• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan Sistem Informasi Distribusi Air Mineral Softride Di PT. Riade Dengan Pendekatan Metode Supply Chain Management T (SCM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembangunan Sistem Informasi Distribusi Air Mineral Softride Di PT. Riade Dengan Pendekatan Metode Supply Chain Management T (SCM)"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana

DONI SUTAWIJAYA

10110579

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

(2)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb

, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat hidayah dan karunia-Nya, shalawat serta

salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah SAW serta doa restu dari kedua

orang tua, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul

Pembangunan Sistem Informasi Distribusi Air Mineral di PT. Riade Sumber

energi Dengan Pendekatan

Supply Chain Management

”.

Tugas Akhir ini disusun

sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi jenjang strata satu (S1) di

Program Studi Teknik Informatika, Universitas Komputer Indonesia.

Penulis membutuhkan peran serta dari pihak lain untuk proses

penyelesaian Tugas Akhir ini, karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan. Oleh

karena itu ijinkanlah penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1.

Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya

kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan baik.

2.

Ayahnanda Isar dan Ibunda Uum Umayah yang selalu memberikan doa

yang tidak pernah putus, dukungan yang tidak pernah tidak berhenti baik

secara moril dan materil, serta sebagai alasan bagi penulis untuk tetap

berjuang menyelesaikan pendidikan ini.

3.

Kakak tercinta Yadi S, Yusuf S, Yuli K, Yopi dan Adik tercinta Dona Y,

Ijay A, yang selalu memberikan doa dan dukungan untuk penulis.

4.

Ibu Utami Dewi W, S.Kom., M.Kom selaku dosen pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu guna mengarahkan dan memberikan petunjuk

yang sangat berharga dalam menyusun Tugas Akhir.

5.

Bapak Irawan Afrianto, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik

Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer

(3)

iv

untuk memberikan nasehat, kritik dan saran selama penyusunan Tugas

Akhir ini.

8.

Bapak Ahmad selaku

Manager Director

PT. Riade Sumber Energi yang

telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan Ibu

Yuli Karniati yang telah membimbing selama penulis melakukan

penelitian.

9.

Bella Hafiz, S.Ikom, Sem Samia Nugraha, Arif Alfan R, Sahdan S, Hadi

H, Destian T, Hasfialdy, Sihabudin A, Arif AN, Febrianto P, Tommy S

dan masih banyak lagi yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang

selalu memberikan dukungan baik dalam suka dan duka, dan selalu

memberikan bantuan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

10.

Teman-teman IF-13/2010 yang selalu memberikan dukungan baik dalam

suka dan duka, dan selalu memberikan bantuan dalam penyusunan Tugas

Akhir ini, semoga kita sukses bersama. Salam perjuangan.

11.

Serta semua pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan Tugas

Akhir ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna dengan

segala kekurangan. Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada

umumnya.

Bandung, 27 Februari 2016

(4)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK

………

i

ABSTRACT……….

ii

KATA PENGANTAR………

iii

DAFTAR ISI………...

v

DAFTAR GAMBAR………..

ix

DAFTAR TABEL………

xiii

DAFTAR SIMBOL………..

xvi

DAFTAR LAMPIRAN……….

xix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1

Latar Belakang Masalah ... 1

1.2

Rumusan Masalah ... 3

1.3

Maksud dan Tujuan ... 3

1.4

Batasan Masalah ... 3

1.5

Metodologi Penelitian ... 6

1.6

Sistematika Penulisan ... 11

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 15

2.1

Tinjauan Perusahaan... 15

2.1.2

Visi ... 15

2.1.3

Logo PT. Riade Sumber Energi ... 15

2.1.4

Struktur Organisasi PT. Riade Sumber Energi ... 16

2.2

Landasan Teori ... 17

2.2.1

Sistem Informasi ... 17

2.2.2

Supply Chain

dan

Supply Chain Management

(SCM) ... 18

2.2.3

Persediaan (

Inventory

) ... 22

(5)

vi

3.1.1

Analisis Masalah ... 41

3.1.2

Analisis Sistem yang Sedang Berjalan... 42

3.1.3

Analisis Aturan Bisnis ... 49

3.1.4

Analisis Penerapan Supply Chain Management di PT. Riade Sumber

Energi 52

3.1.5

Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 66

3.1.5.1 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras ... 66

3.1.5.2 Analisi Perangkat Lunak ... 67

3.1.5.3 Analisis Pengguna / User ... 68

3.1.5.4 Analisis Pengkodean ... 70

3.1.6

Analisi Kamus Data ... 71

3.1.7

Analisis Kebutuhan Fungsional ... 73

3.1.8

Spesifikasi Proses DFD ... 86

3.1.9

Kamus Data DFD ... 96

3.2

Perancangan Sistem ... 100

3.2.1

Tabel Relasi... 100

3.2.2

Struktur Tabel ... 101

3.2.3

Perancangan Struktur Menu ... 107

3.2.4

Perancangan Antarmuka ... 110

3.2.5

Perancangan Pesan ... 133

3.3

Perancangan Jaringan Semantik ... 133

3.3.1

Perancangan Jaringan Semantik Administrator ... 133

3.3.2

Perancangan Jaringan Semantik Agen ... 134

3.3.3

Perancangan Jaringan Semantik Supplier ... 135

3.3.4

Perancangan Jaringan Semantik Kepala Pabrik ... 135

3.3.5

Perancangan Jaringan Semantik Manager Director ... 136

[image:5.595.116.515.101.771.2]
(6)

vii

3.4

Perancangan Prosedural ... 137

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ... 145

4.1.

Implementasi Sistem ... 145

4.1.1.

Implementasi Perangkat Lunak ... 145

4.1.2.

Implementasi Perangkat Keras ... 145

4.1.3.

Implementasi Basis Data ... 145

4.1.4.

Implementasi Antarmuka ... 151

4.2.

Pengujian Sistem ... 154

4.2.1.

Skenario Pengujian

Black Box

... 154

4.2.2.

Kasus dan Hasil Pengujian ... 155

4.2.3.

Kesimpulan Pengujian

Black box

... 164

4.2.4.

Pengujian Beta ... 164

4.2.5

Kesimpulan Hasil Pengujian Beta ... 167

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 169

5.1.

Kesimpulan ... 169

5.2.

Saran ... 169

(7)

170

DAFTAR PUSTAKA

[1]

Anatan, Lina,. Ellitan, Lena. (2008).

Supply Chain Management Teori

dan Aplikasi.

Bandung: ALFABETA.

[2]

Aritonang. R.,Lerbin R. (2009).

Peramalan Bisnis Edisi Kedua.

Bogor:

Ghalia Indonesia.

[3]

Kadir,Abdul. (2014).

Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi.

Yogyakarta: Andi Offset.

[4]

Kuncoro, Mudrajad. (2001).

Metode Kuantitatif - Teori dan Aplikasi

Untuk Bisnis dan Ekonomi.

Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan

AMP YKPN.

[5]

Ladjamudin, Al-Bahra. (2005).

Analsisi dan Desain Sistem Informasi.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

[6]

Makridakis, S., Wheelwright, S., & McGee, V. (1992).

Model dan

Aplikasi Peramalan (Jilid 1 : Edisi Kedua).

Jakarta: Erlangga.

[7]

Nasir, M. (2009).

Metode Penelitian.

Jakarta: Ghalia Indonesia.

[8]

Pressman, R. S. (2010).

Rekayasa Perangkat Lunak

(7th ed.).

Yogyakarta: Andi.

[9]

Pujawan, I Nyoman. (2010).

Supply Chain Management.

Surabaya:

Guna Wijaya.

[10]

Rangkuti, Freddy. (1998).

Manajemen Persediaan.

Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

[11]

Sugiyono. (2010).

Metode Penelitian Kuantitatif - Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

(8)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

PT. Riade Sumber Energi adalah salah satu perusahaan yang bergerak

dibidang produksi air mineral. Perusahaan memproduksi air mineral jadi jenis

cup, botol, dan galon. PT. Riade Sumber Energi memasarkan produk air mineral

ke agen yang tersebar didaerah Bandung Timur. Perusahaan ini mempunyai

rangkaian kerja mulai dari menerima pemesanan produk dari agen

,

pemesanan

bahan baku ke

supplier

, menerima bahan baku dari

supplier

, mengolah bahan

baku menjadi barang jadi. Dari produk jadi tersebut kemudian dilakukan

pengemasan dan langsung didistribusikan ke agen yang telah memesan produk

tersebut.Pengiriman pemesanan kepada

supplier

dilakukan melalui

fax

atau

menelepon ke pihak

supplier

dan terkadang kurir perusahaan mendatangi

langsung ke pihak

supplier

.

Berdasarkan observasi dan wawancara di PT. Riade Sumber Energi

dengan bagian gudang, pemesanan bahan baku yang dilakukan PT. Riade Sumber

Energi yaitu bila terlihat persediaan yang dimiliki sudah hampir habis, akibatnya

persediaan sering mengalami kekurangan dari kebutuhan yang semestinya.

Pemesanan bahan baku kepada

supplier

dilakukan untuk memenuhi kebutuan

produksi, dimana pemesanan bahan baku yang dilakukan kepada

supplier

memiliki jeda waktu tunggu yang cukup lama bisa mencapai tiga sampai lima hari

dari mulai pemesanan dilakukan hingga bahan baku diterima oleh perusahaan,

sehingga mengakibatkan sering terjadi kekurangan

stock

atau kehabisan

stock

.

Perusahaan ini mempunyai gudang yang digunakan untuk menyimpan bahan baku

yang disediakan serta menyimpan hasil produksi yang siap dipasarkan. selain itu

PT. Riade Sumber Energi mendistribusikan produk jadi ke agen

yang melakukan

permintaan produk jadi. Pendistribusian yang dilakukan oleh perusahaan tersebut

ternyata memiliki permasalahan yakni terjadinya kekosongan atau kekurangan

(9)

produksi yang terjadi diperusahaan proses produksi dan ketersediaan produk jadi

sangat dipengaruhi oleh adanya persediaan bahan baku digudang, karena

perusahaan melakukan produksi produk jadi secara

continue

atau dilakukan

setiap hari. Kekurangan dan kehabisan

stock

produk jadi ini muncul karena

proses produksi yang dilakukan untuk memenuhi permintaan agen tidak bsa

diperkirakan dengan pasti karena agen terkadang memesan produk jadi yang lebih

dari biasanya ataupun sebaliknya, sehingga perusahaan mengalami kesulitan

dalam hal menetukan jumlah bahan baku yang harus disiapkan untuk memenuhi

kebutuhan pasokan produk jadi.

Permasalahan dalam keterlambatan menerima bahan baku tersebut dapat

menyebabkan perencanaan produksi dan proses produksi tidak berjalan dengan

lancar.Apabila proses produksi tidak berjalan, maka proses pendistribusian produk

terhambat dan kebutuhan air mineral yang diminta pelanggan tidak terpenuhi.

Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan sistem

Supply Chain

Management

, dimana PT. Riade Sumber Energi dapat bekerja sama dengan mitra

bisnisnya karena fungsi

Supply Chain Management

itu sendiri adalah untuk

mengintegrasikan proses-proses bisnis mulai dari pemasok bahan baku yaitu para

supplier

sampai ke pengguna akhir yaitu agen berupa produk. Tujuannya adalah

agar manajemen aliran bahan baku / produk dan aliran informasi yang ada di

perusahaan mulai dari penerimaan pemesanan dari agen

,

pengadaan bahan baku,

penerimaan bahan baku sampai pengiriman produk kepada

agen

akan

menciptakan

sinkronisasi

dan

konsistensi.

Metode

Supply Chain Management

merupakan pengelolaan rantai siklus

yang lengkap mulai dari para

supplier

, kegiatan operasional diperusahaan,

berlanjut ke distribusi sampai kepada konsumen.

Berdasarkan uraian masalah yang ada pada saat ini di PT. Riade Sumber

Energi, maka dibutuhkan suatu pembangunan sistem distribusi produk air mineral

(10)

3

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka

permasalahan yang terjadi di PT. Riade Sumber Energi adalah bagaimana

membangun sistem distribusi produksi air mineral

softride

dengan menggunakan

pendekatan metode

Supply Chain Management

(SCM).

1.3

Maksud dan Tujuan

Berdasarkan permasalahan yang ada di PT. Riade Sumber Energi, maka

maksud dari penilitian ini adalah untuk membangun Sistem Distribusi Proudk air

mineral di PT. Riade Sumber Energi dengan menggunkan Pendekatan Metode

Supply Chain Managament

.

Sedangkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :

1.

Mempermudah kepala gudang dan kepala pabrik dalam hal menentukan jumlah

bahan baku yang harus tersedia digudang, untuk memenuhi persediaan pasokan

produk jadi sehingga perencanaan produksi dan proses produksi berjalan

dengan lancar.

2.

Menghindari terjadinya kekurangan atau kekosongan persediaan bahan baku

dan produk jadi digudang, sehingga proses pendistribusian produk jadi yang

terjadi berjalan dengan lancar.

1.4

Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam pembangunan sistem informasi ini agar

lebih terarah dan mencapai tujuan yang telah ditentukan adalah sebagai berikut :

a.

Pendekatan

supply chain

yang digunakan adalah

push-based supply chain

,

karena proses produksi di perusahaan saat ini cenderung dipengaruhi oleh

adanya persediaan digudang dan perusahaan menentukan produk

produk

yang diproduksi terlebih dahulu sebelum adanya pesanan yang dilakukan untuk

membuat stok produk digudang atau bisa disebut

make to stock.

Pendekatan

(11)

bagaimana persediaan produk jadi dapat memenuhi pesanan yang datang dari

agen.

b.

Bahan baku yang digunakan unuk produksi air mineral cup adalah :

1.

Straw

2.

Karton

3.

LID

4.

Sedotan

c.

Data

data yang dikumpulkan adalah :

1.

Data persediaan bahan baku yakni data persediaan bahan baku untuk di

produksi air mineral cup dari bulan Maret 2015 sampai dengan bulan Agustus

2015, karena persediaan bahan baku air mineral cup yang lebih banyak diproduksi

dan dipesan oleh agen.

2.

Data supplier, digunakan sebagai data pemasok bahan baku.

3.

Data agen, digunakan sebagai data agen yang memesan produk jadi.

4.

Data karyawan, digunakan sebagai data pengguna sistem dari perusahaan.

5.

Data produk, dipakai untuk mengetahui produk apa saja yang di produksi oleh

perusahaan.

d.

Pembangunan sistem informasi ini dibangun dari hulu (

upstream

) sampai hilir

(

downstream

) yaitu dari PT. Riade Sumber Energi ke agen

berupa

pendistribusian hasil produksi.

e.

Pembangunan Sistem Informasi Distribusi Produk di PT. Riade Sumber Energi

dengan pendekatan

Supply Chain Mana gement

ini, perusahaan memberikan

kemampuan akses langsung pada agen dan

supplier

ke dalam sistem sesuai

dengan fungsi dan kebutuhan masing - masing.

f.

Sistem yang dibangun untuk perusahan PT. Riade Sumber Energi bekerja

untuk menangani proses

proses berikut :

1.

Monitoring dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku

Monitoring dilakukan dengan menentukan berapa batas persediaan bahan

baku yang harus tersedia digudang. Penentuan batas persediaan yang dilakukan

(12)

5

lead time

(waktu tunggu) pada saat proses penerimaan bahan baku dari

supplier

kepada perusahaan. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kekurangan

atau kekosongan bahan baku digudang. Sedangkan pengendalian persediaan

bahan baku dilakukan ketika bahan baku kurang dari batas aman persediaan. Jika

persediaan bahan baku kurang dari batas aman persediaan, maka perusahaan

akan melakukan pengadaan bahan baku berupa pemesanan bahan baku kepada

supplier untuk memenuhi persediaan bahan baku digudang.

2.

Peramalan (

Forecasting

) Persediaan Bahan Baku

Berdasarkan hasil analisis dari data persediaan dari bulan Maret sampai

bulan Agustus 2015, dapat disimpulkan metode peramalan yang digunakan adalah

Single Exponetial Smoothing

karena gerak pola data yang dihasilkan menunjukan

pola

Trend

. Peramalan ini dilakukan untuk meramalkan berapa jumlah bahan

baku yang harus dipesan diperiode selanjutnya.

3.

Pengadaan Bahan Baku

Pengadaan ini dilakukan dengan melihat hasil peramalan bahan baku dan

perusahaan akan memesan bahan baku kepada

supplier

sesuai dengan nilai dari

hasil peramalan tersebut.

4.

Penerimaan Bahan Baku

Perusahaan akan menerima bahan baku yang dikirim dari

supplier

.

5.

Monitoring Persediaan Produk Jadi

Monitoring ini dilakukan dengan menampilkan jumlah persediaan produk

jadi yang ada digudang, supaya dapat mengetahui jumlah persediaan produk jadi

digudang.

6.

Penerimaan Pesanan Produk Jadi

Perusahaan akan mengelola pesanan dari agen yang memesan produk jadi

dan akan melakukan penjadwalan pengiriman serta melakukan konfirmasi

(13)

7.

Pengiriman / Pendistribusian

Perusahaan melakukan pengiriman produk jadi kepada agen yang telah

memesan. Pengiriman ini berupa penjadwalan pengiriman pesanan produk jadi

dengan menentukan pesanan mana yang akan dikirim, kapan pengiriman, jenis

kendaraan yang dipakai, jumlah produk jadi yang dikirim siapa yang

melakukukan pengiriman, tujuan pengiriman, serta dilakukannya monitoring

pengiriman berupa pengecekan terhadap status pengiriman yang telah dijadwalkan

sebelumnya.

1.5

Metodologi Penelitian

Penelitian adalah Proses mempelajari, memahami, menganalisis, serta

memecahkan masalah berdasarkan fenomena yang ada dan juga merupakan

rangkaian proses yang panjang dan terkait secara sistematis.

Penelitian yang baik dan terarah akan menghasilkan kesimpulan yang baik

pula. Agar penelitian berjalan dengan baik dan terarah maka di perlukan kerangka

penelitian yang di dalamnya berisikan suatu deskripsi dari langkah

langkah yang

harus dilakukan dalam melakukan penelitian. Dapat kita lihat langkah

langkah

yang dilakukan dalam penelitian ini ke dalam sebuah alur seperti yang dapat

(14)

7

Identifikasi dan Perumusan Masalah

Penentuan Maksud Tujuan Masalah

Studi Pustaka Studi Lapangan

Identifikasi Atribut Penelitian dan Pemilihan Data

Pengumpulan Data

Data Cukup ?

Tidak

Ya

Analisis Sistem

Perancangan dan Pengkodean Sistem

Pengujian Sistem

Membuat Kesimpulan Implementasi Sistem

Sistem berhasil ?

ya

[image:14.595.180.444.107.498.2]

tidak

Gambar 1.1 Alur Tahap Peneletian

Berikut ini adalah deskripsi dari tahapan

tahapan penelitian yang

terdapat pada Gambar 1.1 diatas :

1.

Identifikasi dan Perumusan Masalah

Tahap ini merupakan tahap awal dalam proses penelitian, dimana dalam

tahap ini dilakukan dengan cara mencari masukan terhadap masalah yang di teliti

melalui observasi. Peneliti melakukan perumusan terhadap masalah yang

dihadapi, dimana bagaimana proses produksi yang terjadi, penanganan terhadap

(15)

baku, hubungan dengan supplier yang mengirimkan bahan baku ke perusahaan

dan para agen atau yang melakukan pemesanan produk jadi.

2.

Penentuan Tujuan Penelitian

Tahap ini dilakukan untuk ditetapkannya beberapa tujuan untuk

memfokuskan permasalahan dengan hasil akhir berupa laporan akhir. Adapun

tujuan dari penelitian ini adalah seperti yang dijelaskan pada pembahasan Maksud

dan Tujuan Penelitian (Bab I, 1.3) dan tujuan dari penelitian ini diharapkan bisa

menjadi bermanfaat bagi pihak perusahaan untuk mengidentifikasi tingkat

pelaksanaan distribusi produk di PT. Riade Sumber Energi.

3.

Studi Pustaka

Pada tahap ini adalah proses studi pustaka yang dilakukan dengan cara

mempelajari, meneliti dan menelaah berbagai literatur-literatur dari perpustakaan

yang bersumber dari buku-buku, teks dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya

dengan topik penelitian.

4.

Studi Lapangan

Tahap ini dilakukan untuk melakukan observasi pada tempat penelitian

yaitu PT. Riade Sumber Energi dan mengumpulkan data yang diperlukan untuk

memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan.

5.

Identifikasi Atribut Penelitian dan Pemilihan Data

Tahap ini adalah tahap dimana peneliti melakukan identifikasi terhadap

data

data yang sesuai dengan permasalahan yang ada. Data yang telah

didapatkan akan dianalisis sampai mendapatkan data yang akurat serta sesuai,

supaya tidak terjadi kesalahan dalam tahap penelitian selanjutnya. Data

data

tersebut telah dijelaskan sebelumnya pada batasan masalah.

6.

Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data ini didasarkan pada tahapan yang telah

dilakukan sebelumnya, dimana proses pengumpulan data yang dilakukan adalah

(16)

9

1.

Wawancara (

Interview

)

Wawancara adalah salah satu cara pengumpulan data dengan cara sesi

tanya jawab secara langsung dengan pihak Pengelola dan Bagian Gudang di PT.

Riade Sumber Energi yakni kepada Rukmana guna mendapatkan data dan

keterangan yang berlandaskan kepada tujuan penelitian.

2.

Observasi (

Observation

)

Pengumpulan data ini dilakukan dengan pengambilan dan pencatatan

secara langsung pada objek penelitian untuk mendapatkan data

data yang

diperlukan dalam penelitian. Dalam hal ini untuk mencatat atribut

atribut apa

saja yang akan menjadi butir pertanyaan kepada para responden dan tentu saja

atas persetuajuan dari pihak perusahaan.

3.

Studi Pustaka

Studi pustaka adalah metode pengumpulan data dari buku

buku literatur

yang berhubungan dengan masalah

masalah yang dibahas.

4.

Dokumentasi

Merupakan metode yang digunakan untuk mengumpulkan dan

mendapatkan sejumlah informasi yang berasal dari data masa lalu perusahaan

yang meliputi sejarah umum perusahaan, data karyawan, dan data

data lain yang

berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini.

Jika data yang dikumpulkan telah cukup maka dapat dilanjutkan ke tahap

selanjutnya, tetapi jika data yang dikumpulkan masih kurang atau terdapat

kesalahan maka akan dilakukan proses pengumpulan data kembali sampai data

yang dikumpulkan telah cukup. Proses ini dilakukan untuk mengetahui atau

mengecek kondisi data - data yang telah dikumpulkan, supaya tidak terjadi

kesalahan pada tahap selanjutnya.

7.

Analisis Sistem

Tahap ini merupakan tahap untuk melakukan analisis terhadap sistem.

Analisis yang dilakukan terdiri dari analisis terhadap masalah yang dihadapi oleh

(17)

di perusahaan, analisis monitoring atau pengendalian terhadap persediaan bahan

baku yang ada digudang, analisis terhadap pengamanan persediaan dengan

menggunakan teknik

safety stock

, analisis metode peramalan yakni metode

peramalan

single moving average

, analisis distribusi yang terjadi diperusahaan,

analisis fungsional dan analisis non fungsional.

8.

Perancangan Sistem dan Pengkodean

Tahap perancangan sistem merupakan tahap untuk melakukan desain

pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur perangkat

lunak, representasi antarmuka (

user interface

) dan prosedur pengkodean.

Perancangan sistem dilakukan dengan model analisis terstruktur dengan

model data yang dibuat menggunakan diagram ERD (

Entity Relationship

Diagram

) dan untuk menggambarkan proses menggunakan DFD (

Data Flow

Diagram

). Tools yang digunakan untuk perancangan basis data adalah SQLyog

dan untuk proses perancangan antarmuka menggunakan aplikasi bernama Ms.

Visio 2013.

9.

Implementasi Sistem

Tahap implementasi ini merupakan tahapan yang dilakukan setelah proses

perancangan dan pengkodean telah selesai. Proses yang terjadi pada tahap ini

adalah melakukan penerapan perancangan kedalam bentuk

source code

.

Pembangunan sistem ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP

(

HyperText Preprocessor

) yang merupakan bahasa skrip yang dapat ditanamkan

atau disisipkan kedalam HTML (

Hyper Text Markup Language

), dan untuk

penggunaan basis data pada sistem adalah menggunakan MySQL.

Software Tools

yang digunakan dalam proses pembangunan sistem adalah Sublime Build 3065

dan Macromedia Dreamweaver 8.

10.

Pengujian Sistem

Tahap pengujian sistem adalah tahapan yang dilakukan untuk mengetahui

apakah sistem atau perangkat lunak yang telah dibuat dapat mengatasi masalah

(18)

11

adanya kesalahan (

error

) dan memastikan keluaran yang dihasilkan sesuai dengan

yang diinginkan. Tahap ini dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1.

Pengujian

Black Box

, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui persyaratan

fungsional perangkat lunak. Pengujian ini dilakukan untuk menemukan

kesalahan

kesalahan berikut :

1.

Fungsi

fungsi yang tidak benar atau hilang.

2.

Kesalahan pada

interface

.

3.

Kesalahan pada struktur data.

4.

Kesalahan kinerja atau proses.

2.

Pengujian

Beta

, pengujian beta dilakukan dengan menggunakan wawancara.

Wawancara ini dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan

pertanyaan langsung kepada pengguna sistem nantinya yang berada di

lingkungan PT. Riade Sumber Energi.

11.

Membuat Kesimpulan

Tahap ini adalah tahap akhir dimana peneliti akan melakukan penarikan

kesimpulan dari pembangunan perangkat lunak yang berisikan tentang

pembangunan perangkat lunak telah berhasil macapai tujuanya dan apakah

perangkat lunak yang dibuat telah mengatasi masalah yang ada pada rumusan

masalah.

1.6

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini disusun untuk memberikan gambaran umum

tentang penulisan tugas akhir yang akan dilakukan. Sistematika penulisan tugas

(19)

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas uraian mengenai latar belakang permasalahan dimana

menjelaskan inti permasalahan dan alasan mengapa harus melakukan penelitian di

perusahaan tersebut dan alasan menggunakan pendekatan SCM (

Supply Chain

Management

) sebagai solusi untuk memyelesaikan permasalahan yang terjadi,

yang kemudian akan dilakukan perumusan masalah, menentukan maksud dan

tujuan dari penelitian, menentukan batasan masalah, menentukan bagaimana tahap

dalam pemelitian yang ada pada metodologi penelitian serta menyusun dan

menentukan sistematika penulisan dalam penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini membahas mengenai tinjauan umum mengenai perusahaan PT. Riade

Sumber Energi dan pembahasan berbagai konsep dasar dan teori

teori mengenai

apa itu sistem, informasi kemudian kesimpulan dari sistem informasi, teori

menganai SCM (

supply chain management

)

,

area cakupan yang dimiliki oleh

SCM dan peran informasi dalah Supply Chain, teori dari

peramalan (

forecasting

),

konsep pengelolaan data, dan teori-teori pendukung lainnya yang berkaitan

dengan topik pembangunan perangkat lunak.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Pada bab ini akan dilakukan proses menganalisis masalah - masalah yang timbul

dari penelitian yang kemudian akan diubah kedalam bentuk yang dapat di

mengerti oleh pengguna, serta proses penerapan yang dilakukan terhadap

peramalan (

forecasting

) terhadap data yang dimiliki. Melakukan perhitungan

untuk pengamanan persediaan menggunakan tekni

safety stock

. Kemudian

terdapat proses penganalisaan terhadap kebutuhan dalam membangun aplikasi,

analisis sistem yang sedang berjalan pada aplikasi ini sesuai dengan metode

pembangunan perangkat lunak yang digunakan, selain itu juga terdapat

perancangan antarmuka untuk aplikasi yang dibangun sesuai dengan hasil analisis

(20)

13

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Bab ini membahas tentang implementasi dari tahap analisis yang telah dilakukan

sebelumnya ke dalam bahasa pemrograman, dalam hal ini menggunakan bahasa

pemrograman PHP, mengimplementasikan kebutuhan perangkat keras dan

perangkat lunak, implementasi terhadap basis data, implementasi antarmuka.

Setelah perangkat lunak selesai dikerjakan maka tahap selanjutnya adalah

melakukan uji sistem apakah berjalan dengan baik dan melakukan perbaikan

apabila terdapat kesalahan atau terdapat

error

.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas tentang kesimpulan yang sudah diperoleh dari hasil penulisan

tugas akhir dan saran mengenai pengembangan aplikasi untuk masa yang akan

(21)
(22)

15

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Tinjauan Perusahaan

Tahap tinjauan perusahaan ini merupakan peninjauan terhadap tempat

penelitian studi kasus yang dilakukan di PT. Riade Sumber Energi.

2.1.1

Sejarah PT. Riade Sumber Energi

PT. Riade Sumber Energi berdiri tahun 2009 yang berlokasi di Kp. Lunjuk

Girang Desa Talagasari Kec. Kadungora Kab. Garut Jawa Barat yang

memproduksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) merek Softride. Seiring

dengan perjalanan waktu, kepercayaan masyarakat pada PT. Riade Sumber Energi

semakin meningkat.

PT. Riade Sumber Energi terus memacu diri mengikuti perkembangan dan

kemajuan teknologi demi tercapainya kepuasan pelanggan, seperti tercermin

dalam ungkap

an “tidak ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri.”

2.1.2

Visi

PT. Riade Sumber Energi memiliki Visi yaitu menjadi perusahaan air

minum dalam kemasan terdepan yang unggul dan kompetitif dalam bidan

produksi dan pemasaran air minum dalam kemasan, serta secara konsisten

memenuhi harapan konsumen dan sekaligus menciptakan peningkatan

kualitas kesehatan masyarakat.

2.1.3

Logo PT. Riade Sumber Energi

(23)
[image:23.595.259.342.119.229.2]

Gambar 2.1

Logo PT. Riade Sumber Enegri

2.1.4

Struktur Organisasi PT. Riade Sumber Energi

Struktur Organisasi yang terdapat PT. Riade Sumber Energi dapat dilihat

pada gambar 2.2

[image:23.595.58.543.347.647.2]
(24)

17

2.2

Landasan Teori

Landasan teori bertujuan untuk memberikan gambaran sumber dan kajian

dari teori

teori yang berkaitan dengan pembangunan. Landasan teori yang akan

dibahas yaitu mengenai teori dari sistem informasi,

Supply Chain, Supply Chain

Management,

pengendalian (

monitoring

), persediaan (i

nventory

), persediaan

pengaman (

safety stock

), peramalan (

forecasting

) dan mengenai manajemen

terhadap transportasi dan distribusi.

2.2.1

Sistem Informasi

Mendefinisikan sistem terdapat dua kelompok pendekatan sistem, yaitu

sistem yang lebih menekankan pada prosedur dan elemennya. Prosedur

didefinisikan sebagai suatu urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang

menerangkan apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan, kapan

dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Berdasarkan pendekatan elemen

adalah sistem sebagai bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi

bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud. [1]

Sedangkan pengertian mengenai informasi adalah data yang telah diolah

menjadi bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi penerimanya untuk

mengambil keputusan masa kini maupun masa yang akan datang. Fungsi dari

informasi adalah untuk mengurangi ketidakpastian didalam proses pengambilan

keputusan tentang suatu keadaan. Informasi yang digunakan didalam suatu sistem

informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan. Informasi digunakan

tidak hanya oleh satu pihak didalam organisasi. Nilai sebuah informasi ditentukan

dari dua hal yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi

dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk

mendapatkan informasi tersebut.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi dapat didefinisikan

sebagai suatu sekumpulan- sekumpulan komponen yang saling berhubungan dan

bekerja

sama

untuk

mengumpulkan,

memproses,

menyimpan

dan

(25)

keputusan, koordinasi dan pengendalian yang ada didalamnya. Adapun tujuan dari

sistem informasi adalah untuk menyediakan dan mensistemastikkan informasi dari

seluruh kejadian atau kegiatan yang diperlukan untuk mengendalikan operasi

suatu organisasi. Kegiatan yang dimaksud didalam sistem infomasi ini

diantaranya mengambil, mengolah, menyimpan, dan menyampaikan informasi

yang diperlukan didalam mengoperasikan seluruh aktifitas organisasi yang

bersangkutan.

2.2.2

Supply Chain

dan

Supply Chain Management

(SCM)

Supply Chain

adalah jaringan perusahaan - perusahaan yang secara

bersama

sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke

tangan pemakai akhir. Perusahaan

perusahaan tersebut biasanya termasuk

supplier, pabrik, distributor, toko atau ritel, serta perusahaan

perusahaan

pendukung seperti perusahaan jasa logistik. [2]

Supply chain

biasanya ada 3 macam aliran yang harus dikelola. Pertama

adalaha aliran barang yang mengalir dari hulu (

upstream

) ke hilir (

downstream

).

Sebagai contoh terdapat produk baku yang dikirim ke pabrik untuk selanjutnya

akan di produksi oleh perusahaan. Setelah menjadi produk maka akan akan

dikirimkan kepada distributor, lalu ke pengecer atau ritel, kemudian sampai

kepada pemakai akhir.

Kedua

adalah aliran uang dan sejenisnya yang mengalir

dari hilir ke hulu. Sebagai contoh adalah adanya aliran informasi keuangan dari

ritel ke perusahaan. Kemudian yang

ketiga

, aliran informasi yang terjadi dari hulu

ke hilir ataupun sebaliknya. Informasi

informasi tersebut, seperti informasi

persediaan produk yang masih ada di masing

masing supermarket sering

dibutuhkan oleh pihak distributor ataupun pabrik. Informasi mengenai

ketersediaan kapasitas produksi yang dimiliki oleh

supplier

juga sering

dibutuhkan oleh pihak pabrik. Informasi mengenai status pengiriman bahan baku

sering dibutuhkan oleh perusahaan yang mengirim maupun yang akan menerima.

(26)
[image:26.595.130.495.115.324.2]

19

Gambar 2.3 Simplifikasi model supply chain dan 3 macam aliran yang

dikelola

Jadi, dapat diketahui bahwa

supply chain

merupakan jaringan fisik yang

didalamnya terdiri dari perusahaan- perusahaan yang terlibat dalam memasokan

bahan baku, memproduksi barang maupun mengirimkannya ke konsumen akhir.

Kemudian, mengenai istilah dari

supply chain management

(SCM)

pertama kali

dikemukakan oleh Oliver & Weber pada tahun 1982., dimana SCM adalah

metode, alat atau pendekatan yang digunakan untuk mengelola supply chain,

dimana SCM tidak hanya berorientasi pada urusan internal sebuah perusahaan,

melainkan juga urusan ekternal yang menyangkut hubungan dengan

perusahaan-perusahaan partner. Karena perusahaan-perusahaan-perusahaan-perusahaan yang berada pada suatu

supply chain pada intinya ingin memuaskan konsumen akhir yang sama, mereka

harus bekerja sama untuk membuat produk yang murah, mengirimkannya tepat

waktu, dan dengan kualitas yang bagus. Idelnya, hubungan antar pihak pada suatu

supply chain berlangsung jangka panjang. Hubungan jangka panjang

memungkinkan semua pihak untuk menciptakan kepercayaan yang lebih baik

serta menciptakan efisiensi. Efisiensi bisa tercipta karena hubungan jangka

panjang berarti mengurangi ongkos-ongkos untuk mendapatkan perusahaan

(27)

Sistem

Supply Chain Management

(SCM) ini ditujukan untuk :

1.

Mengurangi biaya inventori.

2.

Mengurangi waktu siklus /

cycle time

(dari pesanan sampai

didapatkan).

3.

Mengurangi biaya produksi.

2.2.2.1

Komponen SCM (

Supply Chain Management

)

Supply Chain Management

memiliki 3 komponen utama yang mendukung

berjalannya suatu proses bisnis sebagai berikut : [2]

1.

Upstream Supply Chain

Keseluruhan kegiatan perusahaan manufaktur dengan pendistribusiannya atau

hubungan distributor dapat diperluas menjadi kepada beberapa tingkatan.

Kegiatan utama dalam Upstream Supply Chain ini adalah pengadaan barang.

2.

Internal Supply Chain

Internal Supply Chain ini merupakan proses pengiriman barang ke gudang.

Kegiatan utama dalam Internal Supply Chain adalah manajemen produksi,

pabrikasi, dan pengendalian persediaan.

3.

Downstream Supply Chain

Kegiatan di dalam Downstream Supply Chain ini melibatkan proses

pengiriman kepada konsumen akhir. Kegiatan utama dalam Downstream

Supply Chain ini adalah distribusi barang, gudang, transportasi.

2.2.2.2

Area Cakupan SCM

(

Supply Chain Management

)

(28)

21

supply chain.

Apabila mengacu pada sebuah perusahaan manufaktur,

kegiatan-kegiatan utama yang masuk dalam klasifikasi SCM adalah : [2]

1.

Kegiatan merancang produk baru (

product development

)

2.

Kegiatan mendapatkan bahan baku (

procurement, purchasing atau control

)

3.

Kegiatan merencanakan produksi dan persediaan (planning & control)

4.

Kegiatan melakukan produksi (production)

5.

Kegiatan melakukan pengiriman / distribusi (distribution)

6.

Kegiatan pengelolaan pengembalian produk / barang (return)

Keenam klasifikasi tersebut biasanya tercermin dalam bentuk pembagian

department atau divisi dengan kegiatan

kegiatan yang biasanya dilakukan.

Bentuk pembagian dan kegiatan yang biasanya ada pada perusahaan menufaktur

[image:28.595.111.490.419.744.2]

dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Lima bagian utama dan cakupan kegiatan dalam sebuah

perusahaan manufaktur

Bagian

Cakupan Kegiatan

Pengembangan Produk

Melakukan riset pasar, merancang

produk baru, melibatkan

supplier

dalam

percancangan produk baru.

Pengadaan

Memilih

supplier

, mengevaluasi kinerja

supplier, melakukan pembelian supply

risk,

membina

dan

memelihara

hubungan dengan

supplier

.

Perencanaan & Pengendalian

Demand

planning,

peramalan

permintaan,

perencanaan

kapasitas,

perencanaan produksi dan persediaan.

Operasi / Produksi

Eksekusi

produksi,

pengendalian

kualitas.

(29)

penjadwalan pengiriman, mencari dan

memelihara

hubungan

dengan

perusahaan jasa pengiriman, memonitor

service level ditiap pusat distribusi.

2.2.3

Persediaan (

Inventory

)

Berdasarkan area cakupan pada

supply chain

management

yang

menunjukan bahwa adanya proses pengendalian terhadap persediaan baik itu

persediaan bahan baku ataupun barang jadi, maka setiap perusahaan selalu

memerlukan adanya persediaan, tanpa adanya persediaan perusahaan akan

dihadapkan pada resiko tidak dapat memenuhi kebutuhan pada konsumennya.

Berikut ini adalah beberapa definisi dari persediaan menurut para peneliti :

Purnomo (2014) mendefinisikan persediaan adalah sumber daya tertahan

yang digunakan untuk proses lebih lanjut.

Menurut Nasution (2013) persediaan adalah sumber daya menganggur

(

iddle resource

) yang menunggu proses lebih lanjut.

Menurut Rangkuti (2012) persediaan merupakan sejumlah bahan

bahan,

bagian - bagian yang disediakan dan bahan

bahan dala proses yang terdapat

dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang - barang jadi atau produk

yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau Ritel setiap

waktu.

Menurut Haming dan Nurjamuddin (2017) persediaan merupakan sumber

daya ekonomi yang perlu diadakan dan disimpan untuk menunjang penyelesaian

pekerjaan suatu produk.

Dari keempat pengertian diatas disimpulkan bahwa persediaan merupakan

elemen didalam perusahaan yang digunakan dalam proses produksi dimana

(30)

23

Mengingat pentingnya persediaan pada kinerja pada sebuah perusahaan,

perlu diketahui bahwa persediaan juga memiliki fungsi.

Menurut Rangkuti (2002) persediaan memiliki tujuh fungsi, yakni :

1.

Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan

bahan

yang dibutuhkan perusahaan.

2.

Menghilangkan resiko dari materi yang dipesan berkualitas tidak baik

sehingga harus dikembalikan.

3.

Untuk mengantisipasi bahan

bahan yang dihasilkan secara musiman

sehingga dapat digunakan bila bahan itu ada dalam pasaran.

4.

Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran arus

produksi.

5.

Mencapai penggunaan mesin yang optimal.

6.

Memberikan pelayanan kepada langganan sebaik

baiknya dimana keinginan

langganan pada suatu waktu dapat terpenuhi dengan memberikan jaminan

tetap tersediannya barang jadi tersebut.

7.

Membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan penggunaan atau

penjualannya.

Selain memiliki fungsi, persediaan terdiri dari beberapa jenis. Jenis

persediaan ini memiliki karakteristik aendiri dan cara pengelolaan yang berbeda.

Berikut ini adalah jenis

jenis perusahaan berdasarkan beberapa peneliti :

1)

Jenis

jenis persediaan dalam sistem manufaktur menurut Nasution (2003)

dapat dibedakan menjadi :

a.

Bahan baku, yang merupakan inputan awal dalam proses transformasi

menjadi produk jadi.

b.

Barang setengah jadi / produk mentah, yang merupakan bentuk peralihan

(31)

c.

Barang jadi / produk jadi, yang merupakan hasil akhir proses tranformasi

yang siap dipasarkan kepada konsumen.

2)

Menurut Render dan Heizer (2014) untuk mengakomodasi fungsi persediaan,

prusahaan harus memiliki empat jenis persediaan, yakni :

a.

Persediaan Bahan Baku (

raw material inventory

) yang merupakan meterial

yang pada umumnya dibeli belum memasuki proses pabrikasi.

b.

Persediaan barang setengah jadi (

work in process

WIP inventory

) adalah

bahan baku atau komponen yang sudah mengalami beberapa perubahan

tetapi belum selesai.

c.

Persediaan

pemeliharaan

/

perbaikan

/

operasi

(

maintenance/repair/operating

MRO

)

yaitu barang

barang

pemeliharaan, perbaikan dan operasi.

d.

Persediaan barang jadi (

finished goods inventory

) adalah produk yang

sudah selesai dan menunggu permintaan.

Dalam proses persediaan harus ada pengawasan atau monitoring.

Pengawasan persediaan merupakan salah satu kegiatan untuk menentukan tingkat

dan komposisi dari persediaan bahan baku, dan barang hasil atau produksi

sehingga perusahaan dapat melindungi kelancaran produksi dan penjualan serta

pendistribusian dan juga kebutuhan pembelanjaan perusahaan dengan efektif dan

efisien.

Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa kegiatan pengawasan

merupakan teknik pengawasan persediaan yang akan dilakukan adalah persediaan

bahan baku. Adapun tujuan dari pengawasan persediaan menurut Rangkuti (2002)

adalah :

a.

Menjaga jangan sampai kehabisan persediaan.

b.

Supaya pembentukan persediaan stabil

c.

Menghindari pembeliaan kecil

kecilan

(32)

25

2.2.4

Metode Pengendalian Persediaan (

Inventory

)

Metode pengendalian persediaan ini dilakukan bedasarkan pada basis

matematika, statistika dan optimasi sebagai alat bantu utama untuk menjawab

permasalahan kuantitatif yang terjadi pada suatu sistem persediaan (

inventory

).

Pada kahikatnya metode ini berusaha untuk mencari jawaban optimal dalam

menentukan kebijakan inventori, yaitu kebijakan yang berkaitan dengan

penentuan ukuran

lot

pesanan ekonomis (

Economic Order Quantity

), saat pesanan

dilakukan (

Reoder Point

), serta pada cadangan persediaan pengaman (

Safety

Stock

) yang diperlukan. Pendekatan yang digunakan adalah melakukan

permodelan matematis terhadap alternatif jawaban permasalahan sehingga dapat

ditentukan jawaban optimalnya secara analitis.

Metode

SIC

secara formal mulai dikenal sejak tahun 1992 dengan

munculnya makalah yang dibuat oleh Wilson pada tahun 1992 yang bertujuan

untuk memecahkan persoalan inventori yang bersifat deterministik statik. Di sini

Wilson mencoba mencari jawaban atas dua pertanyaan dasar, yaitu :

1)

Berapa jumlah barang yang harus dipesan untuk setiap kali melakukan

pesanan ?

2)

Kapan saat pesanan dilakukan ?

Secara statistik perseoalan mengenai inventori dapat diklasifikasikan

dalam tiga kategori permasalahan, antara lain :

1.

Persoalan Inventori Deterministik, merupakan persoalan inventori dimana

permintaan selama horison perencanaan diketahui dan tidak memiliki variasi.

Karen tidak memiliki variasi maka memiliki pola distribusi.

2.

Persoalan Inventori Probabilistik, merupakan persoalan inventori dimana

fenomena tidak diketahui secara pasti atau terdapat ketidakpastian, namun

nilai ekspektasi, variasi, dan pola data distribusi kemungkinannya dapat

diprediksi. Persoalan utama dalam inventori ini adalah selain menentukan

(33)

persediaan pengaman (

safety stock

). Kedua persoalan tersebut dijabarkan

dalam 3 pertanyaan dasar, yaitu :

a.

Berapa jumlah barang yang harus dipesan untuk setiap kali melakukan

pesanan (

Economic Order Quantity

) ?

b.

Kapan saat pesanan dilakukan (

Reorder Point

) ?

c.

Berapa besarnya cadangan persediaan pengadaman (

Safety Stock

) ?

Dalam kaitan ini dikenal adanya dua metode dasar pengendalian inventori

yang bersifat probabilistik, yaitu metode Q dan metode P. Metode Q pada

dasarnya menggunakan aturan jumlah ukuran

lot

pesanan yang selalu tetap

untuk setiap pesanan yang dilakukan. Dengan demikian saat dilakukannya

pesanan akan bervariasi. Adapun metode P menganut aturan saat pesanan

yang reguler mengikuti suatu selang periode yang tetap (seperti : mingguan,

bulanan, dsb), sedangkan ukuran

lot

pesanan akan berubah

ubah.

3.

Persoalan Inventori Tak Tentu (

Uncertainty

), merupakan persoalan inventori

dimana ketiga parameter populasinya tidak dapat diketahui secara lengkap.

Dalam hal ini parameter yang tidak diketahui biasanya adalah pola distribusi

kemungkinannya. Perngetahuan tentang pola distribusi kemungkinan inilah

yang membedakan antara persoalan inventori probabilistik dengan inventori

tak tentu. Berdasarkan pengetahuan tentang pola probabilitas inventori tak

tentu dapat dibedakan menjadi :

a.

Persoalan Inventori Tak Tentu Beresiko Terkendali

b.

Persoalan Inventori Tak Tentu Beresiko Tak Terkendali.

Berdasarkan uraian diatas mengenai klasifikasin persoalan inventori,

disimpulkan bahwa persoalan yang dihadapi akan menggunakan Inventori

Probabilistik, karena terdapat Kapan saat pesanan akan dilakukan (

Reorder Point

)

dan Berapa besarnya cadangan persediaan pengaman (

Safety Stock

) yang ada.

2.2.4.1

Persediaan Pengaman (

Safety Stock

)

Pesanan suatu barang sampai barang tersebut itu datang diperlukan jangka

waktu yang bervariasi dari beberapa jam sampai bulan. Perbedaan waktu antara

(34)

27

tenggang (Lead Time). Waktu tenggang dipengaruhi oleh ketersediaan barang

yang dipesan dan jarak lokasi antara pemesan dan penyedia barang. Waktu

tenggang yang tidak menentu mengakibatkan terjadinya kekurangan barang

misalnya disebabkan penggunaan barang yang lebih besar dari perkiraan

sebelumnya, maka dari itu dibutuhkan suatu persediaaan pengaman (safety stock).

Apabila Safety Stock ditetapkan terlalu rendah, persediaan akan habis sebelum

persediaan pengganti diterima sehingga produksi dapat terganggu atau permintaan

Ritel tidak dapat dipenuhi. Perencanaan persediaan produk baku yang telah

diperhitungkan namun sering persediaan produk baku tersebut tidak mencukupi

karena sering meloncatnya persediaan hasil produksi perusahaan atau barang

persediaan tersebut mengalami kerusakan dan tidak memenuhi standar untuk

memenuhi permintaan konsumen. Rumus persediaan pengaman (safety stock)

dapat dihitung dengan Persamaan 2.1.

Safety Stock = Pemakaian Rata-Rata Periode Sebelumnya x Lead Time ... (2.1)

Dimana :

Lead Time = waktu tunggu

2.2.5

Peramalan (

Forecasting

)

Dunia usaha seperi perusahaan PT. Riade Sumber Energi, selalu memiliki

masalah untuk masa yang akan datang. Menyelesaikan masalah dimasa yang akan

datang ini tidak dapat dipastikan dan data masa lalu biasanya dapat digunakan

untuk menyelesaikan masalah tersebut. Penggunaan data masa lalu tersebut dapat

dipakai untuk memecahkan masalah dimasa yang akan datang dengan

menggunakan metode

metode dan pendekatan yang sesuai dengan data aktual

dimasa lalu. Adanya data dimasa lalu ini sama juga dengan yang ada pada

peramalan.

Sebuah perusahaan yang menghasilkan suatu barang atau produk

memerlukan bahan baku atau produk setengah jadi berupa produk mentah, seperti

(35)

produksi. Dalam memenuhi akan adanya produk mentah untuk produksi dimasa

yang akan datang, maka diperlukanlah sebuah peramalan. Disamping untuk

memperkirakan pada masa yang akan datang, peramalan juga dapat digunakan

untuk melakukan pengambilan keputusan pada saat akan melakukan perencanaan

(

planning

) salah satunya dalam proses perencanaan permintaan pengadaan produk

mentah. Peramalan sangatlah beragam dan pemilihan suatu peramalan

dipengaruhi oleh berbagai faktor. Selain itu, peramalan memiliki model

model

peramalan disertai dengan metode yang cocok untuk digunakan dalam proses

peramalan. Berdasarkan Render dan Stair, apapun teknik peramalan yang

digunakan, tahapan yang harus dilalui adalah sebagai berikut : [3]

1.

Menentukan untuk apa peramalan dilakukan : Tujuan apa yang hendak

dicapai ?

2.

Pilih variable yang akan digunaan dan diramalkan.

3.

Tentukan horizon waktu peramalan : apakah jangka pendek, jangka

menengah, atau jangka panjang ?

4.

Pilih model peramalan.

5.

Kumpulkan data yang diperlukan untuk peramalan.

6.

Lakukan peramalan dengan model yang “terbaik”.

7.

Implementasikan hasil peramalan.

Bila tujuan penelitian adalah meramalkan masa depan atau untuk periode

mendatang, ada beberapa teknik yang dapat digunakan, seperti pada gambar 2.4

yang menunjukan adanya tiga kategori model peramalan yang salah satunya

(36)

29

Teknik Peramalan Model Runtut Waktu Model Kualitatif

Model Kausal

Oini Juri Eksekutif

Komposit Kekuatan Penjualan Metode Delphi

Exponential Smoothing Rata – Rata Bergerak (Moving

Average)

Proyeksi Trend

Analisis Regresi

Metode ARIMA (Bax-Jenkins)

[image:36.595.147.433.102.455.2]

Survei Pasar Konsumen

Gambar 2.4 Teknik

Teknik Peramalan (Render & Stair, 2000 : 156-7)

Berdasarkan gambar 2.4, terdapat teknik peramalan dengan model runtun

waktu (

time series

) dengan teknik peramalan yang dapat digunakan. Model runtun

waktu

(

time series

) berusaha untuk memprediksi masa depan dengan

menggunakan data historis. Model ini membuat asumsi bahwa apa yang terjadi di

masa depan merupakan fungsi dari apa yang terjadi di masa lalu. Dengan kata

lain, model runtun waktu mencoba melihat apa yang tejadi pada suatu kurun

waktu tertentu dan menggunakan data runtun waktu masa lalu untuk

memprediksi. Seperti PT. Riade Sumber Energi yang akan memprediksi

persediaan produk mentah secara bulanan, maka akan digunakan data histori

persediaan pada bulan lalu dalam meramalkan persediaan pada bulan ini, dan

bulan

bulan selanjutnya. Dengan adanya data historis tersebut, maka dengan

(37)

terhadap proses pemilihan teknik peramalan yang ada pada model runtun waktu

(

time series

). Metode peramalan akan diambil dari data, dimana data berperan

sangat penting dalam penyeleksian metode peramalan yang sesuai untuk data

runtun waktu (

time series

) adalah untuk mempertimbangkan perbedaan tipe pola

data. Ada empat tipe umum dalam pola data, yakni

horizontal, trend, seasonal,

dan

cyclical

.

1.

Pola

Horizontal

(H) atau pola konstan terjadi apabila nilai data berflukstuasi

di sekitar nilai rata

rata yang konstan. Suatu produk yang penjualannya tidak

meningkat atau menurun selama waktu tertentu termasuk ke dalam pola

hosrisontal. Metode peramalan yang sesuai dengan pola kontan adalah metode

simple average, moving average,

dan

eksponenetial smoothing

gambar 2.5

menunjukan pola data yang konstan. [4]

Gambar 2.5 Pola Horizontal

2.

Pola Trend (T) terjadi bilamana data permintaan menunjukan pola

kecenderungan gerakan penurunan atau kenaikan jangka panjang. Data

(38)
[image:38.595.200.415.111.318.2]

31

Gambar 2.6 Pola Trend

3.

Pola

Seasonal

(S) atau pola musiman terjadi bilamana terdapat data yang

berfluktuasi dengan adanya pengulangan dalan suatu interval waktu tertentu.

Disebut pola musiman karena data biasanya dipengaruhi oleh musiman,

misalnya kuartal tahun tertentu, bulanan, atau hari hari pada minggu tertentu.

Metode peramalan yang sesuai untuk pola data musiman adalah merode

winter

, dan

moving average

atau

weight miving average

. Pola data dapat

dilihat pada gambar 2.7. [4]

Gambar 2.7 Pola Musiman

[image:38.595.199.430.476.681.2]
(39)

musiman tidak harus membentuk pola gelombang, bentuknya dapat bervariasi,

namun terjadi pengulangan setiap periode. Metode yang sesuai dengan pola

data siklis adalah metode

moving average,

weight moving average

dan

[image:39.595.171.395.194.384.2]

exponenetial smoothing

. Pola data dapat dilihat pada gambar 2.8. [4]

Gambar 2.8 Pola Siklus

2.2.5.1

Teknik Peramalan

Model runtun waktu (

time series

) seperti pada gambar 2.4, menunjukan

bahwa teknik peramalan yang dapat digunakan terdiri dari

single moving average

,

single exponential smoothing

dan

trend

, dengan rumus dari masing

masing

metode peramalan sebagai berikut :

1)

Teknik Peramalan

Single Moving Average

Metode Single

Moving Average

merupakan rata

rata dari semua data

peramalan. Moving Average ini lebih digunakan untuk meramalkan periode

selanjutnya. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai peramalan pada

single

moving average

dapat dilihat dari persamaan 2.3 dimana dari persamaan tersebut

menunjukan peramalan sebuah s

ingle moving average

dari urutan ke k.

(40)

33

Dimana,

Y

t+1

= nilai peramalan untuk periode selanjutnya

Y

t

= nilai sebenarnya/nilai aktual pada periode t

K = jumlah perlakuan dalam

moving average

Moving average untuk periode waktu t adalah mean aritmatik dari k observasi

terbaru. Dalam moving average, beban yang diberikan sama untuk setiap oservasi.

Setiap data baru dimasukan dalam rata

rata yang tersedia, dan data paling awal

dibuang. Kecepatan respon terhadap peruproduk pola data dasar tergantung

jumlah periode k, termasuk dalam moving average. Model ini tidak menangani

trend atau musiman dengan sangat baik, walaupun itu lebih baik daripada metode

simple average.

2)

Teknik Peramalan

Single Exponential Smooting

Metode Single Exponential Smoothing dipakai pada kondisi dimana bobot

data pada periode yang satu berbeda dengan data pada periode sebelumnya dan

membentuk fungsi Exponential. Metode ini banyak mengurangi masalah

penyimpangan data karena tidak perlu lagi menyimpan data historis. Pengaruh

besar kecilnya α berlawanan arah dengan pengaruh memasukan jumlah

pengamatan. Metode ini selalu mengikuti setiap trend dalam data sebenarnya

karena yang dapat dilakukannya tidak lebih dari mengatur ramalan mendatang

dengan suatu persentase dari kesalahan terakhir. Menentukan α mendekati optimal

memerlukan beberapa kali percobaan.

Jika suatu deret data historis XT untuk T = 1,2,3,….,N, maka data ramalan

eksponensial untuk data waktu T adalah FT. Metode exponential smoothing yang

sederhana dikembangkan dari metode rata-rata bergerak. Jika terdapat data dari T

pengamatan makan nilai ramalan pada waktu T + 1 dapat dihitung dengan

persamaan 2.4 dan 2.5 sementara untuk perhitungan exponential untuk N dapat

(41)

... (2.4)

...(2.5)

Metode

Exponential

untuk N pengamatan adalah sebagai berikut :

...(2.6)

Misalkan observasi yang lama

tidak tersedia sehingga harus

digantikan dengan suatu nilai pendekatan (aproksimasi). Salah satu pengganti

yang mungkin adalah nilai ramalan periode sebelumnya

sehingga dapat

dihitung dengan persamaan 2.7 dan 2.8.

...(2.7)

...(2.8)

Jadi nilai ramalan pada waktu t

1 tergantung pada pembobotan nilai

observasi saat t, yaitu dan pada pembobotan nilai ramalan yaitu

bernilai

antara 0 dan 1. Bila

, maka dapat dihitung dengan persamaan 2.9.

...(2.9)

Keterangan :

= Hasil

forecast

untuk periode t-1

= Konstanta pemulusan

(42)

35

=

Forecast

pada periode t

Dalam metode

exponential smoothing

nilai bisa ditentukan secara bebas,

artinya tidak ada suatu cara yang pasti untuk mendapatkan nilai yang optimal.

Maka pemilihan nilai α dilakukan dengan cara trial dan error. Besarnya

terletak

antara 0 dan 1.

3)

Teknik Peramalan

Trend Linear

Metode trend yang digunakan pada penelitian ini adalah metode trend garis

lurus. Metode trend garis lurus adalah model regresi linear yang menghubungkan

persediaan dengan waktu. Peramalan dengan metode trend ini dapat dihitung

dengan menggunakan persamaan

persamamaan berikut ini :

Rumus (Subagyo, 1999 : 32) :

... (2.10)

Keterangan :

Y

^

= nilai variabel yang dihitung untuk diprediksi

a

= perpotongan sumbu y, bilangan konstanta

b

= slope koefisien kecenderungan garis trend

X

= variabel bebas, waktu

Mencari nilai a dan b :

... (2.11)

... (2.12)

Keterangan :

= tanda penjumlahan

(43)

Y

= persediaan sesungguhnya

X

= variabel bebas, waktu

2.2.5.2

Kriteria Pemilihan Metode Peramalan

Ketepatan atau ketelitian merupakan kriteria untuk menguji kinerja suatu

metode peramalan. Untuk menguji kinerja peramalan yang akan digunakan

dibutuhkan ukuran kesalahan peramalan. Metode peramalan terbaik adalah

metode yang memberikan tingkat kesalahan paling kecil dibandingkan metode

lainnya. Terdapat banyak model untuk melakukan perhitungan kesalahan

peramalan. Berikut kriteria pemilihan peramalan yang terbaik terdiri dari :

1)

Mean Absolute Error

(MAD)

Mean Absolute Deviation

(MAD) merupakan salah satu cara untuk

menentukan nilai kesanalah pada peramalan selain menggunakan Mean Squared

Error. MAD merupakan rata

rata nilai absolut dari kesalahan ramalan, dengan

menghiraukan tanda positif serta negatifnya. MAD ini dapat dilihat pada

persamaan 2.12 dibawah ini :

...(2.13)

Dimana :

MAD = nilai

mean absolute deviation

= Jumlah seluruh periode

A

t

= Data pengamatan periode t

F

t

= ramalan periode t

(44)

37

2)

Mean Square Error

(MSE)

Metode ini merupakan cara yang sering digunakan dalam proses evaluasi hasil

peramalan.

Mean Square Error

(RMSE) digunakan dengan menghasilkan

error

yang ada menunjukan seberapa besar perbedaan hasil estimasi dengan yang

duestimasi. Hal ini membuat berbeda karena adanya keacakan pada data atau

karena tidak mengandung estimasi yang lebih akurat.

... (2.14)

Dimana :

MSE =

Mean Square Error

= Jumlah seluruh periode

A

t

= Data pengamatan periode t

F

t

= ramalan periode t

n

=

Gambar

Tabel Relasi..................................................................................
Gambar 1.1 Alur Tahap Peneletian
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Riade Sumber Engeri
Gambar 2.3 Simplifikasi model supply chain dan 3 macam aliran yang dikelola
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tanabe Indonesia dalam menjaga persediaan produk obat yang harus tersedia di gudang obat agar dapat memenuhi distribusi karena terdapat proses- proses dalam sistem

Hasil uji dari Sistem Informasi menggunakan metode Supply Chain Management ini menunjukan bahwa metode Supply Chain Management dapat membantu pelanggan dalam

[r]

Berdasarkan hasil pengujian beta yang dilakukan dengan cara wawancara yang berupa pertanyaan-pertanyaan seperti di atas terhadap 5 orang pengguna sistem, dapat

Berikut ini adalah DFD Level 1: Data pegawai Data login Info login Data login Info login 1 Login 3 Pengolahan Data Master 4 Pengolahan Data Persediaan Bahan Baku 5 Perencanaan

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Unang selaku kepala bagian umum menyatakan bahwa terdapat permasalahan pada saat melakukan pengadaan bahan baku

Kolom jumlah (ton) menunjukkan jumlah produksi per ton dikonversi menjadi per gram (1 ton = 1.000.000 gram) kemudian digunakan untuk menghitung Z (RKN).. Namun karena kebanyakan

Y = ketersediaan bersih serealia pokok perkapita per hari, Z = konsumsi normatif perkapita (RKN). Namun karena kebanyakan hasil produksi yang di konsumsi adalah padi,