Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2019
Yogyakarta, 08 Oktober 2019 eISSN 2715-7814
C2-1
POLA ZERO WASTE DALAM FESYEN BATIK UNTUK GENERASI MILENIAL
Zero Waste Pattern on Batik Fashion for Millenial Generation
Centaury HarjaniUniversitas Kristen Duta Wacana, Jl, Dr.Wahidin Sudiro Husodo 5-25 Yogyakarta 55224
Korenspondesi Penulis
Email : centaury_h@staff.ukdw.ac.id
Kata kunci: Batik, Pola Zero Waste, Generasi Milenial, Era Industri 4.0. Keywords: Batik, Zero Waste Pattern, Millennial Generation, Industry 4.0. ABSTRAK
Era industri 4.0 didukung dengan canggihnya Artificial Intelligent akan mempercepat laju produksi berbagai macam barang, termasuk produk fesyen. Hal ini tentunya akan meningkatkan produktivitas yang berdampak menyisakan bahan tidak terpakai atau limbah fesyen yang berpotensi menambah tingkat pencemaran lingkungan. Pelaku dalam industri kreatif perlu meningkatkan ide dan kreativitas dalam menciptakan desain yang dapat disukai para generasi milenial tanpa melupakan sektor lingkungan. Industri fesyen saat ini sudah ada yang mulai bergerak ke arah fesyen ramah lingkungan dengan memanfaatkan penggunaan pewarna alam, slow fashion, dan pola zero waste yang minim limbah. Pola zero waste ini berpotensi dikembangkan untuk memperoleh pola yang modis, nyaman dipakai, dan sesuai dengan selera konsumen generasi milenial. Rata-rata pola zero waste yang berkembang terinspirasi dari pola dasar kimono Jepang memiliki ukuran yang cenderung besar sehingga kurang pas ditubuh. Generasi milenial sebagai konsumen potensial saat ini pastinya sangat berwawasan dalam mencari produk fesyen terbaru dan diminati. Penelitian ini bertujuan menemukan ide kreatif pembuatan pola zero waste yang modern, pas ditubuh, dan sesuai gaya fesyen yang diminati generasi milenial. Metode studi literatur dan practice based research digunakan dalam penelitian untuk memperoleh pola tersebut. Pola dasar dari studi literatur akan dikembangkan serta dibandingkan dengan pola temuan yang baru. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa pola zero waste dengan pola dasar geometri mengikuti bentuk dan arah serat kain (batik) yaitu persegi panjang, menghasilkan pola yang longgar dan kaku. Karena itu dibutuhkan pola dengan perpaduan pola dasar geometris lain yang lebih modis serta pas mengikuti lekuk tubuh pengguna.
ABSTRACT
Industry era 4.0 is supported by Artificial Intelligence that will accelerate the production of goods,
including fashion products. This means, it will increase productivity which impacts leaving unused material or fashion waste (environmental pollution). Person in fashion creative industry need to enhance ideas and creativity in creating designs that suitable for millennial generations, without burying the environmental sector. Fashion industry has begun to do eco-friendly fashion using natural dyes, slow fashion, or zero waste patterns that have minimal waste. Zero waste pattern was potential to be developed being a pattern that is fashionable, comfortable to wear, and suitable for millennial generation style. Most of the zero waste pattern that develops inspired by the basic pattern of
Japanese kimono has larger size and not fit on the body. Millennial as potential consumers must be very insightful in finding the latest and most popular fashion products. The objective in this paper is finding creative ideas for making a modern zero waste pattern, fit to the body, and appropriate with the millennial generation style of fashion. Literature study and practice-based research are used to obtain these patterns. The pattern from literature study will be developed and compared to the new
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2019
Yogyakarta, 08 Oktober 2019 eISSN 2715-7814
C2-2 one. The preliminary results of this study found a zero waste pattern with a rectangle and a parallel direction of fabric (batik), was over sized and rigid. Therefore, it requires a pattern with a mix and match of other geometric styles that are more fashionable and suitable to users.
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2019
Yogyakarta, 08 Oktober 2019 eISSN 2715-7814
C2-3 PENDAHULUAN
Era industri 4.0 akan mendorong banyak tenaga manusia digantikan dengan mesin, sesuai kemajuan teknologi. Produksi massal dengan mesin berkembang. Jumlah barang yang dapat diproduksi meningkat tajam. Permasalahan lingkungan menjadi salah satu topik yang perlu diperhatikan, karena semakin tinggi dan cepat proses produksi maka limbah yang disisakan akan bertambah. Limbah adalah bahan sisa yang dibuang (Eskak, 2000) atau tidak lagi berguna sesuai peruntukannya (Eskak & Salma, 2017). Pada ujungnya limbah yang tidak diolah atau dimanfaatkan lagi akan dibuang dan mencemari lingkungan (Eskak, 2014), oleh karena itu dalam berproduksi perlu dikembangkan konsep tanpa limbah atau
zero waste
.Zero waste
dalam produksi fasyen ini yang terinspirasi dari pembuatan kimono Jepang, dalam industri fesyen menjadi salah satu teknik yang dapat dikembangkan dalam perancangan busana, karena pada pola ini hampir tidak meninggalkan limbah dari proses produksinya. Teknik ini merupakan bagian darisustainable fashion
yang memperhatikan banyak faktor dalam proses produksinya.Pelaku dalam industri kreatif harus mampu mengimbangi
lifestyle
generasi milenial saat ini, dengan terus mengembangkan ide-ide kreatif yang sesuai dengan selera konsumen milenial tanpa mengabaikan faktor lingkungan. Hal ini selaras dengan yang disampaikan Haryadi Sukamdani, Ketua Umum Apindo kepada harian Jogja bahwa SDM perlu mempersiapkan diri dengan meningkatkan keterampilan untuk memasuki era industri 4.0. Daya saing dan produktivitas juga perlu diperhatikan menurut Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), tentunya ini berkaitan dengan pasar dan selera konsumen (generasi milenial), karena itu penelitian ini dibuat untuk menemukan pola rancangan busanasustainable
yaituzero waste
yang dapat disukai oleh generasi milenial.Pola
Zero Waste
Pola
zero waste
merupakan salah satu bagian darisustainable design.
Pola adalah tata bentuk yang dapat dipakai sebagai acuan untuk membuat sesuatu (Eskak, 2016). Teknik polazero waste
ini dalam dunia fesyen merupakan salah satu gerakan untuk mengurangi polusi lingkungan dengan mengupayakan perancangan tanpa meninggalkan limbah. Fesyen ramah lingkungan memperhatikan fator-faktor yang dapat berdampak terhadap lingkungan dalam proses produksinya, antara lain: bahan baku produksi hingga proses pembuatan busana, proses logistik bahan baku, upah karyawan, perawatan produk, hingga limbah yang dihasilkan (Niinimaki, 2013).Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2019
Yogyakarta, 08 Oktober 2019 eISSN 2715-7814
C2-4 Pola
zero waste
telah digunakan menjadi pakaianChiton
(Yunani) dalam bentuk kain persegi panjang tanpa digunting maupun dijahit, jugaSchenti
(Mesir) yang dikenakan oleh Tutankhamen berupa kain yang ditenun dengan ukuran yang disesuaikan, sertaKimono
(Jepang) yaitu potongan-potongan kain yang digunting dan dijahit bersama sedemikian rupa hingga tidak meninggalkan limbah dalam proses produksinya (Gambar 1 & 2). Teknikzero waste
yang diteliti pada penelitian ini merupakan adaptasi dari desain kimono Jepang yang terkenal karena tidak menyisakan kain limbah dalam proses produksinya.Gambar 2. Desain kimono Jepang tradisional (Paberza, 2017)
Gambar 3. Desain dalam majalah di Perancis terinspirasi dari kimono (Paberza, 2017)
Kimono dengan pola dasar kotak ini (Gambar 3) masih belum menghasilkan pakaian yang pas mengikuti lekuk tubuh penggunanya. Jika dibandingkan dengan rancangan Madeleine (Gambar 4) berikut, pola kotak dengan sedikit modifikasi dapat menjadi pakaian yang lebih pas mengikuti bentuk tubuh penggunanya.
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2019
Yogyakarta, 08 Oktober 2019 eISSN 2715-7814
C2-5
Gambar 4. Terusan rancangan Madeleine Vionnet dari Kirke dan Demornex (Rissanen, 2013) Pola kimono (
zero waste)
tetap memiliki potensi untuk dikembangkan baik secara rancangan pola maupun aplikasi material serta desain busana itu sendiri. Kimono yang banyak diminati dan dikembangkan oleh para desainer fesyen ini pasti dapat disukai generasi milenial.Generasi Milenial
Generasi milenial menurut Naumovska (Sugianto & Brahmana, 2018) merupakan masyarakat yang lahir pada tahun 1980-2000. “Generasi milenial menggunakan internet sebagai media yang penting untuk menjalankan aktivitas sehari-hari, termasuk aktivitas yang berhubungan dengan fesyen
”,
(Sugianto & Brahmana, 2018). Mereka menyimpulkan juga bahwa, pola konsumsi generasi ini dipengaruhi olehcuriosity
dalam mengeksplorasi hal baru danshopping well-being
yang berkaitan dengan kualitas dan kepuasan hidup konsumen dalam kehidupannya, termasuk kehidupan sosial. Pelaku industri kreatif perlu untuk menyesuaikan rancangan yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen milenial ini.Fesyen
“Fashion
merupakan sesuatu yang sering disinonimkan dengan busana, padahal pengertian sesungguhnyafashion
bisa mencakup segala sesuatu yang berkaitan denganadornment
,style
maupundress”,
menurut (Trisnawati, 2011). Fesyen tidak terlepas dari tren khusus untuk generasi milenial yang telah menggunakan internet dalam aktivitas sehari-harinya, penulis mengutip informasi dariblog
Tokopedia (7 Inspirasi Gaya Fashion Millenial, 2017) mengenai inspirasi fesyenyang ditujukan bagi generasi milenial, adapun berikut adalah beberapastyle
generasi milenial menurut blog tersebut, antara lain: penggunaan warna-warna pastel,athletic Leisure
(Athleisure
),style
era 1990-an, warnarose gold
, memperlihatkan bahu, K-wave, dan minimalisme. Penulis akan berfokus pada kombinasi penggunaan warna pastel dan rancangan yang memperlihatkan bahu.METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi literatur dan
Practice Based
Research.
Penulis memperoleh data referensi dari sumber literatur penelitian terdahuluProsiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2019
Yogyakarta, 08 Oktober 2019 eISSN 2715-7814
C2-6 disertai dengan penelitian dan praktik yang dilakukan penulis (metode
Practice Based
Research).
Candy, L. & Edmonds, E. mengatakan bahwa
Practice-Based Research
adalah suatu metode penelitian untuk memperoleh suatu pengetahuan baru melalui praktik dan hasil praktik yang dilakukan dalam penelitian, penelitian dan praktek pada metode ini saling bergantung dan melengkapi satu sama lain (Candy & Edmonds, 2018)Penulis melakukan studi literatur terlebih dahulu untuk menghimpun pengetahuan awal. Pengetahuan awal tersebut menjadi pegangan dalam melakukan penelitian praktik hingga ditemukan pengetahuan baru sebagai hasilnya.
Bahan dan Alat
Adapun bahan dan alat yang digunakan untuk eksperimen dalam praktik penelitian ini antara lain: Perlengkapan jahit (gunting, jarum, benang, rader, kapur), Kain (batik dan shibori), serta kertas (pola dan kertas lipat).
Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan sebagai tahapan dalam penelitian ini adalah: 1. Studi literatur
Mencari referensi mengenai dasar penelitian
zero waste
sebelumnya. 2. Eksperimen dengan model kertasMelakukan eksperimen berdasarkan referensi yang telah dipelajari, dengan praktik membuat pola model pakaian
zero waste
berskala 1:5.3. Perwujudan dan penerapan hasil eksperimen dengan kain
Mengembangkan hasil eksperimen menjadi pakaian berukuran asli 1:1 HASIL DAN PEMBAHASAN
Eksperimen yang dilakukan penulis dalam metode
practice based research
menemukan pola pengembangan dari bentuk dasar kotak menjadi pola yang memanfaatkan bagian serong dari kain (pola segitiga) sehingga diperoleh pakaian yang dapat jatuh dengan luwes dan mengikuti bentuk lekuk tubuh pengguna.Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2019
Yogyakarta, 08 Oktober 2019 eISSN 2715-7814
C2-7
Gambar 5. Model pola dengan kertas lipat
Gambar 6. Pola zero waste dengan pola dasar segitiga pada pola kotak
Pola pada Gambar 6 merupakan pola utama dalam pembuatan pakaian
zero waste
seperti pada model dengan kertas lipat. Pola utama tersebut dapat diaplikasikan pada kain dengan mengambil bagian kain dengan melipat segitiga sama sisi untuk memperoleh ukuran persegi.Pemotongan kain cukup mengikuti garis tebal pada pola. Bentuk diamond merupakan bagian yang akan menjadi lengan. Garis miring pada pola merupakan lubang untuk lengan. Hasil jahitan dari pola tersebut akan menghasilkan pakaian yang memperlihatkan bahu dari penggunanya. Pola yang dipotong serong ini juga menghasilkan pakaian yang jatuh dengan luwes. Perwujudan untuk warna dan kombinasi dapat dikembangkan sesuai selera dan kreatifitas dari masing-masing perancang. Beberapa contoh yang telah penulis wujudkan dan kembangkan dapat dilihat pada gambar 7.
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2019
Yogyakarta, 08 Oktober 2019 eISSN 2715-7814
C2-8
Gambar 7. Tampak depan dan belakang perwujudan pakaian beserta variasinya
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2019
Yogyakarta, 08 Oktober 2019 eISSN 2715-7814
C2-9 KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pola yang dihasilkan dari kain serong (hasil pengembangan pola segitiga pada pola dasar kotak) dapat jatuh lebih luwes dan pas ditubuh pengguna daripada pola yang dibuat searah dengan arah serat kain (hasil pada pola kotak), namun ada titik-titik tertentu yang masih perlu diperbaiki agar dapat lebih pas mengikuti lekuk tubuh pengguna. Kenyamanan dari pakaian yang dihasilkan masih perlu ditingkatkan.
Saran
Hasil yang lebih baik tetap perlu mengembangkan teknik penjahitan agar dapat memperoleh hasil yang lebih pas di tubuh pengguna. Penelitian selanjutnya perlu menambahkan pengembangan teknik-teknik lain dalam penjahitan agar pakaian yang dihasilkan dapat lebih pas di tubuh pengguna. Penelitian untuk mencari penerapan pola
zero-waste
pada kain yang tidak serong namun tetap mengikuti tubuh pengguna juga dapat dikembangkan.KONTRIBUSI PENULIS
Kontribusi penulis pada
paper
ini, adalah peneliti selaku kontributor utama. UCAPAN TERIMA KASIHPenulis menyampaikan terima kasih kepada pihak Universitas Kristen Duta Wacana, khususnya Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Arsitektur dan Desain, Program Studi Desain Produk, yang telah mendanai penelitian ini, sehingga segala sesuatunya dapat berlangsung dengan baik. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan penulis tidak dapat disebutkan satu-persatu. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
7 Inspirasi Gaya Fashion Millenial. (2017, November 13). Retrieved from Fashion Wanita: https://www.tokopedia.com/blog/inspirasi-gaya-fashion-millenial/
Candy, L., & Edmonds, E. A. (2018). Practice-Based Research in the Creative Arts: Foundations and Futures from the Front Line. Leonardo, 63-69. doi:10.1162/LEON_a_01471
Eskak, E., dan Salma, I. R. (2017). Minat Konsumen Terhadap Desain Produk Tas dari Limbah Ban Dalam di Yogyakarta. In Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-6 (pp. 75–85). Yogyakarta: Balai Besar Kulit Karet dan Plastik. Retrieved from http://prosiding.bbkkp.go.id/index.php/SKKP/article/view/311/93
Eskak, E. (2000). Pemanfaatan Kayu Limbah Industri Mebel Untuk Penciptaan Karya Seni. Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Eskak, E. (2014). Pemanfaatan Limbah Ranting Kayu Manis (Cinnamomun Burmanii) untuk Penciptaan Seni Kerajinan dengan Teknik Laminasi. Dinamika Kerajinan Dan Batik, 31(2), 65–74.
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2019
Yogyakarta, 08 Oktober 2019 eISSN 2715-7814
C2-10 https://doi.org/http://dx.doi.org/10.22322/dkb.v31i2.1068.g924
Eskak, E. (2016). Identifikasi Pola Laminasi Tempurung Kelapa. Dinamika Kerajinan Dan Batik, 32(2), 107–116. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.22322/dkb.v32i2.1366
Gwilt, A. (2016). Zero Waste Fashion Design: Approaches and strategies to reduce textile waste. UK: Sheffield Halam University.
Jibi. (2019, Maret 19). Apindo Optimistis Hadapi Era Industri 4.0. Harian Jogja, p. 5. Yogyakarta. Niinimaki, K. (2013). Sustainable Fashion: New Approaches. Finland: Aalto University Publication. Paberza, L. (2017). Sustainability and Zero-Waste Fashion. KEA.
Rissanen, T. (2013). Zero-Waste Fashion Design: a study at the intersection of cloth, fashion design and pattern cutting. Sydney: University of Technology Sydney.
Sugianto, R. V., & Brahmana, R. K. (2018). Pengaruh Self-Congruity, Curiosity, dan Shopping Well-Being Terhadap Pola Konsumsi Fast Fashion pada Generasi Millennial di Surabaya. Agora, 6, 1-6. Trisnawati, T. Y. (2011). Fashion sebagai Bentuk Ekspresi Diri dalam Komunikasi. THE MESSENGER, III,