• Tidak ada hasil yang ditemukan

VIII. RANCANGAN TAPAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VIII. RANCANGAN TAPAK"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Perancangan adalah tahapan terakhir dari proses studi penelitian ini. Perancangan merupakan pengembangan dari konsep dan perencanaan dari tahapan sebelumnya. Perancangan pada tapak memperlihatkan hubungan yang menyatu antarruang dalam tapak. Secara garis besar terdapat empat komponen yang akan dirancang, yakni perancangan sirkulasi, perancangan ruang, perancangan fasilitas dan perancangan tata hijau.

8.1. Rancangan Ruang

Dari sisa lahan tidak terbangun sebesar 22.742 m2, ruang terbuka hijau yang dapat dimanfaatkan dan dirancang adalah seluas 6.450,58 m2. Ruang rekreasi aktif seluas 1.724 m2, terbagi menjadi empat bagian yang terpisah di antara bangunan pada bagian selatan tapak. Ruang rekreasi pasif seluas 370 m2 terdapat pada bagian barat laut tapak. Ruang konservasi seluas 4.356,58 m2 terdapat pada bagian sebelah timur tapak. Pada tiap ruang akan diletakkan fasilitas dan pola sirkulasi yang sesuai untuk mengakomodasi segala bentuk aktivitas dan kegiatan yang dilakukan oleh pengguna tapak sehingga pengguna tapak dapat mengintepretasi ruang dengan maksimal.

8.2. Rancangan Fasilitas

Pada ruang rekreasi aktif, fasilitas yang disediakan adalah bangunan vertikultur bertingkat, bangunan penyemaian, bangunan gudang sederhana untuk perkakas, keran air, lampu taman, dan kolam. Pada ruang rekreasi pasif, fasilitas yang disediakan adalah gazebo, pergola, dan bangku taman, sedangkan pada ruang konservasi adalah papan informasi dan kolam air. Semua rancangan fasilitas tersaji dalam gambar detail dengan skala, ukuran, dan material yang digunakan.

Bangunan vertikultur (Lampiran 29 dan 30) adalah bangunan yang digunakan untuk melakukan kegiatan (berkebun) hortikultura. Bahan yang digunakan adalah papan kayu dengan ukuran panjang 1,5 m, lebar 8 cm, dan tebal 4 cm. Bentuk bangunan adalah silang susun dengan sisi panjang digunakan untuk meletakkan pipa paralon atau bambu. Dimensi keseluruhan bangunan rak vertikultur (panjang x lebar x tinggi) adalah 2 m x 1,4 m x 1,4 m, Jumlah tingkat rak susun adalah 4 tingkat. Jumlah pot pipa paralon adalahah 10 buah, dengan

(2)

susunan Tingkat 1 terdapat 4 buah pot, Tingkat 2 terdapat 3 buah pot, Tingkat 3 terdapat 2 buah pot, dan Tingkat 4 terdapat 1 buah pot. Kapasitas tanam setiap pipa pot paralon dengan panjang 2 meter yang diisi media tanam bokasi dapat ditanami 9 tanaman sayur. Jadi, jumlah total tanaman yang dapat ditanam pada sebuah bangunan vertikultur adalah 10 buah pot x 9 tanaman per pot adalah 90 tanaman.

Bangunan penyemaian/rak semai (Lampiran 31 dan 32) adalah tempat untuk menyemaikan benih menjadi bibit sayur yang akan ditanam pada bangunan vertikultur. Bahan yang digunakan adalah besi bentuk huruf L, papan kayu ukuran ± 1 cm, dan paranet. Dimensi keseluruhan bangunan rak semai (panjang x lebar x tinggi) adalah 3 m x 3 m x 1,8 m.

Bagunan rak perkakas (Lampiran 33 dan 34) adalah tempat untuk menaruh perkakas yang digunakan dalam kegiatan (berkebun) hortikultura. Bahan yang digunakan adalah besi berbentuk huruf L, papan kayu, fiber glass, dan gagang pintu. Pintu rak perkakas berupa pintu sorong. Dimensi keseluruhan bangunan rak perkakas (panjang x lebar x tinggi) adalah 3 m x 1,5 m x 1,8 m.

Bangunan keran air (Lampiran 35 dan 36) adalah fasilitas untuk membersihkan perkakas dan juga membersihkan bagian tubuh yang kotor saat melakukan kegiatan pada tapak. Bahan yang digunakan adalah semen, pipa air, lubang outlet air, dan keran air. Dimensi keseluruhan bangunan keran air (panjang x lebar x tinggi) adalah 1,05 m x 1 m x 0,8 m.

Lampu taman (Lampiran 37 dan 38) adalah fasilitas penerangan pada ruang-ruang di malam hari. Bahan yang digunakan adalah besi, pipa kabel, kaca lampu dove warna putih susu, adukan semen, dan sirtu (pasir dan batu). Dimensi keseluruhan bangunan lampu taman (panjang x lebar x tinggi) adalah 2 m x 0,5 m x 0,5 m. Tinggi lampu dipertimbangkan di atas tinggi mata dan badan manusia (± 1,8 meter) sehingga tidak mengganggu pandangan. Selain itu, dipilih warna dove putih susu agar tercipta suasana pencahayaan yang nyaman (natural).

Kolam (Lampiran 39 dan 40) adalah fasilitas yang terdapat pada ruang aktif guna menciptakan suasana gemericik air yang harmonis dan membantu efek penyejukan. Bahan yang digunakan adalan keramik, nozzle, pipa air, pompa air,

(3)

dan adukan semen. Keseluruhan bangunan kolam berdimensi diameter 4 meter dan tinggi 0,4 meter.

Gazebo (Lampiran 41, 42, dan 43) adalah bangunan yang digunakan untuk berteduh dari cuaca panas dan hujan. Bangunan ini ditujukan untuk mempererat hubungan sosial antar pengguna untuk saling berinteraksi (sosiopetal). Bahan yang digunakan untuk struktur pondasi, lantai, dan dinding adalah bata merah, pasir, spesi adesif, keramik, dan batu kali, sedangkan untuk rangka atap dan penutup atap adalah listplank, trusses zam, reng, baut, genteng, dan nok genteng. Dimensi keseluruhan bangunan gazebo (panjang x lebar x tinggi) adalah 4 m x 2,5 m x 3 m.

Pergola (Lampiran 44, 45, dan 47) adalah bangunan yang digunakan untuk berteduh dari cuaca panas dan hujan, dilengkapi dengan bangku taman memanjang untuk meregangkan hubungan sehingga tercipta ruang privat (sosiofugal), dan dirambati dengan tanaman merambat yang unik, yakni tanaman berbunga dan beraroma harum. Bahan yang digunakan adalah bata merah, adukan semen, pasir, dan pipa besi. Dimensi keseluruhan bangunan pergola (panjang x lebar x tinggi) adalah 3 m x 2 m x 3,4 m.

Bangku taman (Lampiran 46 dan 47) adalah site furniture yang digunakan untuk tempat duduk pengguna tapak. Bahan yang digunakan adalah besi dan kayu. Dimensi keseluruhan bangunan bangku taman (panjang x lebar x tinggi) adalah 1,9 m x 0,5 m x 0,75 m.

Papan informasi (Lampiran 48 dan 49) adalah site furniture untuk menginformasikan dan menghimbau pengguna tapak. Bahan yang digunakan adalah tiang penyangga, papan kayu, adukan semen, dan sirtu (pasir dan batu). Dimensi keseluruhan bangunan papan informasi (panjang x lebar x tinggi) adalah 1 m x 0,45 m x 1,5 m.

Kolam/telaga (Lampiran 50 dan 51) adalah badan air pada ruang konservasi yang difungsikan sebagai sumber air minum bagi satwa, efek penyejukan, dan habitat bagi tanaman air. Bahan yang digunakan adalah spray

nozzle, lubang drainase, paving beton, dan adukan semen.

Planter box koridor (Lampiran 52, 53, 54, dan 55) adalah bangunan yang

(4)

lebar x tinggi) adalah 2,5 m x 0,6 m x 0,75 m. Planter box saat ini dimanfaatkan sebagai jalur vegetasi koridor yang memiliki repetisi desain baik warna maupun aroma yang khas.

8.3. Rancangan Sirkulasi

Jalur sirkulasi primer diberi perkerasan yang terdiri dari batu kerikil, pasir, dan aspal. Lebar jalur sirkulasi primer bervariasi 3 – 6 meter, memiliki kemiringan ke tepi jalan 1 – 2%, dilengkapi oleh saluran buangan air dari genangan air hujan dan taman tepian jalan. Rancangan sirkulasi menggunakan jalur sirkulasi yang telah ada pada tapak karena standar ruang surkulasi primer telah memadai untuk sirkulasi primer dan kendaraan (Lampiran 56).

Terdapat jalur sirkulasi saat ini yang ditiadakan pada ruang konservasi, tetapi tetap ada jalur sirkulasi yang direncanakan, yakni jalur sirkulasi sekunder pada ruang rekreasi pasif yang menghubungkan fasilitas-fasilitas yang direncanakan. Jalur sirkulasi sekunder diberi perkerasan paving. Lebar jalur sekunder untuk jalur sirkulasi satu arah pengguna kursi roda adalah 1,2 meter; jalur sirkulasi dua arah pengguna kursi roda adalah 1,8 meter; lebar untuk satu pengguna kursi roda dan 1 pengguna tanpa alat bantu (kruk ketiak) adalah 1,5 meter.

Rancangan jalur rekreasi sekunder pada ruang rekreasi pasif adalah untuk mengakomodasi pengguna tapak dalam mengakses fasilitas yang ada pada tapak. Standar dan ukuran jalur sirkulasi yang akan dirancang adalah jalur pedestrian dengan lebar 1,8 meter yang ditujukan untuk dua orang pengguna kursi roda dari dua arah (Lampiran 56).

8.4. Rancangan Tata Hijau

Tata hijau yang dirancang pada ruang rekreasi aktif adalah berupa taman hortikultura, yakni kombinasi tanaman sayur dengan tanaman hias. Pada bangunan vertikultur model silang susun, setiap lajur pipa paralon dapat ditanami 9 tanaman sayur. Pada tingkat yang paling tinggi (Tingkat 3 dan 4), perlu dipilih jenis tanaman yang betul-betul tahan terhadap sengatan sinar matahari langsung, yakni sawi hijau (Brasica juncea). Sementara pada tingkatan di tengah (Tingkat 2), dapat digunakan jenis tanaman yang agak tahan naungan, yakni selada hijau (Latuca sativa), begitu pula dengan tingkatan yang paling bawah (Tingkat 1),

(5)

yakni seledri (Apium graveolens). Tanaman sayur tersebut dikombinasikan dengan berbagai tanaman hias, di antaranya, pisang hias (Heliconia sp.), daun bahagia (Dieffenbachia sp.), kuping gajah (Anthurium crystallinum), dan keladi hias (Caladium sp.).

Tata hijau pada ruang rekreasi pasif adalah berupa tanaman peneduh. Pada kondisi saat ini terdapat tiga tanaman besar (hanjalutung) yang cukup menaungi dan planter box. Namun, pada perancangan ini ditambahkan tanaman merambat pada pergola, yakni kombinasi pada bidang atap dirambati tanaman rambat berbunga Mandevila (Mandevilla sp.). Selain itu, perlu variasi tamanan yang ditanam pada planter box agar mendapatkan kesan gradasi dan tidak monoton. Tanaman yang akan ditanam adalah seruni rambat (Widelia biflora) dan tapak dara (Vinca rosea).

Tata hijau pada ruang konservasi adalah dengan pengaturan tanaman agar terbentuk kawasan naungan (berupa hutan dan semak) dan juga kawasan padang rumput. Hal ini ditujukan pada kebutuhan aktivitas rusa pada tapak agar rusa dapat beradaptasi maksimal dengan habitatnya. Tambahan pohon naungan yang sesuai adalah pohon beringin (Ficus benjamina) yang rontokan daunnya disukai oleh rusa. Pada beberapa bagian batang pohon perlu diberi pelindung agar pada saat rusa tersebut pada masa jalangya tidak dapat merusak batang tanaman dengan tanduknya. Rumput gajah (Axonopus compressus) ditanam pada bagian tapak yang telah gundul agar dapat menambah produksi untuk pakan rusa. Selain itu, untuk mempercantik bagian kolam/telaga air mancur, juga diberi tanaman air, yakni teratai (Nymphaea lotus) dan alang-alang air (Typa angustifolia).

Tata hijau pada koridor (Lampiran 55 dan 56) sebagai pengisi planter box adalah kombinasi tanaman aromatik dan tanaman berbunga berwarna menarik. Hal ini diupayakan agar koridor tersebut dapat memberikan sensasi pada alat indera sebagai bentuk interpretasi ruang luar bagi pengguna tapak. Tanaman aromatik yang digunakan adalah melati (Jasminum sambac) dan lavender (Lavandula angustifolia). Tanaman bunga atau tanaman berdaun indah juga dikombinasikan dengan tanaman aromatik, jenis yang digunakan meliputi sutra bombay (Portulaca sp.) dan bayam-bayaman (Coleus sp.).

Referensi

Dokumen terkait

„Analisis Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta‟, Kes Mas: Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Dalam menetapkan indikator Dewan Komisaris WIKA mengacu kepada Peraturan Menteri BUMN Nod. PER-04/ MBU/2014 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

Standar kompetesi ppl dirumuskan dengan mengacu pada tuntutan empat kompetensi guru baik dalam konteks pembelajaran maupun dalam konteks kehidupan guru sebagai

Komposisi kimia yang terkandung di dalam zeolit baik tanpa maupun dengan dealuminasi dapat diketahui melalui hasil karakterisasi menggunakan XRF seperti yang

Penelitian tentang perfomans reproduksi induk Kambing Perah Peranakan Ettawa di Kelompok Peternak Pangestu Desa Kemirikebo Kecamatan Turi Kabupaten Sleman Yogyakarta

Perseroan menargetkan wisatawan yang akan berkunjung ke Tanjung Lesung tahun 2014 sebanyak 275 ribu orang, atau meningkat 10% dari kunjungan tahun 2013 sebanyak 250 ribu

Tujuan dari larangan pemilikan tanah secara absentee adalah agar hasil yang diperoleh dari penguasaan tanah pertanian tersebut dapat dinikmati oleh masyarakat yang

Besarnya serta pentingnya fiksasi nitrogen hayati dapat di nilai dari perkiraan yang dibuat baru – baru ini yang menyatakan organisme hidup mengikat nitrogen dalam jumlah lebih