• Tidak ada hasil yang ditemukan

KADAR EOSINOPHIL CATIONIC PROTEIN SERUM BERKORELASI POSITIF DENGAN DERAJAT KEPARAHAN DERMATITIS ATOPIK 7,6

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KADAR EOSINOPHIL CATIONIC PROTEIN SERUM BERKORELASI POSITIF DENGAN DERAJAT KEPARAHAN DERMATITIS ATOPIK 7,6"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

i

TESIS

KADAR EOSINOPHIL CATIONIC PROTEIN SERUM

BERKORELASI POSITIF DENGAN

DERAJAT KEPARAHAN DERMATITIS ATOPIK

7,6

I WAYAN HENDRAWAN NIM. 0914088105

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(2)

ii

KADAR EOSINOPHIL CATIONIC PROTEIN SERUM

BERKORELASI POSITIF DENGAN

DERAJAT KEPARAHAN DERMATITIS ATOPIK

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister

Pada Program Magister, Program Studi Ilmu Biomedik Program Pascasarjana Universitas Udayana

I WAYAN HENDRAWAN

NIM. 0914088105

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(3)

iii

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI

PADA TANGGAL : 9 Oktober 2013

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. dr. Made Wardhana, SpKK(K) NIP. 19530811 198102 1 001

Prof. dr. Nyoman Agus Bagiada,Sp.BIOK NIP. 130264501

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Biomedik Program Pascasarjana

Universitas Udayana

Direktur

Program Pascasarjana Universitas Udayana

Prof. Dr. dr. Wimpie I Pangkahila, Sp.And., FAACS NIP 19461213 197107 1 001

Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) NIP 19590215 198510 2 001

(4)

iv

Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 9 Oktober 2013

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana, No. : 1826/ UN14.4/HK/2013 Tanggal 26 September 2013

Ketua : Dr. dr Made Wardhana, SpKK(K)

Sekretaris : Prof. dr. Nyoman Agus Bagiada, Sp.BIOK

Anggota :

1. Prof. Dr. dr. Wimpie I Pangkahila, Sp.And., FAACS

2. Prof. Dr. dr. Alex Pangkahila, M.Sc.,Sp.And

(5)

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya tesis ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari tanpa bimbingan, arahan, sumbangan pikiran, dorongan semangat dan bantuan lainnya dari semua pihak, tesis ini tidak akan terlaksana dengan baik. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Putu Astawa, SpOT, Mkes , yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan Program Magister Pascasarjana dan Program Pendidikan Dokter Spesialis I di Universitas Udayana.

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K), atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan untuk menjadi mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Udayana.

3. Ketua Program Studi Ilmu Biomedik Combined Degree, Prof. Dr. dr. Wimpie I Pangkahila, Sp.And., FAACS, yang telah memberikan kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Studi Ilmu Biomedik Combined Degree.

4. Direktur RSUP Sanglah Denpasar, dr Anak Ayu Sri Saraswati, MKes atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan untuk melanjutkan pendidikan di Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin dan melakukan penelitian di RSUP Sanglah Denpasar.

5. Kepala Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Prof. dr. Made Swastika Adiguna, SpKK(K), FINS-DV, FAA-DV yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas dalam mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis I di Bagian/SMF Ilmu

(6)

vi

Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar.

6. Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis I (KPS PPDS-I) Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dan sekaligus sebagai pembimbing tesis, Dr. dr. Made Wardhana, SpKK(K) yang telah memberikan kesempatan, bimbingan dan arahan sejak awal sampai akhir dari penyelesain tesis ini.

7. Prof. dr. Nyoman Agus Bagiada, Sp.BIOK selaku pembimbing II atas segala bimbingan dan masukan selama penulisan tesis ini.

8. Prof. Dr. dr. Wimpie I Pangkahila, Sp.And., FAACS, Prof. Dr. dr. Alex Pangkahila, M.Sc.,Sp.And dan dr. A A G P Wiraguna, Sp.KK(K), selaku penguji atas semua masukan, koreksi, dan saran dalam penyusunan tesis ini. 9. Semua dosen Pascasarjana Program Magister Ilmu Biomedik Combined

Degree dan Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, atas ilmu yang telah

dibagikan kepada penulis sehingga membantu penyelesaian tesis ini.

10. Laboratorium Prodia Denpasar, yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menggunakan prasarana dan sarana laboratorium untuk kelancaran penelitian.

11. Rekan-rekan sejawat PPDS I Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin atas pengertian, bantuan dan kerjasama yang baik selama masa pendidikan ini. 12. Seluruh tenaga paramedis dan non medis di Unit Rawat Jalan yang telah

membantu dan memberikan dukungan berupa suasana kerja yang baik sehingga memungkinkan penulis menyelesaikan pendidikan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua, Ir. Ketut Ranten dan Ir. Desak Made Ramawati, serta istri tercinta dr. Ni Luh Gede Surya Utami, S.Ked atas segala pengertian, dan dorongan semangat kepada penulis sampai tesis ini terselesaikan dengan baik.

(7)

vii

Penulis menyadari bahwa tesis ini sangat jauh dari sempurna. Penulis berharap tesis ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, khususnya di bidang Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

Denpasar, 9 September 2013

(8)

viii ABSTRAK

KADAR EOSINOPHIL CATIONIC PROTEIN SERUM

BERKORELASI POSITIF DENGAN DERAJAT

KEPARAHAN DERMATITIS ATOPIK

Dermatitis atopik (DA) adalah penyakit peradangan pada kulit yang bersifat kronis dan residif. Dermatitis atopik menjadi masalah kesehatan secara global. Hal ini disebabkan karena prevalensi terus meningkat, pengobatan belum memuaskan, dan dapat menurunkan produktivitas maupun kualitas hidup. Etiopatogenesis DA belum diketahui secara pasti. Eosinofil sering ditemukan pada pasien dengan stigmata atopi.

Eosinophil Cationic Protein (ECP) yang disekresikan oleh eosinofil dapat bertindak

sebagai parameter proses inflamasi dan keterlibatan eosinofil pada kulit penderita dermatitis atopik yang tercermin dari derajat keparahan dermatitis atopik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kadar ECP serum dengan derajat keparahan dermatitis atopik.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan studi potong lintang. Tiga puluh enam pasien DA memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, kemudian dipilih sampel secara consecutive sampling. Semua subjek penelitian dilakukan pengukuran kadar ECP serum dan derajat keparahan DA. Kadar ECP serum diukur dengan metode Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA), sedangkan derajat keparahan DA diukur dengan Scoring Atopic Dermatitis (SCORAD).

Pada penelitian ini didapatkan perbedaan rerata ECP yang signifikan antara kelompok DA derajat ringan, sedang, dan berat yaitu penderita DA derajat ringan didapatkan mean rank 11,36 ng/mL, derajat sedang 21,35 ng/mL, dan derajat berat 28,80 ng/mL (p = 0,002). Uji analisis korelasi Spearman’s Rho menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif kuat antara kadar ECP serum dan derajat keparahan DA (r = 0,639; p = 0,000). Penelitian menyimpulkan bahwa terdapat korelasi positif kuat antara kadar ECP serum dengan derajat keparahan DA. Hasil penelitian ini diharapkan kadar ECP dapat dipertimbangkan sebagai pemeriksaan laboratorium untuk menentukan derajat keparahan secara objektif.

Kata kunci : Eosinophil Cationic Protein, derajat keparahan dermatitis atopik, korelasi positif

(9)

ix ABSTRACT

SERUM EOSINOPHIL CATIONIC PROTEIN LEVEL

WAS POSITIVELY CORRELATED WITH ATOPIC

DERMATITIS SEVERITY

Atopic dermatitis (AD) is an inflammatory disease of the skin that is chronic and recurrent. Atopic dermatitis is a global health problem. This is because the prevalence continues to increase, the treatment has not been satisfactory, and can reduce the productivity and quality of life. Aetiopathogenesis AD is not certain. Eosinophils are often found in patients with atopic stigmata. Eosinophil cationic protein (ECP) secreted by eosinophils may act as an inflammatory process parameters and the involvement of eosinophils in the skin of atopic dermatitis patients is reflected in the degree of severity of atopic dermatitis. This study purpose was to examine the relationship between serum ECP levels with severity of atopic dermatitis.

This was an analytic, observational, cross-sectional study. There were 36 subjects who fulfilled the inclusion and exclusion criteria, and then they were consecutively sampled. All subjects were examined to find out serum ECP level, and atopic dermatitis severity. Serum ECP level was measured using Enzyme-Linked

Immunosorbent Assay (ELISA) methods while atopic dermatitis severity was

measured using Scoring Atopic Dermatitis (SCORAD).

This study showed significant mean difference of ECP between group of mild, moderate and severe AD which obtained mild 11.36 ng/ml, moderate 21.35 ng/ml, and severe 28.80 ng/ml (p = 0.002). Rho Spearman’s correlation analysis showed that there was strong positive correlation between serum ECP level and AD severity (r = 0.639; p = 0.000). This study concluded that there were strong positive correlation between serum ECP level and AD severity. The result was expected ECP levels may be considered as a laboratory test to determine the degree of AD severity objectively.

Key word : eosinophil cationic protein, atopic dermatitis severity, positive correlation.

(10)

x DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM ……… i PRASYARAT GELAR ………. ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING …….……….. iv

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ……….. v

UCAPAN TERIMA KASIH ………. vi

ABSTRAK ………. viii

ABSTRACT ……….. ix

DAFTAR ISI……….. x

DAFTAR TABEL ……….. xiii

DAFTAR GAMBAR……….. xiv

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG………. DAFTAR LAMPIRAN………... xv xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……… 1 1.2 Rumusan Masalah……… 3 1.3 Tujuan Penelitian………. 4 1.3.1 Tujuan umum……… 4 1.3.2 Tujuan khusus……… 4 1.4 Manfaat Penelitian………. 4 1.4.1 Manfaat teoritis ..………. 4 1.4.2 Manfaat praktis……….. 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Dermatitis Atopik…………...………... 5

2.2 Epidemiologi... ... 5

2.3 Etiologi dan Patogenesis... 6

2.3.1 Faktor predisposisi ... 6

2.3.2 Faktor pencetus ... ... 10

2.3.3 Imunopatogenesis DA... ... 12

2.4 Gambaran klinis... ... 13

2.5 Diagnosis... ... 15

2.6 Derajat keparahan penyakit... 16

2.7 Diagnosis banding ... 17 2.8 Penatalaksanaan ... ... 17 2.8.1 Hidrasi kulit... ... 17 2.8.2 Kortikosterid ... 18 2.8.3 Antihistamin... 20 2.8.4 Antibiotika ... 20 2.8.5 Imunosupresan sistemik ... 20 2.8.6 Fototerapi... 21

(11)

xi

2.8.7 Inhibitor kalsineurin topikal... 22

2.8.8 Pelembab dominan seramid... 22

2.9 Prognosis ... 23

2.10 Eosinofil dan eosinophil cationic protein (ECP)... 23

2.10.1 Eosinofil ... ... 23

2.10.2 Eosinophil Cationic Protein (ECP) dan dermatitis atopik.. 28

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir .………. 31

3.2 Konsep …………...………. 32

3.3 Hipotesis Penelitian ………….………... 32

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian……….. 33

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian………... 33

4.3 Populasi penelitian……….. 34

4.4 Sampel penelitian……...………. 34

4.4.1 Kriteria Inklusi ... 34

4.4.2 Kriteria Ekslusi……….………. 34

4.4.3 Besar sampel……….. 35

4.4.4 Teknik pengambilan sampel……… ……….…. 36

4.5 Variabel Penelitian……….. 36

4.5.1 Definisi operasional variabel……….. 37

4.6 Bahan dan Instrumen Penelitian...………... 39

4.6.1 Alat dan cara kerja…... 39

4.6.2 Cara pemeriksaan ECP... 40

4.7 Alur Penelitian ... 40

4.8 Analisis Data ...………... 41

BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik Subjek Penelitian………. 42

5.2 5.3 Kadar Eosinophil Cationic Protein dan Keparahan Dermatitis Atopik ……… Uji normalitas data……… 42

45

5.4 Uji Korelasi ……… 46

5.4.1 . Korelasi antara kadar ECP serum dan derajat keparahan dermatitis atopik ……….………. 47

BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Subjek Penelitian ……….. 49

(12)

xii 6.3

6.4

Kadar ECP pada dermatitis atopik derajat ringan, sedang ,dan berat……… Korelasi kadar ECP dengan derajat keparahan dermatitis atopik………...

51 52

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

7.1. Simpulan ……… 54 7.2. Saran ………. 54 DAFTAR PUSTAKA ………....………. LAMPIRAN ……… 55 60

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

5.1 Karakteristik subjek penelitian ……….. 42 5.2 Karakteristik dan distribusi frekuensi kadar ECP dan keparahan

DA ………. 43

5.3 5.4

Kadar ECP serum berdasarkan kategori SCORAD………... Uji normalitas data………..

45 46 5.5 Korelasi antara kadar ECP serum dan keparahan dermatitis

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Imunopatogenesis dermatitis atopik ………... 13 2.2 Efek dari eosinofil……….. 26 4.1

4.2 4.3

Rancangan cross-sectional……….. Hubungan antar variabel………... Alur penelitian ...

33 36 40 5.1 Sebaran kadar ECP serum pada subjek penelitian ……… 43 5.2 Box plot kadar ECP serum pada dermatitis atopik ……..………. 44 5.3 Sebaran keparahan DA berdasarkan SCORAD……….….…………... 44 5.4 Box plot keparahan DA berdasarkan SCORAD ……… 45 5.5 Scatter plot korelasi antara ECP serum dan keparahan DA ………… 48

(15)

xv

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

ACTH = Adreno Corticotopin Hormon CLA = Cutaneous Lymphocytes Antigen DA = Dermatitis atopik

ECP = Eosinophil Cationic Protein

EDN ELISA

= =

Eosinophil Derivat Neurotoxin

Enzyme-Linked Immunosorbent Assay

EPO GM-CSF

= =

Eosinophil Peroxidase

Granulocyte-Macrophage Colony-Stimulating Factor

GSH = Glutation Stimulating Hormone

IgE = Imunoglobulin E

IL = Interleukin

MBP = Major Basic Protein

MHC = Major histocompatibility complex SCORAD = Scoring Atopic Dermatitis Th1 = Sel T helper 1 Th2 = Sel T helper 2 TNF-α UVA UVB = = =

Tumour Necrosis Factor-α Ultraviolet-A

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran1. Penjelasan dan form persetujuan penelitian……….60

Lampiran 2. Informed consent……….62

Lampiran 3. Kriteria diagnostik Hanafin dan Rajka………63

Lampiran 4. Sistem SCORAD……….64

Lampiran 5. Stasus/ Formulir Penelitian…………...………..65

Lampiran 6. Rekapitulasi hasil pemeriksaan ECP………...………68

Referensi

Dokumen terkait

Saat ini orang lebih akrab dengan istilah advertising (bahsa inggris), berasal dari bahsa Latin advertere yang artinya berpaling, memusatkan perhatian kepada sesuatu. Jadi ,

Kandungan bahan organiknya lebih tinggi dibandingkan kacangan penutup tanah lainnya, seperti hasil penelitian yang dilaporkan oleh Mathews (1998), dimana penanaman

Penelitian bertujuan mendapatkan polimer superabsorben (PSA) yang dibuat melalui kopolimerisasi cangkok biner onggok dengan monomer akrilamida dan asam akrilat serta

Selanjutnya penelitian Nela Triana (2012) menggunakan variasi jenis penstabil seperti pektin, CMC dan campuran pektin dengan CMC serta perbandingan sukrosa dan glukosa

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa kadar vitamin C sirup “sijala” pada perlakuan persentase kadar ekstrak sirih merah- bunga rosela dan kadar filtrat jahe berbeda

Menurut hasil penelitian yang didapat, dapat disimpulkan bahwa semua fraksi buah sirih hutan memiliki senyawa fenol dengan kandungan total fenol tertinggi terdapat

Penelitian lain yang dilakukan oleh Ridho dan Syahrizal (2012:1), pada pembangunan gedung Badan Pusat Statistik kota Medan yang terletak di jalan Gaperta Medan

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui jenis kegagalan apa yang sering terjadi terhadap produk yang dihasilkan, faktor- faktor penyebab kegagalan dan usaha yang