• Tidak ada hasil yang ditemukan

: JAYANTI AGUSTIN NAMA YANG DI KRITIK : KHAIRUNISSA DARI KELOMPOK 9

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan ": JAYANTI AGUSTIN NAMA YANG DI KRITIK : KHAIRUNISSA DARI KELOMPOK 9"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

NAMA : JAYANTI AGUSTIN

NIM : 09028

KELOMPOK : 9

NAMA YANG DI KRITIK : KHAIRUNISSA DARI KELOMPOK 9 Menurut saya jawaban nomor 1 pada kelompok 9 sudah bagus, gambarnya bagus dan bagian-bagianya juga lengkap. Penulisannya juga bagus mungkin kurang rata kanan rata kiri di dalam penulisannya agar lebih terlihat rapi.

Dari segi materi, saya hanya ingin menambahkan apa yang sudah saya ketahui untuk saling melengkapi. Dan saya juga telah mendapat pengetahuan baru dari jawaban kelompok ini.

1. - Ovulasi

Pada masa pubertas wanita mulai mengalami daur bulanan. Daur ini dikenal sebagai daur seksuil, yang diatur oleh hipotalamus. Factor-faktor pelapasan yang dihasilkan oleh hipotalamus bekerja pada sel kelenjar hipofisis lobus anterior, yang selanjutnya mengeluarkan hormone gonadrotopin. Hormone ini, follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH), merangsang dan mengatur perubahan berkala dalam ovarium.

Pada daur ovarium sejumlah folikel primordial, berkisar antara 5-15, mulai tumbuh di bawah pengaruh FSH (follicle stimulating hormone). Hanya satu dari folikel-folikel ini mencapai pematangan sempurna dan hanya satu oosit saja yang dikeluarkan, yang lainnya berdegenerasi dan menjadi atretik. Pada daur selanjutnya sejumlah folikel lain mulai tumbuh dan hanya satu diantaranya yang menjadi matang. Bila sebuah folikel menjadi atretik, oosit dan sel folikuler di sekelilingnya berdegenerasi dan diganti oleh jaringan ikat, membentuk sebuah korpus atretikum. Selama pertumbuhan folikel, banyak sel folikuler dan sel teka terbentuk. Sel ini menghasilkan estrogen, yang menyebabkan endometrium uteri masuk ke fase folikuler atau fase proliferatif dan merangsang kelenjar hipofisis untuk mengeluarkan LH. Lonjakan hormon ini dibutuhkan untuk tahap-tahap terakhir pematangan folikel dan untuk merangsang ovulasi.

(2)

Pada hari terakhir sebelum ovulasi, folikel Graff bertambah besar karena pengaruh FSH dan LH. Bertepatan dengan perkembangan terakhir folikel Graff, oosit primer, terjadi pembelahan miosis pertamanya. Sementara itu permukaan ovarium mulai menonjol dan pada penonjolan itu nampak suatu titik tanpa pembuluh darah (stigma). Dan akibatnya degenerasi dari permukaan ovarium, cairan folikel merembes keluar melalui stigma, yang berangsur-angsur membuka. Selanjutnya, bila cairan yang keluar makin banyak, tekanan di dalam folikel makin berkurang dan oosit bersama sel cumulus ooforus yang mengelilinginya terlepas dan hanyut meninggalkan ovarium. Beberapa diantara sel cumulus ooforus tersebut kemudian menyusun diri di sekeliling zona pelusida dan membentuk korona radiate. Pada saat oosit dengan sel cumulus ooforusnya dikeluarkan dari ovarium (ovulasi) pembelahan miosis pertama berakhir dan oosit sekunder memulai pembelahan miosis kedua.

Sesaat menjelang ovulasi, serabut-serabut halus (fimbriae) saluran telur (tuba falopii) mulai menutupi permukaan ovarium dan saluran telur sendiri mulai berkontraksi secara berirama. Dapat dipercaya bahwa oosit yang dikelilingi oleh beberapa sel cumulus atau sel granulose diangkut kedalam saluran telur oleh gerakan usapan serabut halus saluran telur dan oleh pergerakan bulu-bulu getar pada epitel permukaan selaput lendir saluran telur. Segera setelah didalam saluran telur, oosit terputus hubungannya sengan sel cumulus dengan menarik tonjolan-tonjolan sitoplasmanya dari zona pelusida.

Sesaat oosit berada dalam saluran telur rahim, ia didorong kearah rahim oleh kontraksi otot dinding saluran telur. Kecepatan pengangkutan ini dipengaruhi oleh keadaan hormone selama dan seletah ovulasi, tetapi pada manusia, oosit yang sudah dibuahi mencapai rongga rahim dalam waktu kira-kira 3- 4 hari.

Bila oosit mengalami pembuahan, degenerasi korpus luteum dicegah oleh suatu hormone gonadotropin yang dihasilakan oleh tropoblas mundigah yang sedang tumbuh. Korpus luteum tumbuh terus, dan membentuk korpus luteum kehamilan. Menjelang akhir bulan ketiga, bentuk ini mungkin sebesar sepertiga sampai setengah ukuran seluruh ovarium. Sel luteal yang berwarna kekuning-kuningan terus menghasikan progesterone sampai akhir bulan keempat, setelah itu sel ini perlahan-lahan mengalami kemunduran seperti halnya sekresi progesterone oleh komponen tropoblast dari plasenta menjadi cukup untuk mempertahankan kehamilam.

- Fertilisasi

Pembuahan merupakan proses penyatuan gamet pria dan wanita, terjadi didalam daerah ampula tuba falopi. Bila spermatozoa tetap hidup dalam saluran reproduksi wanita untuk waktu kira-kira 24 jam, maka oosit diperkirakan akan mati 12 sampai 24 jam setelah ovulasi, bila tidak dibuahi.

Spermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan selanjutnya masuk ke dalam saluran telur. Spermatozoa setelah tiba di saluran rahim wanita, belum mampu membuahi oosit. Mereka harus melalui kapasitasi dan akrosom.

(3)

Kapasitasi adalah suatu masa penyesuaian didalam saluran reproduksi wanita dimana, pada manusia, berlangsung kira-kira 7 jam. Selama waktu ini, suatu selubung glikoprotein dan protein plasa dari air mani dibuang dari selaput plasma yang meliputi daerah akrosom spermatozoa. Reaksi akrosom terjadi dalam pendekatan segera terhadap oosit dibawah pengaruh zat yang telah dikeluakan dari sel korona radiate dan oosit. Secara morfologis penyatuan pada banyak titik terjadi antara selaput plasma dan bagian luar selaput akrosom, memungkinkan pelepasan isi akrosom yang diperlukan untuk menembus korona radiate dan zona pelusida. Selama reaksi akrosom zat berikut ini dilepaskan: hialuronidase, zat mirip tripsin dan zina lisin.

Tahap satu: Penembusan korona radiata

Dari 200-300 juta spermatozoa yang diletakkan dalam saluran kelamin wanita hanya 300-500 mencapai tempat pembuahan. Hanya satu yang diperlukan untuk pembuahan dan yang lainnya membantu sperma yang akan membuahi dalam menembus sawar pelindung pertama gamet wanita, korona radiata.

Tahap dua : penembusan zona pelusida

Spermatozoa menyentuh zona pelusida, ia melekat dengan kuat dan menembusnya dengan cepat. Permeabilitas zona pelusida berubah ketika kepala sperma menyentuh permukaan oosit. Hal ini mengakibatkan dilepaskannya suatu zat yang menyebabkan sifat zona pelusida mengalami perubahan dan terjadi hambatan penetrasi spermatozoa. Tetapi hanya satu sperma yang mampu menembus ke dalam oosit sehingga terjadinya fertilisasi.

Tahap tiga : penyatuan oosit dan membran sel sperma

Setelah spermatozoa menyentuh selaput sel oosit, kedua selaput plasma bersatu. Karena selaput plasma yang meliputi pelindung kepala akrosom telah hilang selama reaksi akrosom, penyatuan saat ini terlaksanakan antara selaput oosit dan selaput yang meliputi bagian belakang dari kepala sperma. Pada manusia kedua kepala dan ekor spermatozoa memasuki sitoplasma oosit, tetapi selaput plasma tertinggal pada permukaan oosit.

Setelah spermatozoa memasuki oosit, sel telur ini menanggapinya dengan tiga cara yaitu :

1. Reaksi kortikal dan zona.

Akibat dari pelepasan butir-butir kortikal oosit selaput oosit menjadi tidak dapat ditembus oleh spermatozoa lainnya dan zona pelusida mengubah bentuk dan posisinya. Sehingga mencegah terjadinya polispermi

2. Melanjutkan pembelahan meiosis II

Oosit menyelesaikan pembelahan meiosis keduanya setelah masuknya spermatozoa. Salah satu diantara sel anak hampir tidak mendapat sitoplasma dan dikenal sebagai badan tutup kedua, sel anak lainnya adalah oosit definitive. Kromosom (22+X/Y) kepala sperma yang membesar menjadi pronukleus pria.

(4)

Kromosom (22+X) tersusun dalam suatu inti vesikuler yang dikenal sebagai pronukleus wanita.

3. Penggiatan metabolik sel telur

Factor penginduksi dibawa oleh spermatozoa. Setelah penyatuan mulai terjadinya proses seluler dan molekuler yang merupakan awal embriogenesis menjadi individu baru.

Sementara itu, spermatozoa bergerak maju terus hingga dekat sekali dengan pro neklous wanita. Intinya membengkak dan membentuk pronukleus pria , sedang ekornya terlepas dan berdegenerasi. Secara morfologis, pronukleus wanita dan pria tidak dapat dibedakan dan sesudah itu mereka saling rapat erat dan kehilangan selaput inti mereka. Selama masa pertumbuhan, baik pronukleus pria maupun wanita (keduanya haploid), masing-masing pronukleus harus menggandakan DNA-nya. Jika tidak, masing-masing sel dalam zigot tahap dua sel tersebut akan mempunyai DNA separuh dari jumlah DNA normal. Sesudah sintesis DNA, kromosom tersusun dalam gelendong untuk mempersiapkan pembelahan mitosis yang normal. 23 kromosom ibu dan 23 kromosom ayah (rangkap) membelah memanjang pada sentromer dan kromatid-kromatid yang berpasangan saling bergerak kearah kutub yang berlawanan, sehingga menyiapkan sel zigot yang masing-masing mempunyai jumlah kromosom dan DNA yang normal. Muncullah satu alur pada permukaan sel yang berangsur-angsur membagi sitoplasma menjadi 2 bagian.

Hasil utama fertilisasi adalah

1. Pengembalian menjadi jumlah kromosom diploid, separuh dari ayah dan separuhnya dari ibu. Oleh karena itu, zigot mengandung kombinasi kromosom baru yang berbeda dari kedua orang tuanya.

2. Penentuan jenis kelamin. Spermatozoa pembawa X akan menghasilkan satu mudigah wanita (XX), dan spermatozoa pembawa Y menghasilkan satu mudigah pria (XY). Oleh karena itu, jenis kelamin kromosom mudigah tersebut ditentukan pada saat pembuahan.

3. Dimulainya pembelahan. Tanpa pembuahan, oosit biasanya akan berdegenerasi 24 jam setelah ovulasi.

Pembelahan

Pembelahan merupakan serangkaian pembelahan mitosis, yang menghasilkan bertambahnya jumlah sel, blastomer, yang menjadi semakin kecil pada setiap pembelahan setelah 3 kali pembelahan, blastomer mengalami pemampatan menjadi sebuah bola sel mampat yang mengelompokan menjadi lapisan dalam dan luar. Balstomer yang mampat tersebut membelah menjadi morula 16 sel ketika morula memasuki rongga rahim pada hari ke-3 atau hari ke-4 mulailah terlihat sebuah rongga dan terbentuklah balstokista. Masa sel dalam, yang terbentuk pada saat pemampatan akan berkembang menjadi embrio yang terletak satu kutub blastokista. Masa sel luar mengelilingi sel-sel dalam tersebut serta rongga blastokista dan akan membentuk trofoblas.

(5)

- Implantasi

Dinding rahim terdiri atas tiga lapisan: (a) endometrium atau selaput lendir yang melapisi dinding bagian dalam; (b) miometrium, lapisan tebal otot polos; dan (c) perimetrium , yang melapisi dinding sebelah luar. Dari saat massa pubertas (11-13 tahun) hingga menopouse (45-50 tahun), endometrium mengalami perubahan-perubahan berdaur yang berlangsung kira-kira setiap 28 hari dan berada dibawah kendali hormonal ovarium. Selama daur menstruasi ini, endometrium uteri melewati tiga tahap, yang terdiri dari fase folikuler atau proliferatif, fase skretorik atau progestasional dan fase menstrual. Fase proliferatif mulai pada akhir fase menstrual, dibawah pengaruh estrogen, dan sejalan dengan pertumbuhan folikel ovarium. Fase skretorik mulai kira-kira 2-3 hari setelah ovulasi sebagai respons terhadap progesteron yang dihasilkan oleh korpus luteum.

Pada saat implantasi selaput lendir rahim sedang berada dalam fase sekretorik. Pada saat ini, kelenjar rahim dan pembuluh nadi menjadi berkelok-kelok dan jaringan ini banyak mengandung cairan. Sebagai akibatnya,dapat dikenali tiga lapisan yang terpisah pada endometrium: lapisan kompakta pada permukaan, lapisan spiongosa di tengah, dan lapisan dasar yang tipis. Biasanya, blastokista manusia berimplantasi di endometrium di dinding posterior atau anterior korpus uteri, dan menempel diantara muara-muara kelenjar.

Apabila oosit tidak dibuahi, venula dan ruang sinusoidal berangsur-angsur dipadati dengan sel darah, dan akan terlihat diapedesis luas darah kedalam jaringan. Ketika fase menstrual mulai, darah keluar dari arteri-arteri superfisialis, dan potongan-potongan kecil stroma serta kelenjar terlepas. Dalam 3 atau 4 hari berikutnya, lapisan padat dan lapisan spiongosa di keluarkan melalui uterus. Lapisan ini diperdarahi oleh arterinya sendiri, aa. Basalis, dan berfungsi sebagai lapisan regeratif untuk membangun kembali kelenjar dan arteri pada fase proliferatif.

Pada permulaan minggu ke-2, blastokista sebagian tertanam ke dalam stroma endometrium. Trofoblas berdiferensiasi menjadi lapisan dalam yang aktif berproliferasi (sitotrofoblas) dan satu lapisan luar (sinsitiotrofoblas) yang mengikis jaringan ibi. Menjelang hari ke-9 terbentuk lakuna di dalam sinsitiotrofoblas. Selanjutnya, sinusoid ibi terkikis oleh sinsitiotrofoblas, darah ibu memasuki jalinan lakuna, dan menjelang minggu ke-2 mulailah sirkulasi utero-plasenta. Sementara itu, sitotrofoblas membentuk kolom-kolom seluler yang menembus ke dalam dan dikelilingi oleh sinsitium. Kelompok ini disebut villi primer. Menjelang akhir minggu ke-2, blastokista telah tertanam seluruhnya dan luka permukaan pada mukosa telah pulih kembali.

Sementara itu, masa sel dalam atau embrioblas brdiferensiasi menjadi epiblas dan hipoblas yang keduanya bersama-sama membentuk cakram mundigah bilaminer. Sel-sel ektoderm dilanjutnkan dengan amnioblas dan bersama-sama mengelilingi satu rongga amnion. Sel-sel endoderm berlanjut dengan membran esoselon fan keduanya

(6)

bersama-sama megellilingi kantung kuning telur primitif. Menjelang minggu ke-2 terbentuklah mesoderm ekstraembrional, yang memenuhi ruangan di antara trofoblas dan amnion serta selaput eksoselom di sebelah dalam. Ketika vakuola-vakuola timbul di dalam jaringan ini, terbentuklah selom ekstraembrional atau rongga korion. Mesoderm ekstra embrional yang membatasi sitotrofoblas dan amnion adalah mesoderm somatopleural ekstraembrional, yang membungkus kantung kuning telur adalah mesoderm splanknopleural ekstrraembrional.

Pembuahan terjadi pada akhir minggu pertama. Sel-sel trofoblas kemudian menginvasi lapisan epitel dan stroma endometrium yang berada di bawahnya dengan bantuan-bantuan enzim-enzim proteolitik. Implantasi bisa juga terjadi di luar uterus, seperti di kavum rektouteri, pada mesenterium, tuba fallopii, atau di ovarium (kehamilan ektopik).

Peristiwa pada minggu ke-3 adalah gastrulasi, yang dimulai dengan munculnya garis primitif pada ujung kepalanya terdapat nodus primitif. Di dalam nodus dan garis ini sel-sel epiblas bergerak masuk (invaginasi) membentuk lapisan-lapisan endoderm dan mesoderm. Karena itu, epiblas semuanya menghasilkan 3 lapisan mundigah.

Sel-sel pronotokord yang bergerak masuk di dalam lubang primitif, bergerak ke depan hingga mencapai lempeng prekordal. Mereka menempatkan diri dalam endoderm sebagai lempeng notokord. Pada perkembangan selanjutnya, lempeng ini mengelupas dari endoderm, dan terbentuklah sebuah tali padat yang disebut notokord. Notokord membentuk sumbu tengah, yang akan menjadi dasar bagi sumbu badan. Pada akhir minggu ke-3 terbentuklah 3 lapisan mudigah yang terdiri dari ektoderrm, mesoderm, endoderm, dan diferensiasi jaringan dan organ sudah mulai.

Pada saat yang sama, trofoblas cepat berkembang. Villi primer sudah memiliki inti mesekim, tempat munculnya pembuluh-pembuluh kapiler kecil. Ketika kapiler villi ini berhubungan dengan kapiler di dalam lempeng korion dan tanpa penghubung, sistem villi tersebut sudah siap memasok zat-zat makanan dan oksigennya kepada mudigah.

- Embriogenesis

Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu ke-4 hingga ke-8 dan merupakan masa terbentuk jaringan dan merupakan sistem organ dari masing-masing lapisan mudigah. Sebagai akibat pembentukan organ, ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas.

Lapisan mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara hubungan dengan dunia luar susunan saraf pusat, sistem saraf tepi, epitel sensorik, hidung, dan mata, kulit, termasuk rambut dan kuku, kelenjar hipofisis, kelenjar mamae, dan kelenjar keringat serta email gigi.

Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoder paraaksial, intermediat, dan lempeng lateral. Mesoderm paraaksial membentuk

(7)

somitomer, yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen oksipital dan kaudal. Somit membentuk miotom (jaringan otot), skelerotom (tulang rawan dan tulang), dan dermatom (jaringan subkutan kulit), yang semuanya , merupakan jaringan penunjang tubuh. Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh yaitu jantung, pembuluh nadi, pembuluh balik, pembuluh getah bening, dan semua sel darah dan sel getah bening. Ia juga membentuk sistem kemih kelamin : ginjal, gonad, dan saluran-salurannya (tidak termasuk kandung kemih). Limpa dan korteks adrenal juga merupakan derivat mesoderm.

Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan, saluran pernafasan, dan kandung kemih. Lapisan ini juga membentuk parenkimtiroid, kelenjar paratiroid, hati, dan kelenjar pankreas. Lapisan epitel kanvum tppani dan tuba eustachius juga berasal dari endoderm.

Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem saraf yang cepat, cakram mudigah yang mula-mula datar mulai melipat dengan arah sefalokaudal, sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor. Cakram ini juga melipat dengan arah lintang, sehingga terdapat bentuk tubuh yang bulat. Hubungan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-masing melalui duktus vitellinus dan tali pusat.

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 4.47 Tampilan Mencari data Member yang Sudah Memiliki Kelas 153 Gambar 4.48 Tampilan Mencari Data Member yang Tidak Naik Kelas

capital bugdeting pada sebuah perusahaan guna meningkatkan pengendalian investasi modal awal yang baik di perusahaan, dan membangun prototipe perangkat lunak

Karakteristik lagu-lagu campursari yang menimbulkan asosiasi pornografi adalah sebagai berikut: pertama, menggunakan pilihan judul yang terkait objek dan aktivitas seksual;

Setiap piksel adalah gabungan ke tiga warna tersebut, sehingga masing-masing piksel memiliki tiga komposisi warna dasar seperti terlihat pada gambar di bawah ini

Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur, Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 4 Tahun 2015 tentang Tata

Segala puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karuniannya lah saya masih diberikan kesempatan untuk menyusun dan menyelesaikan

Keluarga terdiri atas kelompok orang yang mempunyai ikatan perkawinan, keturunan atau hubungan sedarah atau hasil adopsi , anggota tinggal bersama dalam satu rumah, anggota

Karenanya sebagaimana terkandung dalam butir kelima Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCH) tahun 1969, sebagai suatu kesyukuran serta wujud