• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEKERASAN DALAM TAYANGAN TELEVISI (ANALISIS ISI DESKRIPTIF PADA PROGRAM ACARA KOMEDI PESBUKERS DI ANTV)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEKERASAN DALAM TAYANGAN TELEVISI (ANALISIS ISI DESKRIPTIF PADA PROGRAM ACARA KOMEDI PESBUKERS DI ANTV)"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

KEKERASAN DALAM TAYANGAN TELEVISI (ANALISIS ISI DESKRIPTIF PADA PROGRAM ACARA KOMEDI PESBUKERS DI ANTV)

Ibnu Mutaqqin¹, S.kunto Adi Wibowo², S.sos.³

¹Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi Dan Bisnis, Universitas Telkom ¹ibnumutaqqin@gmail.com

Abstrak

Pesbukers adalah salah satu program komedi yang sering mendapatkan teguran dari KPI karena isi program acara yang terlalu menonjolkan unsur kekerasan. Namun hal ini tidak berarti menghentikan program komedi Pesbukers begitu saja, pada 30 maret 2013 program ini menjadi program terfavorit dalam ajang Panasonic Gobal Award (PGA). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui frekuensi kekerasan yang terdapat pada program komedi Pesbukers. Analisa dilakukan terhadap 309 scene tayangan Pesbukers pada periode Januari-Maret 2013, dengan menggunakan lima kategori kekerasan yaitu: kekerasan verbal, kekerasan fisik, kekerasan psikologis, kekerasan seksual, dan kekerasan simbolik. Penelitian ini mengguanakan metode analisis isi deskriptif (content analysis) yaitu suatu metode yang meneliti isi komunikasi untuk dideskripsikan secara nyata, sistematis, kuantitatif dan obyektif. Dari hasil penelitian melalui pengkodingan dan pengolahan data, menunjukan pada setiap kategori terdapat betuk kekerasan yang paling sering terjadi. Pada kategori kekerasan verbal stigmatisasi/labelisasi menajadi yang paling sering terjadi dengan frekuensi 64 kali atau 20.7%. Mendorong pada kategori kekerasan dengan frekuensi 35 kali atau 11.3 %. Merendahkan pada kategori kekerasan fisik dengan frekuensi 83 kali atau 26.87%. Meraba dan menyentuh bagian intim pada kategori kekerasan seksual dengan frekuensi 12 kali atau 3.8% dan kategori kekerasan simbolik degan frekuensi 30 kali atau 9.7 %. Kata Kunci: Televisi, Program Komedi, Pesbukers, Analisis isi, Kekerasan

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Tugas Akhir - 2013

(2)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Banyaknya Program televisi yang mendapat teguran dari Komisi

Penyiaran Indonesia (KPI) pada pertelevisian indonesia khususnya diera reformasi, menunjukan satu persoalan serius yang harus mendapat perhatian semua pihak. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sebagai lembaga yang diberi wewenang untuk mengawasi jalannya penyiaran indonesia, mengakui, bahwa keluhan masyarakat terhadap program-program bermasalah di televisi terus mengalir kelembaga ini. Tahun 2012, tidak kurang dari 43.470 pengaduan yang diterima KPI pusat, baik yang dilaporkan secara pribadi ataupun kelompok. Laporan tersebut menyangkut 15 program acara televisi, yaitu: berita, talkshow, reality show, iklan, komedi, sinetron seri, musik, program anak, program olahraga, variety show, azan, film lepas, infotainment, sinetron lepas dan features (www.kpi.go.id diakses tanggal 13 maret 2013).

” Tingginya angka pengaduan masyrakat ke KPI, baik melalui e-mail, web, telepon, sms, tidak terlepas dari mulai tumbuhnya jiwa kritis dan juga literasi media yang ada ”.

Sasa Djuarsa Sendjaja, Ketua KPI pusat (2007-2010) ( www.kpi.go.id diakses pada tanggal 18 Maret 2013)

Kritik terhadap program-program televisi Indonesia sebenarnya merupakan fenomena umum televisi dibanyak tempat lainnya. Televisi seringkali dikritik karena berusaha meraih khalayak

Tugas Akhir - 2013

(3)

2 seluas mungkin demi iklan. Akibatnya program-program yang sebenarnya penting seperti program pendidikan menjadi terabaikan. Hiburan yang ditayangkan juga di nilai tidak bermutu, karena menonjolkan kekerasan dan seks. Selain itu pengelola program televisi juga menjadi sorotan. Jika sesuatu jenis program stasiun- stasiun lain yang memproduksi program serupa (Wirodono, 2006:12). Penyebab utama dari berbagai kritik tersebut adalah semakin dipinggirkannya persoalan moral dan etika dalam kehidupan media.

Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang paling banyak di gunakan oleh masyarakat indonesia dan mempunyai fungsi yaitu: memberi Informasi, mendidik, menghibur dan mempengaruhi (Onong, 2003:42).

Gambar 1.1

Pengguna Media Massa di Indonesia

Sumber: Nielsen(2012)

Tugas Akhir - 2013

(4)

3 Menyampaikan berbagai informasi kepada masyarakat adalah kewajiban bagi televisi yang memiliki fungsi mediasi. Tetapi masalahnya, menurut pengamatan penulis informasi yang di sajikan bukan bersifat mendidik tetapi lebih banyak bersifat penghiburan yang bahkan bisa di katakan sangat riskan untuk menghancurkan masyarakat.

Munculnya Media televisi dalam kehidupan manusia memang menghadirkan suatu peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan informasi yang bersifat massa. Globalisasi informasi dan komunikasi setiap media massa, jelas melahirkan satu efek sosial yang bermuatan perubahaan nilai- nilai sosial dan budaya manusia. Televisi sebagai media yang muncul belakangan dibanding media cetak dan radio, ternyata memberikan nilai yang sangat spektakular dalam sisi-sisi pergaulan hidup manusia saat ini. Daya tarik media televisi sedemikian besar, sehingga pola-pola rutinitas manusia sebelum muncul televisi berubah total sama sekali. Media televisi menjadi panutan baru (News Relegius) bagi kehidupan manusia. Tidak menonton televisi, sama saja dengan makhluk buta yang hidup dalam tempurung (jurnal Dadi Ahmadi dan Nova Yohana:2005).

Televisi merupakan sarana komunikasi utama di sebagian besar masyarakat kita, televisi telah menjadi sebuah barang kebutuhan dalam sebuah rumah tangga, televisi bisa sebagai sumber pengetahuan bahkan juga bisa menjadi sebagai sumber malapetaka. Banyaknya bukti dampak tayangan kekerasan hendaknya menjadi informasi tambahan untuk mengkaji ulang terhadap tayangan pada televisi.

Tugas Akhir - 2013

(5)

4 Tayangan televisi harus di atur, karena mempengaruhi sikap dan perilaku khalayak khususnya bagi yang belum memiliki referensi yang kuat, yakni anak-anak dan remaja, apalagi karena televisi bersifat

audio visual sinematografis yaiu, menangkap gerakan dan suara yang

bisa kita lihat dan dengar secara bersamaan, bisa menyampaikan pesan, ide dan akan lebih menimbulkan suatu kepekaan bagi khalayak, sehingga memiliki dampak besar terhadap perilaku khalayak penonton (Mulkan, 2011 :23).

Hampir sepanjang waktu kita harus melihat kekerasan demi kekerasan di layar kaca. Media Violence atau kekerasan dalam media yang dimaksud adalah isi media yang mengandung unsur kekerasan. Baik yang terdapat dalam film, televisi, berita, tayangan sinetron, komedi, dll (Sunarto, 2009:147). Seperti halnya Peristiwa demonstrasi yang berakhir dengan kerusuhan, perkelahian dan pemukulan antar mahasiswa, perusakan yang berakhir dengan pembakaran, dan lain sebagainya baik di acara informatif maupun acara hiburan yang selalu hadir di televisi. Dengan gencarnya tayangan kekerasan, timbul kekhawatiran akan terbentuknya sikap, karakter, dan tingkah laku masyarakat yang meniru apa yang disaksikan.

Tayangan televisi merupakan media massa yang paling banyak dipergunakan oleh masyarakat. Tidak mengherankan jika banyaknya tindak kekerasan yang ditayangkan di televisi mempengaruhi perilaku seseorang (Sunarto, 2009: 43). Efek tayangan kekerasan sangatlah berbahaya bagi orang-orang yang kurang bisa menganalisis dan mengidentifikasi tayangan-tayangan kekerasan di televisi. Seiring dengan semakin banyaknya tayangan yang mengandung unsur

Tugas Akhir - 2013

(6)

5 kekerasan maka kemungkinan seseorang untuk meniru perilaku itu semakin besar.

Sepatutnya kita merasa khawatir, jika kita mengamati fenomena meningkatnya kekerasan dalam menyelesaikan masalah akhir-akhir ini. Adakah kita berpikir dan sadar bahwa masyarakat telah belajar kekerasan melalui televisi? Bagi sebagian orang tentu saja menganggap bahwa pendapat ini terlalu berlebihan. Namun bagi yang lain, potensi televisi sebagai pengajar dalam hal kekerasan adalah mungkin, bahkan sangat mungkin. Menurut Ardhianto dan Ardinaya, (2007) dalam jurnal ilmiah (Mazdalifah, 2011) dijelaskan ada 3 alasan mengapa Televisi bisa membuat masyarakat belajar kekerasan.

Alasan pertama bahwa masyarakat telah belajar kekerasan dari televisi adalah kenyataannya masyarakat indonesia termasuk kategori

Views Society yang artinya suatu keadaan dimana kegiatan menonton

lebih ditonjolkan dibandingkan kegiatan lainnya, misalnya membaca. Alasan kedua, bahwa dari hasil pengkajian televisi menunjukkan tingkat penetrasi televisi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan media lain. Hal ini berarti bahwa media televisi memberi imbas yang luar biasa bagi kehidupan masyarakat. Kehadirannya yang massif, langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh pada perilaku pola pikir masyarakat.

Alasan Ketiga, Media massa secara pasti akan mempengaruhi pemikiran dan tindakan khalayak penontonnya, bahkan budaya, sosial dan politik. Dari pendapat ini kita bisa menyatakan jika masyarakat menjadi keras, dan akhirnya menyelesaikan masalahnya dengan cara kekerasan pula akibat pengaruh dari media (dalam hal ini televisi)..

Tugas Akhir - 2013

(7)

6 Sedangkan berdasarkan penelitian Dadi Ahmadi dan Nova Yohana (2005), hampir secara terus menerus, televisi menayangkan acara dengan muatan kekerasan, sehingga timbul efek desensittisasi atau penumpulan kepekaan dimana masyarakat memperoleh satu pembelajaran yang pasti bahwa kekerasan bukan lagi suatu hal yang luar biasa dan untuk menyelesaikan masalah, jalan yang harus mereka tempuh adalah melalui kekerasan.

Kekerasan dalam berbagai bentuknya baik dalam bentuk fisik maupun non-fisik, verbal maupun non-verbal dimunculkan dalam tayangan–tayangan televisi. Hal ini di anggap tidak sesuai dengan jati diri bangsa indonesia yang di kenal sebagai bangsa yang ramah, lembut dan tidak menyukai penyelesaian konflik dengan kekerasan. Dari sisi kategori atau genre program beberapa jenis program kerap mendapat sorotan dari khalayak, seperti Sinetron, reality show, infotaiment bahkan program komedi juga tidak lepas dari kritik khalayak.

Penayangan program sinetron, misalnya menjual mimpi tentang identitas masyrakat kelas atas, hidup serba mudah, hedonisme dan sebagainya. Apalagi sinetron sepanjang sejarahnya, selalau menempati urutan teratas program- program televisi indonesia. Demikian juga dengan penayangan program infotaiment. Program ini berisikan informasi tentang seputar dunia orang termasyur (celebrity) yang dikemas dalam tayangan hiburan (entertaiment) Identitas masyarakat yang dekat dengan gosip desas-desus, glamor, remeh, tidak menghargai privasi, dan sebagainya, seolah-olah di jejalkan kepada

Tugas Akhir - 2013

(8)

7 masyarakat indonesia setiap harinya, dan dikonstruksikan secara berkesinambungan melalui program ini.

Begitu juga dengan program-program acara agama (religious) tidak hanya mengundang pujian, namun juga mengundang kritikaan, misalnya kritik terhadap cara televisi dalam menangkap momen religius sebatas sebagai fenomena rating, miskinnya kreativitas stasiun televisi dalam mengemas program religius serta konsistensi makna dan filosofi ajaran agama yang digambarkan teks-teks program religius dibulan ramadhan, misalnya lebih banyak didominasi oleh unsur-unsur hiburan dibandingkan dengan tujuan pendidikan dan sosialisasi basic

values agama. Dominannya aspek hiburan dalam program keagamaan

mengandung sejumlah akibat etis yang cukup serius. Diantaranya adalah pengaburan batas yang tegas antara hiburan dan kenyataan, dan kemungkinana khalayak lebih menerima faktor hiburannya ketimbang pesan yang ingin disampaikan. Pengaburan informasi (misss

information) karena penghapusan content message tertentu dari emotional appeal. Disisi lain penayangan program-program komedi

juga tidak hanya mengundang pujian namun juga menuai kritikan, misalnya bahasa yang digunakan oleh seorang komedian untuk memberikan tawa terhadap penonton terkadang mengandung unsur-unsur kekerasan. Hal seperti ini seperti memberikan contoh kepada para penonton bahwa bahasa-bahasa yang kasar, sarkasme, dan menyudutkan individu atau kelompok bisa membuat suatu hiburan lelucon.

Salah satu acara yang mendapat kritikan dari beberapa kalangan adalah program acara komedi di televisi. Dalam hakikatnya

Tugas Akhir - 2013

(9)

8 program komedi di televisi di tujukan sebagai suatu program hiburan bagi penontonnya dalam melepaskan kepenatan dari aktivitas sehari-hari. Dari segi penonton acara program komedi juga mempunyai Rate

Share yang tinggi di masing- masing Stasiun TV. Program ini di

harapkan mampu menjadi sebuah daya saing bagi Stasiun TV. Acara hiburan juga dikaitkan sebagai salah satu wadah dalam perekat keluarga karena bisa di tonton bersama-sama sambil bercanda dan juga ”ngemil” (Surbakti, 2008:76).

Tabel 1.1

Program Komedi Di Stasiun TV Dengan Share diatas 10.0 No. Nama Program Acara Stasiun TV Share

1. Sketsa Trans TV 22.3

2. Opera Van Java Trans 7 19.5

3. Studio 1 Trans TV 12.2

4. Plesetan Misteri Trans TV 11.1

5. Bukan Empat Mata Trans 7 15.7

6. Target Operasi RCTI 15.2

7. Pesbukers ANTV 13.8

8. Tawa Sutra ANTV 13.7

9. Pas Mantab Trans 7 13.5

10. Oh Ternyata Trans TV 10.8

Sumber : AGB Nielsen Tahun 2012

Namun Belakangan ini isi dari program komedi telah sedikit bergeser, yaitu: menambahkan bumbu–bumbu yang berbau kekerasan

Tugas Akhir - 2013

(10)

9 dengan tindakan menyakiti, merendahkan, menghina, atau tindakan kekejaman yang bertujuan untuk membuat obyek kekerasan itu tersebut menderita, baik secara psikologis maupun fisilogis sebagai jalan untuk membuat gelak tawa para penontonnya. Kekerasan sudah menjadi trend dalam isi program komedi di televisi. Seolah-olah hambar jika program komedi tidak menayangkan kekerasan baik itu kekerasan verbal (Mengumpat, Asosiasi pada binatang, Eufimisme, Jargon/istilah, Stigmatisasi/labelisasi), kekerasan fisik (Memukul, Menendang, mencambak, Menggunakan benda), kekerasan psikologis (Membentak,Menyumpah, Mengancam, Merendahkan, Menyalahkan), kekerasan seksual (Meraba dan menyentuh bagian intim, Mencium, Merangkul, gurauan yang mengandung seksualitas), kekerasan simbol (diskriminasi terhadap simbol-simbol tertentu) dll. Kata- kata seperti : “ Setan lu, Muka lu kayak kebo, Badan lu kayak kingkong, Kambing lu,

Diam badak” dengan mudah di temui melalui acara- acara komedi di

televisi. untuk dan mengundang tawa penonton, ucapan seperti itu memang terlihat lucu tetapi kata-kata tersebut menjadi sarana sosialisasi kekerasan verbal atau lebih di kenal verbal violence, yaitu : bentuk kekerasan yang halus dengan menggunakan kata-kata yang kasar, jorok dan menghina. Menjatuhkan seseorang yang berada dalam satu stage dengan comedian juga menjadi bahan yang tak asing dalam acara komedi. Ataupun pada contoh lain: dengan sosok perempuan yang selalu dijadikan bahan seksualitas oleh comedian laki-laki untuk membuat tawa. Penggunaan properti di dalam stage sebagai bahan untuk mengundang tawa juga sering dilakukan, walaupun bahan yang di gunakan terbuat dari streofoam cara menarik tawa penonton

Tugas Akhir - 2013

(11)

10 dengan memukul itu menjadi sebuah sarana kekerasan fisik. Begitu juga contoh kekerasan lainnya yang terdapat dalam program komedi.

Hal ini di anggap sebagai sebuah komedi kotor dalam arti telah mengubah konsep komedi dengan menggunakan kekerasan. Kekerasan dalam tayangan komedi selama ini telah banyak di protes oleh para khalayak dan di adukan kepada KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) maupun KPID (Komisi Penyiaran Indonesia Daerah). Tayangan komedi masuk dalam tayangan yang sering di laporkan oleh penonton karena isi nya yang tidak sesuai tujuan sebagai program hiburan.

Hampir semua stasiun televisi memiliki program lawak atau komedi. Di Trans 7 ada acara Opera Van Java. Trans TV menampilkan program acara Sketsa. Dan ANTV hadir di hadapan khalayak dengan program komedi Pesbukers. Program- program komedi seperti itu tampaknya menjadi andalan masing-masing stasiun televisi, sebab selain bisa menaikan rating yang tinggi. Waktu penayangannya pun biasanya di tempatkan pada jam-jam padat penonton (prime time).

Gambar. 1.2

Contoh Tayangan Komedi di Televisi

Tugas Akhir - 2013

(12)

11 Sumber : Olahan Peneliti

Adanya aduan terhadap program acara komedi di televisi oleh masyarakat menjadikan program ini sebagai sebuah program yang salah dalam bentuk isi tayangannya. Tetapi hal lain yang membuat menarik dari program komedi adalah rate share yang di dapatkan oleh program acara komedi masuk dalam kategori tinggi. kekerasan yang terjadi dalam sebuah tayangan televisi, khususnya acara komedi. Tidak membuat acaranya di tinggalkan begitu saja oleh penonton. Walaupun beberapa kali telah mendapat aduan dari masyarakat. Peringatan yang diberikan oleh KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) terlihat tidak begitu ditanggapi serius. Salah satu program komedi Televisi yang banyak mendapat protes dari masyarakat adalah Pesbukers, program ini sempat ingin dilaporkan kepadapresiden RI, karena isi acaranya yang masih mengandung kekerasan, dan selalu menghindar dari teguran KPI.

"Jika mereka masih juga menunda pertemuan, kami akan melaporkan pihak ANTV kepada Presiden dan DPR RI. Kita laporkan bahwa mereka tidak datang untuk menerima sanksi yang kami berikan," Ezki Suyanto, Komisaris KPI Pusat

(http://www.kapanlagi.com/showbiz/televisi/kpilaporka n-antv-ke-presiden-aa3f59.htmldiakses tanggal 13 Maret 2013)

Tugas Akhir - 2013

(13)

12 Program acara komedi yang hadir Setiap hari Senin-Jum’at pada pukul 18.00-19.30 wib, merupakan salah satu program acara kerjasama PH (Production House) Ekomando yang dibawahi oleh pelawak senior Eko Patrio bekerja sama dengan Stasiun TV ANTV. Melihat waktu penayangannya pada jam prime time televisi, membuat program ini banyak di lihat oleh penonton, dari berbagai kalagan usia mulai orang dewasa, remaja, sampai anak-anak. Dampak yang paling tidak dinginkan adalah pengaruh isi acara komedi yang ‘kotor’ ada pada tayangan ini terhadap penonton anak-anak. Kecenderungan mereka untuk meniru apa yang mereka lihat dan dengar dari seseorang yang mereka idola kan, jelas akan memberikan efek yang buruk. Mereka yang melihat, dan mendegar hanya akan tertawa , tanpa memperdulikan bahasa, gerak, dan geture, yang di tampilkan dan mengandung kekerasan.

Walaupun banyak mendapat aduan dari masyarakat serta teguran dari KPI mengenai isi acara programnya, tidak membuat tayangan acara Pesbukers berhenti tayang sepenuhnya. Sanksi yang dijalani hanya berlaku sekitar 5 hari pemberhentian tayang yaitu pada tanggal 5-11 Januari 2013, kemudian tayang kembali secara live. Sampai saat ini Program acara Pesbukers masih menjadi acara komedi yang di suguhkan oleh Stasiun TV ANTV. Program serta beberapa pemain dari Pesbukers ini pun sempat terpilih menjadi program acara komedi favorit dan pelawak terfavorit dalam sebuah ajang penghargaan bagi insan petelivisian yang dilakukan oleh Panasonic Gobel Award bulan maret 2013 (www.okezone.com).

Tugas Akhir - 2013

(14)

13 Melihat Program Pesbukers yang diisi oleh beberapa artis yang “tenar” di Indonesia saat ini seperti : Olga syahputra, Raffi Ahmad, Melanie Ricardo, Oppie Kumis, Jessica Iskandar, Kartika Putri, Tara, Sapri dll. Pernah tersangkut masalah mengenai isi acaranya sangat menarik jika kita ketahui sejauh mana kredibilitas dari para public

figure ini dalam memberikan sebuah tontonan yang menarik kepada

khalayak. Dimana program yang mendapat banyak aduan dari masyarakat serta beberapa kali teguran oleh KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) masih bisa menjadi salah satu program komedi yang memiliki rate share tinggi. Serta mendapat penghargaan bergengsi dalam dunia petelevisian. Oleh karena itulah penulis mengangkat tema ini dalam penelitian skripsi dengan judul ”Kekerasan Dalam Tayangan Televisi (Analisis Isi Deskriptif Pada Program Acara Komedi

Pesbukers di ANTV)”

1.2. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah kekerasan yang di tampilkan dalam tayangan komedi Pesbukers di ANTV ? Dalam penelitian ini, permasalahan yang ingin diambil oleh peneliti adalah :

Bagaimanakah bentuk kekerasan yang terdapat di dalam isi program acara komedi Pesbukers?

1.3. Rumusan Masalah

Beradasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut :

Tugas Akhir - 2013

(15)

14 1. Bagaimana kekerasan verbal dalam bentuk mengumpat, asosiasi pada binatang, eufimisme, jargon/istilah, dan

stigmatisasi/labelisasi yang ada pada program acara komedi Pesbukers di ANTV ?

2. Bagaimana kekerasan fisik dalam bentuk memukul, mencambak, mendorong, menendang, dan menggunakan benda yang ada pada program acara komedi Pesbukers di ANTV ?

3. Bagaimana kekerasan psikologis dalam bentuk membentak , menyumpah, mengancam, merendahkan, dan menyalahkan yang ada pada program acara komedi Pesbukers di ANTV?

4. Bagaimana kekerasan seksual dalam bentuk meraba dan menyentuh bagian intim, mencium, merangkul, gurauan yang mengandung seksualitas yang ada pada program acara komedi

Pesbukers di ANTV ?

5. Bagaimana kekerasan simbolik dalam bentuk diskriminasi terhadap simbol-simbol tertentu yang ada pada program acara komedi Pesbukers di ANTV ?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam penelitian skripsi ini adalah untuk :

1. Mengetahui isi kekerasan verbal dalam bentuk mengumpat, asosiasi pada binatang, eupimisme, jargon/istilah,

stigmatisasi/labelisasi yang ada pada program komedi Pesbukers

di ANTV

Tugas Akhir - 2013

(16)

15 2. Mengetahui isi kekerasan fisik dalam bentuk memukul, mencambak, mendorong, menendang, dan menggunakan benda, yang ada pada program komedi Pesbukers di ANTV

3. Mengetahui isi kekerasan psikologis dalam bentuk membentak, menyumpah, mengancam, merendahkan, dan menyalahkan yang ada pada program komedi Pesbukers di ANTV

4. Mengetahui isi kekerasan seksual dalam bentuk meraba dan menyentuh bagian intim, mencium, memeluk, dan gurauan seksualitas yang ada pada program komedi Pesbukers di ANTV 5. Mengetahui isi kekerasan simbolik yang ada pada program

komedi Pesbukers di ANTV.

1.4.1 Manfaat penelitian 1. Secara teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat mrnambah kajian pemikiran bagi pengembangan ilmu komunikasi terutama berkaitan dengan pengembangan studi analisis isi.

2. Secara praktis

Dapat digunakan menjadi sumber informasi bagi penelitian selanjutnya. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan kepada khalayak untuk lebih selektif dalam memilih Program Komedi yang sesuai dengan etika yang belaku di tengah masyarakat dan juga

Tugas Akhir - 2013

(17)

16 bagi dunia pertevisian indonesia agar memperhatikan etika-etika yang berlaku dalam pembuatan suatu program acara. 1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembaca dalam memahami materi yang terdapat dalam usulan skripsi, maka penulisan usulan skripsi disusun sebagai berikut:

a. BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan secara singkat tinjauan objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian.

b. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

c. BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang metode penelitian yang digunakan, operasionalisasi variabel, data dan sumber data, serta analisis data.

d. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV akan menjelaskan mengenai pengolahan dan analisa data-data yang telah terkumpulkan.

e. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab V berisi mengenai kesimpulan hasil analisis, saran bagi perusahaan dan saran bagi penelitian selanjutnya.

Tugas Akhir - 2013

(18)

17 1.6 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Februari-Maret 2013, dengan melakukan analisa terhadap tayangan program acara Pesbukers yang terdapat pada kanal Video di media online yaitu Youtube. Peneliti mengambil tayangan Pesbukers karena program ini sering mendapat aduan oleh masyarakat terhadap program acaranya serta beberapa kali mendapat panggilan oleh KPI. Lalu program

Pesbukers pernah dibanned oleh KPI pada tanggal 5 januari-11

januari 2013. Pada tanggal 30 maret 2013 Program ini ternyata mendapatkan penghargaan sebagai Program Komedi terfavorit mengalahkan OVJ, Skestsa dll.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Tugas Akhir - 2013

(19)

169 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1Simpulan

Berdasarkan Hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mencoba menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kategori pertama yang dianalisis dalam penelitian ini adalah kekerasan verbal yang terbagi kedalam lima sub kategori, yaitu mengumpat, asosiasi pada binatang,

eupimisme, jargon/istilah dan stigmatisasi /labelisasi. Dari 309 scene tayangan program komedi Pesbukers didapatkan analisis scene kekerasan verbal dalam bentuk mengumpat sebanyak 13

kali atau 4.2%. Scene kekerasan verbal dalam bentuk asosiasi pada binatang sebanyak 21 kali atau 6.8%. Scene kekerasan verbal dalam bentuk eupimisme sebanyak 23 kali atau 7.4 %.

Scene kekerasan verbal dalam bentuk jargon/istilah sebanyak 8

kali atau 2.5 %. Scene kekerasan verbal dalam bentuk

stigmatisasi/labelisasi sebanyak 64 kali atau 20.7%. Jika

melihat dari hasil perhitungan ini, maka kelima sub kategori kekerasan verbal ada dalam tayangan Pesbukers. Dimana kekerasan verbal yang sering terjadi adalah kekerasan verbal dalam bentuk stigmatisasi/labelisasi yaitu sebanyak 64 kali atau 20.7%.

Tugas Akhir - 2013

(20)

170 2. Kategori kedua yang dianalisis dalam penelitian ini adalah kekerasan fisik yang terbagi kedalam empat sub kategori, yaitu memukul, mencambak, mendorong, menendang dan memnggunakan benda. Dari 309 scene tayangan program komedi Pesbukers didapatkan analisis scene kekerasan fisik dalam bentuk memukul sebanyak 5 kali atau 1.6%. Scene kekeraan fisik dalam bentuk menecambak sebanyak 14 kali atau 4.5%. Scene kekerasan fisik dalam bentuk mendorong sebanyak 35 kali atau 11.3%. Scene kekerasan fisik dalam bentuk menendang sebanyak 3 kali atau 0.97%. Scene kekerasan fisik dalam bentuk menggunakan benda sebanyak 20 kali atau 6.4 %. Jika kita melihat hasil perhitungan ini maka dapat dilihat bahwa ke empat kategori kekerasan fisik terjadi pada tayangan Pesbukers. Dimana kekerasan fisik yang paling sering terjadi adalah kekerasan fisik dalam bentuk mendorong yaitu sebanyak 35 kali atau 11.3%.

3. Kategori ketiga yang dianalisis dalam penelitian ini adalah kekerasan psikologis yang terbagi kedalam lima sub kategori, yaitu : membentak, menyumpah, mengancam, merendahkan dan menyalahkan. Dari 309 scene tayangan program komedi

Pesbukers didapatkan analisis scene kekerasan psikologis

dalam bentuk membentak sebanyak 37 kali atau 11.9%. Scene kekerasan psikologis dalam bentuk menyumpah sebanyak 10 kali atau 3.2%. Scene kekerasan psikologis dalam bentuk mengancam sebanyak 9 kali atau 2.9%. Scene kekerasan

Tugas Akhir - 2013

(21)

171 psikologis dalam bentuk merendahkan sebanyak 83 kali atau 26.8%. Scene kekerasan psikologis dalam bentuk menyalahkan sebanyak 10 kali atau 3.2%. Jika melihat hasil perhitungan ini maka dapat dilihat bahwa kelima sub kategori kekerasan psikologis ada pada tayangan Pesbukers. Dimana kekerasan psikologis yang paling sering terjadi adalah kekerasan psikologis dalam bentuk merendahkan yaitu sebanyak 83 kali atau 26.8%..

4. Kategori keempat yang dianalisis dalam penelitian ini adalah kekerasan seksual yang terbagi kedalam empat sub kategori, yaitu : meraba dan menyentuh bagian intim, mencium, memeluk dan gurauan yang mengandung seksualitas. Dari 309

scene tayangan program komedi Pesbukers didapatkan analisis scene kekerasan seksual dalam bentuk meraba dan menyentuh

bagian intim sebanyak 12 kali atau 3.8%. Scene kekerasan seksual dalm bentuk mencium sebanyak 5 kali atau 1.6%.

Scene kekerasan seksual dalam bentuk memeluk sebanyak 8

kaliatau 2.5%. Scene kekerasan seksual dalam bentuk gurauan yang mengandung seksualitas sebanyak 5 kali atau 1.6%. Jika melihat dari hasil perhitungan ini maka dapat dilihat bahwa keempat sub kategori kekerasan seksual ada pada tayangan

Pesb``ukers. Dimana kekerasan seksual yang paling sering

terjadi adalah kekerasan seksual dalam bentuk meraba dan menyentuh bagian intim 12 kali atau 3.8%.

5. Kategori kelima yang dianalisis dalam penelitian ini adalah kekerasan simbolik yang terdapat pada 309 scene tayangan

Tugas Akhir - 2013

(22)

172 program komedi Pesbukers didapatkan analisis scene kekerasan simbolik sebanyak 30 kali atau 9.7%.

6. Dari analisis 309 scene tayangan komedi Pesbukers didapatkan perhitungan bahwa pemain yang sering menjadi korban dari tindakan kekerasan adalah Oppie Kumis dengan frekuensi 65 kali atau 21%. Sementara pemain yang sering menjadi pelaku kekerasan adalah Olga syahputra dengan frekuensi 92 kali atau 29.8%.

7. Melihat analisis 309 scene tayangan komedi Pesbukers, kekerasan yang terjadi hampir ada pada tiap scene. Baik itu kekerasan fisik, kekerasan verbal, kekerasan psikologis, kekerasan seksual, dan kekerasan simbolik. Maka peneliti memberikan kesimpulan adanya pelanggaran yang dilakukan oleh tayangan komedi Pesbukers. Sesuai dengan UU No. 32 tentang penyiaran, pada pasal 36 ayat 5 dan 6.

5.2 Saran

Dari hasil penelitin yang diperoleh, penulis mencoba memberikan beberapa saran yangterdiri dari saran teoritis dan saran praktis, yaitu sebagai berikut:

5.2.1 Saran Teoritis

1. Mengenai skripsi analisis isi yang berkembang di Institut Manajemen Telkomsangat sedikit, atau bisa di bilang tidak ada. Sehingga sulit untuk menemukan contoh refrensi mengenai analisis isi di Telkom University. Melihat hal ini

Tugas Akhir - 2013

(23)

173 maka peneliti ingin memberikan masukan bagi peneliti berikutnya agar bisa memberikan penjabaran yang lebih mengenai analisis isi.

2. Analisis isi merupakan suatu teknik penelitian untuk mengetahui pernyataan atau tulisan agar diperoleh ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu melalui kontruksi kategori. Maka, dengan adanya pengertian tersebut teknik penelitian analisis isi biasanya menjadi bahan acuan bagi peneliti berikutnya untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan pada kajian ilmu komunikasi.

5.2.2 Saran Praktis

1. Akhir-akhir ini banyak sekali menjamur tayangan komedi yang berkembang mewarnai pertelevisian di Indonesia, mulai dari genre komedi farce, komedi satire, komedi slapstic sampai pada komedi situasi. Namun, dibalik tayangan tersebut masih saja ada program komedi rentan akan tayangan kekerasan, sebagai bumbu dalam sebuah cerita serta untuk membuat kelucuan. Hal tersebut, tidak memberikan pendidikan positif pada penonton, namun malah mendorong penonton untuk terbiasa melihat tayangan kekerasan pada media telivisi. Melihat hal tersebut peneliti ingin mengingatkan bagi penonton untuk selektif dalam memilih saluran acara di media massa khususnya televisi. Lalu adanya peringatan umur pada setiap program acara. Sehinnga orang

Tugas Akhir - 2013

(24)

174 tua lebih bisa selektif memilih tayangan agar tidak berdampak negative bagi pnonton anak-anak.

2. Dengan maraknya program komedi di televisi sekarang ini mendorong pada kemajuan perfilman Indonesia. Akibatnya banyak pertumbuhan Production House (PH) untuk terus memproduksi program-program komedi di berbagai stasiun TV. Namun pada kenyataannya mereka hanya memproduksi sebuah program komedi yang berorientasi pada keuntungan semata, menarik khalayak penonton agar mendapat rate share yang tinggi. Dengan alasan tersebut seyogyanya tayangan komedi yang bersifat menghibur tidak memperlihatkan unsur kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi yang malah tidak layak untuk di tonton oleh masyarakat luas.

3. Dengan adanya pelanggaran yang dilakukan oleh tayangan komedi Pesbukers, seharusnya tindakan tegas dari KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) untuk menindak lebih tegas tayangan ini. Tidak hanya tayangan Pesbukers, namun juga tayangan-tayangan lain baik itu komedi, sinetron, film, dll, yang mempertontonkan tindakan kekerasan yang bisa memberikan dampak negatif bagi khalayak penonton.

Tugas Akhir - 2013

(25)

175

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Tugas Akhir - 2013

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro dan Erdinaya, Lukiati Komala. 2005. Komunikasi

Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Alo, Liliweri, M.S. 1991. “Memahami Peran Komunikasi Massa

Dalam Masyarakat” Bandung: Citra Aditya Bakti.

Baksin, Askurifai. 2006. Jurnalistik Televisi, Teori dan Praktik, Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Berger, Arthur Asa.1991. Media analysis Techniques. London. Sage Publi-cations.

Cangara, Hafied. 2002. Pengantar Ilmu komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Effendy, Onong Uchjana. 1989. Kamus Komunikasi. Bandung : PT. Mandar Maju.

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung :Citra Aditya Bakti.

Effendy, Onong Uchjana. 2009. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandun: Remaja Rosdakarya.

Gunter, Barrie et,al. 2001. Violence on Television. Routledge: New York

Hamidi. 2007. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Pendekatan Praktis penulisan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang : UMM Press.

Krippendorff, Klaus. 1991. Analisis Isi, Pengantar Teori dan

Metodologi. Penerjemah: fraid Wajidi. Jakarta: Rajawali Pers.

Tugas Akhir - 2013

(27)

Lardellier, Pascal. 2003. Violences Mediatiques: Contenus, Dispositifs, Effect. Paris. Harmattan

McQuail, Dennis. 2011. Mass Communication Theory. SAGE Publications Ltd

Morissan, dkk. 2010. Teori Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia Indonesia

Muchtar. 2006. Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta: Pinus Book Publisher.

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi suatu pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulkan, Dr. Dede. 2011. Cerdas Nonton Televisi. Bandung: Arsad

press

Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

Nurudin, 2006. Pengantar Komunikasi Massa, Malang: PT Raja Grafindo

Parwadi.2004. Pengertian Televisi. Ensiklopedia Indonesia

Rakhmat, Jallaludin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT remaja Rosdakarya

Rakhmat, Jallaludin. 2007. Metode Penelitian Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Santoso, Thomas. 2002. Teori-teori Kekerasan. Surabaya: Ghalia Sunarto, 2009. Televisi, Kekerasan dan Perempuan. Jakarta: PT.

Kompas Media.

Sunardian, Wirodono. 2006. Matikan TV-mu! Edisi kedua. Yogyakarta: Langit Aksara

Tugas Akhir - 2013

(28)

Surbakti. EB. 2008. Awas Tayangan Televisi. Jakarta : Elex media Komputindo.

Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar program Siaran (SPS),

Komisi Penyiaran Indonesia Lembaga Negara Independen, 2010 Poerwandari, E.Kristi. 1998. Metode Penelitian Sosial. Jakarta :

Universitas Terbuka.

Vivian, John, 2008. Teori Komunikasi Massa (edisi ke-8). Jakarta. Prenada Media group

Wirodono, Sunardian. 2006. Matikan TV-Mu! Teroro Media Televisi

Indonesia. Yogyakarta: Sultan Agung

Jurnal:

Dadi Ahmadi dan Nova Yohana, 2006. Kekerasan di Televisi:

Perspektif Kultivasi

Bordieu, Pierre, 1992. Social; Space and Symbolic power. Sociological

Theory, Vol. 7, No.1 14-25

Nawiroh Vera. 2008. Kekerasan Dalam Media Massa: Perspektif

Kultivasi

Website:

Biografi Olga Syahputra http://id.wikipedia.org/wiki/Olga_Syahputra diakses tanggal 23 mei 2013.

Biografi Raffi Ahmad http://id.wikipedia.org/wiki/Raffi_Ahmad diakses tanggal 23 mei 2013.

Biografi Jessica Iskandar http://id.wikipedia.org/wiki/Jessica_Iskandar diakses tanggal 24 april 2013

Tugas Akhir - 2013

(29)

Biografi Tara Budiman

http://id.wikipedia.org/wiki/Bimantara_Budiman diakses tanggal 24

april 2013

Biografi Kartika Putri http://id.wikipedia.org/wiki/Kartika_Putri diakses tanggal 24 april 2013

Biografi Melanie Ricardo

http://id.wikipedia.org/wiki/Melaney_Ricardo diakses tanggal 24

april 2013

Berita mengenai Pesbukers

http://kippas.org/home/2013/02/08/lawakan-slapstik-tak-bervitamin/ di akses tgl 23 Maret 2013

Pengaduan Siaran televisi

http://www.kapanlagi.com/showbiz/televisi/kpi-terima-43470-pengaduan-siaran-televisi-b97cbd.html diakses tanggal 17

februari 2013

Berita seputar pertelevisian http://www.lautanindonesia.com di askes tanggal 23 maret 2013

KekeraanSimbolik(http://m.wartakotalive.com/detil/berita/156668/ke

kerasan-simbolik-pendidikan#sthash.ht95xo76.dpuf-diakses

tanggal 1 Agustus 2013)

www. kpi.go.id (diakses tanggal 13 dan 18 bulan maret 2013)

www.agbnielsen.net

Tugas Akhir - 2013

(30)

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Tugas Akhir - 2013

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek kognitif maupun aspek afektif pada materi ekosistem kelas VII A SMPN 3

Alhamdulillah, segala puji syukur bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW yang

Industri batik tulis pada zaman dulu memang sangat menjanjikan dengan pemasaran dan lahan jual yang besar, tetapi dengan adanya berbagai jenis pembuatan

There was significant and inversely proportionate impact of Automation Technology competence to Technostress on employees who work in industries wit high-tech

Menghargai (valuing), menghargai diartikan subyek atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap obyek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain dan

Penelitian ini berdasarkan dengan teori yang dikemukakan oleh Kertajaya (2002) mengungkapkan bahwa indikator penilaian harga dapat dilihat dari kesesuaian antara

Mereka tinggal di panti karena berbagai alasan, diantaranya menghadapi anak-anak yang sudah selesai pendidikannya dan mulai mandiri sehingga mulai meninggalkan rumah dan

Kenaikan suhu pada belitan auxilary lebih tinggi dibanding belitan utama, dikarenakan nilai resistansi pada belitan auxilary lebih besar dari belitan utama [1][2].Pada