• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita pandang dari transformasi yang sangat penting dalam abad ke-20

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Jika kita pandang dari transformasi yang sangat penting dalam abad ke-20"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jika kita pandang dari transformasi yang sangat penting dalam abad ke-20 adalah persaingan politik yang semakin tinggi dihampir semua negara. Hal ini juga disertai dengan semakin banyaknya negara yang mengadopsi sistem demokrasi. Di era ini, bahkan negara-negara yang tadinya totaliter, termasuk Indonesia pada masa Orde Baru, pun harus belajar menerapkan demokrasi yang sesungguhnya. Memang pemerintahan Orde Baru di bawah Soeharto menggunakan demokrasi sebagai landasan pemerintahannya. Tapi, dalam pelaksanaannya banyak sekali yang melenceng. Kekuasaaan Soeharto pada masa jayanya tak ubahnya dengan kekuasaan raja-raja feodal. Proses demokrasi dipelintir begitu rupa, sehingga dalam pemilu selalu saja Soeharto dan para kroninya tetap berada di pucuk kekuasaan pemerintah. Tapi desakan dari dalam maupun luar membuat gerakan reformasi berkembang dan akhirnya menjatuhkan kekuasaan Soeharto. Indonesia harus belajar lagi untuk menerapkan demokrasi dalam jalurnya yang benar (Firmansyah, 2011:15).

Dalam demokrasi yang tidak dipoles-poles untuk sekedar menjadi hiasan bibir, peralihan dan pergantiaan kekuasaan dilakukan melalui suatu mekanisme yang disebut sebagai pemilihan umum. Masing-masing peserta pemilu memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dan dipilih. Praktik-praktik represif dan manipulatif yang sering kali terjadi dalam sistem otoriter tidak dapat lagi digunakan.

(2)

2 Persaingan politik menjadi suatu konsep yang sangat penting saat ini. Pemerintahan Indonesia yang menganut sistem multipartai membuat satu partai harus bersaing dengan partai lainnya. Untuk dapat keluar sebagai pemenang dalam Pemilu, partai politik perlu bersaing dengan partai lain. Karena memang satu sama lain berusaha untuk mendapatkan suara terbanyak dan keluar sebagai pemenang Pemilu. Ide persaingan politik sebenarnya bukanlah hal baru.

Schattscheneider melihat bahwa demokrasi merupakan sistem yang berbasis persaingan antarpartai politik dan pemilihlah yang menentukan sebagai pihak yang berada diluar sistem dan organisasi partai. Meadow dalam Nimmo juga membuat definisi bahwa “political communcation refers to any exchange of symbol or messages that to a significant extent have been shaped by or have consequences for political system.” Disini Meadow memberi tekanan bahwa simbol-simbol atau pesan yang disampaikan itu secara signifikan dibentuk atau memiliki konsekuensi terhadap sistem politik. Akan tetapi, Nimmo sendiri yang mengutip Meadow dalam bukunya itu hanya memberi tekanan pada pengaturan umat manusia yang dilakukan dibawah kondisi konflik, sebagaimana disebutkan “communication (activity) considered political by virtue of its consequences (actual or potential) which regulate human conduct under the condition of conflict. Baik Meadow maupun Dan Nimmo, termasuk Gabriel Almond adalah sarjana-sarjana politik keluaran 1950-an dengan aliran behavioristik yang melihat politik tidak saja membahas masalah negara, melainkan dalam hubungannya dengan komunikasi (media massa) dan opini public (Hafied, 2009:35).

(3)

3 Pengertian Komunikasi Politik menurut Nimno, Politik berasal dari kata “polis” yang berarti negara, kota, yaitu secara totalitas merupakan kesatuan antara negara (kota) dan masyarakatnya. Kata “polis” ini berkembang menjadi “politicos” yang artinya kewarganegaraan. Dari kata “politicos” menjadi ”politera” yang berarti hak-hak kewarganegaraan (Sumarno, 1989:8).

Secara definitif, ada beberapa pendapat sarjana politik, diantaranya Dan Nimmo (2000:8) mengartikan politik sebagai kegiatan orang secara kolektif yang mengatur perbuatan mereka di dalam kondisi konflik sosial. Dalam berbagai hal orang berbeda satu sama lain – jasmani, bakat, emosi, kebutuhan, cita-cita, inisiatif , perilaku, dan sebagainya. Lebih lanjut Nimmo menjelaskan, kadang-kadang perbedaan ini merangsang argumen, perselisihan, dan percekcokan. Jika mereka menganggap perselisihan itu serius, perhatian mereka dengan memperkenalkan masalah yang bertentangan itu, dan selesaikan; inilah kegiatan politik.

Dari beberapa pengertian di atas, jelas komunikasi politik adalah suatu proses komunikasi yang memiliki implikasi atau konsekuensi terhadap aktivitas politik. Faktor ini pula yang membedakan dengan disiplin komunikasi lainnya seperti komunikasi pembangunan, komunikasi pendidikan, komunikasi bisnis, komunikasi antar budaya, komunikasi organisasi, komunikasi keluarga dan lain semacamnya. Perbedaan itu terletak pada isi pesan. Artinya komunikasi politik memiliki pesan yang bermuatan politik, sementara komunikasi pendidikan memiliki pesan yang bermuatan masalah-masalah pendidikan. Jadi untuk membedakan antara satu disiplin

(4)

4 Dengan displin lainnya dalam studi ilmu komunikasi, terletak pada sifat atau isi pesannya.

Dalam pemilihan umum tipe-tipe orang politikus, profesional dan aktivis yang memainkan peran kepemimpinan dalam komunikasi politik. Politikus, baik representasi maupun ideolog, berkomunikasi untuk kepentingan para pemilih atau untuk kepentingan tujuan. Juru bicara kelompok terorganisasi dan pemuka pendapat memainkan peran yang jauh lebih aktif dalam komunikasi politik dibandingkan warga negara pada umumnya.

Dalam hal ini kita menekankan peran kepemimpinan komunikator politik, kita juga mengemukakan bahwa para pengikut politik pun adalah komunikator. Lebih dari itu, kita membedakan orang yang merupakan pengikut politik mereka yang menaruh minat aktif dalam politik dan bukan pengikut politik (mereka yang tidak tahu-menahu tentang urusan politik). Kemudian, kita memperkenalkan perbedaan tambahan diantara mereka yang atentif, menaruh minat dan acuh tak acuh terhadap politik. Perhatian kita terdapat pada pengikut yang atentif dan berminat politik atau bukan pada pengikut. Dalam komunikasi politik, partisipan adalah anggota khalayak yang aktif yang tidak hanya memperhatikan apa yang dikatakan oleh para pemimpin politik, tetapi juga menanggapi dan bertukar pesan dengan para pemimpin itu. Ringkasnya, partisipan politik melakukan kegiatan bersama dan bersama-sama dengan para pemimpin politik, yaitu mereka sama-sama merupakan komunikator politik.

(5)

5 Mengingat pada tahun 2013 tepatnya bulan 5 (Mei) Kota Malang kembali diramaikan dengan adanya perhalatan akbar yakni diadakannya Pemilihan Umum (Pemilu) Walikota dan/atau Wakil Walikota Malang. Kita ketahui bahwa pemilihan umum adalah ajang yang paling ditunggu-tunggu oleh para publik figur di daerah.

Komisi Pemilian Umum Daerah (KPUD) Kota Malang, Jawa Timur melakukan pengundian nomor urut dan deklarasi damai calon Walikota Malang 2013. Dalam penetapan KPUD Malang menentukan enam pasangan calon yang lolos untuk mengikuti Pilkada Kota Malang periode 2013 – 2018. Setelah mendapatkan nomor urut tiap-tiap pasangan mempercayai angka yang di dapat adalah angka keramat. Berdasarkan hasil penetapan pasangan calon yang melalui undian secara acak dapat diketahui, pasangan Dwi Cahyono – Nuruddin mendapat nomor urut 1, Sri Rahayu – Priyatmoko 2, Heri Pudji – Sofyan Edi J nomor 3, Mujaiz – Yunar Mulya nomor 4, Dono Arif nomor 5, M Anton – Sutiaji nomor 6.

Sebelum dilakukannya Pilkada Malang 2013, Laboratorium Ilmu Politik dan Rekayasa Kebijakan (Lapora) FISIP Universitas Brawijaya Malang merilis elektabilitas pasangan Cawali dan Wawali yang akan maju di Pilkada 2013 Kota Malang. Dengan 30 enumator yang terdiri dari mahasiswa FISIP, 600 koresponden dari 5 kecamatan di Kota Malang, serta Margin Error hanya sekitar 3,8 persen menyatakan bahwa pasangan abah Anton dan Sutiaji yang diusung Gerindra dan PKB mendulang elektabilitas tertinggi dengan suara 41,5% dan disusul dengan pasangan Sri Rahayu dan Priyatmoko dari PDIP dengan 24,2% Heri Pudji – Sofyan Edi menempati urutan ketiga dari PAN dan Golkar dengan 21,6% suara, Dono dan Arif

(6)

6 dari partai Demokrat, PKS, Hanura menempati urutan keempat dengan 5,2% suara, dan pasangan Independen Dwi-Udin dan Mujais-Yunar masing-masing meraih 5,2% suara dan 2,1% suara.

Dalam penelitan ini penelti tertarik dengan keberadaan pasangan Sri Rahayu dan Priyatmoko. Sri Rahayu sendiri adalah salah satu anggota DPR RI komisi IX sehingga menarik bagi peneliti untuk memilihnya sebagai obyek penelitian ini. Selain itu juga mengapa Sri Rahayu yang di pilih oleh peneliti adalah karena Sri Rahayu ini juga memenangkan persaingan dengan Heri Pudji yang saat itu sebagai istri ketua PDIP Malang.

Dari PDI P kota Malang sendiri pada tahun 2003 juga membawa wakilnya yaitu Peni Suprapto menjabat sebagai walikota Malang selama dua periode sampai tahun 2013 ini. Adapun hal menarik lain yaitu terjadinya konflik di partai PDI P itu sendiri. Konflik ini terjadi ketika hasil rekomendasi dari DPP PDI P pusat telah keluar, dari surat hasil rekomendasi itu juga menyebutkan pemecatan Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kota Malang Peni Suparto dan Sekretaris DPC Wijianto, dan menunjuk Eddy Rumpoko sebagai pelaksana harian bersama Sekretaris Priyatmoko Oetomo. Sebelumnya, pencalonan Walikota Malang melalui PDIP Kota Malang berlangsung panas. Terjadi perebutan pengaruh untuk mendapatkan rekomendasi dari PDIP Pusat. Sri Rahayu bertarung dengan Heri Pudji Utami, Bendahara DPC PDIP yang juga istri Ketua DPC PDIP Kota Malang Peni Suparto. Perseteruan ini memuncak saat Peni Suparto menggalang mosi tidak percaya kepada Ketua DPD PDIP Jawa Timur Sirmadji. Mosi tidak percaya

(7)

7 menggelinding hingga terkumpul 31 PAC. Massa penentang Sirmadji menduduki kantor DPD PDIP. Sehingga DPP PDIP pun turun tangan mengatasinya, dengan memanggil seluruh pengurus PAC dan DPD PDIP Jawa Timur.

Berangkat dari latar belakang di atas menurut asumsi penulis bahwa sangat penting mendalami tentang komunikasi politik yang akan dilakukan oleh kedua calon di atas. Sehingga dalam penelitian ini peneliti mencoba untuk mengkaji lebih mendalam dengan judul, “Komunikasi Politik Pasangan Sri Rahayu Dan Priyatmoko Sebagai Calon Walikota Malang”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana komunikasi politik yang dilakukan Sri Rahayu sebagai calon walikota Malang dari PDI Perjuangan Kota Malang ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komunikasi politik dari pasangan Sri Rahayu dan Priyatmoko sebagai calon walikota Malang dari PDI Perjuangan Kota Malang.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian pada nantinya yakni sebagai berikut:

(8)

8 a. Manfaat Praktis

1) Dalam penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan para politisi dalam menarik simpatisan dalam ajang pemilihan umum.

2) Diharapkan dapat digunakan untuk perkembangan ilmu komunikasi pada khususnya yang berkaitan dengan komunikasi politik dalam menarik simpatisan.

b. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan oleh peneliti dapat menjadi referensi dan tambahan keilmuan bagi peneliti sendiri pada khususnya, serta menambah wawasan tentang pola komunikasi politik yang digunakan oleh sebuah partai politik di Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengukuran dan penghitungan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa komposisi terbaik dalam melakukan pengukuran aktivitas antara larutan radioaktif dengan larutan

Menurut DePorter, Reardon dan Nourie (2010:52) bahwa memperhatikan emosi pebelajar dapat membantu mempercepat pembelajaran. Komik yang disajikan adalah komik berbasis

Virtual Environment merupakan teknologi yang membuat pengguna dapat berinteraksi dengan suatu lingkungan yang disimulasikan oleh komputer (computer-simulated environment),

Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan Penerapan metode eksperimen. Dari

Dewan Pengurus Pusat HPJI bekerja sama dengan Dewan Pengurus Daerah HPJI Provinsi Sulawesi Selatan dan PIARC/World Road Association akan mengadakan Konferensi Regional Teknik

dalam IA 28 atau 14 itu tersirat SnR yg berupa currency pair. yang berada di tengah2 adalah pivot pair. pair ni tak bergerak banyak.. support or resistance: pair ni dia duduk

The departments should replay to the audit paras and reports in specific time.. The Audit paras are generally are in the

Standard faktor-faktor lingkungan kerja yang dianjurkan di tempat kerja agar tenaga kerja masih dapat menerimanya tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan