Kebijakan Safeguard Sosial
dan Lingkungan
•
Menjamin tidak adanya dampak negatif dari hasil
pelaksanaan program kepada sosial dan lingkungan
•
Optimalisasi dampak positif pelaksanaan program
terhadap sosial dan lingkungan
•
Memastikan kelompok rentan dan masyarakat ‘asli’
tidak dirugikan dan mendapatkan manfaat
Kebijakan Perlindungan Sosial dan Lingkungan sudah tertanam di
dalam operasional program dan tercantum di dalam dokumen
resmi program (loan aggreement, PAD dan pedoman
pelaksanaan) jadi bukan tambahan prasyarat dalam pelaksanaan
program
Tujuan Perlindungan Sosial dan Lingkungan
Acuan Pelaksanaan
•
Kebijakan Pemerintah
–
UU Pengelolaan Lingkungan No. 23/1997
–
KepMen LH no. 11/2006 tentang ANDAL
–
KepMen PU no. 17/KPTS/2003 tentang UKL/UPL
–
Kepmen LH no. 13/2010 tentang UKL-UPL dan SPKPPL
–
Perpres No. 36/2005 dan Perpres No. 65/2006 tentang Pengadaan
Tanah untuk Kepentingan Umum.
–
Peraturan BPN No. 3/2007 tentang Tata Cara Pengadaan Tanah
untuk Kepentingan Umum
•
Kebijakan Bank Dunia
–
Kajian lingkungan/environmental assessment (OP/BP 4.01)
–
Kajian masyarakat asli/Indigenous People (OP/BP 4.10)
–
Penggusuran/Involuntary Resetlement (OP/BP 4.12)
Prinsip dasar perlindungan
sosial dan lingkungan
•
Usulan kegiatan harus menghindari atau meminimalkan dampak
negatif terhadap sosial dan lingkungan, dan memaksimalkan
dampak/manfaat positif dari setiap infrastruktur terbangun
•
Usulan kegiatan harus sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW)/ketentuan yang berlaku dan menghindari wilayah-wilayah
yang dilindungi yang telah ditetapkan oleh pemerintah
•
Usulan kegiatan yang memiliki dampak negatif terhadap sosial dan
lingkungan harus dilengkapi dengan rencana mitigasi dampak.
Fokus Kebijakan Perlindungan
Dampak
Risiko
Konsultasi
Keterbukaan
Akuntabilitas
Security Guard ?
SAFEGUARD itu Apa ??
Life Guard ?
Body Guard ?
Safeguard
(Perlindungan)
Adalah sebuah upaya ataupun tindakan
untuk melindungi masyarakat penerima
program
dari kerugian sosial dan dampak
negatif yang mungkin muncul yang
disebabkan oleh pelaksanaan program.
5 Aspek Pengamanan Sosial, meliputi:
1.Penyediaan Lahan
2.Pengadaan Kayu Legal
3.Perlakuan Pada Penduduk Asli
4.Penggusuran
5.Pemukiman Kembali
Dari 5 Aspek Pengamanan Sosial, ada 2 aspek yang
dominan yang memerlukan
PENGENDALIAN
, yaitu:
Penyediaan Lahan, dan
Pengadaan Kayu
Pola umum yang berlaku di masyarakat
adalah:
Hibah
Hak Pakai
Izin Dilalui, ditambah dengan
Pola khusus, yaitu penggunaan lahan FASUM.
Masyarakat yang kehilangan lahan/usaha diberi
kompensasi yang tidak memadai, dan bahkan
tidak transparan.
Nilai penggusuran yang diterima masyarakat
bahkan mengakibatkan masyarakat menjadi
lebih miskin.
Salah satu potensi konflik lainnya adalah bila
kegiatan program tidak melibatkan penduduk asli
setempat.
2011/4/10 13
OP4.12 Pemindahan Secara Tidak Sukarela
Desain kegiatan dan opsi alternatif harus memperlihatkan
penghindaran atau minimalisasi
tindakan penggusuran.
Pemindahan Secara Tidak
Sukarela (IR) semestinya hanya
dijalankan jika analisis opsi
memperlihatkan bahwa dampak
tersingkirnya penduduk telah
diperhatikan dalam desain dan
diminimalkan
Rencana Pemindahan telah
dirancang dan dilaksanakan
sebagai bagian dari kegiatan
pembangunan
Safeguard
(Perlindungan)
Adalah sebuah upaya ataupun tindakan
untuk melindungi lingkungan dan
masyarakat penerima program
dari dampak
negatif yang mungkin muncul akibat
pembangunan prasarana/sarana fisik.
Prinsip dasar:
Meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif
kegiatan/pembangunan prasarana yang didanai oleh program
Pemilahan
OP/BP 4.01 Pengkajian Lingkungan
Kategori A
Kemungkinan memiliki dampak buruk signifikan yang sensitif, beragam, atau belum pernah terjadi sebelumnya sehingga dapat berpengaruh terhadap bidang yang lebih luas daripada lokasi pekerjaan fisik
• Dampak potensial tidak begitu
signifikan; khusus pada lokasi saja; kebanyakan dapat diperbaiki; • Langkah mitigasi sudah dirancang dan disiapkan dalam kebanyakan kasus Pengkajian Lingkungan (EA) Penuh Pengkajian Lingkungan (EA) Sebagian
Kategori B
Kemungkinan hanya memiliki sedikit atau sama sekali tidak berdampak buruk Tidak diperlukan tindakan EA lebih lanjut Investasi melalui perantara keuangan: subproyek mungkin menimbulkan dampak buruk Kerangka Kerja ManajemenKategori C
Keuangan (FI)
Perantara
PNPM Masuk
Kategori ini
Kriteria Penapisan lingkungan di PNPM MP
•
Usulan kegiatan masyarakat akan dicek
dengan kriteria penapisan dalam
peraturan Pemerintah Indonesia untuk
memastikan bahwa tidak ada proyek yang
akan membutuhkan ANDAL.
•
Pada saat penapisan awal, jenis proyek,
skala, lokasi, sensitivitas dan sifat serta
besaran dampak potensial, akan
diidentifikasi dengan mengklasifikasikan
usulan kegiatan dalam 4 kategori:
Klasifikasi usulan kegiatan didasarkan pada: #1
1) Kegiatan yang membutuhkan ANDAL, dimana Kementerian Lingkungan
telah menyusun sejumlah kriteria.
Kegiatan ini tidak akan dibiayai.
2) Kegiatan yang membutuhkan UKL dan UPL berdasarkan studi terbatas
tetapi site-specific. Kementerian PU telah menyusun sejumlah kriteria
untuk menentukan kebutuhan UKL/UPL (lihat di bawah).
Diharapkan
bahwa semua proposal yang diajukan tidak ada satupun yang masuk
criteria ini.
3) Kegiatan yang cukup dengan SOP, dimana praktek yang baik akan cukup
untuk melindungi lingkungan. Ditjen Cipta Karya memiliki SOP untuk
beberapa jenis kegiatan.
Diharapkan usulan kegiatan masuk dalam
kategori ini.
4) Kegiatan yang tidak membutuhkan studi lingkungan, dimana tidak akan
ada konstruksi, gangguan terhadap tanah atau air atau buangan polutan.
5. Screening khusus diperlukan pada kasus-kasus (daftar negatif):
– Perikanan (sesuai dengan standar Dinas Perikanan)
– Penggunaan bahan pestisida, bahan yang mengandung pengikis ozon,
tembakau atau produknya tidak akan didanai
– Penggunaan material Asbes atau yang mengandung Asbes tidak akan didanai
– Kegiatan yang menimbulkan polusi air dan udara tidak akan didanai kecuali penggunannya kecil dan mendapat sertifikasi dari Bapedalda
– Penggunaan material B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) tidak akan didanai
– Kegiatan penebangan atau pembelian alat-alat penebangan tidak akan didanai
– Pembangunan di wilayah yang dilindungi
– Jalan di dalam kawasan yang dilindungi
– Tidak ada pemukiman baru atau perluasan permukiman di wilayah yang
dilindungi, kecuali sudah ada sebelumnya dan kebijakan pemerintah
mengijinkan.
Sektor dan Proyek Unit ANDAL UKL/UPL
Penyediaan air bersih
Pengambilan air baku L/dt 250 – 250 – 50 Transmisi (kota besar) Km 10 10- 2 Distribusi (kota besar) Ha 500 – 500 – 100
Jalan kota
Pembangunan baru:
a. Kota besar km; or ha 5 5 - 1; or 5 – 2 b. Kota sedang Km; or ha 10 10 – 3; or 10 – 5 c. Kota kecil (desa) Km 30 30 – 5
Pelebaran (kota besar) km; 5 lebih dari atau sama dengan 10 (jika pengadaan tanah)
Jembatan di kota besar M - lebih dari atau sama dengan 20 Jembatan di kota kecil M - lebih dari atau sama dengan 60
Limbah cair dan sanitasi
IPLT Ha 2 kurang dari 2 ha Sistem pembuangan air limbah Ha 500 kurang dari 500 IPAL Ha 3 kurang dari 3
Persampahan
Penimbunan (TPA) ha; or ton 10000 kurang dari 10; atau kurang dari 10.000
TPA (di area pasang surut) ha; or ton 5000 kurang dari 5; atau kurang dari 5000 Stasiun transfer 1000 kurang dari 1000
Drainase dan pengendalian banjir
a. Di kota besar Km 5 kurang dari 5; 5-1 b. Di kota sedang Km 10 kurang dari 10; 2 – 10 c. Di kota kecil (desa) Km 25 lebih dari 5
Peningkatan Kampung
Kota besar Ha 200 lebih dari atau sama dengan 1 Kota sedang Ha lebih dari atau sama dengan 2 Peningkatan (upgrading) Ha 5 lebih dari atau sama dengan 1
Kriteria Penapisan lingkungan (KepMenLH no 11/200 dan KepMen PU 17/2003)
Penerapan
Perlindungan
Sosial dan
Lingkungan
Sosialisasi dan Diseminasi
Penyusunan dan Verifikasi proposal
Pelaksanaan konstruksi
Pasca konstruksi (O&P)
Pengelolaan pengaduan
Pengendalian kegiatan dan pelaporan
Sosialisasi dan
Diseminasi
•
Sosialisasi prinsip, pendekatan dan mekanisme program
•
Penjelasan jenis kegiatan yang dibiayai program (daftar
negatif)
•
Penjelasan kebijakan pengamanan lingkungan dan sosial
Penyusunan
Proposal
•
Penerapan checklist lingkungan dan sosial (negatif list,
mitigasi berdasarkan jenis kegiatan, status lahan)
•
Penyepakatan usulan jenis kegiatan
•
Penyepakatan dan perencanaan O&P
Verifikasi
proposal
•
Pemastian penerapan checklist safeguard lingkungan dan
sosial
•
Pemastian status pengadaan tanah secara legal
•
Pemastian tidak adanya penggusuran
•
Pemastian keberadaan tim O&P
•
Review kelayakan teknis dan ekonomi
Apa yang harus dilakukan?
Tahapan
Langkah yang harus dilakukan
Konstruksi
•
Pemilihan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi lapangan (hasil survey)
•
Penggunaan material (kayu, batu, pasir, dll) berasal dari
sumber yang legal dan dilengkapi dengan dokumen resmi
•
Perhatian pada limbah padat/cair/gas yang berasal dari sisa
material dan kegiatan konstruksi
Pasca konstruksi
(O&P)
•
Penerapan rencana O&P
•
Pengumpulan dana O&P
•
Pelatihan dan pengembangan kapasitas OP
Pengendalian
dan pelaporan
•
Pengecekan penerapan checklist safeguard lingkungan dan
sosial melalui uji petik
•
Pelaporan dan rekomendasi
Apa yang harus dilakukan?
Tahapan
Langkah yang harus dilakuan
Form Hibah Lahan
(SG Sosial)
Form 4: Negative
List (SG Lingk)
Form 5 Identifikasi
Dampak : (SG Lingk)
Pengendalian dan
Pelaporan
Alur Penerapan Pengamanan Sosial dan Lingkungan
(saat pengusulan kegiatan dan pasca konstruksi)
Ya Tidak Ya Layak teknis, biaya dan safeguard Penilaian proposal oleh UPL, BKM danFaskel Infra
Persetujuan proposal dan pencairan dana
BLM
Perbaikan Proposal
Pasca Konstruksi (Pengelolaan Infra Terbangun)
Pelaksanaan Konstruksi
Usulan Kegiatan (proposal)
KSM KSM KSM 1 2 3 4 7 8 Sosial
•Cek Status lahan,
•Cek Perlakuan terhadap pendd. Asli •Cek ada/tidak Penggusuran atau Permukiman Kembali Lingkungan
•Cek dengan negatif list
•Cek dengan kriteria penapisan kegiatan (Permen LH 11/2006 dan Kepme PU 17/2003
Pemantauan Dampak Lingk & Sosial Partisipatif Penilaian proposal oleh Askorkot/Korkot 5 Layak teknis, biaya dan safeguard Tidak Ya 6 9
Laporan fasilitator teknik, - penerapan safeguard
Analisis data penerapan safeguard, berbasis pada data SIM dan data hasil uji petik, meliputi:
1. Kelengkapan administrasi (Form 2,4,5,9) 2. Kualitas infrastruktur
3. Kelengkapan infrastruktur
4. Legalitas lahan dan kayu. Form Supervisi Kualitas Infra KMP.xls
Laporan Korkot/Askot Infrast, - Uji petik infrastruktur Æ
penerapan safeguard
KMP
Laporan TA Infratruktur Provinsi,
- Uji petik infrast Æ penerapan safeguard
Mekanisme Pelaporan:
• Faskel membuat uraian singkat pada laporan bulanan tentang perkembangan dan
penerapan safeguard di wilayah dampingannya, dengan mengacu pada laporan kemajuan tahapan terkini serta form-form yang terkait. Laporan disampaikan kepada Askorkot setiap bulan pada tanggal 25/sebelum akhir bulan;
• Askot wajib membuat uraian singkat pada laporan bulanan tentang penerapan safeguard, berdasarkan i) laporan bulanan dari Faskel, ii) hasil monitoring/uji petik dan iii) hasil
koordinasi dengan para pelaku program lainnya. Laporan disampaikan kepada TA Provinsi/KMW pada setiap tanggal 30 setiap bulannya;
• TA Infrast , membuat uraian singkat tentang penerapan safeguard, berdasarkan: i) laporan bulanan dari Askot, ii) hasil monitoring/uji petik, iii) hasil koordinasi dengan para pelaku program lainnya di tingkat kelurahan, kecamatan dan kabupaten. Laporan disampaikan kepada KMP pada setiap tanggal 5 setiap bulannya;
• KMP menyusun laporan di tingkat nasional yang memuat uraian singkat tentang penerapan safeguard, yang merupakan hasil dari: i) laporan bulanan KMW, ii) laporan dari para tenaga ahli KMP yang melakukan kunjungan monitoring dan supervisi, iii) hasil koordinasi dengan para pelaku program di tingkat kota/kab/provinsi.