• Tidak ada hasil yang ditemukan

Matriks SWOT Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Kutai Kartanegara (Skala Perkotaan) Aspek Fisik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Matriks SWOT Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Kutai Kartanegara (Skala Perkotaan) Aspek Fisik"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

LAPORAN AKHIR

Matriks SWOT Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Kutai Kartanegara (Skala Perkotaan) Aspek Fisik

Internal

Eksternal

STRENGTHS (S) (Kekuatan)

1. Karakteristik wilayah perkotaan relatif datar, bergelombang hingga berbukit 2. Dilintasi daerah aliran sungai dan memiliki potensi sumber air baku (danau)

3. Daya tampung ruang berpotensi untuk mendukung pembangunan kawasan permukiman dan infrastruktur perkotaan

4. Keberadaan kawasan fungsional yang bersentuhan langsung dengan keberadaan kawasan permukiman perkotaan

5. Kawasan perkotaan berada pada daerah pesisir dan daerah aliran sungai

WEAKNESES (W) (Kelemahan)

1. Faktor limitasi wilayah sebagai penghambat pengembangan kawasan perkotaan 2. Beban pencemaran cukup tinggi dan kualitas air relatif menurun

3. Kondisi fisik kawasan perkotaan dengan topografi dan kelerengan yang relatif datar sangat rentan terhadap ancaman banjir perkotaan

4. Keberadaan kawasan permukiman yang bersentuhan langsung dengan kawasan fungsional perkotaan belum tertata dengan baik

5. Perkembangan permukiman cenderung sporadis dan kumuh sepanjang kawasan pesisir dan daerah bantaran sungai

OPORTUNITY (O) (Peluang)

1. Penetapan Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai pusat kegiatan nasional (PKN) dan KSN

2. Penetapan Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai kawasan pertambangan strategis bersentuhan langsung dengan kawasan perkotaaan

3. Reorientasi pengembangan wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara diarahkan pada pengelolaan lingkungan hidup (RTRW Provinsi Kalimantan Timur)

4. Keberadaan DAS Mahakam sebagai kawasan konservasi sumberdaya air (RTRW Provinsi Kalimantan Timur)

5. Pengembangan potensi wilayah dominan diarahkan pada pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan

STRATEGI S-O

1. Pengembangan PKN dan KSN berbasis potensi wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara 2. Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya air baku dalam kerangka mendukung kawasan

pertambangan strategis pada kawasan perkotaan

3. Pembangunan kawasan permukiman dan infrastruktur perkotaan Kabupaten Kutai Kartanegara yang diikuti pengendalian lingkungan hidup

4. Pengembangan kawasan fungsional strategis perkotaan yang diikuti pengendalian DAS Mahakam

5. Pengendalian kawasan pesisir dan daerah aliran sungai yang diikuti pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan

STRATEGI W-O

1. Pengembangan kawasan perkotaan dalam kerangka mendukung Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai PKN dan KSN

2. Penataan daerah aliran sungai yang melintasi kawasan perkotaan dan diikuti pengendalian Pencemaran lingkungan

3. Pengendalian ancaman banjir perkotaan yang terintegrasi dengan pengelolaan lingkungan hidup

4. Penataan kawasan permukiman yang bersentuhan langsung dengan kawasan fungsional perkotaan yang diikuti konservasi sumberdaya air

5. Pengendalian kawasan permukiman kumuh yang berada pada daerah pasang surut dan daerah bantaran sungai yang diikuti pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan

TREATHS (T) (Ancaman)

1. Penetapan PKN dan KSN belum dijabarkan dalam satu kesatuan sistem dan mekanisme perencanaan yang terintegrasi dengan pengelolaan SDA 2. Pola pengelolaan kawasan pertambangan belum terintegrasi dengan

penyelamatan lingkungan hidup

3. Pengelolaan lingkungan hidup belum dilaksanakan dan dijabarkan dalam mekanisme penyelenggaraan pembangunan secara berkelanjutan

4. Pengendalian dan pengelolaan DAS Mahakam belum tertangani secara optimal

5. Pengelolaan SDA belum dilaksanakan secara optimal dan berkelanjutan

STRATEGI S-T

1. Pengembangan potensi wilayah yang terintegrasi dengan pengelolaan SDA secara berkelanjutan

2. Penataan daerah aliran sungai yang diikuti dengan penyelamatan lingkungan hidup

3. Pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang diikuti pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanjutan

4. Pengembangan kawasan fungsional perkotaan yang terintegrasi dengan pembangunan kawasan permukiman diikuti pengendalian dan pengelolaan DAS Mahakam

5. Penataan kawasan perkotaan yang berlokasi pada kawasan pesisir, daerah aliran sungai dan optimalisasi pengelolaan SDA

STRATEGI W-T

1. Penataan kawasan perkotaan yang bersinergi dengan keberadaan pusat kegiatan nasional dan kawasan strategis nasional

2. Pengendalian pencemaran dan kualitas air yang terintegrasi dengan pengelolaan kawasan pertambangan

3. Optimalisasi pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian ancaman banjir perkotaan

4. Pembangunan kawasan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang terintegrasi dengan pengendalian DAS Mahakam

5. Pengendalian kawasan permukiman kumuh yang terintegrasi dengan pengelolaan SDA

(2)

LAMPIRAN

LAPORAN AKHIR

Matriks SWOT Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Kutai Kartanegara (Skala Perkotaan) Aspek Ekonomi

Internal

Eksternal

STRENGTHS (S) (Kekuatan)

1. Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai Pusat Kegiatan Nasional dan Kawasan Strategis Nasional dari sudut pandang ekonomi

2. Keberadaan KAPET Sasamba memberi kontribusi terhadap pembangunan ekonomi di Kabupaten Kutai Kartanegara

3. Keberadaan kawasan Minapolitan sebagai motor penggerak peningkatan produktivitas perikanan 4. Keberadaan kawasan industri sebagai motor penggerak ekonomi Kabupaten Kutai Kartanegara 5. Pendayagunaan potensi sumber daya alam pada sektor pertambangan batubara sebagai leading

sektor pembangunan ekonomi

WEAKNESES (W) (Kelemahan)

1. Pusat Kegiatan Nasional dan Kawasan Strategis Nasional belum terintegrasi dalam pengembangan potensi ekonomi wilayah

2. Peran KAPET Sasamba dalam mendorong peningkatan produktivitas ekonomi daerah belum efektif 3. Pemanfaatan potensi sumber daya perikanan sepenuhnya belum optimal sebagai motor penggerak

ekonomi kabupaten

4. Daya saing sektor industri belum kompetitif dan belum didukung dengan ketersediaan infrastruktur wilayah yang memadai

5. Konstribusi sektor pertambangan terhadap PDRB Kabupaten belum optimal

OPORTUNITY (O) (Peluang)

1. Dukungan kebijakan pemerintah pusat dalam hal penetapan kabupaten Kutai Kartanegara sebagai Pusat Kegiatan Nasional dan Kawasan Strategi Nasional dari sudut pandang ekonomi

2. Dukungan pemerintah pusat dalam pengembangan KAPET Sasamba 3. Dukungan pemerintah provinsi dalam pengembangan kawasan minapolitan 4. Pola kerjasama di sektor industri dalam kerangka pembangunan wilayah

5. Potensi permintaan batu bara memiliki prospek dalam mendukung peningkatan produktivitas ekonomi daerah

STRATEGI S-O

1. Optimalisasi pengembangan potensi ekonomi Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai Pusat Kegiatan Nasional dan Kawasan Strategis Nasional

2. Pengembangan potensi ekonomi KAPET Sasamba yang terintegrasi dengan kebijakan pembangunan nasional

3. Pengembangan kawasan minapolitan sebagai motor penggerak kegiatan ekonomi Kabupaten Kutai Kartanegara

4. Pengembangan pola kerjasama di sektor industri dalam kerangka mempercepat pembangunan ekonomi wilayah

5. Peningkatan pengelolaan potensi sumber daya alam tambang batu bara untuk memenuhi permintaan pasar domestik dan pasar dunia

STRATEGI W-O

1. Percepatan pembangunan kabupaten Kutai Kartanegara sebagaii Pusat Kegiatan Nasional dan Kawasan Strategis Nasional yang bertumpuh pada pengembangan potensi ekonomi wilayah 2. Peningkatan peran KAPET Sasamba dalam meningkatkan produktivitas ekonomi wilayah 3. Optimalisasi pemanfaatan potensi sumber daya perikanan sebagai motor penggerak ekonomi 4. Peningkatan daya saing sektor industri yang didukung ketersediaan infrastruktur wilayah 5. Optimalisasi konstribusi sektor pertambangan terhadap PDRB Kabupaten Kutai Kartanegara

TREATHS (T) (Ancaman)

1. Alih fungsi guna lahan sangat intensif sebagai kawasan pengembangan ekonomi 2. Sinergitas antar wilayah dalam pengembangan KAPET Sasamba yang belum

teintegrasi secara efektif

3. Keterpaduan program penanganan kawasan Minapolitan yang belum terlaksana dengan baik

4. Ketersediaan bahan baku dan tenaga kerja yang terbatas serta beban biaya operasional cukup tinggi

5. Kerusakan lahan dan pencemaran lingkungan yang cukup tinggi

STRATEGI S-T

1. Pengendalian alih fungsi lahan produktif melalui pengembangan fungsi-fungsi kegiatan ekonomi strategis

2. Peningkatan sinergitas antar daerah dan interkonektitas antar wilayah dalam pengembangan kawasan KAPET Sasamba

3. Peningkatan keterpaduan program penanganan kawasan Minapolitan

4. Peningkatan peranan sektor industri yang didukung ketersediaan bahan baku dan tenaga kerja terampil

5. Pengendalian kerusahan lahan dan pencemaran lingkungan dalam pengelolaan tambang batu bara yang berbasis lingkungan

STRATEGI W-T

1. Optimalisasi pembangunan sarana dan prasarana guna mendukung pengembangan kawasan ekonomi strategis

2. Optimalisasi dukungan wilayah hinterland dalam menggerakkan fungsi dan peran kawasan KAPET dalam meningkatkan pembangunan ekonomi perkotaan.

3. Optimalisasi pengembangan minapolitan dalam mendukung peningkatan produktivitas ekonomi daerah yang ditunjang pengembangan sumber daya manusia.

4. Peningkatan daya saing sektor industri yang didukung ketersediaan bahan baku dan peningkatan kualitas sumber daya manusia

5. Optimalisasi konstribusi sektor pertambangan terhadap PDRB sebagai leading sektor pembangunan ekonomi

(3)

LAMPIRAN

LAPORAN AKHIR

Matriks SWOT Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Kutai Kartanegara (Skala Perkotaan) Aspek Sosial

Internal Eksternal STRENGTHS (S) (Kekuatan)

1. Sistem sosial masyarakat relatif homogen

2. Pranata sosial masih melembaga dalam dinamika masyarakat 3. Pola hubungan sosial masyarakat berjalan dengan baik 4. Dinamika masyarakat masih berjalan harmonis

5. Adaptasi sosial masyarakat cukup tinggi di dalam mengeksternalisasi dinamika pembangunan perkotaan

WEAKNESES (W) (Kelemahan)

1. Modernisasi dan globalisasi merekondisi perubahan sistem sosial masyarakat

2. Pergeseran pranata sosial akibat perubahan tatanan sosial dalam dinamika pembangunan masyarakat

3. Kesenjangan sosial dan penajaman strata masyarakat akan berdampak pada tingginya rawan konflik sosial

4. Disharmoni dalam merespon dinamika pembangunan perkotaan

5. Pragmentasi dalam dinamika sosial masyarakat dan munculnya gaya hidup baru

OPORTUNITY (O) (Peluang)

1. Harmonisasi dalam dinamika masyarakat multikultur 2. Keteraturan dalam dinamika masyarakat perkotaan 3. Daya saing masyarakat lebih kompetitif

4. Kemampuan masyarakat dalam merespon perubahan sistuasi lingkungan 5. Peningkatan kesejahtaraan masyarakat

STRATEGI S-O

1. Peningkatan harmonisasi dalam masyarakat sebagai modal dasar dalam Pembangunan 2. Implementasi tatanan sosial dalam peningkatan peran serta masyarakat dalam proses

pembangunan

3. optimalisasi daya saing yang didukung peningkatan produktivitas masyarakat 4. Peningkatan daya saing ekonomi melalui penguatan kualitas sumber daya manusia 5. Penguatan struktur sosial masyarakat dalam kerangka mendukung peningkatan

produktivitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat

STRATEGI W-O

1. Penguatan tatanan sosial masyarakat akibat modernisasi pembangunan

2. Pemahaman nilai-nilai sosial yang positif dalam mengurangi konflik dalam masyarakat 3. Peningkatan usaha-usaha ekonomi masyarakat dalam kerangka penanganan konflik

masyarakat perkotaan

4. Peningkatan partisipasi dalam pembangunan guna mengurangi disharmoni dalam masyarakat

5. Peningkatan usaha-usaha ekonomi masyarakat guna mengurangi pragmentasi dalam dinamika sosial masyarakat

TREATHS (T) (Ancaman)

1. Konflik sosial dan dominasi penguasaan reproduksi ruang 2. Distruss dalam dinamika masyarakat

3. Kehidupan individualisme dalam dinamika masyarakat perkotaan 4. Kemiskinan dan marginalisasi masyarakat perkotaan

5. Kesenjangan sosial ekonomi masyarakat.

STRATEGI S-T

1. Pengendalian penguasaan reproduksi ruang pada kelompok-kelompok tertentu

2. Optimalisasi peran kelembagaan sosial dalam mengurangi dis-truss dalam dinamika masyarakat

3. Peningkatan kualitas pola hubungan sosial berdasarkan norma-norma yang ada dalam masyarakat

4. Optimalisasi usaha-usaha ekonomi dan peningkatan pendapatan dalam kerangka penanganan masyarakat marjinal

5. Percepatan pembangunan perkotaan dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat untuk mengurangi kesenjangan sosial dalam masyarakat

STRATEGI W-T

1. Meningkatkan kepekaan sosial untuk mengurangi konflik dalam masyarakat akibat globalisasi

2. Peningkatan daya adaptasi penduduk pendatang terhadap nilai-nilai tradisi yang ada dalam masyarakat lokal

3. Peningkatan kegiatan usaha ekonomi masyarakat untuk tujuan mengurangi kesenjangan sosial

4. Harmonisasi dan peningkatan produktivitas masyarakat

5. Peningkatan produktivitas ekonomi masyarakat melalui usaha-usaha produktif

(4)

LAMPIRAN

LAPORAN AKHIR

Matriks SWOT Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Kutai Kartanegara (Skala Kota) Aspek Regulasi

Internal

Eksternal

STRENGTHS (S) (Kekuatan)

1. Memilik RTRW sebagai instrumen pembangunan

2. Dukungan peraturan daerah tentang IMB dan izin lokasi telah berjalan dengan baik 3. RP4D Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai instrumen pengendalian pembangunan

perumahan dan kawasan permukiman

4. Memiliki perangkat kebijakan pembangunan wilayah (tindak lanjut RTRW dalam bentuk RDTR)

5. Memiliki perangkat kebijakan pembangunan (RPJPD dan RPJMD) sebagai acuan dalam pelaksanaan pembangunan

WEAKNESES (W) (Kelemahan)

1. Implementasi RTRW belum berjalan efektif

2. Efektivitas pembangunan terkait dengan IMB dan izin lokasi belum didukung dengan perda bangunan gedung

3. Fungsi dan peran RP4D belum optimal sebagai acuan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman

4. Singkronisasi antara RTRW dan RDTR belum efektif berfungsi sebagai instrumen pengendalian pemanfaatan ruang

5. Sinergitas berbagai perencanaan pembangunan belum berjalan efektif

OPORTUNITY (O) (Peluang)

1. Percepatan pembangunan Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan KSN

2. Regulasi pemerintah pusat dan provinsi dalam kerangka mendukung pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

3. Implementasi Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman

4. Implementasi Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang kaitannya dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

5. Implementasi peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang tata cara dan pedoman penanganan kawasan permukiman kumuh

STRATEGI S-O

1. Implementasi perda RTRW sebagai instrumen pengendalian pembangunan Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai PKN dan KSN

2. Implementasi peraturan daerah tentang IMB dan izin lokasi dalam kerangka mendukung pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

3. Implementasi RP4D yang bersinergi dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman

4. Implementasi perangkat kebijakan pembangunan wilayah yang didukung Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang

5. Penanganan kawasan permukiman kumuh sesuai penjabaran RPJPD dan RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara

STRATEGI W-O

1. Percepatan pembangunan Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai PKN dan KSN sesuai arahan RTRW

2. Penyusunan perda bangunan gedung yang terintegrasi dengan IMB dan izin lokasi sebagai satu kesatuan mekanisme sistem penyelenggaraan pembangunan

3. Efektivitas RP4D sebagai terjemahan Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman

4. Efektivitas penerapan RTRW sebagai instrumen pengendalian pembangunan yang ditindaklanjuti melalui penyusunan RDTR sesuai amanat Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang

5. Penangan kawasan permukiman kumuh yang terintegrasi dengan perencanaan pembangunan Kabupaten Kutai Kartanegara

TREATHS (T) (Ancaman)

1. Pembangunan PKN dan KSN Kabupaten Kutai Kartanegara belum berjalan efektif dan belum terintegrasi dengan pengelolaan wilayah secara umum

2. Implementasi kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan belum terintegrasi dengan program-program pembangunan Kabupaten Kutai Kartanegara

3. Implementasi kebijakan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman belum berjalan efektif

4. Perangkat kebijakan penataan ruang belum berjalan efektif kaitannya dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

5. Tata cara dan pedoman penanganan kawasan permukiman kumuh belum mengacu pada peraturan perundang-undangan

STRATEGI S-T

1. Implementasi perda RTRW sebagai instrumen pembangunan yang terintegrasi dengan pengelolaan potensi wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara

2. Penyelenggaraan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang terintegrasi dengan implementasi IMB dan izin lokasi

3. Implementasi RP4D yang terintegrasi dengan kebijakan sektoral dibidang pembangunan perumahan dan kawasan permukiman

4. Pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang terintegrasi dengan perangkat kebijakan penataan ruang

5. Implementasi kebijakan pembangunan Kabupaten Kutai Kartanegara yang terintegrasi dengan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan

STRATEGI W-T

1. Pengembangan PKN dan KSN Kabupaten Kutai Kartanegara sesuai arahan RTRW

2. Pembangunan kawasan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang diikuti sinkronisasi perangkat kebijakan pembangunan

3. Implementasi pembangunan perumahan dan kawasan permukiman sesuai arahan RP4D

4. Pengendalian pemanfaatan ruang melalui implementasi RDTR sesuai arahan RTRW dan perangkat kebijakan penataan ruang nasional

5. Pengendalian kawasan permukiman kumuh yang terintegrasi dengan sistem perencanaan pembangunan Kabupaten Kutai Kartanegara

(5)

LAMPIRAN

LAPORAN AKHIR

Matriks SWOT Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Kutai Kartanegara (Skala Kota) Aspek Sarana Permukiman

Internal

Eksternal

STRENGTHS (S) (Kekuatan)

1. Ketersediaan sarana pendidikan pada kawasan permukiman perkotaan 2. Ketersediaan sarana peribadatan pada unit-unit lingkungan permukiman 3. Ketersediaan sarana perdagangan untuk mendukung aktifitas ekonomi

masyarakat

4. Distribusi sarana pelayanan kesehatan sudah tersebar merata pada kawasan perkotaan

5. Ketersediaan sarana perkantoran sebagai pusat pelayanan pemerintahan sesuai hirarkinya

WEAKNESES (W) (Kelemahan)

1. Kapasitas sarana pendidikan belum mememuhi standar pelayanan

2. Sarana peribadatan belum merata pada kawasan perkotaan berdasarkan radius pelayanan

3. Keberadaan lokasi pasar yang belum tertata dengan baik

4. Kapasitas dan jumlah tenaga medis dan paramedis belum sesuai rasio jumlah penduduk

5. Kualitas layanan publik belum optimal

OPORTUNITY (O) (Peluang)

1. Kebijakan pemerintah tentang alokasi anggaran APBN sebesar 20%

2. Peningkatan kerukunan antar umat beragama

3. Peningkatan pendapatan asli daerah melalui pengembangan pusat –

pusat perdagangan dan sentra produksi ekonomi

4. Dukungan pemerintah dalam penyediaan sarana pelayanan kesehatan masyarakat

5. Peningkatan kualitas pelayanan publik melalui tata pemerintahan yang baik

STRATEGI S-O

1. Peningkatan mutu pendidikan dan profesionalisme tenaga pengajar melalui bantuan aloaksi dana pendidikan

2. Pemanfaatan sarana peribadatan sebagai wadah pembinaan kerukunan antar umat beragam

3. Revitalisasi pusat-pusat perdagangan dan sentra-sentra produksi ekonomi dalam rangka peningkatan taraf hidup masyarakat

4. Peningkatan dan pengembangan sarana kesehatan pada unit lingkungan permukiman

5. Penegakan prinsip-prinsip good governance dan tata kelola pemerintahan

STRATEGI W-O

1. Peningkatan sarana pendidikan yang memadai melalui kerjasama dengan pemerintah pusat

2. Penyediaan sarana peribadatan sesuai standar dan radius pelayanan

3. Penataan lokasi sarana perdagangan pada kawasan yang strategis dan representatif

4. Penyiapan tenaga medis dan paramedis yang lebih memadai 5. Peningkatan kualitas SDM aparat pemerintah

TREATHS (T) (Ancaman)

1. Pengelolaan anggaran APBN untuk pendidikan rawan penyalahgunaan

2. Rawan konflik sosial atas nama agama

3. Keterbatasan lahan dan produktifitas ekonomi belum berkembang

4. Ketersediaan tenaga medis berdasarkan spesialisasi dan keahlian sangat terbatas

5. Kualitas SDM relatif rendah dan penguasaan teknologi masih terbatas

STRATEGI S-0

1. Peningkatan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan anggaran untuk mendukung tata kelola pemerintahan yang baik

2. Peningkatan kualitas hubungan antar umat beragam melalui pelibatan tokoh-tokoh agama

3. Efektifitas pemanfaatan lahan untuk pengembangan sarana perdagangan dan sentra-sentra produksi ekonomi

4. Penyiapan tenaga medis spesialis untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan

5. Penerapan dan pengembangan teknologi dalam rangka peningkatan kualitas layanan publik

STRATEGI T-W

1. Peningkatan sarana pendidikan yang berhirarki dan pemenuhan tenaga pengajar sesuai rasio guru dan murid

2. Peningkatan kualitas dan pemanfaatan potensi penyuluh agama dalam rangka pembinaan umat beragama

3. Pengembangan sarana perdagangan dan sentra-sentra produksi ekonomi yang representatif

4. Pemberian insentif pendidikan bagi tenaga medis dan paramedis dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan kesehatan

5. Peningkatan mutu pelayanan publik melalui penggunaan teknologi

(6)

LAMPIRAN

LAPORAN AKHIR

Matriks SWOT Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Kutai Kartanegara (Skala Kota) Aspek Prasarana Permukiman

Internal

Eksternal

STRENGTHS (S) (Kekuatan)

1. Ketersediaan jaringan jalan yang menghubungkan antar kawasan perkotaan 2. Memiliki sistem jaringan drainase pada kawasan permukiman perkotaan 3. Memiliki tempat pembuangan akhir sampah dengan sistem open dumping 4. Ketersediaan sistem pengelolaan air limbah untuk rumah tangga dan industri

5. Ketersediaan sistem jaringan pelayanan air minum dan potensi sumber air baku (sungai dan danau)

WEAKNESES (W) (Kelemahan)

1. Kapasitas badan jalan belum memenuhi standar dan aksesibilitas kawasan relatif rendah

2. Sistem jaringan drainase belum berhirarki dan berfungsi secara optimal 3. Ketersediaan sarana dan prasarana persampahan belum memadai 4. Sistem pengelolaan air limbah belum optimal

5. Kualitas, kuantitas dan kontinuitas distribusi air minum belum maksimal

OPORTUNITY (O) (Peluang)

1. Peningkatan aksesibilitas dan mobilitas masyarakat untuk melakukan aktifitas sosial ekonomi

2. Pengendalian banjir perkotaan melalui sistem jaringan drainase yang terintegrasi

3. Peningkatan sistem pengelolaan persampahan dengan sistem sanitary landfill

4. Peningkatan kualitas lingkungan permukiman kawasan perkotaan melalui sistem pengelolaan limbah terpadu

5. Pemenuhan kebutuhan pelayanan air minum kawasan permukiman perkotaan

STRATEGI S-O

1. Pembangunan jaringan jalan baru yang mengubungkan kawasan perkotaan dengan kawasan hinterland dalam rangka peningkatan daya hubung antar kawasan

2. Pengembangan sistem jaringan drainase yang terintegrasi

3. Peningkatan sistem pengelolaan persampahan yang ramah lingkungan 4. Peningkatan kualitas dan layanan sistem pengelolaan air limbah

5. Konservasi sumber daya air dalam rangka menjaga kelestarian sumber air baku

STRATEGI W-O

1. Peningkatan aksesibilitas kawasan dan kapasitas badan jalan 2. Pembangunan sistem jaringan drainase perkotaan yang berhirarki

3. Penyediaan sarana dan prasarana persampahan pada unit-unit permukiman

4. Optimalisasi sistem pengelolaan air limbah dalam rangka peningkatan kualitas lingkungan

5. Peningkatan pelayanan sistem distribusi jaringan air minum kawasan perkotaaan

TREATHS (T) (Ancaman)

1. alokasi pembiayaan yang cukup tinggi untuk biaya pembangunan dan pemeliharaan

2. Intensitas curah hujan cukup tinggi dan pasang air laut dan sungai berakibat pada banjir perkotaan

3. Perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah masih rendah

4. Kerusakan lingkungan permukiman akibat beban pencemaran cukup tinggi

5. Kinerja pengelolaan pelayanan air minum belum optimal

STRATEGI S-0

1. Efektifitas dan efisiensi pembiayaan pembangunan dan pemeliharaan jaringan jalan 2. Optimalisasi dan normalisasi sistem jaringan drainase perkotaan

3. Peningkatan pemahaman masyarakat tentang pengelolaan sampah berbasis lingkungan 4. Efektifitas pemanfaatan sistem pengelolaan air limbah berbasis partisipasi masyarakat 5. Optimalisasi pengelolaan pelayanan air minum perkotaan

STRATEGI T-W

1. Pembangunan street furniture, sarana perparkiran dan jalur pejalan kaki 2. Peningkatan kapasitas sistem jaringan drainase

3. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah 4. Penyediaan sistem sanitasi komunal pada unit-unit permukiman

5. Peningkatan frekuensi layanan air minum yang diikuti dengan penyiapan sarana dan prasarana

(7)

LAMPIRAN

LAPORAN AKHIR

Matriks SWOT Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Kutai Kartanegara (Skala Kota) Aspek Transportasi

Internal

Eksternal

STRENGTHS (S) (Kekuatan)

1. Ketersediaan terminal sebagai sarana angkutan transportasi 2. Aksesibilitas dan mobilitas angkutan relatif cukup tinggi

3. Ketersediaan moda transportasi angkutan umum yang menghubungkan antar kawasan perkotaan

4. Keberadaan Sungai Mahakam yang didukung moda transportasi sebagai sarana angkutan transportasi sungai dan penyeberangan

5. Keberadaan lokasi bandar udara untuk mendukung produktifitas ekonomi

WEAKNESES (W) (Kelemahan)

1. Kapasitas dan tingkat layanan terminal belum memadai serta belum didukung sarana dan prasarana yang memadai

2. Daya hubung antar kawasan relatif rendah dan ketersediaan sarana transportasi belum memadai

3. Frekuensi angkutan umum relatif masih rendah

4. Ketersediaan sarana dan prasarana angkutan sungai belum memadai 5. Pemanfaatan bandar udara sebagai sarana transportasi belum optimal

OPORTUNITY (O) (Peluang)

1. Pengembangan terminal yang terintegrasi dengan pelabuhan penyeberangan

2. Peningkatan sirkulasi aliran barang dan jasa

3. Penataan rute angkutan umum kota dan angkutan umum antar propinsi

4. Pengembangan moda transportasi angkutan sungai untuk mendukung aksesibilitas kawasan

5. Pengembangan bandar udara yang terintegrasi dengan angkutan darat dan sungai serta sistem aktifitas ekonomi wilayah

STRATEGI S-O

1. Pengembangan terminal angkutan darat yang representatif

2. Penyediaan sarana transportasi untuk mendukung aksesibilitas dan mobilitas.

3. Peningkatan dan pengaturan rute-rute angkutan umum untuk menghubungkan kawasan hinterland dalam rangka peningkatan aksesibilitas antar kawasan

4. Optimalisasi pemanfaatan Sungai Mahakam sebagai prasarana transportasi angkutan sungai

5. Optimalisasi pengembangan bandar udara untuk mendukung produktifitas ekonomi

STRATEGI W-O

1. Penyediaan sarana dan prasarana terminal angkutan darat

2. Peningkatan daya hubung antar kawasan melalui pembangunan jalan baru 3. Peningkatan frekuensi layanan angkutan umum

4. Penyediaan sarana dan prasarana angkutan sungai untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan

5. Pembangunan bandar udara sebagai sarana transportasi alternatif dan peningkatan aksesibilitas

TREATHS (T) (Ancaman)

1. Keterbatasan lahan untuk pengembangan terminal

2. Topografi merupakan faktor penghambat pengembangan prasarana transportasi

3. Peningkatan jumlah penumpang berbanding terbalik dengan ketersediaan sarana angkutan

4. Resiko keamanan dan kenyamanan penumpang angkutan penyeberangan sungai cukup tinggi

5. Biaya perjalanan relatif tinggi dan fungsi bandara untuk mendukung produktifitas ekonomi cukup rendah

STRATEGI S-0

1. Efisiensi pemanfaatan lahan untuk pengembangan terminal angkutan darat 2. Pengembangan jalur alternatif untuk mendukung aksesibilitas kawasan 3. Penyediaan sarana angkutan transportasi massal

4. Pengelolan angkutan transportasi sungai sesuai standar keselamatan dan keamanan pengguna.

5. Pengembangan bandar udara untuk mendukung mobilitas penduduk

STRATEGI T-W

1. Peningkatan kapasitas dan layanan terminal angkutan darat 2. Pemanfaatan teknologi dalam pengembangan jalur transportasi

3. Pembangunan sarana dan prasarana angkutan umum transportasi darat

4. Insentif dan disinsentif bagi pengelola angkutan transportasi sungai terkait keamanan dan kenyamanan penumpang

5. Optimalisasi pemanfaatan bandar udara sebagai sarana angkutan transportasi

(8)

LAMPIRAN

LAPORAN AKHIR

Matriks SWOT Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Kutai Kartanegara (Skala Kota) Aspek Lingkungan

Internal

Eksternal

STRENGTHS (S) (Kekuatan)

1. Keberadaan DAS Mahakam sebagai sumber air baku dan prasarana transportasi angkutan sungai

2. Ekosistem kawasan hutan yang masih terjaga 3. Ketersediaan sumber daya alam cukup potensil

4. Memiliki keanekaragaman hayati flora dan fauna yang masih terpelihara

5. Penetapan Kabupaten Kartanegara sebagai kawasan konservasi sumber daya air oleh pemerintah propinsi

WEAKNESES (W) (Kelemahan)

1. Degradasi DAS Mahakam akibat aktifitas industri, pertambangan dan transportasi 2. Alih fungsi hutan menjadi kawasan permukiman dan pertambangan

3. Pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup cukup tinggi akibat industri dan pertambangan

4. Kelestarian flora dan fauna terancam akibat aktifitas pertambangan dan industri 5. Tingkat pencemaran Sungai Mahakam relatif tinggi

OPORTUNITY (O) (Peluang)

1. Pengembangan transportasi air dan konservasi sumber daya air

2. Konservasi sumber daya lahan dan pengendalian kawasan hutan lindung

3. Dukungan pemerintah pusat melalui UU 32 Tahun 2009 tentang pengelolaan lingkungan hidup

4. Pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai potensi ekowisata

5. Penyediaan sumber air baku secara berkelanjutan

STRATEGI S-O

1. Optimalisasi pemanfaatan Sungai Mahakam sebagai prasarana transportasi dan konservasi sumber daya air

2. Pelestarian kawasan hutan yang diikuti dengan konservasi sumber daya lahan 3. Implementasi UU No.32 Tahun 2009 tentang pengelolaan lingkungan hidup 4. Pengelolaan potensi lingkungan dan penyelamatan kawasan hutan lindung

5. Pengelolaan sumber daya air sesuai UU No.7 Tahun 2004 tentang sumber daya air

STRATEGI W-O

1. Pengendalian pemanfaatan DAS Sungai Mahakam

2. Pengendalian kawasan hutan lindung yang diikuti dengan pelestarian kawasan hutan 3. Pelibatan peran serta sektor swasta dalam pengendalian pencemaran lingkungan 4. Pengembangan potensi ekowisata yang diikuti dengan pelestarian ekosistem kawasan

hutan

5. Pengendalian dampak pencemaran Sungai Mahakam

TREATHS (T) (Ancaman)

1. Pencemaran sungai akibat aktifitas pertambangan dan industri

2. Berkurangnya luasan kawasan hutan lindung akibat alih fungsi lahan

3. Lemahnya penegakan hukum bagi pelaku pengrusakan lingkungan

4. Kerusakan hutan dan migrasi fauna serta punahnya habitat flora spesifik

5. Kualitas, kuantitas dan kontinuitas sumber air baku menurun

STRATEGI S-0

1. Peningkatan peran serta sektor swasta dalam pengendalian pencemaran Sungai Mahakam yang diikuti implementasi PP No.27 Tahun 2012 tentang izin lingkungan 2. Perlindungan dan pengamanan kawasan hutan dan lahan –lahan produktif 3. Penguatan kapasitas lembaga perlindungan hutan

4. Rehabilitasi kawasan hutan dan perlindungan sumber daya alam

5. Perlindungan dan pelestarian sumber air beserta lingkungannya terhadap kerusakan dan pencemaran

STRATEGI T-W

1. Peningkatan kualitas DAS Mahakam dan pengendalian pencemaran akibat aktifitas industri dan pertambangan

2. Pengendalian alih fungsi lahan produktif

3. Peningkatan koordinasi dan pelibatan secara aktif institusi hukum terkait perlindungan terhadap kerusakan lingkungan

4. Perlindungan dan pelestarian flora dan fauna beserta habitatnya terhadap aktifitas pertambangan dan industri

5. Optimalisasi pemanfaatan Sungai Mahakam sebagai sumber air baku diikuti dengan peningkatan kualitas daerah manfaat sungai

(9)

LAMPIRAN

LAPORAN AKHIR

Matriks SWOT Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Kutai Kartanegara (Skala Kota) Aspek Legalitas Lahan

Internal

Eksternal

STRENGTHS (S) (Kekuatan)

1. Kepemilikan lahan dominan dikuasai oleh negara

2. Legalitas lahan memungkinkan untuk mendukung pembangunan infrastruktur yang terintegrasi dengan aktivitas perkotaan

3. Mekanisme dan tata cara pelepasan hak atas kepemilikan lahan yang didukung implementasi kebijakan dari pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara

4. Ketersediaan lahan pengembangan kawasan perkotaan memiliki prospek jangka panjang

5. Nilai dan harga lahan kawasan perkotaan berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan ekonomi

WEAKNESES (W) (Kelemahan)

1. Status penguasaan lahan dominan masyarakat dan swasta

2. Pembangunan infrastruktur yang terintegrasi dengan sistem aktivitas perkotaan belum berjalan efektif

3. Prosedur pelepasan hak atas tanah belum berjalan efektif dan cenderung dikuasai oleh spekulan tanah

4. Alokasi pemanfaatan ruang perkotaan dominan peruntukan untuk kawasan pertambangan

5. Nilai dan harga lahan cukup tinggi dan sangat ditentukan oleh produktivitas ekonomi

OPORTUNITY (O) (Peluang)

1. Penetapan Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai PKN dan KSN menjadi motor penggerak dalam percepatan pembangunan kawasan perkotaan 2. Kebijakan pemerintah secara nasional (Kapet Sasamba) dalam mendorong

akselerasi pembangunan kawasan perkotaan

3. Pengembangan pola kerjasama antara pemerintah dan swasta dalam pembangunan kawasan perkotaan

4. Peningkatan produktivitas wilayah dan daya saing fungsi-fungsi kegiatan ekonomi strategis perkotaan yang terintegrasi dengan wilayah sekitarnya 5. Penerapan sistem manajemen lahan dan pola kerjasama dalam upaya

pengendalian alih fungsi guna lahan dan sistem aktivitas perkotaan

STRATEGI S-O

1. Pengembangan pusat kegiatan nasional dan KSN yang terintegrasi dengan pengendalian pemanfaatan ruang dan alih fungsi guna lahan perkotaan

2. Penyediaan infrastruktur perkotaan yang terintegrasi dengan pengembangan KAPET Sasamba

3. Pengembangan pola kerjasama pembangunan kawasan perkotaan antara pemerintah dan swasta

4. Pembangunan kawasan perkotaan yang terintegrasi dengan fungsi-fungsi kegiatan ekonomi dalam kerangka peningkatan produktivitas wilayah

5. Pengembangan kawasan perkotaan secara berkelanjutan melalui penerapan sistem manajemen lahan

STRATEGI W-O

1. Pengendalian konflik penguasaan lahan dalam kerangka mendukung percepatan pembangunan kawasan perkotaan

2. Pembangunan infrastruktur kawasan perkotaan melalui dukungan kebijakan pemerintah secara nasional

3. Penanganan spekulan tanah dalam kerangka mendukung pola kerjasama pembangunan antara pemerintah dan swasta

4. Pengendalian pemanfaatan ruang perkotaan dalam kerangka mendukung fungsi-fungsi kegiatan ekonomi strategis

5. Pengembangan produktivitas ekonomi melalui optimalisasi alih fungsi guna lahan kawasan perkotaan

TREATHS (T) (Ancaman)

1. Lemahnya pengendalian pembangunan kawasan perkotaan

2. Dinamika pembangunan yang belum terintegrasi antar sektor dan lintas sektoral

3. Efektifitas kerjasama antara pemerintah dan swasta belum berjalan dengan baik

4. Pola kerjasama antara wilayah belum berjalan efektif kaitannya dengan pengendalian produktivitas lahan-lahan perkotaan untuk kegiatan ekonomi strategis

5. Penerapan konsep manajemen lahan dan pola kerjasama belum berjalan efektif dan optimal

STRATEGI S-T

1. Pembangunan kawasan perkotaan dan pengendalian dominasi penguasaan lahan oleh masyarakat dan swasta

2. Pembangunan infrastruktur yang terintegrasi dengan sistem aktivitas perkotaan

3. Implementasi kebijakan pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara tentang mekanisme hak atas kepemilikan lahan melalui kerjasama dengan pihak swasta

4. Pengembangan kawasan perkotaan melalui pola kerjasama antara wilayah dalam kerangka mendukung kegiatan ekonomi strategis

5. Pengendalian nilai dan harga lahan kawasan perkotaan melalui penerapan konsep manajemen lahan

STRATEGI W-T

1. Penanganan konflik penguasaan lahan dalam kerangka mendukung pembangunan kawasan perkotaan

2. Pengembangan infrastruktur perkotaan melalui keterpaduan antar sektor dan lintas sektoral

3. Pengaturan pelepasan hak atas tanah melalui kerjasama antara pemerintah dan swasta

4. Efektivitas pemanfaatan ruang perkotaan yang terintegrasi dengan pengelolaan kawasan pertambangan dalam kerangka mendukung kegiatan ekonomi strategis

5. Implementasi konsep manajemen lahan dalam kerangka pengendalian nilai dan harga lahan untuk mendukung peningkatan produktivitas ekonomi perkotaan

(10)

LAMPIRAN

LAPORAN AKHIR

Matriks SWOT Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Kutai Kartanegara (Skala Kota) Aspek Investasi

Internal

Eksternal

STRENGTHS (S) (Kekuatan)

1. Ketersediaan Perda investasi dalam pembangunan 2. Potensi SDA dominan pada sektor pertambangan

3. Keamanan yang cukup kondusif yang terjamin bagi investor 4. Ketersediaan infrastruktur ekonomi yang cukup mamadai

5. Penyerapan tenaga kerja dalam sektor kegiatan ekonomi strategis

WEAKNESES (W) (Kelemahan)

1. Kontribusi penerimaan PAD relatif masih rendah 2. Pengelolaan sumberdaya alam belum optimal

3. Respon masyarakat terhadap keberadaan kegiatan industri pertambangan sangat bervariasi

4. Dukungan infrastruktur ekonomi untuk berinvestasi belum berjalan efektif 5. Keterbatasan tenaga kerja terampil pengembangan sektor ekonomi strategis

OPORTUNITY (O) (Peluang)

1. Minat investor untuk berinvestasi cukup tinggi

2. Pengembangan sistem transportasi antar moda yang terintegrasi dengan pengelolaan sektor pertambangan

3. Jaminan keamanan bagi para investor

4. Prospek investasi cukup terjamin melalui dukungan infrastruktur ekonomi 5. Pemanfaatan tenaga kerja lokal pada sektor ekonomi strategis

STRATEGI S-O

1. Efektivitas implementasi perda investasi

2. Pengembangan sistem transportasi wilayah untuk mendukung distribusi aliran barang dan jasa

3. Peningkatan kondisi keamanan untuk mendorong penanaman modal disektor ekonomi stategis

4. Peningkatan ketersediaan infrastruktur ekonomi untuk mendorong sektor investasi ekonomi

5. Penyerapan tenaga kerja terampil pada sektor ekonomi strategis

STRATEGI W-O

1. Peningkatan fungsi dan peran investor dalam penerimaan PAD

2. Optimalisasi pemanfaatan jasa angkutan transportasi sungai yang terintegrasi dengan pengelolaan potensi sumber daya alam

3. Pemberian jaminan kemanan bagi para investor pada sektor ekonomi strategis

4. Penyediaan dan pembangunan infrastruktur ekonomi untuk mendukung distribusi aliran barang dan jasa

5. Peningkatan kualitas SDM dalam pengelolaan sumber daya ekonomi strategis

TREATHS (T) (Ancaman)

1. Penguasan lahan produktif cukup tinggi

2. Pengelolaan sumber daya alam belum berbasis pada penyelamatan lingkungan hidup

3. Komplik sosial akibat penguasaan lahan yang tinggi 4. Pola distribusi aliran barang dan jasa belum berjalan efektif

5. Penguasaan teknologi dalam pengelolaan sumberdaya alam masih terbatas

STRATEGI S-T

1. Efektivitas pemanfaatan ruang yang diikuti implementasi perda investasi 2. Pengelolaan SDA berbasis penyelamatan lingkungan hidup

3. Penyediaan data base pertanahan sebagai jaminan para investor

4. Peningkatan infrastruktur ekonomi dalam mendukung pola distribusi aliran barang dan jasa

5. Peningkatan kualitas SDM dalam kerangka mendukung pertumbuhan sektor ekonomi strategis

STRATEGI W-T

1. Peningkatan penerimaan PAD melalui insentif dan disinsentif dalam pemanfaatan ruang

2. Peningkatan pengelolaan sumber daya alam yang diikuti pelestarian lingkungan hidup 3. Peningkatan fungsi dan peran pemerintah dalam pengendalian penguasaan lahan 4. Optimalisasi infrastruktur ekonomi dalam kerangka fungsi dan peran investor 5. Pengembangan kualitas SDM melalui jalur pendidikan

(11)

LAMPIRAN

LAPORAN AKHIR

SWOT Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kala Kota) Aspek Pembiayaan

Internal

Eksternal

STRENGTHS (S) (Kekuatan)

1. Alokasi pembiayaan untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur yang bersumber dari APBD cukup positif

2. Potensi sektor perkebunaan kelapa sawit berkonstribusi secara positif dalam pembiayaan pembangunan.

3. Potensi tambang batubara memberi kontribusi secara positif sebagai sumber penerimaan dan pembiayaan dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur 4. Pengelolaan dan pemanfaatan potensi sektor industri akan berkonstribusi secara positif

terhadap pembiayaan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.

5. Pengelolaan sektor pariwisata akan berkonstribusi secara positif terhadap pembiayaan infrastruktur

WEAKNESES (W) (Kelemahan)

1. Alokasi pembiayaan pembangunan permukiman dan infrastruktur yang bersumber dari APBD belum efektif

2. Daya saing produk kelapa sawit belum kompetitif

3. Dana perimbangan yang bersumber dari sektor pertambangan belum berkonstribusi positif terhadap pembangunan permukiman dan infrastruktur.

4. Konstribusi sektor industri sebagai salah satu potensi sumber pembiayaan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan belum optimal.

5. Daya saing pengelolaan sektor pariwisata belum optimal sehingga konstribusi pembiayaan pembangunan relatif rendah

OPORTUNITY (O) (Peluang)

1. Dukungan pembiayaan dari pemerintah pusat untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

2. Sumber pembiayaan dari pihak swasta dalam pengelolaan sektor perkebunan cukup potensil

3. Peningkatan ekspor tambang batu bara sebagai penghasil devisa untuk pembiayaan pembangunan

4. Ketersediaan bahan baku untuk industri cukup potensil

5. Interkoneksitas arus kunjungan dan pergerakan wisatawan antar wilayah cukup potensil

STRATEGI S-O

1. Efektivitas dan efisiensi pemanfaatan alokasi anggaran pemerintah pusat dalam pembangunan infrastruktur perkotaan.

2. Peningkatan pengelolaan sektor perkebunan dalam kerangka pembiayaan pembangunan melalui pelibatan peran serta sektor swasta.

3. Optimalisasi pengelolaan tambang batu bara dalam kerangka peningkatan ekspor komoditi unggulan

4. Pengembangan sektor industri yang didukung ketersediaan bahan baku dan konstribusinya terhadap pembiayaan pembangunan

5. Peningkatan pengelolaan sektor pariwisata sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

STRATEGI W-O

1. Peningkatan alokasi pendanaan yang bersumber dari APBN dalam kerangka pengelolaan sumberdaya ekonomi

2. Peningkatan daya saing produk perkebunan yang didukung investor dari pihak swasta 3. Peningkatan penerimaan keuangan daerah melalui dana perimbangan yang bersumber

dari sektor pertambangan sebagai sumber pembiayaan pembangunan 4. Optimalisasi pengelolaan sumber penerimaan dari sektor industri

5. Kerjasama pengelolaan sektor pariwisata dalam kerangka pembiayaan pembangunan.

TREATHS (T) (Ancaman)

1. Lemahnya koordinasi dalam pembiayaan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

2. Kerjasama pembiayaan antara pemerintah dan swasta belum berjalan efektif

3. Konstribusi penerimaan devisa sektor pertambangan relatif rendah

4. Kerusakan hutan produksi dan hutan lindung secara berkelanjutan.

5. Masih lemahnya pemasaran potensi pariwisata sebagai obyek tujuan kunjungan wisata

STRATEGI S-T

1. Peningkatan pola kerjasama pembiayaan yang didukung komitmen pemerintah

2. Efektivitas pembiayaan antara pemerintah dan swasta dalam pengelolaan sektor perkebunan

3. Peningkatan konstribusi penerimaan devisa melalui ekspor batu bara 4. Pengembangan industri strategis berbasis lingkungan

5. Pembentukan pola kerjasama dalam pemasaran potensi pariwisata.

STRATEGI W-T

1. Peningkatan koordinasi dalam pembiayaan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

2. Peningkatan keterpaduan pembiayaan melalui pola kerja sama antar pemerintah dan swasta

3. Peningkatan penerimaan daerah yang bersumber dari sektor pertambangan

4. Optimalisasi pengembagan sektor industri sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan

5. Peningkatan daya saing sektor pariwisata yang didukung infrastruktur yang memadai

(12)

LAMPIRAN

LAPORAN AKHIR

SWOT Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Kutai Kartanegara (Skala Kota) Aspek Partisipasi Masyarakat

Internal

Eksternal

STRENGTHS (S) (Kekuatan)

1. Pelibatan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan cukup positif

2. Pola kerjasama dalam pembangunan antara pemerintah dan masyarakat cukup positif 3. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan infrastruktur cukup tinggi

4. Fungsi dan peran lembaga adat berpengaruh positif dalam pembangunan

5. Tersedianya fasilitas pendidikan formal maupun non formal untuk mendorong peningkatan kualitas SDM

WEAKNESES (W) (Kelemahan)

1. Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan sangat dipengaruhi dengan imbalan jasa 2. Mekanisme kerjasama antara pemerintah dan masyarakat belum berjalan optimal 3. Tingkat kesadaran masyarakat dalam memelihara infrastruktur masih rendah 4. Dukungan lembaga adat dalam pembangunan sudah mulai menurun

5. Pemanfaatan pendidikan formal dan non formal belum optimal

OPORTUNITY (O) (Peluang)

1. Model pelaksanaan pembangunan berbasis partisipasi masyarakat 2. Program pembangunan berbasis pemberdayaan masyarakat 3. Kerjasama antar stakeholders dalam pelaksanaan pembangunan

4. Peningkatan fungsi dan peran kerlembagaan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan

5. Peningkatan kualitas SDM melalui jalur pendidikan formal dan non formal

STRATEGI S-O

1. Pengembangan model pembangunan berbasis partisipasi masyarakat

2. Peningkatan pola kerja sama dalam pembangunan berbasis pemberdayaan masyarakat. 3. Peningkatan kerjasama masyarakat dan stokehorlders dalam pembangunan

infrastruktur perkotaan

4. Peningkatan fungsi dan peran lembaga adat yang terintegrasi dengan kelembagaan masyarakat untuk mendukung pelaksanaan pembangunan

5. Penyediaan sarana pendidikan formal dan non formal untuk meningkatkan kualitas SDM

STRATEGI W-O

1. Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.

2. Optimalisasi mekanisme kerjasama antara pemerintah dan masyarakat melalui mekanisme pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan

3. Peningkatan kerjasama antar stokeholders untuk tujuan peningkatan kesadaran masyarakat dalam pembangunan permukiman dan infrastruktrur perkotaan

4. Peningkatan kapasitas lembaga adat dan lembaga masyarakat sebagai motivator pelaksanaan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

5. Peningkatan kualitas SDM melalui jalur pendidikan formal dan non formal

TREATHS (T) (Ancaman)

1. Keterlibatan masyarakat sangat bervariasi dalam merespon pelaksanaan pembangunan

2. Mekanisme pelaksanaan pembangunan sepenuhnya belum bertumpuh pada masyarakat

3. Implementasi kerjasama stakeholders belum terorganisir dengan baik 4. Peran kelembagaan masyarakat dalam pembangunan belum berjalan

efektif

5. Bentuk kerjasama antar lembaga pendidikan formal dan informal belum berjalan efektif

STRATEGI S-T

1. Penguatan respon sibilitas masyarakat dalam pelaksana pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

2. Penguatan mekanisme kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

3. Peningkatan kerjasama antar stakeholders dan organisasi kemasyarakatan dalam mekanisme pelaksanaan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan 4. Peningkatan fungsi dan peran kelembagaan adat dan lembaga masyarakat dalam

pelaksanaan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

5. Peningkatan kualitas SDM melalui kerjasama antar lembaga pendidikan formal dan non formal

STRATEGI W-T

1. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

2. Efektivitas mekanisme kerjasama masyarakat dan pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

3. Penguatan lembaga swadaya masyarakat melalui peran serta dalam pemeliharaan infrastruktur perkotaan

4. Efektivitas fungsi dan peran kelembagaan masyarakat yang terintegrasi fungsi dan peran kelembagaan adat dalam menunjang pelaksanaan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

5. Peningkatan fungsi dan peran lembaga pendidikan sebagai media transformasi pembangunan perkotaan

(13)

LAMPIRAN

LAPORAN AKHIR

SWOT Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Kutai Kartanegara (Skala Kota) Aspek Kelembagaan

Internal Eksternal STRENGTHS (S) (Kekuatan)

1. Dukungan kelembagaan adat sebagai pemersatu masyarakat dalam proses pembangunan

2. Peran organisasi kemasyarakatan dan cukup positif dalam pembangunan wilayah

3. Fungsi dan peran lembaga teknis terkait pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

4. Implementasi tata pemerintahan telah berjalan dengan baik

5. Keterpaduan program antar lembaga pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

WEAKNESES (W) (Kelemahan)

1. Fungsi dan peran kelembagaan adat belum efektif

2. Peran organisasi masyarakat belum berjalan efektif

3. Koordinasi antar lembaga belum berjalan dengan baik yang membidangi perumahan dan permukiman

4. Koordinasi antar sektor dan lintas sektoral belum berjalan dengan baik dalam konteks pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

5. Keterpaduan program antar lembaga pemerintah belum optimal

OPORTUNITY (O) (Peluang)

1. Penguatan kapasitas lembaga adat dalam penyelenggaran pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

2. Dukungan kelembagaan swasta dan peran asosiasi profesi dalam mekanisme penyelenggaraan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.

3. Regulasi pemerintah pusat dalam konteks peningkatan kapasitas pemerintah Kabupaten dalam pelaksanaan pembangunan permukiman dan infrasruktur perkotaan

4. Fungsi dan peran kelembagaan swasta dan masyarakat dalam proses pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

5. Implementasi Undang-Undang Otonomi daerah

STRATEGI S-O

1. Pengembangan kapasitas lembaga adat dalam mendukung pelaksanaan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

2. Optimalisasi peran kelembagaan swasta dan asosiasi profesi dalam kerangka mendukung pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

3. Efektivitas kelembagaan pemerintah yang diikuti implementasi peraturan dalam pelaksanaan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

4. Peningkatan fungsi dan peran kelembagaan swasta dan masyarakat dalam proses pembangunan permukiman dan infrastruktur yang didukung tata pemerintahan yang baik

5. Optimalisasi keterpaduan program antar lembaga pemerintah yang didukung implementasi undang-undang otonomi daerah

STRATEGI W-O

1. Efektivitas fungsi dan peran kelembagaan adat dalam penyelenggaraan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.

2. Peningkatan efektifitas fungsi dan peran organisasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan

3. Peningkatan keterpaduan antar lembaga dalam penyelenggaraan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

4. Peningkatan koordinasi antar sektor dan lintas sektoral dalam kontekspembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

5. Pengembangan model penyelenggaraan pembangunan yang didukung keterpaduan antar sektor

TREATHS (T) (Ancaman)

1. Kurangnya pemahaman terhadap program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

2. Keterlibatan peran kelembagaan swasta dan asosiasi profesi belum optimal 3. Efektivitas implementasi kebijakan pemerintah disektor permukiman dan

infrastruktur perkotaan belum berjalan dengan baik

4. Fungsi dan peran kelembagaan swasta pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan belum berjalan efektif

5. Penerapan pelaksanaan Undang-Undang Otonomi belum berjalan dengan baik

STRATEGI S-T

1. Peningkatan pemahaman terhadap program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

2. Optimalisasi peran kelembagaan swasta dan asosiasi profesi dalam pembangunan

3. Peningkatan fungsi dan peran lembaga teknis terkait pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

4. Efektivitas fungsi dan peran kelembagaan swasta dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

5. Penguatan dan singkronisasi program dalam penyelenggaraan pembangunan yang didukung undang-undang otonomi daerah

STRATEGI W-T

1. Peningkatan peran lembaga adat sebagai media dalam menyampaikan program-program pembangunan kepada masyarakat

2. Efektivitas peran organisasi masyarakat dan swasta dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

3. Peningkatan efektifitas keterpaduan antar lembaga dalam penyelenggaraan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

4. Peningkatan peran swasta dalam penyelenggaraan pembangunan permukiman dan infrastruktur melalui keterpaduan antar sektor dan lintas sektoral

5. Implementasi peraturan perundang-undangan dalam pelaksanaan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

(14)

LAMPIRAN

LAPORAN AKHIR

SWOT Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Kutai Kartanegara (Skla Kota) Aspek Kependudukan

Internal

Eksternal

STRENGTHS (S) (Kekuatan)

1. Kepadatan penduduk pada kawasan perkotaan relatif rendah 2. Produktivitas penduduk cukup tinggi

3. Ketersediaan tenaga kerja relatif tinggi 4. Tingkat pertumbuhan penduduk relatif rendah 5. Ketersediaan data base kependudukan

WEAKNESES (W) (Kelemahan)

1. Distribusi dan kepadatan penduduk belum merata di kawasan perkotaan 2. Keterbatasan lapangan kerja dan lapangan usaha

3. Kualitas sumber daya manusia relatif rendah 4. Urbanisasi dan migrasi cukup tinggi.

5. Pendataan jumlah penduduk belum berjalan efektif

OPORTUNITY (O) (Peluang)

1. Penangangan urbanisasi dan migrasi pada kawasan perkotaan 2. Ketersediaan lapangan kerja cukup mamadai pada sektor industri 3. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dan penguasaan teknologi 4. Pengendalian laju pertumbuhan jumlah penduduk melalui program

Keluarga Berencana

5. Implementasi dan penerapan E-KTP berbasis data base kependudukan

STRATEGI S-O

1. Pengendalian kepadatan penduduk pada kawasan perkotaan 2. Peningkatan produktivitas tenaga kerja pada sektor industri

3. Pembinaan dan pelatihan tenaga kerja yang diikuti penguasaan teknologi

4. Implementasi program Keluarga Berencana dalam kerangka pengendalian pertumbuhan jumlah penduduk

5. Penerapan E –KTP berbasis data base kependudukan

STRATEGI W-O

1. Distribusi jumlah penduduk secara merata pada kawasan perkotaan

2. Penyiapan lapangan usaha baru dan penyerapan tenaga kerja pada sektor industri secara kompetitif

3. Peningkatan kapasitas dan kualitas SDM serta penguasaan teknologi

4. Peningkatan pelayanan program Keluarga Berencana untuk semua lapisan masyarakat

5. Optimalisasi pendataan jumlah penduduk melalui program E-KTP

TREATHS (T) (Ancaman)

1. Pengendalian penduduk belum optimal

2. Ketersediaan tenaga kerja terampil cukup rendah 3. Penguasaan teknologi relatif rendah

4. Implementasi kebijakan pemerintah dalam program Keluarga Berencana belum efektif

5. Penerapan E-KTP belum berjalan efektif

STRATEGI S-T

1. Pengendalian angka pertumbuhan penduduk pada kawasan perkotaan 2. Peningkatan kapasitas SDM melalui jalur pendidikan formal dan non formal 3. Peningkatan kualitas SDM berbasis penguasaan teknologi

4. Peningkatan kualitas dan kuantitas layanan kesehatan melalui program Keluarga Berencana

5. Penyempurnaan data base kependudukan melalui program E-KTP

STRATEGI W-T

1. Optimalisasi fungsi kawasan perkotaan yang diikuti distribusi kepadatan penduduk 2. Peningkatan kapasitas lembaga pendidikan non formal dalam pembinaan dan

pelatihan tenaga kerja

3. Peningkatan kualitas SDM yang diikuti dengan penyediaan lapangan kerja 4. Implementasi program Keluarga Berencana secara berkelanjutan

5. Pengembangan data base kependudukan yang terintegrasi dengan pengembangan wilayah

(15)

LAMPIRAN

LAPORAN AKHIR

SWOT Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Kutai Kartanegara (skala Kota) Aspek Budaya

Internal

Eksternal

STRENGTHS (S) (Kekuatan)

1. Nilai-nilai tradisi Daya’ masih terjaga dan terpelihara sebagai simbol pemersatu

2. Peran lembaga adat sebagai simbol penguatan norma-norma yang ada dalam masyarakat

3. Tata nilai yang masih melembaga dalam masyarakat merupakan potensi sektor pariwisata

4. Alkututrasi budaya dalam masyarakat berposisi saling menguatkan

5. Transformasi budaya merekondisi harmonisasi dalam kehidupan masyarakat

WEAKNESES (W) (Kelemahan)

1. Modernisasi mengondisikan pergeseran tata nilai dalam kehidupan masyarakat 2. Degradasi fungsi dan peran lembaga adat

3. Aktualisasi tradisi nilai masyarakat belum menjadi motor penggerak sektor pariwisata

4. Polarisasi budaya merekondisi disharmoni dalam kehidupan masyarakat 5. Menculnya gaya hidup baru dan individualisme dalam kehidupan masyarakat

OPORTUNITY (O) (Peluang)

1. Implementasi pembangunan berdasarkan nilai –nilai tradisi dan kearifan lokal

2. Penguatan kapasitas peran lembaga adat dalam pembangunan 3. Pengembangan sektor pariwisata berbasis kearifan lokal 4. Harmonisasi dalam dimensi masyarakat multikultur perkotaan

5. Penguatan dan regenerisasi pemahaman budaya pada generasi muda

STRATEGI S-O

1. Pengembangan model pembangunan berbasis nilai-nilai tradisi dan kearifan lokal 2. Peningkatan fungsi dan peran lembaga adat dalam pembangunan permukiman dan

infrastruktur perkotaan

3. Pengembangan potensi sektor pariwisata sesuai tata nilai dan kearifan lokal masyarakat

4. Pengembangan kerukunan antar kelompok-kelompok masyarakat dalam dimensi masyarakat multikultur perkotaan

5. Pengembangan kapasitas masyarakat melalui penguatan nilai-nilai budaya pada generasi muda

STRATEGI W-O

1. Penguatan nilai-nilai tradisi dalam modernisasi pembangunan perkotaan

2. Pemberdayaan lembaga adat dalam pelaksanaan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

3. Pemanfaatan potensi sektor pariwisata melalui aktualisasi nilai-nilai budaya masyarakat

4. Pengembangan kapasitas masyarakat multikultur sebagai media komunikasi antar lapisan-lapisan masyarakat perkotaan

5. Peningkatan kompetensi generasi muda dalam mengaktualisasikan nilai-nilai budaya yang berkelanjutan.

TREATHS (T) (Ancaman)

1. Pergeseran nilai-nilai sosial dari masyarakat mekanik ke masyarakat organik

2. Pragmentasi kehidupan masyarakat perkotaan 3. Degradasi pemahaman tata nilai dalam masyarakat 4. Disharmoni masyarakat dalam keberagaman budaya 5. Pengenalan nilai-nilai budaya semakin menurun

STRATEGI S-T

1. Penguatan nilai-nilai tradisi masyarakat sebagai mediator dalam pelaksanaan pembangunan

2. Peningkatan fungsi dan peran lembaga adat melalui aktualisasi nilai dan norma dalam dimensi pemangunan masyarakat perkotaan

3. Penguatan kapasitas kelembagaan masyarakat yang terintegrasi dengan sektor pariwisata

4. Alkututrasi budaya dalam kerangka penguatan keberagaman budaya berdimensi masyarakat multikultur perkotaan

5. Penguatan sistem nilai dan norma masyarakat dalam mekanisme penyelenggaraan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

STRATEGI W-T

1. Adaptasi nilai-nilai sosial masyarakat dalam kerangka pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

2. Peningkatan fungsi dan peran lembaga adat dalam dimensi pengembangan kapasitas masyarakat perkotaan

3. Penguatan tata nilai masyarakat yang terintegrasi dengan pengembangan sektor pariwisata

4. Pengembangan kapasitas masyarakat yang berorientasi pada nilai-nilai budaya dalam dimensi pembangunan secara berkelanjutan

5. Peguatan pemahaman nilai-nilai budaya dalam merespon pluralisme masyarakat perkotaan

(16)

LAMPIRAN

LAPORAN AKHIR

Matriks SWOT Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Kutai Kartanegara (Skala Kota) Aspek Spesifikasi Wilayah

Internal

Eksternal

STRENGTHS (S) (Kekuatan)

1. Karakteristik topografi dan matra wilayah yang spesifik (kawasan perkotaan dibentuk oleh daerah aliran sungai)

2. Keberadaan DAS Mahakam yang melintasi kawasan perkotaan

3. Berpotensi untuk pengembangan kota tepian air (kota yang berorientasi sungai) 4. Keberadaan kawasan strategis kabupaten (kawasan segitiga kekembangan) 5. Pengembangan kawasan perkotaan berorientasi pada kota industri

WEAKNESES (W) (Kelemahan)

1. Pemanfaatan potensi wilayah yang berorientasi pada daerah aliran sungai belum optimal

2. Degradasi kualitas lingkungan dan pencemaran air pada daerah aliran sungai

3. Pemanfaatan potensi DAS belum optimal dalam kerangka mendukung pengembangan kawasan perkotaan

4. Fungsi dan peran kawasan segitiga kekembangan belum berjalan efektif

5. Pengembangan kawasan perkotaan berorientasi pada kota industri belum berjalan efektif

OPORTUNITY (O) (Peluang)

1. Sektor pertambangan strategis merupakan leading sektor secara nasional 2. Kebijakan pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menetapkan Kabupaten

Kutai Kartanegara sebagai pusat pengembangan kawasan minapolitan 3. Kebijakan pemerintah Pusat menetapkan Kabupaten Kutai Kartanegara

sebagai kawasan pengembangan ekonomi terpadu (Kapet) Sasamba 4. Kebijakan pemerintah pusat menetapkan KSN dari sudut kepentingan

fungsi dan daya dukung lingkungan hidup (Heart of Borneo)

5. Pengembangan perkotaan yang berorientasi kota tepian air dan wisata alam sebagai penciri wilayah

STRATEGI S-O

1. Pemanfaatan potensi wilayah secara optimal yang terintegrasi dengan pengelolaan sektor pertambangan strategis

2. Pengembangan kawasan minapolitan yang terintegrasi dengan pegendalian DAS Mahakam sebagai satu kesatuan sistem perkotaan

3. Penataan kota tepian air dalam kerangka mendukung pengembangan Kapet Sasamba

4. Pengembangan kawasan strategis kabupaten (kawasan segitiga kekembangan) yang bersinergi dengan KSN Heart of Borneo

5. Pembangunan kawasan perkotaan yang berorientasi kota industri, kota tepian air dan wisata alam

STRATEGI W-O

1. Optimalisasi potensi wilayah yang diikuti pengendalian DAS dalam kerangka mendukung pengelolaan sektor pertambangan strategis

2. Pengendalian lingkungan dalam kerangka mendukung pengembangan kawasan minapolitan

3. Sinergitas pembangunan kawasan perkotaan melalui pemanfaatan potensi DAS dalam kerangka mendukung pengembangan Kapet Sasamba

4. Efektivitas fungsi dan peran kawasan segitiga kekembangan dalam kerangka mendukung KSN Heart of Borneo

5. Pengembangan kota industri, kota tepian air dan wisata alam yang terintegrasi dengan pembangunan kawasan perkotaan

TREATHS (T) (Ancaman)

1. Pengelolaan sektor pertambangan strategis belum optimal dan tingginya kerusakan lingkungan hidup

2. Sinergitas dan sinkronisasi pengembangan kawasan minapolitan sebagai suatu sistem pembangunan perkotaan belum berjalan efektif

3. Implementasi kebijakan pemerintah pusat untuk pengembangan kawasan ekonomi terpadu (Kapet) Sasamba belum berjalan efektif

4. Implementasi kebijakan pemerintah pusat terhadap KSN Heart of Borneo belum berjalan efektif

5. Dominan kawasan perkotaan sangat rentan terhadap ancaman banjir perkotaan

STRATEGI S-T

1. Pengembangan potensi wilayah yang terintegrasi dengan pengelolaan sektor pertambangan strategis berbasis lingkungan hidup

2. Penataan dan normalisasi DAS Mahakam dalam kerangka mendukung pembangunan kawasan perkotaan

3. Pembangunan kawasan ekonomi terpadu Sasamba yang bersinergi dengan pengembangan kota tepian air

4. Implementasi kebijakan pemerintah pusat terhadap KSN Heart of Borneo dalam kerangka mendukung pengembangan kawasan segitiga kekembangan

5. Penataan kawasan perkotaan yang berorientasi pada kota industri dan diikuti pengendalian ancaman banjir perkotaan

STRATEGI W-T

1. Pengendalian DAS yang terintegrasi dengan pengelolaan sektor pertambangan strategis

2. Konservasi sumberdaya air dalam kerangka mendukung pengembangan kawasan minapolitan

3. Optimalisasi pemanfaatan potensi DAS yang terintegrasi dengan pengembangan Kapet Sasamba

4. Efektivitas fungsi dan peran kawasan segitiga kekembangan yang diikuti implementasi kebijakan pemerintah pusat

5. Pengendalian ancaman banjir dalam kerangka mendukung pengembangan kawasan perkotaan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan lama waktu kejutan suhu dingin memberikan hasil yang nyata ter- hadap pembentukan individu triploid pa- da ikan patin

Evaluasi sistem dari penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa merancang dan membangun sistem klasifikasi dokumen dengan menggunakan metode

Menurut WHO Task Force in Stroke and other Cerebrovaskular Disease adalah suatu Menurut WHO Task Force in Stroke and other Cerebrovaskular Disease adalah

Rencana Kerja (Renja SKPD) ini merupakan gambaran program dan kegiatan Kecamatan Purwantoro yang akan dilaksanakan pada tahun 2021 untuk mendukung program pembangunan daerah dan

Tidak tertutup kemungkinan bahwa suatu saat pada sapi perah di Indonesia juga dapat terjadi resistensi cacing terhadap antelmintik yang diberikan, mengingat pola pemberian obat

3. Beberapa manfaat perencanaan usaha adalah pekerjaan atau aktivitas dapat dilakukan secara teratur dan dengan tujuan yang jelas, menghindari pekerjaan atau aktivitas yang

Abdullah dan Firiah. Pengaruh Akuntansi Konservatisme terhadap Relevansi Nilai Laporan Keuangan dengan Kualitas Laba sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Ekonomi,

Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi di berbagai bidang maka dunia pendidikan juga harus menyesuaikan diri mengikuti perkembangannya, terutama Guru dan