• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP. a. Reality TV Pemberian Misterius Sebuah Teks Narasi. naratif secara ideal memiliki tiga kriteria karakteristik yaitu :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V PENUTUP. a. Reality TV Pemberian Misterius Sebuah Teks Narasi. naratif secara ideal memiliki tiga kriteria karakteristik yaitu :"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

211 BAB V

PENUTUP 1. Kesimpulan

a. Reality TV Pemberian Misterius Sebuah Teks Narasi

Hasil pembahasan program reality TV Pemberian Misterius sebagai sebuah teks naratif merujuk pendapat Mieke Bal bahwa dalam sebuah teks naratif secara ideal memiliki tiga kriteria karakteristik yaitu :

1. Dua tipe ‘pembicara’ akan ditemukan dalam teks narasi.

2. Memiliki tiga lapisan dalam teks narasi: teks, cerita dan fabula.

3. Teks narasi yang menjadi perhatian, ‘isi’ yang ia sampaikan pada pembaca, adalah serangkaian kejadian yang saling berhubungan yang dihasilkan atau dialami oleh aktor yang dipresentasikan menurut cara tertentu.

Dalam pembagian ketiga kriteria tersebut dibahas tiga lapisan dalam sebuah teks narasi, yaitu teks, story dan fabula. Pembahasan lapisan teks, story (cerita) dan fabula secara terpisah dapat menjelaskan bagian-bagian lapisan tersebut yang memiliki hubungan yang koheren (menyatu) dalam reality TV PM.

Pada pembahasan lapisan teks menjelaskan bagaimana struktur agen pembicara dibangun. Agen pembicara dalam program reality TV PM adalah agen pembicara ke-satu dan agen pembicara ke-dua. Agen pembicara ke-satu adalah Ibu Sulastri, yang sesaat ditransformasikan kepada sosok karakter Ibu Rini Nurhayati, Ibu Puji Rahayu dan pemberi hadiah misterius. Keempat agen

(2)

tersebut adalah aktor yang mewakili karakter dan muncul dalam program reality TV PM, yang disebut dengan internal narrator. Internal narrator merupakan agen pembicara yang secara eksplisit muncul dalam reality TV PM. Sedangkan agen pembicara ke-dua diperankan oleh narator sebagai eksternal narator dan didukung teks yang dimunculkan. Penggunaan teks dalam program tersebut sebagai bagian dari pendukung proses fabula. Namun, tidak semua teks merupakan deskripsi kejadian. Di antaranya teks hanyalah sebuah argumentasi yang bersifat non-narrative comment. Fungsi teks deskriptif untuk menjelaskan objek fabula dan memiliki implikasi terhadap estetika teks dan efek ideologis. Dari hasil analisa awal ditemukan adanya dua tipe pembicara di dalam program reality TV PM.

Program reality TV PM merupakan program yang kejadiannya realis. Kejadian, aksi dan peran aktor tidak selalu dideskripsikan namun dilakukan langsung dalam tiap kejadian. Teks dalam tayangan program sebagai penjelasan linguistic yang sifatnya menguatkan dan memberi penjelasan kejadian yang berlangung. Kejadian dalam adegan diwakilkan melalui aksi dan dialog dari aktor-aktor. Dari kondisi ini maka semua kejadian yang dilakukan aktor tidak dideskripsikan namun di narasikan.

Kekuatan lain yang dibangun dalam struktur narasi program reality TV PM adalah melalui motif-motif yang muncul melalui agen pembicara ke-satu yaitu Ibu Sulastri dan bergeser ke Ibu Rini Nurhayati bergeser ke Ibu Puji Rahayu dan bergeser pada sosok pemberi hadiah misterius. Pembicara ke-satu

(3)

memiliki peran sebagai subjek dalam proses fabula dan mengarahkan pandangan penonton melalui pandangan subjek terhadap objek.

Analisa lapisan story (cerita) yang diawali dengan tahap pengurutan atau sekuensial dihasilkan adanya kejadian dari awal scene menuju scene selanjutnya merupakan kejadian kronologis yang memiliki relasi hubungan baik aktor sebagai subjek maupun fabula yang dinarasikan. Dengan meminjam istilah dalam penulisan naskah program televisi disebut dengan alur. Alur yang dibangun dalam program reality TV PM adalah alur linear atau lurus. Adanya penyimpangan yang merupakan deviasi adalah adegan flash back. Penyimpangan yang diselipkan dengan frekuensi yang tidak sering tersebut ditempatkan mendekati akhir penceritaan. Penyimpangan tersebut tidaklah merubah alur linear dikarenakan tidak menimbulkan makna baru di luar fabula yang dinarasikan dan lebih memiliki fungsi sebagai repetisi kejadian untuk menguatkan proses dan fabula yang dinarasikan. Sedangkan struktur tingkat narasi menggunakan aktor yang mewujud dalam karakter sebagai pembicara ke-satu yang muncul di dalam kejadian yang disebut sebagai character narrator (juga sebagai internal narrator) dan pembicara tidak langsung diluar kejadian yang diperankan oleh narator sebagai external narrator.

Ditemukan irama yang dibangun dalam reality TV PM menggunakan tempo adegan di mana time fabula (TF) adalah sama atau lebih besar dibanding dengan time story (TS), sehingga tempo yang digunakan disebut tempo adegan. Adanya flash back dalam deviasi memiliki irama tempo ringkasan di mana time fabula (TF) lebih besar dibanding dengan time story

(4)

(TS). Frekuensi yang muncul dalam narasi dapat dilihat ketika pembacaan irama, peristiwa dalam narasi ada yang dilakukan pengulangan (repetisi) dan menjadi penyimpangan yang tidak membentuk makna baru dari fabula yang dinarasikan. Frekuensi pengulangan peristiwa sebagai penguatan penjelasan dari penceritaan yang lebih dikenal dengan istilah flashback. Flashback ditemukan dalam scene-scene terakhir yang muncul untuk memberikan penguatan atas peristiwa dan fabula yang dinarasikan.

Sedangkan strategi penceritaan menggunakan retorika metonimi. Di mana konsep metonimi yang bekerja dengan mengasosiakan makna ke bidang yang sama, sebuah bagian dapat menjadi wakil keseluruhan. Di dalam scene-scene tersebut, kejadian, aktor, aksi menunjukan sebuah realitas yang menunjukan keseluruhan realitas. Latar suasana di jalanan mencari target, bertemu target yang baik maupun yang tidak mau menolong menggambarkan sebuah realitas yang lebih besar tentang kondisi kehidupan masyarakat Indonesia saat ini. Target yang mau menolong sebagai sosok orang yang tulus namun dengan kehidupan ekonomi yang masih kurang, menjadi potret dari kondisi masyarakat Indonesia.

Tahap pembacaan lapisan ketiga untuk melihat isi cerita sebagai sebuah fabula yang dinarasikan. Melalui pembagian kriteria perubahan, pilihan, konfrontasi ditemukan bahwa fabula dalam narasi dikonstruksi melalui dasar logika kejadian yang dipahami luas. Apa yang dilakukan oleh aktor dengan aksi dan dialognya dipersepsi penonton dengan persepsinya melalui kejadian eksplisit. Sedangkan fabula sendiri tidak secara utuh dapat

(5)

ditangkap secara eksplisit, setidaknya dengan menonton tayangan sebagai analis sehingga dapat melihat visi dari cerita yang sedang bekerja. Hal inilah yang menjadi bagian yang tak terlihat secara langsung namun selalu bekerja kerja dalam sebuah narasi.

b. Bangunan Struktur Narasi Linear Dalam Reality TV Pemberian Misterius dengan Peran Aktor, Fungsi Karakter dan Narator yang Mendukung Penceritaan

Hasil dari analisis bangunan struktur narasi yang dihasilkan dengan merujuk beberapa pendapat ahli naratif dapat disimpulkan bahwa cerita (story) yang ada dalam reality TV PM tidak seutuhnya nampak (dimunculkan) dalam tayangan. Cerita memiliki bagian besar urutan-urutan yang kronologis dan menyatu sudah dibangun diluar plot yang dimunculkan. Dalam pembahasan cerita ini, cerita (story) memiliki dua kejadian yang sudah ada yaitu sudah menyiapkan sosok tokoh Ibu Puji Rahayu yang memerlukan biaya untuk perawatan anaknya. Kemudian pemilihan Ibu Puji Rahayu yang akan diberi bantuan uang untuk biaya perawatan anaknya melalui pencarian target yang mau membantu Ibu Sulastri mengantarkannya. Kedua kejadian tersebut tidak pernah dijelaskan atau digambarkan dalam tayangan. Selanjutnya apa yang dimunculkan dalam tayangan sebagai bagian dari alur (plot) di mana merupakan gagasan pembuat narasi untuk memulai menarasikan sebuah cerita. Alur (plot) dalam reality TV PM terlihat linear, berurutan kejadian dari awal hingga akhir (dari A-Z) walaupun ada penyimpangan yang tidak kronologis (flashback; repetisi) namun tidak menciptakan makna baru.

(6)

Selanjutnya, dari hasil analisis struktur narasi dengan metode Tzvetan Todorov, ditemukan struktur narasi yang dibangun dalam reality TV PM. Struktur tersebut diawali dengan kondisi awal keseimbangan yang diteruskan dengan keadaan gangguan yang dihadapi oleh Ibu Sulastri saat harus mencari target orang yang mau membantunya. Gangguan tersebut mulai dapat dihindari menuju kondisi yang diharapkan setelah menemukan target yang bersedia membantunya (Ibu Rini Nurhayati). Tahap selanjutnya adalah menuju keseimbangan akhir. Sebelum kondisi keseimbangan tercapai, ada proses di mana sosok Ibu Rini Nurhayati berjuang melakukan tugasnya membantu Ibu Sulastri memberikan amplop kepada Ibu Puji Rahayu. Setelah proses ini tercapai, dan Ibu Rini Nurhayati mendapatkan imbalan berupa hadiah dari Pemberi Hadiah Misterius menjadikan kondisi kembali pada keseimbangan (baru).

Selanjutnya ditemukan fungsi dan karakter dalam narasi. Merujuk pendapat Propp dengan 31 fungsi dan karakter dalam narasi, ada dua belas fungsi karakter yang sesuai dengan pendapat Propp. Dari fungsi tersebut, karakter dalam reality TV PM ditemukan tujuh karakter di mana karakter yang menonjol ada tiga, yaitu Ibu Sulastri, Ibu Rini Nurhayati dan Pemberi Hadiah Misterius. Dari ketiga karakter tersebut memiliki fungsi masing-masing, namun dapat dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu penolong (pahlawan) dan yang ditolong (Ibu Rini Nurhayati).

Peran narator di dalam reality TV PM ditemukan adanya dua peran narrator, yaitu narator dramatis dan narator non-dramatis. Narator dramatis

(7)

diperankan pada sosok Ibu Sulastri. Tokoh Ibu Sulastri menjadi agen pencerita yang menghubungkan rangkaian kejadian-kejadian dan menarasikan cerita melalui aksi dan dialog. Dari awal hingga akhir tayangan, peran Ibu Sulastri sangat utama dalam narasi. Pada sisi lain, peran narator yang menarasikan di luar tayangan sebagai pembicara orang ketiga juga berperan dalam menarasikan cerita. Narator di luar tayangan sebagai narator non-dramatis digunakan dalam reality TV PM.

Dari hasil analisa dalam penelitian ini dapat disimpulkan bangunan struktur narasi yang dibangun dalam reality TV PM adalah linear. Dalam bangunan struktur narasi tersebut, peran aktor dan fungsi karakter sangat memberikan dukunan sebagai agen pencerita yang menarasikan sebuah cerita. Peran narator yang muncul secara eksplisit diwakili melalui karakter aktor-aktor yang berperan dalam menarasikan cerita. Disisi lain, eksternal narator juga digunakan dalam program reality ini. Narator yang membawakan narasi digunakan dalam scene-scene akhir untuk memberikan penguatan informasi atau penjelasan dari cerita yang dinarasikan.

c. Kemiskinan Ditranskodekan melalui Sosok Karakter dan Bangunan Struktur Narasi sebagai Narasi yang Mendasari Reality TV Pemberian Misterius

Narasi yang dikerjakan di dalam program reality TV PM dapat dilihat melalui pembahasan oposisi biner (Levi Strauss). Hasil yang didapat atas pembacaan oposisi biner melalui konsep pembacaan sintagmatik dan paradigmatik dapat disimpulkan adanya perbedaan mendasar kelompok di

(8)

dalam karakter-karakter yang muncul dalam reality TV PM. Adanya relasi dari miteme-miteme yang selanjutnya dibaca terdapat perbedaan yang muncul. Perbedaan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pahlawan (hero) dan yang ditolong (diberi bantuan/hadiah). Perbedaan dalam pengeleompokan tersebut menjadi oposisi biner yang terbaca secara eksplisit dalam tayangan. Namun, dalam pembacaan selanjutnya, perbedaan (oposisi biner) yang terbaca adalah adanya kelompok kaya (pemberi hadiah) dan kelompok miskin (penerima hadiah), sebagai kelompok subjek yang menggerakkan narasi dan objek bagian dari narasi. Pembacaan ini membaca struktur dalam program reality TV PM, di mana pahlawan dan yang ditolong bukan menjadi gambaran sebenarnya. “Struktur dalam” yang ada pada program reality TV PM lebih pada penggunaan orang-orang yang mengalami kesulitan ekonomi, yang tidak memiliki aset produksi sendiri (miskin) menjadi objek yang menggerakkan narasi. Narasi bekerja karena adanya objek. Subjek hanyalah penggerak yang menghubungkan dari awal hingga akhir dan memiliki kepentingan dan tujuan (visi) yang lebih jauh, yaitu keberhasilan sebuah tayangan program (menarik, punya nilai) sesuai rencana dari pembuat narasi (reality TV PM). Oleh karenanya dari hasil pembacaan oposisi biner, terjawab tentang narasi apa yang diciptakan oleh program reality TV PM, yaitu kekuatan (kaya) yang menjadikan objek (miskin) bagian yang menggerakkan narasi dalam reality TV PM.

Pada akhirnya, melalui pembacaan oposisi biner telah tergambarkan adanya kelompok yang berlawananan. Kelompok kaya dan miskin, kuat

(9)

(pahlawan) dan lemah (yang ditolong), subjek dan objek. Oposisi tersebut menunjukkan adanya identitas dari masing-masing karakter yang dibentuk di dalam reality TV PM melalui penceritaaan narasinya. Melalui bangunan struktur narasi dan tokoh karakter-karakter di dalamnya. Selanjutnya, oposisi biner tersebut mampu menggambarkan struktur dalam yang dibaca adanya tema kemiskinan yang muncul secara implisit dan ditranskodekan melalui bangunan struktur narasi dan tokoh karakter di dalam program reality TV PM tersebut.

2. Saran

Penelitian ini merupakan sebuah proses operasional teoritis yang mencoba memahami, menganalisa dan mengevaluasi sebuah teks naratif yaitu program reality TV PM. Penggunakan analisis naratif sebagai metode, dipilih karena masih belum banyaknya penelitian dalam bidang studi tersebut dan menarik perhatian peneliti dikarenakan dapat memaknai sebuah teks naratif pada struktur dalamnya atau makna di balik teks naratif tersebut. Di sisi lain, kegiatan penelitian ini seperti layaknya kegiatan membaca yang mungkin memiliki subjektivitas dari peneliti, namun demikian, penggunaan teori sebagai alat bantu diharapkan dapat memfasilitasi dan memberikan objektifitas dalam proses maupun hasil. Peneliti masih merasa penelitian ini kurang dari sempurna, oleh karenanya berharap adanya kritik dan saran yang dapat memberikan masukan agar penelitian ini semakin baik dan sempurna. Berbagai kendala yang dihadapi dalam penelitian ini adalah minimnya referensi penelitian sebelumnya yang menggunakan teori naratif

(10)

Mieke Bal sehingga dengan penuh semangat dan keyakinan untuk perkembangan studi naratif, peneliti melanjutkan hinga tuntas penelitian ini.

Akhir kata, segala kritik dan saran akan menjadi sebuah cambukan dan polesan indah dalam penelitian ini dan penelitian-penelitian naratif selanjutnya di masa yang akan datang.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah primer menempel pada untai DNA target, enzim DNA polimerase akan memanjangkan sekaligus membentuk DNA yang baru dari gabungan antara primer, DNA cetakan dan

Purpose: ​ This study aimed to determine the effect of lead levels with oxidative stress in gas station officers in the Sleman region through measurement

Penggunaan algoritma SIFT untuk melakukan pencocokan citra terpolarisasi yang cenderung memiliki perbedaan iluminasi yang tinggi dan terdapatnya gangguan noise dapat mencapai titik

Dalam analisis pendahuluan ini maka merupakan tahapan pengelompokan data hasil penelitian mengenai “Hubungan Persepsi Peserta Didik tentang Kepribadian Guru dengan

Sebagai salah satu instrumen pengalian data penduduk dan terkait dengan kebutuhan data acuan sebagai analisa pengambilan keputusan di Desa Sudimoro, khusunya Dusun

Students who submit by mail will receive a failing result letter and a new answer sheet for resubmission of each failed assignment.

Sebagai sastra lisan seloko adat Jambi mempunyai fungsi informasional karena muncul dan berkaitan dengan pemanfaatan seloko adat Jambi itu sendiri yang digunakan untuk penyampaian

6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisa