• Tidak ada hasil yang ditemukan

Opini Masyarakat Tobasa Terhadap Kinerja Pemda Tobasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Opini Masyarakat Tobasa Terhadap Kinerja Pemda Tobasa"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

13

Opini Masyarakat Tobasa Terhadap

Kinerja Pemda Tobasa

DANIEL JUNIVER SIAHAAN

Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan, Jl. Dr. Sofyan No.1 Medan, 20155, Telepon: 061-8220760, Email: kuncungoki@yahoo.com

Diterima tanggal 28 Agustus 2012/Disetujui tanggal 29 September 2012

This study is the study of Tobasa public opinion on the performance of Tobasa government. Focus discusses about how Tobasa public opinion on the performance of Tobasa government. The findings in this study includes there are six areas show that Tobasa local government performance

still low. First, undeveloped education; Second, the healt sector has not advanced; Third, infrastructure development has not running; Fourth, people’s economy is still low; Fifth, natural resources untapped; Sixth, the government has not been going well. Method used is descriptive-quantitative that intended to describe an event in more detail.

Kata Kunci: Performance, public opinion, leadership.

Pendahuluan

Demokrasi adalah sebuah wacana yang dikembangkan dengan tujuan untuk menampung aspirasi yang terdapat dalam masyarakat.1 Secara sederhana demokrasi dapat diartikan sebagai pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat, pemerintahan demokrasi adalah milik rakyat, dijalankan oleh rakyat dan diperuntukkan bagi rakyat. Dalam demokrasi, pemilihan umum adalah bagian dari perwujudan hak-hak asasi yaitu kebebasan berbicara dan berpendapat, juga kebebasan berserikat. Melalui pemilihan ini pula rakyat membatasi kekuasaan pemerintah, sebab setiap pemilih dapat menikmati kebebasan yang dimilikinya tanpa intimidasi dan kecurangan yang membuat kebebasan pemilih terganggu.2 Prinsip dasar demokrasi adalah setiap orang dapat ikut

serta dalam proses pembuatan keputusan politik. Dalam suatu sistem politik yang demokratis para pemimpin dipilih langsung oleh rakyat, para politisi atau pejabat publik sesuai dengan aspirasi masyarakat. Konsekuensinya, pemerintahan dan politisi akan selalu memperhitungkan penilaian masyarakat, sehingga akan memilih kebijakan atau program yang berdampak pada penilaian positif pemilih terhadap dirinya, agar terpilih kembali pada pemilu berikutnya.3

____________________________

1

Bondan Gunawan S, Apa Itu Demokrasi, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 2000), hal. 9.

2 Ibid, hal. 26. 3

Ahmad Nadir, Pilkada Langsung dan Masa

Depan Demokrasi, ( Malang: Averroes Press.

(2)

14

Para pemimpin harus menunjukkan kinerja yang baik dan berpihak kepada rakyat sehingga dalam periode berikutnya masyarakat kembali memberikan suaranya kepada mereka.

Kinerja diartikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.4 Kinerja merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau pemimpin sering tidak memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering pemimpin tidak mengetahui betapa buruknya kinerja sehingga instansi menghadapi krisis yang serius. Kinerja harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan yang telah diambil.

Menurut David C Cleland, Ada hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan pencapaian kerja (kinerja). Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji.5

Ada enam karakteristik dari seseorang yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi dalam mencapai prestasi kerja yaitu : (1) Memiliki tanggung jawab yang tinggi. (2) Berani mengambil risiko. (3) Memiliki tujuan yang realistis. (4) Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasikan tujuan. (5) Memanfaatkan umpan balik yang kongkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukan. (6) Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogamkan.

Era globalisasi dan era reformasi, perubahan tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan cepat mengikuti perkembangan dunia internasional. Pemimpin dan kepemimpinan organisasi pemerintah pada umumnya dan pemerintah kabupaten pada khususnya menjadi perhatian utama publik baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Seiring dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman tersebut, diperlukan pemimpin yang berkualitas sehingga pelayanan publik dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara cepat, efektif dan akuntabel. Namun demikian sampai saat ini sebagian opini masyarakat menyatakan bahwa kinerja pemerintah dinilai belum dapat melayani kebutuhan masyarakat secara optimal.

Opini merupakan pernyataan yang ditunjukkan seseorang (individu) terhadap suatu permasalahan yang kontroversial (bertentangan).6 Sehingga suatu pendapat itu bisa dikatakan sebagai opini apabila memiliki dua unsur, yaitu adanya pernyataan dan adanya masalah yang bertentangan (kontroversial). Adapun pendapat itu dapat dinyatakan dengan kata-kata ataupun ditunjukkan dengan sebuah tingkah laku dari sang subjek opini tersebut.

Dalam pemilukada Kabupaten Toba Samosir tahun 2010, setelah dilakukan penghitungan suara yang juga dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2010, maka hasil perolehan suara pasangan Kasmin Simanjuntak-Liberty Pasaribu memenangkan suara pemilih di 11 kecamatan dari 16 kecamatan yang ada di Kabupaten Toba Samosir dengan telak, sedangkan pasangan incumbent Monang Sitorus-Mangatas Silaen hanya menang dengan tipis di lima kecamatan.

__________________________

4. Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi kerja

Sumber Daya Manusia, ( Jakarta: Refika Aditama.

2005), hal. 82.

5

Ibid, hal. 68.

6 Onong uchjana effendi, Opini Publik, (Jakarta:

Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. 2004), hal. 67.

(3)

15

Pada masa awal kepemimpinannya di Kabupaten Toba Samosir, Bupati Kasmin Simanjuntak diterpa oleh isu tidak menyenangkan mengenai ijazah sekolah menengah atasnya yang di anggap palsu yang diadukan oleh rivalnya dalam pencalonan bupati Toba Samosir. Namun hal itu tidak terbukti dan sudah diputuskan oleh Mahkamah konstitusi Republik Indonesia dalam Putusan Nomor 13/PHPU.D-VIII/2010 yang menyatakan bahwa Kasmin Simanjuntak memiliki ijazah tersebut dan sah menjadi Bupati Toba Samosir periode 2010-2015. Studi ini membahas bagaimana opini masyarakat Tobasa Terhadap Kinerja Pemda Tobasa.

Metode

Penelitian ini bersifat deskriptif-kuantitatif. Pengumpulan data dengan tehnik penelitian lapangan. Analisis data menggunakan analisis kuantitatif univariat.

Opini Masyarakat Tobasa

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai opini masyarakat Tobasa terhadap kinerja Pemda Tobasa, maka opini masyarakat Toba Samosir adalah sebagian besar masyarakat menilai kinerja Pemda rendah dan masyarakat pesimis dengan pemerintahan Kasmin Simanjuntak– Liberty Pasaribu akan memberikan perubahan yang lebih baik untuk Kabupaten Toba Samosir. Hal ini dapat dilihat dari hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang responden mengenai tanggapan mereka terhadap kinerja Kasmin Simanjuntak– Liberty Pasaribu selama dua tahun, dimana sebagian besar responden menilai bahwa visi dan misi hanyalah merupakan janji–janji kosong agar mereka memperoleh suara terbanyak pada saat pemilihan dan keluar sebagai pemenang. Ada beberapa bidang kinerja Pemda Tobasa pada masa pemerintahan Kasmin Simanjuntak-Liberty Pasaribu yang dinilai rendah.

Pertama, bidang pendidikan yang belum berkembang. Dalam hal kemerataan penyebaran tenaga guru, 61 % dari 100 orang responden menganggap bahwa program kerja Kasmin Simanjuntak-Liberty Pasaribu tidak ada yang berubah dari yang sebelumnya. Mereka tidak memberikan sebuah kebijakan baru yang benar-benar membuat penyebaran guru itu merata. Hal ini dapat dilihat dari alasan para responden yang menyatakan bahwa masih ada guru di beberapa kecamatan yang merangkap menjadi guru di kelas yang lain karena tenaga guru masih kurang seperti di beberapa desa di kecamatan Nassau dan Habinsaran, sedangkan di kecamatan lain justru banyak guru yang mengajarkan hanya satu mata pelajaran saja karena jumlah guru di sekolah itu sangat banyak, seperti di kecamatan Balige. Sehingga ketimpangan kualitas pendidikan itu akan tetap jauh antara kecamatan terpencil dengan kecamatan di daerah perkotaan.

58 % dari 100 responden menilai bahwa kinerja Kasmin Simanjuntak-Liberty Pasaribu dalam hal pembangunan fasilitas pendidikan tidaklah ada bedanya dengan pemerintahan sebelumnya, hanya sebatas misi pada saat kampanye saja agar memperoleh banyak suara tanpa ada aktualisasi. Dimana para responden melihat selama dua tahun menjadi pemimpin Toba Samosir tidak ada perubahan pada wajah pendidikan Toba Samosir, misalnya tidak adanya renovasi gedung sekolah yang telah rusak, ataupun pembangunan gedung sekolah yang baru. 64 % dari 100 orang responden juga menganggap bahwa pemberian dana beasiswa dan juga dana BOS masih sama dengan periode-periode sebelumnya, dimana masih banyak yang belum tepat sasaran. Dimana pemberiannya hanya sebatas kebijakan sekolah saja tanpa diawasi oleh pemerintah sehingga banyak siswa yang dapat beasiswa tersebut karena merupakan keluarga dari guru sedangkan siswa yang tidak mampu justru tidak mendapatkannya. Ada juga

(4)

16

pemotongan-pemotongan yang dilakukan sekolah terhadap siswa yang mendapatkan dana beasiswa sehingga apa yang menjadi hak siwa itu tidak sepenuhnya sampai ketangan mereka. Dana BOS juga dinilai tidak digunakan maksimal untuk keperluan operasional sekolah karena tidak terlihat adanya perlengkapan sekolah yang bertambah. Hal ini terjadi karena tidak adanya pengawasan yang ketat dari pemerintah daerah Toba Samosir.

57 % dari 100 orang responden menilai bahwa DIKLAT guru di Kabupaten Toba Samosir saat ini tidak berbeda dengan periode sebelumnya, dimana DIKLAT itu sangat jarang diadakan, bahkan ada guru yang belum pernah mengikutinya. Dan ketika diadakan DIKLAT tersebut, itu hanyalah sekedar formalitas saja tanpa adanya peningkatan kualitas guru yang terlihat setelah mengikutinya. DIKLAT itu hanya sebatas agar guru-guru memperoleh sertifikasi saja. Kedua, bidang kesehatan yang belum maju. 59 % dari 100 orang responden melihat tidak ada perubahan yang terasa selama Kasmin Simanjuntak-Liberty Pasaribu memimpin Toba Samosir. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya warga Toba Samosir yang sakit justru berobat ke luar Kabupaten Toba Samosir karena masyarakat menganggap bahwa fasilitas kesehatan di Toba Samosir tidak memadai, masih sering pasien yang dirujuk ke rumah sakit di luar Toba Samosir yang lebih baik fasilitasnya.

Dalam penyebaran tenaga kesehatan, 56 % dari 100 orang responden menilai bahwa pada masa Kasmin Simanjuntak-Liberty Pasaribu tidak ada perubahan yang terjadi dibandingkan masa sebelumnya, dan realita yang ada sekarang tidak sesuai dengan visi dan misinya pada saat berkampanye. Dimana responden belum juga melihat perubahan yang lebih baik di Kabupaten Toba Samosir selama dua tahun ini, dimana tenaga kesehatan masih jarang di daerah terpencil misalnya di kecamatan Parmaksian dan

Kecamatan Uluan, dan kalaupun ada tenaga kesehatan tersebut hanya pada pekan saja bertugas karena tenaga kesehatan tersebut tinggal di daerah yang berbeda dengan tempatnya bertugas sehingga masyarakat yang sakit susah mendapatkan pengobatan pada saat mendesak.

Ketiga, pembangunan infrastruktur yang belum berjalan. Sebanyak 45 % dari 100 orang responden menilai bahwa saran jalan selama masa Kasmin Simanjuntak-Liberty Pasaribu memimpin menjadi lebih buruk dibandingkan dengan periode sebelumnya. Contohnya Jalan lintas sumatera yang merupakan jalan utama sangat banyak terdapat kerusakan (berlubang) baik itu rusak ringan maupun berat belum diperbaiki sehingga menyebabkan proses pengiriman hasil ekonomi masyarakat menjadi terhambat, dan jika diperbaiki dan dibangun jalan baru hanya akan bertahan sebentar karena kualitas pengerjaannya sangat buruk. Kemudian ada juga pembangunan jalan di daerah kelahiran Kasmin Simanjuntak sehingga menyebabkan kecemburuan sosial dari kecamatan yang jalan di daerahnya tidak diperbaiki. Sedangkan pada pemerintahan sebelumnya sangat memperhatikan kualitas jalan di Kabupaten Toba Samosir secara merata. Hal ini juga disebabkan pemerintah sekarang kurang peka terhadap kebutuhan masyarakat dimana banyak daerah yang mengajukan untuk perbaikan dan pengaspalan jalan di daerahnya tapi tidak ditanggapi oleh pemerintah daerah. Dari sini dapat dilihat bahwa selama dua tahun pemerintahan Kasmin Simanjuntak-Liberty Pasaribu tidak menjalankan misi yang dijanjikan ketika berkampanye, hanya sebatas janji yang tidak terealisasi.

Sebanyak 44 % dari 100 responden menilai drainase di Toba Samosir lebih buruk bila dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya. Masih banyak drainase yang tidak lancar karena tersumbat oleh sampah sehingga ketika hujan air akan menggenangi jalan dan jalan akan lebih parah

(5)

17

kerusakannya. Juga kualitas pembangunan drainase yang buruk sehingga menyebabkan kerusakan hanya dalam waktu beberapa bulan saja setelah pembangunannya, dan juga minimnya pemeliharaan yang dilakukan. Keempat, Ekonomi rakyat yang masih rendah. Sebanyak 70 % dari 100 orang responden menilai tidak ada perubahan perekonomian kearah yang lebih baik yang terasa selama dua tahun ini. Hal ini disebabkan masih terus adanya industri kecil-menengah yang gulung tikar karena tidak adanya bantuan dari pemerintah, misalnya industri tenun ulos yang bangkrut karena tidak adanya modal. Industri yang masih bertahan pun tidak dapat berkembang karena kekurangan modal mengembangkan usahanya, sedangkan pemerintah tidak memberikan jalan agar mempermudah pengusaha dalam mendapatkan modal. Dan apabila ada yang berhasil mengembangkan usahanya itu berkat usahanya sendiri bukan dari pemerintah daerah.

75 % dari 100 orang responden menyatakan bahwa peran koperasi sekarang sama saja dengan periode-periode sebelumnya, tidak terdapat peningkatan peran koperasi di Kabupaten Toba Samosir. Koperasi tidak berkembang karena kurangnya sokongan dari pemerintah daerah. Koperasi yang ada saat ini pun sangat jarang dipergunakan masyarakat karena banyak cara lain yang lebih mudah untuk memperoleh barang yang di inginkan, sedangkan kalau melalui koperasi justru akan memakan waktu yang lebih lama, dan pemerintah saat ini dinilai tidak terlalu memperhatikan masalah ini padahal peningkatan peran koperasi merupakan salah satu misi yang diusung oleh Kasmin Simanjuntak-Liberty Pasaribu pada saat mencalonkan menjadi bupati Toba Samosir.

71 % dari 100 orang responden menganggap bahwa pada masa Kasmin Simanjuntak-Liberty Pasaribu juga tidak ada yang berubah dari pasar tradisional di Toba Samosir bila

dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pasar masih tetap tidak teratur dan masih kotor dari tahun ke tahunnya padahal biaya retribusi rutin dibayar oleh para pedagang. Hal ini terdapat hampir di seluruh wilayah di Toba Samosir sehingga responden memberikan penilaian yang kurang baik terhadap kinerja Kasmin Simanjuntak-Liberty Pasaribu. Dan masyarakat ragu akan adanya perubahan yang bisa diberikan oleh pasangan ini hingga habis masa kepemimpinannya pada tahun 2015.

Kelima, Sumber daya alam yang belum dimanfaatkan. Sebanyak 46 % dari 100 orang responden menilai bahwa tidak ada perubahan yang berarti sesuai dengan visi dan misi yang diusung pasangan ini pada saat berkampanye. Potensi Danau Toba sebagai objek wisata menjadi berkurang karena semakin banyaknya kerambah (jaring apung) disepanjang Danau Toba yang seharusnya lebih pantas dijadikan sebagai objek wisata. Hal ini dikarenakan kurangnya perhatian dari pemerintah daerah khususnya dinas pariwisata yang tidak memberikan arahan dan penyuluhan kepada para masyarakat agar dapat merevitalisasi kawasan Danau Toba yang dijadikan objek wisata dan juga kawasan Danau Toba yang pantas dijadikan pembudidayaan ikan kerambah (jaring apung).

Pemerintah daerah juga belum mengeksplorasi objek wisata lain yang banyak terdapat di Kabupaten Toba Samosir. Sehingga pengetahuan masyarakat mengenai objek wisata di Kabupaten Toba Samosir hanya terfokus pada daerah Danau Toba saja dan tidak terlalu mengenal objek-objek wisata lainnya yang keindahannya tidak kalah dengan pesona Danau Toba, misalnya Taman Wisata Taman Eden di Desa Lumban Lobu Kecamatan Lumban Julu yang memiliki berbagai jenis tumbuh-tumbuhan langka, dan juga beberapa air terjun yang sangat indah, kemudian ada gua kelelawar yang juga indah terdapat disana. Ada juga lokasi wisata TB Silalahi Center yang di dalamnya terdapat

(6)

18

berbagai macam hal yang berhubungan dengan sejarah orang Batak, diantaranya terdapat jenis rumah adat Batak, peralatan-peralatan yang digunakan orang batak pada jaman dahulu kala dan juga kessenian asli orang Batak. Ada juga makam IL Nomensen yang merupakan orang yang membawa agama kristen di daerah Toba di kecamatan Sigumpar. Hal ini mencerminkan bahwa pemerintah daerah khususnya dinas pariwisata terkesan tidak perduli akan perkembangan potensi wisata di Toba Samosir yang sangat beragam dan apabila dikelola dengan baik akan menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Toba Samosir.

Keenam, pemerintahan yang belum berjalan dengan baik. Dari 100 responden, sebanyak 53% responden menyatakan kinerja Kasmin-Liberty dalam bidang pemerintahan sama saja dengan pemerintah sebelumnya dalam hal stabilitas pemerintahan. Hal ini dapat dilihat dari masih seringnya terjadi pergantian pegawai eselon di Kabupaten Toba Samosir tanpa adanya alasan yang jelas mengenai pergantian tersebut sehingga kinerja yang dihasilkan pegawai tidak maksimal karena akan selalu dibawah tekanan karena ketakutan akan diganti kembali oleh bupati atau menjadi non-job.

Penutup

Masyarakat Tobasa menilai bahwa kinerja Pemda Tobasa selama dua tahun ini masih rendah. Terdapat enam bidang yang menunjukkan kinerja Pemda Tobasa masih rendah. Keenam bidang tersebut antara lain: Pertama, bidang pendidikan yang belum berkembang; Kedua, bidang kesehatan yang belum maju; Ketiga, pembangunan infrastruktur yang belum berjalan; Keempat, Ekonomi rakyat yang masih rendah; Kelima, Sumber daya alam yang belum dimanfaatkan; Keenam, pemerintahan yang belum berjalan dengan baik.

Daftar Pustaka

Gunawan S, Bondan. 2000. Apa Itu Demokrasi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Nadir, Ahmad. 2005. Pilkada Langsung dan Masa Depan Demokrasi. Malang: Averroes Press.

Prabu Mangkunegara, Anwar. 2005. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta: Refika Aditama.

Uchjana effendi, Onong. 2004. Opini Publik. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Referensi

Dokumen terkait

Ketentuan lebih rinci mengenai muatan RTR KSP dan RTR KSK berdasarkan sudut kepentingan kawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 sampai dengan Pasal 25 termuat dalam Lampiran II

Foto morfologi permukaan dari spesimen baja dalam larutan NaCl yang telah dilapisi ekstrak daun teh selama 24 jam, setelah itu direndam pada medium korosif pada perendaman

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan Keputusan Kepala Desa tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Kepala Desa Nomor

; Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan kegiatan harian yang biasa dilakukan, memperagakan salah stau kegiatan, menyusun jadwal kegiatan

mengidentifikasi jamur dimorfik adalah dengan mengubah dari satu bentuk ke bentuk lain, tetapi sekarang sudah mungkin untuk mengambil miselia yang tumbuh (yang mana merupakan

Maka secara keseluruhan faktor yang paling dominan mempengaruhi motivasi kerja pegawai pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pekanbaru adalah faktor pemeliharan,

Penelitian ini menggunakan tiga proksi variabel yaitu persentase perubahan total aset (ACHANGE) dari variabel financial stability, persentase kepemilikan saham oleh orang

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian penerapan media berbasis Aurora 3D Presentation dengan model pembelajaran mind mapping pada mata pelajaran