• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

P

ERNYATAAN

S

TANDAR

A

KUNTANSI

K

EUANGAN

P

ENYAJIAN

L

APORAN

K

EUANGAN

(revisi 2009)

IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PERNY

AT

AAN

ST

ANDAR AKUNT

ANSI

KEUANGAN

(2)

1

Hak cipta © 2009, Ikatan Akuntan Indonesia

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

Dikeluarkan oleh

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia

Jalan Sindanglaya No. 1 Menteng

Jakarta 10310

Telp: (021) 3190-4232 Fax : (021) 724-5078

Email: iai-info@iaiglobal.or.id, dsak@iaigglobal.or.id

(revisi 2009)

Desember 2009

Sanksi Pelanggaran Pasal 44:

Undang-undang Nomor 7 tahun 1987 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor: 6 tahun 1982 tentang Hak Cipta

1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau mem-perbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagai mana dimaksud dalam ayat (1), dipidana penjara pa-ling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda papa-ling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

(3)

PSAK 1 (revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 15 Desember 2009.

PSAK 1 (revisi 2009) merevisi PSAK 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan yang telah dikeluarkan sejak tanggal 4 September 1998.

Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur yang tidak material.

Jakarta, 15 Desember 2009 Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Rosita Uli Sinaga Ketua

Roy Iman Wirahardja Wakil Ketua

Agus Edy Siregar Anggota

Etty Retno Wulandari Anggota

Merliyana Syamsul Anggota

Meidyah Indreswari Anggota

Riza Noor Karim Anggota

Setiyono Miharjo Anggota

Saptoto Agustomo Anggota

Jumadi Anggota

Ferdinand D. Purba Anggota

Irsan Gunawan Anggota

Budi Susanto Anggota

Ludovicus Sensi Wondabio Anggota

Eddy R. Rasyid Anggota

Liauw She Jin Anggota

Sylvia Veronica Siregar Anggota

(4)

PERBEDAAN DENGAN IFRSs

PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan me- ngadopsi seluruh pengaturan dalam IAS 1: Presentation of

Financial Statements per 1 Januari 2009, kecuali:

1. IAS 1 paragraf 02 yang menjadi PSAK 1 paragraf 02 mengenai ruang lingkup dengan ditambahkan kalimat yang menyatakan bahwa PSAK 1 tidak berlaku untuk entitas syariah, karena penyajian laporan keuangan syariah diatur dalam PSAK 101: Penyajian Laporan

Keuangan Syariah.

2. IAS 1 paragraf 05 yang menjadi PSAK 1 paragraf 05 mengenai ruang lingkup dengan menghilangkan kemungkinan penerapan bagi entitas sektor publik karena pelaporan keuangan entitas sektor publik diatur dalam standar akuntansi pemerintah bukan Standar Akuntansi Keuangan.

3. IAS 1 paragraf 06 yang menjadi PSAK 1 paragraf 06 mengenai ruang lingkup bagi entitas yang modalnya bukan ekuitas dengan menghilangkan contohnya yaitu koperasi, karena penyajian laporan keuangan koperasi diatur dalam PSAK 27: Akuntansi Perkoperasian.

4. IAS 1 paragraf 07 yang menjadi PSAK 1 paragraf 07 mengenai defi nisi Standar Akuntansi Keuangan dengan menambahkan peraturan regulator pasar modal untuk entitas yang berada di bawah pengawasannya, karena untuk sinkronisasi dengan peraturan perundang-undangan di pasar modal.

5. IAS 1 paragraf 10 yang menjadi PSAK 1 paragraf 10 mengenai komponen laporan keuangan lengkap dengan menambahkan kata “neraca” pada laporan posisi keuangan dan menghilangkan kalimat yang memperkenankan entitas menggunakan judul lain untuk komponen laporan keuangan, karena untuk sinkronisasi dengan peraturan perundangan-undangan untuk istilah “neraca” dan menciptakan keseragaman untuk judul komponen laporan keuangan.

(5)

6. Tambahan di paragraf 15 mengenai tanggung jawab atas laporan keuangan, karena peraturan perundang-undangan tidak mengatur pihak yang bertanggung jawab atas laporan keuangan untuk semua entitas, tetapi hanya untuk sebagian entitas.

7. IAS 1 paragraf 19-22 mengenai penerapan penyimpangan dari suatu Standar Akuntansi Keuangan dihilangkan, karena tidak sesuai dengan konteks di Indonesia. Pengaturan IAS 1 paragraf 23-24 diadopsi menjadi PSAK 1 paragraf 20-21 mengenai pengungkapan, tetapi dengan menghilangkan kalimat “but the relevant regulatory

framework prohibits departure from the requirement”

dalam IAS 1 paragraf 23.

8. IAS 1 paragraf 54(f) mengenai aset biolojik dihilangkan, karena adopsi IAS 41 Agriculture menjadi SAK tidak akan berlaku efektif pada tanggal yang sama dengan PSAK 1.

9. IAS 1 paragraf 08A, 80A dan 136A mengenai puttable

fi nancial instruments yang diklasifi kasikan sebagai

ekuitas dihilangkan, karena PSAK 50 (revisi 2006):

Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

belum mengikuti revisi IAS 32 Financial Instrument:

Presentation mengenai hal tersebut.

10. IAS 1 paragraf 07 dan 96 yang menjadi PSAK 1 paragraf 07 dan 93 mengenai keuntungan atau kerugian aktuarial yang diatur dalam PSAK 24: Imbalan Kerja tanpa menyebutkan nomor paragrafnya.

11. IAS 1 paragraf 139 yang menjadi PSAK 1 paragraf 136 mengenai tanggal efektif dengan meniadakan penerapan dini, karena penerapan dini tersebut hanya akan dapat dilakukan dengan tepat jika seluruh pengaturan dalam IFRS diadopsi secara bersamaan menjadi SAK. Adopsi IFRS menjadi SAK di Indonesia dilakukan secara bertahap.

12. IAS 1 paragraf 139A, 139B, dan 139C mengenai ketentuan transisi dihilangkan karena paragraf tersebut tidak relevan.

(6)

13. Panduan Implementasi dari IAS 1 tentang ilustrasi penyajian laporan posisi keuangan disesuaikan dengan penyajian laporan posisi keuangan (neraca) yang selama ini berlaku di Indonesia. Panduan Implementasi tersebut menyajikan laporan posisi keuangan sebagai berikut:

Aset

Aset tidak lancar Aset lancar

Ekuitas

Ekuitas yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk

Kepentingan nonpengendali

Liabilitas

Liabilitas jangka panjang Liabilitas jangka pendek

Sementara Panduan Implementasi dari PSAK 1 menyajikan laporan posisi keuangan sebagai berikut:

Aset

Aset lancar Aset tidak lancar

Liabilitas

Liabilitas jangka pendek Liabilitas jangka panjang

Ekuitas

Kepentingan nonpengendali

Ekuitas yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk

(7)

DAFTAR ISI

Paragraf

PENDAHULUAN ...

01-08

Tujuan ...

01

Ruang Lingkup ...

02-06

Defi nisi ...

07-08

LAPORAN KEUANGAN ...

09-43

Tujuan Laporan Keuangan ...

09

Komponen Laporan Keuangan Lengkap ...

10-14

Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan ...

15

Karakteristik Umum ...

16-43

Penyajian Secara Wajar dan Kepatuhan

terhadap

SAK

... 16-21

Kelangsungan Usaha ...

22-23

Dasar

Akrual

...

24-25

Materialitas dan Agregasi ...

26-28

Saling Hapus ...

29-32

Frekuensi Pelaporan ...

33-34

Informasi Komparatif ...

35-41

Konsistensi

Penyajian

... 42-43

STRUKTUR DAN ISI ... 44-135

Pendahuluan ...

44-45

Identifi kasi Laporan Keuangan ...

46-50

Laporan Posisi Keuangan ...

51-77

Informasi yang Disajikan dalam laporan Posisi

Keuangan

...

51-56

Pembedaan Aset Lancar dan Tidak Lancar

dan Liabilitas Jangka Pendek dan Jangka

Panjang

... 57-62

Aset Lancar ...

63-65

(8)

Liabilitas Jangka Pendek ...

66-73

Informasi yang Disajikan dalam

Laporan Posisi Keuangan atau Catatan

atas Laporan Keuangan ...

74-77

Laporan Laba Rugi Komprehensif ... 78-102

Informasi yang Disajikan dalam Laporan

Laba Rugi Komprehensif ...

79-86

Pendapatan Komprehensif Lain Selama

Periode

... 87-93

Informasi yang Disajikan dalam Laporan

Laba Rugi Komprehensif atau Catatan atas

Laporan Keuangan ... 94-102

Laporan Perubahan Ekuitas ... 103-107

Laporan Arus Kas ...

108

Catatan atas Laporan Keuangan ... 109-135

Struktur ... 109-113

Pengungkapan Kebijakan Akuntansi ... 114-121

Sumber Estimasi Ketidakpastian ... 122-130

Modal

...

131-133

Pengungkapan Lain ... 134-135

TANGGAL EFEKTIF ...

136

PENARIKAN ...

137

Lampiran

(9)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 1

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 1 (revisi 2009):

Penyajian Laporan Keuangan terdiri dari paragraf

1-138. PSAK 1 (revisi 2009) dilengkapi dengan Panduan Implementasi yang bukan merupakan bagian dari PSAK 1 (revisi 2009). Seluruh paragraf dalam PSAK ini memiliki kekuatan mengatur yang sama. Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring mengatur prinsip-prinsip utama. PSAK 1 (revisi 2009) harus dibaca dalam konteks tujuan pengaturan dan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. PSAK 25 (revisi 2009):

Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan memberikan dasar untuk memilih dan

menerapkan kebijakan akuntansi ketika tidak ada panduan yang eksplisit. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material.

PENDAHULUAN Tujuan

01. Pernyataan ini menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose

fi nancial statements) yang selanjutnya disebut ‘laporan

keuangan’ agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. Pernyataan ini mengatur persyaratan bagi penyajian laporan keuangan, struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimum isi laporan keuangan.

Ruang Lingkup

02. Entitas menerapkan Pernyataan ini dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bertujuan

(10)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

umum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Pernyataan ini tidak berlaku bagi penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas syariah.

03. PSAK lainnya mengatur persyaratan pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan transaksi tertentu dan peristiwa lainnya.

04. Pernyataan ini tidak diterapkan bagi struktur dan isi laporan keuangan interim ringkas yang disusun sesuai dengan PSAK 3: Laporan Keuangan Interim. Namun, paragraf 16–32 diterapkan bagi laporan keuangan interim tersebut. Pernyataan ini berlaku bagi seluruh entitas, termasuk entitas yang menyajikan laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan tersendiri sebagaimana diatur dalam PSAK 4 (revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan

Laporan Keuangan Tersendiri.

05. Pernyataan ini menggunakan terminologi yang cocok bagi entitas yang berorientasi laba, termasuk entitas bisnis sektor publik. Jika entitas tidak berorientasi laba menerapkan Pernyataan ini, maka entitas tersebut mungkin perlu menyesuaikan deskripsi beberapa pos yang terdapat dalam laporan keuangan dan istilah laporan keuangan itu sendiri.

06. Hal yang sama, entitas yang tidak memiliki ekuitas sebagaimana didefi nisikan dalam PSAK 50 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan (misalnya beberapa reksa dana) dan entitas yang modalnya bukan ekuitas mungkin perlu mengadaptasi penyajian laporan keuangan kepentingan peserta atau pemegang unit (members

or unitholders interests).

Defi nisi

07. Berikut adalah istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:

(11)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

Laporan keuangan bertujuan umum (selanjutnya disebut sebagai ’laporan keuangan’) adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan.

Tidak praktis. Penerapan suatu persyaratan dianggap tidak praktis jika entitas tidak dapat menerapkannya setelah melakukan segala upaya yang rasional.

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia serta peraturan regulator pasar modal untuk entitas yang berada di bawah pengawasannya.

Material. Kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat pos-pos laporan keuangan adalah material jika, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna laporan keuangan. Materialitas tergantung pada ukuran dan sifat dari kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat tersebut dengan memerhatikan kondisi terkait. Ukuran atau sifat dari pos laporan keuangan tersebut, atau gabungan dari keduanya, dapat menjadi faktor penentu.

Penilaian apakah suatu kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat dapat memengaruhi keputusan ekonomi dari pengguna laporan, dan dengan demikian menjadi material, membutuhkan pertimbangan mengenai karakteristik dari masing-masing pengguna laporan tersebut. Kerangka

Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan

paragraf 25 menyatakan bahwa ‘pengguna laporan keuangan diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.’ Oleh karena itu, penilaian tersebut perlu memerhatikan bagaimana pengguna laporan dengan karakteristik tersebut diharapkan terpengaruh dalam membuat keputusan ekonomi.

(12)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

Catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan pendapatan komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan atau rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan informasi mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.

Pendapatan komprehensif lain berisi pos-pos pendapatan dan beban (termasuk penyesuaian reklasifi kasi) yang tidak diakui dalam laba rugi dari laporan pendapatan komprehensif sebagaimana dipersyaratkan oleh SAK lainnya.

Komponen pendapatan komprehensif lain meliputi:

(a) perubahan dalam surplus revaluasi (lihat PSAK 16 (revisi 2007): Aset Tetap dan PSAK 19 (revisi 2009): Aset Tidak

Berwujud);

(b) keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti yang diakui sesuai dengan PSAK 24: Imbalan

Kerja;

(c) keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari entitas asing (lihat PSAK 10 (revisi 2009): Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing); (d) keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset

keuangan yang dikategorikan sebagai ’tersedia untuk dijual’ (lihat PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan:

Pengakuan dan Pengukuran);

(e) Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam rangka lindung nilai arus kas (lihat PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan

dan Pengukuran)

Pemilik adalah pemegang instrumen yang diklasifi kasikan sebagai ekuitas.

(13)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

Laba rugi adalah total pendapatan dikurangi beban, tidak termasuk komponen-komponen pendapatan komprehensif lain.

Penyesuaian reklasifi kasi adalah jumlah yang direklasifi kasi ke bagian laba rugi periode berjalan yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain pada periode berjalan atau periode sebelumnya.

Total laba rugi komprehensif adalah perubahan ekuitas selama satu periode yang dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lainnya, selain perubahan yang dihasilkan dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik.

Total laba rugi komprehensif terdiri dari komponen “laba rugi” dan “pendapatan komprehensif lain”.

08. Meskipun Pernyataan ini menggunakan istilah “pendapatan komprehensif lain”, “laba rugi”, dan “total laba rugi komprehensif”, entitas dapat menggunakan istilah lain untuk menjelaskan jumlah-jumlah tersebut sepanjang maksudnya jelas. Misalnya, entitas dapat menggunakan istilah “laba neto” untuk menggambarkan laba rugi.

LAPORAN KEUANGAN Tujuan Laporan Keuangan

09. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan

(14)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: (a) aset;

(b) liabilitas; (c) ekuitas;

(d) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;

(e) kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik; dan

(f) arus kas.

Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan, khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.

Komponen Laporan Keuangan Lengkap

10. Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:

(a) laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode;

(b) laporan laba rugi komprehensif selama periode

(c) laporan perubahan ekuitas selama periode;

(d) laporan arus kas selama periode;

(e) catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya; dan

(f) laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifi kasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

11. Entitas menyajikan semua komponen laporan keuangan lengkap dengan tingkat keutamaan yang sama.

(15)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

12. Sebagaimana diperkenankan dalam paragraf 79, entitas dapat menyajikan komponen laba rugi baik sebagai bagian dari laporan laba rugi komprehensif atau laporan laba rugi terpisah. Jika laporan laba rugi disajikan, maka laporan tersebut merupakan bagian dari komponen laporan keuangan yang lengkap dan disajikan sebelum laporan pendapatan komprehensif.

13. Beberapa entitas menyajikan, terpisah dari laporan keuangan, suatu kajian keuangan oleh manajemen yang menjelaskan karakteristik utama dari kinerja keuangan dan posisi keuangan, dan kondisi ketidakpastian utama yang dihadapi. Laporan tersebut dapat meliputi kajian mengenai: (a) faktor dan pengaruh-pengaruh utama yang menentukan

kinerja keuangan, termasuk perubahan lingkungan tempat entitas beroperasi, tanggapan terhadap perubahan dan pengaruhnya, dan kebijakan investasi untuk memelihara serta meningkatkan kinerja keuangannya, termasuk kebijakan dividen;

(b) sumber pendanaan entitas dan target rasio liabilitas terhadap ekuitas; dan

(c) sumber daya entitas yang tidak diakui dalam laporan posisi keuangan sesuai dengan SAK.

14. Entitas dapat pula menyajikan, terpisah dari laporan keuangan, laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap karyawan sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting. Laporan tambahan tersebut di luar ruang lingkup Standar Akuntansi Keuangan.

Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan

15. Manajemen entitas bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas.

(16)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 Karakteristik Umum

Penyajian secara Wajar dan Kepatuhan terhadap SAK 16. Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan defi nisi dan kriteria pengakuan aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Penerapan SAK, dengan pengungkapan

tambahan jika diperlukan, dianggap menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.

17. Entitas yang laporan keuangannya telah patuh terhadap SAK membuat pernyataan secara eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap SAK tersebut dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas tidak boleh menyebutkan bahwa laporan keuangan telah patuh terhadap SAK kecuali laporan keuangan tersebut telah patuh terhadap semua yang dipersyaratkan dalam SAK.

18. Dalam hampir semua kondisi, entitas mencapai penyajian laporan keuangan secara wajar apabila memenuhi SAK terkait. Penyajian secara wajar juga mensyaratkan entitas untuk:

(a) memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan PSAK 25. PSAK 25 mengatur hirarki pedoman otoritatif yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam hal tidak terdapat PSAK yang secara khusus mengatur suatu pos tertentu.

(b) menyajikan informasi, termasuk kebijakan akuntansi, sedemikian rupa sehingga dapat memberikan informasi yang relevan, andal, dapat diperbandingkan, dan mudah dipahami.

(c) memberikan pengungkapan tambahan jika kesesuaian dengan persyaratan khusus dalam SAK tidak cukup bagi

(17)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

pengguna laporan keuangan untuk memahami pengaruh dari transaksi tertentu, peristiwa dan kondisi lain terhadap posisi keuangan dan kinerja keuangan entitas.

19. Entitas tidak dapat memperbaiki kebijakan akuntansi yang tidak tepat baik dengan pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan atau pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan atau materi penjelasan.

20. Dalam keadaan yang sangat jarang terjadi, ketika manajemen menyimpulkan bahwa kepatuhan terhadap suatu ketentuan dalam suatu PSAK akan memberikan pemahaman yang salah yang bertentangan dengan tujuan laporan keuangan yang diatur dalam Kerangka Dasar

Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, maka

entitas semaksimal mungkin mengurangi pemahaman yang salah tersebut dengan mengungkapkan:

(a) nama PSAK terkait, sifat ketentuan, dan alasan mengapa manajemen menyimpulkan bahwa kepatuhan terhadap ketentuan dimaksud akan memberikan pemahaman yang salah yang bertentangan dengan tujuan laporan keuangan yang diatur dalam Kerangka Dasar

Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan; dan

(b) untuk masing-masing periode yang disajikan,

penyesuaian terhadap masing-masing pos dalam laporan keuangan yang dipandang perlu oleh manajemen untuk mencapai penyajian yang wajar.

21. Untuk tujuan penerapan paragraf 20, informasi tertentu dapat bertentangan dengan tujuan laporan keuangan ketika informasi tersebut tidak menyajikan secara jujur transaksi, peristiwa dan kondisi lain baik yang diminta untuk disajikan atau sewajarnya diharapkan untuk disajikan dan, konsekuensinya, informasi tersebut dapat memengaruhi keputusan ekonomi dari pengguna laporan keuangan. Ketika menilai apakah kepatuhan terhadap ketentuan khusus dari suatu PSAK akan memberikan pemahaman yang salah yang

(18)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

bertentangan dengan tujuan laporan keuangan yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan

Keuangan, manajemen mempertimbangkan:

(a) alasan tujuan laporan keuangan tidak tercapai dalam kondisi tersebut; dan

(b) bagaimana perbedaan kondisi entitas dengan kondisi entitas lain yang mematuhi persyaratan. Jika entitas lain dengan kondisi yang sama menerapkan persyaratan tersebut, maka akan muncul asumsi yang dapat diperdebatkan bahwa kepatuhan terhadap persyaratan tersebut tidak akan memberikan pemahaman yang salah yang bertentangan dengan tujuan laporan keuangan yang diatur dalam

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.

Kelangsungan Usaha

22. Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat penilaian tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Entitas menyusun laporan keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, kecuali manajemen bertujuan untuk melikuidasi entitas atau menghentikan perdagangan, atau tidak mempunyai alternatif lain yang realistis selain melakukannya. Jika manajemen menyadari (dalam membuat penilaiannya) mengenai adanya ketidakpastian yang material sehubungan dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan ketidakpastian tersebut. Jika entitas menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan fakta tersebut, bersama dengan dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan alasan mengapa entitas tidak dipertimbangkan sebagai entitas yang dapat menggunakan asumsi kelangsungan usaha.

(19)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

23. Dalam mempertimbangkan apakah dasar asumsi kelangsungan usaha adalah tepat, manajemen memerhatikan semua informasi masa depan, paling sedikit (namun tidak dibatasi untuk) dua belas bulan dari akhir periode pelaporan. Tingkat pertimbangan tergantung pada fakta dari setiap kasus. Jika selama ini entitas menghasilkan laba dan mempunyai akses ke sumber pembiayaan, maka dapat disimpulkan bahwa asumsi kelangsungan usaha telah sesuai tanpa melalui analisis rinci. Dalam kasus lain, manajemen perlu memerhatikan faktor yang memengaruhi profi tabilitas masa kini maupun masa yang akan datang, jadwal pembayaran utang dan sumber potensial pembiayaan pengganti sebelum dapat menyimpulkan bahwa asumsi kelangsungan usaha telah sesuai.

Dasar Akrual

24. Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas.

25. Ketika akuntansi berbasis akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos sebagai aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban (unsur-unsur laporan keuangan) ketika pos-pos tersebut memenuhi defi nisi dan kriteria pengakuan untuk unsur-unsur tersebut dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan

Penyajian Laporan Keuangan.

Materialitas dan Agregasi

26. Entitas menyajikan secara terpisah kelompok pos sejenis yang material. Entitas menyajikan secara terpisah pos yang mempunyai sifat atau fungsi berbeda kecuali pos tersebut tidak material.

27. Laporan keuangan merupakan hasil dari pemprosesan sejumlah transaksi atau peristiwa lain yang diklasifi kasikan sesuai sifat atau fungsinya. Tahap akhir dari proses penggabungan dan pengklasifi kasian adalah penyajian dalam laporan keuangan. Jika suatu klasifi kasi

(20)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

pos tidak material, maka dapat digabungkan dengan pos lain yang sejenis dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan. Suatu pos mungkin tidak cukup material untuk disajikan terpisah dalam laporan keuangan tetapi cukup material untuk disajikan terpisah dalam catatan atas laporan keuangan.

28. Entitas tidak diperlukan untuk memberikan suatu pengungkapan khusus yang diminta oleh suatu PSAK jika informasi tersebut tidak material.

Saling Hapus

29. Entitas tidak boleh melakukan saling hapus atas aset dan liabilitas atau pendapatan dan beban, kecuali disyaratkan atau diijinkan oleh suatu PSAK.

30. Entitas melaporkan secara terpisah untuk aset dan liabilitas serta pendapatan dan beban. Saling hapus dalam laporan laba rugi komprehensif atau laporan posisi keuangan atau dalam laporan laba rugi terpisah (jika disajikan) mengurangi kemampuan pengguna laporan keuangan baik untuk memahami transaksi, peristiwa dan kejadian lain yang telah terjadi maupun untuk menilai arus kas entitas di masa depan, kecuali jika saling hapus mencerminkan substansi transaksi atau peristiwa. Pengukuran aset secara neto setelah dikurangi penyisihan penilaian (misalnya, penyisihan keusangan atas persediaaan dan penyisihan piutang tak tertagih) tidak termasuk kategori saling hapus.

31. PSAK 23: Pendapatan mendefi nisikan pendapatan dan mensyaratkan entitas untuk mengukurnya berdasarkan nilai wajar dari jumlah yang diterima atau akan diterima, dengan mempertimbangkan jumlah potongan dagang dan rabat volume yang diperbolehkan. Dalam aktivitas normal, entitas juga melakukan transaksi lain yang bukan merupakan penghasil utama pendapatan dan bersifat insidentil. Entitas menyajikan hasil dari transaksi tersebut dengan

(21)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

mengurangkan setiap pendapatan dengan beban terkait yang timbul dari transaksi yang sama sepanjang penyajian tersebut mencerminkan substansi dari transaksi atau peristiwa lain. Misalnya:

(a) entitas menyajikan keuntungan dan kerugian atas pelepasan aset tidak lancar, termasuk investasi dan aset operasional, dilaporkan dengan mengurangkan penerimaan dari pelepasan dengan nilai tercatat dan beban yang timbul dari pelepasan aset tersebut;

(b) entitas dapat mengurangkan pengeluaran yang terkait dengan provisi yang diakui sesuai dengan PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset

Kontinjensi dan diganti berdasarkan perjanjian kontraktual

dengan pihak ketiga (seperti perjanjian garansi dari pemasok) dengan penggantian yang diterima.

32. Entitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang timbul dari suatu kelompok transaksi yang sejenis secara neto, misalnya keuntungan dan kerugian dari transaksi mata uang asing atau keuntungan dan kerugian yang timbul dari instrumen keuangan yang dikategorikan sebagai diperdagangkan. Namun, entitas menyajikan keuntungan dan kerugian tersebut secara terpisah jika keuntungan atau kerugian tersebut material.

Frekuensi Pelaporan

33. Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi komparatif) setidaknya secara tahunan. Jika akhir periode pelaporan entitas berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari periode satu tahun, sebagai tambahan terhadap periode cakupan laporan keuangan, maka entitas mengungkapkan:

(a) alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih pendek; dan

(b) fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat diperbandingkan secara keseluruhan.

(22)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

34. Umumnya entitas secara konsisten menyiapkan laporan keuangan untuk periode satu tahun. Namun, untuk alasan praktis, beberapa entitas lebih memilih untuk melaporkan, sebagai contoh, untuk periode lima puluh dua minggu. Pernyataan ini tidak menghalangi praktik seperti ini.

Informasi Komparatif

35. Informasi kuantitatif diungkapkan secara

komparatif dengan periode sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan, kecuali dinyatakan lain oleh SAK. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkan kembali jika relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.

36. Entitas yang mengungkapkan informasi komparatif menyajikan minimal dua laporan posisi keuangan, dua laporan untuk tiap jenis laporan lainnya, dan catatan atas laporan keuangan. Jika entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali secara retrospektif atas pos-pos dalam laporan keuangan atau mereklasifi kasi pos-pos dalam laporan keuangan, maka entitas menyajikan minimal tiga laporan posisi keuangan, dua laporan untuk tiap jenis laporan lainnya, dan catatan atas laporan keuangan. Entitas menyajikan laporan posisi keuangan pada:

(a) akhir periode berjalan,

(b) akhir periode sebelumnya (yang sama dengan awal periode berjalan), dan

(c) permulaan dari periode komparasi terawal.

37. Pada beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan pada laporan keuangan periode sebelumnya masih tetap relevan untuk diungkapkan pada periode berjalan. Misalnya, rincian tentang sengketa hukum yang dihadapi

(23)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

dengan hasil akhirnya belum diketahui secara pasti pada periode sebelumnya dan masih dalam proses penyelesaian, perlu diungkapkan kembali pada periode berjalan. Pengguna akan memperoleh manfaat dari informasi adanya ketidakpastian pada akhir periode pelaporan sebelumnya, dan langkah yang telah dilakukan selama periode berjalan untuk mengatasi ketidakpastian tersebut.

38. Jika entitas mengubah penyajian atau

pengklasifi kasian pos-pos dalam laporan keuangan,

maka entitas mereklasifi kasi jumlah komparatif kecuali reklasifi kasi tersebut tidak praktis untuk dilakukan. Jika entitas mereklasifi kasi jumlah komparatif, maka entitas mengungkapkan:

(a) sifat reklasifi kasi;

(b) jumlah masing-masing pos atau gabungan beberapa pos yang direklasifi kasi; dan

(c) alasan reklasifi kasi.

39. Jika reklasifi kasi jumlah komparatif tidak praktis untuk dilakukan, maka entitas mengungkapkan:

(a) alasan tidak mereklasifi kasi jumlah tersebut, dan (b) sifat penyesuaian yang akan dilakukan jika jumlah

tersebut direklasifi kasi.

40. Peningkatkan komparabilitas informasi antar periode membantu pengguna dalam membuat keputusan ekonomi, khususnya memungkinkan penilaian atas tren informasi keuangan untuk tujuan prediksi. Dalam beberapa keadaan, reklasifi kasi informasi komparatif tidak praktis untuk dilakukan terhadap periode sebelumnya untuk mencapai komparabilitas dengan periode berjalan. misalnya entitas mungkin belum mengumpulkan data dalam periode sebelumnya yang memungkinkan untuk melakukan reklasifi kasi, dan mungkin tidak praktis untuk menyusun kembali informasi tersebut.

(24)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

41. PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi,

Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan mengatur

penyesuaian terhadap informasi komparatif yang dipersyaratkan ketika entitas melakukan perubahan kebijakan akuntansi atau koreksi atas kesalahan mendasar.

Konsistensi Penyajian

42. Penyajian dan klasifi kasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode harus konsisten kecuali:

(a) setelah terjadi perubahan yang signifi kan terhadap sifat operasi entitas atau review atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian atau pengklasifi kasian yang lain akan lebih tepat untuk digunakan dengan mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan penerapan kebijakan akuntansi dalam PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi

Akuntansi, dan Kesalahan; atau

(b) perubahan tersebut diperkenankan oleh suatu PSAK.

43. Misalnya, suatu akuisisi atau pelepasan yang signifi kan atau review atas penyajian laporan keuangan, mungkin akan menghasilkan kesimpulan bahwa laporan keuangan harus disajikan secara berbeda. Namun demikian perubahan penyajian dapat dilaksanakan jika perubahan tersebut memberikan informasi yang andal dan lebih relevan bagi pengguna atau struktur yang baru mempunyai kecenderungan akan dipergunakan seterusnya. Jika dilakukan perubahan penyajian laporan keuangan, maka entitas mereklasifi kasi informasi komparatif sesuai dengan paragraf 39 dan 40.

STRUKTUR DAN ISI Pendahuluan

44. Pernyataan ini mensyaratkan pengungkapan khusus dalam laporan posisi keuangan atau laporan laba rugi

(25)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), atau laporan perubahan ekuitas dan mensyaratkan pengungkapan dari pos-pos lainnya pada laporan keuangan tersebut atau catatan atas laporan keuangan. PSAK 2 (revisi 2009): Laporan

Arus Kas mengatur persyaratan untuk penyajian informasi

arus kas.

45. Pernyataan ini terkadang menggunakan istilah “pengungkapan” dalam arti luas, meliputi pos-pos yang disajikan di dalam laporan keuangan. Pengungkapan juga dipersyaratkan oleh SAK lain. Kecuali dinyatakan lain dalam Pernyataan ini atau SAK lainnya, pengungkapan tersebut dapat dilakukan dalam laporan keuangan.

Identifi kasi Laporan Keuangan

46. Entitas mengidentifi kasikan laporan keuangan secara jelas dan membedakannya dari informasi lain dalam dokumen publikasi yang sama.

47. SAK hanya berlaku untuk laporan keuangan, dan tidak untuk informasi lain yang disajikan dalam laporan tahunan, dokumen yang disampaikan kepada regulator atau dokumen lainnya. Oleh karena itu, sangat penting bahwa pengguna dapat membedakan laporan yang disusun sesuai SAK dengan informasi lain yang juga bermanfaat bagi pengguna laporan.

48. Entitas mengidentifi kasi secara jelas setiap

laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan. Di samping itu, entitas menyajikan informasi berikut ini secara jelas, dan mengulangnya jika dibutuhkan sehingga dapat dipahami:

(a) nama entitas pembuat laporan keuangan atau identitas lain, dan setiap perubahan informasi dari akhir periode laporan sebelumnya;

(b) apakah merupakan laporan keuangan satu entitas atau suatu kelompok entitas;

(26)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

(c) tanggal akhir periode pelaporan atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan atau catatan atas laporan keuangan;

(d) mata uang pelaporan sebagaimana didefi nisikan dalam PSAK 10 (revisi 2009): Pengaruh Perubahan Nilai

Tukar Valuta Asing; dan

(e) pembulatan yang digunakan dalam penyajian jumlah dalam laporan keuangan.

49. Entitas telah memenuhi persyaratan paragraf 48 dengan menyajikan judul yang tepat untuk halaman, laporan keuangan, catatan atas laporan keuangan, kolom dan sejenisnya. Pertimbangan diperlukan untuk menentukan cara terbaik dalam menyajikan informasi tersebut. Misalnya, ketika entitas menyajikan laporan keuangan secara elektronik, maka halaman-halaman terpisah tidak selalu digunakan; selanjutnya entitas menyajikan hal-hal di atas untuk memastikan bahwa informasi yang dicakup dalam laporan keuangan dapat dipahami.

50. Agar lebih dapat dipahami, entitas pada umumnya menyusun laporan keuangan dengan menyajikan informasi mata uang dalam unit ribuan atau jutaan. Hal ini diperkenankan sepanjang entitas mengungkapkan tingkat pembulatan dan tidak menghilangkan informasi yang material.

Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Informasi yang Disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan 51. Laporan posisi keuangan minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut:

(a) aset tetap;

(b) properti investasi; (c) aset tidak berwujud;

(d) aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan pada (e), (g) dan (h));

(27)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 (f) persediaan;

(g) piutang dagang dan piutang lainnya; (h) kas dan setara kas;

(i) total aset yang diklasifi kasikan sebagai aset yang dimiliki

untuk dijual dan aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifi kasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58 (revisi 2009): Aset

Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan;

(j) utang dagang dan terutang lainnya;

(k) provisi;

(l) liabilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang

disajikan dalam (j) dan (k));

(m) liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46: Akuntansi Pajak

Penghasilan;

(n) liabilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana

didefi nisikan dalam PSAK 46;

(o) liabilitas yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58 (revisi 2009);

(p) kepentingan nonpengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas; dan

(q) modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.

52. Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul dan subtotal dalam laporan posisi keuangan jika penyajian tersebut relevan untuk pemahaman posisi keuangan entitas.

53. Ketika entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang sebagai klasifikasi yang terpisah dalam laporan posisi keuangan, maka aset (liabilitas) pajak tangguhan tidak boleh diklasifi kasikan sebagai aset lancar (liabilitas jangka pendek).

(28)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

54. Pernyataan ini tidak mengatur susunan atau format penyajian pos-pos. Paragraf 51 menjelaskan daftar pos-pos yang berbeda berdasarkan sifat atau fungsinya untuk menjamin penyajian terpisah di dalam laporan posisi keuangan. Sebagai tambahan:

(a) suatu pos disajikan terpisah jika ukuran, sifat atau fungsi dari pos tersebut atau agregasi pos-pos yang sama menyebabkan penyajian terpisah menjadi relevan untuk memahami laporan posisi keuangan entitas;

(b) penjelasan yang digunakan dan urutan dari pos-pos atau agregasi pos-pos yang sama dapat diubah sesuai dengan sifat entitas dan transaksinya, untuk memberikan informasi yang relevan dalam memahami posisi keuangan entitas. Misalnya, institusi keuangan mungkin mengubah penjelasan di atas dalam rangka memberikan informasi yang relevan mengenai operasi institusi keuangan.

55. Entitas mempertimbangkan apakah pos-pos tambahan disajikan secara terpisah didasarkan atas penilaian dari:

(a) sifat dan likuiditas aset;

(b) fungsi aset tersebut dalam entitas; (c) jumlah, sifat dan jangka waktu liabilitas.

56. Penggunaan dasar pengukuran yang berbeda untuk kelompok aset yang berbeda menunjukkan bahwa sifat dan fungsi aset tersebut berbeda dan, oleh karena itu, entitas menyajikan kelompok aset yang berbeda secara terpisah. Misalnya, kelompok aset tetap yang berbeda dapat dicatat berdasarkan biaya perolehan atau jumlah yang direvaluasi sesuai dengan PSAK 16 (revisi 2007): Aset Tetap.

Pembedaan Aset Lancar dan Tidak Lancar serta Liabilitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang

57. Entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka panjang sebagai klasifi kasi yang terpisah dalam laporan posisi

(29)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

keuangan sesuai dengan paragraf 63-73, kecuali penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan. Jika pengecualian tersebut diterapkan, maka entitas menyajikan seluruh aset dan liabilitas berdasarkan urutan likuiditas.

58. Apapun metode penyajian yang digunakan, entitas mengungkapkan jumlah yang diharapkan dapat dipulihkan atau diselesaikan setelah lebih dari dua belas bulan untuk setiap pos aset dan liabilitas yang menggabungkan jumlah yang diharapkan akan dipulihkan atau diselesaikan: (a) tidak lebih dari dua belas bulan setelah periode

pelaporan; dan

(b) lebih dari dua belas bulan setelah periode pelaporan

59. Ketika entitas menyediakan barang atau jasa dalam siklus operasi yang dapat diidentifi kasi secara jelas, maka klasifi kasi aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka panjang dalam laporan posisi keuangan memberikan informasi yang bermanfaat dengan membedakan aset neto yang digunakan secara terus menerus sebagai modal kerja dari aset neto yang digunakan dalam operasi entitas jangka panjang. Pengklasifi kasian tersebut juga menunjukkan aset yang diharapkan akan direalisasi dalam siklus operasi berjalan dan liabilitas yang akan jatuh tempo pada periode yang sama.

60. Untuk beberapa entitas, seperti institusi keuangan, penyajian aset dan liabilitas berdasarkan urutan likuiditas memberikan informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan dibandingkan penyajian berdasarkan lancar dan tidak lancar atau jangka pendek dan jangka panjang karena entitas pada industri tersebut tidak menyediakan barang atau jasa selama siklus operasi entitas yang dapat diidentifi kasi secara jelas.

61. Dalam menerapkan paragraf 57, entitas diperkenankan untuk menyajikan beberapa aset menggunakan klasifi kasi lancar dan tidak lancar, dan liabilitas menggunakan

(30)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

jangka pendek dan jangka panjang dan lainnya berdasarkan likuiditas jika hal tersebut memberikan informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan. Kebutuhan untuk mengkombinasikan basis penyajian dimungkinkan jika entitas memiliki operasi yang beragam.

62. Informasi mengenai tanggal perkiraan realisasi aset dan liabilitas berguna dalam penilaian likuiditas dan solvabilitas entitas. PSAK 50 (revisi 2006): Instrumen

Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan mensyaratkan

pengungkapan tanggal jatuh tempo aset keuangan dan liabilitas keuangan. Aset keuangan termasuk piutang usaha dan piutang lainnya, dan liabilitas keuangan termasuk utang usaha dan terutang lainnya. Informasi tentang tanggal perkiraan pemulihan aset nonmoneter, seperti persediaan, dan tanggal perkiraan dari penyelesaian liabilitas seperti provisi juga bermanfaat, terlepas dari apakah aset diklasifi kasikan sebagai lancar dan tidak lancar dan liabilitas sebagai jangka panjang dan jangka pendek. Misalnya, entitas mengungkapkan jumlah persediaan yang diharapkan dapat dipulihkan lebih dari dua belas bulan setelah periode pelaporan.

Aset Lancar

63. Entitas mengklasifi kasikan aset sebagai aset lancar, jika:

(a) entitas mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud untuk menjual atau menggunakannya, dalam siklus operasi normal;

(b) entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan; (c) entitas mengharapkan akan merealisasi aset dalam

jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan; atau

(d) kas atau setara kas (seperti yang dinyatakan dalam PSAK 2: Laporan Arus Kas), kecuali aset tersebut dibatasi pertukarannya atau penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan.

(31)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

Entitas mengklasifi kasikan aset yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai aset tidak lancar.

64. Pernyataan ini menggunakan istilah “tidak lancar” untuk mencakup aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset keuangan yang bersifat jangka panjang. Pernyataan ini tidak melarang penggunaan istilah lainnya sepanjang pengertiannya jelas.

65. Siklus operasi entitas merupakan jangka waktu antara perolehan aset untuk pemrosesan dan realisasinya dalam bentuk kas atau setara kas. Ketika siklus operasi normal entitas tidak dapat diidentifi kasikan secara jelas, maka diasumsikan selama dua belas bulan. Aset lancar mencakup aset (seperti persediaan dan piutang dagang) yang dijual, dikonsumsi atau direalisasikan sebagai bagian siklus operasi normal meskipun aset tersebut tidak diharapkan untuk direalisasikan dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan. Aset lancar juga mencakup aset yang dimiliki untuk diperdagangkan (aset keuangan dalam kategori ini diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan:

Pengakuan dan Pengukuran) dan bagian lancar dari aset

keuangan tidak lancar.

Liabilitas Jangka Pendek

66. Suatu liabilitas diklasifi kasikan sebagai liabilitas jangka pendek jika:

(a) entitas mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus operasi normalnya;

(b) entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan;

(c) liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan; atau

(d) entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama sekurang-kurangnya dua

(32)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

belas bulan setelah periode pelaporan.

Entitas mengklasifi kasi liabilitas yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai liabilitas jangka panjang.

67. Beberapa liabilitas jangka pendek, seperti utang dagang, beberapa akrual untuk biaya karyawan dan biaya operasi lainnya, merupakan bagian modal kerja yang digunakan dalam siklus operasi normal. Entitas mengklasifi kasikan liabilitas-liabilitas tersebut sebagai liabilitas jangka pendek meskipun liabilitas-liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan lebih dari dua belas bulan setelah periode pelaporan. Siklus operasi normal yang sama diterapkan pada aset dan liabilitas entitas. Jika tidak dapat diidentifi kasi secara jelas, maka siklus operasi normal entitas diasumsikan dua belas bulan.

68. Liabilitas jangka pendek lainnya tidak diselesaikan dalam siklus operasi normal, tetapi jatuh tempo untuk diselesaikan dalam waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan atau dimiliki untuk tujuan diperdagangkan. Misalnya, liabilitas keuangan yang diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan sesuai dengan PSAK 55, cerukan bank, dan bagian jangka pendek dari liabilitas keuangan jangka panjang, dividen terutang, pajak penghasilan terutang, dan terutang nonusaha lainnya. Liabilitas keuangan yang merupakan pembiayaan jangka panjang (bukan bagian dari modal kerja yang digunakan dalam siklus operasi normal) dan tidak jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan merupakan liabilitas jangka panjang, sebagaimana diatur dalam paragraf 71 dan 72.

69. Entitas mengklasifi kasikan liabilitas keuangan sebagai liabilitas jangka pendek jika liabilitas tersebut akan jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan, meskipun:

(a) kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua belas bulan; dan

(33)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

kembali pembayaran, atas dasar jangka panjang telah diselesaikan setelah periode pelaporan dan sebelum tanggal penyelesaian laporan keuangan.

70. Jika entitas mengharapkan (dan memiliki hak) untuk melakukan pembiayaan kembali atau perpanjangan liabilitas selama sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan dengan menggunakan fasilitas pinjaman yang ada, maka entitas mengklasifi kasikan liabilitas tersebut sebagai liabilitas jangka panjang, meskipun liabilitas tersebut akan jatuh tempo dalam periode yang lebih pendek dari dua belas bulan. Namun, jika pembiayaan kembali atau perpanjangan kembali bukan merupakan diskresi entitas (misalnya, tidak terdapat perjanjian untuk pembiayaan kembali), maka entitas tidak mempertimbangkan kemungkinan pembiayaan kembali liabilitas dan mengklasifi kasikannya sebagai liabilitas jangka pendek.

71. Ketika entitas melanggar ketentuan perjanjian pinjaman jangka panjang pada saat atau sebelum akhir periode pelaporan yang menyebabkan liabilitas tersebut harus segera dibayar sesuai permintaan, maka entitas mengklasifi kasikan liabilitas tersebut sebagai liabilitas jangka pendek, meskipun pemberi pinjaman menyetujui (setelah periode pelaporan dan sebelum tanggal penyelesaian laporan keuangan) untuk tidak mensyaratkan pembayaran sebagai konsekuensi atas pelanggaran tersebut. Entitas mengklasifi kasikan liabilitas tersebut sebagai liabilitas jangka pendek karena (pada akhir periode pelaporan) entitas tidak memiliki hak untuk menunda penyelesaian liabilitas tersebut dalam jangka waktu sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

72. Namun, entitas mengklasifi kasikan liabilitas sebagai liabilitas jangka panjang bila pemberi pinjaman menyetujui pada akhir periode pelaporan untuk memberikan tenggang waktu pembayaran yang berakhir sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan, selama periode dimana entitas dapat memperbaiki pelanggaran

(34)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

terhadap persyaratan perjanjian dan pemberi pinjaman tidak dapat meminta percepatan pembayaran segera.

73. Berkaitan dengan pinjaman yang diklasifi kasikan sebagai liabilitas jangka pendek, jika peristiwa-peristiwa berikut ini terjadi antara akhir periode pelaporan dan tanggal penyelesaian laporan keuangan, maka peristiwa-peristiwa tersebut harus diungkapkan sebagai peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian (non-adjusting events) sesuai dengan PSAK 8: Peristiwa Setelah Tanggal Neraca:

(a) pembiayaan kembali berbasis jangka panjang;

(b) perbaikan pelanggaran perjanjian pinjaman jangka panjang; dan

(c) pemberian tenggang waktu pembayaran oleh pemberi pinjaman untuk memperbaiki pelanggaran perjanjian pinjaman jangka panjang yang berakhir sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan.

Informasi yang Disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan

74. Entitas mengungkapkan di laporan posisi keuangan atau di catatan atas laporan keuangan, subklasifi kasi pos-pos yang disajikan, dan diklasifi kasikan dengan cara yang tepat sesuai dengan operasi entitas.

75. Entitas mengungkapkan di laporan posisi keuangan atau di catatan atas laporan keuangan, subklasifi kasi pos-pos yang disajikan, dan diklasifi kasikan dengan cara yang tepat sesuai dengan operasi entitas.

(a) pos-pos aset tetap dipisahkan sesuai dengan PSAK 16 (revisi 2007): Aset Tetap;

(b) piutang dipisahkan ke dalam jumlah piutang dagang, piutang dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, pembayaran di muka dan jumlah lainnya; (c) persediaan dipisahkan sesuai dengan PSAK 14 (revisi

2008): Persediaan, ke dalam kelompok barang dagangan, barang produksi, bahan baku, barang dalam

(35)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

proses, dan barang jadi;

(d) provisi dipisahkan menjadi provisi untuk imbalan kerja dan provisi lainnya; dan

(e) ekuitas dan cadangan dipisahkan menjadi berbagai kelompok seperti modal disetor, tambahan modal disetor dan cadangan.

76. Entitas mengungkapkan hal-hal berikut dalam laporan posisi keuangan atau laporan perubahan ekuitas, atau catatan atas laporan keuangan:

(a) untuk setiap jenis saham: (i) jumlah saham modal dasar;

(ii) jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh, dan yang diterbitkan tetapi tidak disetor penuh; (iii) nilai nominal saham, atau nilai dari saham yang

tidak memiliki nilai nominal;

(iv) rekonsiliasi jumlah saham beredar pada awal dan akhir periode;

(v) hak, keistimewaan, dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis saham, termasuk pembatasan atas dividen dan pembayaran kembali atas modal; (vi) saham entitas yang dikuasai oleh entitas itu sendiri

atau oleh entitas anak atau entitas asosiasi; dan (vii) saham yang dicadangkan untuk penerbitan

dengan hak opsi dan kontrak penjualan saham, termasuk jumlah dan persyaratan;

(b) penjelasan mengenai sifat dan tujuan setiap pos cadangan dalam ekuitas.

77. Entitas yang modalnya tidak terbagi dalam saham, seperti persekutuan atau unit perwalian, mengungkapkan informasi yang setara sesuai dengan paragraf 76 (a), yang memperlihatkan perubahan selama suatu periode dari setiap jenis penyertaan, hak, keistimewaan dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis penyertaan.

(36)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

Laporan Laba Rugi Komprehensif

78. Entitas menyajikan seluruh pos pendapatan dan beban yang diakui dalam satu periode:

(a) dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif, atau

(b) dalam bentuk dua laporan:

(i) laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi terpisah); dan

(ii) laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan komponen pendapatan komprehensif lain (laporan laba rugi komprehensif).

Informasi yang Disajikan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif

79. Laporan laba rugi komprehensif,

sekurang-kurangnya mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut selama suatu periode:

(a) pendapatan; (b) biaya keuangan;

(c) bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas;

(d) beban pajak;

(e) suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari: (i) laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan;

dan

(ii) keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan pengukuran nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok yang dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan;

(f) laba rugi;

(g) setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang diklasifi kasikan sesuai dengan sifat (selain jumlah dalam huruf (h));

(37)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

asosiasi dan ventura bersama yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas; dan

(i) total laba rugi komprehensif.

80. Entitas mengungkapkan pos-pos di bawah ini dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai alokasi laba rugi untuk periode:

(a) laba rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada:

(i) kepentingan nonpengendali; dan (ii) pemilik entitas induk

(b) total laba rugi komprehensif periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada:

(i) kepentingan nonpengendali; dan (ii) pemilik entitas induk

81. Entitas dapat menyajikan pos-pos sebagaimana dimaksud paragraf 80(a)-(f) dan pengungkapan sebagaimana dimaksud paragraf 81(a) dalam laporan laba rugi terpisah (lihat paragraf 79).

82. Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul dan sub jumlah lain dalam laporan laba rugi komprehensif dan laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), jika penyajian tersebut relevan untuk pemahaman kinerja keuangan entitas.

83. Karena dampak dari berbagai kegiatan, transaksi, dan peristiwa lain entitas berbeda dalam frekuensi, potensi keuntungan atau kerugian dan kemampuan untuk dapat diprediksi, maka pengungkapan unsur-unsur kinerja keuangan membantu pengguna laporan keuangan dalam memahami kinerja keuangan yang dicapai dan dalam membuat proyeksi kinerja keuangan masa depan. Entitas memasukkan pos-pos tambahan dalam laporan laba rugi komprehensif dan laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), perubahan istilah yang dipakai dan perubahan urutan dari pos-pos jika hal ini diperlukan untuk menjelaskan elemen kinerja keuangan. Entitas

(38)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

mempertimbangkan faktor-faktor termasuk materialitas, sifat dan fungsi dari berbagai komponen pendapatan dan beban. Misalnya, suatu institusi keuangan dapat mengubah istilah untuk memberikan informasi yang relevan dengan operasinya. Entitas tidak diperkenankan melakukan saling hapus pendapatan dan beban kecuali memenuhi kriteria paragraf 29.

84. Entitas tidak diperkenankan menyajikan pos-pos pendapatan dan beban sebagai pos luar biasa dalam laporan laba rugi komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), atau dalam catatan atas laporan keuangan. Laba Rugi Selama Periode

85. Entitas mengakui seluruh pos-pos pendapatan dan beban pada suatu periode dalam laba rugi kecuali suatu PSAK mensyaratkan atau memperkenankan lain.

86. Beberapa SAK menentukan kondisi-kondisi kapan entitas mengakui pos-pos tertentu di luar laba rugi dalam periode berjalan. PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan

Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan

menentukan dua kondisi tersebut: koreksi kesalahan dan dampak perubahan kebijakan akuntansi. SAK lainnya mensyaratkan atau memperkenankan suatu komponen pendapatan komprehensif lain yang memenuhi defi nisi pendapatan dan beban dalam Kerangka Dasar Penyusunan

dan Penyajian Laporan Keuangan dikeluarkan dari laba rugi

(lihat paragraf 05).

Pendapatan Komprehensif Lain Selama Periode

87. Entitas mengungkapkan jumlah pajak

penghasilan terkait dengan setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain, termasuk penyesuaian reklasifi kasi, baik dalam laporan pendapatan komprehensif atau catatan atas laporan keuangan.

(39)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

88. Entitas dapat menyajikan komponen pendapatan komprehensif lain:

(a) jumlah neto dari dampak pajak terkait, atau

(b) jumlah sebelum dampak pajak terkait disertai dengan total pajak penghasilan yang terkait dengan komponen tersebut.

89. Entitas mengungkapkan penyesuaian

reklasifi kasi yang terkait dengan komponen pendapatan komprehensif lain.

90. SAK lainnya menjelaskan bagaimana dan kapan jumlah yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain direklasifi kasi ke laba rugi. Reklasifi kasi yang dimaksud pada Pernyataan ini adalah penyesuaian reklasifi kasi. Penyesuaian reklasifi kasi dimasukkan dengan komponen pendapatan komprehensif lain yang terkait pada periode dimana penyesuaian direklasifi kasi ke laba rugi. Misalnya, keuntungan yang direalisasi dari pelepasan aset keuangan yang dikategorikan sebagai “tersedia untuk dijual” dimasukkan dalam laba rugi periode berjalan. Jumlah tersebut mungkin telah diakui dalam pendapatan komprehensif lain sebagai keuntungan yang belum direalisasi pada periode berjalan atau periode sebelumnya. Keuntungan yang belum direalisasi tersebut dikurangkan dari pendapatan komprehensif lain pada periode ketika keuntungan yang telah direalisasi direklasifi kasi ke laba rugi untuk menghindari memasukkan keuntungan yang belum direalisasi tersebut dua kali dalam total laba rugi komprehensif.

91. Entitas dapat menyajikan penyesuaian reklasifi kasi di dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan. Entitas yang menyajikan penyesuaian reklasifi kasi pada catatan atas laporan keuangan menyajikan komponen pendapatan komprehensif lain setelah penyesuaian reklasifi kasi terkait.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data-data di atas, dapat disimpulkan bahwa 1) letak ketinggian sistem ventilation shaft pada bangunan dapat mempengaruhi keseragaman kecepatan aliran

Melalui pendekatan Scientific Approach dengan menggunakan model Cooperative Learning, peserta didik mampu mengidentifikasidan menyusun fungsi sosial, struktur teks

a) Intensitas mengikuti kegiatan keagamaan adalah seberapa sering peserta didik mengikuti kegiatan keagamaan yang ada di SMP Hasanuddin 6 Tugu Semarang. Peneliti

memiliki dampak yang signifikan pada reputasi bank umum syariah. Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa secara simultan atau bersama-sama zakat dan CSR

Pada generasi MV2, perlakuan iradiasi dengan dosis 20+20 Gy sampai 25+25 Gy tidak menyebabkan perbedaan yang nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan

Apabila aitem-aitem tes terbukti multidimensional, kemudian distribusi atribut laten pada dimensi tambahan ini berbeda antar kelompok, diperlukan suatu penyelidikan

Sesuai dengan ukuran dan intensitas kegiatannya, monitoring hutan tanaman harus mencakup penilaian rutin terhadap dampak-dampak ekologis dan sosial di dalam dan di luar

Dari hasil perhitungan koesioner uji coba yang berisi 19 pertanyaan untuk variabel minat belajar siswa yang dihitung dengan bantuan SPSS 24 For Windows ,