• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunikasi transendental penderita kanker di Yayasan Kanker Indonesia cabang Jawa Timur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Komunikasi transendental penderita kanker di Yayasan Kanker Indonesia cabang Jawa Timur."

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PENDERITA

KANKER DI YAYASAN KANKER INDONESIA

CABANG JAWA TIMUR

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu

Komunikasi (S.I.Kom)

Oleh :

Mashfiyatul Asmaai NIM. B06213026

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

JURUSAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Mashfiyatul Asmaai, B06213026 2017. Komunikasi Transendental Penderita Kanker di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur. Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata kunci : Komunikasi, Transendental, Penderita Kanker.

Penelitian ini membahas tentang tentang komunikasi transendental penderita kanker di Yayasan Kanker Indonesia Cabang jawa Timur. Segala hal yang dilakukan oleh penderita kanker dalam berkomunikasi dengan Tuhannya dikaji dalam penelitian ini. Masalah yang dijawab dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimana isi pesan komunikasi transendental yang disampaikan oleh penderita kanker di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur ? , 2) Bagaimana penggunaan mediakomunikasi transendental oleh penderita kanker di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur ? , Bagaimana model komunikasi transendental yang terjadi pada penderita kanker di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur ?.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subyek penelitian adalah RR, NH dan SA, yaitu penderita kanker yang rentang usianya antara 20 sampai dengan 40 tahun. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunnjukkan bahwa penderita kanker menyampaikan pesan tentang kematian beserta kehidupan setelahnya. Pesan-pesan tersebut disampaikan penderita kanker menggunakan media yang memanfaatkan ibadah dan juga aktivitas sosial yang dilakukan sehari-hari. Model komunikasi komunikasi transendental penderita kanker terjadi secara vertikal yaitu langsung kepada Allah dan juga secara horizontal yaitu menyamping kepada sesama makhluk Allah dengan memperhatikan esensi pesan yang tujuannya tetap kepada Allah.

(7)

DAFTAR ISI

Bagian Pembukaan

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 8

F. Definisi Konsep ... 10

a. Komunikasi Transendental ... 10

b. Penderita Kanker ... 12

G. Metode Penelitian ... 13

a. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 13

b. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian ... 14

c. Jenis dan Sumber Data ... 15

d. Tahapan Penelitian ... 17

e. Teknik Pengumpulan Data ... 19

f. Teknik Analisis Data ... 21

g. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 22

(8)

BAB II : KAJIAN TEORITIS A. Tinjauan Pustaka

1. Komunikasi Intrapersonal dan Kondisi Psikologis Penderita Kanker

... 26

2. Kanker Sebuah Penyakit yang Ditakuti ... 35

a) Pengertian Penyakit Kanker ... 36

b) Pertumbuhan Penyakit Kanker ... 37

c) Jenis dan gejala Penyakit kanker ... 38

d) Penentuan Stadium Kanker ... 42

e) Faktor Penyebab Penyakit Kanker ... 43

f) Pengobatan Penyakit Kanker ... 48

3. Komunikasi Transendental ... 51

a. Isi Pesan Komunikasi Transendental ... 53

b. Media Komunikasi Transendental ... 54

1) Shalat ... 55

2) Dzikir ... 57

3) Do’a ... 58

4) Sedekah ... 59

5) Silaturahim ... 60

c. Model Komunikasi Transendental ... 60

B. Kajian Teori 1. Hal-Hal yang Disampaikan Penderita Kanker kepada Tuhan ... 92

a. Minta Ampunan Kepada Allah SWT Atas Kesalahan yang Telah Lalu ... 92

b. Minta Kesembuhan Total untu Dirinya dan Penderita Kanker Lainnya ... 95

c. Jangan Ada Lagi Orang yang Sakit Kanker ... 97

d. Mati Bisa Datang Kapan Saja dan Di Mana Saja ... 98

e. Bekal Apa yang Dibawa Mati ... 100

f. Minta Diberi Tempat Di Surga ... 102

g. Bersyukur Mendapat Dukungan Keluarga ... 102

2. Alat Penderita Kanker Berkomunikasi dengan Tuhan ... 104

a. Suka Berjamaah ... 104

b. Berusaha Istiqomah Shalat Sunah ... 106

(9)

d. Berdzikir ... 109

e. Bersikap Ramah pada Orang Lain ... 110

f. Suka Membantu Orang Lain ... 111

g. Bersedekah ... 112

3. Proses Komunikasi Penderita Kanker dengan Tuhan ... 113

a. Langsung Kepada Allah ... 113

b. Melalui Orang Lain ... 114

BAB IV : INTERPRETASI HASIL PENELITIAN A. Analisis Data a) Kehidupan Setelah Kematian Menjadi Hal Utama dalam Pesan Komunikasi Transendental Penderita Kanker ... 116

b) Penderita Kanker Berkomunikasi dengan Tuhan Melalui Ibadah dan Aktivitas Sehari-Hari ... 118

c) Komunikasi Transendental Penderita Kanker Terjadi Secara Vertikal dan Horizontal ... 119

B. Konfirmasi dengan Teori Teori Interaksi Simbolik ... 122

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 127

B. Rekomendasi ... 128

Bagian Akhir ( Lampiran )

(10)

DAFTAR TABEL

(11)

DAFTAR BAGAN

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Kesehatan merupakan anugerah Tuhan dan merupakan hak asasi manusia yang dijamin dalam undang-undang. Hal ini karena kesehatan adalah investasi dalam upaya membangun bangsa yang mempunyai peranan besar dalam meningkatkan derajat hidup manusia. Selain itu kesehatan juga berpengaruh langsung pada produktifitas manusia itu sendiri. Masalah kesehatan secara global telah mengalami perubahan besar dalam 2 dekade terakhir, salah satunya adalah pergeseran pola penyakit dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular.

Saat ini penyakit tidak menular termasuk kanker menjadi masalah kesehatan utama di dunia. Berdasarkan data The International Agency for Research on Cancer (IARC) yang merupakan lembaga khusus kanker milik WHO tahun 2013 menunjukan bahwa insiden kejadian kanker meningkat dari 12,7 juta kasus pada tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus pada tahun 2012. Sedangkan jumlah kematian meningkat dari 7,6 juta orang pada tahun 2008 menjadi 8,2 juta pada tahun 2012. Menurut Kemenkes (2014) kanker penyebab kematian nomor 2 di dunia sebesar 13% setelah penyakit kardiovaskuler. Diperkirakan pada tahun 2030 insiden kanker mencapai 26 juta orang dan 17 juta diantaranya meninggal dunia.1

(13)

2

Di Indonesia sendiri berdasarkan data Riskesdas 2013 menunjukan bahwa prevalensi kanker mencapai 1,4 per 1.000 penduduk atau sekitar 330.000 orang. Sehingga diperkirakan ada 3.000.000 orang penduduk indonesia terkena kanker dan di Jawa Timur sendiri sebanyak 60.000 orang terkena kanker. Sedangkan di rumah singgah YKI Cabang Jatim tercatat selama tahun 2015 tercatat sebanyak 449 pasien kanker yang pernah tinggal disana.

Penyakit kanker dikenal sebagai penyakit amat ditakuti bukan hanya karena penyebab kematian tetapi juga karena menyebabkan penderitaan panjang bagi penderita, kecacatan dan membutuhkan biaya termahal untuk pengobatannya. Setiap manusia akan mengalami shock akibat mendengar kabar bahwa dirinya atau keluarganya terkena penyakit kanker. Karena itu setiap penderita kanker akan mengalami masalah atau penderitaan baik itu fisik, psikologis,sosial, kultural maupun spritual.

Tingginya kasus kanker dan semakin banyaknya kasus baru dari kanker ini membuatnya menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan kematian utama di seluruh dunia. Penyebabnya pada berbagai negara pun bervariasi, ada karena faktor perkapita yang rendah, lingkungan yang kumuh, polusi yang berlebihan, dan lain sebagainya. Yang kesemuanya itu bermuara kepada sebuah pernyataan, bahwa kanker merupakan sebuah momok yang menakutkan bagi masyarakat.

(14)

3

bagaimana jika sudah terlanjur menderita sebuah penyakit ? apalagi penyakit tersebut merupakan salah satu penyakit berbahaya yang dapat menimbulkan penderitaan dan bahkan kematian. Meski di dunia ini tidak ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan karena Tuhan pasti menurunkan penyakit sepasang dengan obatnya, manusia masih harus berusaha dengan melakukan banyak penelitian untuk mendapat obat yang benar-benar sesuai dengan penyakit tersebut. Dalam hadis Nabi Muhammad SAW, dari sahabat Abu Hurairah dijelaskan :

ءافش هل لزنا اا ءاد ه لزنا ام

“Tidaklah Allah turunkan penyakit kecuali Allah turunkan pula obatnya”.

(HR. Bukhari)

(15)

4

mendalam antara manusia dan Tuhan akan mempermudah seseorang yang menderita penyakit dalam menjalani kehidupannya yang berbeda dengan manusia normal lainnya.

Pada dasarnya, kekuatan hati manusia itu terletak pada kedekatannya dengan Tuhan. Kedekatan itu dapat dicapai dengan cara beribadah. Ibadah merupakan salah satu aktivitas rohani yang bertujuan mendekatkan diri dengan Tuhan. Keberadaan manusia dunia ini tiada lain hanyalah untuk beribadah kepada Allah. Makna ibadah yang dimaksud tentu saja adalah pengertian ibadah yang benar-benar mendekatkan diri kepada Tuhan, bukan berarti hanya shalat, puasa, zakat, dan haji saja, tetapi ibadah dalam setiap aspek kehidupan manusia, baik itu Maghdah maupun Muamalah. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.2

Ibadah juga memiliki kaitan yang cukup erat dengan komunikasi. Komunikasi sangat penting peranannya bagi kehidupan sosial, budaya, politik dan pendidikan, karena komunikasi merupakan proses dinamik transaksional yang mempengaruhi perilaku, yang mana sumber dan penerimaannya sengaja menyandi (tocode) perilaku mereka untuk menghasilkan pesan yang mereka salurkan melalui suatu saluran (Channel) guna merangsang atau memperoleh sikap atau perilaku tertentu sebagai konsekuensi dari hubungan sosial.3 Konsekuensi lain manusia selain menjadi mahkluk sosial adalah komunikasi, dimana menurut Carl I. Hovland komunikasi adalah proses dimana seseorang

2(QS Adz Dzaariyaat:56)

3Deddy mulyana dkk, Komunikasi Antar Pribadi (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,1990) hlm.

(16)

5

menyampaikan perangsang yang berbentuk lambang-lambang dalam rangka untuk merubah perilaku seseorang atau orang lain.4 Ibadah manusia dengan

Tuhan juga merupakan salah satu bentuk komunikasi. Komunikasi yang melibatkan manusia dengan Tuhannya itulah yang disebut komunikasi transendental.5

Salah satu fenomena menarik yang berkenaan dengan penyakit kanker di Jawa Timur adalah adanya Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Jawa Timur. YKI Cabang Jawa Timur yang mempunyai rumah singgah sebagai tempat hunian sementara bagi pasien yang berasal dari luar kota dan luar pulau yang sedang menjalani pengobatan kanker di Surabaya. Kehidupan di rumah singgah sangat menarik karena dihuni oleh para penderita kanker dari berbagai daerah dengan kondisi sosial, ekonomi dan pendidikan serta usia yang berbeda pula. Sehingga pemahaman mereka terhadap penyakitnya dan pengobatan penyakitnya sangat beragam. Salah satu bentuk kegiatan untuk menguatkan sisi spiritual pasien adalah pengajian rutin bagi pasien yang beragama Islam setiap hari rabu. Kegiatan ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2013 sampai sekarang.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka judul dalam penelitian ini adalah “Komunikasi Transendental Penderita Kanker di

Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur”. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana penderita kanker melakukan komunikasi dengan Tuhan yang memberikan sakit kanker pada dirinya. Sehingga dapat

4Yoyon, mudjiono, Ilmu Komunikasi (Surabaya: Jaudar press, 2013)

5Deddy Mulyana, Nuansa-Nuansa Komunikasi; Meneropong Politik dan Budaya Komunikasi

(17)

6

menjadi motivasi untuk masyarakat supaya lebih mendekatkan diri kepada tuhan sebagai rasa syukur terhadap anugerah berupa kesehatan yang tidak dimiliki oleh penderita kanker.

B. Fokus Penelitian

a. Bagaimana isi pesan komunikasi transendental yang disampaikan oleh penderita kanker di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur ? b. Bagaimana penggunaan media komunikasi transendental oleh penderita

kanker di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur ?

c. Bagaimana model komunikasi transendentalyang terjadi pada penderita kanker di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur ?

C. Tujuan Penelitian

Bertitik tolak pada fokus penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui isi pesan komunikasi transendental yang disampaikan oleh penderita kanker di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur. b. Untuk mengetahui penggunaan media komunikasi transendental oleh

penderita kanker di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur. c. Untuk mengetahui model komunikasi transendental yang terjadi pada

(18)

7

transendental penderita kanker di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur.

D. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan dalam penelitian ini diharapkan berdaya guna sebagai berikut :

1. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan bisa menambah khasanah pengetahuan khususnya ilmu komunikasi dan diharapkan bisa menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya, bisa membantu dalam pengembangan penelitian tentang komunikasi.

2. Secara Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menciptakan serta menumbuhkan nilai-nilai transenden di kalangan masyarakat dalam membangun makna hidup untuk hakikat hidup yang sebenarnya, yaitu kembali kepada Yang Menciptakan.

(19)

8

E. Kajian Hasil Penelitian terdahulu

1. Penelitian dengan judul “Shalat sebagai Media Komunikasi Vertikal Transendental”. Jurnal Bimbingan Konseling Islam ini

merupakan hasil karya Edi Bachtiar yang diterbitkan pada Desember 2014. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan bahwa shalat merupakan media komunikasi vertikal transendental.

Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa shalat sebagai ibadah rutinitas harian akan merugi jika ibadah shalat rutin dilakukan setiap hari tapi esensinya terlupakan, yaitu terjalinnya komunikasi yang harmonis antara seorang hamba dan Sang Khalik. Langkah yang paling tepat agar komunikasi transendental melalui shalat bisa berhasil adalah dengan shalat secara khusyuk. Oleh karena itu perbedaan pada penelitian ini terletak pada fokus masalah penelitian, subyek, obyek serta pendekatan penelitian.

2. Penelitian yang dilakukan oleh 3 orang dari Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Universitas Islam Bandung, yang terdiri dari Vivi Yuliani, Bambang Saeful Ma’arif dan Parihat Kamil.

Judul penelitian ini yaitu “Studi Analisis Komunikasi Transendental

Ibadah Sholat dan Pemaknaannya dari Perspektif Verbal dan Non-Verbal (Kajian Perspektif Semiotika)”. Penelitian dengan pendekatan

(20)

9

ibadah shalat baik yang bersifat verbal dan non verbal dari perspektif semiotika.

Kesimpulan dan hasil penelitian ini menjelaskan bahwa komunikasi transendental yaitu komunikasi yang terjadi antara manusia dan Tuhan atau komunikasi spiritual, artinya komunikasi yang didasari oleh nilai-nilai agama. Bentuk-bentuk komunikasi transendental yang terdapat dalam ibadah shalat secara verbal dilihat dari perspektif semiotika: untuk melaksanakan komunikasi dengan seseorang yang penting saja harus menggunakan tata krama apalagi dengan Yang Maha Kuasa harus dengan etika yang sangat baik. Letak perbedaan dari penelitian itu yaitu mengenai fokus masalah penelitian, subyek, obyek serta pendekatan penelitian.

3. Penelitian dengan judul “Komunikasi Transendental Ayam Abu-Abu (Studi Etnografi Siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di Surabaya)” pada tahun 2013. Skripsi yang ditulis oleh mahasiswa Ilmu

(21)

10

Hasil penelitian ini mengungkapkan komunikasi interpersonal yang terjadi dalam lingkungan sosial ayam abu-abu sangat bervariatif sesuai dengan makna yang terkandung di lingkungan tersebut bagi mereka. Selain itu media komunikasi transendental yang dilakukan oleh ayam abu-abu , mereka anggap dapat menebus sedikit dosanya kepada Tuhan, sebab mereka telah menjalankan salah satu perintahnya meski tidak rutin. Ada beberapa persamaan denga penelitian ini dari segi teknik pengumpulan data. Namun mengenai fokus masalah, subyek, obyek serta pendekatan penelitian, perbedaan tetap ada pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

F. Definisi Konsep

Konsep merupakan unsur pokok dalam penelitian.6 Penentuan dan perincian konsep sangat penting untuk tujuan spesifikasi persoalan. Penegasan dari konsep yang dipilih perlu untuk menghindarkan salah pengertian tentang arti konsep yang digunakan. Dalam penelitian ini konsep yang terkait antara lain :

a. Komunikasi Transendental

Komunikasi transendental merupakan komunikasi antara manusia dengan Tuhan. Dalam kajian keislaman, komunikasi transendental bisa juga disebut komunikasi spiritual. Hal ini dikarenakan kajian-kajian filsafat Islam tentang dimensi transendental yang ada dalam diri manusia,

(22)

11

seperti qal, nasf, aql dan ruh lebih banyak membahas mengenai hubungan manusia dengan Penciptanya yaitu Allah SWT.

Pada dasarnya, komunikasi transendental juga dipengaruhi oleh kedekatan manusia dengan Tuhan. Dan kedekatan itu dapat dicapai dengan cara beribadah. Ibadah merupakan salah satu aktivitas rohani yang bertujuan mendekatkan diri dengan Tuhan. Penderita kanker memiliki berbagai cara dalam mendekatkan diri pada Allah SWT. Mulai dari percaya pada enam rukun iman dan melakukan lima rukun Islam, melakukan ibadah-ibadah wajib, seperti shalat lima waktu, puasa di Bulan Ramadlan, menunaikan zakat7, hingga ibadah-ibadah sunah seperti berdzikir, beribadah haji, infaq, shadaqah dll. Sesungguhnya saat melakukan shalat, manusia sedang melakukan komunikasi dengan Tuhan. Penderita kanker sebagai komunikator (pengirim pesan) dan Tuhan sebagai komunikan (penerima pesan).

Jadi dalam penelitian ini, komunikasi transendental merupakan proses penyampaian pesan dari penderita kanker kepada Tuhan, baik berupa kata-kata secara langsung maupun melaui tindakan yang orientasinya ditujukan kepada Tuhan. Baik melalui media sholat, puasa, doa, dzikir dan sebagainya. Dan juga membentuk model komunikasi transendental, baik vertikal maupun horizontal.

7Dewi Widowati, “Iman, Islam, Ihsan dalam Komunikasi Transendental”, jurnal Adzikra Vol. 01

(23)

12

b. Penderita Kanker

Manusia yang terkena penyakit kanker merupakan penderita kanker. Pengertian dari kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh terganggunya kontrol regulasi pertumbuhan sel-sel normal dalam tubuh. Kanker terjadi jika sel-sel dalam tubuh membelah diri secara tidak terkendali. Sel-sel abnormal tersebut dapat menyerang jaringan di dekatnya atau berpindah ke lokasi yang lebih jauh dengan cara memasuki aliran darah atau sistem limfatik.

Dunia medis sudah berhasil mendeteksi ratusan jenis kanker. Dalam dunia medis, urutan perkembangan kanker dikenal dengan istilah stadium. Stadium kanker adalah tahap perkembangan kanker menurut tingkatan penyebaran kanker di dalam tubuh. Kriteria untuk menentukan stadium kanker mengacu pada ukuran tumor, tingkat penetrasi jaringan, apakah telah menyerang organ-organ yang berdekatan dan berapa banyak getah bening yang terpengaruh. Beberapa jenis kanker memiliki stadium yang berbeda dengan yang lain. Oleh karena itu penderita kanker perlu melakukan tes lebih lanjut untuk mengetahui kondisi stadium kanker yang dideritanya.

(24)

13

G. Metode penelitian

Penelitian ini tersusun dengan kelengkapan ilmiah yaitu disebut metode penelitian, yaitu cara kerja penelitian sesuai dengan cabang cabang ilmu yang menjadi sasaran atau obyeknya.8 Metode penelitian dilakukan sebagai upaya agar penelitian tidak diragukan bobot kuaitasnya dan dapat di pertanggung jawabkan validitasnya secara ilmiah.

a. Pendekatan dan Jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi, dimana peneliti melakukan pengamatan dan berinteraksi dengan penderita kanker. Peneliti berusaha memahami bahasa dan tafsiran penderita kanker atas dunianya. Peneliti akan berusaha mengungkapkan dan memahami realitas penelitian berdasarkan perspektif penderita kanker. Sebagaimana tradisi studi fenomenologi yang umumnya menjelaskan makna pengalaman hidup sejumlah orangtentang suatu konsep atau gejala, penelitian ini juga berupaya mendeskripsikan pengalaman-pengalaman hidup penderita kanker, khususnya pengalaman-pengalaman dalam komunikasi transendental. Peneliti berusaha masuk kedalam dunia konseptual para penderita kanker, sehingga peneliti mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh penderita kanker dalam memaknai segala proses komunikasi transendental yang terjadi.

Penelitian ini juga menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan berdasarkan pada : data yang berwujud kata – kata dari penderita kanker

8Koencoroningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

(25)

14

maupun dari orang-orang yang hidup di sekitarnya dan bukan rangkaian angka. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin menggambarkan data empirik berupa komunikasi transendental penderita kanker secara mendalam, rinci dan tuntas.

b. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah pasien penderita kanker yang hidup di Yayasan Kanker Indonesia. Subyek penelitian dikhususkan pada penderita dengan usia pasangan muda, yaitu antara usia 20-40 tahun. Selain itu penelitian ini lebih mengkhususkan pada penderita kanker yang sudah stadium lanjut, yaitu stadium 3 atau 4. Jadi penderita kanker yang usianya antara 20-40 tahun dengan stadium lanjut di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur dalam penelitian ini adalah sebagai informan. Setelah melakukan survei, peneliti menetapkan RR, NH dan SA sebagai informan karena telah memenuhi kualifikasi yang ditetapkan oleh peneliti sebagai informan penelitian.

Obyek dalam penelitian yang berjudul “Komunikasi

(26)

15

obyek peneliti, sehingga memunculkan proses komunikasi transendental yang berbeda dengan manusia sehat pada umumnya.

Lokasi Penelitian ini terletak di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur, yang terletak di Jl. Mulyorejo Indah I No. 8 Surabaya. Yayasan Kanker Indonesia adalah organisasi nirlaba yang bersifat sosial dan kemanusiaan di bidang kesehatan, khususnya dalam penanggulangan kanker. YKI memiliki tujuan untuk mengupayakan penanggulangan kanker dengan menyelenggarakan kegiatan di bidang promotif, preventif dan suportif. Jadi untuk bidang kuratif, pasien penderita kanker tetap menjalani pengobatan di Rumah Sakit.

Keberadaan YKI di Surabaya sangat membantu pasien penderita kanker yang berasal dari luar Surabaya. Mereka memiliki tempat tinggal yang benar-benar nyaman karena memang khusus ada untuk mereka. Pasien penderita kanker yang tinggal di YKI disarankan agar mengajak pendamping untuk tinggal bersama di YKI. Hal itu dikarenakan YKI tidak menyediakan pendamping untuk setiap pasien penderita kanker. Namun ada petugas yang siap 24 jam jika sewaktu-waktu pasien penderita kanker mengalami hal yang tidak terduga.

c. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini dibagi dalam bentuk kata-kata dan tindakan serta sumber data yang tertulis.9 Sedangkan sumber data dalam penelitian ini, disesuaikan dengan apa yang di konsepsikan oleh Lofland

9Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. 13 (Bandung: Remaja Rosdakarya,

(27)

16

dan Lofland, bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.Berikut ini akan peneliti jelaskan mengenai jenis-jenis data yang berbentuk kata-kata dan tindakan serta sumber data yang tertulis.

1) Kata kata dan tindakan

Kata-kata dan tindakan yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber utama. Sumber data utama dicatat melalui cacatan tertulis atau melalui perekaman video / audio tapes, pengambilan foto atau film. Segala apa yang dikatakan dan dilakukan oleh informan, yaitu penderita kanker merupakan sumber data utama bagi peneliti.

Ada dua macam data yang berbentuk kata-kata dan tindakan, yaitu data primer dan data sekunder. Sumber data primer langsung didapatkan peneliti dari penderita kanker sebagai informan utama. Sedangkan sumber data sekunder didapatkan peneliti dari orang-orang yang hidup di lingkungan penderita kanker.

2) Sumber Tertulis

(28)

17

pribadi dan dokumen resmi mengenai komunikasi transendental dan hal-hal seputar penderita kanker.10

d. Tahapan Penelitian

Tahap-tahap penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini ada dua, yaitu:

a) Tahap Pra Lapangan

i. Menyusun Rancangan Penelitian

Dalam konteks ini, peneliti terlebih dahulu membuat rumusan permasalahan yang akan dijadikan obyek penelitian, untuk kemudian membuat matrik usulan judul penelitian sebelum melaksanakan penelitian hingga membuat proposal penelitian. Peneliti mencari informasi seputar komunikasi transendental dan juga perihal penderita kanker.

ii. Memilih Lapangan Penelitian

Cara terbaik yang perlu ditempuh dalam penentuan lapangan penelitian ialah dengan jalan mempertimbangkan teori substantif, untuk melihat apakah terdapat kesesuaian dengan kenyataan yang berada di lapangan. Peneliti mencari tempat berkumpulnya para penderita kanker untuk memudahkan penelitian.

(29)

18

b) Tahap Lapangan

Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan kehidupan penderita kanker di Yayasan Kanker Indonesia. Data tersebut diperoleh dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan cara melihat dan ikut serta merasakan, setiap aktifitas yang dilakukan oleh penderita kanker dalam kesehariannya. c) Tahap Analisis Data

Tahap ketiga adalah menganalisis data yang diperoleh melalui observasi, dokumen maupun wawancara mendalam dengan informan (penderita kanker) di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur, kemudian dilakukan penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan yang diteliti, selanjutnya melakukan pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek sumber data yang didapat dan metode perolehan, sehingga data benar-benar valid sebagai dasar dan bahan untuk memberikan makna data yang merupakan proses penentuan dalam memahami konteks penelitian yang sedang diteliti.

d) Tahap Penulisan Laporan

(30)

19

e. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data adalah langkah yang amat penting dalam metode ilmiah, karena pada umumnya data yang dikumpulkan digunakan untuk menguji hipotesa yang sudah dirumuskan.11

Dalam penelitian ini, pengumpulan data akan dilakukan langsung oleh peneliti dalam situasi yang sesungguhnya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yang digunakan adalah data dokumentasi, wawancara mendalam yang berhubungan dengan data yang diperlukan dan observasi.

a) Observasi

Metode ini menggunakan pengamatan atau penginderaan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi, proses atau perilaku. Pengumpulan data dengan menggunakan alat indera dan diikuti dengan pencatatan secara sistematis terhadap gejala-gejala/fenomena yang diteliti.12 Peneliti juga melakukan observasi dengan hidup

bersama penderita kanker, sehingga peneliti benar-benar mengetahui keseharian penderita kanker secara langsung. Dengan begitu, hasil data yang diperoleh dapat akurat dibuktikan dengan dokumentasi yang juga dikumpulkan oleh peneliti.

11Moh. Nazir, Metode Penelitian, Cet. IV (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999), hlm. 211.

12Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Cet. 1 (Jakarta: Bumi Aksara, 1997),

(31)

20

b) Wawancara

Penggunaan wawancara mendalam (dept interview) dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data primer dari subyek penelitian. Peneliti melakukan wawancara langsung dengan informan penelitian, yaitu penderita kanker di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur. Selain itu, peneliti juga melakuka wawancara dengan keluarga atau orang-orang yang hidup di sekitar penderita kanker untuk mendapat data pendukung sesuai dengan kebutuhan penelitian.

c) Dokumentasi

Penggunaan data dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan data-data tentang berbagai hal yang berhubungan dengan aktifitas keseharian penderita kanker di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur. Lebih dikhususkan pada komunikasi transendental keseharian penderita kanker.

Teknik dokumentasi ini juga digunakan untuk mendapatkan informasi dan data-data sekunder yang berhubungan dengan fokus penelitian. Metode dokumentasi dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang mendukung analisis dan interpretasi data. Dokumentasi merupakan instrumen pengumpulan data yang sering dilakukan dalam berbagai metode pengumpulan data.13

(32)

21

f. Teknik Analisis Data

Tahap analisis data merupakan tahapan yang sangat menentukan aspek penelitian berhasil atau tidak, menurut Schaltz dan Straus tujuan penafsiran data ada tiga jenis, yaitu deskripsi semata mata, deskripsi kualitatif atau analitik, dan deskripsi subtantif. Penelitian ini bersifat deskripsi kualitatif yaitu berusaha menggambarkan dan menjelaskan perilaku dan interaksi penderita kanker dengan Tuhannya, analisis deskripsi kualitatif ini dilakukan dengan menggunakan model yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman, yaitu analisis interaktif. Dalam analisis ini, data yang diperoleh dilapangan disajikan dalam bentuk narasi. 14

Proses analisis datanya menggunakan tiga sub proses yang saling berhubungan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Melalui reduksi data yang meliputi pemadatan data, catatan dan rekaman lapangan diringkas dan disederhanakan, diberi tanda dan dikelompokkan. Data data tersebut kemudian dikumpulkan dalam bentuk gabungan, informasi dan ringkasan serta sinopsis tersetruktur dengan meggunakan teknik penalaran atau berfikir secara induktif dan deduktif. Langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi data, ini mencakup proses pemaknaan dan penafsiran data yang terkumpul.

14Matthew B. Mille dan A. Michael Huberman, Analisis data Kualitatif, terj, Tjeptjep Rohendi

(33)

22

g. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini, seperti yang dirumuskan ada tiga macam yaitu, antara lain :

1. Perpanjangan Keikutsertaan

Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan peneliti pada latar penelitian.15 Dalam konteks ini, upaya penggalian data atau informasi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, peneliti selalu ikut serta dalam kehidupan sehari-hari bersama informan utama (penderita kanker) dalam upaya menggali informasi yang berkaitan dengan fokus penelitian.

2. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan dilakukan dengan maksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang relevan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.16

Dalam konteks ini, sebelum mengambil pembahasan penelitian, peneliti telah melakukan pengamatan terlebih dahulu secara tekun dalam upaya menggali data atau informasi untuk di jadikan obyek penelitian, yang pada akhirnya peneliti menemukan permasalahan yang menarik untuk dibedah, yaitu masalah mengenai

(34)

23

komunikasi transendental yang terjadi dalam kehidupan penderita kanker di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur.

3. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Denzin (1978), membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyedik dan teori.17

Validitas dan objektivitas merupakan persoalan fundamental dalam kegiatan ilmiah. Agar data yang diperoleh peneliti memiliki validitas dan objektivitas yang tinggi, diperlukan beberapa persyaratan yang diperlukan. Berikut ini akan peneliti kemukakan metode yang digunakan untuk meningkatkan validitas dan objektivitas suatu penelitian, terutama dalam penelitian kualitatif.

Dalam konteks ini, upaya yang dilakukan oleh peneliti dalam pengecekan data yaitu dengan menggunakan sumber data, baik itu sumber data primer yang berupa hasil wawancara maupun sumber data sekunder yang berupa buku, majalah dan dokumen lainnya. Sedangkan metode atau cara yang digunakan dalam analisis data adalah metode analisis kualitatif. Artinya analisis kualitatif dilakukan dengan memanfaatkan data (kualitatif) dari hasil observasi

(35)

24

dan wawancara mendalam, dengan tujuan memberikan eksplanasi dan pemahaman yang lebih luas atas hasil data yang dikumpulkan. Dan kemudian peneliti melakukan langkah membandingkan atau mengkorelasikan hasil penelitian dengan teori yang telah ada. Hal itu dilakukan untuk mencari perbandingan atau hubungan antara hasil penelitian dengan teori yang telah ada.

H. Sistematika Pembahasan

Untuk lebih mempermudah pemahaman dalam pembahasan ini, berikut peneliti akan menjelaskan sistematika pembahasan yang terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari pembahasan mengenai Konteks Penelitian, Rumusan masalah dan Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kajian Hasil Penelitian Terdahulu, Definisi Konsep, Kerangka Pikir Penelitian, Metode Penelitian, Sistematika Pembahasan

BAB II KAJIAN TEORETIS

(36)

25

BAB III PENYAJIAN DATA

Bab ini terdiri dari pembahasan mengenai profil informan, lokasi penelitian, deskripsi data penelitian yaitu komunikasi transendental penderita kanker.

BAB IV ANALISIS DATA

Bab ini terdiri dari pembahasan mengenai temuan hasil penelitian dan pembahasan, yaitu cara berkomunikasi penderita kanker dengan Tuhan, pola komunikasi transendental, pesan yang disampaikan dalam komunikasi transendental dan media yang digunakan dalam komunikasi transendental.

BAB V PENUTUP

(37)

BAB II

KOMUNIKASI TRANSENDENTAL DAN PENDERITA KANKER

A. Tinjauan Pustaka

1. Komunikasi Intrapersonal dan Kondisi Psikologis Penderita Kanker

1) Komunikasi Intrapersonal

Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi dengan diri sendiri. Ini merupakan dialog internal dan bahkan dapat terjadi saat bersama dengan orang lain sekalipun. Pada komunikasi intrapersonal, individu mempelajari peran kognisi dalam perilaku kesehariannya. Dalam konteks ini biasanya dilakukan berulang- ulang daripada dengan komunikasi lainnya. Uniknya lagi, komunikasi intrapersonal memungkinkan individu untuk membayangkan, melamun, mempersepsikan dan memecahkan masalah dalam pikirannya.1

Komunikasi intrapersonal dapat menjadi pemicu individu untuk melakukan bentuk komunikasi yang lainnya. Pengetahuan mengenai diri sendiri melalui proses-proses psikologis seperti persepsi dan kesadaran (awareness) terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi.

Menurut Rakhmat, komunikasi intrapersonal adalah proses pengolahan informasi. Begitu juga yang dialami oleh penderita kanker. Proses ini melewati empat tahap: sensasi, persepsi, memori, dan

1 Richard West and Lynn. H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi, (Jakarta: Salemba Humanika,

(38)

27

berpikir. Dan tahap-tahap komunikasi intrapersonal penderita kanker yaitu:

a. Sensasi

Sensasi, yang berasal dari kata sense, berarti kemampuan yang dimiliki manusia untuk mencerap segala hal yang diinformasikan oleh panca indera. Informasi yang diserap oleh panca indera disebut stimuli yang kemudian melahirkan proses sensasi. Dengan demikian sensasi adalah proses menangkap stimuli.2

Pada suatu waktu individu dapat menerima berbagai macam stimulus yang berbeda. Agar stimulus dapat disadari oleh individu, maka stimulus harus cukup kuat. Bila stimulus yang diberikan tidak cukup kuat, sebesar apapun perhatian dari individu, stimulus tersebut tidak akan dapat disadari oleh individu yang bersangkutan.3

b. Persepsi

Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli ke-indera-an (sensory stimuli) sehingga manusia mendapatkan pengetahuan baru.4 Sensasi merupakan

2 Jalaluddin rakhmat, Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi, (Bandung: Remaja rosdakarya, 2009),

hlm. 49-50.

(39)

28

bagian dari persepsi, maka persepsi seperti juga sensasi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. Faktor lainnya yang memengaruhi persepsi yakni perhatian.

Dalam buku yang ditulis oleh Kenneth E. Andersen dijelaskan bahwa perhatian adalah proses mental ketika stimulus atau rangkaian menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimulus lainnya melemah. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan obyek. Sehingga perhatian menjadi salah satu syarat psikologis dalam individu yang mengadakan persepsi, yang merupakan langkah persiapan, yaitu adanya kesediaan individu untuk mengadakan persepsi.5

c. Memori

Memori memegang peranan penting dalam komunikasi intrapersonal untuk memengaruhi baik persepsi (dengan menyediakan kerangka rujukan) maupun berfikir. Memori adalah sistem yang sangat terstuktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya. Setiap stimuli datang, stimuli itu direkam sadar atau tidak. Kapasitas memori manusia, diciptakan sangat besar namun hanya sedikit orang yang mampu menggunakan memorinya sepenuhnya, bahkan Einstein

(40)

29

yang tercatat manusia paling genius baru mengoperasikan 15% dari memorinya.

Kerja memori melalui tiga proses :

a) Perekaman (encoding), pencatatan informasi melalui reseptor indera dan saraf internal baik disengaja maupun tidak disengaja.

b) Penyimpanan (storage), dalam fungsi ini, hasil dari persepsi/learning akan disimpan untuk ditimbulkan kembali suatu saat. Dalam proses belajar akan meninggalkan jejak-jejak (traces) dalam jiwa individu dan suatu saat akan ditimbulkan kembali (memory traces). Memori dapat hilang (peristiwa kelupaan) dan dapat pula berubah tidak seperti semula.

c) Pemanggilan (retrieval), mengingat lagi, menggunakan informasi yang disimpan. Dalam hal ini bisa ditempuh melalui dua cara yaitu to recall (mengingat kembali) dan to recognize (mengenal kembali).6

Memori atau mengingat menurut Kohnstam adalah “setiap ungkapan yang dikaitkan dan dimanifestasikan dalam dimensi waktu” artinya segala macam pekerjaan jiwa yang berhubung

-hubungan di dalam waktu. Ini berarti bahwa aktivitas mengingat itu selalu berhubungan dengan waktu, baik waktu lampau, waktu

(41)

30

sekarang, maupun waktu yang akan datang. Sementara menurut W. Stern mengingat adalah “tuntutan atau kaitan masa lampau dari pengalaman” atau hubungan pengalaman dengan masa

lampau. Ini berarti pengalaman yang lampau telah melekat dalam jiwa itu dapat ditimbulkan kembali pada waktu sekarang.7

d. Berfikir

Suatu proses yang memengaruhi penafsiran terhadap stimuli adalah berfikir. Berfikir akan melibatkan semua proses yang telah dijelaskan, yaitu: sensasi, berfikir, dan memori. Saat berfikir maka memerlukan penggunaan lambang, visual atau grafis. Tetapi untuk apa orang berfikir? Berfikir dilakukan untuk memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan, memecahkan persoalan, dan menghasilkan yang baru.

Secara garis besar ada dua macam berfikir, autuistic dan realistic. Dengan berfikir autistic orang melarikan diri dari kenyataan dan melihat hidup sebagai gambar-gambar fantasi. Terbalik dengan berfikir secara realistic yang bertujuan untuk menyesuaikan diri dengan dunia nyata. Berfikir realistic di bagi menjadi tiga macam, yaitu deduktif, induktif dan evaluatif.

2) Kondisi Psikologis Penderita Kanker

Individu yang baru saja didiagnosa penyakit kanker menunjukkan beragam respon psikologis dan emosional. Beberapa orang melihat

(42)

31

kanker sebagai kalimat kematian dan pengalaman mengalahkan proses berduka, sering kali menyerah. Beberapa orang yang lain dapat merasa bersalah karena meyakini kanker sebagai hukuman atas perilaku di masa lalu, seperti merokok, kebiasaan makan tidak sehat, atau menunda diagnosis. Individu dapat mengalami kemarahan, terutama jika merasa bahwa dirinya sudah mempraktikkan gaya hidup sehat. Ketakutan merupakan hal yang umum terjadi, takut akan efek terapi dan bahkan takut dengan kematian. Selain itu beberapa orang merasa terisolasi karena stigma kanker dan keyakinan lama bahwa akan terjadi penularan.8

Penderita kanker bukan saja mengalami sakit fisik, melainkan juga perubahan pada psikologi mereka. Berbagai perasaan tidak nyaman akan hadir pada pasien kanker. Rasa takut, sedih, dan khawatir karena sakit yang mereka derita. Terkadang perasaan-perasaan tersebut terus berkembang dan megubah diri penderita kanker menjadi orang yang pesimis, mudah putus sa, dan tidak lagi memiliki semangat dalam hidupnya. Tidak ada gunanya mengobati badan tanpa mengobati pikiranya. Pemikiran ini sangat mengena, terutama pada para penderita penyakit berat, termasuk di dalamnya penderita kanker. Badan yang sakit akan mempengaruhi pikiran dan sebaliknya demikian. Badan

8 Priscilla LeMone, Buku Ajar Keperawatan Medikal Beda (Jakarta: Volume 1 Edisi 5 EGC,

(43)

32

yang sehat juga akan berpengaruh menyehatkan pikiran dan juga sebaliknya.9

Ilmu pengetahuan juga membuktikan bahwa kondisi emosional individu akan memengaruhi tingkat kekebalan tubuh manusia. Orang yang berada pada tingkat emosional yang rapuh akan lebih cepat tertularkan penyakit karena tingkat kekebalan tubuhnya menurun akibat emosi yang buruk. Kondisi emosi yang positif dan penuh pengharapan akan meningkatkan daya tahan tubuh, sedangkan sikap negatif, takut, dan pasrah akan menurunkan kekebalan tubuh. Perubahan kondisi emosi ini akan diteruskan di dalam rangkaian proses biokimia di dalam tubuh. Hal yang sebaliknya juga terjadi, yaitu perbaikan tingkat emosional dan pikiran. Pengobatan yang menyeluruh (holistik) merupakan cara penyembuhan yang perlu diupayakan jika keduanya diperbaiki dalam waktu yang bersamaan.10

Penderita kanker harus dapat mengendalikan pikiranya. Pikiran manusia dapat menjadi teman, tetapi sebaliknya dapat menjadi musuh bagi dirinya. Cara pengendalian ini umumnya dapat dilakukan dengan meditasi, berdo’a, berbicara dengan diri sendiri melalui visualisasi, dan cara-cara self healing lainya. Yoga atau cara meditasi lain terbukti dapat membantu manusia untuk mengosongkan pikiran dan seterusnya membangun sikap mental yang baik terhadap tantangan fisik yang ada. Salah satu tehnik yang dinamakan “kekuatan dari keinginan”, yaitu

(44)

33

secara mental individu melatih dirinya dan mentalnya untuk percaya seyakin-yakinya bahwa ia dapat menghadapi tantangan ini. Teknik ini terbukti dapat membantu penyembuhan berbagai macam penyakit. Teknik-teknik pengendalian pikiran banyak tersedia dan dapat dipelajari dan terbukti sangat membantu penyembuhan berbagai penyakit.11

Selain proses terapi yang didasarkan pada keyakinan kepada Tuhan, ada teori Kubler-Ross yang mendefinisikan sikap penerimaan ada bila individu mampu menghadapi kenyataan dari pada hanya menyerah pada pengunduran diri atau berputus asa. Adapun secara rinci Kerangka kerja yang ditawarkan oleh Kubler-Ross (1969) adalah berorientasi pada perilaku dan menyangkut 5 tahap, yaitu sebagai berikut:

1. Penyangkalan (Denial)

Individu bertindak seperti seolah tidak terjadi apa-apa dan dapat menolak untuk mempercayai bahwa telah terjadi kehilangan. Pernyataan seperti “Tidak, tidak mungkin seperti itu,” atau “Tidak

akan terjadi pada saya!” umum dilontarkan klien.

2. Kemarahan (Anger)

Individu mempertahankan kehilangan dan mungkin “bertindak lebih” pada setiap orang dan segala sesuatu yang berhubungan

dengan lingkungan. Pada fase ini orang akan lebih sensitif sehingga

(45)

34

mudah sekali tersinggung dan marah. Hal ini merupakan koping individu untuk menutupi rasa kecewa dan merupakan menifestasi dari kecemasannya menghadapi kehilangan.

3. Penawaran (Bargaining)

Individu berupaya untuk membuat perjanjian dengan cara yang halus atau jelas untuk mencegah kehilangan. Pada tahap ini, klien sering kali mencari pendapat orang lain.

4. Depresi (Depression)

Terjadi ketika kehilangan disadari dan timbul dampak nyata dari makna kehilangan tersebut. Tahap depresi ini memberi kesempatan untuk berupaya melewati kehilangan dan mulai memecahkan masalah.

5. Penerimaan (Acceptance)

Reaksi fisiologi menurun dan interaksi sosial berlanjut. Kubler-Ross mendefinisikan sikap penerimaan ada bila individu mampu menghadapi kenyataan dari pada hanya menyerah pada pengunduran diri atau berputus asa.

(46)

35

Berbagai cara, teknik, dan terapi kejiwaan dan psikologi perlu dan dapat diterapkan untuk membantu individu dalam penyembuhan jiwanya. Sehingga kesehatan jiwa dan psikologi dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan membantu penyembuhan penyakit yang ada.12

2. Kanker Sebuah Penyakit yang Ditakuti

Badan kesehatan dunia (WHO) mencanangkan bahwa kanker adalah masalah kesehatan utama di dunia pada amsa ini dan masa yang akan datang. Tercatat sebanyak 7 juta kasus kematian akibat penyakit kanker pada tahun 2005. Diprediksi pada tahun 2030 akan meningkat menjadi 17 juta kematian. Jumlah pasien baru diperkirakan akan mencapai angka 27 juta dan 75 juta manusia hidup bersama penyakit kanker. Ironisnya sebanyak 70% masalah kanker diperkirakan akan berada di negara berkembang, salah satunya yaitu Indonesia.13

Kemajuan dunia industri di Indonesia yang belum sempurna dengan bukti banyaknya sistem pembuangan yang diabaikan, memberikan dampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Perlindungan yang sempurna bagi pekerja-pekerja pabrik yang menggunakan bahan-bahan kimia dan mengandung zat-zat yang dapat menyebabkan kanker (carcinogenic), yang diatur dalam Undang-Undang Keselamatan Kerja, belum sepenuhnya dipatuhi oleh pekerja sendiri. Selain itu, cara hidup hygiene yang masih rendah, kebiasaan kawin muda serta jumlah anak

12 Aqila Smart, Kanker Organ Reroduksi..., hlm. 37.

13 Ario Djatmiko, “Kumpulan Materi, Sosialisasi Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur

(47)

36

yang banyak, telalu banyak merokok dan mengonsumsi minuman keras juga merupakan faktor penyebab timbulnya penyakit kanker.14

Saat masyarakat mulai memiliki pengetahuan mengenai asal-usul dan penanganan kanker, itu berarti menghancurkan anggapan bahwa penyakit kanker itu tidak dapat dihindari dan tidak dapat disembuhkan.15 Sesungguhnya kanker merupakan penyakit yang disebabkan oleh sel tidak normal di dalam tubuh manusia. Kebalikan fungsi dari sel normal, sel kanker tumbuh dengan cepat tanpa tujuan dan fungsi tertentu, secara tidak teratur seolah-olah telepas dari pengontrolan pertumbuhan dan tidak menuruti hukum-hukum pembiakan. Sel-sel kanker tumbuh mendesak, mengadakan infiltrasi dan merusak jaringan-jarinagn tubuh di sekitarnya, bila tidak dilakukan upaya pencegahan maka dapat menyebar ke bagian-bagian lain dari tubuh dan menyebabkan kematian.16

a) Pengertian Penyakit Kanker

Penyakit kanker merupakan penyakit yang disebabkan oleh ketidakteraturan perjalanan hormon yang mengakibatkan tumbuhnya daging pada jaringan tubuh yang normal. Kanker berupa daging tumbuh keberadaannya tidak diharapkan karena mengganggu fungsi organ tubuh yang lain.17

14 R.S. Hoepoedio, “Kumpulan Naskah Tentang Masalah Kanker”, II. Penanggulangan Kanker

Terpadu, hlm. 3.

15 Erik P. Eckholm, Masalah Kesehatan, Lingkungan sebagai Sumber Penyakit (Jakarta: PT

Gramedia, 1981), hlm. 68.

16 R.S. Hoepoedio, “Kumpulan Naskah Tentang Masalah Kanker”, III. Penanggulangan Kanker

Terpadu (Naskah Ceramah), hlm. 9.

(48)

37

Bisa disimpulkan bahwa penyakit kanker merupakan penyakit berat dan bersifat kronis, yang ditandai pertumbuhan sel tubuh tidak normal, berkembang cepat, menyebar, dan menekan organ atau saraf sekitar. Ada beberapa karakteristik penyakit kanker, yaitu :18

a. Memberi penderitaan terhebat dan tepanjang b. Membutuhkan biaya mahal (termahal) c. Angka kejadian terus meningkat d. Mengenai usia-usia produktif

e. Membutuhkan penanganan khusus dan pendekatan tim

f. Kesempatan sembuh penderita kanker sangat tergantung pada kualitas dan ketepatan penanganan. Kesalahan pada penanganan pertama bersifat irreversible (tidak dapat diulangi)

g. Penderita kanker membutuhkan pendekatan khusus b) Pertumbuhan Penyakit Kanker

Pertumbuhan sel kanker tidak terkendali disebabkan kerusakan deoxyribose nucleic acid (DNA) atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai asam nukleat, sehingga menyebabkan mutasi gen vital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa mutasi dapat mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasi-mutasi tersebut diakibatkan agen kimia maupun fisik yang edisebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara spontan maupun diwariskan.19

(49)

38

Sel-sel kanker membentuk suatu masa dari jaringan ganas yang kemudian menyusup ke jaringan di dekatnya dan menyebar ke seluruh tubuh. Sel-sel kanker sebenarnya dibentuk dari sel normal melalui proses transformasi terdiri dari dua tahap yaitu tahap inisasi dan promosi. Tahap inisiasi, pada tahap ini perubahan bahan genetis sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan sel genetis disebabkan unsur pemicu kanker yang terkandung dalam bahan kimia, virus, radiasi, atau sinar matahari. Pada tahap promosi, sel menjadi ganas disebabkan gabungan antara sel yang peka dengan karsinogen. Ketika suatu sel berubah menjadi ganas biasanya sistem imun dapat merusaknya sebelum sel tersebut berkembang dan menjadi kanker. Oleh karena itu, sistem kekebalan tubuh yang tidak berfungsi normal menjadikan tubuh rentan terhadap kanker.20

c) Jenis dan Gejala Penyakit Kanker21

Ada tujuh gejala (W-A-S-P-A-D-A) yang perlu diperhatikan dan diperiksakan lebih lanjut ke dokter untuk memastikan ada atau tidaknya kanker, yaitu :22

1. Waktu buang air besar atau kecil ada perubahan kebiasaan atau gangguan 2. Alat pencernaan terganggu dan susah menelan

3. Suara serak atau batuk yang tak kunjung sembuh

4. Payudara atau di anggota tubuh yang lain ada benjolan (tumor)

5. Andeng-andeng (tahi lalat) berubah sifatnya menjadi semakin besar dan gatal

6. Darah atau lendir abnormal keluar dari tubuh

20 Aqila Smart, Kanker Organ Reroduksi..., hlm. 16. 21 Aqila Smart, Kanker Organ Reroduksi..., hlm. 24.

(50)

39

7. Adanya koreng atau borok yang tak kunjung sembuh

Tabel 1.1 Jenis-Jenis Kanker dan Gejala Khusus

No. Jenis Kanker Tanda dan Gejalah Khusus

1. Kaker Otak a. Sakit kepala yang sangat pada pagi hari dan berkurang pada tengah hari.

b. Epilepsi dan lemah.

c. Mati rasa pada lengan dan kaki. d. Kesulitan berjalan.

e. Mengantuk.

f. Perubahan tidak normal pada penglihatan

g. Perubahan pada kepribadian.

h. Perubahan pada ingatan dan kesulitan dalam berbicara.

2. Kanker Mulut Sariawan pada mulut, lidah, dan gusi yang tidak kunjung sembuh

3. Kanker Tenggorokan Batuk terus-menerus, suara serak atau parau

4. Kanker Paru-paru a. Batuk terus-menerus b. Dahak bercampur darah c. Rasa sakit di bagian dada 5. Kanker Payudara a. Adanya benjolan pada payudara

(51)

40

c. Perubahan bentuk pada payudara d. Gatal dan rasa sakit yang bukan

berhubungan dengan meyusui atau menstruasi

6. Kanker Saluran Pencernaan

a. Adanya darah dalam kotoran yang ditandai dengan warna merah terang atau hitam

b. Rasa tidak enak pada bagian perut secara terus-menerus

c. Adanya benjolan pada perut d. Rasa sakit setelah makan e. Penerunan berat badan

7. Kanker Rahim (Uterus) a. Perdarahan di luar periode menstruasi b. Pengeluaran darah yang tidak seperti

biasanya

c. Rasa sakit yang luar biasa 8. Kanker Indung Telur

(Ovarium)

Pada fase lanjut baru muncul gejalah

9. Kanker Kolon a. Perdarahan pada rektum b. Terdapat darah pada kotoran

(52)

41

10. Kanker Kandung Kemih atau Ginjal

a. Adanaya darah pada air seni

b. Rasa sakit pada saat buang air kecil terlalu sering atau kesulitan buang air kecil

c. Sakit pada kandung kemih 11. Kanker Prostat a. Kencing tidak lancar

b. Rasa sakit yang terus-menerus pada pinggang belakang, penis, dan paha atas.

12. Kanker Testis a. Adanya benjolan pada testis

b. Ukuran penampung pada testis yang bertambah besar dan menebal secara mendadak

c. Sakit perut bagan bawah

d. Dada membesar atau melembek

13. Limfoma a. Kelenjar getah bening membesar, kenyal seperti karet

b. Gatal-gatal dan berkeringat pada waktu tidur malam

c. Demam

d. Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas

(53)

42

b. Kelelahan kronis c. Penurunan berat badan d. Sering terkena infeksi e. Mudah terluka

f. Rasa sakit pada tulang dan persendihan g. Mimisan

15. Kanker Kulit a. Benjolan pada kulit yang menyerupai kutil (mengeras seperti tanduk)

b. Infeksi yang tidak sembuh-sembuh c. Bintik-bintik berubah warna dan

ukuran

d. Rasa saki pada daerah tertentu

e. Perubahan warna kulit berupa bercak-bercak.

d) Penentuan Stadium Kanker23

Stadium kanker perlu ditentukan untuk membantu dokter dalam merencanakan pengobatan yang tepat dan juga menentukan prognosis perjalanan penyakit. Penentuan stadium ini dapat dilakukan dengan menggunakan :

1. Pemindaian/scanning (misalnya, pemindaian hati atau tulang)

(54)

43

2. Pewarnaan terhadap jaringan sehingga bila ada kanker jaringan patologis dapat diketahui

3. CT (Computed Tomography) atau MRI (Magnetic Resonance Imaging) 4. Mediastinokopi

5. Biopsi sumsum tulang

6. Terkadang diperlukan pembedahan untuk menentukan stadium kanker e) Faktor Penyebab Penyakit Kanker

Kanker adalah penyakit degenerasi yang multifaktorial.24 Penyebab penyakit kanker sendiri dibagi menjadi dua, penyebab kanker secara umum dan penyebab secara khusus yang mengarah pada jenis kanker yang diderita oleh individu.25 Berikut beberapa penyebab umum dari penyakit kanker : 1) Faktor Keturunan (genetik)

Faktor genetik menjadikan suatu keluarga memiliki potensi yang lebih besar menderita kanker dibandingkan dengan keluarga lainnya. Dengan kata lain, jika ada anggota keluarga (sesepuh) yang menderita kanker, maka keturunanya akan beresiko menderita kanker, jenis kanker yang biasa diturunkan adalah kanker payudara, kanker indung telur, kanker usus besar dan kenker kulit. 26

2) Gangguan Hormonal

Dalam tubuh manusia terdapat berbagai macam hormon yang memiliki peran masing-masing. Salah satu hormon tersebut adalah hormon estrogen

24 Ian Gawler, Anda Dapat Mengatasi Kanker (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1997), hlm. 175. 25 Tri Wahyuni Zuhri, Kanker Bukan Akhir Dunia (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2014),

hlm. 37.

(55)

44

yang memiliki fungsi merangsang pertumbuhan sel. Sementara itu, terdapat hormon progesteron yang berperan mencegah terjadinya pertumbuhan sel yang berlebihan. Jika keseimbangan hormon ini terganggu, misalnya terjadi kelebihan hormon estrogen dan kekurangan progesteron, terjadi peningkatan risiko kanker seperti kanker payudara, kanker leher rahim, kanker rahim, dan kanker prostat.27

3) Faktor Imunitas (kekebalan)

Setiap tubuh manusia dilengkapi dengan sistem imun. Sitem imun ini mampu mengenali sel asing yang masuk ke dalam tubuh, yang kemudian akan dimusnakan oleh sistem imun tersebut. Jika imunitas di dalam tubuh bermasalah akan berpengaruh terhadap pengenalan sel asing, dengan demikian sel asing akan berkembang dan tumbuh dengan bebas di dalam tubuh.28

4) Gaya Hidup dan Pola Makan

Gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok dan dalam hal seksual, misalnya melakukan hubungan seksual di usia dini dan sering berganti pasangan dalam hubungan seks dapat beresiko menimbulkan kanker. Sedangkan pola makan yang tidak sehat seperti mengkonsumsi maknan yang diasap atau dibakar yang terlalu lama (sampai gosong) dapat menimbulkan senyawa karsinogenik, makanan banyak mengandung pewarna buatan, mengkonsumsi alkohol, mengkonsumsi makanan yang berlemak seperti dading yang diawetkan atau makan-makanan lain yang

(56)

45

banyak mengandung bahan pengawet karena mengandung senyawa alkaloid kristalin, dan mengkonsumsi makanan yang mnegandung logam berat misalnya merkuri yang sering terkandung pada ikan laut dengan habitat yang tercemar oleh limbah.29

5) Tingkat Stres

Kondisi stres dan ketegangan tinggi dapat membuat kekebalan tubuh menjadi lemah dan rentan penyakit. Dengan kondisi kekebalan tubuh yang lemah dapat mengundang penyakit kanker limfoma atau kanker getah bening. Stres dapat berpengaruh pada hormon endoktrin. Padahal hormon endoktrin sangat penting untuk mengatur pertumbuhan sel dan perbaikan DNA pada manusia. Hormon endoktrin yang tidak berfungsi dengan baik dapat memicu pertumbuhan penyakit kanker dalam tubuh.30

6) Virus

Menurut Smart, virus yang diduga dapat menyebabkan terjadinya kanker antara lain;31

a. Virus Papiloma atau HPV (Human Papilomavirus). Virus ini dapat menyebabkan kutil kelamin yang di duga merupakan salah satu penyebab kenker leher rahim.

b. Virus Sitomegalo. Virus ini menyebabkan sarkoma kaposi (kanker sitsem pembuluh darah).

c. Virus Hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati.

(57)

46

d. Virus Epstin-Bar yang dapat menyebabkan limfoma burkit. Di China virus ini menjadi penyebab kanker hidung dan tenggorokan.

e. Virus retro manusia, seperti HIV, dapat menyebabkan limfoma dan kanker darah lainya.

7) Infeksi

Menurut Smart, infeksi oleh bakteri juga dapat berpotensi menyebabkan kanker. Contohnya antara lain;

a) Parasit Schistosoma (Bilharzia). Infeksi ini dapat menyebabkan kanker kandung kemi. Hal ini di sebabkan terjadinya iritasi menahun pada kandung kemih. Meskipun demikian, tidak semua iritasi menahun dapat menyebabkan kanker karena penyebab iritasi lainya tidak menyebabkan kanker.

b) Infeksi oleh Clonorchis dapat menyebabkan kanker pankreas dan saluran empedu.

c) Infeksi oleh Helicobacter pylori dapat menyebabkan kanker lambung. Bakteri ini juga diduga menyebabkan cedera dan peradangan lambung kronis. Hal tersebut dapat mengakibatkan peningkatan kecepatan siklus sel.

d) Infeksi virus hepatitis B dan C menyebabkan kanker hati32 8) Penggunaan Bahan Karsinogen (Non-Pangan)

Menurut Smart, bahan-bahan karsinogenik yang sering dinggunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari meliputu;

(58)

47

a. Lilin parafin. Asap dari hasil pembakaran menimbulkan polusi. Polusi yang dihasilkan dari proses pembakaran dapat memengaruhi kesehatan individu. Seperti penggunaan lilin, apabila digunakan secara terus-menrus dan dalam ruangan tertutup akan membahayakan kesehatan.

b. Plastik dan polimer sintetik. Dalam pembuatan plastik tahan panas, biasanya ditambahkan senyawa PCB (Penta Cloro Bifenil). Bahan tersebut berguna sebagai satic gent. Senyawa PCB menetukan kualitas plastik. Olaeh karena itu, plastik yang tahan panas dikhawatirkan mengandung PCB lebih banyak dan PCB konsentrat tinggi dapat berbahaya bagi kesehatan.

c. Kertas yang mengandung timbal seperti koran dan majalah dari batas yang ditentukan. Di dalam tubuh manusia timbal masuk ke dalam saluran pernafasan atau saluran pencernaan menuju sitem peredaran darah dan kemudian menyebar ke berbagai jaringan dan organ lain. Sehingga jika kertas koran ataupun majalah digunakan sebaga pelapis makanan dapat membahayakan tubuh.

(59)

48

endrokinologi dan reproduksi manusia akibat mengandung bahan kimia karsinogen dalam makanan.

f) Pengobatan penyakit Kanker

Menurut Smart, pengobatan untuk mengatasi penyakit kanker biasanya berupa pengobatan medis dengan farmakologi dan pembedahan yang meliput:

a. Kemoterapi

Prinsip pengobatan kanker dengan kemoterapi adalah dengan meracuni atau membunuh sel-sel kanker, mengontrol pertumbuhan sel kanker, dan menghentikan pertumbuhanya. Dengan demikian, diharapkan sel-sel kanker tidak menyebar. Selain itu, juga digunakan untuk mengurangi gejala-gejala yang disebabkan oleh kanker. Pengobatan dengan cara kemoterapi ini biasanya menjadi pilihan pertama dalam menangani kanker. Pengobatan ini bersifat sistematik sehingga berbeda dengan radiasi atau pengobatan lainnya. Perlu diketahui bahwa radiasi atau pembedahan hanya bersifat setempat, sedangkan kemoterapi dapat menjangkau sel-sel kanker yang mungkin sudah menjalar dan menyebar ke bagian tubuh yang lain.

(60)

49

1) Terjadi penurunan jumlah sel-sel darah (ini akan kembali normal sekitar seminggu kemudian).

2) Infeksi (ditandai dengan panas, sakit tenggorokan, rasa bengkak, dan rasa hangat).

3) Anemia

4) Pendarahan seperti mimisan 5) Rambut rondok

6) Terkadang dapat keluhan seperti kulit yang gatal, kering, dan menjadi lebi gelap.

7) Mual dan muntah

8) Dehidrasi dan tekanan darah rendah 9) Sembelit atau konstipasi dan diare 10)Gangguan sistem saraf

b. Radiasi atau penyinaran

Terapi ini biasanya dilakukan sebelum atau sesudah operasi untuk mengecilkan tumor. Terapi dengan penyinaran ini dilakukan sebagai usaha untuk menghancurkan jaringan-jaringan yang sudah terkena kanker. Efek samping dari radiasi atau penyinaran antara lain;

1) Mual dan muntah.

2) Penurunan jumlah sel darah putih. 3) Infeksi atau peradangan

(61)

50

6) Diare

7) Kebotakan atau rambut rontok. c. Pengobatan dengan pembedahan

Pengobatan dengan metode inilah yang merupakan pengobatan kanker yang paling tua. Beberapa kanker pada stadium dini biasanya dapat disembuhkan dengan pembedahan. Pengobatan dengan pembedahan ini maksudnya mengambil langsung jaringan kanker.

d. Pengobatan dengan terapi kombinasi

Untuk jenis kanker tertentu, pengobatan terbaik yang dapat ditempuh adalah dengan kombinasi dari pembedahan, penyinaran, dan kemoterapi. Penyinaran dan pembedahan mengobati kanker dengan area terbatas. Sementara itu, kemoterapi bertujuan untuk membunuh sel-sel kanker yang berbeda di luar jangkauan pembedahan maupun penyinaran. Pada umumnya, penyinaran atau kemoterapi dilakukan sebelum tindakan pembedahan untuk memperkecil ukuran tumor. Selain itu, bisa juga dilakukan setelah pembedahan untuk menghancurkan sisa-sisa sel kanker yang mungkin masih tersisa.

e. Terapi non medis

Terapi non medis dilakukan melalui terapi alternatif dan keagamaan. Terapi alternatif memanfaatkan berbagai tumbuhan yang memang memiliki khasiat untuk mengobati penyakit kanker, misalnya daun sirsak, daun keladi tikus, sari manggis dan sebagainya.33 Sedangkan terapi

Gambar

Tabel 2.1 Data Pasien Rumah Singgah Sasana Marsudi Husada..................... 91
Tabel 1.1 Jenis-Jenis Kanker dan Gejala Khusus
Tabel 2.1 Data Pasien Rumah Singgah Sasana Marsudi Husada

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cost effectivenes analysis home pharmacy care terhadap tekanan darah dan kualitas hidup pasien hipertensi prolanis di Puskesmas

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti terhadap key informan maupun informan tambahan, dapat dilihat bahwa Muklay telah menjalankan kegiatan-kegiatan

dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian adalah prestasi hasil belajar siswa pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif NHT

Dari berbagai latar belakang tersebut, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui: (1) Perbedaan prestasi belajar pada pembelajaran kimia dengan metode pembelajaran

Selain melaksanakan pengawasan aktif, bank syariah perlu juga menambahkan penerapan beberapa hal dalam tiap aspek pengawasan aktif oleh dewan komisaris, direksi dan DPS, yang

Selain dalam bentuk deskripsi SK, KD, dan IPK, kurikulum pendidikan mitigasi bencana alam gempa bumi juga dilengkapi dengan uraian materi pelatihan. Cara pelaksanaan

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil belajar kognitif siswa dalam penerapan strategi Whole

Strategi manajemen SI/TI diperoleh dari hasil identifikasi solusi SI/TI sehingga dibutuhkanrekrutmen SDM pada struktur organisasi yaitu unit kerja IT yang terdiri dari