• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sekretariat Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sekretariat Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

1

(2)

2

Daftar Isi

Daftar isi ……….. i BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Maksud dan Tujuan Penentuan IKU... 1 1.3. Landasan Hukum... 4 BAB II Pengertian Indikator Kinerja

2.1. Difinisi Indikator Kinerja Utama... 6 2.2. Syarat Kriteria Indikator Kinerja Utama... 9 BAB III Gambaran Umum

3.1. Visi ………... 12 3.2. Misi... 12

BAB IV Penutup... 14 Lampiran Indikator Kinerja Utama

(3)

3

1.1. Latar Belakang

Program yang dilaksanakan melalui kegiatan diharapkan semaksimal mungkin dapat meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat. Untuk mewujudkan hal tersebut lembaga pemerintah harus mampu menerakan sistem yang kondusif bagi berlangsungnya pembangunan sejak dari perencanaan hingga proses evaluasi. Prinsip Good Governance atau kepemerintahan yang baik merupakan sebuah komitmen yang mutlak dalam penyelenggaraan kepemerintahan dengan bercirikan profesionalisme, transparan, efektif, efisien akuntabel, demokratis dengan tetap menjungjung supremasi hukum.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik atas kinerja pemerintah, maka diperlukan suatu pengukuran kinerja untuk menunjukan apakah sasaran atau kegiatan telah berhasil dicapai, yang kemudian dituangkan dalam Indikator Kinerja. Agar sasaran kegiatan dan program berjalan efektif, efisien dan optimal maka ditetapkan suatu pengukuran Indikator Kinerja strategis yang menjadi prioritas di setiap Instansi pemerintah sebagai suatu bentuk penajaman sasaran sehingga diharapkan tujuan visi dan misi organisasi dapat tercapai sesuai dengan perencanaan yang tertuang dalam RPJMN, RENSTRA maupun RENJA, yang telah ditetapkan.

Melalui Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/2007 tentang pedoman umum Penetapan Indikator Kerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah. Pemilihan dan penetapan Indikator Kinerja utama melibatkan pemangku kepentingan dilingkungan lembaga/ Instansi pemerintah yang bersangkutan, maka Pimpinan Instansi Pemerintah diwajibkan menetapkan Indikator Kinerja Utama.

1.2. Maksud dan Tujuan Penentuan IKU

Penetapan Indikator Kinerja Utama Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan disusun dengan maksud dan tujuan:

1. Untuk memproleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam menyelenggarakan menejeman kinerja secara baik.

(4)

4

2. Untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran

strategis organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja.

1.3. Landasan Hukum

1 Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405);

2 Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 75, tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 4406);

3 Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

4 Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614) 5 Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2006 tentang Tata cara Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

6 Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 7 Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan

Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 8 Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);

(5)

5

Organisasi, dan Tata Kerja Menteri Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terahir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia

10 Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. 11 Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Undang-Undang Perdagangan No 7 Tahun 2015 Bab IV Bagian Perdagangan Dalam Negeri; dan

12 Peraturan Menteri Perdagangan No. 27/M-DAG/PER/4/2015 Tentang Rencana Strategis Kementerian Perdagangan Tahun 2015-2019.

(6)

6

2.1. Definisi Indikator Kinerja Utama

Indikator Kinerja Utama adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis operasional. Setiap lembaga atau Instansi pemerintah wajib merumuskan Indikator Kinerja Utama sebagai suatu prioritas program dan kegiatan yang mengacu pada sasaran strategis dalam RPJM dan RENSTRA Kementerian/Lembaga.

Dalam rangka pengukuran dan peningkatan kinerja serta lebih meningkatkan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, maka setiap instansi pemerintah perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). IKU (Key Performance Indicator) adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi. Tujuan Penetapan Indikator Kinerja Utama yaitu:

a. Untuk memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam menyelenggarakan manajemen kinerja secara baik;

b. Untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja.

Jenis-Jenis Indikator Kinerja yaitu:

a. Indikator Input: gambaran mengenai sumberdaya yang digunakan untuk menghasilkan output dan outcome (kuantitas, kualitas, dan kehematan)

b. Indikator Proses: gambaran mengenai langkah-langkah yang dilaksanakan dalam menghasilkan barang atau jasa (frekuensi proses, ketaatan terhadap jadwal, dan ketaatan terhadap ketentuan/standar).

c. Indikator Output: gambaran mengenai output dalam bentuk barang atau jasa yang dihasilkan dari suatu kegiatan (kuantitas, kualitas, dan efisiensi)

d. Indikator Outcome: gambaran mengenai hasil aktual atau yang diharapkan dari barang atau jasa yang dihasilkan (peningkatan kuantitas, perbaikan proses, peningkatan efisiensi, peningkatan kualitas, perubahan perilaku, peningkatan efektivitas, dan peningkatan pendapatan)

(7)

7

tercapainya tujuan. Indikator dampak adalah indikator outcome pada tingkat yang lebih tinggi hingga ultimate.

Type Indikator Kinerja:

a. Kualitatif: menggunakan skala (misal: baik, cukup, kurang)

b. Kuantitatif absolut: menggunakan angka absolut (misal: 30 orang, 80 unit)

c. Persentase: menggunakan perbandingan angka absolut dari yg diukur dg populasinya (misal: 50%, 100%)

d. Rasio: membandingkan angka absolut dengan angka absolut lain yang terkait (misal: rasio jumlah guru dibandingkan jumlah murid)

e. Rata-rata: angka rata-rata dari suatu populasi atau total kejadian (misal: rata-rata biaya pelatihan per peserta dalam suatu diklat)

f. Indeks: angka patokan dari beberapa variabel kejadian berdasarkan suatu rumus tertentu (misal: indeks harga saham, indeks pembangunan manusia)

Pengembangan Indikator Kinerja Utama:

- Menteri/Pimpinan lembaga wajib menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk kementerian koordinator/departemen/ kementerian negara/lembaga dan unit organisasi setingkat eselon I serta unit kerja mandiri di bawahnya

- Sekretaris jenderal lembaga tinggi negara dan lembaga tinggi lain yang menjalankan fungsi pemerintahan wajib menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk lembaga tinggi negera, lembaga lain, dan unit organisasi setingkat eselon I serat unit kerja mandiri di bawahnya.

Tatanan Indikator Kinerja Utama

- Pada tingkat Kementerian/Lembaga Pemerintah sekurang-kurangnya menggunakan indikator hasil (outcome) sesuai dengan kewenangan, tugas dan fungsi;

- Pada unit organisasi setingkat Eselon I menggunakan indikator hasil (outcome) dan atau keluaran (output) yang setingkat lebih tinggi dari keluaran (output) unit kerja di bawahnya;

- Pada unit organisasi setingkat eselon II/SKPD/unit kerja mandiri sekurang-kurangnya menggunakan indikator keluaran (output).

Pemilihan dan Penetapan Indikator Kinerja Utama, Harus dipertimbangkan: a. Dokumen RPJMN/D

b. Dokumen Renstra

(8)

8

d. Dokumen strategis lainnya yang relevan

e. Bidang kewenangan, tugas dan fungsi f. Kebutuhan informasi kinerja

g. Kebutuhan data statistik

h. Kelaziman pada bidang tertentu dan perkembangan ilmu pengetahuan Penggunaan Indikator Kinerja Utama

a. Perencanaan Jangka Menengah b. Perencanaan Tahunan

c. Penyusunan dokumen Penetapan Kinerja d. Pelaporan Akuntabilitas Kinerja

e. Evaluasi Kinerja

f. Pemantauan dan pengendalian Kinerja Evaluasi Kinerja:

- Instansi Pemerintah melakukan Analisis dan Evaluasi Kinerja dengan memperhatikan Capaian Indikator Kinerja Utama

- Analisis dan Evaluasi Kinerja dilakukan secara berkala dan sederhana dengan meneliti fakta-fakta yang ada berupa kendala, hambatan, dan informasi lainnya.

Pembinaan dan Koordinasi, Pimpinan Instansi hendaknya melakukan:

- Pembinaan dalam pengembangan dan penetapan Indikator Kinerja Utama di lingkungan masing-masing

- Koordinasi untuk pengintegrasian sistem pengukuran kinerja dengan sistem administrasi pemerintahan yg lain, seperti perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, dan pertanggungjawaban

- Kementerian Negara PAN melakukan koordinasi dan pemantauan dalam pengembangan dan penetapan Indikator Kinerja Utama di lingkungan instansi pemerintah

Langkah Penetepan Indikator Kinerja Utama:

1. Tahap Pertama, Klarifikasi apa yang menjadi kinerja utama, pernyataan hasil (result statement) atau tujuan/sasaran yang ingin dicapai.

2. Tahap kedua, Menyusun daftar awal Indikator Kinerja Utama yang mungkin dapat digunakan.

3. Tahap Ketiga, Melakukan penilaian setiap Indikator Kinerja Utama yang terdapat dalam daftar awal indikator kinerja

(9)

9

Sumber Data Kinerja:

- Data Kinerja Primer, Data kinerja yang diperoleh langsung dari responden

- Data Kinerja Sekunder, Data kinerja yang diperoleh secara tidak langsung dari responden tetapi dari instansi/pihak lain

Tingkatan Indikator Kinerja Utama 1. Tingkat Satuan Kerja 2. Tingkat Unit Kerja

3. Tingkat Kementerian/Lembaga Referensi:

Peraturan Menteri Negara PAN Nomor: PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah

Paparan-Paparan Kementerian PAN & RB terkait IKU

2.2. Syarat Kriteria Indikator Kinerja Utama

Penetapan Indikator Utama harus memenuhi karakteristik dan kriteria Indikator Kinerja yang memadai yaitu :

1. Spesifik;

Indikator Kinerja harus spesifik mengacu pada apa yang akan diukur, sehingga mempunyai persepsi yang sama.

2. Measurable;

Indikator Kinerja harus dapat diukur secara obyektif baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.

3. Achievable;

Indikator Kinerja yang ditetapkan harus dapat dikumpulkan datanya oleh organisasi.

4. Relevant;

Indikator Kinerja harus merupakan alat ukur yang menggambarkan sedekat mungkin ( keberhasilan/kegagalan) yang akan diukur Timelines.

Indikator kinerja yang ditetapkan menggambarkan suatu kinerja yang dapat dicapai untuk kurun waktu tertentu. Sedapat mungkin Indikator Kinerja juga fleksibel apabila dikemudian hari terjadi perubahan.

(10)

10

3.1. Perekonomian Global dan Nasional

Kondisi perekonomian dunia dalam dua tahun terakhir belum memperlihatkan pemulihan yang baik. Bank dunia mengoreksi perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2014 menjadi sebesar 2,6 persen yang sebelumnya diperkirakan lebih optimis yaitu sebesar 2.8 persen. Penyebab utama revisi pertumbuhan ekonomi tersebut dikarenakan masi lemahnya kinerja perekonomian global. Lebih lanjut, revisi pertumbuhan ini disebabkan karena ketergantungan perekonomian dunia terhadap kinerja pertumbuhan Amerika Serikat, melambatnya pertumbuhan investasi di Tiongkok, stagnasi perekonomian Uni Eropa dan Jepang, serta melemahnya prospek pertumbuhan ekonomi Rusia sebagai dampak dari penurunan tajam harga minyak dunia dan meningkatnya tensi geopolitik Rusia-Ukraina.

Pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang pada tahun 2014 diperkirakan mengalami sedirkit penurunan menjadi 4,4 persen setelah sebelumnya pada tahun 2012 dan 2013 pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang pada tahun 2014 disebabkan oleh melambatnya perekonomian di kawasan Asia Timur dan Pasifik serta kawasan Amerika Selatan dan Karibia, menurut Bank Dunia, hanya sebesar 0,8 persen setelah pada tahun sebelumnya tercatat sebesar 2,5 persen akibat negatifnya pertumbuhan ekonomi Argentina sebesar -1,5 persen, namun demikian pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang diproyeksikan akan kembali meningkat menjadi 4,8 dan 5,3 persen pada tahun 2015 dan 2016. Berdasarkan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Mengenah Nasional (RPJMN) 2015-2019, kontribusi pendapatan Domestik Bruto (PDB) negara-negara berkembang terhadap pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan mengalami peningkatan dari 38 persen pada tahun 2014 menjadi 43,8 persen pada tahun 2019. Sedangkan kontribusi negara-negara berpenghasilan tinggi diperkirakan mengalami sedirkit penurunan dari 62 persen pada tahun 2014 menjadi 56,2 persen pada tahun 2019. Kenaikan PDB negara-negara berkembang ini berkorelasi negatif terhadap arus modal masuk dari dunia internasional (capital inflow). Maka dari itu, pertumbuhan ekonomi nasional di sokong dengan penguatan pasar dalam negeri.

Semakin mengutkan pasar dalam negeri dapat mengindikasikan semakin membaiknya perekonomian nasional sehingga dapat menjadi salah satu kekuatan Inonesia dalam

(11)

11

menghadapi ketidakpastian perekonomian global. Indikasi semakin kuatnya pasar dalam negeri dapat dilihat dari peran Perdagangan besar dan Eceran yang memberikan kontribusi besar 13,42 – 15,05 persen terhadap perekonomian Indonesia. Setelah bertahun-tahun selama tahun 2011-2012 pertumbuhan PDB Perdagangan Besar dan Eceran mencapai angka yang tinggi yaitu 8 – 10%, pada tahun 2014 pertumbuhannya turun mejadi 4,44 persen. Beberapa faktor yang berperan dalam perlambatan pertumbuhan PDB Perdagangan Besar dan Eceran antara lain kenaikan suku bunga, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS serta turunnya laju investasi yang juga terkait dengan kebijakan suku bunga. Untuk itu, berbagai upaya dilakukan dalam menguatkan pasar dalam negeri diantaranya dengan melakukan peningkatan layanan perizinan dan nonperizinan sektor perdagangan. Secara umum, sebagian besar perizinan sudah dilaksanakan secara terintegrasi oleh Unit Pelayanan Perdagangan (UPP).

Perkembangan tekonologi informasi yang sangat pesat dengan tujuan untuk pelayanan global tanpa batas dan hambatan mendorong Kementerian Perdagangan melakukan pembangunan sistem perizinan secara elektronik (e-licensing) yang disebut “INATRADE”. INATRADE diciptakan sebagai solusi nyata pelayanan tanpa tatap muka yang dapat dilakukan dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja dalam rangka menciptakan iklim usaha perdagangan yang kondusif. Menteri Perdagangan secara resmi telah meluncurkan Mandatory Online ini, proses perizinan tidak lagi dilakukan secara manual. Pada tahun 2013, jumlah pelayanan perizinan Perdagangan Dalam Negeri yang dilayani secara online sampai dengan akhir tahun 2013 adalah sebanyak 83 jenis.

Perdagangan besar dan eceran selalu memberikan kontribusi cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Pada tahun 2014, pertumbuhan sektor perdagangan besar dan eceran adalah sebesar 4,44 persen (dihitung bedasarkan perbandingan data Triwulan I s/d IV Tahun 2014 terhadap data Triwulan I s/d IV Tahun 201), angka ini menurun bila dibadningkan dengan tahun sebelumnya yang mengalami pertumbuhan sebesar 5,92 persen. Namun demikian, perdagangan besar dan eceran (tidak termasuk hotel dan restoran) selama periode tahun 2004 – 2014 selalu memberikan kontribusi cukup besar, enatara 13,42 persen sampai dengan 15,05 persen, terhadap perekonomian Indonesia (dihitung berdasarkan kontribusi PDB sektor perdagangan besar dan eceran terhadap PDB Indonesia).

(12)

12

3.2. Visi dan Misi

Visi

Arah tujuan nasional dari pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) seperti yang diamanatkan dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, Mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban umum dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dalam mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia menghadapi tiga masalah pokok bangsa yaitu:

1. Merosotnya kewibawaan negara,

2. Melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional, dan 3. Merebaknya intoleransi dan krisis kepribadian bangsa.

Pemerintah periode 2015-2019 berkeyakinan bahwa bangsa Indonesia mampu bertahan apabila dipandu oleh suatu Ideologi yaitu Pancasila 1 Juni 1945 dan Trisakti yang dijabarkan dalam:

1. Kedaulatan dalam politik, 2. Berdikari dalam ekonomi, 3. Kepribadian dalam kebudayaan.

Dengan Trisakti sebagai dasar merupakan pembangunan Indonesia dalam lima tahun kedepan maka VISI Pemerintahan tahun 2015-2019 adalah sebgai berikut:

“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan

Gotong Royong”

Misi

Dalam rangka mewujudkan Visi” Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong”, maka misi pemerintahan periode 2015 -2019 adalah:

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan;

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan Negara Hukum;

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim;

(13)

13

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing;

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional; dan

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Selanjutnya untuk menjembatani visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden periode 2015-2019 dalam melaksanakan Agenda Pembangunan Nasional, Kementerian Perdagangan periode 2015-2019 memiliki 3 (tiga) misi dalam membangun sektor perdagangan: 1. Meningkatkan pertumbuhan kinerja perdagangan luar negeri yang berkelanjutan; 2. Meningkatkan perdagangan dalam negeri yang bertumbuh dan berkualitas; dan 3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik di sektor perdagangan.

(14)

14

Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/20/M.PAN/11/2007, tentang Pedoman Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU), bahwa setiap unit kerja wajib melaksanakan penetapan IKU dalam rangka meyakinkan keandalan informasi yang disajikan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja sebagai parameter terhadap pencapaian kinerja yang telah ditetapkan dalam RPJMN dan Renstra masing-masing unit kerja.

Indikator Kinerja Utama Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri merupakan acuan ukuran kinerja yang digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu tujuan dan sasaran strategis yang telah tersusun dalam RPJMN dan Renstra Kementerian Perdagangan.

(15)

15

INDIKATOR KINERJA UTAMA

DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI

PROGRAM SASARAN INDIKATOR FORMULA PENJELASAN BIDANG

PENANGGUNGJAWAB

1 2 3 4 5 6

Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri 01. Meningkatnya

pengembangan Kapasitas Logistik dan Sarana Perdagangan

01. Pertumbuhan omzet pedagang pasar rakyat tipe A yang telah direvitalisasi

Peningkatan omset pedagang di 100 unit pasar yang telah direvitalisasi

Direktorat Logistik dan Sarana Distribusi

02. Terjaganya stabilitas harga barang kebutuhan pokok

02. Koefisien variasi harga barang kebutuhan pokok antar wilayah

Keseimbangan dalam Koefisien Harga antar wilayah (n = 34 Provinsi)

Direktorat Bahan Pokok dan Bahan Strategis

03. Koefisien variasi harga barang kebutuhan pokok antar waktu

Keseimbangan dalam Koefisien Harga antar waktu (n = 12 Bulan)

Direktorat Bahan Pokok dan Bahan Strategis

𝑂𝑚 = 𝑂𝑡 − 1 − 𝑂𝑡 𝑂𝑡 − 1 𝑥 100

(16)

16

PROGRAM SASARAN INDIKATOR FORMULA PENJELASAN BIDANG

PENANGGUNGJAWAB

1 2 3 4 5 6

03. Meningkatnya konsumsi Produk Dalam Negeri Dalam Konsumsi Rumah Tangga Nasional

04. Peningkatan

kontribusi produk dalam negeri dalam konsumsi rumah tangga nasional

g : Rasio penggunaan barang produksi dalam negeri terhadap pengeluaran konsumsi rumah tangga, Qt : nilai Impor Barang Konsumsi, Pt : nilai Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, 100 : sebagai faktor pengali persen.

Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri 04. Meningkatnya Pelayanan dan Kemudahan berusaha Bidang PDN 05. Terintegrasi layanan perijinan perdagangan dalam negeri di daerah dengan sistem informasi Kemendag

Keberhasilan Indikator =

(Capaian Daerah / Target Output) x 100

Capaian keberhasilan dihitung berdasarkan realisasi output daerah yang terintegrasi dengan perijinan perdagangan dalam negeri dibagi dengan target output kemudian dikali 100

Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi

05. Meningkatkan presentase barang produksi dalam negeri yang diperdagangan di toko swalayan

06. Presentase barang produksi dalam negeri yang diperdagangakan di toko swalayan

Keberhasilan Indikator =

(Capaian Produk DN di swalayan / Target Output) x 100

Capaian keberhasilan diperoleh melalui realisasi produk dalam negeri yang ada di swalayan dibagi dengan target output kemudian dikali 100

Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi

g = (100 𝑥

𝑄𝑡

(17)

17

INDIKATOR KINERJA UTAMA

SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI

TUJUAN SASARAN INDIKATOR FORMULA PENJELASAN BIDANG

PENANGGUNGJAWAB

1 2 3 4 5 6

Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri

01. Rencana Kerja dan anggaran, rancangan, peraturan dan evaluasi di lingkungan Ditjen PDN 01. Jumlah Dokumen Perencanaan, Penganggaran, Evaluasi dan Pelaporan Ditjen PDN

Capaian Keberhasilan dihitung berdasarkan jumlah output dukumen perencanaan,

penganggaran dan evaluasi serta pelaporan yang tercapai dibagi dengan target output kemudian dikalikan 100 Sekretariat Ditjen PDN 02. Jumlah Dokumen Keuangan dan Kepegawaian Ditjen PDN Capaian Keberhasilan dihitung berdasarkan jumlah output dokumen keuangan dan

kpegawaian yang tercapai dibagi dengan target output kemudian dikalikan 100 Sekretariat Ditjen PDN 03. Jumlah Rancangan Peraturan Di Bidang PDN Capaian Keberhasilan dihitung berdasarkan jumlah output Rancangan Peraturan yang tercapai dibagi dengan target output, kemudian dikalikan 100 Sekretariat Ditjen PDN Keberhasilan Indikator = 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑥 100 Keberhasilan Indikator = 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑥 100 Keberhasilan Indikator = 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑥 100

(18)

18

INDIKATOR KINERJA UTAMA

DIREKTORAT SARANA DISTRIBUSI DAN LOGISTIK

KEGIATAN SASARAN INDIKATOR FORMULA PENJELASAN BIDANG

PENANGGUNGJAWAB

1 2 3 4 5 6

Pengembangan Sarana Distribusi Perdagangan dan Kapasitas Logistik Perdagangan

01. Terbangunnya/ Direvitalisasi Pasar Rakyat

01. Jumlah Pasar Rakyat Tipe A

Capaian Keberhasilan dihitung berdasarkan jumlah output yang tercapai dibagi dengan target output kemudian dikalikan 100

Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik

02. Jumlah Pasar Rakyat Tipe B

Capaian Keberhasilan dihitung berdasarkan jumlah output yang tercapai dibagi dengan target output kemudian dikalikan 100

Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik

03. Jumlah Pasar Rakyat yang mendapatkan Pemberdayaan Terpadu Nasional

Capaian pasar yang mendapat pemberdayaan terpadu nasional

didapatkan dengan menghitung capaian output pasar yang mendapatkan

pemberdayaan terpadu dibagi dengan target yang telah ditentukan

Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik

Keberhasilan Indikator = 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡

𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑥 100

Keberhasilan Indikator = 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑥 100

(19)

19

KEGIATAN SASARAN INDIKATOR FORMULA PENJELASAN BIDANG

PENANGGUNGJAWAB 1 2 3 4 5 6 02. Kerjasama Logistik 04. Jumlah Kerjasama Logistik

Keberhasilan Capaian Indikator =

(Capaian Kerjasama Logistik / Target Output) x 100

Capaian Keberhasilan dihitung berdasarkan jumlah output kerjasama logistik yang dilakukan dibagi dengan target output kerjasama kemudian dikalikan 100

Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik

03. Perdagangan antar pulau dan perbatasan

05. Jumlah Rekomendasi kebijakan perdagangan antar pulau dan perbatasan

Keberhasilan Capaian Indikator =

(Capaian output rekomendasi/ target output) x 100

Capaian Keberhasilan dihitung berdasarkan jumlah output

rekomendasi kebijakan perdagangan antar pulau dan perbatasan yang tercapai dibagi dengan target output kemudian dikalikan 100

Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik

(20)

20

INDIKATOR KINERJA UTAMA

DIREKTORAT BARANG KEUTUHAN POKOK DAN BARANG PENTING

KEGIATAN SASARAN INDIKATOR FORMULA PENJELASAN BIDANG

PENANGGUNGJAWAB

1 2 3 4 5 6

Peningkatan Stabilitas Harga dan Pasokan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting

01. Terjaganya Stabilitas harga barang penting

01. Koefisien Variasi Harga Barang Penting Antar Waktu

Keseimbangan dalam Koefisien Harga barang penting antar waktu (12 Bulan)

Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting

02. Koefisien Variasi Harga Barang Penting Antar Wilayah

Keseimbangan dalam Koefisien Harga barang penting antar wilayah (34 Provinsi)

Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting

02. Terjaganya stabilitas harga barang kebutuhan pokok

03. Koefisien variasi harga barang kebutuhan pokok antar waktu

Keseimbangan dalam Koefisien Harga barang kebutuhan pokok antar waktu (12 Bulan)

Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting

04. Koefisien variasi harga barang kebutuhan pokok antar wilayah

Keseimbangan dalam Koefisien Harga barang kebutuhan pokok antar wilayah (34 Provinsi)

Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting

(21)

21

KEGIATAN SASARAN INDIKATOR FORMULA PENJELASAN BIDANG

PENANGGUNGJAWAB

1 2 3 4 5 6

05. Tersedianya pedoman Mekanisme operasi pasar

Penyusunan pedoman meanisme operasi pasar dan atau penyemburnaan pedoman

Terciptanya pedoman

mekanisme operasi pasar dan atau penyempurnaannya

Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting

(22)

22

INDIKATOR KINERJA UTAMA

DIREKTORAT BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI

KEGIATAN SASARAN INDIKATOR FORMULA PENJELASAN BIDANG

PENANGGUNGJAWAB

1 2 3 4 5 6

Pembinaan Usaha dan Pelaku Distribusi perdagangan 01 Meningkatnya kemudahan dan kesempatan berusaha dalam perdagangan dalam negeri 01. Terintegrasinya layanan perizinan perdagangan dalam negeri di daerah dengan sistem infomasi

Kemendag

Keberhasilan Capaian Indikator = (Capaian Daerah / Target Output) x 100

Capaian keberhasilan dihitung berdasarkan realisasi output daerah yang terintegrasi dengan perijinan perdagangan dalam negeri dibagi dengan target output kemudian dikali 100

Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi

02. Jumlah Pelaku usaha jasa yang bersertifikat

Keberhasilan Capaian Indikator = (Capaian PUB/Target Output PUB) x 100

Capaian Keberhasilan

dihitung berdasarkan realisasi jumlah output pelaku usaha yang bersertifikat dibagi dengan target output kemudian dikalikan 100

Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi

03. Jumlah

Pembinaan/bimbingan teknis di bidang

kelembagaan dan pelaku usaha

Keberhasilan Capaian Indikator =

(Capaian Output Bimtek/Target Output) x 100

Capaian Keberhasilan

dihitung berdasarkan jumlah output bimtek yang tercapai

Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi

(23)

23

KEGIATAN SASARAN INDIKATOR FORMULA PENJELASAN BIDANG

PENANGGUNGJAWAB

1 2 3 4 5 6

dibagi dengan target output kemudian dikalikan 100

04. Jumlah penyusunan rekomendasi peraturan terkait kebijakan usaha perdagangan

Keberhasilan Capaian Indikator =

(Capaian output rekomendasi/target output) x 100

Capaian Keberhasilan dihitung berdasarkan jumlah output rekomendasi peraturan yang tercapai dibagi dengan target output kemudian dikalikan 100

Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi

05. Jumlah daerah yang kebijakan terkait bina usaha dan pelaku distrubsi disinkronisasi dengan pemerintah pusat

Keberhasilan Capaian Indikator =

(Capaian Jumlah Daerah/Target Output) x 100

Capaian Keberhasilan dihitung berdasarkan jumlah output daerah yang terintegrasi kebijakannya yang tercapai dibagi dengan target output kemudian dikalikan 100

Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi

(24)

24

KEGIATAN SASARAN INDIKATOR FORMULA PENJELASAN BIDANG

PENANGGUNGJAWAB

1 2 3 4 5 6

06. Jumlah prosedur perizinan terkait bina usaha perdagangan yang disederhanakan dan waktu perizinan usaha perdagangan

Keberhasilan Capaian Indikator =

(Capaian Perijinan/Output Perijinan) x 100

Capaian Keberhasilan dihitung berdasarkan jumlah output perijinan yang disimplifikasikan dibagi dengan target output kemudian dikalikan 100

Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi

(25)

25

INDIKATOR KINERJA UTAMA

DIREKTORAT PENGGUNAAN DAN PEMASARAN PRODUK DALAM NEGERI

TUJUAN SASARAN INDIKATOR FORMULA PENJELASAN BIDANG

PENANGGUNGJAWAB

1 2 3 4 5 6

Peningkatan Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri 01. Meningkatnya kreatifitas, kapasitas dan kompetensi pelaku usaha perdagangan serta penggunaan produk dalam negeri

01. Jumlah Pelaku usaha Binaan yang meningkat omzetnya

Keberhasilan Capaian Indikator = (Capaian PMKM/Target Output) x 100

Capaian Keberhasilan

dihitung berdasarkan jumlah output pelaku usaha binaan yang meningkat omsetnya dibagi dengan target output yang kemudian dikalikan 100 Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri

02. Jumlah pelaku usaha perdagangan yang memiliki kemitraan

Keberhasilan Capaian Indikator= (Capaian PMKM/Target Output) x 100

Capaian Keberhasilan

dihitung berdasarkan jumlah output yang tercapai dibagi dengan target output kemudian dikalikan 100 Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri 03. Jumlah Bantuan Sarana Perdagangan termasuk di wilayah perbatasan

Keberhasilan Capaian Indikatorn = (Capaian Bantuan / Target Output) x 100

Capaian Keberhasilan

dihitung berdasarkan jumlah output yang tercapai dibagi

Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri

(26)

26

TUJUAN SASARAN INDIKATOR FORMULA PENJELASAN BIDANG

PENANGGUNGJAWAB dengan target

output kemudian dikalikan 100

04. Jumlah PMKM mitra binaan yang difasilitasi

PMKM yang difasilitasi =

(Capaian Output PMKM/Output Target) x 100

Capaian Keberhasilan

dihitung berdasarkan jumlah output yang tercapai dibagi dengan target output kemudian dikalikan 100 Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri 02. Promosi makanan dan minuman nusantara 02. Promosi makanan dan minuman nusantara

05. Jumlah pelaku usaha yang mendapatkan fasilitas akses pasar

Keberhasilan Capaian Indikator =

(Capaian Pelaku Usaha / Target Output) x 100

Capaian Keberhasilan

dihitung berdasarkan jumlah realisasi output pelaku usaha yang mendapatkan akses pasar dibagi dengan target output kemudian dikalikan 100 Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri

(27)

27

INDIKATOR KINERJA UTAMA

DEKONSENTRASI PERDAGANGAN DALAM NEGERI (DITJEN PDN)

TUJUAN SASARAN INDIKATOR FORMULA PENJELASAN BIDANG

PENANGGUNGJAWAB

1 2 3 4 5 6

Pengembangan perdagangan Dalam Negeri Daerah

01. Meningkatkanya dukungan daerah, dalam rangka pencapaian sasaran prioritas nasional/bidang perdagangan dalam negeri

01. Jumlah data dan informasi Perdagangan Dalam Negeri

Keberhasilan Capaian Indikator =

(Realisasi Jumlah data dan Informasi / Target Output) x 100 Capaian Keberhasilan dihitung berdasarkan jumlah output yang tercapai dibagi dengan target output kemudian dikalikan 100 Sekretariat Ditjen PDN 02. Fasilitasi Pemasaran Produk Unggulan Daerah

Keberhasilan Capaian Indikator =

(Realisasi Kegiatan Pameran / Target Output) x 100

Capaian Keberhasilan dihitung berdasarkan jumlah output kegitan pameran yang dilaksanakan dibagi dengan target output kemudian dikalikan 100 Sekretariat Ditjen PDN

(28)

28

TUJUAN SASARAN INDIKATOR FORMULA PENJELASAN BIDANG

PENANGGUNGJAWAB

1 2 3 4 5 6

03. Fasilitasi Pasar Murah

Keberhasilan Capaian Indikator =

(Realisasi Kegiatan Pasar Murah/ Target Output) x 100

Capaian Keberhasilan dihitung berdasarkan jumlah output kegiatan pasar murah yang dilaksanakan dibagi dengan target output kemudian dikalikan 100 Sekretariat Ditjen PDN 04. Informasi Penggunaan dan ketersediaan produk dalam negeri di wilayah perbatasan darat

Keberhasilan Capaian Indikator =

(Realisasi Informasi di perbatasan/ target output) x 100

Capaian Keberhasilan dihitung berdasarkan jumlah output yang tercapai dibagi dengan target output kemudian dikalikan 100 Sekretariat Ditjen PDN 05. Administrasi Penunjang Kegiatan

Keberhasilan Capaian Indikator =

(Realisasi Administrasi di Daeraj/Target Output) x 100

Capaian Keberhasilan dihitung berdasarkan jumlah output yang tercapai Sekretariat Ditjen PDN

(29)

29

TUJUAN SASARAN INDIKATOR FORMULA PENJELASAN BIDANG

PENANGGUNGJAWAB 1 2 3 4 5 6 dibagi dengan target output kemudian dikalikan 100

Referensi

Dokumen terkait

Windows domain user dapat masuk ke PC, Windows domain user bisa mengubah password mereka, dengan menekan Ctrl-Alt-Delete, dll , Drive M: muncul dan akses benar, Roaming profil

20.1 Peserta yang memasukkan Data Kualifikasi dapat menyampaikan sanggahan secara elektronik melalui aplikasi SPSE atas penetapan hasil kualifikasi kepada

Dalam tugas akhir ini akan digunakan metode ARIMA untuk memperoleh model peramalan pemakaian air bersih di Kabupaten Bangkalan, sehingga dapat memberikan informasi tambahan

Jenis penelitian ini adalah penelitian case control atau penelitian kasus- kontrol yaitu penelitian observasional untuk menilai hubungan kausal antara paparan dan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang berkaitan dengan Standar Pengelolaan adalah permen No 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh

Pencatatan proses penilaian yang terdapat di instansi berawal dari guru mata pelajaran yang dapat langsung input nilai-nilai siswa untuk disimpan kedatabase

Berdasarkan pemaparan di atas, dibutuhkan pembuktian lebih lanjut dengan melakukan eksperimen mengenai ³ Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Penyebaran kuesioner pada sampel yang telah ditentukan (konsumen yang pernah melakukan pembelian produk/barang melalui situs jual beli tokopedia.com), kemudian