• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN JUMLAH BAHAN KERING DAN PRODUKSI GAS CAMPURAN LIMBAH PASAR DAN TEPUNG DAUN MURBEI (Morus alba) YANG DIFERMENTASI DENGAN KADAR AIR YANG BERBEDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERUBAHAN JUMLAH BAHAN KERING DAN PRODUKSI GAS CAMPURAN LIMBAH PASAR DAN TEPUNG DAUN MURBEI (Morus alba) YANG DIFERMENTASI DENGAN KADAR AIR YANG BERBEDA"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

PERUBAHAN JUMLAH BAHAN KERING DAN PRODUKSI GAS CAMPURAN LIMBAH PASAR DAN TEPUNG DAUN MURBEI (Morus alba) YANG DIFERMENTASI DENGAN KADAR AIR YANG BERBEDA

SKRIPSI

Oleh : SITI NURALIAH I 211 08 275 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

(2)

PERUBAHAN JUMLAH BAHAN KERING DAN PRODUKSI GAS CAMPURAN LIMBAH PASAR DAN TEPUNG DAUN MURBEI (Morus alba) YANG DIFERMENTASI DENGAN KADAR AIR YANG BERBEDA

Oleh :

SITI NURALIAH I 211 08 275

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2012

(3)

PERNYATAAN KEASLIAN 1. Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Siti Nuraliah Nim : I211 08 275 Menyatakan dengan sebenarnya bahwa :

a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli

b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi ini, terutama dalam Bab Hasil dan Pembahasan, tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku.

2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat digunakan seperlunya.

Makassar, Mei 2012

(4)

Judul : Perubahan Jumlah Bahan Kering dan Produksi Gas Campuran Limbah Pasar dan Tepung Daun Murbei (Morus alba) yang Difermentasi Dengan Kadar Air Berbeda Nama : Siti Nuraliah

Stambuk : I 211 08 275

Skripsi ini telah Diperiksa dan Disetujui Oleh :

Dr. Ir. Syahriani Syahrir, M.Si Dr. Ir. F.K Tangdilintin, M.Sc Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Mengetahui :

Prof. Dr. Ir. H. Syamsuddin Hasan, M. Sc Prof.Dr.Ir.JasmalSyamsu, M.Si Dekan Fakultas Peternakan Ketua Jurusan

(5)

ABSTRAK

Siti Nuraliah (I 211 08 275). Perubahan Jumlah Bahan Kering (BK) dan Produksi Gas dari Campuran Limbah Pasar dan Tepung Daun Murbei (Morus alba) yang Difermentasi dengan Kadar Air yang Berbeda. (Dibawah Bimbingan Syahriani Syahrir, Sebagai Pembimbing Utama dan F.K.Tangdilingting, Sebagai Pembimbing Anggota).

Limbah sayuran pasar berpotensi sebagai bahan pakan ternak, akan tetapi limbah tersebut sebagian besar mempunyai kecenderungan mudah mengalami pembusukan dan kerusakan, sehingga perlu dilakukan pengolahan untuk memperpanjang masa simpan serta untuk menekan efek anti nutrisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan jumlah bahan kering dalam campuran limbah pasar dengan tepung daun murbei sebelum dan sesudah difermentasi serta efektifitas campuran tepung daun murbei (Morus alba) dengan limbah pasar pada kadar air yang berbeda.Penelitian di atur menurut Rancangan Acak Kelompok (RAK) (Gasperz, 1991) dengan 4 kelompok dan 4 perlakuan (penambahan air) yaitu Po tanpa penambahan air, P1 10% BK limbah pasar, P2 20% BK limbah

pasar dan P3 30% BK limbah pasar. Berdasarkan analisis sidik ragam

menunjukkan bahwa selisih bahan kering berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap penambahan air yang berbeda. Sedangkan produksi gas berdasarkan analisis sidik ragam tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap penambahan air. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahan dapat disipulkan bahwa proses fermentasi limbah pasar dan tepung daun murbei tanpa penambahan air (Po) mengidentifikasikan proses fermentasi yang berjalan baik dengan adanya peningkatan jumlah produksi gas.

(6)

ABSTRACT

Siti Nuraliah (I 211 08 275). Changes in Total Dry Matter (DM) and Mixed Waste Gas Production of Wheat Leaf Market and Mulberry (Morus alba) wich is fermented with Different Levels of water. (with Syahriani Syahrir Guidance, as major adviser and FKTangdilingting, As a Member Adviser)

Vegetable waste of the market is potential as animal feed ingredients, but most of the waste had a tendency to decay and damage easily, so the processing need to be done to extend the shelf life as well as to suppress the anti-nutritional effects.This research aims to determine the change in the amount of dry matter in the waste mixture to the flour market mulberry leaves before and after the fermented mixture of flour and the effectiveness of both flour and mulberry leaves (Morus alba) in different levels. The design of the study are set according to the Random Group (RGD) (Gasperz, 1991) with 4 groups and 4 treatments (addition of water) which is Po without the addition of water, waste BK P1 10% market, 20% BK P2 and P3 market waste 30% of waste BK market. Based on the analysis of variance showed that the difference in dry ingredients differ very significantly (P <0.01) different to the addition of water. Whereas gas production based on the analysis of variance no significant effect (P> 0.05) on addition of water. Based on the results of research and discussion, it can be conclude that the fermentation process and market waste mulberry leaf meal without the addition of water (Po) identify a fermentation process that goes well with an increase of gas production.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan hidayah dan petunjuk bagi umat manusia, demikian juga Salawat dan Salam kepada Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi suri tauladan yang patut kita contoh dalam kehidupan kita sehari- hari karena limpahan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penyusunan Skripsi ini dapat diselesaikan meskipun dalam bentuk yang sederhana.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dekan Fakultas Peternakan Prof. Dr. Ir. H. Syamsuddin Hasan, M.Sc yang juga merupakan pembimbing akademik penulis, serta terima kasih dan rasa hormat penulis ucapkan kepada Ketua Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Prof. Dr. Ir. Jasmal A. Syamsu, MSi beserta dosen dan staf karyawan dan karyawati Laboratorium yang telah banyak memberikan penulis pengetahuan yang begitu berharga.

Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada Dr. Ir. Syahriani Syahrir, M.Si dan Dr. Ir. F.K Tangdilintin, M.Sc yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan pengalaman selama penulis melaksanakan penelitian, penyusunan skripsi serta selama penulis kuliah di jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak.

Skripsi ini dapat terselesaikan karena adnya dukungan dan bantuan dalam bentuk moral dan materil dari berbagai pihak karena itu penulis tak lupa mengucapkan terima kasih kepada:

(8)

 Limpahan rasa hormat, kasih sayang, cinta dan terima kasih yang tulus kepada Ayahanda Drs. Sofjan Atjo dan Ibunda Sahara M, yang telah membesarkan, mendidik, dan tak henti-hentinya mendoakan penulis, semoga selalu dalam lindungan Allah SWT. Tak lupa juga ungkapan terimakasih buat saudara-saudariku K’ Wyah, K’ Dyah, K’ Wahid, Dek Aco, Dek Cici dan Si bungsu ipha terimakasih atas segala perhatian, kasih sayang, serta saran yang tak berujung dari kalian.

 Ucapan terima kasih kepada rekan-rekan team penelitian atas kerjasamanya, SPESIES 08, warga HUMANIKA yang telah menjadi sahabat sekaligus keluarga. Serta terima kasih tidak lupa ucapkan pada semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan yang telah banyak membantu penulis selama melaksanakan penelitian.

Akhirnya penulis mengaharapkan semoga Allah SWT memberikan balasan yang tiada taranya kepada semua pihak yang telah berjasa dalam hidup penulis , akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat kepada orang – orang yang telah membacanya, Amin

Makassar, Mei 2012

PENULIS

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGAJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAAN ... . iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Rumusan Masalah ... 2

Hipotesis ... 3

Tujuan dan Kegunaan ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Potensi Limbah Pasar Sebagai Bahan Pakan Ternak ... 4

Potensi Murbei Sebagai Bahan Pakan Ternak ... 7

Fermentasi Bahan Pakan ... 12

Degradasi Bahan dalam Proses Fermentasi ... 14

Kandungan Bahan Kering Bahan Pakan ... 15

(10)

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian ... 17

Materi Penelitian ... 17

Metode Penelitian ... 18

Pelaksanaan Penelitian ... 18

Peubah yang Diamati ... 19

Analisa Data ... 21

HASIL DAN PEMBAHASAN Selisih Bahan Kering ... 22

Jumlah Produksi Gas ... 25

PENUTUP Kesimpulan ... 26 Saran ... 26 DAFTAR PUSTAKA ... 27 LAMPIRAN ... 30 RIWAYAT HIDUP

(11)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

Teks

1. Komposisi beberapa jenis limbah sayuran ... 6

2. Komposisi nutrien daun murbei ... 10

3. Komposisi asam amino daun murbei ... 10

4. Komposisi Gas... 16

5. Rataan selisih Bahan Kering ... 22

6. Hasil analisis sidik ragam pengaruh penambahan air pada Kandungan bahan kering limbah pasar ... 23

(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

Teks

1. Tanaman murbei (Morus alba) ... 7 2. Kurva hubungan jumlah penambahan air terhadap selisih bahan

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

Teks 1. Analisis sidik ragam pengurangan bahan kering

akibat fermentasi (%) ... 30

2. Analisis sidik ragam pengurangan bahan kering akibat fermentasi (g) ... 33

3. Uji kontras orthogonal polinomial... 36

4. Analisis sidik ragam jumlah produksi gas ... 39

(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia memiliki jumlah limbah khususnya limbah pasar yang melimpah. Pengolahan limbah sayuran untuk pakan alternatif ternak berpotensi untuk membantu menekan biaya pakan yang umumnya dapat mencapai 70% dari seluruh biaya usaha tani ternak. Selain itu usaha ini juga membantu dalam penyediaan bahan pakan ternak dengan jumlah kebutuhan pakan ternak sapi per hari per ekor mencapai 10% dari bobot badan.

Ketersediaan hijauan pakan ternak merupakan permasalahan krusial di negara ini, tidak saja pada musim kemarau tetapi pada hampir sepanjang musim disebabkan faktor keterbatasan lahan. Di lain sisi, usaha peternakan ruminansia di Indonesia tetap dilakukan oleh peternak yang pada umumnya merupakan usaha yang turun temurun dilakukan. Limbah sayuran pasar merupakan sisa-sisa, hasil penyiangan, maupun bagian dari sayuran ataupun buahan yang tidak dimanfaatkan untuk konsumsi manusia. Limbah sayuran pasar kebanyakan terdiri dari sayuran dan buah-buahan.

Sampah banyak dipandang sebelah mata, sebagai sesuatu yang menjijikkan, dan perlu dihindari. Tidak banyak orang menyadari bahwa sampah pasar bila dikelola dan diolah dengan baik dapat menjadi barang bernilai ekonomis, terlebih bila manajemen pengelolaan menggunakan teknologi pengolahan yang baik. Investasi di pengelolaan sampah dapat bermanfaat dalam

(15)

meningkatkan kelestarian lingkungan, menyerap tenaga kerja, dan menambah penghasilan bagi peningkatan kesejahteraan para pengelolanya (Anonim, 2011a).

Menurut Harfiah (2005) bahwa Limbah sayuran pasar berpotensi sebagai bahan pakan, akan tetapi limbah tersebut sebagian besar mempunyai kecenderungan mudah mengalami pembusukan dan kerusakan, sehingga perlu dilakukan pengolahan untuk memperpanjang masa simpan serta untuk menekan efek anti nutrisi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan suatu inovasi antara lain berupa penambahan campuran tepung daun murbei ke dalam limbah pasar kemudian di fermentasi. Selama proses fermentasi suatu bahan pakan biasanya terjadi perubahan dalam komposisi nutrien, selain itu proses fermentasi juga dapat mengasilkan gas, khususnya gas methan.

Rumusan Masalah

Selain tidak palatable limbah juga dapat menjadi media bakteri patogen yang dapat menggangu kesehatan ternak. Proses fermentasi dapat mengatasi masalah tersebut. Dalam proses fermentasi dapat terjadi hidrolisis maupun sintesis nutrien di dalam bahan atau produk. Oleh karena itu perlu diteliti apakah fermentasi campuran tepung daun murbei dengan limbah pasar dengan proporsi campuran yang berbeda serta penambahan air yang optimal akan berpengaruh terhadap kandungan bahan kering campuran tersebut dan jumlah gas yang dihasilkan.

(16)

Hipotesis

Diduga terdapat perbedaan yang signifikan antara perubahan jumlah bahan kering dalam campuran limbah pasar dan tepung daun murbei sebelum dan sesudah difermentasi dengan kadar air berbeda. Juga diduga terdapat perbedaan dalam jumlah produksi gas selama proses fermentasi dengan kadar air berbeda. Tujuan dan Kegunaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan jumlah bahan kering (BK) dalam campuran limbah pasar dengan tepung daun murbei sebelum dan sesudah difermentasi serta efektifitas campuran tepung daun murbei dengan limbah pasar pada kadar air yang berbeda.

Kegunaan penelitian ini adalah agar dapat memberikan informasi serta memberikan perbandingan mengenai efektifitas campuran tepung daun murbei dengan limbah pasar pada kadar air yang berbeda dalam proses fermentasi.

(17)

TINJAUAN PUSTAKA

Potensi Limbah Pasar Sebagai Bahan Pakan Ternak

Limbah sayuran pasar berpotensi sebagai bahan pakan ternak, akan tetapi limbah tersebut sebagian besar mempunyai kecenderungan mudah mengalami pembusukan dan kerusakan, sehingga perlu dilakukan pengolahan untuk memperpanjang masa simpan serta untuk menekan efek anti nutrisi yang umumnya berupa alkaloid. Dengan teknologi pakan, limbah sayuran dapat diolah menjadi bahan pakan dalam bentuk seperti tepung dan silase yang dapat digunakan sebagai pakan ternak. Bahkan ada teknologi pakan yang lebih canggih lagi yaitu dalam bentuk wafer dan biskuit pakan. Manfaat dari teknologi pakan antara lain dapat meningkatkan kualitas nutrisi limbah sebagai pakan, serta dapat disimpan dalam kurun waktu yang cukup lama sebagai cadangan pakan ternak saat kondisi sulit mendapatkan pakan hijauan (Saenab, 2010).

Limbah hayati pasar adalah sampah pasar yang terdiri dari bahan-bahan hayati yang dibuang karena tidak dapat dijual. Limbah ini banyak terdiri dari sayur-sayuran, buah-buahan yang sudah tua atau sudah busuk serta daun-daun lainnya. Sayur-sayuran seperti kentang, ketimun dan buncis mengandung banyak enzim. Enzim-enzim tersebut apabila tidak diinaktifkan akan dapat menimbulkan bau menyengat. Untuk menginaktifkan enzim-enzim penyebab bau busuk tersebut cukup dengan pengeringan sebelum difermentasikan. Mikroba tertentu dapat dipakai dalam proses fermentasi untuk mengawetkan pakan. Hasil fermentasi diperoleh sebagai akibat metabol memikroba-mikroba pada suatu bahan pakan

(18)

dalam keadaan anaerob. Perombakan yang kompleks pada fermentasi sayur-sayuran dihasilkan oleh serangkaian pertumbuhan bakteri asam laktat Leuconostoc mesentroides. Perombakan ini umumnya memulai proses fermentasi kemudian disempurnakan oleh berbagai spesies lactobacillus. Walaupun hasil fermentasi menunjukkan adanya kehilangan beberapa zat, namun hal ini diimbangi dengan banyak hal yang menguntungkan. Makanan yang telah difermentasi selain dapat disimpan lama juga kualitas nutrisinya biasanya akan mengalami peningkatan (Ishak dan Amrullah, 1985). Namun kendala utama yang mungkin dialami oleh peternak dalam penggunaan limbah pasar adalah limbah pasar itu sendiri yang mudah busuk dan memerlukan proses agar dapat di simpan lebih lama. Proses ini umumnya dianggap peternak sebagai hal yang merepotkan terutama karena sebagian besear peternak tidak menjadikan profesi beternak sebagai profesi utama.

Selain itu banyak peternak belum menyadari bahwa limbah hayati pasar merupakan sumber pakan yang kualitasnya baik apabila diolah dengan baik pula. Limbah pasar buah dapat berupa bongol buah pisang, buah pisang, kulit buah nangka, buah-buahan yang sudah membusuk (apel, pear, pisang, semangka, salak, pepaya, melon) sedangkan limbah sayur berupa sawi, kubis, daun ketela, kulit jagung, kulit buah nangka muda, umbi-umbian yang terbuang, sisa-sisa mentimun) (Budansa, 2008).

Menurut hasil penelitian, diketahui bahwa sampah yang sering dianggap lebih banyak menyebabkan masalah karena mencemari lingkungan ternyata juga banyak mengandung mineral, nitrogen, fosfat, kalium serta B-12. Vitamin B-12

(19)

terkandung dalam sampah karena adnya sejenis bakteri yang dapat memfermentasikan sampah dan mensintesa vitamin B-12. Unsur-unsur tersebut di atas merupakan unsur yang sangat diperlukan untuk ternak. Sebagai pakan pendukung, tentu saja sampah, tersebut akan lebih aman digunakan sebagai pakan apabila di proses terlebih dahulu, misalnya dengan cara pengeringan atau fermentasi (Widyawati dan Widalestari, 1996).

Tabel 1: Komposisi Beberapa Jenis Limbah Sayuran

Jenis BK Kalori Protein Lemak Serat Kapur Besi Karbohidrat Air Sayuran (g) (g) (g) (mg) (mg) (g) (%) Bayam 15.2 43 5.2 1.0 340 4.1 6.5 86.9 Kangkung 10.0 30 2.7 1.1 60 2.5 Kubis 7.0 22 1.6 0.8 55 0.8 Sawi putih 5.8 17 1.7 0.7 100 2.6 Daun kangkung 23.8 8.93 1.03 3.19 1.82 Daun Singkong 1.77 Daun kembang 3890 31.77 * 13.77 19.93 Kulit Jagung 4351 1.94 * 34.15 2.97

(20)

Potensi Murbei sebagai Bahan Pakan Ternak

Gambar 1. Tanaman Murbei (Morus Alba)

Murbei tumbuh baik pada ketinggian lebih dari 100 m dpl dan memerlukan banyak sinar matahari. Murbei memiliki banyak nama yakni: Besaran (indonesia), murbai, besaran (jawa); kerta,kitau (sumatera) ; sangye (cina), maymon, dau tam (vietnam); morus leaf, morus fruit, mulberry leaf, mulberry bark ; mulberry twigs, white mulberry, mulberry (Inggris). Tumbuhan murbei tumbuh baik di daerah-daerah yang cukup basa tapi berdrainase baik seperti dilereng gunung. Tinggi tanaman murbei dapat mencapai 9 m dan mempunyai banyak cabang. Ditemukan rambut halus pada bagian cabang yang muda. Daunnya tunggal dan tumbuh berselang-seling dengan tangkai daun yang panjangnya mencapai 4 cm dan pangkalnya tumpul. Tepi daunya bergerigi dengan dengan ujung yang runcing dengan permukaan yang kasar baik pada bagian yang atas maupun yang bawah. Panjang daun antara 2,5-20 cm dengan lebar 1,5-12 cm dan berwarna hijau (Anonim ,2011b).

(21)

Informasi potensi produksi tanaman murbei telah banyak dilaporkan namun informasi tersebut terkait dengan kebutuhan daun murbei sebagai pakan ulat sutra. Penelitian pemanfaatan murbei sebagai pakan ternak baru dijumpai sebagian kecil di India, Jepang dan Korea. Percobaan pemanfaatan daun murbei sebagai pengganti konsentrat unggas di Jepang telah dilaporkan oleh Machii et al. (2002), sedangkan penelitian untuk bahan pakan ternak ruminansia telah dilakukan oleh Singh & Makkar (2002), yang melakukan pengujian secara in vitro.

Beberapa murbei hibrid menghasilkan produktivitas daun lebih tinggi dari pada tetuanya (Santoso, 2000) Di Indonesia, usaha budidaya murbei diperlukan untuk usaha pemeliharaan ulat sutera, yang disebut persuteraan alam (Sunanto, 1997). Di Arboretum Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (B2PBPTH) Yogyakarta sampai saat ini terdapat 48 jenis tanaman murbei, 36 diantaranya merupakan hasil hibridisasi.

Murbei dapat ditanam dari biji, dan cara ini sering disarankan karena akan menghasilkan pertumbuhan pohon murbei yang baik. Tapi, kebanyakan tekhnik penanaman daun murbei yang digunakan adalah dengan stek. Tanaman murbei ini dibiarkan tumbuh sampai ketinggian 5 – 6 kaki dari permukaan tanah dengan diameter 4 - 5 inci. Murbei tumbuh dengan baik pada umur 8 - 10 bulan. Tanaman murbei biasanya dipotong sekali dalam setahun pada musim hujan (Jul – Agustus) pada ketinggian 5 – 6 kaki dari permukaan tanah. Daun murbei dipanen 3 – 4 kali dalam setahun (Anonim, 2011c).

(22)

Tanaman Murbei dapat di perbanyak dengan biji, stek dan okulasi. Perbanyakan dengan biji relatif lebih mahal, tetapi menghasilkan tanaman yang lebih baik dibandingkan dengan perbanyakan melalui stek. Perbanyakan tanaman dengan stek membutuhkan 75.000 sampai 120.000 stek/ha, sedangkan perbanyakan dengan okulasi membutuhkan 4000 tanaman/hektar. Tekhnik perbanyakan tanaman dengan okulasi secara eksklusif dilakukan di Jepang (Machii el al., 2002).

Tanaman murbei mempunyai potensi sebagai bahan pakan yang berkualitas karena potensi produksi, kandungan nutrien dan daya adaptasi tumbuhnya yang baik (Singh & Makkar 2002). Produksi daun murbei sangat bervariasi tergantung pada varietas, lahan, ketersediaan air dan pemupukan. Martin et al., (2002) melaporkan produksi biomassa murbei dengan interval defoliasi 90 hari akan mencapai 25 ton BK/ha/thn dan produksi daun sebesar 16 ton BK/ha/thn sedangkan Boschini (2002) melaporkan produksi daun sebesar 19 ton BK/ha/thn. Potensi produksi tersebut lebih tinggi dibanding dengan leguminosa lain seperti gamal (Gliricidia sepium) dengan potensi produksi sebesar 7-9 ton BK/ha/tahun (Horne et al. 1995). Kandungan nutrien daun murbei meliputi 22-23% PK, 8-10% total gula, 12 -18% mineral, 35% ADF, 45,6% NDF, 10-40% hemiselulosa, 21,8% selulosa (Datta et al.2002).

Kandungan nutrien daun beberapa varietas murbei disajikan pada tabel 2 . Kualitas daun murbei yang tinggi juga ditandai oleh kandungan asam aminonya yang lengkap. Rata-rata komposisi asam amino daun murbei yang di analisis dari 119 varietas murbei disajikan pada tabel 3 (Machii et al.2002).

(23)

Tanaman murbei juga teridentifikasi mengandung asam askorbat, karoteinase, vitamin B1, asam folat dan provitamin D (Singh, 2002).

Tabel 2. Komposisi nutrien daun murbei

Komposisi Nutrien Varietas Murbei

Morus Morus Morus Morus Morus Alba nigra multicaulis cathayana australis Air (%) 82.27 83.17 77.11 79.55 83.89 Potein Kasar (%) 20.15 20.06 15.51 18.53 19.44 Serat Kasar (%) 13.27 16.19 12.55 12.89 12.82 Lemak Kasar(%) 3.62 3.63 3.64 3.69 4.10 Abu (%) 10.58 10.77 10.97 14.84 10.63 Sumber : Samsijah (1992)

Tabel 3. Komposisi asam amino daun murbei

Asam Amino Kandungan % Asam amino (mg/g BK) Asam Aspartat 20.49 10.0 Threonin 10.52 5.2 Serin 10.12 5.0 Glutamin 23.23 11.3 Prolin 10.93 5.4 Glysin 12.02 5.9 Alanin 15.75 7.7 Valin 12.83 6.3 Cystein 1.17 0.6 Metionin 2.99 1.5 Isoleusin 10.04 4.9 Leusin 19.45 9.5 Tirosyn 7.40 3.6 Phenalalanin 12.26 6.0 NH3 2.89 1.4 Lysin 12.33 6.0 Histidin 4.61 2.3 Arginin 12.96 6.3 Total 204.25 100.0 Sumber: Machii et al (2002)

(24)

Komposisi nutrien yang lengkap serta produksi daun yang tinggi, menjadikan tanaman murbei potensial dijadikan bahan pakan, menggantikan konsentrat khususnya untuk ternak ruminansia (Doran et al, 2006). Sancez (2002) melaporkan bahwa di Indonesia, tanaman murbei baru digunakan sebagai pakan ulat sutra, sedangkan penelitian atau pemanfaatan murbei sebagai pakan ternak belum dijumpai. Kondisi yang berbeda terjadi di negara-negara bagian Amerika, dimana daun murbei telah digunakan sebagai bahan pakan ternak. Di Indonesia dikenal beberapa spesies murbei yang potensial untuk pakan ulat sutera atau sumber bahan baku pakan ayam, antara lain Morus alba, Morus nigra, Morus multicaulis, Morus astralis, Morus cathayana, Morus mierovra, Morus alba var.

Macrophylla, dan Morus bombycis Atmosoedarjo dkk. (2000). Doran et al. (2006)

(25)

Fermentasi Bahan Pakan

Fermentasi adalah segala macam proses metabolik dengan bantuan enzim dari mikroba (jasad renik) untuk melakukan oksidasi, reduksi, hidrolisa dan reaksi kimia lainnya. Proses tersebut menyebabkan terjadinya perubahan kimia pada suatu substrat organik dengan menghasilkan produk tertentu yang menyebabkan terjadinya perubahan sifat bahan tersebut. Dan juga menyatakan bahwa proses fermentasi bahan pakan oleh mikroorganisme menyebabkan perubahan-perubahan yang menguntungkan seperti memperbaiki mutu bahan pakan baik dari aspek gizi maupun daya cerna serta meningkatkan daya simpannya. Produk fermentasi biasanya mempunyai nilai nutrisi yang lebih tinggi daripada bahan aslinya karena adanya enzim yang dihasilkan dari mikroba itu sendiri (Winarno dan Fardiaz, 1980).

Penambahan bahan-bahan yang mengandung nutrient tertentu kedalam

media fermentasi dapat menyokong dan merangsang pertumbuhan

mikroorganisme. Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai sumber nitrogen pada proses fermentasi adalah urea. Urea yang ditambahkan kedalam medium fermentasi akan diuraikan oleh enzim urease menjadi amonia dan karbondioksida selanjutnya ammonia digunakan untuk pembentukan asam amino (Fardiaz, 1989).

Silase merupakan salah satu produk dari proses fermentasi, yang didalamnya terjadi perubahan bahan organik yang kompleks menjadi senyawa - senyawa yang lebih sederhana oleh adanya kegiatan enzim, dan senyawa-senyawa yang dihasilkan dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang tidak

(26)

diinginkan. Perubahan-perubahan yang terjadi dapat pula memperbaiki nilai gisi dari produk (Akhirany, 2003).

Perbedaan kadar air dalam proses fermentasi memiliki pengaruh yang signifikan seperti pendapat Raimbault (1998), yang menyatakan bahwa kadar air media dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme yang dhasilkan, karena air merupakan media untuk transport substrat sekaligus sebagai pereaksi pada proses metabolisme mikroorganisme tersebut. Kadar air media yang terlalu rendah akan memperpanjang fase lag mikroorganisme sehingga pertumbuhan menjadi lebih lambat. Walaupun tergantung pada jenis mikroorganisme dan substrat yang digunakan, poses fermentasi padat umumnya dilakukan pada media yang mengandung air 30 – 85%.

(27)

Degradasi Bahan dalam Proses Fermentasi

Proses degradasi limbah pertanian, limbah peternakan dan manusia atau campuran air yang ditempatkan dalam tempat yang tertutup dalam kondisi anaerob akan membentuk biogas. Keadaan anaerob ini dapat terjadi secara alami (Setiawan, 2004).

Menurut Syahrir, (2010) bahwa tingkat degradasi pakan dapat digunakan sebagai indikator kualitas pakan. Semakin tinggi degradasi bahan kering dan bahan organik pakan maka semakin tinggi nutrien yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak.

Proses degradasi bahan organik dalam feses baik secara aerob maupun secara anaerob, akan menghasilkan gas serta suspense padat dan cair. Proses degradasi secara aerob dengan cukup oksigen, dapat berlangsung secara alamiah atau secara tiruan, misalnya dalam proses pembuatan kompos atau pupuk. Sedangkan proses degradasi secara anaerob dengan oksigen terbatas, juga dapat berlangsung secara alami atau tiruan. Misalnya proses yang berlangsung secara alamiah terjadi dalam saluran cerna hewan atau manusia, dan secara tiruan proses degradasi terjadi dalam bak pencerna dengan bahan baku sampah organik (Prior, 1986).

(28)

Kandungan Bahan Kering (BK) Bahan Pakan

Bahan pakan mengandung zat nutrisi yang terdiri dari air dan bahan kering. Bahan kering terdiri dari bahan organik dan anorganik . Bahan organik terdiri dari protein, karbohidrat, lemak dan vitamin, serta bahan anorganik adalah mineral yang sebagian dibutuhkan tubuh dalam jumlah tertent, baik untuk pembentukan tulang, maupun sebagai bagian dari enzim dan hormon (Tillman, dkk, 1991).

Ternak membutuhkan baik bahan organik maupun bahan anorganik tetapi bahan organik lebih banyak dibutuhkan dan hanya sedikit saja bahan anorganik yang dibutuhkan. Zat mineral sebagai suatu golongan dalam bahan makanan atau jaringan hewan ditentukan dengan membakar sempurna zat-zat organik, kemudian menimbang sisanya yang disebut abu. Penentuan demikian tidak menjelaskan apa-apa mengenai zat-zat khusus yang terdapa-apat dalam bahan makanan, dan abu dapa-apat mengandung karbon yang berasal dari zat-zat organik sebagai karbonat bila terdapat terlalu banyak zat-zat mineral pembentuk basa. Abu hasil pembakaran dapat digunakan sebagai titik tolak untuk determinasi persentasi zat-zat tertentu yang terdapat bahan makanan (Anggorodi, 1979).

(29)

Produksi Gas

Produksi gas merupakan hasil proses fermentasi yang terjadi di dalam rumen yang dapat menunjukkan aktivitas mikrobia di dalam rumen serta menggambarkan banyaknya bahan organik yang tercerna. Selain itu produksi gas yang dihasilkan dari pakan yang difermentasi dapat mencerminkan kualitas pakan tersebut Adapun komposisi kandungan gas disajikan pada tabel 4 (Ella et al., 1997).

Tabel 4. Komposisi Gas

Komposisi Kandungan Gas Simbol Volume (%)

Metana CH4 55-75 Karbon dioksida CO2 25-45 Karbon monoksida CO 0-0,3 Nitrogen N 1-5 Hidrogen H2 0-3 Hidrogen Sulfide H2S 0,1-0,5 Oksigen O2 Sisanya

Sumber : Ella et al., (1997)

Menurut Syahrir, (2010) bahwa tingkat produksi gas mencerminkan efektivitas proses fermentasi. Semakin tinggi produksi gas, proses fermentasi semakin baik. Dalam penelitian dengan daun murbei terdapat kecenderungan produksi gas yang semakin meningkat sejalan dengan nilai pH yang cenderung semakin menurun serta produksi VFA (Vatty Folatil Acid) total yang semakin meningkat dengan tingkat penggunaan daun murbei yang semakin tinggi. Hasil tersebut menjelaskan adanya potensi daun murbei untuk meningkatkan kualitas fermentasi dalam rumen.

(30)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2011 sampai Februari 2012 yang terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama yaitu fermentasi campuran limbah pasar dengan tepung daun murbei dengan kadar air yang berbeda-beda selama 21 hari bertempat di Laboratorium Herbivora, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin dan tahap kedua adalah analisa bahan kering dan jumlah gas yang dihasilkan di Laboratorium Kimia Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Materi Penelitian

Alat-alat yang digunakan: Cawan porselin, gelas ukur, tabung reaksi, oven, desikator, neraca analitik, spoit, kaos tangan, blender, masker, plastik kedap udara, talenan, pisau, cutter, almunium foil, gegep, ember, baskom, wadah kecil, karet gelang, plastik es, plastik klip, botol plastik, kertas label, pensil, pulpen, spidol, dan gunting.

Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu tepung daun murbei, limbah pasar, air

(31)

Metode Penelitian

Penelitian di atur menurut Rancangan Acak Kelompok (RAK). (Gaspersz, 1991). Terdiri dari 4 perlakuan dan 4 kelompok sebagai berikut:

Po = 1 kg Limbah Pasar + Tepung Daun Murbei sebanyak 10% dari Bahan Kering Limbah Pasar (Kontrol)

P1 = Po + Air sebanyak 10% Bahan Kering Limbah Pasar

P2 = Po + Air sebanyak 20% Bahan Kering Limbah Pasar

P3 = Po + Air sebanyak 30% Bahan Kering Limbah Pasar

Masing-masing perlakuan diulang 4 kali sehingga diperoleh 16 satuan percobaan.

Pelaksanaan Penelitian

Jumlah bahan kering (BK) dalam campuran limbah pasar dan tepung daun murbei dihitung pada setiap perlakuan baik sebelum maupun sesudah fermentasi. Proses fermentasi campuran limbah pasar dan tepung daun murbei dilakukan dengan cara mencampur secara homogen 4 kg limbah pasar yang terlebih dahulu di cacah. Selanjutnya masing-masing limbah pasar dicampur dengan tepung daun murbei dan air sesuai dengan perlakuan dan di ambil sampelnya untuk analisa bahan kering. Hasil pencampuran tersebut dimasukkan pada kantong plastik sesuai dengan perlakuan masing-masing sambil dipadatkan hingga kedap udara, lalu disimpan untuk proses fermentasi selama 21 hari. Pada hari ke- 21 kantong plastik tersebut dibuka lalu diambil sampel untuk diamati. Selama proses fermentasi berlangsung juga dilakukan perhitungan jumlah gas yang diperoleh. Proses perhitungan gas dilakukan dengan cara memasukkan air dalam botol

(32)

sampai penuh dan pada ujung botol tersebut terdapat selang khusus yang menghubungkan bahan fermentasi dengan air dalam botol. Air yang keluar dari botol merupakan indikator yang digunakan untuk melihat penambahan gas dari hasil fermentasi. Produksi gas dihitung dari jumlah volume air yang tertampung di dalam wadah yang ditempatkan di bagian bawah botol.

Peubah yang Diamati

Peubah yang di amati dalam penelitian ini adalah perubahan jumlah bahan kering dalam campuran limbah pasar dan tepung daun murbei baik sebelum dan sesudah fermentasi dalam hal ini selisih antara bahan kering yang diperoleh sebelum fermentasi, dengan bahan kering yang diperoleh setelah fermentasi. Sedangkan jumlah produksi gas di amati selama proses fermentasi berlangsung. Adapun prosedur kerja analisis bahan kering menurut prosedur AOAC (1990) yaitu:

Analisis Bahan Kering:

a) Kantong kertas yang telah disiapkan di timbang (a gram)

b) Timbang contoh/sampel lebih kurang 10 gram ditimbang bersama dengan kantong (b gram)

c) Oven pada suhu 1050C selama 48 jamdan setelah kering didinginkan di dalam desikator kemudian di timbang kembali (c gram)

(33)

Rumus yang digunakan:

c – a

a. Kadar Bahan Kering = --- x 100%

b - a Keterangan :

a : berat kantong ( g )

b : berat cawan porselin + sampel sebelum di ovenkan ( g ) c : berat cawan porselin + sampel setelah diovenkan ( g )

Rumus yang digunakan untuk mengetahui selisih jumlah bahan kering yaitu:

b. Jumlah Bahan Kering (g) = Bahan Kering setelah fermentasi (g) – Bahan

kering sebelum fermentasi (g)

(34)

Analisa Data

Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan sidik ragam sesuai dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) menurut (Gasperz, V., 1994). Perlakuan yang berpengaruh nyata di uji lebih lanjut dengan menggunakan uji Polinomial Orthogonal.

Model matematikanya sebagai berikut :

Y

ij

= u + τ

i

+ β

j

+ €

ij ;

i

= 1 ,2, ..., t

j = 1 ,2, ..., r

i Keterangan :

Yij = nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dalam kelompok ke- j

u = nilai tengah populasi (population mean)

τ

i = pengaruh aditif dari perlakuan ke- i

β

j

=

pengaruh aditif dari kelompok ke- j

(35)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah Selisih BK Campuran Limbah Pasar dan Tepung Daun Murbei Sebelum dan Sesudah Fermentasi

Jumlah selisih BK campuran limbah pasar dengan tepung daun murbei sebelum dan sesudah fermentasi dengan kadar air yang berbeda yang dianalisis secara statistik dengan bantuan analisi sidik ragam yang dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 5. Rataan Selisih BK Sebelum dan Sesudah Fermentasi dan Produksi Gas Campuran Limbah Pasar dengan Tepung Daun Murbei dengan Kadar Air yang Berbeda

Perlakuan Selisih BK (%) Selisih BK(g) Produksi Gas (ml)

Po 0.06 62.35 23.71

P1 0.09 93.50 18.65

P2 0.09 97.65 13.47

P3 0,08 83.02 10.42

Selisih bahan kering limbah organik pasar yang ditambahkan dengan tepung daun murbei dan air dalam jumlah yang berbeda sebelum dan sesudah fermentasi, menghasilkan selisih jumlah bahan kering yang berbeda sangat nyata (P < 0,01) dimana selisih bahan kering tertinggi terdapat pada perlakuan P2 yaitu

(36)

Tabel 6. Hasil Analisis Sidik Ragam Pengaruh Penambahan Air pada Limbah Pasar dengan Tepung Daun Murbei Terhadap Selisih Kandungan Bahan Kering Limbah Pasar

Kelompok >0,05 Perlakuan <0,01 Polynomial Orthogonal Linear <0,01 Kuadratik <0,01 Kubik >0,05

Keterangan : Tidak Nyata (P>0,05), Nyata (P<0,05) dan Sangat Nyata (P<0,01). Peningkatan nilai bahan kering sebelum dan sesudah fermentasi yang semakin tinggi jumlahnya dapat diakibatkan oleh kerja mikroba yang dapat menghidrolisis bahan kering selama berlangsungnya proses fermentasi. Hal ini sesuai dengan pendapat (Hadjaya, 1994) yang menyatakan bahwa hidrolisa tejadi secara enzimatis yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Peningkatan hidrolisis bahan kering dapat juga disebabkan oleh meningkatnya aktivitas mikroba karena adanya nutrien dan energi dari limbah organik pasar.

Uji polinomial orthogonal menunjukkan bahwa selisih bahan kering sebelum dan sesudah fermentasi meningkat pada perlakuan P2 yaitu dengan

penambahan 20% air selanjutnya mengalami penurunan mengikuti persamaan kuadratik yang disajikan pada Gambar 2 di bawah ini:

Sidik Ragam

Peluang F-Tabel <F hitung Selisih BK

(37)

Selisih BK

Perlakuan

Gambar 2. Grafik hubungan jumlah penambahan air terhadap selisih bahan kering limbah pasar akibat fermentasi

Berdasarkan hasil analisis kurva respon, diketahui bahwa selisih bahan kering limbah pasar memberikan respon yang sifatnya polinomial (Kuadratik) terhadap jumlah penambahan air. Besarnya hubungan korelasi jumlah penambahan air terhadap selisih kandungan Bahan Kering yaitu sebesar 99,5%.

y = -11,444x2 + 40,949x + 62,761 R² = 0,9955 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 0 1 2 3 4 Series1 Polynomial

(38)

Jumlah Produksi Gas

Data rataan produksi gas akibat fermentasi campuran limbah oganik pasar dan tepung daun murbei dengan penambahan air yang berbeda dianalisis secara statistik dapat dilihat pada Tabel 4.

Analisis ragam menunjukkan penambahan sejumlah air dengan tingkat berbeda, tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap produksi gas sehingga tidak dilakukan uji lanjutan. Produksi gas cenderung semakin rendah dengan pertambahan jumlah air yang banyak di setiap perlakuan yang ada, sehingga penambahan air akan mempengaruhi produksi gas yang ada. Akibat penambahan air, biomassa gas yang dihasilkan berkurang. Hal ini menggambarkan kinerja mikroorganisme yang mendegradasi bahan selama proses fermentasi semakin berkurang.

Kecenderungan produksi gas yang semakin menurun dengan penambahan air yang semakin tinggi, menggambarkan proses fermentasi yang lebih baik dengan tanpa penambahan air (Po). Selisih bahan kering yang lebih kecil pada (Po) mengindikasikan adanya perubahan massa mikroorganisme pada (Po) yang lebih tinggi. Penambahan massa bahan organik dan mikroorganisme akan mengurangi selisih bahan organik sebelum dan sesudah fermentasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonim (2012) yang menyatakan bahwa produk akhir dari degradasi anaerob adalah gas. Proses yang terlibat adalah fermentasi asam dan fermentasi metana. Dalam fermentasi asam, enzim ekstraseluler dari grup heterogen dan bakteri anaerob kompleks menghidrolisis komponen limbah organik seperti protein, lipid, dan karbohidrat.

(39)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:

Proses fermentasi limbah pasar dengan tepung daun murbei tanpa penambahan air (Po) mengidentifikasikan proses fermentasi yang berjalan baik dengan adanya peningkatan jumlah produksi gas.

Saran

Perlu dilakuan penelitian lebih lanjut secara in vivo untuk melihat pengaruh pemberian pakan hasil fermentasi limbah organik pasar dengan tepung daun murbei terhadap performans ternak, terutama pada produksi enzim yang dihasilkan setelah fermentasi.

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Akhirany. 2003. Silase Ikan Untuk Pakan Unggas. Poultry Indonesia No 27 Maret 2003, Jakarta.

Anggorodi, R. 1979. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT Gramedia. Jakarta. Anonim, 2011a. Investasi Pengelolaan Sampah Pasar.

http://id.wikipedia.org/wiki/limbahpasar.Diakses pada tanggal 10 November 2011

______, 2011b. Daun Murbei. http://apotekherbal.com/khasiat-hebat-daun-murbei.html. Diakses pada tanggal 27 November 2011

______, 2011c. Karaketristik Daun Murbei.

http://mikohiro.blogspot.com/2010/09/mulberry-leaf-daun-murbei-morus-alba.html Diakses pada tanggal 27 November 2011

Anonim, 2012. Degradasi Anaerob.

http://degradasiaerob.blogspot.com/2010/09/degradasi-anaerob- html Diakses pada tanggal 27 Maret 2012

Atmosoedarjo S. 2000. Sutra Alam Indonesia. Jakarta; Yayasan Sarana Jaya Boschini CF. 2002. Nutronal Quality of Mulberry Cultivation for Ruminant

Feeding. Di dalam Sanchaz MD, editor Mulberry for Animal Production

Proceedings of an Electronic Conference Carried Out, May and August 2000. Roma: FAO Animal Production and Health Paper 147, hal 173-182

Budansa, M., 2008. Pelatihan Pemanfaatan Limbah Pasar Buah Sebagai Pakan

Ternak Sapi di Dusun Batuparas. Fakulats Peternakan Universitas Udayana.

Denpasar

Datta. 2002. Mulberry Cultivation and Utilization in India. Di dalam Sanchez MD, editor. Mulberry for Animal Production. Proceedings of an Electronic Conference Carried Out, May and August. Roma: FAO Animal Production and Health Paper 147, hal 45-62

Doran MP, Laca EA and Sianz RD. 2006. Foliage (Morus Alba), Alfalfa Hay and

Oat Hay And Sheep. J Anifeed Sci 2006:11.

Ella, A. S. Hardjosoewignya, T. R. Wiradaryadan dan M. Winugroho. 1997. Pengukuran Produksi Gas dari Hasil Proses Fermentasi Beberapa Jenis Leguminosa Pakan. Dalam : Prosiding Sem. Nas II-INMT Ciawi, Bogor.

(41)

Fardiaz, S. 1989. Fisiologi Fermentasi. Bogor: Pusat Antar Universitas. Institut Pertanian Bogor.

Gasperz, V.1994. Metode Perancangan Percobaan untuk Ilmu-Ilmu Pertanian,

Teknik dan Biologi. CV. Armico, Jakarta.

Hadjaya, 1994. Analisis Mikroorganisme Laboratorium Terpadu Divisi Mikrobiologi. Insitut Pertanian Bogor. Bogor

Harfiah, 2005. Penentuan Nilai Indeks Beberapa Pakan Hijauan Ternak Domba. Jurnal Sains & Teknologi, Desember 2005 Vol 5, 3:114-125

Horne, P.M.,K.R.Pond and L.P.Batubara, 1995. Sheep Under Rubber: Prospects

and Research Proirieties in Indonesia.In: Mullan, B.F and H.H Shelton (ed),

Integration of Ruminants into Plantation Systems in Southeast Asia p. 58-64 Ishak E dan Amrullah. 1985. Ilmu Pangan dan Teknologi Pangan. Penerbit Badan

Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Bagian Timur, Makassar. Mansy,2002. Komposisi Beberapa Jenis Limbah Sayuran. Fapet IPB. Bogor. Machii H, Koyama A, Yamanouchi H. 2002. Mulberry Breeding, Cultivation and

Utilization in Japan. Sanchez MD, editor. Mulberry for Animal Production. Proceedings of an Electronic Conference Carried Out, May and August 2000. Roma: FAO Animal Production and Health Paper 147. Hlm 63-72

Martin G, Reyes F, Hernandez I, Milera M. 2002. Agronomic Studies with

Mulberry In Cuba. Di dalam sanchez MD, editor. Mulberry for Animal

Production. Proceedings of an Electronic Conference Carried out, May and August 2000. Roma: FAO Animal Production and Health Paper 147. Hlm 103-114

Oomen. 1984. Komposisi Beberapa Jenis Limbah Sayuran. Fapet IPB. Bogor. Prior R.L., HashimitoAG, Grouse JD, and Dikeman ME, 1986. Nutritional Value

of Aneorobically Fermented Beef Cattel Waste as a Feed Ingredient for

Livestock. Growth and Careas and traits of Beef Cattel and Sheep Feed

Farementor Biomass In Agricultural waste 17:23-27

Raimbault M, 1998. General and Microbiological aspect of Solid Substrate

Fermentation, Electronic J. Biotechnol 3:1-5.

Saenab A, 2010. Evaluasi Pemanfaatan Limbah Sayuran Pasar Sebagai Pakan

(42)

Samsijah. 1992. Pemilihan Tanaman murbei (morus sp.) Daerah Sindang Resmi Sukabumi, Jawa Barat. Bul Penelitian Hutan. 547:45-59

Sanchez MD. 2002. World Distribution And Utilization Of Mulberry And Its

Potential For Animal Feeding. Di dalam: Sanchez MD, editor Mulberry for

Animal Production. Proceedings of an Electronic Conference Carried Out, May and Augusts 2000. Roma: FAO Animal Production and Health Paper 147, hal 1-11

Santoso, B. 2000. Produksi dan Kandungan Nutrisi Daun Beberapa Varietas

Murbei. Bulletin Penelitian Kehutanan. BPK Ujung Pandang. Vol.6. No.2.

Tahun 2000, Ujung Pandang.

Setiawan, A.L. 2004. Memanfaatkan Kotoran Ternak. Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.

Sunanto, H. 1997. Budidaya Murbei dan Usaha Persuteraan Alam. Kanisius, Yogyakarta.

Syahrir S,. Islamiyati, R. 2010. Model Pemanfaatn Pemanfaatn Tanaman Murbei Sebagai Sumber Pakan Berkualitas Guna Meningkatkan Pendapatan Petani

Serta Mendukung Produksi Ternak Berkelanjutan. Laporan Akhir Hibah

Kompetatif Penelitian Startegis Nasional, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Hasanuddin, Makassar

Singh B, Makkar HPS. 2002. The Potensial of Mulberry Folliage as a Feed

Supplement in India. Di dalam : Sanchez MD. Editor Mulberry for Animal

Production. Proceedings of an Electronic Conference Carried Out, May and August 2000. FAO Animal Production and Health Paper 147. Hal 139-156 Tillman, A.D., Hartadi., Reksohadiprodjo, S., Prawirokusumo, S., Lebdosoekodjo,

S. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada. University Press, Yogyakarta.

Widyawati, E dan Widalestari, Y. 1996. Limbah untuk Pakan Ternak. Penerbit Trubus. Agri Sarana, Jakarta.

Winarno, F.G., S. Fardiaz dan D. Fardiaz, 1980. Pengantar Teknologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

(43)

Ʃ Yij2 – FK

ij

LAMPIRAN ANALISA DATA

Analisis Sidik Ragam Pengurangan BK akibat Fermentasi (%)

PERLAKUAN KELOMPOK K1 K2 K3 K4 Ttl Prlakuan Rata-rata Po 0.060 0.055 0.050 0.080 0.245 0.06 P1 0.090 0.085 0.090 0.095 0.360 0.09 P2 0.095 0.095 0.085 0.100 0.375 0.09 P3 0.060 0.080 0.090 0.095 0.325 0.08 Total Klp 0.305 0.315 0.315 0.370 1.305 DERAJAT BEBAS (DB)

Db Total : Total Pengamatan – 1 : 16 – 1 = 15

Db Kelompok : Total Kelompok – 1 : 4 – 1 = 3

Db Perlakuan : Total Perlakuan – 1 : 4 – 1 = 3

Db Galat : Db Total – Db Perlakuan : 11 – 2 = 9

FAKTOR KOREKSI (FK) FK = = = 0.106 JUMLAH KUADRAT Jk Total JKT = JKT = (0.060)2 + (0.090)2 + ………. + (0.095)2 – 0.106 JKT = 0.111 – 0.106 JKT = 0.005 (1,305)2 16 (Ʃt=1Yij)2 r x t

(44)

Jk Kelompok JKK = - FK JKK = - 0.106 JKK = 0.107 – 0.106= 0.001 Jk Perlakuan JKP = - FK JKP = - 0.106 JKP = 0.109 – 0.106= 0.003 JK Galat JKG = JKT – JKK – JKP JKG = 0.005– 0.001– 0.003 JKG = 0.001 KUADRAT TENGAH KT Kelompok KTK = = = 0.0003 KT Perlakuan KTP = = = 0.001 KT Galat KTG = = = 0.0001 (Total Perlakuan)2 r (0.245)2 + ….. + (0.325)2 4 JKP t - 1 JKG t(r – 1) 0.003 3 0.001 9 (Tota kelompok)2 t (0.305)2 + ….. + (0.370)2 4 JKK r - 1 0.001 3

(45)

F. HITUNG F. Hitung K = = = 3 F. Hitung P = = = 10 ANOVA SK DB JK KT F.Hitung F.Tabel 0.05 0.01 Kelompok Perlakuan Galat Total 3 3 9 15 0.001 0.003 0.001 0.005 0.0001 0.001 0.0001 3 10 3.86 3.86 6.99 6.99 KT Kelompok KT Galat 0.001 0.0001 0.0003 0.0001 KT Perlakuan KT Galat

(46)

Analisis Sidik Ragam Pengurangan BK Akibat Fermentasi (g) PERLAKUAN KELOMPOK K1 K2 K3 K4 TOTAL perlakuan Rata rata Po 63.60 59.20 49.00 77.60 249.40 62.35 P1 97.00 92.00 90.00 95.00 374.00 93.50 P2 101.5 104.1 85.00 100.00 390.60 97.65 P3 73.20 78.50 88.50 91.90 332.10 83.02 TOTAL kelompok 335.30 333.80 312.50 364.50 1346.10 DERAJAT BEBAS (DB)

Db Total : Total Pengamatan – 1 : 16 – 1 = 15

Db Kelompok : Total Kelompok – 1 : 4 – 1 = 3

Db Perlakuan : Total Perlakuan – 1 : 4 – 1 = 3

Db Galat : Db Total – Db Perlakuan : 11 – 2 = 9

FAKTOR KOREKSI (FK) FK = = = =113249.08 (1346.10)2 16 (Ʃt=1Yij)2 r x t

(47)

Ʃ Yij2 – FK ij JUMLAH KUADRAT Jk Total JKT = JKT = (63.60)2 + (97.00)2 + ………. + (91.90)2 – 113249.08 JKT = 117132.77 – 113249.08 JKT = 3883.69 Jk Kelompok JKK = - FK JKK = - 113249.08 JKK = 113591.26 – 113249.08= 342.18 Jk Perlakuan JKP = - FK JKP = - 113249.08 JKP = 116233.79–113249.08= 2984.71 JK Galat JKG = JKT – JKK – JKP JKG = 3883.69 – 342.18– 2984.71 JKG = 556.81 KUADRAT TENGAH KT Kelompok KTK = = = 114.06 (Total Perlakuan)2 r (249.40)2 + ….. + (33.10)2 4 (Tot kelompok)2 t (335.30)2 + ….. + (364.50)2 4 JKK r - 1 342.18 3

(48)

KT Perlakuan KTP = = = 994.90 KT Galat KTG = = = 61.87 F. HITUNG F. Hitung K = = = 1.84 F. Hitung P = = = 16.87 ANOVA SK DB JK KT F.Hitung F.Tabel 0.05 0.01 Kelompok Perlakuan Galat Total 3 3 9 15 342.18 2984.71 556.81 3883.69 114.06 994.90 61.87 1.84 16.08 3.86 3.86 6.99 6.99 JKP t - 1 JKG t(r – 1) 2984.71 3 556.81 9 KT Kelompok KT Galat 994.90 61.87 114.06 61.87 KT Perlakuan KT Galat

(49)

UJI KONTRAS ORTOGONAL POLINOMIAL Kontras P0 Vs P1, P2, P3, P4, P5 Koefisien JK = JK = JK = JK = JK = 2130.74

Koefisien Ortogonal Polinomial Derajat

Polinomial

Koefisien Ortogonal Polinomial TCi

T1 T2 T3 T4 Linear -3 -1 -1 1 20 Kuadratik 1 -1 -4 -4 40 Kubik -1 3 4 -4 20 Total Perlakuan 249.4 374 390.6 332.1 {348.5}2 57 {-3(ƩH0) + 1(ƩH1) + 1(ƩH2) + 1(ƩH3) }2 3 {(-4)2 + (1)2 + (1)2 + (1)2 {-3(249.4)+1(374)+1(390.6)+1(332.1)}2 3 {16 + 1 + 1 + 1 } {-748.2 + 374 + 390.6 + 332.1 }2 3 {19} P0 P1 P2 P3 P0 Vs P1……P3 -4 1 1 1

(50)

{-1(249.4)+(3)(-374)+(-3)(-390.6)+1(332.1)}2 4(20)

{1(249.4)+(-1)(374)+(-1)(390.6)+(1)(332.1)}2 4(4)

Jumlah kuadrat untuk masing-masing komponen respon

JK linear = = = = 875.826 JK Kuadratik = = = = 2072.526 JK Kubik = = = = 13.53 {-3(249.4)+(-1)(374)+(1)(390.6)+3(332.1)}2 4(20) {(-748.2) + (-374) + (390.6) + (996.3)}2 80 {264.70}2 80 {(249.4)+(-374)+(-390.6)+(332.1)}2 16 {-183.10}2 16 {(-13658.75) + (19779.62) + (9683.76) + (14443.05)}2 80 {32.90}2 80

(51)

Analisis Sidik Ragam SK DB JK KT F-Hitung F-Tabel 0.05 0.01 Kelompok 3 342.18 114.06 1.84 3.86 6.99 Perlakuan 3 2984.71 994.90 16.08 3.86 6.99 Ortogonal H0 Vs H1….H4 Linier 1 875.83 875.83 14.16 5.12 10.56 Kuadratik 1 2072.53 2072.53 33.50 5.12 10.56 Kubik 1 13.53 13.53 0.22 5.12 10.56 Galat 9 556.81 61.87 Total 15 3883.69 y = -11,444x2 + 40,949x + 62,761 R² = 0,9955 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 0 1 2 3 4 Series1 Polynomial

(52)

Ʃ Yij2 – FK

ij

Analisis Sidik Ragam Jumlah Produksi Gas

PERLAKUAN KELOMPOK K1 K2 K3 K4 Total Rata-rata Po 21.00 45.17 24.80 3.90 94.87 23.71 P1 17.00 35.10 16.70 5.80 74.60 18.65 P2 20.40 11.80 18.20 3.50 53.90 13.47 P3 0.30 13.00 24.60 3.80 41.70 10.42 Total Klp 58.70 105.07 84.30 17.00 265.07 DERAJAT BEBAS (DB)

Db Total : Total Pengamatan – 1 : 16 – 1 = 15

Db Kelompok : Total Kelompok – 1 : 4 – 1 = 3

Db Perlakuan : Total Perlakuan – 1 : 4 – 1 = 3

Db Galat : Db Total – Db Perlakuan : 11 – 2 = 9

FAKTOR KOREKSI (FK) FK = = = 4391.38 JUMLAH KUADRAT Jk Total JKT = JKT = (21.00)2 + (17.00)2 + ………. + (3.80)2 – 4391.38 JKT = 6632.70 – 4391.38 JKT = 2241.32 (265.07)2 16 (Ʃt=1Yij)2 r x t

(53)

Jk Kelompok JKK = - FK JKK = - 4391.38 JKK = 5837.45 – 4391.38= 1078.84 Jk Perlakuan JKP = - FK JKP = - 4391.38 JKP = 4802.39 – 4391.38= 411.01 JK Galat JKG = JKT – JKK – JKP JKG = 2241.32– 1078.84– 411.01 JKG = 751.47 KUADRAT TENGAH KT Kelompok KTK = = = 359.61 KT Perlakuan KTP = = = 137.00 KT Galat KTG = = = 83.49 (Total Perlakuan)2 r (94.87)2 + ….. + (41.70)2 4 JKP t - 1 JKG t(r – 1) 411.01 3 751.47 9 (Tota kelompok)2 t (58.70)2 + ….. + (3.80)2 4 JKK r - 1 1078.84 3

(54)

F. HITUNG F. Hitung K = = = 4.31 F. Hitung P = = = 1.64 ANOVA SK DB JK KT F.Hitung F.Tabel 0.05 0.01 Kelompok Perlakuan Galat Total 3 3 9 15 1078.84 411.01 751.47 2241.32 359.61 137.00 83.50 4.31 1.64 3.86 3.86 6.99 6.99 KT Kelompok KT Galat 137.00 83.50 359.61 83.50 KT Perlakuan KT Galat

(55)
(56)

LAMPIRAN FOTO

ALAT DAN BAHAN PENELITIAN

(57)
(58)

Proses Pencacahan dan Pencampuran

(59)
(60)
(61)

RIWAYAT HIDUP

SITI NURALIAH. Lahir, 31 Maret 1990 di Sidodadi (Polman). Putri dari pasangan Drs. Sofjan Atjo dan Sahara, M memulai menginjak bangku Sekolah Dasar di SDN 007 Sidodadi, Kec. Wonomulyo Kab. Polman dan aktif belajar selama enam tahun dan tamat pada tahun 2002. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama di SLTP Negeri I Wonomulyo. Kemudian pada tahun 2005 penulis melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Wonomulyo dan tamat pada tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis diterima pada salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Makassar yaitu pada Universitas Hasanuddin Makassar, Fakultas Peternakan pada program studi Nutrisi dan Makanan Ternak. Selama menjadi mahasiswi penulis aktif sebagai asisten pada mata kuliah Nutrisi Ternak Dasar (2009 – 2012) dan pada mata kuliah Biokimia Nutrisi Dasar (2011 – 2012). Penulis juga aktif sebagai pengurus organisasi Himpunan Mahasiswa Nutrisi dan Makanan Ternak (HUMANIKA) dan pernah menjabat sebagai anggota DPO HUMANIKA pada periode (2009/2010).

Gambar

Tabel 1: Komposisi Beberapa Jenis Limbah Sayuran
Gambar 1. Tanaman Murbei (Morus Alba)
Tabel 3. Komposisi asam amino daun murbei
Tabel 4. Komposisi Gas
+3

Referensi

Dokumen terkait

a. Menghormati hak pasien;. Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien dan pelayanan yang dibutuhkan. Merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat

‘I didn’t really think you approved of war, sir,’ said Benton.. The Doctor turned his attention back to the twisting

Partisipasi fisik adalah partisipasi masyarakat (orang tua) dalam bentuk menyelenggarakan usaha- usaha pendidikan, seperti mendirikan dan menyelenggarakan usaha-usaha

Dalam paper ini, diusulkan sebuah metode identifikasi tutupan lahan untuk data pengideraan jauh menggunakan gabungan sistem neuro-fuzzy dan sistem pakar (expert system)

Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penggunaan alat kontrasepsi KB suntik dan non kontrasepsi dengan siklus menstruasi pada wanita usia subur di

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengkaji efektifitas aplikasi Beauveria bassiana dalam menekan populasi wereng batang coklat maupun walang sangit pada tanaman

Tujuan penelitian untuk mengetahui sejarah tradisi Ghatib Beghanyut di Kecamatan Mempura Kabupaten Siak, untuk mengetahui proses pelaksanaan tradisi Ghatib Beghanyut

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pemilihan pasangan adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk menjadi teman hidupnya melalui proses pemilihan