• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan Sistem Informasi Distribusi Alat Kontrasepsi Dengan Pendekatan Metode Supply Chain Management di Unit Pelaksana Teknis Keluarga Berencana (UPTKB) Kecamatan Ciparay

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembangunan Sistem Informasi Distribusi Alat Kontrasepsi Dengan Pendekatan Metode Supply Chain Management di Unit Pelaksana Teknis Keluarga Berencana (UPTKB) Kecamatan Ciparay"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

KECAMATAN CIPARAY

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana

SINTA DEVI YANTI

10110665

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

(2)

v

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR SIMBOL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.4 Batasan Masalah... 3

1.5 Metodologi Penelitian ... 4

1.5.1 Metode Pengumpulan Data ... 4

1.5.2 Metode Pembangunan Perangkat Lunak ... 5

1.6 Sistematika Penulisan ... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Tinjauan Perusahaan ... 9

2.1.1 Sejarah UPTKB Kabupaten Bandung ... 9

2.1.2 Struktur Organisasi UPTKB Kabupaten Bandung ... 10

(3)

vi

2.2.3 Monitoring ... 15

2.2.4 Peramalan (Forecasting)... 15

2.2.4.1 Metode Single Exponential Smoothing ... 19

2.2.4.2 Menghitung Kesalahan Peramalan ... 20

2.2.5 Metode Pengendalian Inventori Secara Statistik ... 21

2.2.5.1 Safety Stock ... 23

2.2.5.2 Reorder Point (ROP) ... 24

2.2.6 Analisis Perancangan Terstruktur ... 26

2.2.7 Bahasa Pemograman ... 27

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 29

3.1 Analisis Sistem ... 29

3.1.1 Analisis Masalah ... 29

3.1.2 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan ... 29

3.1.3 Analisis Aturan Bisnis ... 37

3.1.4 Analisis Supply Chain Management ... 38

3.1.5 Analisis Metode Peramalan ... 41

3.1.6 Monitoring Persediaan ... 48

3.1.7 Analisis Status Pesanan ... 51

3.1.8 Analisis Distribusi (pengiriman) ... 53

3.1.9 Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 53

3.1.10 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 59

(4)

vii

3.2.2 Perancangan Antarmuka ... 104

3.2.3 Perancangan Pesan ... 118

3.2.4 Jaringan Semantik ... 118

3.2.5 Perancangan Prosedural ... 120

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ... 129

4.1. Implementasi Sistem ... 129

4.1.1. Lingkungan Implementasi ... 129

4.1.2. Implementasi Perangkat Lunak ... 129

4.1.3. Implementasi Perangkat Keras ... 130

4.1.4. Implementasi Basis Data ... 130

4.1.5. Implementasi Antarmuka ... 136

4.2. Pengujian Sistem ... 139

4.2.1. Skenario Pengujian Black Box ... 140

4.2.2. Skenario Pengujian Black Box ... 140

4.2.3. Kasus dan Hasil Pengujian ... 141

4.2.4. Kesimpulan Pengujian Blackbox ... 149

4.2.5. Pengujian Beta ... 150

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 157

5.1. Kesimpulan ... 157

5.2. Saran ... 157

(5)

159

[2] Herjanto, Eddy, 2008, Manajemen Operasi Edisi Ketiga, Jakarta: Grasindo.

[3] HM, Jogiyanto Akt., MBA, Ph.D. 2001 , Analisis & disain sistem informasi pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis,

Yogyakarta : Andi

[4] Husni. 2007. Pemograman Database Berbasis Website. Yogyakarta: Graha Ilmu.

[5] Kadir A,2002, Dasar Pemograman Web Dinamis menggunakan PHP,Yogyakarta : Penerbit Andi.

[6] Ladjamudin, Al-Bahra, 2005, Analisis dan Desain Sistem Informasi, Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu.

[7] Lerbin R.Aritonga R. 2009. Peramalan Bisnis Edisi Kedua.Jakarta : Ghalia Indonesia.

[8] Makridakis, S, Wheelright, S.C,Mcgee,V.E, 1999, Metoda dan Aplikasi Peramalan, Jakarta : Erlangga

[9] Nur Bahagia, senator. 2006 Sistem Inventori Bandung : Penerbit ITB [10] Parmenter, D. 2010. Mengembangkan, Mengimplementasikan dan

Menggunakan Key Performance Indicators. Jakarta: PPM

[11] Pujawan, I Nyoman. 2010. Supply Chain Management Edisi Kedua. Surabaya : Guna Widya.

[12] Rangkuti, Freddy, 1998, Manajemen Persediaan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

[13] William j.Stevson , 2014, Manajemen Operasi Edisi 9, Jakarta : Salemba Empat

(6)

iii

SWT yang telah melimpahkan rahmat hidayah dan karunia-Nya, shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah SAW, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pembangunan Sistem Informasi Distribusi Alat Kontrasepsi dengan pendekatan metode supply chain management di Di Unit Pelaksana Teknis Keluarga Berencana (UPTKB) Kecamatan Ciparay”.

Adapun tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi jenjang strata satu (S1) di Program Studi Teknik Informatika, Universitas Komputer Indonesia.

Penulis membutuhkan peran serta dari pihak lain untuk proses penyelesaian skripsi ini, karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan. Oleh karena itu ijinkanlah penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

2. Ayahanda Dadang Rukanda, Ibunda Lilis Lisdawati dan adik tercinta Sindi Oktaviani atas doa yang tidak pernah putus, dukungan yang tidak pernah berhenti, baik secara moril dan materil, serta sebagai alasan bagi penulis untuk tetap berjuang menyelesaikan pendidikan ini.

3. Ibu Riani Lubis, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing. Terima kasih karena telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan,

saran dan nasehatnya selama penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Ahmad Riyadi, S.Ag, selaku Kepala UPTKB Kabupaten Bandung

(7)

iv 2010.

7. Bapak Irawan Afrianto, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Program Studi Teknik Informatika UNIKOM.

8. Agus Subarnas atas doa yang tidak pernah putus, dukungan yang tidak

pernah berhenti, baik secara moril dan materil.

9. Dian Rachmadianti, Tamia Rismaya, Mentari Nindy Anggraini, Vebri Belani, Gilang Purnama, Maya Hermawati, Tiara, Erlin, Intan Ari dan Hindaka yang telah mendukung dan bersedia membantu selama penyusunan skripsi ini.

10.Teman-teman di Jurusan Teknik Informatika Angkatan 2010 khususnya kelas IF-15 terima kasih atas doa, bantuan dan dorongannya.

11.Serta semua pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Didalam penulisan skripsi ini, penulis telah berusaha seoptimal mungkin walaupun demikian penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Masukan atau saran yang ditujukan untuk penyempurnaan skripsi ini akan diterima oleh penulis dengan senang hati.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandung, Agustus 2014

(8)

1. Data Pribadi

Nama Sinta Devi Yanti

Tempat/Tanggal Lahir Jakarta, 12 September 1992

Jenis Kelamin Perempuan

Warga Negara Indonesia

Agama Islam

Status Belum Menikah

Alamat JL. Nanjung Kp.Jati RT 02 / RW 03 Desa Nanjung Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung

Email sintaa.dy@gmail.com

No. Handphone 081809987859

2. Pendidikan Formal

1998-2004 SDN Nanjung 3

2004-2007 SMP Negeri 9 Cimahi

2007-2010 SMK Negeri 11 Bandung

2010-2014 Program Studi S1 Teknik Informatika

(9)

9

Tinjuan perusahaan akan memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi pekerjaan dari tempat penelitian yang akan dibangun sistem informasi distribusi alat kontrasepsi.

2.1.1 Sejarah Unit Pelaksana Teknis Keluarga Berencana Kabupaten

Bandung

Penetapan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota serta peraturan pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Berdasarkan pertimbangan peraturan tersebut maka, dipandang perlu untuk melakukan penyesuaian Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bandung yang ditetapkan dengan peraturan daerah.

Unit Pelaksana Teknis Keluarga Berencana Kabupaten Bandung sebagai Lembaga Teknis Daerah yang dibentuk dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 6 Tahun 2008. Badan ini melaksanakan fungsi utama selaku unsur pendukung tugas Bupati dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis yang bersifat spesifik. Unit Pelaksana Teknis (UPT) mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan. Unit Pelaksana Teknis Keluarga Berencana (UPTKB) adalah salah satu Instansi Pemerintah yang bergerak di bidang Keluarga Berencana dan dibawahi oleh Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP). Unit Pelaksana Teknis Badan disebut UPT, merupakan unsur pelaksana teknis yang melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis

(10)

2.1.2 Struktur Organisasi UPTKB Kabupaten Bandung

Struktur Organisasi yang terdapat di Unit Pelaksana Teknis Keluarga Berencana (UPTKB) Kabupaten Bandung dapat dilihat pada gambar 2.1.

2.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi

Adapun tugas pokok dan fungsi Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 adalah sebagai berikut:

a. Kepala UPTKB

Kepala UPTKB, mempunyai tugas Merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan mengendalikan serta menetapkan kebijakan teknis di bidang Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan.

b. Kepala Sub Bagian

Kepala Sub Bagian, mempunyai tugas melaksanakan urusan surat menyurat, kearsipan, dokumentasi, perlengkapan dan urusan rumah tangga.

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi

Kepala UPTKB

PKB

Kepala Sub Bagian

PLKB TPD

Kepala Gudang

(11)

c. Penyuluh Keluarga Berencana(PKB)

PKB mempunyai tugas untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya KB kepada masyarakat dan memberikan informasi tentang keluarga berencana.

d. Petugas Lapangan Keluarga Berenana(PLKB)

PLKB mempunyai tugas yang sama dengan PKB hanya yang

membedakan golongan pekerjaan. Tugas PLKB yaitu untuk memberikan penyuluhan tentang KB.

e. Tenaga Penggerak Desa(TPD)

TPD mempunyai tugas untuk membantu PLKB dan PKB.

f. Kepala Gudang

Kepala Gudang mempunyai tugas dalam mengurus alat kontrasepsi yang masuk dan alat kontrasepsi yang keluar yang akan di salurkan ke puskesmas yang ada di lingkup kecamatan dan membuat laporan persediaan alat kontrasepsi.

g. Petugas Gudang

(12)

2.2 Landasan `Teori

Landasan teori akan memberikan gambaran sumber dan kajian dari teori-teori yang terkait dengan pembangunan sistem. Landasan teori yang akan dibahas yaitu mengenai sistem informasi, supply cahin management, monitoring, peramalan, metode pengendalian inventori secara statistik, safety stock, reorder point , analisis perancangan terstruktur dan bahasa pemograman.

2.2.1 Sistem Informasi

Sistem informasi adalah sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan untuk mengendalikan organisasi. Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi , mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan

yang di perlukan[6]. Sistem informasi terdiri dari 5 komponen , kelima komponen tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut[6].

a. Hadware dan Software yang berfungsi sebagai mesin

b. People dan Procedures yang merupakan manusia dan tata cara menggunakan mesin.

c. Data merupakan jembatan penghubung antara manusia dan mesin agar terjadi suatu proses pengolahan data.

2.2.2 Supply Chain Management

Supply Chain Management adalah metode atau pendekatan

(13)

perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi barang, maupun mengirimkannya ke pemakai akhir. Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya termasuk supplier, pabrik, distributor, ritel serta perusahaan-perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik[11].

Istilah Supply Chain Management pertama kali dikemukakan oleh Oliver & Weber pada tahun 1982. Jadi SCM tidak hanya berorientasi pada

urusan internal sebuah perusahaan, melainkan juga urusan ekternal yang menyangkut hubungan dengan perusahaan-perusahaan partner. Karena perusahaan-perusahaan yang berada pada suatu supply chain pada intinya ingin memuaskan konsumen akhir yang sama, mereka harus bekerja sama untuk membuat produk yang murah, mengirimkannya tepat waktu, dan dengan kualitas yang bagus. Idelnya, hubungan antar pihak pada suatu supply chain berlangsung jangka panjang. Hubungan jangka panjang memungkinkan semua pihak untuk menciptakan kepercayaan yang lebih baik serta menciptakan efisiensi. Efisiensi bisa tercipta karena hubungan jangka panjang berarti mengurangi ongkos-ongkos untuk mendapatkan perusahaan partner baru[11].

Prinsip penting dalam SCM adalah transparansi informasi dan

kolaborasi baik antar fungsi di internal perusahaan maupun maupun dengan

pihak-pihak di luar perusahaan di sepanjang supply chain. Kegiatan –kegiatan utama yang masuk dalam klasifikasi SCM adalah [11]:

1. Kegiatan merancang produk baru (Product development)

2. Kegiatan mendapatkan bahan baku (Procurement , Purchasing , atau Supply)

3. Kegiatan merencanakan produksi dan persediaan (Planning & Control)

4. Kegiatan melakukan produksi (Production)

(14)

Keenam klasifikasi tersebut biasanya tercermin dalam bentuk pembagian department atau divisi pada perusahaan manufaktur seperti dilihat pada tabel 2.1[11].

Tabel 2. 1 Lima bagian utama dalam sebuah perusahaan

Bagian Cakupan Kegiatan

Pengembangan Produk

Melakukan riset pasar, merancang produk baru, melibatkan supplier dalam

percancangan produk baru. Pengadaan Memilih supplier, mengevaluasi

kinerja supplier, melakukan

pembelian supply risk, membina dan memelihara hubungan dengan supplier.

Perencanaan & pengendalian

Demand planning, peramalan permintaan, perencanaan kapasitas, perencanaan produksi

dan persediaan.

Operasi / Produksi Eksekusi produksi, pengendalian kualitas.

Pengiriman / Distribusi

(15)

2.2.3 Monitoring

Monitoring atau pemantauan adalah suatu seni mengumpulkan informasi dengan usaha yang minimum untuk membuat suatu keputusan di waktu yang tepat. Informasi yang sudah dikumpulkan dapat digunakan untuk kemudian dilakukan analisis, diskusi, maupun pembuatan laporan.Monitoring memungkinkan kita untuk memantau proses secara rutin dalam jangka waktu tertentu, menentukan apakah suatu proses tersebut sudah berjalan dengan baik atau sudah sesuai dengan tujuan awal [10].

2.2.4 Peramalan (Forecasting)

Menyelesaikan masalah dimasa yang akan datang tidak dapat dipastikan, orang senantiasa berupaya menyelesaikannya dengan model pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan perilaku aktual data, begitu juga dalam melakukan peramalan. Peramalan (forecasting) permintaan akan produk dan jasa diwaktu mendatang dan bagian-bagiannya adalah sangat penting dalam perencanaan dan pengawasan produksi. Suatu peramalan banyak mempunyai arti, maka peramalan tersebut perlu direncanakan dan

dijadwalkan sehingga akan diperlukan suatu periode waktu paling sedikit dalam periode waktu yang dibutuhkan untuk membuat suatu kebijaksanan

dan menetapkan beberapa hal yang mempengaruhi kebijaksanaan tersebut. Peramalan diperlukan disamping untuk memperkirakan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang juga para pengambil keputusan perlu unuk membuat planning. Peramalan sangat beragam dalam horizon waktu peramalan, faktor yang menentukan hasil sebenarnya, tipe pola dan berbagai aspek lainnya. Untuk menghadapi penggunaan yang luas seperti itu, beberapa teknik telah dikembangkan. Salah satu teknik dalam peramalan yaitu Metode

Smoothing (Pemulusan)[8].

Suatu peramalan memiliki tahapan-tahapan yang ada dalam proses peramalan. Terdapat enam proses tahapan dalam peramalan, yaitu[13]:

(16)

indikasi tingkat rincian yang diperlukan dalam ramalan, jumlah sumber daya (karyawan,waktu,komputer, dan biaya) yang dapat dibenarkan, serta tingkat keakuratan yang diperlukan.

2. Menetapkan rentang waktu. Ramalan harus mengindikasikan rentang waktu, mengingat bahwa keakuratan menurun ketika rentang waktu meningkat.

3. Memilih teknik peramalan.

4. Memperoleh, membersihkan, dan menganalisa data yang tepat.

Memperoleh data dapat meliputi usaha yang signifikan. Setelah memperoleh data data mungkin perlu “dibersihkan” agar dapat menghilangkan objek asing dan data yang jelas tidak benar sebelum analisis.

5. Membuat ramalan.

Memantau ramalan. Ramalan harus dipantau untuk menentukan apakah ramalan dilakukan dengan cara yang memuaskan. Jika tidak memuaskan, periksa kembali metode peramalan, asumsi, keabsahan data, dan lain-lain. Kemudian, mengubahnya sesuai kebutuhan serta menyiapkan revisi ramalan.

Jenis peramalan dapat dibedakan berdasarkan jangka waktu, ruang lingkup dan metode yang di gunakan[7].

a. Berdasarkan jangka waktunya , peramalan dibedakan menjadi jangka pendek dan jangka panjang.

b. Berdasarkan ruang lingkupnya peramalan dibedakan menjadi peramalan mikro dan makro.

c. Berdasarkan metode peramalan yang digunakan , peramalan dibedakan menjadi metode kualitatif dan kuantitatif.

(17)

kualitatif terdiri atas teknik Delphi, kurva pertumbuhan, penulisan skenario, penelitian pasar, kelompok fokus, dan lain sebagainya[7].

Metode kuantitatif didasarkan pada pemanipulasian data historis yang tersedia secara memadai dan tapa intuisi maupun penilaian subjektif dari orang yang melakukan peramalan, metode ini umumnya didasarkan pada analisis statistic. peramalan kuantitatif dapat diterapkan bila tiga kondisi berikut terpenuhi, yaitu[7]:

a. Informasi mengenai keadaan di waktu yang lalu tersedia,

b. Informasi itu dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numeric (angka), dan

c. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek dari pola di waktu yang lalu akan berlanjut ke waktu yang akan dating (disebut asumsi kontinuitas).

Langkah penting dalam memilih suatu metode deret berkala (time series) yang tepat untuk peramalan adalah dengan mempertimbangkan jenis pola data, sehingga metode yang paling tepat dengan pola tersebut dapat diuji. Pola data dapat dibedakan menjadi empat jenis siklis dan trend, yaitu[8]:

1. Pola Horizontal (H) terjadi bilamana nilai data berfluktuasi disekitar niai rata-rata yang konstan. Deret seperti ini adalah stationer terhadap nilai rata-ratanya. Pola ini dapat dilihat pada gambar 2.2.

(18)

2. Pola Musiman (S) terjadi bilamana suatu deret dipengaruhi oleh factor musiman, misalnya kuartal tahun tertentu, bulanan, atau hari hari pada minggu tertentu. Pola ini dapat dilihat pada gambar 2.3.

Gambar 2. 3 Pola Musiman

3. Pola siklis (C) terjadi bilamana datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang seperti berhubungan dengan siklus bisnis. Pola ini dapat dilihat pada gambar 2.4.

Gambar 2. 4 Pola Siklis

(19)

Gambar 2. 5 Pola Trend

2.2.4.1 Metode Single Exponential Smoothing

Metode Smoothing adalah pembobotan sederhana atau pemulusan observasi masa lalu dalam suatu deret berkala untuk memperoleh ramalan masa datang. Dalam pemulusan nilai-nilai historis ini, kesalahan random di rata-ratakan untuk menghasilkan ramalan “halus” yang tampaknya berfungsi dengan baik dalam keadaan tertentu. Kasus yanng paling sederhana dari

Single ExponentialSmoothing dapat dikembangkan dari persamaan (2.1) atau

secara lebih khusus dari suatu variasi pada persamaan tersebut yaitu sebagai berikut[8] :

= + ...(2.1)

Misalkan observasi yang lama tidak tersedia sehingga harus

digantikan dengan suatu nilai pendekatan (aproksimasi). Salah satu pengganti

yang mungkin adalah nilai ramalan periode yang sebelumnya . Dengan

melakukan subtitusi ini persamaan (2.1) menjadi persamaan (2.2) sehingga dapat ditulis kembali sebagai (2.3).

...(2.2)

(20)

Dari persamaan (2.3) dapat dilihat bahwa nilai ramalan pada waktu t +

1 tergantung pada pembobotan nilai observasi saat t, yaitu dan pada

pembobotan nilai ramalan saat t yaitu 1 - bernilai antara 0 dan 1. Dengan

mengganti . Persamaan (2.3) menjadi persamaan (2.4).

...(2.4)

Keterangan :

= Hasil forecast untuk periode t+1

= Konstanta pemulusan

= Data demand aktual untuk periode t

= Forecast pada periode t

Dalam metode exponential smoothing nilai α bisa ditentukan secara

bebas, artinya tidak ada suatu cara yang pasti untuk mendapatkan nilai α yang optimal. Maka pemilihan nilai α dilakukan dengan cara trial dan error. Besarnya α terletak antara 0 sampai 9.

2.2.4.2 Menghitung Kesalahan Peramalan

Selain berdasarkan pola data, pemilihan teknik peramalan dapat juga didasarkan pada ukuran lainnya, yait error-nya (e) yang merupakan selisih nilai dari data yang ada dan nilai proyeksinya untuk tiap periode terkait. Semakin besar e, maka semakin besar selisih antara data yang ada dan nilai proyeksinya. Ini berarti bahwa prediksi yang akan dilakukan semakin tidak akurat[7].

(21)

Percentage Error). Ukuran yang bersifat mutlak terdiri dari ME, MAE dan MSE. Ketiga ukuran ini disebut juga ukuran standar. Ukuran yang bersifat relatif terdiri atas MPE dan MAPE, ukuran MPE dan MAPE dinyatakan dalam persentase[7].

Dari semua ukuran akurasi model peramalan diatas, tidak satupun yang tepat digunakan untuk setiap model. Ukuran yang lebih lazim digunakan adalah MSE, dengan pedoman bahwa semakin kecil MSE[5].

Forecast error yang digunakan dalam perhitungan untuk meguji

hasil peramalan adalah Mean Absolute Error (MSE). MSE adalah rata-rata dari kesalahan forecasting dikuadratkan. Nilai MSE dapat dicari dengan menggunakan persamaan (2.5).

...(2.5)

Keterangan:

= Data aktual pada periode t

= Data ramalan dihitung dari model yang digunakan pada periode t

= Banyak data hasil ramalan

2.2.5 Metode Pengendalian Inventori Secara Statistik

Metode ini menggunakan basis ilmu matematika , statistika, dan optimasi sebagai alat bantu utama untuk menjawab permasalahan kuantitatif yang terjadi didalam sistem inventori. Pada hakikatnya metode ini berusaha

untuk mencari jawab optimal dalam menentukan kebijakan inventori, yaitu kebijakan yang berkaitan dengan penentuan ukuran lot pemesanan ekonomis (Economic Order Quantity), saat pemesanan dilakukan (Reorder Point), serta cadangan pengamanan (Safety Stock) yang di perlukan. Pendekatan yang di gunakan adalah melakukan pemodelan matematis terhadap alternatif jawaban permasalahan sehingga dapat ditentukan jawaban optimalnya secara analitis[9].

(22)

persoalan inventori yang bersifat deterministik statik. Di sini Wilson mencoba mencari jawaban atas dua pertanyaan dasar, yaitu [9]:

a. Berapa jumlah barang yang harus dipesan untuk setiap kali melakukan pemesanan ?

b. Kapan saat pemesanan dilakukan ?

Secara statistik fenomena persoalan inventori dapat

diklasifikasikan dalam tiga kategori permasalahan, yaitu[9] :

1. Persoalan Inventori Deterministik

Persoalan inventori deterministik adalah persoalaan inventori dimana permintaan selama horison perencanaan diketahuidan tidak memiliki variansi. Karena tidak memiliki variansi maka tidak memiliki variansi maka tidak memiliki pola distribusi.

2. Persoalan Inventori Probabilistik

Persoalan Inventori Probabilistik adalah persoalaan inventori dimana fenomenanya tidak di ketahui secara pasti, namun nilai ekspektasi, variansi, dan pola data distribusi kemungkinannya dapat di prediksi. Persoalan utama dalam inventori probabilistik adalah selain menentukan besarnya stok operasi juga menentukan besarnya cadangan pengamanan (Safety Stock). Kedua persoalan tersebut dijabarkan dalam 3 pertanyaan dasar, yaitu :

a. Berapa jumlah barang yang harus dipesan untuk setiap kali melakukan pemesanan (Economic Order Quantity) ?

b. Kapan saat pemesanan dilakukan (Reorder Point) ? c. Berapa Besarnya cadangan pengamanan (Safety Stock) ? Dalam kaitan ini dikenal adanya dua metode dasar pengendalian inventori yang bersifat probabilistik, yaitu metode Q dan metode P.

(23)

bervariansi. Adapun metode P menganut aturan saat pemesanan yang regular mengikuti suatu selang periode yang tetap (mingguan, bulanan, dan sebagainya), sedangkan ukuran lot pesanan akan berubah-ubah.

3. Persoalan Inventori Tak tentu (Uncertainty)

Persoalan Inventori Tak tentu adalah persoalan inventori dimana ketiga parameter populasinya tidak diketahui secara lengkap. Dalam hal ini parameter yang tidak diketahui biasanya adalah pola

distribusi kemungkinannya. Pengetahuan tentang pola distribusi kemungkinan inilah yang membedakan antara persoalan inventori probabilistik dengan persoalan inventori tak tentu. Berdasarkan pengetahuan tentang pola probabilitas terjadinya permintaan selama horison perencanaannya, persoalan inventori tak tentu dibedakan atas :

a. Persoalan Inventori Tak Tentu Berisiko Terkendali b. Persoalan Inventori Tak Tentu Berisiko Tak Terkendali

Maka dalam Persoalan Inventori yang di hadapi menggunakan Inventori Probabilistik yang terdapat Kapan saat pemesanan dilakukan (Reorder Point) dan Berapa Besarnya cadangan pengamanan (Safety Stock)[9].

2.2.5.1 Safety Stock

(24)

permintaan[2]. Bagian persediaan pengamanan dan tingkat pelayanan dapat dilihat pada gambar 2.1 dalam diagram distribusi normal.

Gambar 2.1 Persedian pengamanan

Perhitungan persediaan pengaman (safety stock) dapat dilihat dari persamaan (2.6) :

Safety Stock= (jumlah pengeluaran barang/jumlah hari dalam bulan xL)...(2.6)

Keterangan :

L= Waktu tunggu pengiriman(Lead Time)

2.2.5.2 Reorder Point (ROP)

Reorder point atau titik pemesanan kembali adalah saat persedian mencapai titik dimana perlu dilakukan pemesanan kembali yang dinyatakan. ROP model terjadi apabila jumlah persediaan yang terdapat di dalam stok berkurang terus sehingga kita harus menentukan berapa banyak batas minimal tingkat persediaan yang harus di pertimbangkan sehingga tidak terjadi kekurangan persediaan. Jumlah yang diharapkan tersebut di hitung selama masa tenggang, mungkin dapat juga di tambahkan dengan safety stock

yang biasanya mengacu kepada probabilitas atau kemungkinan terjadinya kekurangan stok selama masa tenggang.

ROP atau biasa disebut dengan batas / titik jumlah pemesanan kembali termasuk permintaan yang diinginkan atau dibutuhkan selama masa tenggang, misalnya suatu tambahan atau ekstra stok. Terdapat model-model Reorder Point, yaitu [14]:

(25)

2.Jumlah permintaan adalah variable sedangkan masa tenggang adalah konstan.

3.Jumlah permintaan adalah konstan, sedangkan masa tenggang adalah variable.

4.Jumlah permintaan maupun masa tenggang adalah variable.

Agar pembelian bahan yang sudah ditetapkan dalam EOQ tidak mengganggu kelancaran kegiatan produksi, maka diperlukan waktu

pemesanan kembali bahan baku. Faktor

faktor yang mempengaruhi titik pemesanan kembali adalah [14]:

1. Lead time adalah waktu yang dibutuhkan antara bahan baku dipesan hingga sampai diperusahaan. Lead time ini akan mempengaruhi besarnya bahan baku yang digunakan selama masa lead time, semakin lama lead time maka akan semakin besar bahan yang diperlukan selama masa lead time.

2. Tingkat pemakaian bahan baku rata-rata persatuan waktu tertentu.

3. Persediaan Pengaman (Safety Stock), yaitu jumlah persediaan bahan minimum yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk menjaga kemungkinan keterlambatan datangnya bahan baku, sehingga tidak terjadi stagnasi.

Dari ketiga faktor di atas, maka reorder point dapat dicari dengan persamaan (2.7):

...(2.7)

Dimana :

ROP = titik pemesanan ulang (reorder point) d = jumlah pengeluaran

(26)

2.2.6 Analisis Perancangan Terstruktur

Analisis merupakan salah satu tahapan yang dilakukan sebelum melakukan perancangan. Analisis terstruktur merupakan tahapan-tahapan alat membantu perancangan sistem secara struktural.

2.2.6.1Diagram Konteks

Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem . ia akan memberikan gambaran tentang keseluruhan sistem. Sistem dibatasi oleh

boundary (dapat digambarkan dengan garis putus). Dalam diagram konteks hanya ada satu proses. Tidak boleh ada store dalam diagram konteks[6].

2.2.6.2Data Flow Diagram

Diagram aliran data merupakan model dari sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. Salah satu keuntungan menggunakan diagram aliran data adalah memudahkan pemakai atau user yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan [6].

2.2.6.3Entity Relationship Diagram

ERD (Entity Relationship Diagram) merupakan model yang mendeskripsikan hubungan antar penyimpanan dalam DFD. ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data. ERD menggunakan sejumlah notasi dan simbol untuk menggambarkan struktur dan

hubungan antar data. Terdapat tiga simbol yang digunakan yaitu [6] :

1. Entitas, adalah suatu objek yang dapat diidentifikasikan dalam lingkungan pemakai, sesuatu yang penting bagi pemakai dalam konteks sistem yang akan dibuat.

(27)

3. Hubungan, entitas dapat berhubungan satu sama lain, hubungan ini dinamakan relationship. Sebagaimana halnya entity maka dalam hubungan juga harus dibedakan antara hubungan dan isi hubungan.

2.2.6.4Kamus Data

Kamus data berfungsi membantu pelaku sistem untuk mengartikan aplikasi secara detail dan mengorganisasi semua elemen data yang digunakan dalam sistem secara persis sehingga pemakai dan penganalisis sistem mempunyai dasar pengertian yang sama tentang masukan, keluaran, penyimpanan dan proses[6].

2.2.7 Bahasa Pemograman

Bahasa pemograman adalah software bahasa komputer yang digunakan dengan cara merancang atau membuat program sesuai dengan struktur dan metode yang dimiliki oleh bahasa program itu sendiri.

2.2.7.1 PHP

Menurut Dokumen Resmi PHP, PHP merupakan singkatan dari PHP: Hypertext Preprocessor adalah bahasa berbentuk skrip yang ditempatkan dalam server dan diproses di server. Hanya hasilnya yang

dikirimkan ke klien atau tempat pemakai menggunakan browser[5].

2.2.7.2 Structur Query Language

Structur Query Language disingkat SQL awalnya digunakan untuk mengambil atau meminta (query) informasi dari database, proses pembuatan

(28)
(29)

157

Kesimpulan yang dapat diambil dari semua proses yang telah dilakukan dalam membangun sistem informasi ini adalah sebagai berikut :

1. Sistem informasi yang dibangun dapat memudahkan kepala gudang dalam menentukan alat kontrasepsi yang harus tersedia di gudang UPTKB.

2. Sistem informasi ini dapat memudahkan pihak UPTKB dalam menentukan jumlah alat kontrasepsi yang harus dipesan ke BKBPP.

3. Sistem informasi ini dapat memberikan informasi status distribusi alat kontrasepsi ke puskesmas.

5.2. Saran

(30)
(31)

MANAGEMENT DI UNIT PELAKSANA TEKNIS KELUARGA

BERENCANA (UPTKB) KECAMATAN CIPARAY

Sinta Devi Yanti

Teknik Informatika - Universitas Komputer Indonesia Alamat Jln Dipatiukur 112-114 Bandung

E-mail : sintaa.dy@gmail.com

ABSTRAK

Unit Pelaksana Teknis Keluarga Berencana (UPTKB) adalah Instansi Pemerintah yang bergerak di bidang Keluarga Berencana dan dibawahi oleh Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP). UPTKB Kabupaten Bandung melaksanakan tugas teknis operasional dibidang keluarga berencana yang meliputi distribusi alat kontrasepsi ke Puskesmas dan melakukan pengadaan ke BKBPP. Salah satu UPTKB yang berada di kabupaten Bandung yaitu UPTKB Kecamatan Ciparay. UPTKB Kecamatan Ciparay sering mengalami kendala dalam menentukan jumlah alat kontrasepsi untuk pengadaan yang akan dikirim ke BKBPP. Karena puskesmas sering terlambat dalam mengirimkan data pesanan alat kontrasepsi. Hal tersebut berimbas kepada ketidakpastian persediaan alat kontrasepsi yang ada di gudang UPTKB.

Berdasarkan permasalahan di atas untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan

membangun sistem informasi distribusi alat

kontrasepsi dengan pendekatan metode supply chain

management di Unit Pelaksana Teknis Keluaraga Berencana. Tujuannya adalah memudahkan dalam menentukan jumlah alat kontrasepsi dan jenis alat kontrasepsi untuk data pengadaan yang akan dikirim ke BKBPP dan membantu dalam menentukan jumlah persediaan alat kontrasepsi yang harus tersedia di gudang UPTKB. Metode peramalan yang

digunakan adalah single exponential smoothing.

Peramalan kebutuhan alat kontrasepsi menggunakan data pemesanan rekapitulasi dari puskesmas yang dijumlahkan dan diurutkan berdasarkan bulan. Perhitungan dalam menentukan jumlah persediaan

alat kontrasepsi menggunakan Safety Stock dan

perhitungan titik pemesanan kembali menggunakan

Reorder Point .

Berdasarkan hasil pengujian dapat

disimpulkan bahwa sistem ini sudah membantu Pihak Puskesmas dalam membuat data pemesanan dan mengetahui status pemesanan, membantu

Kepala Gudang dalam monitoring persediaan alat

kontrasepsi, membantu Kepala Sub Bagian dalam menentukan jumlah pengadaan alat kontrasepsi serta

membantu Kepala UPTKB dalam memberikan persetujuan pemesanan dan pengadaan.

Kata Kunci : Supply Chain Management, Single

Exponential Smoothing, Safety Stock, Reorder Point.

1. PENDAHULUAN

Unit Pelaksana Teknis Keluarga Berencana (UPTKB) adalah Instansi Pemerintah yang bergerak di bidang Keluarga Berencana dan dibawahi oleh Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP). UPTKB Kabupaten Bandung melaksanakan tugas teknis operasional dibidang keluarga berencana yang meliputi distribusi alat kontrasepsi ke Puskesmas dan melakukan pengadaan ke BKBPP. Salah satu UPTKB yang berada di kabupaten Bandung yaitu UPTKB Kecamatan Ciparay. UPTKB Kecamatan Ciparay sering mengalami kendala dalam menentukan jumlah alat kontrasepsi untuk pengadaan yang akan dikirim ke BKBPP. Karena puskesmas sering terlambat dalam mengirimkan data pesanan alat kontrasepsi. Hal tersebut berimbas kepada ketidakpastian persediaan alat kontrasepsi yang ada di gudang UPTKB.

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan

maka dapat dirumuskan permasalahan yang

diajukan yaitu bagaimana membangun “Sistem

Informasi dengan pendekatan Supply Chain

Management Di Unit Pelaksana Teknis Keluarga

Berencana (UPTKB) Kecamatan Ciparay”.

1.2 Maksud dan tujuan

Maksud dari penelitian tugas akhir ini dalah membangun Sistem Informasi dengan Pendekatan

Supply Chain Management Di Unit Pelaksana

(32)

2. Memudahkan dalam menentukan jumlah alat kontrasepsi yang harus dipesan untuk pembuatan data pengadaan ke BKBPP.

3. Memudahkan informasi pendistribusian alat

kontrasepsi ke puskesmas.

1.3 Batasan Masalah

Permasalahan yang dikaji sangat luas maka diperlukan suatu batasan masalah agar aplikasi lebih terarah dan mencapai tujuan yang telah ditentukan. Adapun batasan masalah dalam aplikasi ini sebagai berikut :

1. Data yang di gunakan adalah data pesanan alat

kontrasepsi dari bulan januari sampai bulan desember tahun 2013.

2. Data diambil dari 3 puskesmas yang tersebar di

Kecamatan Ciparay.

3. Data yang di gunakan yaitu data alat kontrasepsi

jenis suntikan dan jenis pil.

4. Data alat kontrasepsi jenis suntikan yang

digunakan yaitu Disposible.

5. Data alat kontrasepsi jenis pil yang digunakan

yaitu Harsen, Triyasa, Pratapa, Sunthi Sepuri dan Kimia Farma.

6. Perhitungan prediksi ketersediaan alat

kontrasepsi menggunakan metode Safety Stok

(SS) dan Reorder Point (ROP) menggunakan

data tahun 2013.

7. Perhitungan safety stock menggunakan jumlah

hari di dalam bulan tersebut.

8. Cakupan kegiatan yang dilakukan di UPTKB

yaitu melakukan pengiriman (distribusi) ke puskesmas, pengendalian persediaan di gudang UPTKB, meramalkan data pesanan untuk periode berikutnya dan membuat data pengadaan yang akan dikirim ke BKBPP.

9. UPTKB tidak melakukan kegiatan produksi alat

kontrasepsi karena kegiatan produksi alat

kontrasepsi dilakukan oleh supplier.

10.Pembangunan sistem informasi ini hanya pada

bagian supply chain Downstream yaitu dari

UPTKB ke puskesmas Berupa pendistribusian alat kontrasepsi, pengendalian alat kontrasepsi di gudang UPTKB, dan pengadaan alat kontrasepsi ke BKBPP .

dan pengendalian persediaan alat kontrasepsi di UPTKB Kecamatan Ciparay.

12.Sistem ini mengolah data alat kontrasepsi,

mengolah data pengguna(user), mengolah data peramalan, mengolah data pengadaan, mengolah

data pengiriman dan mengolah laporan

persediaan.

1.4 Metode Penelitian

Metodologi penelitian merupakan suatu proses yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang logis, dimana memerlukan data data untuk

mendukung terlaksananya suatu penelitian.

Metodologi penelitian yang akan digunakan yaitu

metode pengumpulan data dan metode

pengembangan perangkat lunak.

1.4.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data diperoleh secara

langsung dari objek penelitian. Tahapan

pengumpulan data yang digunakan yaitu:

a. Studi Literatur

Studi ini dilakukan dengan cara

mempelajari, meneliti dan menelaah

berbagai literatur-literatur dari perpustakaan yang bersumber dari buku-buku, teks dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan topik penelitian.

b. Studi Lapangan

Studi lapangan adalah metode

pengumpulan data yang dilakukan dengan

mengadakan penelitian ke UPTKB

Kecamatan Ciparay. Studi lapangan ini dilakukan dengan dua cara, yaitu :

1. Wawancara

Wawancara adalah salah satu cara pengumpulan data dengan cara sesi tanya jawab secara langsung dengan Kepala UPTKB yaitu Bapak Ahmad Riyadi serta pihak-pihak yang terkait di UPTKB Kecamatan Ciparay.

2. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data

dengan mengadakan penelitian dan

peninjauan langsung terhadap

(33)

yang digunakan menggunakan model waterfall

seperti pada gambar 1.1. Model ini melibatkan 5

tahapan, tahapan-tahapan yang ada yaitu:

a. Requirements analysis and definition

Pada tahap ini mengumpulkan data secara

lengkap kemudian dianalisis dan

diidentifikasi kebutuhan yang harus

dipenuhi oleh program yang akan di

bangun. Pengumpulan data yang

dilakukan yaitu mengumpulkan data alat kontrasepsi dari UPTKB Kecamatan Ciparay yang nantinya akan digunakan ketika membangun sistem informasi distribusi alat kontrasepsi.

b. System and software design

Perancangan sistem dan desain perangkat

merupakan tahapan yang dilakukan

setelah analisis dan definisi selesai dilakukan. Perancangan yang dilakukan

adalah melakukan perancangan

pengkodean, perancangan data,

perancangan struktur menu, perancangan

antarmuka, perancangan pesan dan

perancangan prosedural.

c. Implementation and unit testing

Implementasi dan pengujian unit

merupakan tahapan proses pengubahan atau penerapan perancangan sistem dan perangkat lunak ke dalam program atau

unit program yang dibangun dan

pengujian unit dilakukan untuk verifikasi bahwa semua unit sudah memenuhi

spesifikasi. Implementasi sistem

merupakan tahap peletakan sistem

sehingga dapat dioperasikan. Pengujian yang dilakukan terhadap sistem informasi distribusi alat kontrasepsi menggunakan

pengujian black box dan pengujian beta

dengan melakukan wawancara.

d. Integration and system testing

Tahap penyatuan unit-unit program, kemudian diuji secara keseluruhan untuk menjamin bahwa persyaratan sistem sudah terpenuhi dan sistem sudah siap digunakan. Sistem yang sudah terpenuhi yaitu semua menu dan proses yang ada dalam sistem tersebut dapat di jalankan.

e. Operation and maintenance

Mengoperasikan program

dilingkungannya dan melakukan

pemeliharaan, seperti penyesuaian dan perubahan karena adaptasi dengan situasi

dengan permintaan user dan kebutuhan.

Requirements

Gambar 1 Waterfall Model

2. ISI PENELITIAN

1.1 Entity Relationship Diagram

user

Gambar 2 Entity Relationship Diagram

(34)

K

Gambar 3 Diagram Konteks

1.3 DFD Level 1

Info lupa password Username, email Data user yang akan ditambah, data user yang akan diubah Data puskesmas yang akan ditambah, data puskesmas yang akan diubah Data transport yang akan ditambah, data transport yang akan diubah Info user yang ditambah, data user yang diubah Info puskesmas yang ditambah, info puskesmas yang diubah Info transport yang ditambah, info transport yang diubah

Data user

Data pemesanan yang akan ditambah, data pemesanan yang akan diubah, data pemesanan yang akan dikirim, data detail pemesanan, data daftar pemesanan, data status pemesanan yang akan diubah Info pemesanan yang ditambah, info pemesanan yang diubah, info pemesanan yang dikirim, info detail pemesanan,info status pemesanan yang diubah, info daftar pemesanan

Info login admin puskesmas Data login puskesmas

Data login berhasilData login berhasil

Data daftar pemesanan, data verifikasi pemesanan yang akan di ubah, data pemesanan yang akan dicari Info daftar pemesanan, info verifikasi yang diubah, info pemesanan yang dicari Data login kepala gudangInfo login kepala gudangData login kepala sub bagianInfo login kepala sub bagian

Info login kepala UPTKB Data login kepala UPTKB

Data peramalan yang akan ditambah, data peramalan yang akan dihapus Info peramalan yang ditambah, info peramalan yang dihapus

Data surat jalan yang akan ditambah, data surat jalan yang akan dicetak Info surat jalan yang ditambah Info status pengiriman yang diubah

Data laporan persediaan barang, data laporan persediaan yang akan di download Info laporan persediaan

Data pengadaan yang akan di tambah, data pengadaan yang akan diubah, data pengadaan yang akan disetujui, data detail pengadaan Info pengadaan yang ditambah, info pengadaan yang diubah, info pengadaan yang disetujui, info detail pengadaan

Data pemesanan info verifikasi pemesanan yang diubah, info verifikasi pengadaan yang diubah

Data verifikasi pemesanan yang akan diubah, data verifikasi pengadaan yang akan diubah info verifikasi pemesanan yang diubah, info verifikasi pengadaan yang diubah Data verifikasi pemesanan yang akan diubah, data verifikasi pengadaan yang akan diubah info verifikasi pemesanan yang diubah, info verifikasi pengadaan yang diubah Data verifikasi pemesanan yang akan diubah, data verifikasi pengadaan yang akan diubah

Data verifikasi

Info monitoring persediaan, info stok barang Data barang Data barang Info status pengadaan yang diubah

Data monitoring persediaan, Data stok barang

Gambar 4 DFD Level 1

1.4 Diagram Relasi

bkkbn

Gambar 5 Diagram Relasi

1.5 Perancangan Kode

Proses pengkodean sistem informasi Unit Pelaksana

Teknis Keluarga Berencana, terdapat satu

pengkodean yang diusulkan yaitu pengkodean alat kontrasepsi jenis pil dan suntikan. Pengkodean dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

XXX-999

XXX : Kode Nama Alat Kontrasepsi

9 : Nomor Urut Alat Kontrasepsi

1.6 Perancangan Antarmuka

(35)

Gambar 7 Perancangan Antarmuka Lupa Paasword

Gambar 8 Perancangan Antarmuka Admin

Gambar 9 Perancangan Antarmuka Kepala Gudang

Gambar 10 Perancangan Antarmuka Kepala Sub Bagian

1.7 Implementasi Antarmuka

(36)

Gambar 2 Implementasi Antarmuka Kepala Gudang

Gambar 3 Implementasi Antarmuka Kepala Sub Bagian

Gambar 4 Implementasi Antarmuka Kepala UPTKB

Puskesmas Halaman yang

digunakan untuk mengolah data puskesmas

puskesmas.php

Transportasi Halaman yang

digunakan untuk

Keluar logout.php

3.2 Antarmuka Kepala Gudang

Menu Deskripsi Nama File

Halaman

(37)

monitoring

Keluar Digunakan

untuk

3.3 Antarmuka Kepala Sub Bagian

Menu Deskripsi Nama File

Halaman

Keluar Digunakan

untuk keluar

3.4 Antarmuka Kepala UPTKB

Menu Deskripsi Nama File

Halaman

Keluar Digunakan

untuk keluar proses yang telah dilakukan dalam membangun sistem informasi ini adalah sebagai berikut :

1. Sistem informasi yang dibangun dapat

memudahkan kepala gudang dalam

menentukan alat kontrasepsi yang harus tersedia di gudang UPTKB.

2. Sistem informasi ini dapat memudahkan pihak

UPTKB dalam menentukan jumlah alat kontrasepsi yang harus dipesan ke BKBPP.

3. Sistem informasi ini dapat memberikan

informasi status distribusi alat kontrasepsi ke puskesmas.

3.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah

diuraikan, diharapkan sistem informasi distribusi alat kontrasepsi di Unit Pelaksana Teknis Keluarga Berencana ini dapat dikembangkan lebih jauh dengan adanya pengelolaan alat kontrasepsi yang berkaitan dengan tanggal kadaluarsa pada saat pendistribusian, sehingga sistem dapat memberikan informasi bahwa alat kontrasepsi yang sudah mendekati tanggal kadaluarsa harus segera di distribusikan dan alat kontrasepsi yang sudah kadaluarsa tidak layak untuk di distribusikan.

DAFTAR PUSTAKA

[1]Bungin, Burhan 2001, Metodologi Penelitian

Kualitatif, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

[2]Herjanto, Eddy, 2008, Manajemen Operasi Edisi

(38)

Yogyakarta : Andi

[4]Husni. 2007. Pemograman Database Berbasis

Website. Yogyakarta: Graha Ilmu.

[5]Kadir A,2002, Dasar Pemograman Web Dinamis

menggunakan PHP,Yogyakarta : Penerbit Andi.

[6]Ladjamudin, Al-Bahra, 2005, Analisis dan

Desain Sistem Informasi, Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu.

[7]Lerbin R.Aritonga R. 2009. Peramalan Bisnis

Edisi Kedua.Jakarta : Ghalia Indonesia.

[8]Makridakis, S, Wheelright, S.C,Mcgee,V.E,

1999, Metoda dan Aplikasi Peramalan, Jakarta :

Erlangga

[9]Nur Bahagia, senator. 2006 Sistem Inventori

Bandung : Penerbit ITB

[10] Parmenter, D. 2010. Mengembangkan,

Mengimplementasikan dan Menggunakan Key Performance Indicators. Jakarta: PPM

[11] Pujawan, I Nyoman. 2010. Supply

Chain Management Edisi Kedua. Surabaya :

Guna Widya.

[12] Rangkuti, Freddy, 1998, Manajemen

Persediaan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

[13] William j.Stevson , 2014, Manajemen

Operasi Edisi 9, Jakarta : Salemba Empat

[14] Yamit, Zulian, 2008, Manajemen

Persediaan, Yogyakarta : Ekonisia

(39)
(40)

Gambar

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi
Tabel 2. 1 Lima bagian utama dalam sebuah perusahaan
gambar 2.2.
Gambar 2. 4 Pola Siklis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Web 2.0 kini dominan, juga dikenali sebagai web sosial, yang terdiri daripada kumpulan longgar teknologi generasi baru sosial di mana pengguna terlibat secara

Akibatnya para guru tersebut kurang menun- jukkan motivasi kerja dan kinerja yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru dan para guru tersebut tidak dapat

From the explanations above, the writer was interested in conducting a research about the correlation between the students‟ English learning motivation and

Untuk menganalisa perbedaan ukuran partikel dilakukan fabrikasi DSSC terhadap dua macam ukuran partikel TiO2, yaitu TiO 2 dengan ukuran partikel rata-rata 399 nm (Merck)

Dari hasil wawancara, guru meragukan waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan eksperimen menggunakan LKS yang dikembangkan, hal ini disebabkan karena siswa kelas X belum

mewakili aspek Capital, sedangkan Kecukupan PPAP dikalikan dengan bobot aspek Assets yakni 30%, NPM dikalikan dengan bobot aspek Management yakni 25% , ROA dan

Menyatakan hubungan antara kuat arus yang mengalir dengan beda potensial (tegangan).. Arus yang mengalir pada penghantar itu sebesar

Pokja Pengadaan Barang/Jasa Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bintan Tahun Anggaran 2013 dengan ini mengundang Saudara untuk hadir pada :.. Hari/Tanggal : Jumat, 12