• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru dengan Hasil Belajar Siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru dengan Hasil Belajar Siswa"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL BELAJAR SISWA

(Studi Kasus SMK Negeri 1 Cikarang Barat Pada Mata Pelajaran Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan)

FASTABIQUL KHAIRAT

5415131700

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2018

(2)

FASTABIQUL KHAIRAT. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru dengan Hasil Belajar Siswa. Skipsi. Jakarta : Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta. 2018

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru dengan hasil belajar siswa, pada mata pelajaran Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 1 Cikarang Barat. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan sejak Desember 2017 sampai dengan Januari 2018 yang terdiri dari empat tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap pengolahan data, dan tahap kesimpulan.

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif asosiatif. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan desain korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 1 Cikarang Barat Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan yaitu sebanyak 312 orang siswa. Sampel dalam penelitian ini menggunakan cluster random sampling, yang akan dilakukan pada siswa kelas XI dan kelas XII yaitu sebanyak 100 orang siswa. Untuk siswa dibagi menjadi 2 kelas yaitu 50 siswa kelas XI dan 50 siswa kelas XII dengan jumlah 100 siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Nilai koefisien korelasi sebasar 0,58 dengan kategori tingkat hubungan sedang, dan terdapat hubungan yang signifikan dari persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 1 Cikarang Barat. Penelitian dibuktikan dengan nilai thitung lebih

besar dari ttabel sebesar 7,046 > 1,66 pada taraf signifkan 5% maka H0 ditolak dan

H1 diterima.

(3)

FASTABIQUL KHAIRAT. The Relationship Between Perception Students About Professional Competency Teachers And Students Study Results. Thesis. Jakarta : Course Of Study Education Building Techniques , Faculty Of Engineering , State University Of Jakarta. 2018.

This study of this research is to determine the relationship between the perception of a student to lose their about professional competency minimum education background teachers with the results of of students to study, on the subjects of attained with their own skill in the form of packages gambar bangunan explained that in well as those from SMK 1 Cikarang Barat. This research has been conducted for two months have passed since the december 2017 to january 2018 consisting of four stages namely the preparatory stage of , the implementation stage , the stage of processing the data was , and phase a conclusion .

The kind of research used in this research is research quantitative associative. Methods used is the method survey with design correlation. Population in this study were students SMKN 1 Cikarang Barat package expertise technique picture building with 312 students. Sample in this research using clusters random sampling, which will be done in a student XI and class XII with 100 students. For students divided into 2 classes 50 students class XI and 50 a student of class XII by the number of 100 students.

The research results show that : the value of a correlation coefficient of than 0.58 with the national link being, and there are a significant relation of perception students about professional competency teachers with study results students on subjects package expertise technique picture building in SMKN 1 Cikarang Barat. Research evidenced by value thitung greater than ttabel of 7,046 > 1,66 the first signifkan so H0 5 % were rejected and H1 accepted.

(4)

PROFESIONAL GURU DENGAN HASIL BELAJAR SISWA FASTABIQUL KHAIRAT

5415131700

NAMA DOSEN TANDA TANGAN TANGGAL

Drs. Santoso Sri Handoyo, M.T ………. ………... (Dosen Pembimbing I)

Dr. Riyan Arthur, M.Pd ………. ………... (Dosen Pembimbing II)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

NAMA DOSEN TANDA TANGAN TANGGAL

R. Eka Murtinugraha, M.Pd ………. ………... (Ketua Penguji)

Drs. Arris Maulana, S.T, M.T ………. ………... (Dosen Penguji I)

Dra. Daryati, M.T ………. ………...

(Dosen Penguji II)

(5)

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Karya tulis skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar sarjana, baik di Universitas Negeri Jakarta, maupun di perguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri dengan arahan dari dosen pembimbing.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai norma yang berlaku di Universitas Negeri Jakarta.

Jakarta, 30 Januari 2018 Yang membuat pernyataan

Fastabiqul Khairat 5415131700

(6)

nikmat dan rahmat-Nya sehingga skripsi saya yang berjudul “Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Guru Dengan Hasil Belajar Siswa” dapat selesai dengan jadwal yang telah ditentukan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta.

Skripsi ini bukan semata-mata usaha yang dilakukan oleh penulis saja, namun juga adanya bimbingan, dorongan, saran, dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Kedua orang tua serta keluarga tercinta, atas segala doa, kasih sayang, perhatian, dan semangat yang telah diberikan kepada anaknya.

2. Bapak R. Eka Murtinugraha, M. Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta

3. Bapak Drs. Santoso Sri Handoyo, M.T selaku Dosen Pembimbing I yang tak henti-hentinya memberikan dorongan kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Riyan Arthur, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang juga tidak bosan-bosannya memberikan bimbingan serta arahan kepada penulis.

5. Ibu Dr. Tuti Iriani, M.Si selaku Pembimbing Akademik yang juga memberikan masukan serta arahan kepada penulis.

6. Mbak Tya Janet yang telah membantu dalam proses administrasi penulisan skripsi.

(7)

8. Siswa-Siswi SMK Negeri 1 Cikarang Barat Paket Keahlian TGB yang telah membantu dalam meberikan jawaban quesioner yang telah diberikan.

9. Teman-teman seperjuangan di Wakwaw dan teman-teman PTB-A 2013 yang selalu memberikan semangat dan dukungan.

10. Sahabat penulis : Yuanita, Nadhea, Gita, Dwi Sujito, Adi Tirta, M.Rizal, Fajar Taqwa, yang selalu memberikan semangat kepada penulis.

11. Adik-adik penulis yang tercinta yang selalu memberi penulis motivasi, Sevila, Syafa, dan Sheva.

12. Semua pihak yang telah berkenan membantu penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi baik moril maupun materil yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Tidak ada sesuatupun yang dapat penulis berikan sebagai imbalan kecuali doa agar semua amal baik yang telah diberikan berbagai pihak kepada penulis mendapatkan pahala yang berkah dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis berterimakasih terhadap saran dan kritik dari pembaca yang akan dijadikan masukan guna perbaikan. Akhirnya penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah kekayaan ilmu pengetahuan bagi para pembaca.

Jakarta, 30 Januari 2018

(8)

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Pembatasan Masalah ... 6

1.4 Rumusan Masalah ... 6

1.5 Tujuan Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORETIK ... 8

2.1 Deskripsi Konseptual ... 8

2.1.1 Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Guru ... 8

2.1.2 Kompetensi Guru ... 10

2.1.3 Hasil Belajar Siswa ... 22

2.1.4 Mata Pelajaran Kejuruan ... 24

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ... 24

2.3 Kerangka Teoretik ... 26

2.4 Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

3.1 Tujuan Penelitian ... 29

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

3.3 Metode Penelitian ... 30

(9)

3.5.2 Hasil Belajar Siswa ... 35

3.5.3 Uji Coba Instrumen ... 36

3.5.4 Pengujuan Validitas dan Reliabilitas ... 36

3.6 Teknik Analisa data ... 40

3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 40

3.6.2 Uji Prasyarat Analisis Data ... 41

3.6.3 Uji Hipotesis ... 42

3.7 Hipotesis Statistika ... 43

3.8 Diagram Alur Penelitian ... 45

BAB IV METODE PENELITIAN ... 46

4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 46

4.2 Uji Prasyarat Analisis Data ... 48

4.3 Uji Hipotesis ... 51

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 52

4.5 Keterbatasan Penelitian ... 53

BAB V METODE PENELITIAN ... 55

5.1 Kesimpulan ... 55

5.2 Implikasi ... 55

5.3 Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58

DAFTAR LAMPIRAN ... 61

(10)

Tabel 3.1 Jumlah Responden ... 32

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Instrumen ... 33

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen ... 35

Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Reliabilitas ... 39

Tabel 3.5 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 42

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi ... 47

Tabel 4.2 Frekuensi Kategori ... 49

Tabel 4.3 Persamaan Regresi ... 50

(11)

Gambar 3.1 Disain Penelitian ... 31 Gambar 3.2 Diagram Alur Penelitian Penelitian ... 44 Gambar 4.1 Histogram Variabel ... 48

(12)

Lampiran 1 Kisi-kisi Instrumen Uji Coba ... 62

Lampiran 2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 63

Lampiran 3 Instrumen Penelitian ... 64

Lampiran 4 Nilai UTS & UAS siswa ... 68

Lampiran 5 Perhitungan Validitas ... 69

Lampiran 6 Contoh Perhitungan Validitas butir soal valid ... 72

Lampiran 7 Contoh Perhitungan Validitas butir soal drop ... 73

Lampiran 8 Perhitungan Reliabelitas ... 74

Lampiran 9 Contoh Perhitungan Reliabelitas ... 77

Lampiran 10 Uji Normalitas ... 78

Lampiran 11 Uji Signifikasi dan Liniaritas ... 85

Lampiran 12 Uji Liniaritas ... 86

Lampiran 13 Tabel Persentase Distribusi F ... 87

Lampiran 14 Pengujian Hipotesis ... 88

Lampiran 15 Tabel Nilai Kritis Distribusi T ... 89

Lampiran 16 Dokumentasi Penelitian ... 90

Lampiran 17 Surat Permohonan Penelitian ... 92

Lampiran 18 Surat Balasan Selesai Penelitian ... 93

(13)

1.1 Latar Belakang Masalah

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan termasuk kedalam bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa. Berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 4678/D/MK/2016 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan. Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa dibagi menjadi tiga belas program keahlian, salah satu diantara nya adalah Program Keahlian Teknologi Konstruksi dan Properti. Program Keahlian Teknologi Konstruksi dan Properti memiliki empat kompetensi paket keahlian, yaitu Konstruksi Gedung Sanitasi dan Perawatan, Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan, Bisnis Konstruksi dan Properti, Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan.

Pada SMK Negeri 1 Cikarang Barat Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan, masih menggunakan Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 7013/D/KP/2013 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah. Bidang keahlian Teknologi dan Rekayasa, Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan. Pada tahun ajaran 2016/2017 dan tahun ajaran 2017/2018 di SMK Negeri 1 Cikarang Barat Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan, terdapat mata pelajaran kejuruan, yaitu Rencana Anggaran Biaya atau (RAB), Mekanika Teknik, Drainase Bendungan, Konstruksi Bangunan, Ilmu Ukur Tanah, dan Menggambar Teknik.

(14)

Berdasarkan data nilai ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester siswa kelas X SMK Negeri 1 Cikarang Barat Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan pada tahun ajaran 2016/2017 semester genap, ditemukan rata-rata nilai mata pelajaran Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan, yaitu 41 % siswa tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan pada mata pelajaran tersebut. (Lihat lampiran hal: 70). Faktor tersebut bisa saja dari faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal seperti kemampuan dan pemahaman siswa pada mata pelajaran, dan faktor eksternal seperti persepsi siswa tentang kompetensi dan profesional guru.

Majid, (2005: 6). Mengemukakan bahwa : “Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsi nya sebagai guru, guru bukan saja harus pintar tapi juga pandai mentrasfer ilmunya kepada siswa. Kompetensi yang diperlukan oleh seseorang tersebut dapat diperoleh baik melalui pendidikan formal, non formal maupun pengalaman”.

Sependapat dengan Majid, Wahyudi, (2012: 24). Mengungkapkan bahwa : “Seorang guru hendaknya mampu untuk menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang ditempuh, menguasai standard kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/ bidang pengajaran yang ditempuh, mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif, mengembangkan keprofesionalan serta berkelanjutan dengan melakukan tidakan reflektif, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam mengembangkan diri”.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru akan menunjukan kualitas guru yang akan terwujud dalam bentuk penguasaan materi yang diperoleh melalui pendidikan formal maupun non formal. Seorang guru harus mampu untuk menguasai materi yang mendukung mata pelajaran yang ditempuh.

(15)

Kemudian dalam peranan guru Firdausi & Barnawi (2012 : 16) kembali mengungkapkan bahwa: “Guru sebagai agen pembelajaran dengan sebaik-baiknya dalam kerangka pembangunan nasional. “professional standards in teaching are developed in any education system, with professional learning and quality assurance being the central purpose of these standards.” Hal ini menunjukan bahwa standar profesional pada pengajaran akan meningkatkan kualitas dibeberapa sistem pendidikan”.

Sedangkan menurut Hamalik, (2008 : 36) mengungkapkan bahwa: “Guru yang berkompetensi professional akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan dan mampu mengelola kelasnya, sehingga pembelajaran mencapai tingkat optimal. Oleh sebab itu kompetensi profesional guru merupakan suatu hal yang penting yang harus dimiliki oleh seorang guru, dengan demikian terdapat alasan mengenai pentingnya kompetensi profesional guru”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa peranan guru memang sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan, kemudian standar profesional guru akan meningkatkan kualitas sistem pendidikan, guru yang berkompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif.

Pendapat lain juga dikemukakan oleh Purwanto, (2009 : 86) yang mengungkapkan bahwa : “Pendidikan merupakan suatu kebutuhan asasi bagi manusia, yang dalam pelaksanaannya sering disebut dengan belajar, dan dalam belajar inilah terjadi perubahan yang sangat mendasar. Perubahan itu meliputi kebiasaan yang membaik, pengetahuan yang mendalam, dan sikap yang komprehensif. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap, harus merupakan suatu periode waktu yang cukup panjang, berapa lama waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan batas akhir dari suatu periode yang berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun”.

(16)

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan suatu kebutuhan asasi bagi manusia, dalam pelaksanaannya disebut belajar, dalam belajar terjadi perubahan mendasar meliputi kebiasaan, pengetahuan, dan sikap.

Semua guru harus mempunyai kompetensi profesional, dan kompetensi profesional tersebut sudah diatur oleh pemerintah sesuai undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Pada pasal 1 ayat (1) berbunyi “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Selanjutnya pada pasal 1 ayat (4) berbunyi “Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.” Pasal 1 ayat (10) berbunyi “Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.” Selanjutnya juga tertuang pada pasal 2 ayat (1), pasal 7 ayat (1), pasal (8) yang berbunyi “Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Pasal 10 ayat (1) yang berbungi

“Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”.

(17)

Walaupun kompetensi professional guru sudah diatur oleh undang-undang, namun kenyataanya pada saat kondisi belajar dan mengajar (KBM) guru memberikan atau menerapkan pembelajaran yang berbeda-beda. Hal ini akan berpengaruh terhadap kemampuan siswa pada hasil belajar. Kemudian dari sisi lain, siswa juga mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam menelaah suatu pembelajaran yang diberikan oleh guru, hal tersebutlah yang membuat pengaruh terhadap kompetensi profesional guru dengan hasil belajar siswa. Kompetensi profesional guru akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, karena guru adalah cerminan bagi siswa, dan guru adalah orang yang dapat memotivasi siswa dalam melangsungkan pembelajaran. Kompetensi professional guru yang baik maka akan berpengaruh baik juga terhadap hasil belajar siswanya, sedangkan guru yang kompetensi professionalnya kurang baik, maka akan berdampak kurang baik pula pada siswanya, seperti materi pembelajaran yang kurang dipahami, kurangnya motivasi siswa untuk mengerjakan tugas, adanya faktor ekternal dan internal, adanya faktor lingkungan dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, fenomena yang terjadi perlu diteliti lebih mendalam untuk mengetahui apakah terdapat Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Guru Dengan Hasil Belajar Siswa. Dengan dilakukannya penelitiian ini diharapkan dapat diidentifikasi masalah, sehingga dapat dicarikan solusi yang tepat dalam menyelesaikannya.

(18)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Mengapa guru yang profesional harus memiliki kompetensi yang baik ? 2. Apakah Kompetensi Profesional Guru sesuai dengan Undang-Undang

Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen ?

3. Faktor internal apa saja kah yang mempengaruhi hasil belajar siswa ? 4. Faktor eksternal apa saja kah yang mempengaruhi hasil belajar siswa ? 5. Apakah terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi

profesional guru dengan hasil belajar siswa ?

1.3 Pembatasan Masalah

Sehubungan dengan luasnya permasalahan di atas, pembatasan masalah diperlukan agar ruang lingkup permasalahan tidak terlalu luas, karena keterbatasan waktu, biaya dan kecakapan peneliti. Maka, dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada :

1. SMK Negeri 1 Cikarang Barat.

2. Siswa kelas XI dan kelas XII Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan. 3. Mata Pelajaran Paket Keahlian B dan C Teknik Gambar Bangunan. 4. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru.

1.4 Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : Apakah Terdapat Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Guru Dengan Hasil Belajar Siswa.

(19)

1.5 Kegunaan Hasil Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan.

2. Untuk mengetahui berapa persen kah siswa yang mendapat nilai dibawah KKM pada mata pelajaran Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan.

4. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru dengan hasil belajar siswa.

(20)

2.1 Deskripsi Konseptual

2.1.1 Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru

Persepsi secara umum dalam kaitannya dengan lingkungan, dijelaskan oleh Robbins, (2006 : 38) yang mengungkapkan bahwa :

“Persepsi sebagai proses dimana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan yang diperoleh melalui alat indera agar memberi makna kepada lingkungan individu tersebut”.

Sependapat dengan Robbins, Rahmat, (2007 : 57) mengemukakan bahwa : “Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan”.

Begitu pula yang disampaikan oleh Slameto, (2010 : 105) yang mengungkapkan bahwa :

“Persepsi seseorang dapat jauh berbeda dengan persepsi orang lain sekalipun situasinya sama. Perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan individual, kepribadian, sikap atau perbedaan-perbedaan dalam motivasi”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi dikaitkan pada lingkungan, sebagai proses individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan yang diperoleh melalui indera. Kemudian persepsi juga merupakan pengajalaman tentang obyek maupun subyek yang diamati.

(21)

Selanjutnya menurut Walgito, (2010 : 87) yang mengungkapkan bahwa : “Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses pengindraan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indra atau juga disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak berhasil begitu saja, malainkan stimulus tersebut diteruskan. Karena itu proses persepsi tidak dapat dari proses pengindraan, dan pengindraan merupakan proses pendahuluan dari proses persepsi”.

Pendapat lain dikemukakan oleh Abdurrahman, (2003 : 151) yang mendefinisikan bahwa :

“persepsi adalah batasan yang digunakan pada proses memahami dan mengintepretasikan informasi sensoris atau kemampuan intelek untuk merencanakan makna dari data yang diterima dari berbagai indra”.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses perlakuan seseorang terhadap objek atau informasi yang diterima melalui pengamatan dengan menggunakan indra yang dimiliki. Proses persepsi ini berkaitan dengan pemberian arti atau makna serta mengintepretasikan objek yang diamati.

Persepsi siswa juga dijelaskan oleh Rohman (2009 : 105) yang menjelaskan bahwa : “Pada hakikatnya aktivitas pendidikan selalu berlangsung dengan melibatkan pihak-pihak sebagai aktor penting yang ada di dalam altivitas pendidikan, aktor penting tersebut adalah subjek yang memberi disebut pendidik, sedangkan subjek yang menerima disebut peserta didik atau siswa. Istilah peserta didik pada pendidikan formal di sekolah jenjang dasar dan menengah dikenal dengan nama anak didik atau siswa. Siswa merupakan subjek yang menerima apa yang disampaikan oleh guru. Sosok siswa umumnya merupakan sosok anak yang membutuhkan bantuan orang lain untuk bisa tumbuh dan berkembang ke arah kedewasaan. Dengan demikian siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui pendidikan. Persepsi siswa merupakan proses perlakuan siswa terhadap informasi tentang suatu objek dalam hal ini baik kegiatan ekstrakurikuler marching band yang ada di sekolah melalui pengamatan dengan indra yang dimiliki, sehingga siswa dapat memberi arti serta mengintepretasikan objek yang diamati”.

(22)

Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa adalah pendapat siswa mengenai suatu objek yang diamatinya dan proses siswa menelaah suatu informasi yang diterima dan siswa dapat menggambarkan objek yang telah diamatinya.

2.1.2 Kompetensi Guru

Kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan guru membimbing siswa dalam memenuhi standar kompetensi yang sudah ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Kompetensi profesional guru, terdapat tiga unsur kata, yang mana akan dijelas sebagai berikut :

2.1.2.1 Kompetensi

Seorang guru dikatakan berkompeten dibidang pendidikan jika ia dapat memenuhi syarat empat kompetensi yaitu : kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

2.1.2.1.1 Kompetensi Pedagogik

Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap siswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Sub kompetensi dalam kompetensi Pedagogik adalah :

1. Memahami siswa secara mendalam yang meliputi memahami siswa dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, prinsip-prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar awal siswa.

2. Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran yang meliputi memahmi landasan pendidikan,

(23)

menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik siswa, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.

3. Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar (setting) pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.

4. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran yang meliputi merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan denga berbagai metode, menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery level), dan memamfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.

5. Mengembangkan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya meliputi memfasilitasi siswa untuk pengembangan berbagai potensi akademik, dan memfasilitasi siswa untuk mengembangkan berbagai potensi non akademik.

Undang-undang di atas menjelaskan bahwa Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan guru dalam memahami siswa, selanjutnya guru harus merancang dan melaksanakan pembelajaran, mevaluasi hasil belajar, dan mengembangkan siswa untuk mengingkatkan potensi yang dimilikinya.

Selanjutnya pendapat dari Firdausi dan Barnawi (2012 : 27) yang mengungkapkan bahwa : “Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran siswa, yang meliputi pemahaman terhadap siswa, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan baerbagai potensi yang dimilikinya. Guru harus mampu mengembangkan potensi siswa. Pada dasarnya, proses proses pembelajaran menyangkut kemampuan guru untuk membantu mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh siswa”.

Berdasarkan Undang-undang dan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap siswa dalam mengelola pembelajaran yang meliputi pemehaman siswa, perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan sistem pembelajaran, mengevaluasi pembelajaran serta pengamatan dalam perkembangan siswa untuk mengamati potensi yang dimilikinya.

(24)

2.1.2.1.2 Kompetensi Kepribadian

Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi siswa, dan berakhlak mulia. Sub kompetensi dalam kompetensi kepribadian meliputi :

1. Kepribadian yang mantap dan stabil meliputi bertindak sesuai dengan norma sosial, bangga menjadi guru, dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.

2. Kepribadian yang dewasa yaitu menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.

3. Kepribadian yang arif adalah menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemamfaatan siswa, sekolah dan masyarakat dan menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.

4. Kepribadian yang berwibawa meliputi memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap siswa dan memiliki perilaku yangh disegani.

5. Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan meliputi bertindak sesuai dengan norma religius (imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong) dan memiliki perilaku yang diteladani siswa.

Undang-undang di atas menjelaskan bahwa kompetensi kepribadian adalah kemampuan personal seorang guru yang mencerminkan kepribadian yang, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi siswa, dan berakhlak mulia. Selanjutnya pendapat dari Mulyasa (2007 : 117) yang mengungkapkan bahwa : “Kompetensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribadi para siswa. Kompetensi kepribadian memiliki peranan dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapakan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta mesejahterakan masyarakat, kemajuan Negara, dan bangsa pada umumnya”.

Berdasarkan Undang-undang dan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi kepribadian adalah kemampuan seorang guru dalam mencerminkan dirinya dengan kepribadian dewasa, stabil dan berwibawa bagi siswanya. Kompetensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan diri siswa. Kompetensi kepribadian memiliki peranan dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian siswa.

(25)

2.1.2.1.3 Kompetensi Sosial

Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa, tenaga kependidikan, orang tua/wali siswa, dan masyarakat sekitar.

1. Bersikap inkulif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, negara, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial keluarga.

2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.

3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman social budaya.

4. Berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan.

Undang-undang di atas menjelaskan bahwa kompetensi sosial adalah kemampuan seorang guru dalam berkomunikasi dan beraktivitas secara efektif dengan siswanya, staf kependidikan, orang tua/wali siswa, dan masyarakat sekitar. Selanjutnya pendapat lain disampaikan oleh Firdausi dan Barnawi (2012 : 37), yang mengungkapkan bahwa : “Kompetensi sosial guru tercermin melalui beberapa indikator, yaitu interaksi guru dengan siswa, interaksi guru dengan kepala sekolah, interaksi guru dengan rekan kerja, interaksi guru dengan orang tua siswa, dan interaksi guru dengan masyarakat”.

Sependapat dengan Firdausi dan Barnawi, Mulyasa (2007 : 173) menyampaikan bahwa : “Guru adalah makhluk sosial, yang dalam kehidupannya tidak bisa terlepas dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkungannya, guru dituntut untuk memmiliki kompetensi sosial yang memadai, terutama dalam kaitannya dengan pendidikan, yang tidak terbatas pada pembelajaran di sekolah tetapi juga pada pendidikan yang terjadi dan berlangsung di masyarakat”.

Berdasarkan Undang-undang dan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk beradaptasi dan berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan siswa, kepala sekolah, staff tata usaha, wali murid dan guru-guru yang lainnya. Guru adalah makhluk sosial, yang dalam kehidupannya tidak bisa terlepas dari kehidupan sosial masyarakat dan

(26)

lingkungannya, guru dituntut untuk memmiliki kompetensi sosial yang memadai, terutama dalam kaitannya dengan pendidikan, yang tidak terbatas pada pembelajaran di sekolah tetapi juga pada pendidikan yang terjadi dan berlangsung di masyarakat.

2.1.2.1.4 Kompetensi Profesional

Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Kompetensi Profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.

1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung pelajaran yang diampu.

2. Mengusai standar kompentensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.

4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

5. Memanfaatkan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) untuk berkomunikasi dan mengembangakan diri.

Undang-undang di atas menjelaskan kompetensi profesional guru adalah penguasaan guru terhadap materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta guru harus mampu menguasai struktur dan metodologi keilmuannya.

Selanjutnya dalam penjelasan yang terdapat pada Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 TentangPerubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. dijelaskan bahwa kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, berdasarkan peraturan pemerintah meliputi :

1. Konsep, struktural dan metode keilmuan / teknologi / seni yang koheren dengan materi ajar.

2. Materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah. 3. Hubungan konsep – konsep antar pelajar yag terkait

(27)

4. Penerapan konsep – konsep keilmuan dalam kehidupan sehari – hari

5. Kompetensi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional

Berdasarkan Undang-undang dan peraturan pemerintah di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi profesional adalah penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran disekolah yang menaungi meterinya, yang meliputi konsep, metode keilmuan, materi ajar, dan konsep-konsep keilmuan guru.

Selanjutnya pendapat lain disampaikan oleh Firdausi dan Barnawi (2012 : 40) yang mengungkapkan bahwa : “Kompetensi profesional guru mencakup beberapa kemampuan, yaitu mengerti dan dapat menerapkan landasan pendidikan, baik filosofis, psikologis, dan sebagainya, mengerti dan menerapkan teori belajar sesuai dengan tingkat perkembangan perilaku siswa, mampu menangani mata pelajaran yang ditugaskan kepadanya, mengerti dan menerapkan metode mengajar yang sesuai, mampu menggunakan berbagai alat pelajaran dan media serta fasilitas belajar lain, mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pengajaran, mampu melaksanakan evaluasi belajar, dan mampu menumbuhkan motivasi siswa”.

Sependapat dengan Firdausi dan Barnawi, pendapat lain disampaikan oleh Hamalik (2008 : 38) yang mengemukakan bahwa : “Kompetensi profesional guru, selain berdasarkan pada bakat guru, unsur pengalaman dan pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Pendidikan guru sebagai suatu usaha yang berencana dan sistematis melalui berbagai program yang dikembangkan oleh LPTK dalam rangka usaha peningkatan kompetensi guru”.

Sependapat dengan Firdausi dan Hamalik, pendapat lain yang dikemukakan oleh Wahyudi (2012 : 24) yang mengungkapkan bahwa : “seorang guru hendaknya mampu untuk menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang ditempuh, menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran atau bidang pengajaran yang ditempuh, mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif, mengembangkan keprofesionalan serta berkelanjutan dengan melakukan tidakan reflektif, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam mengembangkan diri”.

(28)

Berdasarkan Undang-undang dan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi profesional adalah kemampuan dan pemahaman guru dalam menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan kurikulum dan materi pelajaran disekolah. Guru harus menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang ditempuh, mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif, mengembangkan keprofesionalan serta berkelanjutan dengan melakukan tidakan reflektif, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam mengembangkan diri.

2.1.2.2 Profesional

Profesional berasal dari kata profesi, yang diambil dari pendapat Buchari, (2009 : 134) yang mengungkapkan bahwa :

“Istilah profesi berasal dari bahasa inggris “profession” yang berakar dari bahasa latin “profesus” yang berarti mengakui atau menyatakan mampu atau ahli dalam suatu bidang pekerjaan. Profesi berarti kondisi dan keadaan suatu pekerjaan”.

Begitu juga yang disampikan oleh Kusnandar (2007 : 45) yang mengungkapkan bahwa :

“Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang insentif”.

Sependapat dengan Buchari dan Kusnandar, Yuwono (2011 : 9) mengemukakan bahwa :

“Profesi adalah pekerjaan tetap bidang tertentu berdasarkan keahlian khusus yang dilakukan secara bertanggung jawab, dengan tujuan memperoleh penghasilan”.

(29)

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa profesional berasal dari kata profesi, profesi yaitu kondisi suatu pekerjaan, profesi juga diartikan suatu jabatan atau pekerjaan dibidang tertentu berdasarkan keahlian khusus yang dimiliki oleh guru dan dilakukan dengan rasa tanggung jawab.

Selanjutnya Hamalik (2008 : 1) mengemukakan pendapat lain bahwa : “Profesi itu pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka, bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa, karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu. Profesional berarti pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi”.

Begitu juga yang disampaikan oleh Kurniawan (2005 : 73) yang mengungkapkan bahwa :“Profesional adalah suatu kemampuan dan keterampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan menurut bidang dan tingkatan masing-masing”.

Sedangkan menurut Aziz (2012 : 63) mengungkapkan bahwa : “Profesional bisa diartikan ahli, atau orang yang bekerja sesuai dengan bidang keahliannya, Guru profesional berarti guru yang bekerja sesuai dengan bidang kehliannya”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, professional adalah suatu kompetensi atau kemampuan guru dalam mengajar dan memberikan pelajaran kepada siswa. Guru profesional berarti guru yang mengajar sesuai dengan bidang kehliannya. Sedangkan Profesi adalah pekerjaan tetap seorang guru dibidang mendidik dan mengajar berdasarkan keahlian khusus yang dimiliki dan dilakukan secara bertanggung jawab, dengan tujuan memperoleh penghasilan.

(30)

2.1.2.3 Guru

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen dinyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Pendapat lain disampaikan oleh Djamarah, (2005 : 31) yang mengungkapkan bahwa :

“Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Guru dalam pandangan masyarakat adalah oeang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, rumah, dan sebagainya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa guru adalah orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik di sekolah maupun di luar sekolah”.

Sependapat dengan Djamarah, pendapat lain di sampaikan oleh Sujanto, (2007 : 119) yang mengungkapkan bahwa :

“Kemampuan guru harus terus ditingkatkan karena tuntutan perubahan semakin tinggi. Guru harus diberikan sarana untuk dapat mengakes informasi terkini dalam perkembangan pengetahuan dan teknologi. Guru harus disiapkan menjadi tenaga profesional, agar mampu bersaing dengan tenaga pendidikan dari luar”.

Berdasarkan Undang-undang dan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa guru adalah seseorang yang mengajar dan mendidik, memberikan pelajaran kepada siswa sehingga siswa yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dan yang tadinya tidak mengerti menjadi mengerti. guru adalah orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina siswa, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

(31)

2.1.2.3.1 Tugas dan Peran Guru

Tugas dan peranan guru akan dijelaskan oleh Mulyasa, (2007: 5) yang perpendapat bahwa : “Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama, dan utama. Guru memegang peranan utama dalam pembangunan pendidikan, guru juga sangat menentukan keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar. Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Guru mempunyai peranan yang sangat strategis dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan nasional, khususnya dibidang pendidikan, sehingga perlu dikembangkan sebagai tenaga profesi yang bermartabat dan profesional”.

Pedapat lain dikemukakan oleh Usman (2009: 9) yang mengungkapkan bahwa : Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Tugas guru dalam bidang kemanusian di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya. Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar. Bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah ia tidak akan dapat menanamkan benih pengajarannya itu kepada para siswanya. Guru yang profesional akan mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa dapat optimal. Berikut ini adalah peran guru dalam proses pembelajaran, yaitu :

1. Demonstrator, yaitu sebegai lecturer atau pengajar. Guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya. Guru harus menjadi model atau contoh nyata dari kehendak bidang studi (mata pelajaran) yang diampunya.

2. Pengelola kelas (learning manager), yaitu guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar. Tujuan umumnya adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk kegiatan belajar dan mengajar. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat – alat belajar dan menyediakan kondisi – kondisi yang memungkinkan siswa belajar dan mengajar.

3. Mediator dan fasilitator, yaitu guru hendaknya memiliki pengertahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses pembelajaran. Sebagai mediator, guru pun menjadi perantara dalam hubungan antar manusia. Sedangkan sebagai fasilitator, guru hendaknya

(32)

mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses pembelajaran.

4. Evaluator, yaitu kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Hamalik, (2008 : 36) yang mengungkapkan bahwa :

“Guru yang berkompetensi profesional akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan dan mampu mengelola kelasnya, sehingga pembelajaran mencapai tingkat optimal. Oleh sebab itu kompetensi profesional guru merupakan suatu hal yang penting yang harus dimiliki oleh seorang guru, dengan demikian terdapat alasan mengenai pentingnya kompetensi profesional guru”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, Persepsi Siswa tentang Kompetensi profesional guru adalah pendapat atau pandangan siswa akan kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam, kemudian saat mengelola program belajar mengajar guru harus dapat mengelola kelas dengan baik dan memiliki kosep kreatifitas dalam mengajar dan keprofesionalan dalam mengajar, guru juga harus menggunakan media atau sumber belajar yang berteknologi modern, memahami karakteristik siswanya, dan penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuan yang diampu.

2.1.3 Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar dijelaskan oleh beberapa ahli, salah satunya dijelaskan oleh Purwanto, (2009: 38) yang berdapat bahwa :

“Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap”.

(33)

Sedangkan, pendapat lain dikemukakan oleh Hamalik (2008 : 78) yang mengungkapkan bahwa :

Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan individu untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Belajar adalah subuah proses yang kompleks yang didalamnya tergantung beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah :

1. Bertambahnya jumlah pengetahuan.

2. Adanya kemampuan mengikat dan mereproduksi. 3. Adanya penerapan pengetahuan.

4. Menyimpulkan makna.

5. Menafsirkan dan mengkaitkan dengan realita. 6. Adanya perubahan sebagai pribadi yang lebih baik.

Pendapat lain juga disampaikan oleh Sudarwan, (2010 : 1) yang mengungkapkan bahwa :

“siswa merupakan sumber daya utama dan terpenting dalam proses pendidikan. Siswa bisa belajar tanpa guru. Sebaliknya, guru tidak bisa mengajar tanpa siswa. Karenanya kehadiran siwa menjadi keniscayaan dalam proses pendidikan formal atau pendidikan yang dilambangkan dengan menuntut interaksi antara pendidik dan siswa”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah aktivitas yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan dan keterampilan. Belajar adalah sebuah proses yang kompleks yang didalamnya tergantung pada bertambahnya jumlah pengetahuan. Siswa merupakan sumber daya utama dan terpenting dalam proses belajar.

Hasil belajar sering kali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh siswa menguasai materi yang sudah diajarkan. Hal ini dijelaskan oleh ( Purwanto, (2009 : 45) yang berpendapat bahwa :

“Untuk mengatualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat. Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan

(34)

tingkah lakunya. Hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajar (ends are being attained)”.

Begitu pula yang menurut Kunandar (2013 : 62) yang mengungkapkan bahwa : “Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar”.

Sedangkan menurut Sudjana (2009 : 22) yang berpendapat bahwa : Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa dimana ia menerima pengajalan belajarnya, masuknya informasi-informasi dari pribadi serta lingkungan yang dijadikan suatu pembelajaran dan pengalaman belajar yang akan menghasilkan hasil belajar. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tinjauan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Bloom, yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah kognif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.

1. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

2. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan interaksi.

3. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah spikomotorik, yaitu gerak refleks, keterampilan gerak dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan dan ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresi dan interpretatif.

Ketiga ranah tersebutlah menjadi objek penilaian hasil belajar, diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh guru di sekolah berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, hasil belajar siswa adalah nilai yang didapatkan setelah siswa melakukan suatu pembelajaran. Hasil belajar tersebut didapatkan dari penilaian yang dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa setelah pembelajaran. Adapun hasil belajar yang didapat adalah prestasi belajar dalam kategori kognitif (C1-C4), afektif (A1-A4) dan psikomotorik (P1-P4). Hasil belajar juga termasuk kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa, saat

(35)

siswa menerima pembelajaran dan masuknya informasi-informasi dari pribadi serta lingkungan yang dijadikan suatu pembelajaran dan pengalaman belajar yang akan menghasilkan hasil belajar.

2.1.4 Mata Pelajaran Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan

Teknik Gambar Bangunan (TGB) merupakan program keahlian yang menekankan pada bidang penguasaan jasa menggambar pada bangunan. Kompetensi keahlian teknik gambar bangunan menyiapkan peserta didik untuk bekerja pada bidang pekerjaan jasa menggambar bangunan di dunia usaha maupun industri.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Pendidikan menengah kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional. Sesuai dengan bentuknya, sekolah menengah kejuruan menyelenggarakan program-program pendidikan yang disesuaikan dengan jenis-jenis lapangan kerja.

SMK dengan Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan termasuk kedalam bidang keahlian teknologi dan rekayasa. Berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 4678/D/MK/2016 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan. Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa dibagi menjadi tiga belas program keahlian, salah satu diantara nya adalah Program Keahlian Teknologi Konstruksi dan Properti. Program Keahlian Teknologi Konstruksi dan Properti

(36)

memiliki empat kompetensi paket keahlian, diantaranya Rencana Anggaran Biaya atau (RAB), Mekanika Teknik, Drainase Bendungan, Konstruksi Bangunan, Ilmu Ukur Tanah, dan Menggambar Teknik.

Menurut Firdausi dan Barnawi, (2012: 23) mengungkapkan bahwa : “Mata pelajaran Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan dibedakan menjadi tiga kelompok, antara lain mata pelajaran produktif, mata pelajaran normatif, dan mata pelajaran adaptif. Mata pelajaran inilah yang membedakan antara SMK dengan SMA. Mata pelajaran produktif berisi materi yang berkaitan dengan pembentukan kemampuan keahlian tertentu sesuai program studi masing-masing untuk bekal memasuki dunia kerja”.

Pada SMK Paket Keahlian Teknik gambar Bangunan, mata pelajaran kelompok peminat (C) keahlian terdiri atas:

1. Kelompok mata pelajaran dasar bidang keahlian (C1). 2. Kelompok mata pelajaran dasar program keahlian (C2). 3. Kelompok mata pelajaran paket keahlian (C3).

Mata pelajaran serta Kompetensi dasar pada kelompok C2 dan C3 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan dunia usaha dan industri.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran Paket Keahlian Teknik gambar Bangunan adalah pembelajaran kejuruan yang merupakan kemampuan khusus yang diberikan kepada siswa sesuai dengan program keahlian yang dipilihnya. Pembelajaran keahlian diberikan di bengkel/instalasi masing-masing jurusan. Mata pelajaran Paket Keahlian Teknik gambar Bangunan memiiki peranan penting dan relevan dengan jurusan bangunan serta sebagai dasar keterampilan praktik-praktik siswa dalam Teknik Gambar Bangunan.

(37)

2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan

Hasil penelitian relevan serta kajian beberapa kajian penelitian yang telah dilakukan para penulis sebelumnya dengan studi yang akan dilakukan antara lain : Agusta Kurniati (2014 : 5) tentang profesional guru dalam jurnal studi korelasi STKIP Persada Khatulistiwa. Volume 1, nomor 1, tahun 2014, melalui penelitian tentang “Hubungan Kompetensi Profesional Guru Dengan Hasil Belajar Siswa (Studi Korelasi di Kelas IV SDN 02 Batu Buil, Kecamatan Belimbing)”.adapun hasil dari penelitian tersebut yaitu : hasil penelitian untuk persentase angket sebesar 84%, sedangkan perhitungan rata-rata hasil belajar siswa adalah 76,40. Perhitungan dilanjutkan secara statistik dengan nilai r hitung sebesar 0,69 yang berada pada kategori “kuat”, dan hasil perhitungan koefisien determinan KP= 47,61 % , hasil uji signifikan diperoleh thitung sebesar 5,048 dan dibandingkan

dengan ttabel 2,048 maka thitung lebih besar dari ttabel artinya Ha diterima dan Ho

ditolak, terdapat hubungan antara kompetensi Profesional Guru dengan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 02 Batu Buil.

Ridaul Inayah. (2013 : 13) tentang kompetensi guru dan motivasi siswa dalam jurnal pendidikan ihsan mandiri: Volume 1 Nomor 1 Tahun 2013, melalui penelitian tentang “Pengaruh Kompetensi Guru, Motivasi Belajar Siswa, dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Lasem Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012” Hasil penelitian diperoleh bahwa kompetensi guru berpengaruh secara langsung positif terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi sebesar 40,9%, akan tetapi tidak memiliki pengaruh secara signifikan melalui variabel motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa berpengaruh secara langsung positif

(38)

terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi sebesar 39,3%, dan fasilitas belajar berpengaruh secara langsung positif terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi sebesar 28,1%, serta berpengaruh secara tidak langsung positif terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi melalui motivasi belajar siswa sebesar 0,149.

Eko Pujiastuti, Tri Joko Raharjo, dan Tri Widodo (2012 : 8) tentang kompetensi profesional, pedagogik guru IPA dalam jurnal Curriculum and Educational Technology. Volume 1, nomor 1, Tahun 2012, melalui penelitian tentang “Kompetensi Profesional, Pedagogik Guru Ipa, Persepsi Siswa Tentang Proses Pembelajaran, Dan Kontribusinya Terhadap Hasil Belajar IPA di SMP/MTS Kota Banjarbaru” adapun hasil penelitian menunjukkan kompetensi profesional rendah dari guru dan persepsi siswa adalah sedang. Ada kontribusi langsung dari kompetensi profesional kepada siswa guru-guru ilmu persepsi tentang proses belajar, besarnya adalah 52,7% sebesar 5% dari tingkat signifikansi 0,576 dengan koefisien trace analysis. Ada kontribusi langsung dari kompetensi profesional kepada siswa guru-guru ilmu hasil belajar, jumlahnya 54,5% sebesar 5% dari tingkat signifikansi 0,504 dengan koefisien analisis jejak. Kompetensi pedagogis memberikan 36,2% menjadi persepsi siswa dan 39,1% menjadi subjek ilmu skor belajar peduli hasil. Persepsi siswa memberikan nilai 39% . Saya sarankan para guru untuk memperdalam pemahaman mereka dalam belajar penguasaan teori, perancah pembelajaran yang inovatif, strategi belajar dalam hal ilmu pengetahuan subjek dan penilaian nilai hasil belajar siswa.

(39)

2.3 Kerangka Teoretik

Persepsi merupakan proses perlakuan seseorang terhadap objek atau informasi yang diterima melalui pengamatan dengan menggunakan indra yang dimiliki. Proses persepsi ini berkaitan dengan pemberian arti atau makna serta mengintepretasikan objek yang diamati. Sedangkan persepsi siswa adalah pendapat siswa mengenai suatu objek yang diamatinya dan proses siswa menelaah suatu informasi yang diterima dan siswa dapat menggambarkan objek yang telah diamatinya.

Persepsi Siswa tentang Kompetensi profesional guru adalah pendapat atau pandangan siswa akan kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam, kemudian saat mengelola program belajar mengajar guru harus dapat mengelola kelas dengan baik dan memiliki kosep kreatifitas dalam mengajar dan keprofesionalan dalam mengajar, guru juga harus menggunakan media atau sumber belajar yang berteknologi modern, memahami karakteristik siswanya, dan penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuan yang diampu.

Hasil belajar siswa adalah nilai yang didapatkan setelah siswa melakukan suatu pembelajaran. Hasil belajar tersebut didapatkan dari penilaian yang dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa setelah pembelajaran. Adapun hasil belajar yang didapat adalah prestasi belajar dalam kategori kognitif (C1-C4), afektif (A1-A4) dan psikomotorik (P1-P4). Hasil belajar juga termasuk kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa, saat siswa menerima pembelajaran dan masuknya informasi-informasi dari pribadi serta lingkungan

(40)

yang dijadikan suatu pembelajaran dan pengalaman belajar yang akan menghasilkan hasil belajar.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran Paket Keahlian Teknik gambar Bangunan adalah pembelajaran kejuruan yang merupakan kemampuan khusus yang diberikan kepada siswa sesuai dengan program keahlian yang dipilihnya. Pembelajaran keahlian diberikan di bengkel/instalasi masing-masing jurusan. Mata pelajaran Paket Keahlian Teknik gambar Bangunan memiiki peranan penting dan relevan dengan jurusan bangunan serta sebagai dasar keterampilan praktik-praktik siswa dalam Teknik Gambar Bangunan.

Berangkat dari permasalahan di atas, penelitian ini akan membahas hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru dengan hasil belajar siswa, pada mata pelajaran Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 1 Cikarang Barat.

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka teoretik yang telah diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan hipotesis penelitian ini yaitu: terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional Guru dengan hasil belajar siswa.

(41)

3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru dengan hasil belajar siswa, pada mata pelajaran Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 1 Cikarang Barat.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada SMK Negeri 1 Cikarang Barat Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan. Jalan Teuku Umar No.1, Gandasari, Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat 17520. Alasan memilih tempat penelitian karena SMK Negeri 1 Cikarang Barat merupakan sekolah menengah kejuruan yang terdapat Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan. lokasi yang diteliti terletak di luar kota Jakarta, dan berdasarkan data yang diperoleh, masalah yang akan diteliti sangat cocok dengan tempat yang telah ditentukan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama dua bulan sejak Desember 2017 sampai Januari 2018 yang terdiri dari empat tahap yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, pengolahan data dan tahap kesimpulan. Penelitian ini dilakukan pada waktu tersebut dikarenakan waktu tersebut merupakan waktu efektif untuk memperoleh data penelitian. Pada bulan tersebut siswa Paket Keahlian Teknik Bangunan SMK Negeri 1 Cikarang Barat sedang dalam pembelajaran efektif,

(42)

sehingga informasi tentang hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru dengan hasil belajar siswa dapat dengan mudah didapatkan.

3.3 Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif asosiatif. Menurut Sugiyono (20011: 11). Penelitian kuantitatif, adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Sedangkan penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi dibandingkan dengan diskriptif dan komparatif karena dengan penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi unguk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.

Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode survei dengan desain korelasi. Metode survei ini dipilih untuk memperoleh informasi hubungan antar variabel yang diteliti, karena salah satu tujuan dari metode survei adalah menentukan hubungan sesuatu yang hidup diantara kejadian spesifik (Prasetyo, 2005 : 143).

Berdasarkan tingkat eksplanasinya penelitian ini digolongkan menjadi penelitian asosiatif. Tingkat eksplanasi adalah penjelasan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel-variabel dengan variabel-variabel yang lain. Penelitian asosiatif bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini akan diketahui hubungan antara variabel bebas kompetensi profesional guru variabel terikat hasil belajar siswa. Disain penelitian adalah sebagai berikut :

(43)

Gambar 3.1. Desain Penelitian

Keterangan :

X : Kompetensi Profesional Guru Y : Hasil belajar siswa

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2011:119). Sedangkan menurut Arikunto (2006:130) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, populasi dalam penelitian ini adalah siswa Negeri 1 Cikarang Barat Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan yaitu sebanyak 312 orang siswa.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2011:120). Sedangkan menurut Menurut Neolaka (2014:42) Sampel adalah sebagian unsur populasi yang dijadikan objek penelitian atau sering juga disebut wakil dari populasi yang ciri-cirinya akan diungkapkan dan akan digunakan untuk menaksir ciri-ciri populasi. Jika populasi penelitiannya besar maka tidak mungkin untuk mempelajari semua yang ada pada populasi karena pasti ada keterbatasan. Oleh karena itu digunakanlah sampel penelitian

(44)

yang bisa mewakili populasi penelitian, sehingga kesimpulannya nanti dapat digeneralisir untuk populasi.

Sampel dalam penelitian ini menggunakan cluster random sampling, yang akan dilakukan pada siswa kelas XI dan kelas XII SMK Negeri 1 Cikarang Barat Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan yaitu sebanyak 100 orang siswa. Untuk siswa dibagi menjadi 2 kelas yaitu 50 siswa kelas XI dan 50 siswa kelas XII dengan jumlah 100 siswa.

Tabel 3.1. Jumlah Responden Penelitian

No. Guru yang diamati

Responden Mata Pelajaran yang di Ampu Kelas XI Kelas XII

1 Ria Susanto, S.Pd, MM 5 4 Rencana Anggaran Biaya 2 Sri Pardiyanta, S.Pd 5 4 Menggambar Teknik 3 Drs. Gerson Nabala 4 4 Menggambar Teknik 4 Susiana Ginting, S.Pd 4 4 Menggambar Teknik 5 Cucu Sudrajat, S.Pd, MM 4 4 Menggambar Teknik 6 Drs. Eman Indra Gunawan 4 4 Drainase Bendungan 7 Suwartini, S.Pd 4 4 Menggambar Teknik 8 Warka, S.Pd, MM 4 4 Ilmu Ukur Tanah 9 Rochmad Wahyudi, S.Pd 4 4 Konstruksi Bangunan

10 Sulasmi, S.Pd 4 4 Mekanika Teknik

11 Desi Liawati, S.Pd 4 5 Mekanika Teknik 12 Hendra J M.SE 4 5 Konstruksi Bangunan

(45)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket (Kuesioner) yang akan diberikan kepada responden untuk mengukur persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru dan butir tes soal untuk mengukur hasil belajar siswa sebanyak 34 butir soal. Menurut Sugiyono (2011 : 142), kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

Penelitian ini dilakukan dengan cara meberikan selembaran kuesioner kepada responden dan diisi saat itu juga dengan pengawasan peneliti. Pernyataan dalam kuesioner berupa Pernyataan tertutup sehingga memudahkan responden dalam memilih jawaban yang telah dibatasi.

Penskoran menggunakan skala Likert yang sudah dimodifikasi dengan lima alternatif jawaban. Skor setiap alternatif jawaban pada pernyataan positif dan negatif adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2. Kriteria Penilaian Instrumen

Alternatif Jawaban Pernyataan

Positif (+) Negatif (-)

Sangat Setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Ragu-Ragu (R) 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5 Sumber : (Sugiyono, 2011)

Gambar

Tabel 3.1. Jumlah Responden Penelitian
Tabel 3.2. Kriteria Penilaian Instrumen
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen variabel (X)  Persepsi Siswa tentang  Kompetensi Profesional Guru
Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Reliabilitas  Nilai Koefisien
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil evaluasi tablet menunjukkan bahwa semua formula memenuhi persyaratan kekerasan, hanya F2 yang memenuhi persyaratan kerapuhan, dan F2 yang paling disukai oleh

Bioautogtafi, karena metode ini merupakan pengujian lanjutan bertujuan untuk mengetahui komponen kimia apa yang memberikan aktivitas antibakteri dari ekstrak air

disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: (1) Guru kurang mengkaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata, (2) Siswa jenuh dalam pembelajaran dikarenakan

Hasil dari penelitian ini adalah JWT yang diimplementasikan dapat melakukan validasi terhadap username dan password yang dikirimkan oleh publisher, JWT mampu melakukan

Adapun hotel melati adalah usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian bangunan yang disediakan secara khusus, dimana setiap orang dapat menginap, makan

Dahulu Merajaaq Kilip pemah berjanji akan memberikan upah yang setimpal dengan jerih-payah Beruang j ika dapat membawa ap i dari lautan Apui Apiq. Akan tetapi, semua yang

Keywords Biodiesel · Jatropha curcas · Subcritical methanol · Subcritical acetic acid · Sunflower oil · (trans) Esterification Abbreviations FAME Fatty acid methyl ester(s) FFA

bahwa pengendalian lalu lintas kendaraan bermotor perseorangan dan barang pada koridor atau kawasan tertentu pada waktu dan jalan tertentu memenuhi kriteria sebagai Retribusi Jasa