingga sarana kesehatan. Pembangunan sarana kesehatan diperlukan untuk memfasilitasi penduduk dengan pelayanan yang baik. Pada era sekarang beberapa penyakit perlu penanganan khusus seperti jantung, tumor, diabetes, AIDS, HIV hingga kanker.

Kanker merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh tidak normal (tumbuh sangat cepat dan tidak terkendali), menginfiltrasi / merembes, dan menekan jaringan tubuh sehingga mempengaruhi organ tubuh. Kanker ada bermacam-macam jenisnya, ada kanker paru-paru, kanker hati, kanker ginjal, kanker usus, kanker serviks sampai kanker payudara. Sel -sel kanker yang dioperasi dan diawetkan ada yang dijadikan bahan edukasi mulai dari pencegahan hingga penanganan. Salah satu museum yang menyajikan edukasi kanker dan contoh sel hingga organ kanker yang diawetkan yaitu Museum Kanker Indonesia.

Museum Kanker Indonesia adalah salah satu bentuk pengabdian masyarakat yang dinaungi Yayasan Kanker Wisnuwardharna. Museum Kanker Indonesia didirikan untuk menciptakan peluang meningkatkan awareness

(penyadar-tahunan) tentang serba-serbi upaya penanggulangan kanker dan upaya promotif dan prefentif, tempat pembelajaran, pendidikan dan pariwisata bagi masyarakat umum. Namun sangat disayangkan, seperti museum di

(16)

2

Indonesia lainnya, khususnya di Surabaya yang beberapa museum masih kurang komunikatif dalam menyampaikan informasi pada masyarakat umum.

Museum Kanker Indonesia memiliki banyak koleksi dan bermanfaat, namun kurang berkomunikasi terhadap pengunjung, sehingga informasi yang disiapkan penyelenggara kurang tersampaikan dengan baik. Penataan yang kurang tertata dan hanya diletakkan di lemari saja merupakan salah satu penyebabnya. Serta ruang tunggu pemeriksaan jadi satu dengan ruang koleksi museum yang menyebabkan pengunjung museum kurang leluasa menikmati koleksi. Kemudian informasi yang menarik berkaitan dengan sejarah kanker dan proses diagnosis hanya dicetak dan ditempelkan di dinding dengan seadanya tanpa penataan yang menarik, hal ini mengakibatkan kebosanan dan informasi yang penting dilewatkan oleh pengunjung.

Museum ini juga menyajikan hasil tanaman toga dari taman toga sendiri. Namun, taman toga kurang ditata dan dirawat sehingga terlihat bukan seperti taman. Dan hasil tanaman toga hanya diletakkan di dalam wadah bening yang berada dalam etalase kecil sehingga berkesan asal di letakkan dan akhirnya pengunjung tidak tertarik melihat karena hanya dianggap rempah – rempah biasa. Kemudian penataan café yang tidak tertata dan berkesan kumuh, padahal

café bagian dari Yayasan Kanker Wisnuwardharna yang notabennya di bidang kesehatan.

Dari ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa kurangnya dalam penataan koleksi, alat informasi dan membentuk suasana di museum sehingga informasi yang disampaikan kurang tersampaikan ke pengunjung, dan suasana yang ditampilkan berkesan seperti klinik yang memiliki koleksi. Perancangan interior dan tata kelola ruang Yayasan perlu dibantu oleh desainer interior. Desainer Interior berperan penting dalam meracang sirkulasi, bentuk komunikasi masa yang interaktif, dan membuat suasana museum seperti yang diterapkan museum luar negeri walaupun termasuk bangunan cagar budaya golongan C, sehingga pengunjung dapat merasakan ruang yang interaktif dan menarik.

(17)

3

B. Metode Desain

1. Proses Desain

(sumber : Designing Interior second edition, 2014 : 178)

Penulis menggunakan proses perancangan milik Rosmary Kilmer tahun 2014 pada perancangan kali ini. Dalam bukunya, disebutkan bahwa proses perancangan terdapat 2 bagian dalam desain yaitu, Analisa yang masuk kategori programming dan sintesa masuk dalam langkah designing. Programming merupakan penganalisaan permasalahan dari data fisik, non-fisik, literatur, data tambahan yang sudah dikumpulkan semua. Langkah selanjutnya yaitu tahap designing, data yang sudah dikumpulkan kemudian

FEEDBAC K FEE DBAC K 1 COMMIT 2 STATE 3 COLLECT 4 ANALYZE 5 IDEATE 6 CHOOSE 7 IMPLEMENT 8 EVALUATE AN ALYS SY NTHE

Gambar 1. 1 Proses Desain

(18)

4

di proses sintesa. Proses sintesa akan memunculkan solusi permasalahan dalam bentuk alternatif desain. Kemudian dari alternative desain akan dipilih satu desain yang paling banyak memecahkan masalah.

Proses desain akan melalui beberapa tahapan yang akan dikerjakan, yaitu : a. Commit adalah menerima atau berkomitmen terhadap masalah.

b. State adalah mendefinisikan masalah. c. Collect adalah mengumpulkan fakta.

d. Analyze adalah menganalisa masalah dan data yang telah terkumpulkan. e. Ideate adalah mengeluarkan ide dalam bentuk skematik dan konsep. f. Choose adalah memilih alternatif yang paling optimal dari ide-ide yang

ada.

g. Implement adalah melaksanakan penggambaran dalam bentuk pencitraan 2D dan 3D serta presentasi yang mendukung.

h. Evaluate adalah meninjau desain yang dihasilkan apakah sudah memecahkan masalah atau belum (Rosemary Kilmer, 2014 : 181 - 196).

2. Metode Desain

a. Metode Analisis (Pengumpulan Data dan Penelusuran Masalah)

Tahap pengumpulan data menggunakan metode yang diambil dari buku Designing Interior karya Rosemary dan Otie Kilmer.

Commit : Penulis tertarik pada tantangan kompleksitas pada obyek penjabaran kompleksitasnya yaitu pengguna ruang terdiri pasien dan non pasien. Museum Kanker Indonesia dibawah naungan Yayasan Wisnuwardhana, yang memfasilitasi museum untuk memamerkan koleksi-koleksinya. Langkah yang dilakukan untuk menerima permasalahan yaitu dengan prioritization yaitu membuat time schedule, daftar prioritas.

State : Penulis merangkum kompleksitas dalam bentuk kalimat permasalahan. Untuk mendapatkan satu kalimat penulis melakukan langkah perception list yaitu opini pengguna dan pendapat dari sudut pandang “bukan ahli” mengenai permasalahan yang ada.

(19)

5

Collect : mengumpulkan data fisik maupun data non fisik, serta mengumpulkan data literatur baik teori umum maupun teori khusus. Data diperoleh melalui survei ke Museum Kanker Indonesia, wawancara staff, observasi aktifitas pengguna ruang, mendokumentasikan situasi lapangan, observasi permasalahan yang ada, dan observasi inventaris furnitur. Menambahkan literatur dari buku, e-book dan website.

Analyze : pada tahap ini dimulailah Indentifikasi atara keadaan di lapangan dengan panduan standar yang ada di literatur ditambah dengan

brief client. Caranya dengan mengidentifikasi berdasarkan logika, etika dan estetika. Serta membuat daftar kebutuhan melalui bentuk diagram, seperti diagram matrix. Tahap ini akan memunculkan kedekatan, keterikatan, dan konsep besar.

b. Metode Sintesis (Pencarian Ide dan Pengembangan Desain)

Melakukan tahapan sesuai dengan buku Designing Interior second edition bahwa pada tahap pencarian ide /ideation terdiri dari dua fase, fase gambar / ilustrasi (drawing phase) merupakan skematik, dan pernyataan konsep (concept statement) merupakan bentuk verbal tulis.

Ideate : Tahap ini merupakan tahapan untuk memunculkan ide – ide / alternative untuk mencapai tujuan perancangan. Penulis menggunakan metode drawing phase yaitu membuat gambar diagram, plan, sketch

yang menunjang kebutuhan dan fungsi ruang. Diagram bisa berupa diagram bubble, kemudian dilanjutkan dengan block plan dan dilanjutkan dengan sketch mulai dari layout hingga detail – detail desain. Langkah – langkah tersebut dibuat dengan beberapa alternatif.

Choose : Pemilihan desain yang terbaik, mendekati jawaban permasalahan desain. Desain terpilih berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan.

Implement : Proses visualisasi akhir dilakukan melalui modeling 3D digital, gambar kerja, pembiyaan dan presentasi desain.

(20)

6

c. Metode Evaluasi (Pemilihan Desain)

Evaluate : Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah desain sudah memecahkan masalah. Teknik yang digunakan Self Analysis, Solicited Opinions, berkonsultasi dengan dosen dan Studio Critism,

mempertimbangkan pendapat teman.

Kriteria desain yang dijadikan evaluasi yaitu aspek : i) Fungsional

Form follow function, setiap desain memaksimalkan pada fungsinya.

ii) Ergonomis

Factor ergonomis menjadi penilaian penting karena dalam projek ini, pengguna ruang adalah kalangan dari pelajar SMP, SMA, Mahasiswa dan umum yang membutuhkan fasilitas yang lebih nyaman dan fleksibel, guna informasi bisa tersampaikan dengan baik. Serta baik pengurus dan pengunjung / pasien merasa nyaman walaupun tujuan mereka datang berbeda.

iii) Estetis

Nilai estetis, tentu relatif sesuai dengan apa yang diterima setiap orang. Namun dapat dicapai sesuai dengan standar sesuai dengan asas-asas interior. Tujuannya untuk mencipatkan keseimbangan, harmonisasi, rytme, perpaduan yang pas atara tema, gaya, hingga keseluruhan konsep. Sehingga hal yang ditampilkan sesuai dengan ekspetasi penulis.

Gambar

Tabel 2. 1 Daftar Kebutuhan Klien ……………………………………………...50  Tabel 3. 1 Daftar Kebutuhan …………………………………………………….64

Referensi

Dokumen terkait

Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia membantu ibu (pendamping) dalam menjalankan peran pada masa pengobatan, seperti: tempat tinggal sementara bagi para pasien yang

Gambar 5.14 Diagram Data Tingkat Stres Responden sesudah Diberikan Mindfulness Meditation di RW 3 Kelurahan Pacarkembang Surabaya dan Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa

Menghasilkan desain interior yang mampu memenuhi kebutuhan dasar museum bersangkutan dengan riset riset kedokteran yang sedang dilakukan, yaitu edukasi... Menghasilkan desain

Penerapan Storyline cerita rakyat suku Bajo pada Desain interior MIHIND (Museum Ikan Hiu Indonesia) tidak hanya berperansebagai penataan alur pengunjung (visitor’s

sehingga termotivasi meningkatkan status kesehatannya, (b) Membuat pasien kanker dan keluarga di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur agar lebih produktif

Ketidakberdayaan atau putus asa yang dialami oleh penderita kanker menurunkan kualitas hidupnya.Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor yang mempengaruhi kualitas

Sehingga dapat dilihat bahwa titik rawan dalam menjalankan program ini adalah tidak adanya evaluasi program yang dilaksanakan oleh Yayasan Kanker Indonesia Cabang

sehingga termotivasi meningkatkan status kesehatannya, (b) Membuat pasien kanker dan keluarga di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur agar lebih produktif