• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEANEKARAGAMAN BURUNG DI DAERAH EKOTONE ORIENTAL WALLACEA (Diversity of Birds in the Ecotone Area of Oriental Wallacea) 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEANEKARAGAMAN BURUNG DI DAERAH EKOTONE ORIENTAL WALLACEA (Diversity of Birds in the Ecotone Area of Oriental Wallacea) 1"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 KEANEKARAGAMAN BURUNG DI DAERAH EKOTONE

ORIENTAL – WALLACEA

(Diversity of Birds in the Ecotone Area of Oriental – Wallacea) 1

Sudaryanto 2 dan I Wayan Suana 3

1) Seminar Nasional Biologi Wallacea 2017 Prodi Biologi Universitas Mataram 8-9 November 2017

2) Laboratorium Taksonomi Hewan Prodi Biologi FMIPA Universitas Udayana 3) Laboratorium Ekologi Prodi Biologi FMIPA Universitas Mataram

Abstrak

Garis Wallacea memisahkan hewan Oriental (Asia) dengan hewan-hewan Australasian, garis imajiner tersebut terletak antara Pulau Bali dengan Pulau Lombok. Penelitian ini bertujuan mempelajari keanekaragaman jenis burung di Pulau Nusa Penida Bali dengan di Taman Wisata Alam (TWA) Kerandangan Pulau Lombok, dan penelitian dilakukan dari tahun 2014-2017. Metode yang digunakan ialah metode titik hitung, daftar jenis MacKinnon, dan wawancara. Di Pulau Nusa Penida terdapat 80 spesies burung, dan 55 spesies diantaranya merupakan burung Oriental. Di Kerandangan terdapat 51 spesies burung, dan 26 spesies diantaranya merupakan burung daerah Wallacea. Di kedua lokasi tersebut ditemukan 25 spesies burung campuran Oriental dan Wallacea. Di Pulau Nusa Penida terdapat satu spesies burung endemik Pulau Bali yaitu Jalak Bali (Leucopsar rothschildi), dan di Kerandangan terdapat satu spesies burung endemik Pulau Lombok yaitu Celepuk Rinjani (Otus jolandae). Dilihat dari keanekaragaman burungnya, menunjukkan Pulau Nusa Penida Bali dengan TWA Kerandangan Pulau Lombok merupakan daerah peralihan antara burung-burung Oriental dengan Wallacea.

Kata kunci: Wallacea, Pulau Nusa Penida, Pulau Bali, TWA Kerandangan, Pulau Lombok, keanekaragaman jenis burung.

Pendahuluan

Alfred Russel Wallace dalam perjalanannya ke Pasifik Selatan menemukan sejumlah keanehan, misalnya Jalak Bali hanya berkembang di Pulau Bali. Padahal di Pulau Lombok yang hanya disekat selat kurang dari 32 km dari Pulau Bali, burung tersebut tidak ditemukan. Kawasan Wallacea terletak diantara kawasan Oriental dan Australasian yang terdiri atas ribuan pulau. Pada bagian barat kawasan ini dibatasi oleh garis imajiner Garis Wallacea sedangkan pada bagian timur di batasi oleh Garis Leydekker. Letaknya berada diantara dua kawasan, sehingga Kawasan Wallacea menjadi habitat bagi elemen fauna campuran Oriental dan Australasian yang mengagumkan. Selain itu, kondisi Kawasan Wallacea yang

(2)

2 terisolasi dengan lautan menjadi arena evolusi jenis burung endemik yang jumlahnya sangat banyak (Coates dan Bishop. 2000).

Menurut Johnstone dkk. (1993) berdasarkan penelitian White dan Bruce (1986), Johnstone (1988), Andrews (1989), van Balen (1990), dan Dekker (1991). Pulau Lombok yang terbentang di antara Pulau Bali dan Pulau Sumbawa, adalah pulau besar pertama di sebelah timur garis Wallacea, dan mempunyai potensi biogeografi yang cukup besar. Namun, tidak memiliki spesies burung endemik dan akibatnya sering tidak mendapat perhatian para ahli burung. Hal tersebut juga dikatakan Gibbs (1996), bahwa tidak ada burung endemik di Lombok.

Metode:

Penelitian ini menggunakan metode encounter rates (tingkat pertemuan) yaitu pengamatan langsung dengan cara menjelajah dan menghitung setiap individu yang ditemui. Penjelajahan dilakukan secara acak karena medan yang berbukit. Pengambilan data dilakukan 2 kali dalam sehari, yaitu jam 06:00 - 09:00 dan 15:30 - 17:30. Pengamatan dilakukan pagi dan sore hari karena saat tersebut merupakan waktu burung paling aktif beraktivitas. Pengamatan lapangan dilanjutkan analisis foto untuk memastikan identifikasi jenis. Pencatatan data meliputi: jenis burung, jumlah burung, habitat dan aktivitas. Untuk mengetahui kekayaan jenis digunakan metode Daftar Dua Puluh Jenis MacKinnon atau metode Twenty Species List, (MacKinnon dkk. 2010). Sedangkan peralatan yang digunakan adalah binokuler 16x50, kamera DSLR, lensa tele 150-500 mm, Global Positioning System (GPS), data sheet, dan alat tulis-menulis. Identifikasi burung menggunakan buku MacKinnon dan Phillips (1993), MacKinnon dkk. (2010), Coates dan Bishop (1997; 2000).

(3)

3 Hasil dan Pembahasan

Gambar 1. Keanekaragaman jenis burung di Pulau Nusa Penida Bali dan di TWA Kerandangan Pulau Lombok

Pulau Nusa Penida terletak 20 km tenggara Pulau Bali pada koordinat 8°38’58,04”-8°49’30,03” LS; 115°25’14,01”-115°38’22,32” BT., luasnya 20.000 ha, dengan jumlah penduduk 60.000 orang. Pohon-pohon yang mendominasi di Pulau Nusa Penida adalah bunut (Ficus glabella), mangga (Mangifera indica) dan talok (Muntingia calabura). Di Pulau Nusa Penida terdapat 80 spesies burung, dengan 55 spesies diantaranya merupakan burung Oriental. Di pulau ini terdapat 25 jenis burung yang juga terdapat di TWA. Kerandangan Pulau Lombok. Di Pulau Nusa Penida terdapat satu jenis burung endemik Pulau Bali, yaitu Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) (Gambar 1). Distribusi burung merata di seluruh pulau, dari daerah pantai sampai di bukit paling tinggi (250 m dpl), kecuali Jalak Bali hanya di dataran rendah 0-130 m dpl. Jalak Bali di Pulau Nusa Penida berkembang biak tiga kali dalam satu tahun, yaitu bulan Januari, Juni, dan Oktober, sedangkan di Taman Nasional Bali Barat hanya satu kali pada bulan Desember-Januari. Hal tersebut

(4)

4 karena terdapat banyak sumber pakan Jalak Bali di Pulau Nusa Penida. Masyarakat di Pulau Nusa Penida mempunyai awig-awig (hukum adat), yang salah satunya berisi perlindungan terhadap semua jenis burung (Sudaryanto dkk. 2015; Sudaryanto, 2016).

Taman Wisata Alam Kerandangan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 494/Kpts-II/1992 tanggal 1 Juni 1992 seluas 396,10 Ha. Menurut administrasi pemerintahan, TWA Kerandangan termasuk ke dalam wilayah Desa Persiapan Senggigi Kecamatan Batu Layar Kabupaten Lombok Barat Propinsi Nusa Tenggara Barat. Terletak pada 8o20’13” – 8o20’15” LS dan 116o04’00” – 116o04’03” BT, pada ketinggian 10 m - 600 m dpl. Di dalam kawasan ini terdapat beberapa tipe vegetasi berupa vegetasi hutan tropis dataran rendah yang terdiri dari berbagai jenis flora antara lain Kelicung (Diospyros malabarica), Beringin (Ficus benjamina), Sonokeling (Dalbergia latifolia) dan Mahoni (Swietenia macrophila). Berbagai jenis fauna juga dapat ditemukan di dalam kawasan ini antara lain Lutung (Tracipithecus auratus cristatus), Kera Abu-abu (Macaca fascicularis), Ular Piton (Phyton sp.) dan Biawak Air Tawar (Varanus

salvator) (Anonim, 2006).

TWA Kerandangan merupakan bagian dari obyek wisata Senggigi Lombok yang tekenal dan cukup ramai dikunjungi, tetapi sebagai Taman Wisata Alam kondisi lingkungan daerah tersebut masih cukup baik. Sehingga di TWA Kerandangan terdapat 51 spesies burung, dengan 26 spesies diantaranya merupakan burung daerah Wallacea, dan terdapat satu spesies burung endemik Lombok yaitu Celepuk Rinjani (Otus jolandae) (Gambar 1). Di Pulau Nusa Penida dan TWA Kerandangan ditemukan 25 spesies burung campuran dari daerah Oriental dan Kawasan Wallacea. Hal ini menunjukkan ke dua daerah yang dipisahkan oleh garis Wallacea tersebut, merupakan daerah peralihan antara burung-burung daerah Oriental dengan Kawasan Wallacea.

Keanekaragaman jenis burung di suatu kawasan dapat dijadikan sebagai indikator kualitas lingkungan, karena hidupnya dipengaruhi oleh habitatnya. Informasi mengenai keanekaragaman jenis burung diperlukan sebagai data potensi kawasan yang akan digunakan sebagai acuan dalam pengelolaannya (MacKinnon, 1991).

(5)

5 Pulau Nusa Penida dan TWA Kerandangan Lombok merupakan daerah dengan karakteristik khusus, Di Pulau Nusa Penida terdapat satu spesies burung endemik Bali yaitu Leucopsar rotschildi, dan di TWA Kerandangan terdapat satu spesies burung endemik Lombok yaitu Otus jolandae.

Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian Lincoln (1975) yang menghitung burung dari Jawa Timur, Bali, Lombok dan Sumbawa. Menurut Lincoln (1975) di Bali terdapat 87% burung Oriental dan 13% burung Australasian, sedangkan di Lombok terdapat 72,5% burung Oriental dan 27,5% burung Australasian. Secara lengkap hasil Lincoln sebagai berikut (Tabel1):

Tabel 1. Keanekaragaman burung di Jawa Timur, Pulau Bali, Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa No Lokasi Burung Oriental Burung Australasian Jumlah Burung (ekor)

1 Jawa Timur Tidak ada data Tidak ada data 2412

2 Bali 87% 13% 1587

3 Lombok 72,5% 27,5% 674

4 Sumbawa 68% 32% 1421

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Johnstone dkk. (1993), karena di Lombok dapat ditemukan 17 spesies baru. Antara lain: Gallirallus striatus,

Chrysococcyx basalis, Anthreples malaccensis dan Hemiprocne longipeimis.

Saat ini Pulau Bali dan Pulau Lombok sangat menarik perhatian para ahli burung, selain keanekaragaman spesies burungnya tinggi, juga terdapat spesies burung endemik. Yaitu: Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) di Pulau Bali, dan Celepuk Rinjani (Otus jolandae) di Pulau Lombok. Kalau Leucopsar rotschildi sudah dipublikasikan oleh Streseman pada tahun 1912 (Sudaryanto dkk. 2015; Sudaryanto, 2016), sedangkan Otus jolandae baru dipublikasikan oleh Sangster dkk. pada tahun 2013. Jadi tidak betul pernyataan Johnstone dkk. (1993) dan Gibbs (1996), bahwa Pulau Lombok tidak menarik perhatian para ahli burung, karena tidak memiliki burung endemik. Meskipun Pulau Lombok tidak memiliki burung endemik sebanyak yang di Pulau Sumba, seperti yang dinyatakan White dan Bruce (1986), Jones et al. (1995), Coates dan Bishop (1997), Sukmantoro et al. (2007) dan Hidayat (2013).

(6)

6 Kesimpulan

Di Pulau Nusa Penida terdapat 80 spesies burung, dan 55 spesies diantaranya merupakan burung Oriental. Di Kerandangan terdapat 51 spesies burung, dan 26 spesies diantaranya merupakan burung daerah Wallacea. Di kedua lokasi tersebut ditemukan 25 spesies burung campuran Oriental dan Wallacea. Di Pulau Nusa Penida terdapat satu spesies burung endemik Pulau Bali yaitu Jalak Bali (Leucopsar rothschildi), dan di Kerandangan terdapat satu spesies burung endemik Pulau Lombok yaitu Celepuk Rinjani (Otus jolandae). Dilihat dari keanekaragaman burungnya, menunjukkan Pulau Nusa Penida Bali dengan TWA Kerandangan Pulau Lombok merupakan daerah ekotone antara burung-burung Oriental dengan Wallacea.

Daftar Pustaka

Anonymous, 2006. Penataan Blok Taman Wisata Alam Kerandangan Kabupaten Lombok Barat Tahun 2006. Balai Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Barat. Mataram.

Coates, B.J., Bishop, K.D. 1997. A Guide To The Birds Of Wallacea: Sulawesi, The Moluccas and Lesser Sunda Island, Indonesia. Dove Publications, Australia.

Coates, B.J., Bishop, K.D. 2000. Panduan Lapangan Burung-burung di Kawasan Wallacea. BirdLife International-Indonesia Programme & Dove Publ. Pty. Ltd. Bogor.

Gibbs, D. 1996. Wallacea. A Birdwatchers guide.

(http://burung-nusantara.org/wp- content/uploads/2010/06/indonesia_wallacea_birding_trip_report_jan-dec-94.pdf.) Diakses tanggal 20 Agustus 2017.

Hidayat, O. 2013. Keanekaragaman spesies avifauna di KHDTK Hambala, Nusa Tenggara Timur. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea. 2(1): 12 - 25 Johnstone, R.E., van Balen, S., Dekker, R.W.R.J. 1993. New bird records for the

island of Lombok. Kukila. 6(2): 124 – 127.

Johnstone, R.E., van Balen, S., Dekker, R.W.R.J. 1993. New bird records for the island of Lombok. Kukila. 6(2): 124 – 127.

Jones, M.J., Lindsley, M.D. dan Marsden, S.J. (1995). Population sizes, status and habitat associations of the restricted-range bird species of Sumba, Indonesia. Bird Conservation International. 5: 21-52.

Lincoln, G.A. 1975. Bird counts either side of Wallace’s Line. J. Zool., Lond. 177: 349-361.

MacKinnon, J., Phillips, K. 1993. A Field Guide to the Birds of Borneo, Sumatra, Java and Bali. Oxford University Press. Oxford.

MacKinnon, J., Phillips, K., van Balen, B. 2010. Panduan Lapangan Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. Burung Indonesia. Bogor.

(7)

7 of the Genus Otus (Aves: Strigidae) from Lombok, Indonesia. PLOS ONE. 8(2): 1-13.

Sudaryanto, Djohan, T.S., Pudyatmoko, S., Subagja, J. 2015. Behaviour Bali starling at Bali Barat National Park and Nusa Penida Island. Journal

Veteriner. 16(3): 364-370.

Sudaryanto. 2016. Konservasi Jalak Bali (Leucopsar rothschildi Stresemann, 1912) Di Kepulauan Nusa Penida. Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Disertasi.

Sukmantoro, W., Irham, M., Novarino, W., Hasudungan, F., Kemp, N., Muchtar, M. 2007. Daftar burung Indonesia No. 2. Bogor: Indonesian Ornithologists’ Union.

White, C. M. N. dan Bruce, M. D. (1986). The birds of Wallacea (Sulawesi, the Moluccas and Lesser Sunda Islands Indonesia. An annotated checklist. London: British Ornithologists’ Union (Checklist no. 7).

(8)

8

KEANERAGAMAN BURUNG DI DAERAH EKOTONE

ORIENTAL - WALLACEA

(9)

9

Simpulan

Nusa Penida terdapat 80 spesies burung,

55 spesies Oriental.

Kerandangan terdapat 51 spesies

burung, 26 spesies Wallacea

Nusa Penida dan TWA Kerandangan

merupakan DAERAH EKOTONE

(10)
(11)

Gambar

Gambar 1. Keanekaragaman jenis burung di Pulau Nusa Penida Bali   dan di TWA Kerandangan Pulau Lombok
Tabel 1. Keanekaragaman burung di Jawa Timur, Pulau Bali, Pulau Lombok dan  Pulau Sumbawa  No  Lokasi  Burung  Oriental  Burung  Australasian  Jumlah Burung (ekor)  1  Jawa Timur  Tidak ada data  Tidak ada data  2412

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini antara lain dihubungkan dengan adanya gaya hidup masyarakat kota yang berhubungan dengan risiko penyakit hipertensi seperti stress yang berlebihan,

Dari uraian serta pemikiran di atas, maka penulis merasa terdorong untuk mendalami dan meneliti dengan topik “Analisis Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui UPK

fisik. Indikator dari dimensi ini adalah: a) jasa yang ditawarkan berkualitas tinggi; b) jasa yang ditawarkan memiliki fitur yang lebih baik dibandingkan pesaing- nya; dan

Pengukuran kinerja mencakup kinerja kegiatan yang merupakan tingkat capaian target (rencana tingkat capaian) dari masing-masing kelompok kinerja kegiatan dan tingkat

Hal ini disebabkan karena Mayak Production Association, pabrik nuklir terbesar di Rusia yang berdiri di sekitar area tersebut, membuang limbah radioaktifnya ke danau

anggota badan dengan tujuan untuk menghilangkan jejak setelah pembunuhan terjadi. Motif dari pelaku adalah untuk menghilangkan tubuh korban sebagai barang bukti atau untuk

Hasil observasi diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer yang dilakukan oleh rekan guru peneliti dengan mengisi lembar observasi aktivitas anak

Pada tahap ini menghasilkan desain prototype dan produk permainan domino angka yang layak dan efektif untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran mengenal lambang