• Tidak ada hasil yang ditemukan

Estimasi Biaya Kebijakan Pemeliharaan Jaringan Distribusi Listrik (Studi Kasus: Pt Pln (Persero) Area Kotamobagu)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Estimasi Biaya Kebijakan Pemeliharaan Jaringan Distribusi Listrik (Studi Kasus: Pt Pln (Persero) Area Kotamobagu)"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR

ESTIMASI BIAYA KEBIJAKAN PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI LISTRIK (STUDI KASUS: PT PLN (PERSERO) AREA

KOTAMOBAGU)

COST ESTIMATION OF ELECTRICITY DISTRIBUTION NETWORK MAINTENANCE POLICY (CASE STUDY: PT PLN (PERSERO) AREA

KOTAMOBAGU)

Oleh:

Erlina Rusiana Dewi 1212100084 Dosen Pembimbing

Valeriana Lukitosari S.Si., M.T.

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA 2015

(2)

P

E

N

D

A

H

U

L

U

A

N

BAB 1

LATAR BELAKANG

RUMUSAN MASALAH

BATASAN MASALAH

TUJUAN

MANFAAT

(3)

butuh

butuh

solusi LATAR BELAKANG

(4)

Alternatif kebijakan apa saja yang dapat dibentuk

berdasarkan pemeliharaan yang diberikan pada jaringan

distribusi listrik

Bagaimana pengaruh downtime terhadap model yang

terbentuk

(5)

BATASAN MASALAH

Model yang dikembangkan berdasarkan pada kebijakan pemeliharaan yang telah ditentukan pada penelitian sebelumnya

Fungsi laju hazard yang baru berdasarkan pada distribusi Weibull digunakan untuk mengetahui akibat tindakan PM tidak sempurna pada keandalan sistem yang dapat diperbaiki.

(6)

TUJUAN

Memperoleh estimasi biaya kebijakan pemeliharaan untuk tiap alternatif kebijakan pemeliharaan jaringan distribusi listrik

Mengetahui pengaruh dan downtime pada model biaya yang telah terbentuk

(7)

MANFAAT

Dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan penentuan keputusan managerial perusahaan dalam melakukan kontrak pemeliharaan dengan pihak ketiga.

(8)

TINJAUAN PUSTAKA BAB 2

1

2

3

4

5

Analisa Biaya

Keandalan (

Reliability

)

Kerusakan (

Failure

)

Ekspektasi Jumlah Kerusakan

Downtime

Distribusi Weibull

Pemeliharaan (

Maintenance

)

Sistem Distribusi Tenaga Listrik

(9)

ANALISA BIAYA

Biaya pemeliharaan merupakan jenis biaya langsung yang dikeluarkan oleh perusahaan. Metode perhitungan biaya yang dilakukan berdasarkan per unit waktu. Perhitungan biaya kebijakan PM per unit waktu diberikan sebagai berikut [5]:

(10)

KEANDALAN

Keandalan didenisikan sebagai probabilitas suatu komponen atau sistem dapat memenuhi fungsi yang ditentukan dalam periode waktu tertentu dalam kondisi pengoperasian yang stabil [6].

Fungsi keandalan sistem

Waktu terjadinya kerusakan

(11)

KERUSAKAN

Kerusakan atau kegagalan merupakan suatu keadaan ketika suatu sistem tidak berada pada kondisi sesuai dengan fungsinya berdasarkan jadwal yang telah ditentukan [6]. Terdapat 3 jenis kerusakan, yaitu: DFR, CFR, dan IFR seperti yang ditunjukkan pada grafik bath up

(12)

FUNGSI KERUSAKAN

Didefinisikan variabel acak kontinu T sebagai waktu kerusakan sistem, dengan T 0 dan

Dengan F(0) = 0 dan untuk t F(t)=1. F(t) merupakan probabilitas kerusakan yang terjadi selama selang waktu t dan untuk selanjutnya didenisikan

(13)

LAJU KERUSAKAN

Probabilitas bersyarat dari kerusakan didenisikan oleh:

Probabilitas dari kerusakan yang terjadi selama interval [t, t +∆t] didenisikan oleh [6]:

(14)

UKURAN KINERJA SISTEM

Suatu sistem dapat diketahui kinerjanya dengan metode mean time to failure (MTTF) dan mean time between failure (MTBF).

MTTF digunakan untuk unit yang tidak dapat diperbaiki. Secara sederhana didenisikan sebagai harapan atau nilai mean waktu kerusakan T, dinotasikan sebagai E(T).

MTBF digunakan untuk peralatan yang dapat dilakukan perbaikan. MTBF memberikan informasi tentang seberapa sering suatu unit kehilangan fungsinya.

(15)

EKSPEKTASI JUMLAH KERUSAKAN

Ekspektasi jumlah kerusakan sistem hingga pada masa wear out

untuk satu kali siklus penggantian Ө = NT diberikan sebagai berikut [1]:

laju kerusakan sistem yang mengikuti ditribusi Weibull

(16)

Downtime merupakan umlah waktu dimana suatu peralatan tidak dapat beroperasi akibat adanya kerusakan atau tindakan pemeliharaan lain. Downtime dapat dibedakan menjadi 2, yaitu downtime terjadwal dan tak terjadwal.

DOWNTIME

Rata-rata waktu perbaikan [6]:

(17)

Distribusi weibull digunakan untuk laju kerusakan yang tidak konstan. Fungsi kerusakan pada distribusi weibull didenisikan oleh [6]:

DISTRIBUSI WEIBULL Dengan α > 0, β > 0, dan t > 0. β β < 1 (DFR) β = 1 (CFR) β > 1 (IFR)

(18)

PM merupakan tindakan pemeliharaan yang direncanakan untuk mengurangi deteriorasi sistem yang tindakannya berupa pencegahan kerusakan dan pendeteksian kerusakan.

PEMELIHARAAN PENCEGAHAN (PM)

PM periodik digunakan pada interval waktu tetap

PM sekuensial diterapkan pada interval waktu yang tidak sama atau kontinu

(19)

CM merupakan tindakan pemeliharaan yang tidak dijadwalkan dan dilakukan ketika komponen atau sistem telah mengalami kerusakan. Pada dasarnya pemeliharaan korektif (CM) meliputi [8]:

PEMELIHARAAN KOREKTIF (CM)

1. Tindakan penggantian (replacement) 2. Perbaikan kecil (minimal repair)

(20)

Terdapat empat klasikasi umum dari sistem jaringan distribusi tenaga listrik, yaitu [9]: radial, ring, spindel, dan network.

SISTEM DISTRIBUSI JARINGAN LISTRIK

(21)

METODE PENELITIAN BAB 3 STUDI LITERATUR PERUMUSAN MASALAH PEMBENTUKAN MODEL MATEMATIKA ANALISIS MODEL PENARIKAN KESIMPULAN DAN SARAN

1

2

3

4

(22)

ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4

4.2

Kebijakan Pemeliharaan

4.1 Kerusakan Jaringan Distribusi Listrik

4.3 Penentuan Pemeliharaan Pencegahan (PM)

4.4

Fungsi Laju Hazard

4.5 Estimasi Biaya Downtime

4.6

Estimasi Biaya per Unit Waktu

4.7 PM Periodik Optimal

4.8

Estimasi Parameter

(23)

KERUSAKAN JARINGAN LISTRIK

Berdasarkan sifatnya gangguan yang terjadi, pada sistem distribusi listrik kerusakan dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

GANGGUAN TEMPORER

GANGGUAN PERMANEN

(24)

KEBIJAKAN PEMELIHARAAN

Kebijakan pemeliharaan yang dibentuk didasarkan pada jumlah tindakan PM dan CM yang dilakukan. Terdapat 3 alternatif kebijakan pemeliharaan yang dapat dibentuk, yaitu:

Kebijakan Pemeliharaan 1

Kebijakan Pemeliharaan 2

(25)

PENENTUAN PM

Sistem menggunakan kebijakan PM periodik pada interval waktu tetap kT (k = 1, 2, ..., N). Pada saat waktu ke-tN, tindakan PM

yang dilakukan berupa penggantian sistem dengan yang baru.

“as good as new”

“as bad as old”

antara

BIAYA

(26)

FUNGSI LAJU HAZARD

Diasumsikan sistem dapat diperbaiki (repairable) dengan IFR. Jika hk (t) fungsi laju hazard saat PM ke-k dengan 0 ≤ t ≤ T, maka λk (t) < λk+1 (t).

Sistem berdistribusi Weibull

(27)

2 Pengaruh PM terhadap λk (t) [1]

Mempengaruhi karakteristik λ(t)

Mendeskripsikan tingkat deteriorasi, memperluas/mempersempit λ(t)

laju hazard dapat dijadikan fungsi terhadap T hanya dengan parameter α

(28)

Semakin tinggi α menunjukkan semakin rendahnya slope dari laju

(29)

2. limT→∞α(T) = α∞

1. α(T) begerak monoton turun

Diberikan dua interval PM yang berbeda, yaitu T1 dan T2 dengan T1 < T2, maka α(T1) < α(T2). Diasumsikan α = α(T),

dengan syarat memenuhi 3 kondisi sebagai berikut:

3. α(T) → ∞ untuk T→0

Diberikan

ADT α(T) memenuhi 3 kondisi di atas

(30)

1

Untuk akan memenuhi

Sehingga dapat dinyatakan bahwa

(31)

2

(32)

Pada pemeliharaan yang telah diberikan sebelumnya, perusahaan telah menentapkan T0 sebagai interval PM

T0 bukan T optimal, akan tetapi diberikannya PM menyebabkan

deterorasi sistem menjadi lebih lambat sehingga MTBF menjadi lebih besar dari sebelumnya

Untuk mengetahui pengaruh T0 terhadap fungsi laju

(33)

Penentuan MTBF

(34)

Yang mengindikasikan bahwa

Berdasarkan persamaan 4.4.3 dan 4.4.11 dapat diperoleh pernyataan sebagai berikut:

Perlu diperhatikan bahwa T0 diangap sebagai interval PM yang optimal,

sehingga memungkinkan T0 tidak terlalu berbeda dengan Ti yang akan

dibentuk. Oleh karena itu, α∞ dapat diabaikan sehingga diperoleh:

4.4.14 4.4.13

(35)

4.4.16

Karena data mengikuti distribusi Weibull dan T0 berpengaruh pada

karakteristik waktu terjadinya kerusakan, maka γ dapat diperoleh dari

pers. 4.4.14, yaitu γ = αT0 sehingga diperoleh:

4.4.15

Substitusi pers. 4.4.15 ke pers. 4.4.2 sehingga diperoleh fungsi laju hazard sebagai berikut:

(36)

Sehingga diperoleh ekspektasi jumlah kerusakan yang terjadi sebagai berikut:

(37)

ESTIMASI DOWNTIME

Ekspektasi lama downtime akibat pemeliharaan korektif (CM):

(38)

Ekspektasi lama downtime akibat pemeliharaan pencegahan (PM):

2

Total lama downtime :

3

Biaya kerugian akibat downtime :

(39)
(40)
(41)
(42)
(43)

PM PERIODIK OPTIMAL

Sehingga diperoleh nilai optimal N* dan T* untuk tiap kebijakan sebagai berikut:

Untuk meminimalkan biaya yang dikeluarkan, maka ditentukan nilai optimal dari N dan T dengan menyelesaikan sistem peersamaan berikut:

(44)

KEBIJAKAN 1

(45)
(46)

STUDI KASUS Kotamobagu N* T* C*(N,T) Terhadap:

1. Perubahan tiap biaya 2. Perubahan parameter

Terhadap:

1. Perubahan tiap biaya 2. Perubahan parameter 3. T0

(47)
(48)

Diberikan

α = 458,106 β = 2,068

(49)

Kotamobagu

Tabel 4.1: Biaya tiap kebijakan

(50)

Tabel 4.3: Biaya tanpa downtime

(51)

Tabel 4.6: Pengaruh β untuk kebijakan 3

(52)
(53)

Penambahan downtime meminimalkan jumlah keseluruhan biaya pemeliharaan.

KESIMPULAN

1

2 Terdapat 3 kebijakan pemeliharaan yang dapat digunakan, yaitu:

Kebijakan 2

Kebijakan 1 Kebijakan 3

1. Jangka waktu pendek atau panjang

2. Sistem bersifat useful life 1. Jangka waktu pendek

2. Sistem baru (mortality)

1. Jangka waktu panjang 2. Sistem bersifat wear out

(54)

SARAN

Pada tugas akhir ini kebijakan yang digunakan merupakan kebijakan PM periodik. Oleh sebab itu, penulis menyarankan agar penelitian dapat dilanjutkan pada perluasan kebijakan dengan PM sekuensial.

(55)

DAFTAR PUSTAKA

1. Melchor C.L., Rivas F., Maximov S., dkk. 2015. A Model for Optimizing Maintenance Policy for Power Equipment. Electrical Power and Energy Systems, 68: 304-312.

2. Coria V.H., Maximov S., Rivas F., dkk. 2015. Analytical Method for Optimization of Maintenance Policy based on Available Sytem Failure Data.

Reliability Engineering and System Safety, 135: 55-63.

3. Mulyadi. 1999. Akutansi Biaya Edisi ke-3. Yogyakarta: Aditya Media UGM. 4. Fabrycky W.J. dan Blanchard B.S. 1991. Life-Cycle Cost and Economic

Analysis. New Jersey: Prentice Hall.

5. Nakagawa T. 1986. Periodic and SequentialPreventive Mintenance Policy.

(56)

6. Ebeling, Charles. E. 1997. An Introduction to Reliability and Maintainability Engineering. Singapura: McGraw-Hill Companies.

7. Sheu S. dan Chang C. 2009. An Extended Periodic Imperfect Preventive Maintenance Model With Age-Dependent Failure Type. IEEE Transaction on Reliability. 58(2): 397-405.

8. Murthy D.N.P. dan Jack N. 2000. Warranty and Maintenance: Handbook of Reliability Engineering Edition In. H. Pham, Hal 305-316. London: Springer-Verlag.

9. Saputra, H. 2010. Penentuan Prioritas Pemeliharaan Berdasarkan Indeks Keandalan pada Sistem Distribusi Listrik Bandar Udara Soekarno-Hatta. Universitas Indonesia. Depok.

10. Rahman A. dan Chattopadhyay G. 2007. Optimal Service Contract Policies for Outsourching Maintenance Service o Assets to the Service Providers.

(57)

Gambar

Tabel 4.1: Biaya tiap kebijakan
Tabel 4.3: Biaya tanpa downtime
Tabel 4.6: Pengaruh β untuk kebijakan 3Tabel 4.5: Pengaruhβ untuk kebijakan 2

Referensi

Dokumen terkait

Beauveria bassiana (Bals.) Vuillemin (1834) berpotensi efektif dalam menangani hama belalang kayu (Valanga nigricornis Burm.,

Dilihat dari Closeness Centrality, yang mengindikasikan kemudahan komunikasi berupa hubungan langsung antar aktor tertinggi dimiliki oleh Dinas Ketahanan Pangan dan

Penatalaksanaan yang tepat untuk anemia pada pasien ini adalah menangani penyakit kronis dan inflamasi yang terjadi, memberikan transfusi darah dan memberikan dukungan

Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji stok siput gonggong yang berasal dari perairan Madong, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau melalui; distribusi

6) Apabila uji dilaksanakan lebih dari 1 sesi, Koordinator CBT bertanggung jawab dalam persiapan ruang karantina termasuk sarana penunjang di dalamnya untuk kemudahan

1) Akuntabilitas hukum dan peraturan, yaitu akuntabilitas yang terkait dengan jaminan adanya kepatuhan terhadap hukum dan peraturan lain yang diisyaratkan dalam penggunaan sumber

e-Poliklinik Klinik Fasilitas Dokter Perawat Apoteker Apotik Obat Pembelian Persediaan Penjualan Keuangan Pasien Akun Ekspedisi Jurnal Hutang Piutang Inventaris Dokter Antrian