• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Pendataan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Potensi dan Sumber Keseajhteraan Sosial (PSKS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Panduan Pendataan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Potensi dan Sumber Keseajhteraan Sosial (PSKS)"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Panduan Pendataan

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

(PMKS)

Potensi dan Sumber Keseajhteraan Sosial

(PSKS)

Departemen Sosial Republik Indonesia

Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial 2007

(3)

Kata Pengantar...

Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan data Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) telah diakui sebagai gerak dasar pembangunan bidang kesejahteraan sosial. Kedua jenis data ini menjadi dasar bagi proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program pelayanan sosial. Akan tetapi, untuk memperoleh data yang valid dan akurat maka diperlukan metodologi dan instrumen yang benar-benar mampu mengukur jenis PMKS dan PSKS berdasarkan konsep dan indikatornya.

Instrumen pendataan PMKS dan PSKS perlu disusun sedemikian rupa dengan melibatkan setiap komponen yang terkait dengan pelayanan kesejahteraan sosial. Upaya tersebut telah dirintis oleh Pusdatin Kesos melalui kegiatan standarisasi instrumen pendataan PMKS dan PSKS, dengan tahapan penyusunan draft, ujicoba hingga penyusunan instrumen standar. Salah satu hasil dari kegiatan ini adalah adanya perbaikan jumlah jenis PMKS dengan cara menggabungkan beberapa PMKS yang sejenis, misalnya anak cacat, penyandang cacat dan penyandang cacat eks penyakit kronis. Selain itu anak korban tindak kekerasan, wanita korban tindak kekerasan, dan lanjut usia korban tindak kekerasan digabung nomenklaturnya menjadi Korban Tindak Kekerasan. Perubahan terjadi pula pada beberapa nomenklatur PMKS dan penghapusan satu jenis PMKS, yakni masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana.

Buku Panduan Pendataan ini merupakan upaya optimal yang sudah dicapai dan hasilnya dapat digunakan oleh semua pihak yang berkepentingan dengan pendataan PMKS dan PSKS. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diterbitkannya buku Panduan Pendataan ini.

Jakarta, November 2007 Kepala

Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial

(4)

Daftar Isi ...

Kata Pengantar________________________________________________________ i Daftar Isi_____________________________________________________________ ii Bab I Pendahuluan_________________________________________________ 1 A. Latar Belakang____________________________________________ 1 B. Maksud dan Tujuan________________________________________ 1 C. Cakupan Data____________________________________________ 1 Bab II Tata Cara Pendatan __________________________________________ 3 A. Tugas dan Kewajiban Pendata_______________________________ 3 B. Tugas dan Kewajiban Pengawas______________________________ 3 C. Metode Pengumpulan Data __________________________________ 3 D. Etika Bertamu dan Wawancara_______________________________ 4 E. Tata Tertib dan Tata Cara Pengisian Instrumen__________________ 5 Bab III Definisi Umum_______________________________________________ 7 A. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial _____________________ 7 B. Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial______________________ 10 Bab IV Pengisian Formulir A__________________________________________ 12 Bab V Pengisian Formulir B__________________________________________ 23 Bab VI Pengisian Formulir C__________________________________________ 24 Lampiran :

Formulir A____________________________________________________________ 30 Formulir B____________________________________________________________ 30 Formulir C____________________________________________________________ 30

(5)

Glosarium

ABT - Anak Balita Terlantar AT - Anak Terlantar

AN - Anak Nakal AJ - Anak Jalanan

WRSE - Wanita Rawan Sosial Ekonomi KTK - Korban Tindak Kekerasan LUT - Lanjut Usia Terlantar PACA - Penyandang Cacat TS - Tuna Susila

PGMS - Pengemis GLDNG - Gelandangan

BWBLK - Bekas Warga Binaan Lembaga Kemasyarakatan NAPZA - Korban Penyalahgunaan Napza

KFM - Keluarga Fakir Miskin

RTLH - Keluarga yang Tinggal di Rumah Tak Layak Huni KBSP - Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis

KAT - Komunitas Adat Terpencil KBA - Korban Bencana Alam KBS - Korban Bencana Sosial

PM - Pekerja Migran Bermasalah Sosial ODHA - Orang dengan HIV/AIDS KLGRTN - Keluarga Rentan PSM - Pekerja Sosial Masyarakat ORSOS - Organisasi Sosial KT - Karang Taruna

WKSBM - Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat DU-UKS - Dunia Usaha yang melakukan UKS

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan di Indonesia yang dilaksanakan secara berkesinambungan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia secara adil dan merata. Hasil dari pembangunan yang dilaksanakan secara bertahap diharapkan dapat mengurangi kesenjangan yang ada di masyarakat baik sosial, ekonomi maupun budaya.

Pembangunan yang terencana, terarah dan berkelanjutan dengan baik memerlukan data dan informasi yang akurat serta dapat dipertanggung jawabkan. Sebagai langkah awal, Departemen Sosial RI yang berwenang dalam penanggulangan permasalahan kesejahteraan sosial memerlukan data dan informasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), serta Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS). Selanjutnya Buku Panduan ini memuat keterangan pendataan untuk PMKS dan PSKS dengan pendekatan keluarga dan lembaga.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud Pendataan

Untuk memperoleh gambaran secara umum tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS). Tujuan Pendataan

1. Memperoleh jumlah PMKS dan PSKS.

2. Menjadi bahan masukan serta pertimbangan pimpinan untuk perencanaan dan kebijakan dalam pengambilan keputusan.

C. Cakupan Data

1. DATA PMKS

a. Anak Balita Terlantar b. Anak Terlantar c. Anak Nakal d. Anak Jalanan

e. Wanita Rawan Sosial Ekonomi f. Korban Tindak Kekerasan g. Lanjut Usia Terlantar h. Penyandang Cacat i. Tuna Susila j. Pengemis k. Gelandangan

(7)

m. Korban Penyalahgunaan Napza n. Keluarga Fakir Miskin

o. Keluarga yang Tinggal di Rumah Tak Layak Huni p. Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis

q. Komunitas Adat Terpencil r. Korban Bencana Alam s. Korban Bencana Sosial

t. Pekerja Migran Bermasalah Sosial u. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) v. Keluarga Rentan

2. DATA PSKS

a. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) b. Organisasi Sosial (Orsos)

c. Karang Taruna (KT)

d. Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKSBM) e. Dunia Usaha yang melakukan UKS

(8)

BAB II

TATA CARA PENDATAAN

A. Tugas dan Kewajiban Pendata

1. Mengikuti pelatihan petugas Pendata. 2. Mengenali lokasi dan daerah tugasnya.

3. Melakukan pendataan pada daerah tugasnya dengan formulir yang telah ditentukan dan menyerahkan hasilnya kepada pengawas.

4. Mengikuti petunjuk dan arahan dari pengawas.

5. Mengoreksi dan menandatangani formulir sebelum diserahkan kepada Pengawas.

B. Tugas dan Kewajiban Pengawas

1. Mengikuti pelatihan petugas pengawas pendataan. 2. Membuat jadual kegiatan pelaksanaan pendataan.

3. Bersama dengan petugas pendata mengenali dan memeriksa daerah yang akan didata.

4. Mendistribusikan dan mengumpulkan dokumen yang diperlukan.

5. Melakukan Quality Control dengan cara memeriksa kebenaran pengisian formulir yang digunakan, terutama konsistensi atau kelengkapannya. Bila isian tidak lengkap, tidak konsisten, dan tidak wajar formulir dikembalikan kepada Petugas pendata untuk dilengkapi atau diperbaiki.

6. Membantu menyelesaikan masalah-masalah yang ditemui oleh petugas pendata. 7. Menyerahkan formulir yang telah ditandatangani oleh pengawas kepada koordinator

sebagai bukti telah diisi dengan benar dan lengkap. C. Metode Pengumpulan Data

Pendataan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dilakukan dengan metode survei dan sensus, sedangkan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) dilakukan dengan metode sensus di seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia. Pengumpulan data PMKS dan PSKS dilakukan dengan :

a. Pendekatan Keluarga untuk 8 jenis PMKS – Formulir A, yaitu :

1. Anak Balita Terlantar 2. Anak Terlantar

3. Wanita Rawan Sosial Ekonomi 4. Lanjut Usia Terlantar

5. Penyandang Cacat 6. Keluarga Fakir Miskin

7. Keluarga yang Tinggal di Rumah Tak Layak Huni 8. Keluarga Rentan

b. Pendekatan Kelembagaan untuk 14 jenis PMKS – Formulir B, yaitu :

1. Anak Nakal 2. Anak Jalanan

(9)

4. Tuna Susila 5. Pengemis 6. Gelandangan

7. Bekas Warga Binaan Lembaga Kemasyarakatan (BWBLK) 8. Korban Penyalahgunaan Napza

9. Komunitas Adat Terpencil

10. Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis 11. Korban Bencana Alam

12. Korban Bencana Sosial

13. Pekerja Migran Bermasalah Sosial 14. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA)

c. Kelembagaan untuk 6 jenis PSKS – Formulir C, yaitu :

1. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) 2. Organisasi Sosial (Orsos)

3. Karang Taruna (KT)

4. Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKSBM) 5. Dunia Usaha yang melakukan UKS

6. Keperintisan dan Kepahlawanan

Pengumpulan data untuk 8 jenis PMKS yang melalui pendekatan keluarga dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

1. Membagi habis wilayah pendataan per desa/kelurahan kepada semua petugas pendata.

2. Melakukan identifikasi nama dan jumlah keluarga pada masing-masing Rukun Tetangga (RT) untuk menghindari responden ganda atau responden tidak terdata. 3. Pendataan keluarga dilakukan secara ”rumah ke rumah” dengan sasaran responden

kepala keluarga atau yang mewakili.

Pengumpulan data untuk 14 jenis PMKS dan 6 jenis PSKS yang melalui pendekatan kelembagaan, dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Melakukan pendekatan dengan Dinas/Instansi Sosial, instansi terkait setempat untuk memperoleh informasi awal mengenai jumlah dan lokasi keberadaan lembaga terkait yang ada di desa/kelurahan wilayah tugas pendata.

2. Setelah diperoleh informasi awal, petugas melakukan Pendataan secara langsung terhadap PSKS terkait.

D. Etika Bertamu dan Wawancara

Pengumpulan data dilakukan dengan mengunjungi keluarga/lembaga dan mengadakan wawancara dengan pimpinan/anggota keluarga/lembaga sesuai dengan pedoman yang diberikan dalam buku ini. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal perhatikan tata cara berwawancara berikut :

1. Atur waktu kunjungan ke responden, sehingga responden tidak terganggu dan siap untuk melakukan wawancara.

2. Dalam melakukan wawancara petugas pendata tidak diperkenankan didampingi oleh siapapun kecuali Pengawas/Koordinasi Pendataan

(10)

3. Pada saat akan memasuki rumah responden untuk wawancara, lakukan dengan sopan seperti ucapkan salam, mengetuk pintu atau cara lain yang biasa berlaku. Selanjutnya lakukan rangkaian wawancara dengan ramah dan menggunakan tata bahasa yang jelas.

4. Wawancara dimulai dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud kedatangan saudara, tunjukkan kartu/tanda pengenal petugas pendata.

5. Sebelum mulai mengajukan pertanyaan, jelaskan tujuan pendataan diadakan dan berikan keyakinan bahwa keterangan yang diberikan akan dirahasiakan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik.

6. Perhatikan komunikasi dengan responden agar ia tidak merasa segan untuk memberi jawaban yang tepat dan benar. Bila responden tidak dapat berbahasa Indonesia, gunakan bahasa yang dikuasai oleh responden, sepanjang tidak mengubah arti pertanyaan.

7. Dalam melakukan pendataan, petugas pendata akan menemui berbagai sikap responden. Gunakan kecakapan, kesabaran, dan keramahan agar wawancara berhasil. Jika responden membelokkan percakapan ke hal-hal yang menyimpang dari tujuan pendataan, kembalikanlah pembicaraan secara bijaksana ke arah form isian.

8. Bila responden tetap menolak untuk memberikan jawaban, laporkan kepada pengawas/koordinator pendata.

9. Jangan memberikan tanggapan/kesan yang tidak baik terhadap jawaban yang diberikan. Harus mampu bersikap tenang dalam menghadapi suasana yang tidak diinginkan dan sabar dalam menghadapi rasa ingin tahu mereka dan dapat menjawab segala pertanyaan dengan tenang.

10. Setelah selesai melakukan pendataan jangan lupa ucapkan terima kasih atas bantuan responden. Katakan kepada responden bahwa mungkin petugas akan datang lagi bila ada keterangan yang masih diperlukan, dan lanjutkan kunjungan ke keluarga lainnya.

11. Kunjungan ulang dapat dilakukan bila pada kunjungan pertama keterangan yang tidak semua didapat, atau mungkin atas perintah pengawas/koordinator pendata.

E. Tata Tertib dan Tata Cara Pengisian Instrumen 1. Tata Tertib Pengisian Instrumen

Untuk mendapatkan data yang akurat, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

a. Kuasai konsep, definisi, maksud, dan tujuan survei atau sensus;

b. Isilah formulir dengan pensil hitam sejelas-jelasnya agar mudah dibaca dan pada tempat yang disediakan, dan teliti kembali formulir serta perbaiki bila terdapat kesalahan pengisian sebelum diserahkan ke pengawas/koordinator pendata; c. Taati tata cara pengisian formulir sesuai dengan aturan yang ada pada setiap

(11)

2. Tata Cara Pengisian Formulir

Dalam pengisian formulir, perlu diperhatikan jenis aturan pengisian yang masing-masing berlaku untuk rincian atau pertanyaan tertentu. Pada dasarnya, cara pengisian rincian atau pertanyaan dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Menuliskan nama/keterangan di tempat yang tersedia kemudian membubuhkan kode yang bertalian dengan nama / keterangan yang dimaksud pada kotak yang tersedia;

b. Memberi tanda silang (X) kode jawaban, kemudian menuliskan ke kotak yang tersedia;

(12)

BAB III

DEFINISI UMUM

Definisi umum yang berkaitan dengan pelaksanaan pendataan PMKS dan PSKS adalah sebagai berikut :

Desa

Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat, termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah dan langsung di bawah camat, serta berhak menyelenggarakan keluarganya sendiri dalam ikatan negara kesatuan Republik Indonesia

(Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa). Kepala desa dipilih

oleh rakyat desa tersebut.

Kelurahan

Kelurahan adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk, yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah dan langsung di bawah camat, dan tidak berhak menyelenggarakan keluarganya sendiri dalam ikatan negara Kesatuan Republik Indonesia

(Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 Tentang Pemerintahan Desa). Kepala Kelurahan

(Lurah) adalah pegawai negeri dan tidak dipilih oleh rakyat.

A. Definisi Umum Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah seseorang, keluarga atau kelompok masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan, atau gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya, sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani, dan sosial) secara memadai dan wajar. Hambatan, kesulitan dan gangguan tersebut dapat berupa kemiskinan, keterlantaran, kecacatan, ketunaan sosial, keterbelakangan, keterasingan dan perubahan lingkungan (secara mendadak) yang kurang mendukung, seperti terjadinya bencana.

Saat ini terdapat 22 jenis PMKS, sebagai berikut :

1. Anak Balita Terlantar, adalah anak yang berusia 0-4 tahun karena sebab

tertentu, orang tuanya tidak dapat melakukan kewajibannya (karena beberapa kemungkinan : miskin/tidak mampu, salah seorang sakit, salah seorang/kedua-duanya, meninggal, anak balita sakit) sehingga terganggu kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangannya baik secara jasmani, rohani dan sosial. 2. Anak Terlantar, adalah anak berusia 5-18 tahun yang karena sebab tertentu,

orang tuanya tidak dapat melakukan kewajibannya (karena beberapa kemungkinan seperti miskin atau tidak mampu, salah seorang dari orangtuanya atau kedua-duanya sakit, salah seorang atau kedua-duanya meninggal, keluarga tidak harmonis, tidak ada pengasuh/pengampu) sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhan dasarnya dengan wajar baik secara jasmani, rohani dan sosial.

(13)

3. Anak Nakal, adalah anak yang berusia 5-18 tahun yang berperilaku menyimpang

dari norma dan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat, lingkungannya sehingga merugikan dirinya, keluarganya dan orang lain, serta mengganggu ketertiban umum, akan tetapi karena usia belum dapat dituntut secara hukum. 4. Anak Jalanan, adalah anak yang berusia 5-18 tahun yang menghabiskan

sebagian besar waktunya untuk mencari nafkah dan berkeliaran di jalanan maupun tempat-tempat umum.

5. Wanita Rawan Sosial Ekonomi, adalah seorang wanita dewasa berusia 19-59

tahun belum menikah atau janda dan tidak mempunyai penghasilan cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.

6. Korban Tindak Kekerasan, adalah seseorang yang terancam secara fisik atau

nonfisik (psikologis) karena tindak kekerasan, diperlakukan salah atau tidak semestinya dalam lingkungan keluarga atau lingkungan sosial terdekatnya. Dalam hal ini termasuk Anak, Wanita dan Lanjut Usia Korban Tindak Kekerasan. 7. Lanjut Usia Terlantar, adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih,

karena faktor-faktor tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya baik secara jasmani, rohani maupun sosial.

8. Penyandang Cacat, adalah setiap orang yag mempunyai kelainan fisik atau

mental yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan bagi dirinya untuk melakukan fungsi-fungsi jasmani, rohani maupun sosialnya secara layak, yang terdiri dari penyandang cacat fisik, penyandang cacat mental dan penyandang cacat fisik dan penyandang cacat mental. Dalam hal ini termasuk Anak cacat, Penyandang cacat dan Penyandang cacat eks penyakit kronis. 9. Tuna Susila, adalah seseorang yang melakukan hubungan seksual dangan

sesama atau lawan jenis secara berulang-ulang dan bergantian diluar perkawinan yang sah dengan tujuan mendapatkan imbalan uang, materi atau jasa.

10. Pengemis, adalah orang-orang yang mendapat penghasilan meminta-minta di

tempat umum dengan berbagai cara dengan alasan untuk mengharapkan belas kasihan orang lain.

11. Gelandangan, adalah orang-orang yang hidup dalam keadaan yang tidak sesuai

dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat, serta tidak mempunyai pencaharian dan tempat tinggal yang tetap serta mengembara di tempat umum.

12. Bekas Warga Binaan Lembaga Kemasyarakatan (BWBLK), adalah seseorang

yang telah selesai atau dalam 3 bulan segera mengakhiri masa hukuman atau masa pidananya sesuai dengan keputusan pengadilan dan mengalami hambatan untuk menyesuaikan diri kembali dalam kehidupan masyarakat, sehingga

(14)

mendapat kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan atau melaksanakan kehidupannya secara normal.

13. Korban Penyalahgunaan NAPZA, adalah seseorang yang menggunakan

narkotika, psikotropika dan zat-zat adiktif lainnya termasuk minuman keras diluar tujuan pengobatan atau tanpa sepengetahuan dokter yang berwenang.

14. Keluarga Fakir Miskin, adalah seseorang atau kepala keluarga yang sama

sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan atau tidak mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok atau orang yang mempunyai sumber mata pencaharian akan tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok keluarga yang layak bagi kemanusiaan.

15. Keluarga Berumah Tak Layak Huni, adalah keluarga yang kondisi perumahan

dan lingkungannya tidak memenuhi persyaratan yang layak untuk tempat tinggal baik secara fisik, kesehatan maupun sosial.

16. Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis, adalah keluarga yang hubungan antar

anggota keluarganya terutama antara suami -istri kurang serasi, sehingga tugas-tugas dan fungsi keluarga tidak dapat berjalan dengan wajar.

17. Komunitas Adat Terpencil, adalah kelompok orang atau masyarakat yang

hidup dalam kesatuan – kesatuan sosial kecil yang bersifat lokal dan terpencil, dan masih sangat terikat pada sumber daya alam dan habitatnya secara sosial budaya terasing dan terbelakang dibanding dengan masyarakat Indonesia pada umumnya, sehingga memerlukan pemberdayaan dalam menghadapi perubahan lingkungan dalam arti luas.

18. Korban Bencana Alam, adalah perorangan, keluarga atau kelompok

masyarakat yang menderita baik secara fisik, mental maupun sosial ekonomi sebagai akibat dari terjadinya bencana alam yang menyebabkan mereka mengalami hambatan dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Termasuk dalam korban bencana alam adalah korban bencana gempa bumi tektonik, letusan gunung berapi, tanah longsor, banjir, gelombang pasang atau

tsunami, angin kencang, kekeringan, dan kebakaran hutan atau lahan, kebakaran

permukiman, kecelakaan pesawat terbang, kereta api, perahu dan musibah industri (kecelakaan kerja).

19. Korban Bencana Sosial atau Pengungsi, adalah perorangan, keluarga atau

kelompok masyarakat yang menderita baik secara fisik, mental maupun sosial ekonomi sebagai akibat dari terjadinya bencana sosial kerusuhan yang menyebabkan mereka mengalami hambatan dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.

20. Pekerja Migran Bermasalah Sosial, adalah seseorang yang bekerja di luar

tempat asalnya dan menetap sementara di tempat tersebut dan mengalami permasalahan sosial sehingga menjadi terlantar.

(15)

21. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA), adalah seseorang yang dengan rekomendasi

profesional (dokter) atau petugas laboratorium terbukti tertular virus HIV sehingga mengalami sindrom penurunan daya tahan tubuh (AIDS) dan hidup terlantar. 22. Keluarga Rentan, adalah keluarga muda yang baru menikah (sampai dengan

lima tahun usia pernikahan) yang mengalami masalah sosial dan ekonomi (berpenghasilan sekitar 10% di atas garis kemiskinan) sehingga kurang mampu memenuhi kebutuhan dasar keluarga.

B. Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)

Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) adalah potensi dan sumber yang ada pada manusia, alam dan institusi sosial yang dapat digunakan untuk usaha kesejahteraan sosial.

Selanjutnya Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial meliputi : 1. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

Adalah warga masyarakat yang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial serta didorong oleh rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial secara sukarela mengabdi di bidang Kesejahteraan Sosial.

2. Organisasi Sosial

Adalah suatu perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam melaksanakan Usaha Kesejahteraan Sosial

3. Karang Taruna

Adalah Organisasi Sosial Kepemudaan, wadah pengembangan generasi muda, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggungjawab sosial dari, oleh, dan untuk masyarakat khususnya generasi muda di wilayah desa/kelurahan atau komunitas sosial sederajat, yang bergerak di bidang kesejahteraan sosial dan secara organisasi berdiri sendiri.

4. Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKSBM)

Adalah sistem kerja sama antar keperangkatan pelayanan sosial di akar rumput yang terdiri atas usaha kelompok, lembaga maupun jaringan pendukungnya. Wahana ini berupa jejaring kerja dari pada kelembagaan sosial komunitas lokal, baik yang tumbuh melalui proses alamiah dan tradisional maupun lembaga yang sengaja dibentuk dan dikembangkan oleh masyarakat pada tingkat lokal, sehingga dapat menumbuh kembangkan sinergi lokal dalam pelaksanaan tugas di bidang Usaha Kesejahteraan Sosial.

5. Dunia Usaha yang Melakukan UKS

Adalah organisasi komersial seluruh lingkungan industri dan produksi barang/jasa termasuk BUMN dan BUMD serta atau wirausahawan beserta jaringannya yang dapat melaksanakan tanggung jawab sosialnya.

(16)

6. Keperintisan dan Kepahlawanan

Perintis Kemerdekaan adalah mereka yang telah berjuang mengantarkan Bangsa Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan, diakui dan disahkan sebagai Perintis Kemerdekaan. Janda/Duda Perintis Kemerdekaan adalah istri atau suami yang ditinggal (meninggal dunia) oleh Perintis Kemerdekaan dan telah disahkan sebagai janda/duda Perintis Kemerdekaan. Keluarga Pahlawan adalah suami/istri (warakawuri) pahlawan, anak kandung, anak angkat yang diangkat berdasarkan perundang-undangan yang berlaku, Apabila Pahlawan yang bersangkutan belum/tidak berkeluarga maka yang menjadi keluarga adalah orang tuanya.

(17)

BAB IV

PENGISIAN FORMULIR A

Instrumen Formulir A ditujukan untuk memperoleh keterangan/informasi mengenai 8 jenis Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial melalui pendekatan keluarga. Tata cara pengisian formulir tersebut adalah sebagai berikut.:

BLOK I : Pengenalan Tempat

Blok ini bertujuan untuk mengetahui lokasi keluarga yang menjadi obyek pendataan.

Rincian 1 sd 4 : Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan

Tuliskan nama Provinsi, kabupaten/Kota, kecamatan, dan desa/kelurahan. Pada kolom Kabupaten/Kota dan Desa/Kelurahan, coret yang tidak sesuai.

Tulis kode untuk masing-masing rincian tersebut di dalam kotak yang tersedia (Data kode wilayah Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan terlampir).

Rincian 5 : Status Daerah

Beri tanda silang pada kode 1 jika daerah Perkotaan dan pada kode 2 jika daerah pedesaan, kemudian tulis kode tersebut di dalam kotak sebelah kanan yang tersedia. Perkotaan cirinya yaitu ; Pusat pemerintahan, pasar, puskesmas, bank/koperasi, sarana ibadah, sekolah, jalan dan listrik. Biasanya ibukota kecamatan.

Rincian 6: Geografis Daerah

Beri tanda silang pada kode 1 jika daerah Pantai dan pada kode 2 jika daerah bukan Pantai, kemudian tulis kode tersebut di dalam kotak sebelah kanan yang tersedia.

Rincian 7: RW/RT/DUSUN dll

Tuliskan nomor Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) dengan angka biasa masing-masing dua digit. Contoh untuk untuk responden yang tinggal di RT 01/RW XI maka ditulis RT = 01 dan RW = 11. Jika tidak ada RT dan RW wajib menuliskan nama RK, banjar, dusun, jorong, nagari, kampung, cantilan dan sejenis lainnya. Jika lebih dari satu nama tersebut diatas, diberi nomor urut mulai dari angka satu, misalnya Banjar 1, Banjar 2 dst.

Rincian 8 : Nomor Urut Keluarga

Tuliskan nomor urut keluarga, kemudian isikan pada kotak yang tersedia. Jika satu Bangunan Tempat Tinggal (BTT) lebih dari satu keluarga maka masing-masing diberikan nomor urut keluarga.

Keluarga adalah sekelompok orang yang terdiri dari suami-istri, atau suami istri dan anak, atau

ibu dan anak ,atau bapak dan anak, cucu dan kakek/nenek. Paman/bibi dan keponakan dan orang lain yang menjadi tanggung jawab kepala keluarga, termasuk keluarga tunggal.

Rincian Nomor 9 : Nama Kepala Keluarga

(18)

Kepala Keluarga adalah seorang dari salah satu anggota keluarga yang bertanggung jawab atas

kebutuhan sehari-hari atau orang yang ditunjuk/dianggap sebagai pemimpin dalam suatu keluarga.

Rincian Nomor 10 : Nama Responden

Tuliskan nama responden yang diwawancarai. Responden dapat seorang kepala keluarga seperti rincian nomor 9, tetapi dapat juga selain kepala keluarganya yang dianggap tahu dan dapat menjawab semua pertanyaan dalam formulir ini.

Rincian Nomor 11 : Jumlah Anggota Keluarga

Tuliskan jumlah anggota keluarga yang tinggal pada keluarga tersebut.

Anggota Keluarga adalah orang yang biasa sehari-hari bertempat tinggal dalam suatu keluarga

minimal selama 6 bulan atau sementara tidak ada karena sedang bepergian dalam kurun waktu kurang 6 bulan.

Rincian Nomor 12 : Alamat dan Nomor Telepon

Tuliskan alamat tempat tinggal keluarga, lengkap dengan nama jalan dan nomor rumah juga telepon keluarga jika ada. Rincian ini harus diisi sejelas-jelasnya untuk keperluan kunjungan ulang jika diperlukan.

BLOK II : Keterangan Petugas

Blok ini ditujukan untuk mengetahui identitas dari petugas pendata dan petugas pengawas pendataan. Dengan terisinya identitas pengawas diharapkan bahwa isian formulir ini telah melalui pemeriksaan dari petugas pengawas pendataan.

Rincian 1 s.d 3 : Nama Petugas Pendata, Tanggal Pendataan, dan Tanda tangan Petugas Pendata

Tuliskan nama lengkap petugas pendata yang melakukan pendataan, tanggal pada saat melakukan pendataan, serta bubuhkan tanda tangan petugas pendata pada kolom (2).

Rincian 1 s.d 3 :, Nama Pengawas, Tanggal Pemeriksaan dan Tanda Tangan Pengawas

Tuliskan nama lengkap petugas yang melakukan pengawasan, tanggal pemeriksaan formulir, dan bubuhkan tanda tangan petugas pengawas pada kolom (2).

BLOK III : Keterangan anggota Keluarga

Blok ini ditujukan untuk mengetahui keterangan dan kondisi anggota keluarga sebagai obyek pendataan, serta berpeluang menjaring 5 jenis PMKS yaitu :

1. Balita terlantar 2. Anak terlantar 3. Penyandang cacat

4. Wanita rawan sosial ekonomi 5. Lanjut usia terlantar

(19)

Setiap anggota keluarga dapat menyandang satu atau lebih jenis PMKS. Dalam melakukan wawancara perlu diperhatikan rambu-rambu pada setiap pertanyaan, sehingga untuk masing-masing anggota keluarga tidak perlu setiap pertanyaan ditanyakan, tergantung dari keterangan jenis kelamin dan usia masing-masing anggota keluarga. Tanyakan kepada anggota keluarga untuk kolom yang bersesuaian hingga selesai baru lanjutkan dengan anggota keluarga berikutnya.

Kolom (1) : Nomor Urut Anggota Keluarga

Tuliskan nomor urut anggota keluarga mulai dari nomor 1 dari kepala keluarga hingga nomor terakhir untuk anggota terakhir. Banyaknya baris yang terisi menunjukkan banyaknya jumlah anggota keluarga.

Kolom (2) : Nama Anggota Keluarga

Tuliskan secara lengkap nama setiap anggota keluarga urut mulai dari kepala keluarga, suami/istri, kakek/nenek, cucu, menantu, anggota keluarga lain, dan lainya.

Kolom (3) : Hubungan Dengan Kepala Keluarga

Isikan kode hubungan setiap anggota keluarga dengan kepala keluarga. Keterangan kode kolom 3 yang ada di lembar formulir.

Kolom (4) : Jenis Kelamin

Isikan kode 1 untuk anggota keluarga berjenis kelamin laki-laki dan isikan kode 2 untuk anggota keluarga berjenis kelamin perempuan.

Kolom (5) : Umur (tahun)

Isikan umur setiap anggota keluarga dalam satuan tahun. Umur dihitung dalam satuan tahun dengan pembulatan ke bawah atau umur pada waktu ulang tahun terakhir. Perhitungan umur didasarkan pada tahun masehi.

Contoh :

1. Jika umur anggota keluarga 18 tahun 11 bulan, dicatat 18 tahun 2. Jika umur anggota keluarga kurang dari 1 tahun, dicatat 0 tahun 3. Jika umur anggota keluarga 4 tahun 11 bulan, dicatat 4 tahun

Kolom (6) : Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan

Isikan kode sesuai dengan pendidikan terakhir yang ditamatkan anggota keluarga. Kode pendidikan ada di formulir kode kolom 6.

Contoh :

1. Seseorang yang pernah bersekolah di SD tetapi tidak berijazah maka yang bersangkutan belum / tidak tamat SD / sederajat (kode 1).

2. Seseorang yang pernah bersekolah di SLTP tetapi tidak berijazah maka yang bersangkutan tamat SD / sederajat (kode 2).

3. Seseorang yang pernah bersekolah di SLTA tetapi tidak berijazah maka yang bersangkutan tamat SLTP / sederajat (kode 3).

Kolom (7) : Status Perkawinan.

Tanyakan status perkawinan kepala keluarga dan isikan kodenya pada kotak tersedia. Kode 1 jika belum kawin, kode 2 jika sudah kawin, dan kode 3 jika kepala keluarga berstatus Janda/Duda

(20)

Kawin adalah seseorang yang mempunyai istri (bagi laki-laki) atau suami (bagi perempuan) pada

saat pendataan, baik tinggal bersama maupun terpisah, mencakup mereka yang kawin sah secara hukum maupun agama dan adat.

Janda/Duda adalah suami atau istri yang telah bercerai atau ditinggal mati oleh suami /istri dan

belum kawin lagi, sebaliknya tidak termasuk mereka yang hanya hidup terpisah tetapi masih berstatus kawin.

Kolom (8) : Status Pekerjaan Utama.

Isikan kode sesuai dengan status pekerjaan utama anggota keluarga seminggu yang lalu. Kode pekerjaan utama :

Kode 1 : Usaha sendiri.

Kode 2 : Usaha dengan buruh tetap/tidak tetap. Kode 3 : Buruh/karyawan /pegawai tetap. Kode 4 : Buruh pertanian tidak tetap Kode 5 : Buruh tidak tetap non pertanian. Kode 6 :Tidak bekerja

Status pekerjaan adalah jenis kedudukan seseorang dalam pekerjaan, meliputi;

Usaha sendiri : adalah bekerja atau berusaha dengan modal sendiri dan menanggung resiko

sendiri.

Contoh :

tukang becak, tukangkayu, tukang batu, tukang listrik, tukang pijat, tukang gali sumur, agen koran, tukang ojeg, pedagang yang berusaha sendiri, dokter / bidan yang buka praktek sendiri, calo tanah/ rumah dan lain sebagainya.

Mempunyai bidang usaha yang di bantu oleh buruh tidak tetap adalah bekerja dengan modal

sendiri dan atas resiko sendiri, dan menggunakan buruh/karyawan/pegawai tidak tetap.

Contoh :

usaha toko keluarga, nelayan dengan perahu sendiri

Buruh/Karyawan/Pegawai Tetap adalah buruh/karyawan/pegawai/PNS/anggota TNI/Polri yang

bekerja pada orang lain atau instansi/kantor/perusahaan.

Contoh :

PNS, TNI/POLRI

Buruh pertanian tidak tetap adalah seseorang yang bekerja atau pekerja atau karyawan

dengan sistem kontrak atau bagi hasil di industri pertanian.

Contoh :

(21)

Buruh tidak tetap non pertanian, adalah seseorang yang bekerja atau berusaha sebagai

pekerja atau karyawan dengan sistem kontrak atau bagi hasil di industri non pertanian.

Contoh :

Buruh pasir, buruh tambang, buruh bangunan, buruh pasar.

Tidak bekerja, adalah tidak melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kolom (9) : Ketrampilan Utama yang Dimiliki

Isikan kode sesuai dengan ketrampilan utama yang dimiliki oleh anggota keluarga. Ketrampilan yang dimaksud seperti : Menjahit, Kerajinan tangan, Sablon, Service alat elektronik,kesenian, Olahraga, montir/perbengkelan, bidang pertanian/perikanan, pertukangan, salon, pijat, dan lainnya.

BALITA TERLANTAR

Pertanyaan pada kolom (10) s.d kolom 13 ditujukan untuk mengetahui apakah anggota keluarga yang bersangkutan termasuk dalam kriteria sebagai balita terlantar:

Kolom (10) : Jika berumur 0 – 2 tahun, mendapat ASI/Susu ?

Isikan kode 1 jika selama 24 jam terakhir anggota keluarga mendapat ASI/Susu pengganti, dan isikan kode 2 jika sebaliknya tidak mendapat ASI/Susu.

Menyusui adalah jika puting susu ibu yang dihisap bayi mengeluarkan air susu yang diminum oleh bayi, walaupun hanya sedikit. Ibu yang menyusui dapat ibu kandung atau bukan. Jika bayi minum ASI melalui botol dikategorikan diberi ASI

Kolom (11) : Mendapat Imunisasi sesuai usianya ?

Isikan kode 1 jika anggota keluarga mendapat imunisasi sesuai usianya, dan isikan kode 2 jika tidak mendapat imunisasi sesuai usianya.

Imunisasi atau vaksinasi adalah memasukkan kuman atau racun penyakit tertentu yang sudah dilemahkan (vaksin) ke dalam tubuh dengan cara disuntik atau diminum (diteteskan ke mulut), dengan maksud agar terjadi kekebalan tubuh terhadap penyakit tersebut.

Kolom (12) : Memperoleh makanan 4 sehat seminggu yang lalu ?

Isikan kode 1 jika anggota keluarga mendapatkan makanan 4 sehat seminggu yang lalu, dan isikan kode 2 jika tidak mendapatkan makanan 4 sehat seminggu yang lalu.

Makanan 4 sehat meliputi : Karbohidrat (yang terkandung dalam nasi, roti dll), protein (yang terkandung dalam ikan, daging, telur dll), Vitamin (yang terkandung dalam sayur mayur, buah-buahan dll), dan mineral (yang terkandung dalam kacang-kacangan dll).

Kolom (13) : Jika sakit dirawat/diobati secara medis ?

Kolom (10) s.d (13) pertanyaan untuk anggota keluarga

(22)

Isikan kode 1 jika anak balita sakit dirawat/diobati secara medis (dokter,perawat, bidan dan menggunakan obat non tradisional) dan isikan kode 2 jika tidak mendapat perawatan/diobati secara medis.

ANAK TERLANTAR

Pertanyaan pada kolom (14) s.d (17) ditujukan untuk mengetahui apakah anggota keluarga yang bersangkutan termasuk dalam kriteria anak terlantar.

Kolom (14) : Mendapat imunisasi sesuai usianya ?

Isikan kode 1 jika anggota keluarga mendapat imunisasi sesuai usianya, dan isikan kode 2 jika tidak mendapat imunisasi sesuai usianya.

Kolom (15) : Memperoleh makanan sehat selama seminggu yang lalu ?

Isikan kode 1 jika anggota keluarga mendapat makanan 4 sehat meliputi : Karbohidrat (yang terkandung dalam nasi, roti dll), protein (yang terkandung dalam ikan, daging, telur dll), Vitamin (yang terkandung dalam sayur mayur, buah-buahan dll), dan mineral (yang terkandung dalam kacang-kacangan dll) selama seminggu yang lalu, dan isikan kode 2 jika tidak mendapatkan makanan 4 sehat seminggu yang lalu.

Kolom (16) : Mendapat pendidikan formal 9 tahun sesuai usianya ?

Isikan kode 1 jika anggota keluarga mendapat pendidikan formal dasar 9 tahun sesuai usianya, dan isikan kode 2 jika tidak mendapatkan pendidikan formal 9 tahun sesuai usianya.

Yang dimaksud dengan pendidikan formal dasar 9 tahun adalah pendidikan formal SD/sederajat sampai dengan SLTP/sederajat.

Kolom (17) : jika Sakit dirawat/diobati secara medis ?

Isikan kode 1 jika anggota keluarga (anak) sakit dirawat/diobati secara medis (dokter,perawat, bidan dan menggunakan obat non tradisional), dan isikan kode 2 jika tidak mendapat perawatan/diobati secara medis.

ANGGOTA KELUARGA YANG CACAT

Pertanyaan pada kolom (18) s.d (21) ditujukan untuk mengetahui apakah ada anggota keluarga yang cacat.

Kolom (18) cacat fisik (cacat tulang, lumpuh, putus/amputasi) ?

Isikan kode 1 jika anggota keluarga yang bersangkutan mengalami cacat fisik, dan isikan kode 2 jika tidak mengalami cacat fisik.

Cacat Fisik yang dimaksud pada kolom ini meliputi : a. Anggota tubuh tidak lengkap (putus/amputasi)

b. Cacat tulang, persendian, otot, tungkai, lengan, dan kaki. c. Mengalami kelumpuhan

Kolom (14) s.d (17) pertanyaan untuk anggota keluarga yang berumur 5-18 tahun

(23)

Kolom (19) : Cacat mental (prilaku tidak sesuai usianya) ?

Isikan kode 1 jika anggota keluarga yang bersangkutan mengalami cacat mental, dan isikan kode 2 jika tidak ada yang cacat mental.

Cacat mental pada kolom ini meliputi :

1. Memiliki IQ dibawah rata-rata (debil, embisil, idiot)

2. Anak usia sekolah (5 – 18 thn) tetapi memiliki perilaku seperti anak usia 2-3 tahun

3. Anak memiliki hambatan belajar, seperti sering tidak naik kelas atau dilaporkan oleh gurunya bahwa anak tersebut harus masuk sekolah luar biasa (SLB)

Kolom (20) : Apakah Cacat Mata (Buta, Light Perception, Low Vision) ?

Isikan kode 1 jika anggota keluarga yang bersangkutan mengalami cacat mata, dan isikan kode 2 jika tidak mengalami cacat mata.

Penderita cacat meliputi :

1. Buta Total adalah sama sekali tidak dapat melihat obyek yang ada dihadapannya

2. Light Perception adalah seseorang yang dapat membedakan terang dan gelap namun tidak dapat melihat objek di depannya.

3. Low Vision adalah apabila matanya masih mempunyai sisa penglihatan atau obyek yang dihadapannya terlihat samar-samar dan tidak dapat melihat jari-jari yang digerakkan dalam jarak satu meter.

Kolom (21) : Apakah Cacat Rungu Wicara

Isikan kode 1 jika anggota keluarga yang bersangkutan mengalami cacat rungu dan/atau wicara, dan isikan kode 2 jika tidak ada yang mengalami cacat rungu wicara.

Kolom (22) : Penyebab Kecacatan

Isikan kode sesuai dengan penyebab kecacatan. Kode Penyebab Kecacatan :

Kode 1 : Bawaan sejak lahir Kode 2 : Kecelakaan Kode 3 : Penyakit kronis Kode 4 : Penyakit bukan kronis Kode 5 : Keturunan

Kode 6 : Depresi/Stress Kode 7 : Umur

WANITA RAWAN SOSIAL EKONOMI

Pertanyaan pada kolom (23) ditujukan untuk mengetahui apakah anggota keluarga yang bersangkutan termasuk dalam kriteria sebagai wanita rawan sosial ekonomi

Kolom (23) pertanyaan untuk wanita berusia 19-59 tahun, belum menikah atau janda

(24)

Kolom (23) : Menjadi orang tua tunggal dengan anak yang masih menjadi tanggungannya ?

Isikan kode 1 jika anggota keluarga yang bersangkutan merupakan orang tua tunggal yang masih mempunyai anak yang menjadi tanggungannya, dan isikan kode 2 jika tidak.

LANJUT USIA TERLANTAR

Pertanyaan pada kolom (24) s.d kolom (26) ditujukan untuk mengetahui apakah anggota keluarga yang bersangkutan termasuk dalam kriteria sebagai lanjut usia terlantar.

Kolom (24) : Memperoleh makanan 4 sehat selama seminggu yang lalu ?

Isikan kode 1 jika anggota keluarga memperoleh makanan 4 sehat meliputi : Karbohidrat (yang terkandung dalam nasi, roti dll), protein (yang terkandung dalam ikan, daging, telur dll), Vitamin (yang terkandung dalam sayur mayur, buah-buahan dll), dan mineral (yang terkandung dalam kacang-kacangan dll) selama seminggu yang lalu, dan isikan kode 2 jika tidak.

Kolom (25) : Jika Sakit dirawat/diobati secara medis ?

Isikan kode 1 jika anggota keluarga dirawat/diobati secara medis (dokter,perawat, bidan dan menggunakan obat non tradisional), dan isikan kode 2 jika tidak diobati/dirawat secara medis.

Kolom (26) : Ada keluarga yang mau dan mampu untuk mengurusnya ?

Isikan kode 1 jika ada keluarga yang mau dan mampu mengurus anggota keluarga yang bersangkutan, dan isikan kode 2 jika sebaliknya.

Blok IV : Kondisi Kesejahteraan Keluarga

Blok ini ditujukan untuk mengetahui kondisi kesejahteraan keluarga sebagai obyek pendataan. Melalui proses pengolahan dari blok ini akan diperoleh 3 jenis PMKS yaitu:

1. Keluarga fakir miskin,

2. Keluarga berumah tak layak huni, 3. Keluarga rentan.

Setiap keluarga dapat menyandang satu atau lebih jenis PMKS.

Rincian 1: Status penguasaan bangunan tempat tinggal yang ditempati

Isikan pada kotak di sebelah kanan kode yang sesuai dengan status penguasaan bangunan tempat tinggal yang ditempati.

Kode Status penguasaan bangunan tempat tinggal : Kode 1 : Milik sendiri

Kode 2 : Kontrak atau sewa

Kolom (24) s.d (26) pertanyaan untuk anggota keluarga yang berumur 60 tahun keatas

(25)

Kode 4 : Milik dinas Kode 5 : Lainnya

Rincian 2 : Luas lantai bangunan tempat tinggal terluas

a. Isilah luas lantai bangunan (rumah) terluas dengan satuan meter persegi (m2)

b. Luas lantai bangunan tempat tinggal terluas per kapita adalah luas lantai bangunan dibagi dengan jumlah anggota keluarga. Isikan Kode 1 jika kurang dari 4 m2 isikan kode 2 jika 4 m2 atau lebih.

Rincian 3 : Jenis lantai bangunan tempat tinggal terluas

Isikan pada kotak di sebelah kanan kode yang sesuai dengan kondisi lantai bangunan tempat tinggal terluas

Kode Jenis Lantai Bangunan :

Kode 1 : kayu berkualitas tinggi/Semen/Keramik Kode 2 : kayu berkualitas rendah/Bambu, Kode 3 : tanah.

Rincian 4 : Jenis Atap Bangunan tempat tinggal terluas

Isikan pada kotak di sebelah kanan kode yang sesuai dengan kondisi atap bangunan tempat tinggal terluas

Kode Jenis Atap Bangunan tempat tinggal : Kode 1 : Beton

Kode 2 : Genteng Kode 3 : Sirap Kode 4 : Seng Kode 5 : Asbes Kode 6 : Ijuk / Rumbia Kode 7 : Lainnya

Rincian 5 : Jenis Dinding Bangunan Tempat Tinggal Terluas

Isikan pada kotak di sebelah kanan kode yang sesuai dengan kondisi dinding bangunan tempat tinggal terluas.

Kode Jenis Dinding Bangunan Tempat Tinggal Terluas : Kode 1 : Tembok/plester/kayu berkualitas tinggi,

Kode 2 : Tembok tanpa plester/kayu berkualitas rendah, Kode 3 : Bambu/rumbia

Kode 4 : Lainnya

Rincian 6 : Fasilitas kepemilikan tempat buang air besar (jamban/kakus)

Isikan pada kotak di sebelah kanan kode yang sesuai dengan kondisi fasilitas kepemilikan tempat buang air besar (jamban/kakus).

Kode Fasilitas kepemilikan tempat buang air besar (jamban/kakus) : Kode 1 : Milik Sendiri

Kode 2 : Milik Bersama Kode 3 : Umum

(26)

Rincian 7 : Kondisi tempat pembuangan akhir tinja

Isikan pada kotak di sebelah kanan kode yang sesuai dengan kondisi tempat pembuangan akhir tinja .

Kode Kondisi tempat pembuangan akhir tinja : Kode 1 : Tangki Septik (septic tank)

Kode 2 : Bukan tangki septik (septic tank).

Rincian 8 : Sumber air minum

Isikan pada kotak di sebelah kanan kode yang sesuai dengan kondisi sumber air minum yang dimiliki.

Kode Sumber air minum : Kode 1 : Air kemasan Kode 2 :Ledeng Kode 3 : Pompa

Kode 4 : Sumur terlindung Kode 5 : Sumur Tak terlindung Kode 6 : Mata air terlindungi kode 7 : Mata Air Tak terlindungi Kode 8 :Air sungai

kode 9 : Air hujan dan

kode 10 :jika berasal dari Lainnya.

Rincian 9 : Sumber penerangan utama

Isikan pada kotak sebelah kanan kode yang sesuai dengan sumber penerangan yang dimiliki. Kode Sumber penerangan utama :

Kode 1 : Listrik (PLN/non PLN) Kode 2 : Bukan listrik.

Rincian 10 : Kondisi tempat tersendiri untuk dapur

Isikan pada kotak sebelah kanan kode yang sesuai dengan kondisi apakah rumah memiliki tempat tersendiri untuk dapur

Kode Kondisi tempat tersendiri untuk dapur : Kode 1 : Tempat tersendiri untuk dapur Kode 2 : Tidak mempunyai tempat tersendiri.

Rincian 11 : Jenis bahan bakar untuk memasak sehari-hari

Isikan pada kotak sebelah kanan kode yang sesuai dengan kondisi bahan bakar yang digunakan untuk memasak sehari hari.

Kode Jenis bahan bakar untuk memasak sehari-hari : Kode 1 : Gas/listrik

Kode 2 : Minyak tanah kode 3 : kayu arang Kode 4 : Lainnya.

Rincian 12 : Apakah keluarga pernah menerima Usaha Menengah Kredit Mikro (UMKM) setahun yang lalu

(27)

Kode Apakah keluarga pernah menerima Usaha Menengah Kredit Mikro (UMKM) setahun yang lalu :

Kode 1 : Pernah Kode 2 : Tidak pernah

Rincian 13 : Lapangan Pekerjaan Utama Kepala Keluarga

Isikan pada kotak sebelah kanan jenis pekerjaan utama kepala keluarga yang sesuai. Kode jenis pekerjaannya adalah :

kode 1 : Pertanian padi dan palawija kode 8 : Konstruksi bangunan kode 2 : Perkebunan kode 9 : Perdagangan

kode 3 : Peternakan kode 10 : Transportasi dan Komunikasi kode 4 : Perikanan kode 11 : Persewaan

kode 5 : Pertambangan dan penggalian kode 12 : Jasa Kemasyarakatan kode 6 : Industri pengalengan kode 13 : Lainnya

kode 7 : Listrik, gas, dan air kode 14 : Tidak Bekerja

V. CATATAN

Untuk mencatat apabila ada kondisi responden diluar yang sudah ditetapkan dalam formulir pendataan.

Contoh Kasus - kasus yang mengganggu proses pendataan  Responden tidak mau di data

(28)

BAB V

PENGISIAN FORMULIR B

Formulir B ditujukan untuk memperoleh keterangan/informasi mengenai 16 jenis Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial melalui pendekatan lembaga terkait. Tata cara pengisian instrumen tersebut adalah sebagai berikut :

Blok I : Pengenalan Tempat dan Lembaga

Blok ini bertujuan untuk mengetahui identitas dan keberadaan lembaga yang akan menjadi obyek pencacahan.

Rincian 1 s.d. 4: Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Desa/ Kelurahan

Tuliskan nama Provinsi, kabupaten/Kota, kecamatan, dan Desa/Kelurahan. Coret kabupaten/Kota dan Desa/Kelurahan yang tidak sesuai. Tuliskan kode untuk masing-masing rincian tersebut di dalam kotak yang tersedia.

Rincian 5: Nama lengkap lembaga

Tuliskan nama lembaga responden atau sumber informasi.

Rincian 6: Alamat Lengkap Lembaga

Tuliskan alamat lengkap lembaga, berikut nama jalan, kode pos, telepon, dan nomor Fax. jika ada.

Rincian 7: Nama Responden

Tuliskan nama responden yang diwawancarai.

Rincian 8: Jabatan Responden

Tuliskan Jabatan dari responden yang diwawancarai

Blok II : Keterangan Petugas

Blok ini digunakan untuk mencatat keterangan pendataan dan pemeriksaan instrumen.

Rincian 1 s/d 3: Tuliskan tanggal pendataan, nama pendata dan tanda tangan.

Tuliskan tanggal pendataan, nama pendata dan tanda tangan petugas pendata.

Rincian 1 s/d 3: Tuliskan tanggal pemeriksaan, nama pengawas dan tanda tangan pengawas

Tuliskan tanggal pemeriksaan, nama pengawas dan tanda tangan pengawas untuk memastikan bahwa semua isian sudah benar.

Blok III : Keterangan PMKS

Isikan jenis Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

Pengisian blok ini disalin dari data yang ada pada lembaga terkait. Isikan nomor urut, nama, alamat, umur, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) pada kolom yang bersesuaian.

(29)

BAB VI

PENGISIAN FORMULIR C

Instrumen ini ditujukan untuk mendapatkan informasi tentang Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial di suatu daerah yang berguna untuk mengukur aras ketahanan sosial. Tata cara pengisian instrumen tersebut adalah sebagai berikut :

Blok I : Pengenalan Tempat

Blok ini bertujuan untuk mengetahui identitas dan keberadaan keluarga yang akan menjadi obyek pendataan.

Rincian 1 s.d.4: Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Desa/ Kelurahan

Tuliskan nama provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa/kelurahan. Coret kabupaten/kota dan desa/kelurahan yang tidak sesuai. Tuliskan kode untuk masing-masing rincian tersebut di dalam kotak yang tersedia.

Rincian 5: Status Daerah

Beri tanda silang kode 1 jika daerah perkotaan dan kode 2 jika daerah pedesaan, kemudian tuliskan kode tersebut di dalam kotak yang tersedia.

Rincian 6: Geografis Desa/ Kelurahan

Beri tanda silang kode 1 jika daerah pantai dan kode 2 jika daerah bukan pantai, kemudian tuliskan kode tersebut di dalam kotak yang tersedia.

Rincian 7: Nama Responden

Tuliskan nama responden dan lembaga yang diwakilinya.

Blok II: Keterangan Petugas

Blok ini ditujukan untuk mengetahui identitas petugas pendata dan petugas pengawas/pemeriksa.

Rincian 1 s.d. 3: Tanggal Pendataan,Nama Petugas Pendata dan Tanda Tangan Pendata

Tuliskan tanggal pendataan, nama lengkap petugas yang melakukan pencacahan dan bubuhkan tanda tangan petugas pendata pada baris (3).

Rincian 1 s.d. 3: Tanggal Pemeriksaan, Nama Pengawas dan Tanda Tangan Pengawas

Tuliskan tanggal pemeriksaan dokumen, nama lengkap petugas yang melakukan pengawasan dan bubuhkan tanda tangan petugas pengawas pada baris (3).

Blok III: Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

Blok ini ditujukan untuk memperoleh jumlah dan informasi lengkap tentang Pekerja Sosial Masyarakat (PSM).

(30)

Kolom (1) s.d kolom (5) : Nomor Urut, nama lengkap, Alamat, Jenis Kelamin, umur

Isikan nomor urut, nama lengkap, alamat, jenis kelamin, serta umur Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) pada masing-masing kolom yang bersesuaian.

Kolom (6): Pendidikan terakhir yang ditamatkan.

Isikan pendidikan tertinggi yang ditamatkan PSM sesuai dengan kode yang tersedia. Kode Pendidikan terakhir yang ditamatkan :

Kode 1 : Belum/tidak tamat SD/sederajat Kode 2 : SD/MI/sederajat

Kode 3 : SLTP/Mts/sederajat/kejuruan Kode 4 : SMA/MA/sederajat/kejuruan Kode 5 : Diploma l/ll

Kode 6 : Diploma III/SarjanaMuda Kode 7 : DIV/S1

Kode 8 : S2/S3

Kolom (7) Pekerjaan Utama

Isikan pekerjaan utama pekerja sosial masyarakat sesuai dengan kode yang tersedia Kode Pekerjaan Utama :

Kode 1 : PNS (bukan guru) Kode 2 : PNS Guru Kode 3 : Wiraswasta Kode 4 : Petani Kode 5 : Pedagang Kode 6 : Nelayan Kode 7 : Buruh Kode 8 : Purnawirawan/pensiunan Kode 9 : Jasa Kode 0 : Lainnya

Kolom (8) Kegiatan UKS

Kolom ini ditujukan untuk mengidentifikasi kegiatan UKS Pekerja Sosial Masyarakat (PSM). Beri tanda silang kode kegiatan yang dilakukan oleh PSM dalam rangka Usaha Kesejahteraan Sosial di wilayahnya.

Kode kegiatan UKS :

Kode 1 : Pendataan, pendekatan dan perencanaan Kode 2 : Seleksi motivasi calon klien

Kode 3 : Penyuluhan dan bimbingan sosial Kode 4 : Bantuan sosial dan pendampingan Kode 5 : Terminasi dan tindak lanjut

Kolom (9) Pelatihan

Kolom ini dimaksudkan untuk mengetahui jenis pelatihan yang pernah diikuti oleh PSM, baik pelatihan yang berkaitan dengan Kesejahteraan Sosial atau tidak. Untuk mengukur kemampuan dan pengalaman PSM tersebut.

(31)

Blok VI: Organisasi Sosial

Blok ini ditujukan untuk memperoleh jumlah dan informasi lengkap Organisasi Sosial yang ada di wilayah tersebut.

Kolom (1) s.d kolom (3): Nomor Urut, Nama Lengkap, dan Alamat

Isikan nomor urut, nama lengkap, dan alamat jelas Organisasi Sosial pada masing-masing kolom yang bersesuaian.

Kolom (4): Tahun Berdiri

Isikan tahun berdirinya Organisasi Sosial

Kolom (5) dan (6) : Status dan Tipologi

Isikan Status dan Tipologi dari organisasi sosial yang dimaksud sesuai dengan kode kolom (5) dan kolom (6)

Kolom (7) dan (8) : Jumlah Pengurus

Isikan jumlah pengurus Laki-laki pada kolom (7) dan jumlah pengurus perempuan pada kolom (8)

Kolom (9): Jumlah Anggota

Isikan jumlah anggota dari Organisasi Sosial yang dimaksud

Kolom (10) : Kegiatan Usaha Kesejahteraan Sosial

Isikan kegiatan usaha kesejahteraan sosial sesuai dengan kode kolom 10 Kode Kegiatan Usaha Kesejahteraan Sosial :

Kode 1 : Keagamaam

Kode 2 : Penyantunan PMKS (anak, lansia, cacat, dan KFM) Kode 3 : Pendidikan (olah raga dan kesenian)

Kode 4 : UEP (usaha ekonomi produktif) Kode 5 : Kesehatan

Kode 6 : Kematian Kode 7 : Lainnya

Blok V : Karang Taruna

Blok ini ditujukan untuk memperoleh jumlah dan informasi lengkap Karang Taruna (KT) yang ada di wilayah tersebut.

Kolom (1) s.d kolom (3): Nomor Urut, nama lengkap, dan Alamat

Isikan nomor urut, nama lengkap, dan alamat jelas Karang Taruna pada masing-masing kolom yang bersesuaian.

Kolom (4): Tahun berdiri

Isikan tahun berdirinya Karang Taruna tersebut.

Kolom (5): Klasifikasi

Isikan status dari Karang Taruna yang dimaksud. Status Karang Taruna dapat ditanyakan pada instansi/dinas sosial setempat.

(32)

Kode Status Karang Taruna Kode 1 : Tumbuh

Kode 2 : Berkembang Kode 3 : Maju

Kode 4 : Percontohan

Kolom (6) dan (7): Jumlah Pengurus

Isikan jumlah pengurus laki-laki dan perempuan pada kolom yang bersesuaian.

Kolom (8): Jumlah Anggota yang aktif

Isikan jumlah anggota yang saat ini masih aktif di Organisasi Sosial yang bersangkutan.

Kolom (9): Kegiatan

Beri tanda silang kode jawaban kegiatan yang dilakukan oleh organisasi sosial. Kode Kegiatan Organisasi Sosial :

Kode 1 : Penyantunan PMKS : Anak terlantar, Lansia Terlantar, Cacat, & KFM Kode 2 : Pendidikan (OR dan Kesenian)

Kode 3 : UEP (Usaha Ekonomi Produktif) Kode 4 : Kesehatan

Kode 5 : Kematian Kode 6 : Pendataan Kode 7 : Lainnya

Blok VI : Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WSBM)

Blok ini ditujukan untuk memperoleh jumlah dan informasi lengkap tentang WKSBM yang ada di wilayah tersebut.

Kolom (1) s.d kolom (3): No. Urut, Nama dan Alamat Sekretariat

Isikan no. urut, nama dan alamat sekretariat dengan jelas pada masing-masing kolom yang bersesuaian.

Kolom (4): Tahun Berdiri Jaringan.

Isikan tahun berdirinya jaringan tersebut.

Kolom (5): Unsur yang Bekerjasama.

Pilih kode jawaban, boleh lebih dari satu, dengan membubuhkan tanda silang pada kode yang dipilih.

Kode 1 : Karang Taruna Kode 2 : Orsos

Kode 3 : PSM

Kode 4 : Tokoh Masyarakat Kode 5 : Kelompok Masyarakat Kode 6 : Kelompok Pinggiran Kode 7 : Kelompok lainnya.

(33)

Kolom (6): Kegiatan yang Dikerjasamakan.

Pilih kode jawaban dengan membubuhkan tanda silang pada kode yang dipilih Kode 1 : Komunikasi informasi edukasi

Kode 2 : Peningkatan kemitraan (peningkatan sumber daya untuk kegiatan UKS) Kode 3 : Kegiatan lainnya

Blok VII: Dunia Usaha

Blok ini ditujukan untuk memperoleh jumlah dan informasi lengkap tentang dunia usaha yang melakukan UKS yang ada di wilayah tersebut.

Kolom (1) s.d kolom (3): No. Urut, Nama dan Alamat.

Isikan no. urut, nama dan alamat dengan jelas pada masing-masing kolom yang bersesuaian.

Kolom (4): Tahun Berdiri.

Isikan tahun berdirinya dunia usaha tersebut.

Kolom (5): Jenis UKS

Isikan jawaban dengan menulis kode yang terpilih. (Keterangan pada halaman sebelah bawah Blok VII) Kode 1 : Penyantunan Anak

Kode 2 : Penyantunan lanjut usia Kode 3 : Penyantunan fakir miskin Kode 4 : Penyantunan cacat Kode 5 : UEP

Kode 6 : Lainnya

Kolom (6): Pengorganisasian Kegiatan UKS.

Isikan jawaban dengan menuliskan kode ang terpilih. Kode 1 : Yayasan

Kode 2 : Bekerjasama dengan masyarakat

Kolom (7) s.d Kolom (9): Sasaran Pelayanan (orang).

Isikan jawaban sasaran pelayanan Dalam Perusahaan pada kolom (7), Masyarakat pada kolom (8) dan Jumlah pada kolom (9).

Kolom (10): Jaringan Kerja

Isikan jawaban dengan menulis kode pilihan pada bagian bawah Bolk VII (kode kolom 10). Kode 1 : Lembaga Pemerintah

Kode 2 : Lembaga Non Pemerintah Kode 3 : Perguruan Tinggi

Kode 4 : Instansi Riset Kode 5 : Industri Besar Kode 6 : Industri Menengah Kode 7 : Industri Kecil Kode 8 : Koperasi Kode 9 : Wiraswasta

(34)

Blok VIII: Keperintisan dan Kepahlawanan Kolom (1) s.d Kolom (2): No. Urut dan Nama.

Isikan no. urut dan nama yang jelas tentang Perintis Kemerdekaan atau Keluarga Pahlawan Nasional pada masing-masing kolom yang bersesuaian.

Kolom (3) s.d Kolom (7): Perintis Kemerdekaan (Janda/Duda) dan Keluarga Pahlawan Nasional (Suami/Istri/Anak).

Isikan tanda Ceklis (√) pada kolom yang tersedia. Kolom (3) s.d Kolom (7) sesuai dengan statusnya.

Kolom (8): Alamat

(35)

DEPARTEMEN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

INSTRUMEN PENDATAAN

PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS)

Formulir A I. PENGENALAN TEMPAT 1. Propinsi 2. Kabupaten / Kota *) 3. Kecamatan 4. Desa / Kelurahan *)

5. Status Daerah 1-Perkotaan 2-Pedesaan

6. Geografis Desa / Kelurahan *) 1-Pantai 2-Bukan pantai 7. RW / RT / Dusun / dll

8. Nomor Urut Keluarga 9. Nama Kepala Keluarga 10. Nama Responden 11. Jumlah Anggota Keluarga 12. Alamat & Nomor Telepon

II. KETERANGAN PETUGAS

`

PETUGAS PENDATA PENGAWAS

Nama Pendata Nama Pengawas

Tanggal Pendataan Tanggal Pemeriksaan

(36)

III. KETERANGAN ANGGOTA KELUARGA

Nomor Urut Anggota Keluarga

Nama Anggota Keluarga (Termasuk Kepala Keluarga)

Hubungan dengan Kepala Keluarga Jenis Kelamin Umur Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Status Perkawinan Status Pekerjaan Utama Seminggu yang Lalu Ketrampilan Utama yang Dimiliki

Balita (Umur 0 – 4 tahun)

Jika berumur 0-2 th, mendapat ASI/ Susu Pengganti 24 jam terakhir Mendapat Imunisasi sesuai usianya Memperoleh makanan 4 sehat seminggu yang lalu Jika sakit, dirawat/diobati secara medis (kode) Laki-laki - 1

Perempuan - 2 (tahun) (kode) (kode) (kode) (kode) YaTidak = 1= 2 TidakYa = 1= 2 YaTidak = 1= 2 YaTidak = 1= 2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Kode Kolom 3 : Kode Kolom 6: Kode Kolom 7 : Kode Kolom 8 : Kode Kolom 9 :

1. Kepala Keluarga 2. Isteri/suami 3. Anak 4. Menantu 6. Orangtua/mertua 7. Family lainnya 8. Pembantu Rumahtangga 1. Belum/Tidak Tamat SD/ Sederajat 2. SD/MI/Sederajat 3. SLTP/MTs/Sederajat 5. Diploma I/II 6. Diploma III/Sarjana Muda 7. Diploma IV/S1 1. Belum Kawin 2. Kawin 3. Cerai hidup 4. Cerai mati 1. Usaha sendiri 2. Usaha dengan buruh

tetap/tidak tetap 3. Buruh/ karyawan/Pegawai

5. Buruh tidak tetap non pertanian 6. Tidak bekerja 1. Menjahit 2. Kerajinan tangan 3. Sablon 4. Service alat 7. Montir/perbengkelan 8. Bidang pertanian/perikanan 9. Pertukangan

(37)

III. KETERANGAN ANGGOTA KELUARGA (LANJUTAN)

Nomor Urut Anggota Keluarga

Anak (umur 5 – 18 tahun) Anggota Keluarga yang Cacat Wanita Lanjut Usia

Mendapat imunisasi sesuai dengan usianya Memperoleh makanan 4 sehat seminggu yang lalu Mendapat pendidikan formal dasar 9 tahun sesuai usianya Jika sakit, dirawat/ diobati secara medis Cacat fisik (Cacat tulang, lumpuh, putus/ amputasi) Cacat mental (Perilaku tidak sesuai usia, eks psikotik) Cacat Mata (Buta, light perception low vision) Tuna rungu

wicara KecacatanPenyebab orangtua Menjadi tunggal dengan anak yang masih dalam tanggungan-nya Memperoleh makanan 4 sehat seminggu yang lalu Jika sakit, dirawat atau diobati secara medis Ada keluarga yang mau dan

mampu mengurus

Ya = 1

Tidak = 2 Tidak = 2Ya = 1 YaTidak = 2= 1 YaTidak = 2= 1 YaTidak = 2= 1 YaTidak = 2= 1 Tidak = 2Ya = 1 YaTidak = 2= 1 Kode YaTidak = 2= 1 YaTidak = 2= 1 YaTidak = 2= 1 YaTidak = 2= 1

1 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kode Kolom 22 : Penyebab Kecacatan :

(38)

IV. KONDISI KESEJAHTERAAN KELUARGA V. CATATAN

1. Status penguasaan bangunan tempat tinggal yang ditempati [1] Milik sendiri

[2] Kontrak / sewa [3] Bebas sewa[4] Dinas [5] Lainnya 2. a. Luas lantai bangunan tempat tinggal terluas

b. Luas lantai bangunan tempat tinggal terluas per kapita

... m2

[ 1 ] kurang dari 4 m2

[ 2 ] 4 m2 atau lebih

3. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terluas [1] Kayu berkualitas tinggi / Semen / keramik

[2] Kayu berkualitas rendah / Bambu [3] Tanah

4. Jenis atap bangunan tempat tinggal terluas [1] Beton

[2] Genteng [3] Sirap [4] Seng [5] Asbes[6] Ijuk, Rumbia [7] Lainnya

5. Jenis dinding bangunan tempat tinggal terluas [1] Kayu berkualitas tinggi / Tembok / plester

[2] Kayu berkualitas rendah / Tembok tanpa plester [3] Bambu / rumbia[4] lainnya

6. Fasilitas tempat buang air besar (jamban / kakus) [1] Miliki sendiri

[2] Milik bersama [3] Umum[4] Tidak punya

7. Tempat pembuangan akhir tinja

[1] Tangki septik [2] Bukan tangki septik

8. Sumber air minum [1] Air kemasan [2] Ledeng [3] Pompa

[4] Sumur terlindung

[5] Sumur tak terlindung

[6] Mata air terlindung

[7] Mata air tak terlindung [8] Air sungai

[ 9 ] Air hujan [10] Lainnya

9 Sumber penerangan utama

[1] Listrik (PLN / Non PLN) [2] Bukan Listrik

10. Apakah mempunyai tempat tersendiri untuk dapur

[1] YA [2] TIDAK

11. Jenis bahan bakar untuk memasak sehari-hari [1] Gas / listrik

[2] Minyak Tanah [3] Kayu / arang[4] Tidak Punya

12. Apakah keluarga pernah menerima Kredit Mikro/Menengah (UMKM) setahun yg lalu

[1] YA [2] TIDAK

13. Lapangan pekerjaan utama Kepala Keluarga

[1] Pertanian padi dan palawija [2] Perkebunan

[3] Peternakan

[7] Industri pengolahan [8] Listrik, gas dan air [9] Konstruksi bangunan

[12] Persewaan

(39)

DEPARTEMEN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

INSTRUMEN PENDATAAN

PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS)

Formulir B I. PENGENALAN TEMPAT 1. Propinsi 2. Kabupaten / Kota *) 3. Kecamatan 4. Desa / Kelurahan *) 5. Nama Lengkap Lembaga 6. Alamat Lengkap Lembaga 7. Nama Responden 8. Jabatan Responden

9. Cap Lembaga dan Tanda Tangan

II. KETERANGAN PETUGAS

`

PETUGAS PENDATA PENGAWAS

Tanggal Pendataan Tanggal Pemeriksaan

Nama Pendata Nama Pengawas

(40)

III. IDENTIFIKASI PMKS NO Nama Alamat ( Jl./RT/RW ) Jenis Kelamin (L) - 1 (P) - 2 Umur (Tahun) Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan (Kode) Pekerjaan Utama (Kode) Jenis PMKS (Kode) 1 2 3 4 5 6 7 8 Kode Kolom 6 :

Pendidikan tertinggi yang ditamatkan

1. Belum / Tidak Tamat SD / Sederajat 2. SD / MI / Sederajat

3. SLTP / MTs / Sederajat 4. SLTA / MA / Sederajat / Kejuruan 5. Diploma I / II

6. Dploma III / Sarjana Muda

Kode Kolom 7 :

Pekerjaan Utama

1. Usaha Sendiri

2. Usaha dengan buruh tetap / tidak tetap 3. Buruh / Karyawan / Pegawai Tetap 4. Buruh Tidak tetap Pertanian 5. Buruh Tidak Tetap Non Pertanian 6. Tidak Bekerja Kolom 8 : Jenis PMKS 1. Anak Nakal 2. Anak Jalanan 3. Tuna Susila 4. Gelandangan 5. Pengemis

6. Bekas Warga Binaan Lembaga

9. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) 10. Korban Bencana Alam 11. Korban Bencana Sosial 12. Komunitas Adat Terpencil 13. Pekerja Migran Bermasalah Sosial 14. Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis

(41)

DEPARTEMEN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

INSTRUMEN PENDATAAN

POTENSI DAN SUMBER KESEJAHTERAAN SOSIAL (PSKS)

Formulir C I. PENGENALAN TEMPAT 1. Propinsi 2. Kabupaten / Kota *) 3. Kecamatan 4. Desa / Kelurahan *)

5. Status Daerah Perkotaan – 1 Perdesaan – 2

6. Geografis Desa / Kelurahan Pantai – 1 Bukan pantai – 2

7. Nama Responden

II. KETERANGAN PETUGAS

`

PETUGAS PENDATA PENGAWAS

Tanggal Pendataan Tanggal Pemeriksaan

Nama Pendata Nama Pengawas

(42)

III. PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT (PSM) No Nama (Jl. /RT/RW)Alamat Jenis Kelamin (L) - 1 (P) - 2 Umur (Tahun) Pendidikan tertinggi yg ditamatkan (Kode) Pekerjaan Utama (Kode) Kegiatan Usaha Kesejahteraan Sosial (Kode) Pelatihan (checklist) Kesos Non Kesos

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Kode Kolom 6 :

Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan 1. Belum / Tidak Tamat SD / Sederajat 2. SD / MI / Sederajat Kode Kolom 7 : Pekerjaan Utama 1. PNS (bukan Guru) 2. PNS Guru 3. Wiraswasta 6. Nelayan 7. Buruh 8. Purnawirawan / Pensiunan Kode Kolom 8 :

Kegiatan Usaha Kesejahteraan Sosial 1. Pendataan, Pendekatan, dan Perencanaan 2. Seleksi Motivasi calon Klien

(43)

IV. ORGANISASI SOSIAL No Nama Alamat (Jl. /RT/RW) Tahun Berdiri Status (Kode) Tipologi (Kode) Jumlah Pengurus (L) (P) Jumlah Anggota Kegiatan Usaha Kesejahteraan Sosial (Kode) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 Kode Kolom 5 : Status : 1. Badan Hukum 2. Tidak Berbadan Hukum

Kode Kolom 6 : Tipologi : 1. Tipe A 2. Tipe B 3. Tipe C 4. Tipe D 5. Tipe E Kode Kolom 10 :

Kegiatan Usaha Kesejahteraan Sosial

1. Keagamaan

2. Penyantunan PMKS (anak, lansia, cacat, fm) 3. Pendidikan (Olah Raga & Kesenian)

4. UEP (Usaha Ekonomi Produktif) 5. Kesehatan

6. Kematian

7. Lainnya

V. KARANG TARUNA

No Nama Alamat Tahun Berdiri Klasifikasi

(Kode) Jumlah Pengurus L P Jumlah Anggota Kegiatan Usaha Kesejahteraan Sosial (Kode) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 Kode Kolom 5 : Klasifikasi: 1. Tumbuh 2. Berkembang Kode Kolom 9 :

Kegiatan Usaha Kesejahteraan Sosial

1. Penyantunan PMKS : Anak terlantar, lanjut usia terlantar, cacat, klg fakir miskin

(44)

VI. Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat

No Nama Alamat Sekretariat BerdiriTahun

jaringan

Unsur yang bekerjasama dikerjasamakanKegiatan yang (Kode) 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3

Kode Kolom 5 (bisa lebih dari satu):

Unsur yang bekerjasama :

1. Karang Taruna 2. Orsos 3. PSM 5. Kelompok Masyarakat 6. Kelompok pengajian Kode Kolom 6 :

Kegiatan yang dikerjasamakan :

1. Komunikasi informasi Edukasi (flu burung diatasi bersama-sama) 2. Peningkatan Kemitraan (peningkatan sumberdaya untuk kegiatan UKS) 3. Kegiatan lainnya

(45)

VII. DUNIA USAHA

No Nama Alamat Tahun Berdiri Jenis UKS

Pengorga-nisasian Kegiatan UKS (Kode) Sasaran Dalam Perusaha an- Masya-rakat jumlah Jaringan Kerja (Kode) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kode Kolom 5 :

(46)

VIII. KEPERINTISAN DAN KEPAHLAWANAN

No Nama JandaPerintis KemerdekaanDuda SuamiKeluarga Pahlawan NasionalIsteri Anak Alamat

(47)

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi ini diharapkan dapat membantu siswa dalam mempelajari materi Pendidikan Lingkungan Hidup tentang bencana alam dengan menonjolkan objek gambar, suara, animasi

Untuk meningkatkan produksi rumput laut di perairan pantai selatan Sulawesi Selatan dapat dilakukan melalui peningkatan bobot bibit antara 36,9 dan 100,0 g/rumpun, meng- gunakan

Hasil analisis ragam memperlihatkan bahwa perlakuan ransum komplit dengan kandungan protein berbeda tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap

Rekomendasi yang diberikan NALCO untuk pemakaian bahan kimia adalah sebanyak 1,7 ton NaOH hingga 4 ton, sehingga dapat dilihat bahwa hanya dengan pemakaian 1,7

Gejala Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah adanya nyeri di daerah diskus yang mengalami herniasasi didikuti dengan gejala pada daerah yang diinorvasi oleh radika spinalis yang

Peserta didik kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi dengan bahasa yang baik dan benar, istilah-istilah sains kurang tepat. 4 3 2 1 100 maksimum skor

Dari hasil pengolahan data didapatkan coverage area sistem jaringan sensor yang optimal menggunakan metode simulasi Algoritma Genetika.. Berdasarkan pemodelan jaringan sensor

Analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan arah aksial batang berpengaruh tidak nyata terhadap nilai keteguhan tekan sejajar serat (TSS) kayu pinus.. Hal ini