• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN K3 (KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA) PADA KINERJA GURU DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN K3 (KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA) PADA KINERJA GURU DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus Pada Guru Di SMKN 1 Bawang, Banjarnegara)

JURNAL PENELITIAN

Ditulis Oleh :

Nama : Lilis Supriyanti

Nomor Mahasiswa : 14311451

Jurusan : Manajemen

Bidang Konsentrasi : Sumber Daya Manusia

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FAKULTAS EKONOMI

YOGYAKARTA 2018

(2)
(3)

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN K3 (KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA) PADA KINERJA GURU DENGAN KEPUASAN

KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus pada Guru Di SMKN 1 Bawang Banjarnegara)

Nama : Lilis Supriyanti Nomor Mahasiswa : 14311451 Jurusan : Manajemen

Bidang Konsentrasi : Sumber Daya Manusia

Yogyakarta, 9 Februari 2018 Telah disetujui dan disahkan oleh Dosen Pembimbing

(4)

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN K3 (KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA) PADA KINERJA GURU DENGAN KEPUASAN

KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus pada Guru Di SMKN 1 Bawang Banjarnegara)

Lilis Supriyanti

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Univversitas Islam Indonesia E-mail : lilis11346@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini membahas mengenai pengaruh budaya organisasi, keselamatan kerj dan kesehatan kerja pada kinerja dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening di SMKN 1 Bawang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari budaya organisasi, keselamatan kerja dan kesehatan kerja pada kepuasan kerja secara parsial, pengaruh dari budaya organisasi, keselamatan kerja dan kesehatan kerja pada kinerja secara parsial dan untuk mengetahui pengaruh dari budaya organisasi, keselamatan kerja dan kesehatan kerja kepada kinerja secara parsial dengan kepuasan kerja sebagai variabel itervening. Penelitian ini bersifat kunatitatif dengan menggunakan kuesioner sebagai alat untuk mengumpulkan data. Teknik pengambilan data menggunakan teknik sensus pada 114 guru di SMKN 1 Bawang, namun dari total kuesioner yang disebar hanya kembali sebanyak 103 kuesioner. Analisis data menggunakan SPSS 23, diantaranya analisis regresi linier berganda dan untuk analisis jalur menggunakan analisis Sobel dengan menggunakan kalkulator Sobel.

Hasil penelitian adalah adanya pengaruh dari budaya organisasi, keselamatan kerja dan kesehatan kerja pada kepuasan kerja secara parsial, adanya pengaruh dari budaya organisasi, keselamatan kerja, kesehatan kerja dan kepuasan kerja pada kinerja secara parsial, dan adanya pengaruh budaya organisasi, keselamatan kerja dan kesehatan kerja pada kinerja dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening. Seluruh koefisien bernilai positif yang menunjukan adanya pengaruh positif kecuali pengaruh keselamatan kerja pada kinerja yang memiliki koefisien dengan angka negatif.

Kata Kunci : Budaya Organisasi, Keselamatan Kerja, kesehatan Kerja, Kepuasan Kerja, Kinerja.

(5)

ABSTRAC

This study discusses about the influence of organizational culture, occupational safety and occupational health on performance with job satisfaction as an intervening variable in Vocational High School 1 Bawang. The purpose of this research is to know the influence of organizational culture, work safety and occupational health on job satisfaction partially, the influence of organizational culture, work safety and occupational health on performance partially and to know influence of organizational culture, work safety and health to performance partially with job satisfaction as an itervening variable. This research is kunatitative by using questioner as a tool to collect data. The data collection technique used census technique on 114 teachers in Vocational High School 1 Bawang, but from total 0f the questionnaires distributed, only back as much as 103 questionnaires. Data analysis using SPSS 23, including multiple linear regression analysis and path analysis with Sobel analysis using Sobel calculator.

The result of the research there is an influence of organizational culture, work safety and occupational health on the job satisfaction partially, there is an influence of organizational culture, work safety, occupational health and job satisfaction on the performance partially, and there is an influence of organizational culture, occupational safety and health on performance with job satisfaction as intervening variable. All coefficients are positive values that show a positive influence except the effect of safety on the performance that have negative coefficients numbers.

Keywords: Organization Culture, Occupational Safety, Occupational Health, Job Satisfaction, Performance.

(6)

PENDAHULUAN

Dalam era yang modern ini, terdapat kewajiban untuk menciptakan sumber daya yang efisien dan efektif untuk mendukung dan sebagai penentu keberhasilan organisasi (Maulana dkk, 2015). Setiap organisasi tediri dari orang-orang sebagai sumber daya manusia yang menjadi aset penting organisasi. Sumber Daya Manusia (SDM) harus dikelola dengan baik agar memberikan dampak positif perusahaan yang dikenal dengan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). MSDM adalah proses untuk memperoleh, melatih, menilai dan mengompensasi karyawan, dan untuk mengurusi relasi tenaga kerja mereka, kesehatan dan keselamatan mereka serta hal-hal yang berhubungan dengan keadailan (Dessler, 2015). Manajemen sumber daya manusia yang baik akan membantu organisasi mencapai tujuan organisasi dan menghadapi tantangan globalisasi yang memiliki banyak perubahan. Faktor tersebut membuat manajemen sumber daya manusia menjadi bagian penting yang harus diperhatikan dalam organisasi mengingat organisasi membutuhkan manusia yang berkualitas.

Kinerja yang baik merupakan suatu langkah dalam upaya pencapaian tujuan organisasi sehingga perlu perlu dirancang dengan baik (Dewi dkk, 2014). Untuk menuju keberhasilan suatu organsasi, organisasi harus bisa meyaring tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan. Penyaringan dimulai dari perekrutan yang teliti agar tenaga kerja yang bergabung sesuai dengan standar perusahaan, juga dalam penilaian tenaga kerja yang sudah ada di dalam organisasi. Salah satu tolak ukur untuk menilai apakah orang tersebut layak atau tidak adalah kinerja. Menurut Bernardin dan Russell (1998), pada dasarnya prestasi atau kinerja adalah catatan tentang hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama kurun waktu tertentu. Dengan menilai kinerja, kita dapat menentukan karyawan mana yang patut dipertahankan dan mana yang harus ditindaklanjuti. Kinerja dengan standar tetentu harus dipenuhi setiap karyawan sebagai syarat bertahan dalam organisasi.

Tuntutan kinerja yang dibebankan pada karyawan tidak bisa diberikan tanpa dasar yang jelas. Organisasi harus memberikan upaya positif yang memungkinkan karyawan mencapai target kinerja. Upaya tersebut sebagai konsekwensi kinerja yang sudah disyaratkan. Kinerja dapat dicapai dengan menciptakan suassana lingkungan kerja yang aman, nyaman dan menyebabkan karyawan merasa dihargai dan diperhatikan sehingga meningkatkan pencapaian karyawan (Dewi dkk, 2014) Beberapa hal lain sebagai upaya penunjang kinerja karyawan diantaranya meningkatkan kepuasan kerja karyawan melalui penciptaan budaya organisasi yang memakmurkan seluruh karyawan dan memperhatikan keselamatan juga kesehatan kerja karyawan sebagai kebutuhan penting yang harus dipenuhi dalam berkerja.

Kepuasan kerja akan menciptakan suasana positif pada karyawan yang membuat mereka lebih baik dalam berkerja. Menurut Keith dan Davis (1985 dalam Mangkunegara 2013) bahwa kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan perkerjaanya maupun dengan kondisi dirinya. Dalam pengertian tersebut, ada 2 kondisi berbeda yang akan mendukung atau tidak mendukung karyawan dalam kaitannya dengan perkerjaan atau diri mereka sendiri. Kualitas kepuasan akan mempengaruhi perkerjaan yang dilakukan oleh karyawan, sehingga dapat dikatakan salah satu faktor yang mendukung terciptanya kinerja yang baik adalah adanya kepuasan kerja yang baik.

(7)

Pernyataan kepuasan yang baik mendukung kinerja yang baik dibuktikan dalam beebrapa penelitian yang menunjukan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif pada kinerja karyawan. Salah satunya adalah penelitian yang dilaukan oleh Fadlallh (2015). Dalam penelitian tersebut terbukti bahwa kepuasan kerja mempengaruhi kinerja. Penelitian tersebut mendukung pernyataan bahwa kepuasan kerja memang berpengaruh positif pada kinerja karyawan. Karyawan yang memiliki tingkat kepuasan kerja yang tinggi, diama artinya mereka puas terhadapa apa yang mereka dapatka seperti lingkungan, tugas atau bahkan kompensasi akan berpengaruh pada bagaimana cara mereka berkerja. Tingginya kepuasan kerja yang akan meningkatkan kinerja membuat organisasi perlu merancang program sebagai bagian dari penyusunan kepuasan kerja karyawan yang nantinya akan berampak pada kinerja karyawan.

Budaya organisasi menjadi faktor selanjutnya yang dapat mendongkrak kinerja karyawan. Budaya organisasi sebagai susunan nilai yang dianut akan mempengaruhi karyawan dalam melaksanakan segala aktifitas di perusahaan dalam rangka menciptakan kinerja. Menurut Schein dalam Sobirin (2007), budaya merupakan pola asumsi dasar yang di-shared oleh sekelompok orang setelah sebelumnya mereka mempelajari dan menyakini kebenaran pola asumsi tersebut sebagai cara untuk menyelesaiakan berbagai persoalan yang berkaitan berbagai persoalan yang berkaitan dengan adaptasi eksternal dan integrasi internal, sehingga pola asumsi dasar tersebut perlu diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang benar untuk berpersepsi, berpikir, dan mengungkapkan perasaannya dalam kaitannya dengan persoalan-persoalan organisasi. Budaya organisasi yang baik akan menciptakan suasana kondusif yang meningkatkan kepuasan kerja karyawan dan membantu karyawan dalam memenuhi tujuan organisasi.

Pernyataan bahwa budaya organisasi mempengaruhi kepuasan dan kinerja karyawan dapat dilihat dalama beberapa penelitian diantaranya penelitiana yang dilakukan oleh Belias dkk (2015), dimana dalam penelitian tersebut membuktikan bahwa budaya organisasi mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Penelitian selanjutnya mengenai pengaruh budaya organisasi pada kinerja dalah penelitian yang dilakukan oleh Wambugu (2014) sama halnya penelitian tersebut juga membuktikan bahwa budaya organisasi berpengaruh pada kinerja karyawan. Budaya sebagai cara hidup seseorang akan menentukan seberapa nyaman dia menjalani hidupnya. Budaya yang sesuai akan mempermudah segala aktifitas dan menciptakan suasana yang kondusif, begitulah cara budaya dalam organisasi menjadi poin pendongkrak kepuasan karyawan dalam berkerja, sehingga penciptaan budaya dalam organisasi menjadi hal penting sebagai upaya pemakmuran karyawan yang akan berpengaruh pada kepusana kerja yang meningkatkan kinerja.

Faktor lain sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan karyawan adalah praktek kesehatan dan keselamata kerja yang baik dalam organisasi. Menurut Mondy (2010) keselamatan kerja adalah perlindungan karyawan dari luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan perkerjaan. Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, bahaya aliran listrik, terpotong, luka memar, kesleo, patah tulang, kerugian anggota tubuh, pengelihatan, dan pendengaran. Sedangkan kesehatan kerja adalah kebebasan dari kekerasan fisik. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang berkerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres emosi

(8)

atau gangguan fisik. Kedua konsep tersebut dikenal dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

Berbagai perusahaan menerapan konsep K3 guna menciptakan lingkungan yang kondusif yang bertujuan unntuk meningkatkan kinerja karyawan (Munandar dkk, 2014). Praktek kesehatan dan keselamatan kerja yang baik akan menjamin karyawan dalam aktifitasnya. Jaminan tersebut membuat karyawan merasa aman dalam segala kegiatan sehingga meningkatkan produktifitas. Konsep K3 biasanya dikenal dalam satu kesatuan praktek, namun pada kenyataannya faktor pembentuk dari kesehatan kerja dan keselamatan kerja memiliki banyak perbedaan, sehingga penting untuk memperhatikan detail dari praktek kesehatan kerja dan keselamatan kerja. Praktek K3 yang baik akan mempengaruhi kepuasan kerja dan meningkatkan kinerja karyawan.

Penelitian yang mendukung pernyataan bahwa keselamatan kerja dan kesehatan kerja mempengaruhi kepuasan kerja dan meningkatkan kinerja adalah penelitian yang dilakukan oleh Sembe dan Ayou (2017). Dalam penelitian tersebut menunukan bahwa praktek keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh pada kepuasan kerja karyawan, kemudian penelitian yang dilakukan oleh Dwomoh (2013) dimana penelitian tersebut menunjukan bahwa praktek kesehatan kerja dan keselamatan kerja berpengaruh pada kinerja karyawan. Karyawan dengan kondisi sehat secara jasmani dan rohani akan memiliki semangat kerja yang baik karena merasa nyaman dengan tepat kerja. Perasaan nyaman dan aman itulah yang membuat mereka mampu mengerjakan tugas dengan baik sehingga munculah performa yang tinggi dari karyawan.

Kesehatan dan keselamatan kerja memang secara langsung berpengaruh pada kinerja. Namun dalam perusahaan ada faktor kepuasan kerja yang dapat menjadi penentu lain dalam kinerja karyawan. Menurut Ahmad dkk (2017) dalam sebuah penelitiannya yang membuktikan bahwa kepuasan kerja terbukti memoderasi pengaruh dari kesehatan dan keselamatan kerja pada kinerja. Eneitian lain yang serupa dilakukan oleh Tengilimoglu (2016) dengan hasil yang sama bahwa kepuasan kerja memoderasi pengatuh kesehatan dan keselamatan kerja pada kinerja. Dalam hal ini kita bisa mengukur pengaruh secara tidak langsung dari eselamatan dan kesehatan kerja pada kinerja.

Setiap organisasi akan memilih cara mereka untuk mencapai tujuannya. Beberapa cara yang diuraikan diatas adalah hal penting yang harus dimiliki organisasi untuk menunjang kinerja karyawan. Salah satu organisai yang membutuhkan tingginya kualitas kepuasan kerja, budaya organisasi dan K3 adalah Sekolah Menengah Kejuruan. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 15, pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Pendidikan kejuruan terdiri dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) . Menurut data stataaistik kementrian pendidikan, jumlah SMK pada tahun 2017 mencapai 13. 236 SMK dengan pembagian 3.434 SMK Negeri dan 9.802 SMK Swasta. Jumlah tenaga pengajar yang tercatat mencapai 276.099 dengan pembagian 134.332 untuk mengajar sekolah negeri dan 141.767 untuk pengajar SMK swasta. Menurut data kementrian pendidikan, SMK memiliki 128 Jurusan terhitung sampai 2016. Untuk meningkatkan kualitas SMK, segala aspek yang ada didalamnya termasuk staf pengajar harus memiliki kualitas baik didukung dengan program yang baik.

SMK Negeri 1 Bawang berdiri sejak 14 Agustus 1965 dengan nama SMEAN Banjarnegara yang kemudian berganti nama menjadi SMK N 1 Bawang pada 7 Maret

(9)

1997. Terletak di Jalan Raya Pucang No. 132, pucang, banjarnegara SMK N 1 Bawang memiliki 8 jurusan diantaranya Busana Butik, Tata Niaga, Administrasi Perkantoran, Akuntansi, Rekayasa Perangkat Lunak, Teknik Komuter dan jaringan, Budi Daya Perikanan dan Mekatronika. SMK N 1 Bawang memiliki 114 guru dengan siswa lebih dari 2000. Sekolah ini memiliki banyak prestasi baik provinsi maupun nasional. SMK N 1 Bawang memiliki 24 program ekstra kulikuler yang menjadi pusat pengembangan bakat siswa. Sekolah ini sering dipercaya mewakili SMK lain dalam percobaan fasilitas atau kebijakan baru mengingat kualitas sekolah ini tergolong bagus.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti bermaksud meneliti kaitannya beberapa variabel yaitu budaya organisasi, keselamatan kerja, kesehatan kerja, epusan kerja dan kinerja guru di SMK Negeri 1 Bawang. Dari variabel tersebut makan judul dari penelitian yang akan dilkukan yaitu “Pengaruh Budaya Organisasi, Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Kinerja Guru Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening Di SMK N 1 Bawang” dari penelitian ini harapannya dapat membawa dampak positif dan pertimbangan beberapa pihak mengenai budaya organisasi, kesehatan dan keselamatan kerja juga kepuasan kerja sehingga dapat menunjang visi dan misi organisasi.

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Landasan Teori

Kinerja

Pengertian pertama mengenai kinerja dikemukakan oleh Bernardin dan Russell (1998), pada dasarnya prestasi atau kinerja adalah catatan tentang hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama kurun waktu tertentu. Pengertian selanjutnya dikemukakan oleh Mangkunegara (2013) bahwa kinerja berasal dari ata Job Performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pendapat ketiga mengenai kinerja yaitu Rivai (2004) bahwa kinerja dalah perkerjaan yang telah dilaksanakan oleh karyawan. Budaya Organisasi

Menurut Robbins (2002) menjelaskan bahwa, budaya organisasi merupakan suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota yang membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi lain. Pendapat lain menurut Schein dalam Sobirin (2007), budaya merupakan pola asumsi dasar yang di-shared oleh sekelompok orang setelah sebelumnya mereka mempelajari dan menyakini kebenaran pola asumsi tersebut sebagai cara untuk menyelesaiakan berbagai persoalan yang berkaitan berbagai persoalan yang berkaitan dengan adaptasi eksternal dan integrasi internal, sehingga pola asumsi dasar tersebut perlu diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang benar untuk berpersepsi, berpikir, dan mengungkapkan perasaannya dalam kaitannya dengan persoalan-persoalan organisasi. Selanjutnya menurut Gibson dkk (1998), menyebutkan bahwa budaya organisasi merupakan suatu nilai yang unik, keyakinan, dan norma-norma yang dimiliki secara bersama oleh anggota suatu organisasi.

Keselamatan Kerja

Menurut Suma‘mur (2001) keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang berkerja di perusahaan yang bersangkutan. Kemudian menurut Mondy (2008) keselamatan kerja adalah hal yang mencangkup perlindungan karyawan dari cedera

(10)

yang disebabkan oleh kecelakaaan yang berkaitan dengan pekerjaan. Pengertian lain mengenai keselamatan kerja disampaikan oleh Mangkunegara (2013) bahwa Keselamatan kerja menunjukan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja.

Kesehatan Kerja

Menurut mondy (2008) kesehatan kerja adalah hal yang mengacu pada kebebasan dari penyakit fisik maupun emosiaonal. Pengertiaan lain mengenai kesehatan kerja disampaikan oleh Mathis dan Jackson (2002) bahwa kondisi umum dari kesejahteraan fisik, mental dan emosional. Pengertian terakhir menurut Mangkunegara (2010) kesehatan kerja adalah keadaan yang menunjukan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi, atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Beberapa penyebab yang memungkinkan terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan pegawai.

Kepuasan Kerja

Menurut Smith dkk (1969 dalam Luthans 1998), kepuasan kerja sebagai perasaan yang dimiliki seorang pekerja terhadap pekerjaannya. Pengertian lain disampaikan oleh disampaikan oleh Keith dan Davis (1985 dalam Mangkunegara 2013) bahwa kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan perkerjaanya maupun dengan kondisi dirinya. Sedangkan menurut Hasibuan (2006) kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai perkerjaannya.

Pengembangan Hipotesis

Pengaruh Budaya Organisasi Pada Kepuasan Kerja

Hipotesis ini didasari dari beberapa penelitian terdahulu diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Rawashdeh dkk (2015) yang mana dalam penelitiannya berhasil membuktikan bahwa budaya organsasimemiliki pengaruh positif pada kepuasan kerja. Penelitian lain yang dilakuakn di bidang perbankan yang dilakukan oleh Belias dkk (2015) dan Shiedu (2015) juga menunjukan bahwa budaya organisasi memiliki pengaruh positif pada kepuasan kerja. Sejalan dengan hasil sebelumnya, penelitian yang dilakukan oleh beberapa penelitia diantaranya Khuzaeni (2013), Syahrum dkk (2016), dan Indrasani (2017) juga menunjukan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif pada kinerja. Dari ebberapa penelitian yang telah disebutkan maka muncullah hipotesis terdapat pengaruh dari budaya organisasi pada kepusan kerja.

Pengaruh Keselamatan Kerja Pasa Kepuasan Kerja

Penelitian yang dilakukan oleh Sembe dan Ayuo (2017) membuktikan bahwa terdapat pengaruh dari variabel keselamatan kerja pada kepuasan kerja. Penelitian lain yang memiliki hasil serupa adalah penelitian yang dilakukan oleh Ali (2014). Penelitian yang dilakukan di sektor universitas tersebut juga menunjukan adanya pengaruh poditif dari keselamatan kerja pada kepuasan kerja. Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Gupta dan Upadhyay (2012) dan penelitian yang dilakukan oleh Yusuf dkk (2012) dimana penelitian mereka juga menunjukan terdapat pengaruh positif sari keselamatan kerja pada kesehatan kerja. Dari beberapa penelitian yang telah disebutkan maka muncullah hipotesis terdapat pengaruh dari keselamatan kerja pada kepusan kerja.

Pengaruh Kesehatan Kerja Pada Kinerja

Hipotesis ini didasarkan pada beberapa penelitian terdahulu diantaranya Sembe dan Ayuo (2017) membuktikan bahwa terdapat pengaruh dari variabel kesehatan kerja

(11)

pada kepuasan kerja. Penelitian lain yang memiliki hasil serupa adalah penelitian yang dilakukan oleh Ali (2014). Penelitian yang dilakukan di sektor universitas tersebut juga menunjukan adanya pengaruh positif dari kesehatan kerja pada kepuasan kerja. Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Yusuf dkk (2012) dimana penelitian mereka juga menunjukan terdapat pengaruh positif sari kesehatan kerja pada kesehatan kerja. Kemudian penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Wibowo dan Utomo (2017) yang juga menyebutkan adanya pengaruh positif dari kesehatan kerja pada kepuasan kerja. Dari beberapa penelitian yang telah disebutkan maka muncullah hipotesis terdapat pengaruh dari keselamatan kerja pada kepusan kerja.

Pengaruh Budaya Organisasi Pada Kinerja

Penelitian yang dilakukan oleh Wambugu (2014) adalah penelitian yang menunjukan adanya pengaruh budaya organisasi pada kinerja. Penelitian lain di bidang telekomunikasi yang dilakukan oleh Uddin dkk (2013) juga menunjukan bahwa adanya pengaruh budaya organisasi pada kinerja. Hasil penelitian lain yang serupa adalah beberapa penelitian yang dilakukan oleh Syahrum dkk (2016), Khuzaeni (2013), dan Indrasani (2017) dimana mereka juga menyebutkan adanya pengaruh budaya organisasi pada kinerja. Dari beberapa penelitian yang telah disebutkan maka muncullah hipotesis terdapat pengaruh dari budaya organisasi pada kinerja.

Pengaruh Keselamatan Kerja Pada Kinerja

Penelitian terdahulu yang menyebutkan adanya pengaruh keselamatan kerja pada kinerja diantaranya adalah penelitian Dwomoh (2013). Penelitian lain yang dilakukan oleh U dan Tom (2016) juga menunjukan adanya pengaruh positif dari keselamatan kerja pada kinerja. Penelitian lain yang dilakukan oleh Yusuf dkk (2012) juga menunjukan adanya pengaruh keselamatan kerja pada kinerja, begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Wibowo dan Utomo (2016) yang juga menunjukan adanya pengaruh keselamatan kerja pada kinerja. Dari beberapa penelitian yang telah disebutkan maka muncullah hipotesis terdapat pengaruh dari keselamatan kerja pada kinerja.

Pengaruh Kesehatan Kerja Pada Kinerja

Penelitian terdahulu yang mendukung adanya pengaruh dari kesehatan kerja pada kinerja adalah penelitian yang dilakukan oleh Dwomoh (2013). Penelitian lain yang dilakukan oleh U dan Tom (2016) di Nigeria juga menunjukan hasil yang sama, yaitu adanya pengaruh kesehatan kerja pada kinerja. Penelitian lain dilakukan di sektor industri semen oleh Yusuf dkk (2012) dan menyebutkan bahwa kesehatan kerja berpengaruh positif pada kinerja. Dari beberapa penelitian yang telah disebutkan maka muncullah hipotesis terdapat pengaruh dari kesehatan kerja pada kinerja.

Pengaruh Kepuasan Kerja Pada Kinerja

Penelitian yang dilakukan oleh Fadlallh (2015) menunjukan adanya pengaruh positif dari kepuasan kerja pada kinerja. Penelitian lain yang menunjukan bahwa kepuasan kerja berpengatuh ppada kinerja juga disampaikan oleh beberapa peneliti diantaranya Khuzaeni (2013), Indrasari (2017), Syahrum dkk (2016), wibowo dan Utomo (2016) dan Khuzaeni (2013) dimana semua hasil dari penlitian mereka mendukung hasil dari penelitian ini yaitu terdapat pengaruh dari kepuasan kerja pada kinerja. Dari beberapa penelitian yang telah disebutkan maka munculah hipotesis terdapat pengaruh dari kepuasan kerja pada kinerja.

(12)

Penelitianterhalulu yang digunakan untuk mendukung hiotesisi ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Indrasani (2017) menyebutkan bahwa kepuasan kerja dapat memediasi pengaruh dari budaya organisasi pada kinerja. Penelitian tersebut juga didukung oelh penelitian lain yaitu penelitian yang dilakukan oleh oleh Syahrum (2016) dalam penelitiannya yang dilakuakn dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari kopetensii, budaya organisasi dan iklim organisasi terhadap komitmen, kepuasan kerja dan kinerja karyawan di pemerintah kota Makassar. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Khuzaeni (2013) dimana hasil penelitiannya menyebutkan bahwa kepuasank kerja dapat memediasi pengaruh dari budaya organisasi pada kinerja. Dari beberapa penelitian yang telah disebutkan maka munculah hipotesis terdapat pengaruh dari budaya organisasi pada kinerja dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening.

Pengaruh Keselamatan Kerja Terhadap Kinerja Melalui Kepuasan Kerja

Penelitian terdahulu yang mendukung hipotesis ini diantaranya adalah penelitain yang dilakukan oleh Ahmad dkk (2017) dimana penelitian tersebut dilakukan di lingkungan universitas, dan menunjukan bahwa kepuasan kerja dapat memoderasi pengaruh dari keselamatan kerja pada kinerja. Penelitian lain dilakukan oleh Yusuf dkk (2012) dimana dia menyebutkan bahwa keselmatan kerja berpengaruh pada kinerja dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening. Kemudian penelitian lain yang mendukung hasil tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh Wibowo dan Utomo (2016). Telingimoglu (2016) juga menyebutkan bahwa kepuasan kerja dapat memoderasi pengaruh dari keselamatan kerja pada kinerja. Dari beberapa penelitian yang telah disebutkan maka muncullah hipotesis terdapat pengaruh dari keselamatan kerja pada kinerja dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening. Pengaruh Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Melalui Kepuasan Kerja

Penelitian terdahulu yang mendukung hipotesis terdapat pengaruh dari kesehatan kerja pada kinerja dengan kepuasan kerja sebagai variavel interveing adalah penelitian Ahmad dkk (2017) dimana penelitian tersebut dilakukan di lingkungan universitas, dan menunjukan bahwa kepuasan kerja dapat memoderasi pengaruh dari kesehatan kerja pada kinerja. Penelitian lain dilakukan oleh Yusuf dkk (2012) dimana dia menyebutkan bahwa kesehatan kerja berpengaruh pada kinerja dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening. Kemudian penelitian lain yang mendukung hasil tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh Wibowo dan Utomo (2016). Dari beberapa penelitian yang telah disebutkan maka muncullah hipotesis terdapat pengaruh dari keselamatan kerja pada kinerja dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening.

Sumbangan Penelitian

Dari penelitian sebelumnya, variabel yang digunakan adalah kesehatan kerja, keselamatan kerja kepuasan kerja dan kinerja. Namun dalam penelitian ini peneliti menmabahkan lagi satu variabel yaitu budaya organisasi sehingga penelitian selanjutnya meneliti 5 variabel yaitu keselamatan kerja, kesehatan kerja, budaya organisasi, kepuasan kerja dan kinerja di SMK Negeri 1 Bawang.

Kerangka Pikir

Menurut Sekaran dan Bougie (2003), kerangka teoritis merupakan fondasi di mana seluruh proyek penelitian didasarkan. Kerangka teoritis adalah jaringan asosiai yang disusun, dijelaskan, dan dielaborasi secara logis antarvariabel yang dianggap relevan pada situasi masalah dan diidentifikasi melalui proses seperti wawancara, pengamatan

(13)

dan survei literatur. Dalam penelitian ini, kerangka pemikirannya adalah sebagai berikut :

Hipotesis

Dalam penelitian ini, terdapat 10 hipotessis diantaranya :

Diduga terdapat pengaruh variabel budaya organisasi pada kepuasan kerja guru di SMKN 1 Bawang, Diduga terdapat pengaruh variabel keselamatan kerja pada kepuasan kerja guru di SMKN 1 Bawang, Diduga terdapat pengaruh variabel kesehatan kerja pada kepuasan kerja guru di SMKN 1 Bawang, Diduga terdapat pengaruh variabel budaya organisasi pada kinerja guru di SMKN 1 Bawang, Diduga terdapat pengaruh variabel keselamatan kerja pada kinerja guru di SMKN 1 Bawang, Diduga terdapat pengaruh variabel kesehatan kerja pada kinerja guru di SMKN 1 Bawang, Diduga terdapat pengaruh variabel budaya organisasi pada kinerja guru dengan kepuasan sebagai variabel intervening di SMKN 1 Bawang, Diduga terdapat pengaruh variabel keselamatan kerja pada kinerja guru dengan kepuasan sebagai variabel intervening di SMKN 1 Bawang, Diduga terdapat pengaruh variabel

(14)

kesehatan kerja pada kinerja guru dengan kepuasan sebagai variabel intervening di SMKN 1 Bawang, Diduga terdapat pengaruh variabel kepuasan kerja pada kinerja guru di SMKN 1 Bawang.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2014) dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SMK N 1 Bawang. SMK Negeri 1 Bawang berdiri sejak 14 Agustus 1965 dengan nama SMEAN Banjarnegara yang kemudian berganti nama menjadi SMK N 1 Bawang pada 7 Maret 1997. Terletak di Jalan Raya Pucang No. 132, pucang, banjarnegara SMK N 1 Bawang memiliki 8 jurusan diantaranya Busana Butik, Tata Niaga, Administrasi Perkantoran, Akuntansi, Rekayasa Perangkat Lunak, Teknik Komuter dan jaringan, Budi Daya Perikanan dan Mekatronika. SMK N 1 Bawang memiliki 114 guru dengan siswa lebih dari 2000. Sekolah ini memiliki banyak prestasi baik provinsi maupun nasional. SMK N 1 Bawang memiliki 24 program ekstra kulikuler yang menjadipusat pengembangan bakat siswa.

Variabel Penelitian

Menurut Cresswell (2007), variabel merujuk pada karakteristik atau atribut seorang individu atau suatu organisasi yang dapat diukur atau diobservasi. Pendapat lain dikemukakan oleh Sugiyono (2007) yang menyebutkan bahwa variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dala penelitian ini terdapat 3 variabel yaitu dependen, independen dan intervening.

Menurut Sugiyono (2014), variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen/terikat . kemudian menurut Sekaran dan Bougie (2013), variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi variabel terikat, baik secara positif ataupun negative. Dalam penelitian ini, variabel independen yang dimaksud adalah budaya organisasi, keselamatan kerja dan kesehatan kerja.

Menurut Sugiyono (2014), variabel dependen sering disebut juga dengan variabel output, kriteria, atau konsekuen. Dalam bahasa Indonesia disebut variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Pendapat lain mengenai variiabel dependen dikemukakan oleh Sekaran dan Bougie (2013), mereka menyebutkan bahwa variabel depnden merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. Dengan kata lain, variabel terikat merupakan variabel utama yang menjadi faktor yang berlaku dalam investigasi. Dalam penelitian ini, variabel dependen yang dimaksud adalah kinerja karyawan

Menurut Sugiyono (2007) variabel intervening merupakan variabel yang secara teoritis mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel

(15)

independen dan dependen. Dala penelitian inii, variabel intervening yang dimaksud adalah kepuasan kerja.

Definisi Operasional Kinerja Karyawan (Y)

Devinisi operasionela variabel kinerja karyawan mengacu pada penegrtian dari Bernardin dan Russell (1998)yang menyebutkan bahwa pada dasarnya prestasi atau kinerja adalah catatan tentang hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama kurun waktu tertentu. Indikator dalam variabel ini diantaranya kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektifitas biaya, hubungan antar perseorangan.

Budaya Organisasi (X1)

Menurut Robbins (2002) menjelaskan bahwa, budaya organisasi merupakan suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota yang membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi lain. Indikator dalam variabel ini diantaranya inovasi dan pengambilan resiko, perhatian pada kedetailan, orientasi pada hasil, orientasi pada individu, orientasi pada tim, agresivitas, stabilitas.

Keselamatan Kerja (X2)

Menurut Suma‘mur (2001) keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang berkerja di perusahaan yang bersangkutan. Indikator keselamatan kerja menurut Suma‘mur 2001 adalah sebagai berikut : lingkungan kerja, mesin dan peralatan dan perlindungan karyawan

Kesehatan Kerja (X3)

Menurut Mathis dan Jackson (2002) beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai masalah kesehatan di tempat kerja antara lain : program kebugaran, bantuan karyawan, kejahatan di tempat kerja, audit keamanan, akses yang terkontrol, pemeriksaan dan seleksi karyawan, anggota petugas keamanan.

Kepuasan Kerja (Z)

Menurut Smith, Kendall, dan Hullin (1969 dalam Luthans 1998), kepuasan kerja sebagai perasaan yang dimiliki seorang pekerja terhadap pekerjaannya. Indikator kepuasan kerja menurut Smith, Kendall, dan Hullin (1996 dalam Luthans 1998) meliputi: perkerjaan itu sendiri, gaji,, peluang promosi, pengawasan, rekan kerja. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru di SMKN 1 Bawang sejumlah 114. Kuesioner disebar menggunakan teknik sensun namun yang kembali hanya sejumlah 103.

Uji Validitas dan Uji Relialibilitas

Perhitungan validitas instrumen didasarkan pada perbandingan antara r-hitung dan tabel dimana tabel = 0,197 (df = N-2, 100-2 = 98 pada α = 0,05). Apabila r-hitung lebih besar dari r-tabel (rr-hitung > rtabel) maka item pernyataan dianggap valid begitu juga sebaliknya. Berdasarkan hasil uji validitas untuk lima variabel dinyatakan valid.

Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan teknik analisis koefisien reliabilitas Pengujian reliabilitas terhadap seluruh item atau pertanyaan pada penelitian ini akan menggunakan rumus koefisien Cronbach Alpha. Nilai Cronbach Alpha pada penelitian ini akan digunakan nilai 0.6 dengan asumsi

(16)

bahwa daftar pernyataan yang diuji akan dikatakan reliabel bila nilai Cronbach Alpha > 0.6. Hasil uji reliabilitas untuk lima variabel dinyatakan reliabel.

Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan regresi linier sederhana dan linear berganda. Analisis linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh Religiusitas dan Etika Kerja Islami terhadap motivasi kerja dan komitmen organisasional. Analisis regresi sederhana untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap komitmen organisasional. Ghozali (2005)

Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah suatu data normal atau tidak. Menurut Ghozali (2005) dasar pengambilan keputusan uji normalitas jika nilai sig. (signifikan) > 0,05 data berdistribusi normal, jika nilai sig. (signifikan) < 0,05 data berdistribusi tidak normal. Uji normalitas menunjukan data normal karena titik-titik mengitari garisdigonal.

Uji Multikolinieralitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji model regresi yang ditemukan adanya kolerasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi di antara variabel independen (Ghozali, 2013).

Multikolonieritas dapat juga dilihat dari Nilai tolerance dan lawannya.nVariance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah yang sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/tolerance). Dari hasil output data didapatkan bahwa semua nilai VIF < 10, hal ini berarti tidak terjadi multikolinearitas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa uji multikolinieritas terpenuhi.

Uji Heterokedesitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut dengan heteroskedastisitas (Ghozali, 2013). Uji heteroskedastisitas untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai signifikansi. Apabila nilai sig. > 0,05 maka tidak terjadi heterokedastisitas. Dari hasil uji heterokedesitas karena tidak ditemukan pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y sehingga dapat dikatakan uji heterokedastisitas terpenuhi. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Analisis Deskriptif

dari analisa 103 kuesioner yang didaptakan, nalisa untuk kelima variabel diantaranya budaya organisasi dengan nilai 4, 04 (tinggi), keselamatan kerja dengan nilai 4,05 (tinggi), kesehatan kerja dengan nilai 4,05 (tinggi) kepuasan kerja dengan nilai 4,14 (tinggi) dan kinerja dengan nilai 4,12 (tinggi)

Uji t

Pengaruh Budaya Organisasi, Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja Pada Kepuasan Kerja.

Tabel 1 Hasil Analisis Pengaruh Budaya Organisasi, Keselamatan Kerja, dan Kesehatan Kerja pada Kepuasan Kerja

(17)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardi zed Coefficie nts t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant ) 3.055 6.575 .465 .643 x1 .218 .072 .277 3.015 .003 x2 .148 .073 .213 2.017 .046 x3 .208 .076 .284 2.727 .008

Berdasarkan tabel 1 dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang berbunyi ―Diduga terdapat pengaruh signifikan dari variabel budaya organisasi terhadap kepuasan kerja pada karyawan‖ terbukti.

Berdasarkan tabel 1 dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang berbunyi ―Diduga terdapat pengaruh signifikan dari variabel Keselamatan Kerja terhadap kepuasan kerja pada karyawan‖ terbukti.

Berdasarkan perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga yang berbunyi ―Diduga terdapat pengaruh signifikan dari variabel kesehatan Kerja terhadap kepuasan kerja pada karyawan‖ terbukti.

Pengaruh Budaya Organisasi, Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja Pada Kepuasan Kerja.

Tabel 2 Hasil Analisis Pengaruh Budaya Organisasi, Keselamatan Kerja, Dan Kesehatan Kerja Pada Kinerja.

Berdasarkan tabel 2 dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat yang berbunyi ―Diduga terdapat pengaruh signifikan dari variabel budaya organisasi terhadap kinerja pada karyawan‖ terbukti.

Berdasarkan perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis kelima yang berbunyi ―Diduga terdapat pengaruh signifikan dari variabel Keselamatan Kerja terhadap kinerja pada karyawan‖ terbukti.

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficien ts t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant ) 21.105 4.771 4.423 .000 x1 .409 .052 .626 7.815 .000 x2 -.115 .053 -.199 -2.158 .033 x3 .219 .055 .359 3.960 .000

(18)

Berdasarkan perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis keenam yang berbunyi ―Diduga terdapat pengaruh signifikan dari variabel kesehatan Kerja terhadap kinerja pada karyawan‖ terbukti.

Pengaruh Kepuasan Kerja pada Kinerja

Tabel 3 Hasil Analisis Kepuasan Kerja Pada Kinerja. Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardi zed Coefficie nts t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant ) 49.769 4.376 11.37 4 .000 z .351 .075 .422 4.671 .000

Berdasarkan perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketujuh yang berbunyi ―Diduga terdapat pengaruh signifikan dari variabel kepuasan kerja terhadap kinerja pada karyawan‖ terbukti.

Analisis Jalur (Path Analisis)

Analisis jalur (path analisis) adalah perluasan dari analisis regresi linier berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel (model casual) yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. Uji dalam penelitian ini menggunakan Uji Sobel. Uji Sobel dilakukan dengan cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung X ke Y lewat Z. Pengaruh tidak langsung X ke Y lewat Z dihitung dengan cara mengalikan jalur X -> Z (a) dengan jalur Z -> Y (b) atau ab. Dikatakan variabel tidak langsung memiliki pengaruh yang lebih baik daripada pengaruh langsung jika nilai Z yang dihasilkan > 1,96 atau < -1,96 (Ghozali, 2011)

Tabel 4. Hasil Analisis Sobel N o Variabel Beta X - Z Beta Z - Y Std. eror X-Z Std. eror Z-Y Z 1. X1 – Z - Y 0,21 8 0,35 1 0,072 0,075 2,542 2. X2 – Z – Y 0,15 8 0,35 1 0,073 0,075 1.975 3. X3 – Z - Y 0,20 8 0,35 1 0,076 0,075 2,362

Dari hasil tabel 4, dapat disimpulkan bahwa besarnya nilai Z dari budaya organisasi terhadap kinerja melalui kepuasan kerja adalah sebesar 1,975 > 1,96. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa nilai pengaruh dari budaya organisasi terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja lebih besar dari pada pengaruh secara langsung budaya organisasi terhadap kinerja karyawan, karena nilai Z 1,975 > 1,96. Sehingga kepuasan kerja dapat menjadi variabel intervening hubungan antara budaya organisasi terhadap kinerja karyawan. Dengan demikian hipotesis kedelapan yang berbunyi ―Diduga terdapat pengaruh secara tidak langsung (variabel budaya organisasi terhadap

(19)

kinerja karyawan melalui kepuasan kerja) lebih besar daripada pengaruh secara langsung (variabel budaya organisasi terhadap kinerja karyawan).‖terbukti.

Dari hasil table 4 dapat disimpulkan bahwa besarnya nilai Z dari keselamatan kerja terhadap kinerja melalui kepuasan kerja adalah sebesar 2,542 > 1,96. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa nilai pengaruh dari keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja lebih besar dari pada pengaruh secara langsung keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan, karena nilai Z 2,542 > 1,96. Sehingga kepuasan kerja dapat menjadi variabel intervening hubungan antara keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan. Dengan demikian hipotesis ketujug yang berbunyi ―Diduga terdapat pengaruh secara tidak langsung (variabel keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja) lebih besar daripada pengaruh secara langsung (variabel keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan).‖terbukti.

Dari table 4 analisis jalur yang menggunakan analisis Sobel, dapat disimpulkan bahwa besarnya nilai Z dari kesehatan kerja terhadap kinerja melalui kepuasan kerja adalah sebesar 2,362 > 1,96. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa nilai pengaruh dari kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja lebih besar dari pada pengaruh secara langsung kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan, karena nilai Z 2,362 > 1,96. Sehingga kepuasan kerja dapat menjadi variabel intervening hubungan antara kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan. Dengan demikian hipotesis kesembilan yang berbunyi ―Diduga terdapat pengaruh secara tidak langsung (variabel kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja) lebih besar daripada pengaruh secara langsung (variabel kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan).‖terbukti.

Pembahasan

Peneitian yang bertujuan untuk menguji pengaruhu budaya organisasi, keselamatan kerja dan kesehatan kerja pada kinerja guru dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening ini dilakukan di SMKN 1 bawang. Dalam penelitian ini penulis melibarkan 103 responden dari total 114 guru di SMKN 1 Bawang. Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner pada responden, teknik yang digunakan adalah sensus, namun kuesioner yang kembali hanya sejumlah 103.

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja

Berdasarkan perhitungan, diperoleh nilai dignifikansi sebersar 0,003. Dengan kriteria jika tingkat signifikansi penelitian < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima dan jika tingkat signifikansi penelitian > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak sehingga hipotesis terdapat pengaruh dari variabel budaya organisai terhadap kepuasan kerja pada karyawan di SMK Negeri 1 Bawang ―terbukti”.

Hasil penelitian yang menunjukan bahwa pengaruh dari variabel budaya organisai terhadap kepuasan kerja pada karyawan di SMK Negeri 1 Bawang didukung dengan beberapa penelitian terdahulu diantaranya peneitian yang dilakukan oleh Rawashdeh dkk (2015). Penelitian ini dilakukan dilakukan di sebuah perusahan penerbangan swasta di Jordan. Sampel penelitian ini diperoleh dari 228 (dua ratus dua puluh delapan) pekerja. Analisis data menggunakan metode SPSS 19 untuk mendeskrippsikan data. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa budaya organisasi memiliki pengaruh psitif atau meningkatkan kepuasan kerja karyawan.

Penelitian lain yang menunjukan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja adalah penelitian yang dilakuakn oleh Belias dkk (2015). Penelitian tersebut dilakukan di bank Greek. Penelitian ini menggunakan sampel dari

(20)

seluruk karyawan bank Greek. Penelitian lain yang menunjang hasil dari penelitian ini adalah penelitian yang dilkukan oleh Asiedu (2015). Penelitian tersebut juga menjelaskna bahwa budaya organisasi secara positif mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Sampel yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu 100 karyawan yang berkerja di bank di seluruh cabang di Oxford dengan demografi 60% laki-laki dan 40% perempuan, kemudian mayoritas umur berada pada umur 25-35 tahun Hasil penelitian serupa juga disebutkan oleh beberapa peneliti diantaranya Khuzaeni (2013), Syahrum dkk (2016), dan Indrasani (2017)

Kesimpulan hasil dari pengujian pengaruh budya organisasi pada kepuasan kerja karyawan dengan analisis regresi yang menunjukan tingkat signifikansi 0,003 yang berarti adanya budaya organisasi mempengaruhi kepuasan kerja guru. Budaya organisai yang didalamnya terdapat inovasi dan pengambilan resiko, perhatian karyawan terhadap tingkat detail, beberapa orientasi yang ditunjukan pada hasil, individu atau tim juga agresivitas dan stabilitas karyawan menunjukan bagaimana budaya karyawan di SMKN 1 bawang terbangun. Rekapitulasi deskriptif kepuasan kerja yang digolongkan pada tingkat ―tinggi‖ kerja artinya semakin baik budaya organisasi di SMKN 1 Bawang maka kepuasan kerja guru juga akan semakin naik. Pengaruh Keselamatan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja

Berdasarkan perhitungan, diperoleh nilai dignifikansi sebersar 0,046. Dengan kriteria jika tingkat signifikansi penelitian < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima dan jika tingkat signifikansi penelitian > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak sehingga hipotesis terdapat pengaruh dari variabel keselamatan kerja terhadap kepuasan kerja pada karyawan di SMK Negeri 1 Bawang ―terbukti”.

Hasil penelitian yang menunjukan bahwa pengaruh dari variabel keselamatan kerja terhadap kepuasan kerja pada karyawan di SMK Negeri 1 Bawang didukung dengan beberapa penelitian terdahulu diantaranya peneitian yang dilakukan oleh Sembe dan Ayuo (2017) dimana penelitian tersebut meneliti dampak dari praktek kesehatan dan keselamatan kerja pada kepuasan kerja di universitas Nakuru Town, Kenya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner untuk memperoleh data. Objek dari penelitian adalah karyawan non-teaching dengan jumlah 258 sampel. Penelitian tersebut membuktikan adanya pengaruh keselamatan kerja terhadap kepuasan kerja. Penelitian lain yang mendukung hasil dari penelitian ini adalah Ali (2014) penelitian tersebut adalah untuk mengetagui dampak dari kesehatan kerja dan keselamatan kerja pada kepuasan kerja dan retensi karyawan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, sampel dari penelitian ini adalah 200 karyawan yang berkerja di sektor universitas. Setelah data didapatkan, data diolah menggunakan software SPSS. Hasil dari penelitian yang dilakukan Ali mendukung hasil dari penelitian ini bahwa adanya pengaruh dari kesehatan kerja pada kepuasan kerja.

Penelitian lain yang mendukung hasil dari penelitian ini adalah penelitian yang dlkukan oleh Gupta dan Upadhyay (2012) yang menyebutkan bahwa keselamatan kerja terbukti berpengaruh psitif terhadap kepuasan kerja. Penelitian lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Yusuf dkk (2012) dimana Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Occupational Savety and Helathy (OSH) pada knerja dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening. Penelitian ini dilaksnakan di PT. Mahakarya Rotanindo yang terletak di Gresik, dengan populasi 250 pegawai produksi dan rengan metode rrandom sampling didapat 50 pegawai sebagai sampel.

(21)

Penelitian tersebut membuktikan bahwa keselamatan kerja berpengaruh pada kepuasan kerja karyawan.

Kesimpulan hasil dari pengujian pengaruh keselamatan kerja pada kepuasan kerja karyawan dengan analisis regresi yang menunjukan tingkat signifikansi 0,046 menunjukan adanya keselamatan kerja berpengaruh pada kepuasan kerja guru di SMKN 1 Bawang. Ruang lingkup kepuasan kerja yang membahas mengani lingkungan kerja, mesin dan peralatan juga perlindungan karyawan meningkatkan kepuasan kerja para guru. Praktek keselamatan kerja yang tergolong tinggi diikuti juga dengan tingkat kepuasan kerja karywan yang tinggi pula.

Pengaruh Kesehatan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja

Berdasarkan perhitungan, diperoleh nilai dignifikansi sebersar 0,008. Dengan kriteria jika tingkat signifikansi penelitian < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima dan jika tingkat signifikansi penelitian > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak sehingga hipotesis terdapat pengaruh dari variabel keselamatan kerja terhadap kepuasan kerja pada karyawan di SMK Negeri 1 Bawang ―terbukti”.

Hasil penelitian yang menunjukan bahwa pengaruh dari variabel keselamatan kerja terhadap kepuasan kerja pada karyawan di SMK Negeri 1 Bawang didukung dengan beberapa penelitian terdahulu diantaranya peneitian yang dilakukan oleh Sembe dan Ayuo (2017) dimana penelitian tersebut meneliti dampak dari praktek kesehatan dan keselamatan kerja pada kepuasan kerja di universitas Nakuru Town, Kenya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner untuk memperoleh data. Objek dari penelitian adalah karyawan non-teaching dengan jumlah 258 sampel. Penelitian tersebut membuktikan adanya pengaruh keselamatan kerja terhadap kepuasan kerja. Penelitian lain yang mendukung hasil dari penelitian ini adalah Ali (2014) penelitian tersebut adalah untuk mengetagui dampak dari kesehatan kerja dan keselamatan kerja pada kepuasan kerja dan retensi karyawan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, sampel dari penelitian ini adalah 200 karyawan yang berkerja di sector universitas. Setelah data didapatkan, data diolah menggunakan software SPSS. Hasil dari penelitian yang dilakukan Ali mendukung hasil dari penelitian ini bahwa adanya pengaruh dari kesehatan kerja pada kepuasan kerja. Peneltian lain yang mendukung hasil penelitian penulis bahwa kesehatan kerja berpengaruh pada kepuasan kerja adalah penelitian yang dilakukan oleh Yusuf dkk (2012) dimana Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Occupational Savety and Helathy (OSH) pada knerja dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening. Penelitian ini dilaksnakan di PT. Mahakarya Rotanindo yang terletak di Gresik, dengan populasi 250 pegawai produksi dan rengan metode rrandom sampling didapat 50 pegawai sebagai sampel. Penelitian tersebut membuktikan bahwa keselamatan kerja berpengaruh pada kepuasan kerja karyawan.

Kesimpulan hasil dari pengujian pengaruh kesehatan kerja pada kepuasan kerja karyawan dengan analisis regresi yang menunjukan tingkat signifikansi 0,008 menunjukan adanya praktek kesehatan kerja berpengaruh pada kepuasan kerja karyawan. dan analisis deskrptif rata-rata 4.05 atau dalam kaegori tinggi, artinya semakin baik kesehatan kerjbunti signifikan dan dukungan beberaapa penelitian terdahulu menunjukan semakin tinggi kesehatan kerja di SMKN 1 Bawang maka kepuasan kerja guru juga akan semakin naik.

(22)

Pengaruh Budaya Organisasi Pada Kinerja

Berdasarkan perhitungan, diperoleh nilai dignifikansi sebersar 0,000. Dengan kriteria jika tingkat signifikansi penelitian < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima dan jika tingkat signifikansi penelitian > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak sehingga hipotesis terdapat pengaruh dari variabel keselamatan kerja terhadap kepuasan kerja pada karyawan di SMK Negeri 1 Bawang ―terbukti”.

Hasil penelitian yang menunjukan bahwa pengaruh dari variabel keselamatan kerja terhadap kepuasan kerja pada karyawan di SMK Negeri 1 Bawang didukung dengan beberapa penelitian terdahulu diantaranya peneitian yang dilakukan oleh Wambugu (2014) Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang dilakukan di perusahaan Kipevu II. Penelitiian ini menggunakan sampel dari seluruh karyawan Kipevu II yang berjumlah 63 karyawan. Setelah mendapatkan data, data dianalisis dengan menggunakan SPSS IBM 22 kemudian menunjukan bahwa terdapat hubungan positif antara budaya organisasi dengan kinerja karyawan. Penelitian lain yang menduung hasil dari penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan Uddin dkk (2013) penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi pada kinerja karyawan dan prodktifitasnya dalam prespektif perusahaan multinasiional khususnya perusahaan telekomunkasi sektor Bangladesh. Penelitian ini bersifat kualitataif dengan menggunakan beberapa teori seperti Gordon dan Cummins (1979) atau Hofstede (1980. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa adanya budaya organisai yang baik akan mempengaruhi kinerja karyawan menjadi lebih baik khususnya di industri telekomunikasi di sektor Banglades.

Penelitian lain yang mendukung bahwa budaya organisasi memiliki pengaruh positif pada kinerja dalah penelitian yang dilakukan oleh Syahrum dkk (2016) Penelitian ini dlakuakn dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari kopetensii, budaya organisasi dan iklim organisasi terhadap komitmen, kepuasan kerja dan kinerja karyawan di pemerintah kota Makassar. Populasi dari peneitian ini adalah seluruh pegawai pemerintah kota Makassar pada tingkat eselon 2,3 dan 4 dengan jumlah 453. Sampel yang digunakan dari total popolasi berjumlah 298 pegawai. Hasil serupa juga ditemukan oleh beberapa peneliti lain diantaranya Khuzaeni (2013) dan Indrasani (2017) yang menyebutkan bahwa budaya organisasi memiliki pengaruh positif pada kinerja.

Kesimpulan hasil dari pengujian pengaruh budya organisasi pada kepuasan kerja karyawan dengan analisis regresi yang menunjukan tingkat signifikansi 0,000 yang artinya adanya budaya organisai akan berpengaruh pada kinerja guru di SMKN 1 Bawang. Dalam rekapitulasi deskriptif antar variabel juga digambarkan budaya organisai memiliki nilai yang tinggi begitu juga dengan variabel kinerja, artinya semakin baik budaya organisasi di SMKN 1 Bawang maka kepuasan kerja guru juga akan semakin naik.

Pengaruh Keselamatan Kerja Pada Kinerja

Berdasarkan perhitungan, diperoleh nilai dignifikansi sebersar 0,033. Dengan kriteria jika tingkat signifikansi penelitian < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima dan jika tingkat signifikansi penelitian > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak sehingga hipotesis terdapat pengaruh dari variabel keselamatan kerja terhadap kepuasan kerja pada karyawan di SMK Negeri 1 Bawang ―terbukti”. Hipotesis memang terbukti, namun nilai koefisien dari keselamatan kerja pada kinerja adalah

(23)

ninus (-) yaitu sbesar -115, yang artinya keselamatan kerja memang berpengaruh pada kinerja namun secara negatif.

Hasil penelitian yang menunjukan bahwa pengaruh dari variabel keselamatan kerja terhadap kepuasan kerja pada karyawan di SMK Negeri 1 Bawang didukung dengan beberapa penelitian terdahulu diantaranya peneitian yang dilakukan oleh Dwomoh (2013) dimana penelitian tersebut bertujuan untuk mengtahui dampak dari kesehatan dan keselamatan pada kinerja karyawan di industri kayu di Ghana. Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran dimana penelitian ini menyebarkan kuesioner diikuti dengan wawancara. Penelitian ini menggnakan 140 sampel dari total populasi 239 yang merupakan karyaawan dari seluruh departeemn.hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara kesehatan kerja dan kinerja juga terdapat hubungan positif antara keselamatan kerja dengan kinerja.

Penelitian lain yang mendukung hasil bahwa keselamatan kerja berpengaruh terhadap kinerja adalah penelitian yang dilakukan oleh U dan Tom (2016) dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesehatan pada kinerja, keselamatan kerja pada kinerja dan kesehata/keselamatan kerja pada kinerja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan meted survey. Penelitian ini menggunaakn 100 sampel dari 2 perusahaan yaitu UNICEM dan Dangtoe Plc. Yang terletak di Nigeria. Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakuakn oleh Yusuf dkk (2012) Penelitian ini dilaksnakan di PT. Mahakarya Rotanindo yang terletak di Gresik, dengan populasi 250 pegawai produksi dan rengan metode rrandom sampling didapat 50 pegawai sebagai sampel. Hasil dari penelitian ini adalah terddapat hubungan yang signifikan antara OSH dan kepuasan kerja, juga terdapat hubungan yang signifikan antar OSH pada kinerja dengan kepasan kerja sebaga variabel intervening. Penelitian tersebut mendukung hasil bahwa keselamatan kerja berpengaruh positif pada kinerja.

Hasil koefisien yang menunjukan nilai yang negatif pada hubungan keselamatan kerja pada kinerja bisa saja terjadi. praktek keselamatan kerja yang membutuhkan pemahaman yang sulit akan menambah beban pelatihan para guru saat penerapannya baru saja dilaksanakan. Pengaruh negatif dari keselamatan kerja pada kinerja juga didukung oleh penelitian Arocen dan Nunez (2010) yang menyebutkan bahwa keselamatan kerja akan berpengaruh negatif pada kinerja khususnya di perusahaan kecil. Menurut Maudgalaya dkk (2008) ada korelasi negatif yang besar dari buhungan keselamatan kerja pada kinerja saat strategi tersebut baru pertama kali diterapkan, namun akan meningkat seiring berjalannya waktu.

Kesimpulan hasil dari pengujian pengaruh budaya organisasi pada kepuasan kerja karyawan dengan analisis regresi yang menunjukan tingkat signifikansi dan koefisien -115, artinya semakin baik praktek keselamatan kerja di SMKN 1 Bawang maka kinerja guru akan semakin buruk..

Pengaruh Kesehatan Kerja Pada Kinerja

Berdasarkan perhitungan, diperoleh nilai dignifikansi sebersar 0,000. Dengan kriteria jika tingkat signifikansi penelitian < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima dan jika tingkat signifikansi penelitian > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak sehingga hipotesis terdapat pengaruh dari variabel kesehatan kerja terhadap kepuasan kerja pada karyawan di SMK Negeri 1 Bawang ―terbukti”.

Hasil penelitian yang menunjukan bahwa pengaruh dari variabel kesehatan kerja terhadap kinerja pada karyawan di SMK Negeri 1 Bawang didukung dengan beberapa

(24)

penelitian terdahulu diantaranya peneitian yang dilakukan oleh Dwomoh (2013) dimana penelitian tersebut bertujuan untuk mengtahui dampak dari kesehatan dan keselamatan pada kinerja karyawan di industri kayu di Ghana. Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran dimana penelitian ini menyebarkan kuesioner diikuti dengan wawancara. Penelitian ini menggnakan 140 sampel dari total populasi 239 yang merupakan karyaawan dari seluruh departeemn.hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara kesehatan kerja dan kinerja juga terdapat hubungan positif antara keselamatan kerja dengan kinerja.

Penelitian lain yang mendukung hasil bahwa keselamatan kerja berpengaruh terhadap kinerja adalah penelitian yang dilakukan oleh U dan Tom (2016) dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesehatan pada kinerja, keselamatan kerja pada kinerja dan kesehata/keselamatan kerja pada kinerja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan meted survey. Penelitian ini menggunaakn 100 sampel dari 2 perusahaan yaitu UNICEM dan Dangtoe Plc. Yang terletak di Nigeria. Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakuakn oleh Yusuf dkk (2012) Penelitian ini dilaksnakan di PT. Mahakarya Rotanindo yang terletak di Gresik, dengan populasi 250 pegawai produksi dan rengan metode random sampling didapat 50 pegawai sebagai sampel. Hasil dari penelitian ini adalah terddapat hubungan yang signifikan antara OSH dan kepuasan kerja, juga terdapat hubungan yang signifikan antar OSH pada kinerja dengan kepasan kerja sebaga variabel intervening. Penelitian tersebut mendukung hasil bahwa kesehatan kerja berpengaruh positif pada kinerja.

Kesimpulan hasil dari pengujian pengaruh budaya organisasi pada kepuasan kerja karyawan dengan analisis regresi yang menunjukan tingkat signifikansi 0,000 yang artinya adanya praktek keselamatan kerja akan mempengaruhi kinerja karywan. Keselamatan kerja yang didalamnya terdapat program kebugaran, bantuan karyawan, kemanan, akses masuk, petugas keamanan dan beberapa poin lain akan mempengaruhi hasil kerja dari karyawan di SMKN 1 Bawang

Pengaruh Kepuasan Kerja Pada Kinerja

Berdasarkan perhitungan, diperoleh nilai dignifikansi sebersar 0,000. Dengan kriteria jika tingkat signifikansi penelitian < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima dan jika tingkat signifikansi penelitian > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak sehingga hipotesis terdapat pengaruh dari variabel kepuasan kerja terhadap kinerja pada karyawan di SMK Negeri 1 Bawang ―terbukti”.

Hasil penelitian yang menunjukan bahwa pengaruh dari variabel kepuasan kerja terhadap kinerja pada karyawan di SMK Negeri 1 Bawang didukung dengan beberapa penelitian terdahulu diantaranya peneitian yang dilakukan oleh Fadlallh (2015) dimana tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dar kepuasan kerja pada kinerja kayawan. Penelitian ini memiliki pendekatan kuantiattif. Sampel penelitian adalah 86 staf pengajar di Univesitas Salman Bin Abdul Aziz Al Aflaj. Setelah data diperoleh, data dianalisis menggunakan SPSS. Hasil dari penelitian ini menunjukan terdapat hubungan positif antara kepuasan dengan kinerja karyawan

Penelitian lain yang menunjukan bahwa kepuasan kerja berpengatuh ppada kinerja juga disampaikan oleh beberapa peneliti diantaranya Khuzaeni (2013), Indrasari (2017), Syahrum dkk (2016), wibowo dan Utomo (2016) dan Khuzaeni (2013) dimana semua hasil dari penlitian mereka mendukung hasil dari penelitian ini yaitu terdapat pengaruh dari kepuasan kerja pada kinerja.

(25)

Kesimpulan hasil dari pengujian pengaruh budya organisasi pada kepuasan kerja karyawan dengan analisis regresi yang menunjukan tingkat signifikansi 0,000 yang berarti adanya praktek keselamtan kerja akan berpengaruh pada kinerja karyawan. Baik keselamatan kerja ataupun kinerja tergolong pada tingkat yang ―tinggi‖ setelah perhitungan rata-rata pada analisis deskriptif. Semakin baik budaya organisasi di SMKN 1 Bawang maka kinerja guru juga akan semakin naik.

Pengaruh Tidak Langsung Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Melalui Kepuasan Kerja

Dari hasil perhitungan analisis jalur menggunakan analisis Sobel, dapat disimpulkan bahwa besarnya nilai Z dari budaya organisasi terhadap kinerja melalui kepuasan kerja adalah sebesar 1,975 > 1,96. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa nilai pengaruh dari budaya organisasi terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja lebih besar dari pada pengaruh secara langsung budaya organisasi terhadap kinerja karyawan, karena nilai Z 1,975 > 1,96. Sehingga kepuasan kerja dapat menjadi variabel intervening hubungan antara budaya organisasi terhadap kinerja karyawan. Dengan demikian hipotesis kedelapan yang berbunyi ―Diduga terdapat pengaruh secara tidak langsung (variabel budaya organisasi terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja) lebih besar daripada pengaruh secara langsung (variabel budaya organisasi terhadap kinerja karyawan).‖terbukti.

Penelitian lain yang mendukung hasil dari penelitian ini diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Indrasari (2017) yang menyebutkan bahwa kepuasan kerja dapat memediasi pengaruh dari budaya organisasi pada kinerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari budaya organisasi, lingkungan kerja, gaya kepemimpinan pada kepuasan kerja dan kinerja pada dosen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey dan mengambil 64 sampel. Penelitian ini menggunakan teori dari Mathis dan Jackson (2004) untuk variabel kinerja, Dole dan Schoeder (2001) untuk kepuasan kerja, Loko (2004) untuk variabel budaya organisasi, Komarudin (1983) untuk variabel lingkungan kerja. Hasil dari penelitian ini adalah adanya pengaruh positif dari budaya organisasi, lingkungan kerja dan gaya kepemimpinan pada kepuasan dan kinerja, dan secara parsial budaya organisasi, lingkungan kerja dan gaya kepemimpinan berpengaruh pada kepuasan kerja.

Penelitian lain yang mendukung dari hasil penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Khuzaeni (2013) hasil penelitiannya menyebutkan bahwa kepuasank kerja dapat memediasi pengaruh dari budaya organisasi pada kinerja, hal sama juga diungapkan oleh Syahrum (2016) dalam penelitiannya yang dilakuakn dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari kopetensii, budaya organisasi dan iklim organisasi terhadap komitmen, kepuasan kerja dan kinerja karyawan di pemerintah kota Makassar. Populasi dari peneitian ini adalah seluruh pegawai pemerintah kota Makassar pada tingkat eselon 2,3 dan 4 dengan jumlah 453. Sampel yang digunakan dari total popolasi berjumlah 298 pegawai.

Pengaruh Tidak Langsung Keselamatan Kerja Terhadap Kinerja Melalui Kepuasan Kerja

Dari hasil perhitungan analisis jalur yang menggunakan analisis Sobel, dapat disimpulkan bahwa besarnya nilai Z dari keselamatan kerja terhadap kinerja melalui kepuasan kerja adalah sebesar 2,542 > 1,96. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa nilai pengaruh dari keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja

Gambar

Tabel 2 Hasil Analisis Pengaruh Budaya Organisasi, Keselamatan Kerja, Dan  Kesehatan Kerja Pada Kinerja
Tabel 4. Hasil Analisis Sobel  N o  Variabel  Beta X -  Z  Beta Z - Y  Std. eror X-Z  Std

Referensi

Dokumen terkait

2 Tahun 2012 Tentang Penyesuaian Batasan Tindak Pidana Ringan Dan Jumlah Denda Dalam KUHP terhadap perkara tindak pidana ringan adalah pada umumnya untuk memberikan pedoman

dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, karena guru tidak meningkatkan kualitas.. pengajarannya

Sebelum penjurian, semua karya peserta yang masuk akan diperiksa oleh panitia penyelenggara pada tanggal 30-31 Agustus2016, untuk memastikan bahwa materi atau dokumen yang

Hak-hak atas tanah yang memberi wewenang sebagaimana atau mirip dengan hak yang dimaksud dalam pasal 41 ayat (1) seperti yang disebut dengan nama sebagai dibawah, yang ada pada

Terjadinya campur kode karena perubahan situasi, dari situasi formal ke situasi tidak formal, dengan memasukkan unsur tertentu berupa frase dari suatu bahasa ke struktur

yang telah disebutkan adalah pada saat proses evaluasi aturan dalam mesin inferensi, metode Tsukamoto menggunakan fungsi implikasi minimum untuk mendapatkan nilai

Selain usia, persalinan preterm juga bisa disebabkan oleh riwayat Antenatal Care (ANC) ibu saat hamil, dimana angka kejadian persalinan preterm akan meningkat pada ibu

Seorang perempuan yang sedang menjalani iddah baik karena dicerai, fasakh maupun ditinggal mati oleh suami tidak boleh menikah dengan selain dengan laki-laki yang meninggalkan